Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam


Dosen Pengampu: Moh. Anwar, M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Riska Wahyuningtias T20183135


Risa Dwi Anggraini T20183137
Nur Hasanah T20183138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas berkat taufik
dan hidayahnya, makalah dengan judul, “Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam”dapat tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam.Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu
memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan.Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Amin

Jember, 29 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam...................
B. Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam....................................
C. Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam..............................
D. Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam..........................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
Kesimpulan ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, tidak boleh dikerjakan
secara asal-asalan. Arah pekerjaan yang jelas dan landasan yang mantab serta cara-cara
mendapatkannya yang transparan akan menjadikan amal perbuatan yang mendapatkan
ridlo dan hidayah dari Allah swt. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.
Sesuai dengan prinsip itu, maka manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran
Islam.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan Islam akan
sangat bergantung kepada manajemen yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan
Islam (sekolah Islam) yang bersangkutan. Manajemen tersebut akan efektif dan efisien
apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah Islam tersebut, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen tenaga kependidikan yang handal, sarana-
prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup
untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi.
Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah Islam tersebut
kurang optimal.
Sementara itu salah satu elemen keberhasilan pendidikan islam ialah peserta didik
atau boleh dikatakan sebagai murid. Murid merupakan input dalam suatu lembaga
pendidikan. Sedangkan keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat atau dipandang
melalui output yang dihasilkan. Output yang mempunyai mutu atau kualitas yang tinggi
tidak mungkin kalau dihasilkan dengan input yang rendah. Output yang tinggi biasanya
dihasilkan melalui input yang tinggi pula. Maka dari itu suatu sekolah islam yang ingin
meningkatkan kualitas pendidikannya harus meningkatkan kualitas inputnya dahulu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh Rumusan Masal sebagai berikut:
1. Apa Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
2. Bagaimana Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
3. Bagaiaman Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
4. Bagaimana Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam itu?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas diperoleh Tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga
Pendidikan Islam
2. Untuk mendeskripsikan Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam
3. Untuk mendeskripsikan Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam
4. Untuk mendeskripsikan Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam

Manajemen peserta didik merupakan connecting word dan tem manajemen ,


dan peserta didik. Manajemen sendiri diartikan bermacam-macam sesuai dengan
sudut pandang para ahlinya. Secara etimologis, tem manajemen merupakan
terjemahan dari kata management. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua
kegiatan yakni, kegiatan pikir dan kegiatan tindak laku. 1 Manajemen menurut istilah
adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai
secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain.

Dalam Encylopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah


proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan tertentu yang diselenggarakan
dan diawasi. Sedangkan G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proes
khas yang terdiri atas tindakan-tindkan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukn melalui pemanfaatan sumber daya manusia dari sumber daya lainnya.2

Dari beberapa definisi manajemen yang sudah dikemukakan di atas dapat


disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk mengtur,
mengoordinasikan, aktivitas kerja dengan cara memanfaatkan orang lain untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Peserta didik adalah orang / individu yang
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya

1
Ali Imron,” Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, ( Jakarta :Bumi Aksara, 2011), hal 4.
2
Saefullah, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal 2-3
agar tumbuh dan berkembang dengn baik serta mempunyai kepuasan dalam
menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada


pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan diluar kelas. Manajemen
peserta didik juga bisa diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan merupakan salah satu bidang
operasional Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manjemen kesiswaan bertujuan
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancer, tertib dan teratur, serta
mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang
manajemen keiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan,
yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingn dan
pembinan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut Sutisna menjabarkan
tanggung jawab kepala sekolah dalam mengolah bidang kesiswaan berkaitan
denganhal-hal berikut:

a. Kehadiran murid di sekolah dan masalah yang berhubungan dengan itu.


