Disusun Oleh
Tim
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
CIMAHI
..
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
KATA PENGANTAR
Modul Sisipan Pemeliharaan sistem instrumentasi dan otomatisasi proses ini digunakan
sebagai panduan kegiatan belajar pemeliharaan sistem instrumentasi dan otomatisasi proses.
Modul ini dapat digunakan oleh peserta diklat Program Keahlian instrumentasi dan otomatisasi
proses yang ingin belajar teknik pemeliharaan peralatan dan mesin industri, setelah selesai
menyelesaikan modul pemeliharan komponen dasar yang merupakan modul panduan tingkat
dasar untuk belajar teknik pemeliharaan peralatan dan mesin industri.
Modul ini disusun berdasarkan rancangan teori dan praktek yang terdiri atas 1 kegiatan
belajar yang mencakup tentang jenis-jenis perawatan, perawatan yang direncanakan,
perawatan di industri dan perawatan preventif.
Modul ini disusun berdasarkan pola teori dan praktek. Untuk mempelajarinya peserta
diklat harus menempuh teori yang diberikan terlebih dahulu sebelum melakukan praktek. Untuk
mempermudah pola praktek yang akan dilakukan disediakan tabel, gambar, maupun data-data
yang lain sehingga Peserta Diklat akan mudah di dalam belajar modul teknik pemeliharaan
peralatan dasar.
Tim
Sekolah Menengah Kejuruan 1
Cimahi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
GLOSARIUM................................................................................................................................ v
I. PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Deskripsi............................................................................................................................ 1
B. Prasyarat........................................................................................................................... 1
2. Bagi Guru....................................................................................................................... 2
D. Tujuan Akhir................................................................................................................... 3
E. Kompetensi........................................................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan...............................................................................................................4
A. Tujuan................................................................................................................................ 6
B. Uraian Materi..................................................................................................................... 6
C. Rangkuman.................................................................................................................. 38
D. Tugas........................................................................................................................... 39
ii
E. Tes Formatif..................................................................................................................... 39
F. Kunci Jawaban................................................................................................................ 40
G. Lembar Kerja................................................................................................................ 40
III. EVALUASI....................................................................................................................... 44
PENUTUP.................................................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 51
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu tertentu dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan
iv
GLOSARIUM
Availability: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.
Facility Register : Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
kejadian-kejadian yang menyertainya.
v
Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau
bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
vi
I.PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Sisipan Pemeliharaan Sistem instrumentasi dan otomatisasi proses
membahas tentang Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang
penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di
pasaran. Modul disusun untuk membantu guru dan siswa meningkatkan kompetensinya,
terutama kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Modul tersebut digunakan
sebagai sumber belajar (learning resources) dalam kegiatan pembelajaran tatap muka.
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari didalam modul ini adalah yang
berkaitan dengan Pemeliharaan Preventif, yaitu bagaimana kita melakukan
pemeliharaan terhadap suatu komponen atau mesin. Disarankan modul ini digunakan
sebagai modul pemeliharaan dengan prosedur yang baik dan benar.
Manfaat kompetensi ini di dunia kerja pada umumnya dan di Industri instrumentasi,
antara lain;
Melatih kompetensi pemeliharaan peralatan dan mesin dengan baik dan benar
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Menjamin kualitas produk agar sesuai dengan permintaan.
B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah
menguasai kompetensi pemeliharaan peralatan dan mesin industri, atau bagi yang
sudah menguasai kompetensi pemeliharaan berkala serta perawatan peralatan terdapat
pada modul sebelumnya.
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Materi yang kurang jelas dapat ditanyakan pada guru
maupun instruktor yang mengampu kegiatan ini.
b) Kerjakanlah tugas-tugas yang diberikan pada setiap kegiatan belajar. Hal ini akan
menambah kedalaman peserta diklat padapenguasaan materi-materi yang
dibahas pada kegiatan belajar yang bersangkutan.
c) Kerjakan tes formatif dengan baik. Tes ini menunjukkan tingkat penguasaan
peserta diklat pada materi-materi yang dibahas dalam kegiatan belajar yang
bersangkutan.
d) Jangan berpindah pada kegiatan belajar berikutnya, jika penguasaan materi pada
kegiatan belajar sebelumnya masih belum dikuasai. Ulangi kegiatan belajar ini
dan bertanyalah hal-hal yang belum dikuasai kepada guru atau instruktor yang
mengampu.
