KOMPETENSIKEAHLIAN
MODUL
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.
Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,
Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Pusdiklat Industri
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
GLOSARIUM......................................................................................................................................v
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. DISKRIPSI JUDUL......................................................................................................................1
B. PRASYARAT................................................................................................................................1
D. TUJUAN....................................................................................................................................2
E. KOMPETENSI............................................................................................................................3
F. CEK KEMAMPUAN....................................................................................................................3
C. Rangkuman..........................................................................................................................11
B. Uraian Materi......................................................................................................................13
ii
C. Rangkuman..........................................................................................................................17
B. Uraian Materi......................................................................................................................18
C. Rangkuman..........................................................................................................................27
III. EVALUASI....................................................................................................................................29
IV. PENUTUP....................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................32
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi
yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu tertentu
dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan
iv
GLOSARIUM
P&ID ( Piping And Instrumentation Diagram ) ialah sebuah gambar teknik untuk
pemetaan pemipaan dan bagian kendali instrumentasi.
Layout ialah tata letak dari suatu elemen desain yang di tempatkan dalam sebuah bidang
menggunakan sebuah media yang sebelumnya sudah di konsep terlebih dahulu.
v
I. PENDAHULUAN
A. DISKRIPSI JUDUL
Menggambar dan merencanakan merupakan salah satu bentuk ajar yang dapat
digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek.
Dengan modul ini maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program
dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa didik.
B. PRASYARAT
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
2
2. Tujuan Akhir.
E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat merencakan
dan menggambar intrumentasi dan otomatisasi proses.
F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk melaksaakan pekerjaan
pengenalan proses produksi dalam plant, kapasitas produksi, dan lini produksi.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi
maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian untuk mendapatkan sertifikat, dan
tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul
berikutnya.
3
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Uraian Materi :
4
tersebut akan sangat membantu untuk merencanakan sebuah plant baru, sehingga
akan didapat plant baru yang sesuai dengan keinginan owner.
Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti
manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan sumber
daya alam (tanah, air, mineral, dan lain-lain) dikelola bersama-sama dalam suatu
system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien
dan aman. Klasifikasi Industri:
Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk
bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan
setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke
konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan,
penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods (transportasi)
Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan
menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan
pelayanan/jsa kepada konsumen.Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi,
rumah sakit, hotel, dan lain-lain.
5
Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Produksi
1. Penentuan Lokasi Fasilitas (Facilities Location)
Penetapan lokasi di mana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan.
2. Perancangan Fasilitas (Facilities Design)
Meliputi :
Pengaturan tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah
yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industry meskipun
untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas pabrik
yang sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang sama
sekali baru. Apabila pengaturan ini terrencana secara baik akan berpengaruh
terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industry.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja.
Secara spesifik tata letak fasilitas pabrik yang baik akan dapat memberikan manfaat-
manfaat dalam system produksi, yaitu sbb :
Suatu tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran
proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar
dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja
mesin lebih kecil.
Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban
dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan
departemen yang lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi
6
penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin
dengan mesin yang lain.
Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering
dipindahkan jika dinbandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun
peralatan produksi yang lain.
Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat
menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin
maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau
antara satu operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan
bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan
suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi,
sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.
8. Mengurangi kesimpang-siuran
7
diperhatikan benar-benar dan dipertimbangkan, terutama faktor-faktor yang penting,
seperti :
2. Product.
3. Peralatan/mesin-mesin (equipment).
4. Minimum movement.
Di dalam melakukan Plant layout ini ada beberapa tahapan yang akan dilalui,
yaitu:
b) Ukuran mesin: Bentuk dan ukuran mesin-mesin secara garis besar harus
jelas.
4. Methode Investigation. Dari hasil method study, layout suatu mesin, operator
dan alat-alat pembantu dapat digambarkan dan diskala. Ruang bergeraknya basil
produksi dan alat-alat transport dari dan ke mesin serta ruangan-ruangan untuk
gang-gang harus cukup lebar sehingga tidak menghalangi kegiatan
pengangkutan. Demikian pula harus dijaga jangan sampai ruangan-ruangan
banyak yang terbuang.