b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid ke kelas dan program
studi.
c. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
d. Program supervise bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran,
perbaikan dan pengajaran luar biasa.
e. Pengendalian disiplin murid.
f. Program bimbingan dan penyuluhan.
g. Program kesehatan dan keamanan.
h. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional.
Penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan
penentuan daya tamping sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu
dengan mengurangi daya tamping dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau
mengulang. Kgegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia
pnerimaan siswa baru (PSB) atau penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan
ini kepala sekolah membentuk panitia atau menunujuk beberapa orang guru untuk
bertanggung jawab dalam tugas tersebut setelah para siswa diterima lalu
dilakukan pengelompokkan dan orientasi sehingga secara fisik, mental dan
emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendiikan(sekolah) lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Secara
umum manajemen peserta didik berfungsi sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin dari berbagai segi, baik segi
individualitasnya, sosoial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya.
Untuk mencapai suatu hal, kita haruslah mengetahui dan menggunakan
pendekatan yang tepat. Dalam manajemen peserta didik pun seperti itu, harus
menggunakan pendekatan atau cara pandang yang tepat agar apa yang diharapkan
dari kegiatan manajemen peserta didik terlaksana dengan baik. Terdapat dua
pendekatan tersebut diantaranya adalah :
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitaif ini lebih menitikberatkan pada segi
administrative dan biokratis lembaga pendidikan, dimana peserta
didik diharapakan memenuhi segala tuntutan dan harapan lembga
pendidikan maka akan menjadikan peserta didik yang berjiwa
matang dan tercapai segala harapannya.
Secara operasional, pendekatan kuantitatif mengharuskan:
a. Peserta didik memiliki kehadiran yang mutlak di
sekolah.
b. Pihak sekolah akan memperketat presensi.
c. Peserta didik dituntut kea rah disiplin yang tinggi.
d. Tugas harus diselesaikan tepat waktu.
2. Pendekatan Kualitatif
Kata kualitatif dalam KBBI berarti berdasarkan mutu. Sementara
dalam pendidikan manajemen peserta didik berarti “menitikbertkan
pada kesejahteraan peserta didik, segan asumsi bahwa jika peserta
didik senang dan sejahtera, maka mereka akan belajar dengan baik
dan merasa senang untuk menegembangkan diri di sekolah. Pada
dasarnya pendekatan ini menenkankan pada perlunya lingkunhan
yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri peserta
didik secara operasional.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan
pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial
emosionl, di samping keterampiln-keterampilan lain. Sekolah tidak
hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan,
tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang
bermasalah, baik dlam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesui dengan potensi
masing-masing. Untuk kepenetingan tersebut, diperlukan data yang
lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah diperlukan
pencatatatan dan keterlaksanaan kesiswaan dalam bentuk buku
induk, buku kleper, buku laporn keadaan siswa, buku presensi
siswa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan
sebagainya.3
B. Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam
1. Penerimaan peserta didik baru

Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu


sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas
suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan
sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena
penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang ringan. Maka menjelangtahun
ajaran baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai. Untuk itu
3
Cucun Sunaengsih, “ Pengelola Pendidikan”, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017), hal 131-133
penunjukan panitia penerimaan peserta didik baru baru telah dilakukan oleh kepala
sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya
tidak tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya telah selesai. Tugas panitia
penerimaan:

a. Menentukan banyak peserta didik yang diterima. Biasanya peserta didik baru
diterima hanya untuk kelas 1. Akan tetapi, apabila masih ada tempat untuk kelas-
kelas lain atau karena perluasan, dapat juga diterima untuk peserta didik baru di
kelas 2 dan 3. Penentuan banyak peserta didik yang diterima tergantung dari daya
tampung untuk tahun tersebut. Rumus untuk daya tampung adalah:
Dt : daya tamping
B : banyak bangku yang ada
M : muatan bangku
TK : banyak peserta didik yang tinggal kelas
b. Mementukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Syarat-syarat tersebut
antara lain:
1) Umur sesuai dengan tingkat sekolah
 TK tingkat A umur 3 – 4 tahun
 TK tingkat B umur 4 – 5 tahun
 TK tingkat C umur 5 – 6 tahun
 Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun. Jika masih ada tempat,
urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11
tahun, 12 tahun, 16 tahun.
 SLTP umur 11 – 17 tahun
 SMU/SMK umur 14 – 17 tahun
2) Salinan surat tanda tamat belajar
3) Salinan rapor kelas tertinggi
4) Mengisi formulir yang disediakan
5) Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatanf.
Membayar uang pendaftaran
c. Melaksanakan Penyaringan
Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain,
kegiatan penyaringan bukanlah yang penting karena:
 Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan
 Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu
 Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebihrendah belum menjamin
bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.
 Penyaringan peserta didik baru didasarkan pada:
- Atas pertimbangan target
- Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah
diterapkan
d. Mengadakan pengumuman penerimaan
e. Mendaftar kembali calon yang sudah di terima
Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah. Kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab pokok dalam penyesuaian permulaan peserta didik
baru kepada situasi sekolah yang baru bagi mereka. Orientasi ini diperlukan pada
dua saat yaitu sebagai berikut:
1. Bila peserta didik meninggalkan sekolah dasar danmemasuki sekolah
menengah tingkat pertama.
2. Bila peserta didik melanjutkan pelajaran dari sekolah menengah tingkat
pertama ke sekolah menengah tingkat atas
Pada kedua waktu ini kepala sekolah harus memperhatikan penyesuaian
peserta didik kepada lingkungan baru (fasilitas, guru, program pendidikan,dan tata
tertib di sekolahnya). Transisi dari sekolah dasar yang mempunyai jenis program
pendidikan yang mandiri kepada sistem yang menyerupai departementalisasi
seperti terdapat di sekolah menengah adalah terutama sulit. Usaha untuk
memecahkan transisi ini menghasilkan terbentuknya guru atau wali kelas yang
akan turut merasakan dan memahami kesulitan-kesulitan peserta didik dan yang
akan memberikan perhatian khusus yang diperlukan oleh peserta didik.
Prosedur lain yang banyak dipakai ialah suatu program khusus yang
disediakan bagi peserta didik baru berisi orientasi pendek tentang lingkungan baru
yang mereka masuki. Program orientasi ini juga dibutuhkan oleh peserta didik
pindahan dari sekolah lain yang tiba di sekolah padasetiap waktu selama tahun
ajaran.
Satu cara untuk memberikan semua peserta didik orientasi tentang sejarah
dan kebijaksanaan sekolahialah buku petunjuk peserta didik. Buku ini dipakai
sebagai alat orientasi dan menyediakan informasi yang berguna yang diperlukan
oleh semua peserta didik selama tahun pelajaraan. Ini juga dapat dipakai oleh
orang tua dan masyarakat yang ingin mengetahui fakta-fakta fundamental tertentu
tentang sekolah.
Satu fungsi yang sangat penting dari buku petunjuk peserta didik ialah
untuk menjelaskan kebijaksanaan yang telah ditetapkan untuk mengawasi dengan
efektif ke seluruh program sekolah. 4 Kebijaksanaan ini biasanya dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan dan menjadi bagian dari tradisi sekolah.
Ia hendaknya ditulis dan dijelaskan kepada peserta didik dan orang tua dua-
duanya. Buku petunjuk peserta didikitu dapat berisi keterangan tentang beberapa
bidang kebijaksanaan sekolah yang berikut : pakaian yang layak di sekolah, waktu
tiba di sekolah, prosedur untuk memperoleh izin tidak masuk sekolah, prosedur
tak hadir dan kelambatan,tempat sepeda, pelayanan kesehatan sekolah, pemakaian
tilpon, waktu menerima tamu, pemeliharaan barang-barang milik sekolah,
perilaku peserta didik, hari-hari libur sekolah, dan lain-lain.
Selain mengenai kebijaksanaan sekolah, keterangan lain yang bermanfaat
bagi peserta didik hendaknyajuga diberikan. Yang sering dijumpai dalam buku
petunjuk peserta didik ialah mengenai hal-hal berikut:
a. Sejarah singkat sekolah
b. Tujuan-tujuan sekolah
c. Syarat-syarat untuk memperoleh ijazah sekolah
d. Biaya sekolah dan biaya lain yang menjadi tanggungan peserta
didik/orang tua
e. Kalender peristiwa-peristiwa sekolah
f. Jadwal pelajaran
g. Deskripsi tentang mata-mata pelajaran