Kerjakanlah tugas praktik yang terdapat dalam lembar kerja dengan baik.
Keberhasilan peserta diklat dalam mengerjakan tugas ini dapat dilihat dengan
kualitas pekerjaan yang memenuhi standar yang telah ditentukan. Jika hasil praktik
belum memenuhi standar dimaksud, ulangi tugas praktik yang bersangkutan sampai
didapatkan hasil praktik yang memenuhi.
2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
2
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu
jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan
rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini,
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengetahuan tentang pemeliharaan peralatan dan mesin industri.
2. Melakukan pemeliharaan peralatan dan mesin industri.
3. Melakukan pemeliharaan preventif.
4. Melakukan pemeliharaan berkala.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan tingkat dasar yang
diperlukan di dalam
3
Melakuka Melakukan Operasi Bekerja Mengetahui melakukan
n pemeliharaan Peralatan sesuai prinsip kerja
pemelihar dengan baik prosedur
aan dan benar , disiplin
preventif
Melakuka Melakukan Operasi Bekerja Mengetahui Melakukan
n pemeliharaan Mesin sesuai prinsip kerja
pemelihar dengan baik prosedur
aan dan benar , disiplin
Berkala
F. Cek Kemampuan
4
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
B. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1 JENIS JENIS PERAWATAN
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu
istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk
mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk
memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi
menjadi dua cara:
Bentuk-bentuk Perawatan
2. Perawatan Korektif
6
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa,
seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih
baik.
3. Perawatan Berjalan
4. Perawatan Prediktif
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan
atau kerusakan yang tidak terduga.
7
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru,
berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk
melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika
peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan
yang baru dan siap pakai.
8
14. Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in : Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
Strategi Perawatan
9
Bahan Bacaan 2 PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan
tingkat produksi. Tabel 1. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di
industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan
perawatan pada saat pabrik tidak beroperasi.
Perencanaan Perawatan
Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan
pertimbangan ke masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
10
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu
bentuk perawatan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat
membantu dalam melakukan pekerjaan.
11
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi
kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka
biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus
selalu tersedia.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah
penyediaannya bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat
khusus yang perlu ditentukan kebutuhannya.
g. Kebutuhan keahlian.
12
Sistem Organisasi Untuk Perencanaan Yang Efektif
Pada bagan dibawah ini diperlihatkan salah satu contoh hubungan fungsi
perencanaan yang diorganisasikan dalam struktur jenis perawatan
13
Estimasi Pekerjaan
Perencanaan perawatan diadakan untuk membuat jadwal kerja dan kontrol yang
dibutuhkan dalam menetapkan waktu yang diperlukan untuk melakukan kerja. Penilaian
waktu kerja dilakukan oleh seorang estimator. Penilaian dengan kwalitas tinggi akan
dihasilkan dari seorang estimator yang berpengalaman, berpengetahuan dan
berkemampuan dalam bidang estimasi.
Suatu metode estimasi yang terarah, disebut sistem data historis, dengan
memakai nilai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman masa lalu. Namun metode data
historis juga mempunyai kelemahan yaitu:
a. Nilai waktu rata-rata yang direfleksikan dari harga lama tidak seteliti waktu sekarang.
b. Metode yang berganti-ganti sulit membandingkannya.
c. Pekerjaan yang baru sulit ditaksir.
Standar waktu kerja bisa ditetapkan pada tiap fungsi perawatan dengan metode-
metode yang ada seperti metode “studi mengenai gerak dsb.
14
Tabel 1. adalah contoh lembaran data standar pekerjaan pemeliharaan.
15
4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu
tersedia bilaman diperlukan.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah daripada memperbaiki
kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.
2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat
terkontrol secara efektif.
3. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik
dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani
program perawatan.
16
Bahan Bacaan 3 PERAWATAN DI INDUSTRI
Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang
membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan
perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa
menganggu kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak
digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu
keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat
mesin tidak beroperasi.