8
5. Daerah Mesin. Ruangan untuk maintenance harus ditambahkan pada ruangan
kerja mesin. Demikian pula dengan ruangan tempat basil pembongkaran akibat
perbaikan. Jadi ruangan yang dibutuhkan adalah untuk:- operasi- membawa
material work in process dan basil produksi ke dan dari mesin - bekas basil
penibongkaran.-- maintenance.
6. Machine Blok Plan. Pengaturan mesin sesuai dengan proses produksi terdiri
dari kumpulan mesin-mesin di dalarn bentuk machine blok plan. Kumpulan-
kumpuian mesin 'nni dapat terdiri dari mesin-mesin yang sejenis atau terdiri dari
suatu kelompok (group) mesin untuk suatu tahap produksi.
7. Shop Floor Lay-out. Di dalam menentukan layout dari machine blok perlu
ditinjau dari segi :
a. Flow of production
b. Pembagian gang
Gambar Instrumentasi dan Perpipaan dari suatu proses (yang terdiri dari perpipaan,
proses, pengukuran, pengendalian dan safety/keselamatan). Lebih mudah dari gambar
teknik (sedikit lebih fleksibel aturan penggambarannya). Bagian tidak terpisahkan dari
seluruh gambar untuk pabrik/industry. Bentuk gambar (2D, 3D berikut dengan data
base setiap komponen gambar/hubungan antar komponen/pipa).
9
Gambar 1.2 Bentuk 2D P&ID
10
C. Rangkuman
1. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti
manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan
sumber daya alam (tanah, air, mineral, dan lain-lain) dikelola bersama-sama
dalam suatu system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara
efektif, efisien dan aman
2. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik
pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi
dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja
2. Product.
3. Peralatan/mesin-mesin (equipment).
4. Minimum movement.
D. Tes Formatif 1:
3. Jelaskan yang dimaksud Machine Blok Plan pada proses plant layout !
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan layout dari machine blok
adalah ...
5. Jelaskan tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak
fasilitas pabrik !
1) Plant Inventory
2) Group Outline
3) Alat-alat pembantu
11
4) Methode Investigation
5) Daerah Mesin
2. Product.
3. Peralatan/mesin-mesin (equipment).
4. Minimum movement.
3. Machine Blok Plan yaitu pengaturan mesin sesuai dengan proses produksi
terdiri dari kumpulan mesin-mesin di dalarn bentuk machine blok plan.
Kumpulan-kumpuian mesin ini dapat terdiri dari mesin-mesin yang sejenis atau
terdiri dari suatu kelompok (group) mesin untuk suatu tahap produksi.
a) Flow of production
5. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik
adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja.
12
Kegiatan Pembelajaran 2 : Kapasitas Produksi
B. Uraian Materi
Menurut Heyzer & Render dalam bukunya yang disebut kapasitas adalah hasil
produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat
ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu
periode waktu tertentu. Jadi, dapat disimpulakan yang dimaksud kapasitas produksi
adalah hasil produksi yang dihasilkan oleh fasilitas produksi dalam suatu periode
tertentu.
Lalu setelah mengetahui apa itu kapasitas produksi mengapa seorang manajer perlu
melakukan perencanaan kapasitas?
Perlu diketahui dalam perencanaan kapasitas terdapat beberapa istilah yang harus
diperhatikan yaitu:
13
Kapasitas desain adalah output maksimum sistem secara teoritis pada suatu
periode waktu tertentu dengan kondisi yang ideal. Perhitungan kapasitas desain
dihitung oleh engginer yang melakukan perencanaan fasilitas produksi sesuai
permintaan dari manajer operasional. Kapasitas ini adalah kapasitas yang secara
perhitungan dapat diproduksi oleh fasilitas produksi tersebut.
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh sebuah
perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Seorang manajer
dapat menghitung perkiraan kapasitas produksi efektif yang mampu dihasilkan
oleh suatu fasilitas produksi.
3. Output actual
Output aktual adalah laju output yang dicapai secara aktual yang tidak dapat
melebihi kapasitas efektif. Output yang sebenarnya dihasilkan oleh suatu fasilitas
produksi.