4
Mulyasa, ”Manajemen Berbasis Sekolah”, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2002), hal 99-100
h. Organisasi peserta didik
i. Pelayanan pemeriksan badan dan pengobatan
j. Klub-klub hobi
k. Program kegiatan di waktu libur
l. Nama dan alamat staf pengajar

2. Pencatatan Peserta didik


Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses
selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik
tersebut dalam catatan-catatan sekolah. Catatan-catatan sekolah anatara lain :
a. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
1) Buku induk, yaitu yang digunakan untuk mencatat data semua anak yan
pernah dan sedangmengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku
induk meliputi nomor urut, nomor induk (sesuai tanggal mendaftar) nama,
jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaaan orang tua,alamat
orang tua/ wali, tanggal keluar atau meninggalkan sekolah dan kolom
keterangan.
2) Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang ditulis menurut abjad
dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data dari buku induk.
Hal-hal yang dimuat dalam buku klapper adalah nomor induk, nama, nama
orang tua/ wali, alamat orang tua/ wali. Penentuan nama dan alamatorang
tua/ wali adalah untuk membantu petugas jika ternyata ada nama anak yang
sama.
3) Catatan-catatan sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya
diperlukan bagi peserta didik saja tetapi juga untuk guru dan karyawan lain.
Tata tertib peserta didik adalah suatu peraturan untuk mengatur sikap anak-
anak di dalam satu sekolah (departemen kpendidikan dan kebudayaan).
Fungsi tata tertib bersifat ganda. Pertama untuk anak-anak itu sendiri agar
secara individual sikapnyaa baik. Kedua, mengatur agar pergaulan di
sekolah itu teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat semaunya
sendiri sehingga tidak kekacauan di sekolah.
b. Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah. Catatan-catatan untuk masing-
masing kelas meliputi :
1. Buku kelas (cuplikan buku induk)
2. Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung
presentasi absensinya
3. Buku-buku lain mengenai catatan prestasi belajardan bimbingan penyuluhan.
Pencatatan Bimbingan Dan Penyuluhan Peserta didik5
Saat ini hampir semua kelas menengah telah memilikitenaga yang
bertugas melaksanakan bimbingan danpenyuluhan, karena telah disadari
peranannya dalammenunjang dalam keberhasilan belajar peserta
didik.Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada
peserta didik dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada peserta
didik tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin. Penyuluhan adalah
interaksi antarpribadi pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan
masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan. Istilah lain dari
penyuluhan adalah konseling.

Ada empat jenis bimbingan di sekolah:

1. Bimbingan belajarBertujuan membantu mengenal, memahami cara


belajar yang efisien dan efektif, tertib dan disiplin belajar baik secara
mandiri maupun kelompok dsb.
2. Bimbingan pribadiBertujuan membantu peserta didik mengenal,
menemukan pribadi yang beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha
esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi, menghargai
keunikan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.
3. Bimbingan karir/ bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh
kesempatan kerjaDitujukan untuk mengenal untuk memahami dan
mengembangkan potensi diri dalam mempersiapkan masa depan.
4. Bimbingan sosialBertujuan membantu peserta didik memahami diri
kaitannya dengan lingkungan social dan sekitarnya.