Departemen Perawatan
Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik agar dapat
berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi tugas departemen
perawatan adalah memberikan pelayanan teknik yang dibutuhkan untuk keselamatan
pengoperasian pabrik.
Pada industri kecil, tugas perawatan dapat dilakukan oleh seorang operator yang
kemampuannya terbatas dalam menangani pekerjaan perawatan tertentu. Khusus untuk
tugas perawatan yang diluar kemampuannya dikerjakan oleh kontraktor.
17
Pada umumnya, tugas departemen perawatan dibagi dalam empat kelompok:
Cara Perawatan
18
A. Perawatan setelah terjadi kerusakan.
1. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah.
B. Perawatan Preventif.
19
3. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam.
Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak
normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan
untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti:
roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
20
2. Kategori mesin biasa.
b. Pelumasan.
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik.
Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang
diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap
setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya. Suatu contoh bagan untuk jadwal
perawatan preventif bisa dilihat pada gambar 1.
21
Gambar 4. Pencatatan Perawatan
22
banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku
cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku
cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber
penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif
yang dilaksanakan dengan baik.
Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada
mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin
yang akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan instruksi yang
ditujukan kepada para operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus
ditaati dengan sungguh-sungguh. Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa
ditangani oleh tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut.
Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk
mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti
dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan-kelainan
yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga perawatan agar
gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan
sampai menunda waktu.
23
Bahan Bacaan 4 PERAWATAN PREVENTIF
• Laporan kerusakan atau kegagalan yang terjadi dapat dinalisis, dan tindakan
perawatan korektif dapat dilakukan untuk menjamin agar tidak terulang kembali.
a. Order Inspeksi.
24
Gambar 5. Kartu order inspeksi
25
Pekerjaan rutin yang diperlukan dalam inspeksi perawatan preventif adalah
sebagai berikut:
1. Pada setiap awal bulan, order inspeksi ditarik dari arsipnya. Sejumlah unit dicatat
pada lembar kontrol sebagai pekerjaan inspeksi yang dijadwalkan. Setelah dicatat,
kartu kontrol tersebut dikirim ke departemen (lihat gambar 2).
3. Sejumlah order inspeksi unit yang dikembalikan bersama lembar pekerjaan dicek
penyelesaiannya pada lembar kontrol dan dicatat dalam kolom hasil pekerjaan.
Apabila semua pekerjaan telah selesai, maka lembaran-lembaran pekerjaan
diserahkan kembali ke bagian pencatatan.
4. Dari hasil catatan pada lembar kontrol tersebut kini dapat dipersiapkan untuk laporan
perawatan preventif setiap bulan. (gambar 3).
5. Lembar kontrol yang baru dimulai setiap bulan. Untuk lembar-lembar kontrol yang
tidak lengkap perlu diberi tanda agar tidak diproses sebagai pekerjaan inspeksi yang
terjadwal.
1. Setelah menerima order inspeksi dari bagian pencatatan perawatan preventif, kepala
departemen produksi menugaskan seorang stafnya untuk melakukan inspeksi yang
dibutuhkan oleh departemen perawatan.
26
Gambar 6. Contoh lembar inspeksi perawatan inspeksi.
27
4. Apabila pekerjaan inspeksi membutuhkan keahlian khusus, kemampuan teknis, maka
lembar pekerjaannya disiapkan oleh yang berwenang dan diajukan dengan order
inspeksi kepada perencana. Kemudian lembar pekerjaan ditangani melalui prosedur
seperti biasa. Setelah pekerjaan inspeksi dilakukan, kartu tersebut dikembalikan
kepada perencananya.
c. Laporan Kerusakan
28
Gambar 4, menunjukkan contoh laporan kerusakan yang dibuat pada lembar pekerjaan.
29
memuaskan', maka tindakan berikutnya perlu dilakukan pada perawatan korektif yang
dibutuhkan.