4. Utilisasi
Utilisasi adalah persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah
dicapai. Dengan kata lain utilisasi adalah perbandingan output aktual dengan
kapasitas desain yang dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
5. Efisiensi
Efisiensi dalam hal kapasitas produksi yaitu persentase dari kapasitas efektif
yang sesungguhnya telah dicapai atau perbandingan output aktual dengan
kapasitas efektif yang dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
Rumus :
14
Gambar 2.1 P&ID Plant Proses Kapasitas 50.000 Ton/Tahun
Kegiatan pengukuran waktu dikatakan selesai bila semua data yang diperoleh
telah seragam dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan yang diinginkan. Selanjutnya adalah mengolah data untuk
menghitung waktu baku yang diperoleh dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Wn =Ws x p
Dimana:
p = faktor penyesuaian
Faktor ini diperhitungkan bila operator bekerja dengan tidak wajar, sehingga
hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan untuk mendapatkan waktu
penyelesaian pekerjaan yang normal.
Wb = Wn x (1 + a)
15
terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh operator.
Penyesuaian
Kelonggaran
Waktu normal suatu pekerjaan tidak terdiri atas kelonggaran. Suatu hal yang
tidak mungkin bahwa seseorang terus menerus bekerja seharian tanpa
gangguan. Operator mungkin mengambil waktu untuk kebutuhan pribadi,
untuk istirahat dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
Rasa fatique tercermin bila menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun
kualitas. Bila rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk
16
menghasilkan performace normalnya maka usaha yang dikeluarkan pekerja
lebih besar dari keadaan normal dan hal ini akan menambahkan rasa
fatique.
C. Rangkuman
D. Tes Formatif :
1. Menurut Heyzer & Render dalam bukunya yang disebut kapasitas adalah hasil
produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat
ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu
17
periode waktu tertentu.
B. Uraian Materi
1. Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi
pekerjaan yang bersifat membentuk atau mengubah bentuk benda kerja
2. Lini perakitan, merupakan lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi
perakitan yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan
menjadi benda assembly atau subassembly
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perencanaan lini produksi yang
baik sebagai berikut:
19
Bahan bacaan 2: Definisi Line Balancing
Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses
produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja operator
merata. Jadi dalam keseimbangan lini produksi kita dapat merancang bagaimana
seharusnya suatu lintasan produksi sehingga dapat tercapai keseimbangan beban
yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam menghasilkan produk. Istilah
keseimbangan lini (line balancing) atau biasa disebut keseimbangan lintasan adalah
suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang
saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu
yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Keseimbangan lini juga
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara
satu bagian dengan bagian lain didalam suatu proses produksi. Keterkaitan sejumlah
pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan
pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling
keterkaitan antara satu pekerjaan 16 dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam
suatu presedence diagram atau diagram pendahuluan.
Line balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang
dipergunakan untuk membuat produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya
terdiri dari sejumlah area kerja yang dinamakan stasiun kerja yang ditangani oleh
seorang operator atau lebih dan ada kemungkinan ditangani dengan menggunakan
bermacam-macam alat. Tujuan utama dalam penyusunan line balancing adalah
membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang di alokasikan pada tiap-tiap
stasiun kerja. Line balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan)
yang dipergunakan untuk membuat produk.
Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya terdiri dari sejumlah area kerja yang
dinamakan stasiun kerja yang ditangani oleh seorang operator atau lebih dan ada
kemungkinan ditangani dengan menggunakan bermacam-macam alat. Tujuan utama
dalam penyusunan line balancing adalah membentuk dan menyeimbangkan beban
kerja yang di alokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja.
Menurut Purnomo (2004), asembly line merupakan bagian dari lini produksi yang
berupa perakitan material dimana materialnya beragerak kontinyu dengan rata-rata
laju kedatangan material berdistribusi seragam melewati stasiun kerja dan bertujuan
merakit material menjadi sub asembly untuk kemudian menjadi sebuah produk jadi
atau dengan pengertian yang lain adalah sekelompok orang dan mesin yang
melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk. Dalam lini perakitan
terdapat dua masalah pokok yaitu penyeimbangan stasiun kerja dan penyeimbangan
lini perakitan agar dapat beroperasi secara kontinyu.
Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar
dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan
peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap
elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam
beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan
waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari
ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada
beberapa workstation. Menurut Gaspersz (1998), persyaratan umum yang harus
digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi adalah dengan
21
meminimumkan waktu menganggur (idle time) dan meminimumkan pula
keseimbangan waktu senggang (balance delay).
Selain itu dapat pula dikatakan bahwa line balancing sebagai suatu teknik untuk
menentukan product mix yang dapat dijalankan oleh suatu assembly line untuk
memberikan fairly consistent flow of work melalui assembly line itu pada tingkat yang
direncanakan.
Assembly line itu sendiri adalah suatu pendekatan yang menempatkan fabricated
parts secara bersama pada serangkaian workstations yang digunakan dalam
lingkungan repetitive manufacturing atau dengan pengertian yang lain adalah
sekelompok orang dan mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit
suatu produk. Sedangkan idle time adalah waktu dimana operator/sumber-sumber
daya seperti mesin, tidak menghasilkan produk karena: setup, perawatan
(maintenance), kekurangan material, kekurangan perawatan, atau tidak dijadwalkan.
Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar
dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan
peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap
elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam
beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan
waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari
ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada
beberapa workstation.
22
Gambar 3.2 Pembagian Lini Produksi
23
Syarat dalam pengelompokan stasiun kerja:
Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan
sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang
peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi, terutama dalam
pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Bila
pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di lintas
perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan mengakibatkan
lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadi penumpukkan material atau
produk setengah jadi di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan
produksinya.
24
Peralatan atau mesin sudah tua sehingga seringkali breakdown dan perlu diset-
up ulang
Metode kerja yang kurang baik
Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan:
Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja
sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah
terjadinya bottleneck.
Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan berlangsung secara kontinu Pada
usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang dikenal,
antara lain:
1. Penumpukan material
Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat.
Kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau
menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi
tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukkan material
akan mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan
pemborosan ruangan yang dipakai.
2. Pergerakan operator
Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat
daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari
satu operasi.
4. Perbaikan operasi
Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika
terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya dan
memerlukan waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu
menghasilkan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan
mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan.
6. Pengelompokkan operasi
Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang
sama nilainya bila diukur dengan waktu Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum
Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintas perakitan
minimum
Dengan demikian, kriteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan
lintas perakitan adalah :
Minimum waktu menganggur
Minimum keseimbangan waktu senggang
Selain itu ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi pada prinsipnya
ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk menyatakan
ukuran ketidakseimbangan suatu lintas produksi. Berdasarkan uraian diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan lintas perakitan didasarkan pada hubungan
antara:
26
C. Rangkuman
2. Line balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang
dipergunakan untuk membuat produk.
3. Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar
dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan
peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap
elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa
dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh
keseimbangan waktu kerja yang baik.
4. Assembly line itu sendiri adalah suatu pendekatan yang menempatkan fabricated
parts secara bersama pada serangkaian workstations yang digunakan dalam
lingkungan repetitive manufacturing.
D. Tes Formatif :
2.
28
III. EVALUASI
1) Plant Inventory
2) Group Outline
3) Alat-alat pembantu
4) Methode Investigation
5) Daerah Mesin
2. Menurut Heyzer & Render dalam bukunya yang disebut kapasitas adalah hasil
produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat
ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu
periode waktu tertentu.
29
3. Pada dasarnya perencanaan kapasitas di landasi oleh :
5. Menurut Gaspersz (1998), dapat pula dikatakan bahwa line balancing sebagai
suatu teknik untuk menentukan product mix yang dapat dijalankan oleh suatu
assembly line untuk memberikan fairly consistent flow of work melalui assembly
line itu pada tingkat yang direncanakan
6.
30
IV. PENUTUP
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://abi-blog.com/proses-sistem-instrumentasi/
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/layout-pabrik
https://www.slideshare.net/ndiennajaah/bagaimana-membuat-sebuah-pid
32