5. Setelah ditinjau kembali oleh bagian pencatatan perawatan preventif, laporan tersebut
diarsip untuk digunakan dalam penyusunan laporan bulanan.
d. Analisis Kerusakan
Analisis kerusakan ini disiapkan secara bulanan oleh bagian pencatatan
perawatan preventif. Laporan kerusakan adalah sebagai sumber yang mendasari dalam
mempersiapkan laporan ini. Salinan laporan masing-masing diserahkan kepada manajer
pabrik, manajer departemen produksi, manajer teknik dan perawatan, dan satu salinan
diberikan kepada Seksi Teknik Perawatan sebagai laporan bulanan inspeksi perawatan
preventif. Distribusi laporan ini dilakukan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya. Suatu
contoh laporan analisis kerusakan ditunjukkan oleh Gambar 7.
Dibagian bawah pada akhir halaman setiap laporan analisis kerusakan perlu
dicatat adanya waktu yang hilang atau 'kerugian waktu' dan 'kerugian produksi' total dari
masing-masing departemen. Kemudian dari setiap departemen tersebut dijumlahkan lagi
dengan keadaan pada bulan-bulan berikutnya, sehingga dapat diketahui total akumulatif
untuk selama satu tahun fiskal.
30
Ga
mbar 7. Contoh laporan analisis kerusakan.
31
2. PERAWATAN KOREKTIF
Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi
kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan
pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu
dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan
bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi.
Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
• merubah proses
• merancang kembali komponen yang gagal
• mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
• meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan
sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan
inspeksi.
• Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan
merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik,
terutama pada unit-unit khusus.
Perawatan korektif tidak dapat menghilangkan semua kerusakan, karena
bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang dipakai lambat laun akan rusak.
Namun demikian, dengan adanya tindakan perbaikan yang memadai akan dapat
membatasi terjadinya kerusakan.
Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan mengambil
tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab bersama dari bagian teknik,
produksi dan perawatan. Secara umum, pengelolaan dan pengkoordinasian untuk
penerapan program perawatan preventif adalah tanggung jawab manajer teknik dan
perawatan. Gambar 6, menunjukkan skema untuk prosedur perawatan korektif.
Urutan prosedur untuk pelaksanaan perawatan korektif adalah sebagai berikut:
• bagian pengoperasian membuat laporan kerusakan dengan deskripsi mengenai
perawatan korektif yang diperlukan.
32
Gambar 8. Skema prosedur perawatan korektif.
33
kerusakan. Sementara itu, aspek dari perawatan korektif perlu mendapat perhatian dari
bagian teknik dan perawatan.
• Laporan kerusakan diarsip oleh departemen untuk dikonsultasikan dengan manajer
departemen secara khusus.
• Setelah perencanaan dan penjadwalannya disetujui bersama oleh perencana dan
manajer departemen, kemudian langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan
pelaksanan perawatan korektif yang mencakup persiapan lembar kerja yang
diperlukan, dan apabila dibutuhkan menentukan pula prioritas tugas pada pekerjaan.
• Pada akhir bulan, laporan analisis kerusakan bulanan harus dibuat dan didistribusikan
sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.
34
4. Peninjauan untuk jaminan order pekerjaan perbaikan dan pengaturan kembali
mengenai prioritas kerja yang diutamakan.
5. Peninjauan terhadap alternatif apa yang didahulukan atau dijadwalkan terlebih
dahulu, 'penggantian' atau 'pembongkaran'.
b. Tinjauan Laporan
Tinjauan laporan ini termasuk kegiatan pokok dalam inspeksi perawatan preventif
bulanan. Laporan ini perlu disiapkan seefektif mungkin, karena merupakan alat
manajemen dalam mengungkapkan pelaksanaan program perawatan. Berikut ini adalah
beberapa hal yang perlu ditinjau dalam laporan bulanan.
1. Banyaknya inspeksi yang tidak sesuai.
Apabila ada beberapa pekerjaan inspeksi yang tidak selesai, ini menunjukkan
kurangnya prioritas yang diberikan pada perawatan preventif. Dalam keadaan ini
diperlukan bantuan dari departemen perawatan untuk pelaksanaan inspeksinya,
terutama pada unit-unit yang tidak terawasi. Menurut ketentuan, banyaknya inspeksi
yang tidak terselesaikan ini maksimum hanya diperbolehkan 10 persen dari inspeksi
yang telah dijadwalkan.
2. Banyaknya pekerjaan yang berhasil.
Selama peran inspeksi sebagai kekuatan dalam program perawatan preventif, maka
banyaknya pekerjaan inspeksi yang dapat diselesaikan menunjukkan keberhasilan
inspeksi yang dilakukan. Pada umumnya, melalui inspeksi ini dapat dicapai hasil kerja
antara sekitar 20 sampai 30 persen dari banyaknya pekerjaan yang harus diinspeksi,
dan hal ini disebut sebagai faktor 'R'. Apabila frekuensi yang dilakukan itu tepat, maka
faktor 'R' yang terjadi pada program perawatan tersebut cukup konstan dan baik
hasilnya. Kalau terjadi ketidaktepatan (fluktuasi) secara drastis pada hasil pekerjaan,
maka perlu diadakan penelitian untuk mencari penyebabnya. Pekerjaan inspeksi ini
harus diselesaikan dalam bulan yang sedang berlangsung.
3. Pekerjaan yang tidak selesai.
Seharusnya jangan sampai terjadi adanya pekerjaan yang tidak selesai setiap
bulannya. Kalaupun ada, maka kejadian tersebut dapat diatasi dengan cara sebagai
berikut:
• Pekerjaan perbaikan harus dilaporkan paling lambat pada bulan penyelesaiannya.
35
• Apabila hasil pekerjaan yang segera dilaporkan masih belum selesai sampai akhir
bulan, maka dapat diatasi dengan meningkatkan program perencanaan dan
penjadwalannya.
4. Banyaknya kemacetan.
Kelebihan waktu terjadinya kemacetan ini harus dikurangi. Apabila terjadi pertambahan
waktu, maka harus segera dilakukan pemeriksaan. Walaupun jumlah kerusakan yang
terjadi sangat kecil, kondisi ini tetap perlu dilaporkan.
c. Evaluasi Analitis
Metode yang efektif dalam mengevaluasi perawatan preventif adalah dengan
pendekatan secara analitis. Pada dasarnya evaluasi ini melibatkan hubungan rangkaian
inspeksi yang diselesaikan, banyaknya hasil pekerjaan, dan banyaknya kerusakan.
Dalam mengevaluasi program perawatan preventif, dapat menggunakan dua rumus
berikut ini:
36
Efektivitas perencanaan dapat direfleksikan dalam kemampuan jadwal
berdasarkan perkiraan kebutuhan pekerjaan yang disusun menurut ramalan mingguan.
Apabila presentase kemampuan ini digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan
cendrung menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan. Kecendrungan ini dapat
meningkat atau bisa stabil di atas 80%. Kalau tidak, maka penelitian harus dilakukan
untuk mencari adanya pengaruh yang dapat menghambat jadwal operasi.
C. Rangkuman
37
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu
untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan
perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
D. Tugas
Berlatihlah untuk mengenal proses pemeliharaan, dan membuat catatan pengisian
pemeliharaan berkala.
E. Tes Formatif
1. Secara umum, diitinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan dibagi
menjadi 2 cara yaitu ?
2. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) adalah ?
3. Perawatan Korektif adalah ?
4. Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya adalah ?
5. Overhaul adalah ?
6. Pengawasan pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan pelayanan khusus
adalah ?
7. Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu ?
8. Perbaikana dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan.
Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain karena ?
9. Tujuan dari perawatan preventif adalah ?
10. Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah ?
38
F. Kunci Jawaban
1. Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi
menjadi dua cara:
G. Lembar Kerja
Lembar kerja 1 ini terdiri dari 1 jenis pekerjaan yaitu mengenal jenis jenis perawatan.
Kerjakanlah tugas ini dengan baik. Jika pada pengenalan jenis jenis perawatan ini
peserta didik belum memenuhi standar minimal kompetensi, peserta diklat tidak
39
diperkenankan untuk mengerjakan lembar kerja selanjutnya. Jika kompetensi yang diraih
sudah memenuhi syarat kompetensi minimal, maka peserta didik dapat melanjutkan
pekerjaan pada Lembar Kerja 2.
LK – 2.1
1) Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
memuatkan jenis jenis perawatan? Sebutkan!
..............................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2) Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini?Jelaskan!
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................
3) Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
..............................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4) Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara dalam mempelajari materi
pembelajaran ini? Jelaskan!
..............................................................................................................................................
..................................................................................................................................
40
LK – 2.2
TUGAS PRAKTIK:
KESELAMATAN KERJA:
1. Pakailah perlengkapan keselamatan kerja seperti apron, sarung tangan,
helm, dan
2. tutup sepatu sewaktu memuat.
3. Periksalah bahwa tidak terjadi kerusakan pada mesin.
4. Pakailah tang penjepit untuk memegang benda kerja.
LANGKAH KERJA:
1. Dengan menyelesaikan LK-01 saudara telah memahami cara perawatan
preventif. Kegiatan tersebut harus mengikuti POS (Prosedur Operasinal
Standar) yang berlaku.
41
ILUSTRASI
42
III. EVALUASI
Uji Kompetensi
b. Rubrik Penilaian
Peserta didik memperoleh skor:
4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
IndikatorPenilaianSikap:
Disiplin
1) Tertib mengikuti instruksi
2) Mengerjakan tugas tepat waktu
3) Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
4) Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
1) Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
2) Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
3) Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
4) Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
43
Tanggung Jawab
1) Pelaksanaan tugas piket secara teratur
2) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3) Mengajukan usul pemecahan masalah
4) Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
Santun
1) Berinteraksi dengan teman secara ramah
2) Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
3) Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
4) Berperilaku sopan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.
44
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal JenisSoal
3.Peserta dapat
menjelaskan
pemeliharaan
preventif sesuai
prosedur
4.Peserta dapat
menerapkan cara
pemeliharaan
dengan perawatan
preventif sesuai SOP
5.Peserta dapat
menyiapkan
kebutuhan peralatan
pemeliharaan
preventif sesuai
spesifikasi
Perolehan skor peserta didik untuk setiap nomor soal, sebagai berikut:
a. Menerapkan prosedur
1. Jika jawaban meliputi 4 opsi dengan benar skor 4
2. Jika jawaban melliputi 3 opsi dengan benar skor 3
3. Jika jawaban hanya meliputi 2 opsi dengan benar skor 2
4. Jika hanya menjawab 1 opsi dengan benar skor1
45
b. memilih peralatan
1. Jika jawaban meliputi 4 opsi dengan benar skor 4
2. Jika jawaban melliputi 3 opsi dengan benar skor 3
3. Jika jawaban hnya meliputi 2 opsi dengan benar skor 2
4. Jika hanya menjawab 1 opsi dengan benar skor1
c. menjelaskan pemeliharaan
1. Jika jawaban meliputi 4 opsi dengan benar skor 4
2. Jika jawaban melliputi 3 opsi dengan benar skor 3
3. Jika jawaban nya meliputi 2 opsi dengan benar skor 2
4. Jika hanya menjawab 1 opsi dengan benar skor1
46
Menyiapkan Melakukan
peralatan pemeliharaan Nilai
No. Nama Siswa/Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
Rubrik Penilaian:
Peserta didik mendapat skor:
4 = jika empat indikator dilakukan.
3 = jika tiga indikator dilakukan.
2 = jika dua indikator dilakukan.
1 = jika satu indikator dilakukan.
Indikator penilaian keterampilan
a) Menyiapkan peralatan
1) Pemilihan alat dan bahan sesuai LKS.
2) Membuat produk sesuai contoh.
3) Perakitan dilakukan dengan rapih dan kokoh.
4) Selama bekerja selalu menerapkan K3.
b) Melakukan pemeliharaan
1) menyiapkan peralatan uji sesuai LK.
2) Melakukan pemeliharaan sesuai contoh.
3) Pelaksanaan dilakukan dengan rapih dan kokoh.
4) Selama bekerja selalu menerapkan K3.
47
pencapaian kompetensi) yang
dinilai
48
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal berarti telah menguasai
kompetensi lanjut teknik pemeliharaan peralatan dan mesin insdustri dan berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi teknik pemeliharaan peralatan dan mesin industri. Sebaliknya apabila tidak
lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul berikutnya.
49
DAFTAR PUSTAKA
50