5
Ali Imron, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Malang: Sinar Grafika, 2011), hal 37-38
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan
pelayanan yaitu:
 Layanan orientasi
 Layanan informasi
 Layanan penempatan dan penyaluran
 Layanan pembelajaran
 Layanan konseling perorangan
 Layanan bimbingan kelompok
 Layanan konseling kelompok
3. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah
untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan.
Beberapa catatan prestasi belajar adalah :
1. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara
langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar
nilai ditangani oleh guru yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan
memuat nilaisemua peserta didik yang diajar oleh seorang guru jika guru
tersebut mengajar satu macam bidang studi.
2. Buku leggier (buku kumpulan nilai), Jika dalam buku daftar nilai hanya
terdapat satu nilai untuk bidang studi, maka dalam leggier akan dapat
dilihatsemua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan sekolah tersebut
untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya terdapat 2
macam legier yaitu :
a. Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua
pelajaran untuk satu periode tertentu dan untuk satu kelas tertentu.
b. Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di
himpun untuk seluruh sekolah
3. Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik
selama peserta didik tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Oleh karena
itu, paling sedikit banyaknya lembaran rapport sama dengan banyaknua
tingkatan di suatu sekolah. Fungsi dan kegunaan rapport adalah sebagai hasil
kerja sekolah kepada orang tua atau wali peserta didik karena sekolah
merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau waliuntuk
mendidik anaknya. Raport tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang
berupa kepandaian saja. Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran,
kepemimpinan, keberhasilan danaspek-aspek pribadi yang lain. Secara umum
petunjuk pengisian rapport sebagai berikut :
a. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapport ini,
misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya
b. Kotak pertama: berisi nomor, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai
(angka dan huruf) serta catatan guru.
c. Kotak kedua: perilaku.
d. Kotak ketiga: pengembangan diri.
e. Sensus Sekolah
Di negara-negara yang sudah menetapkan dan menjalankan wajib belajar,
anak-anak berusia sekolah. Orang tua maupun peserta didik dianggap sebagai
bertanggung jawab untuk mentaati undang-undang pendidikan. Jika anak-anak
berusia sekolah harus berada di sekolah atas dasar wajib sekolah, maka kewajiban
pertama sistem sekolah ialah untuk mengetahui di mana mereka itu berada.Satu
prosedur yang dipakai untuk menentukan apakah semua anak usia sekolah ialah
melakukan sensus sekolah.
Sensus sekolah, yang biasanya dilakukan setiap tahun, didasarkan atas
kunjungan rumah ke rumah yang teliti dengan kartu sensus yang terpisah bagi
setiap keluarga. Nama anak dan keterangan lain yang diminta dicatat pada kartu
itu. Prosedur addministratif untuk melakukan sensus dapat ditetapkan dengan
berbagai cara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang bukan guru yang
dipekerjakan untuk melakukan sensus itu. Sekolah biasanya bertanggung jawab
bagi bagian tertentu dari wilayah sekolah. Kepala sekolah dan stafnya harus
menyusun dan menjumlahkan hasil-hasilnya pada suatu daftar untuk bagian
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sensus sekolah hanya menetapkan tempat tinggal peserta didik, tidak
membawa peserta didik ke sekolah. Pekerjaan untuk membawa peserta didik ke
sekolah bila ia tidak mau bersekolah adalah terutama fungsi pejabat khusus di
tingkat wilayah. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan pejabat itu sehingga
keduanya akan mengetahui bila peserta didik itu tiba di sekolah. Sekali peserta
didik itu telah terdaftar, tanggung jawab pokok untuk pencatatan kehadirannya
berada pada kepala sekolah.
Sensus sekolah juga dipakai untuk tujuan-tujuan lain,seperti misalnya untuk
menentukan sifat dan ruanglingkup pelayanan peserta didik yang harus disediakan
dan untuk menetapkan jumlah anak yang akan mulai bersekolah dan sehubungan
denganitu menetapkan perluasan sekolah dan lokasinya. Dengan data tentang
jumlah anak usia sekolah yaang belum bersekolah itu, administrator sekolah
berada dalam posisi menampung peserta didik dari wilayah sekolah itu. Jika
gedung sekolah yang ada telah penuh dengan peserta didik, maka harus
diusahakan penambahan ruangan kelas atau bahkan mungkin penambahan jumlah
sekolah. Juga pendaftaran peserta didik tiap tahun, menyediakan salah satu dasar
bagi penentuan kebutuhan akan gedung sekolah baru. Pendaftaran peserta didik
menyediakan data yang bertalian dengan arah pertumbuhan peserta didik di suatu
wilayah sekolah. Khususnya di kota-kota perwaktu yang sama jumlah peserta
didik dan sekolah-sekolahdi pusat kota mungkin berkurang.6

C. Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam


1. Mutasi Pesrta Didik
Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses
perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain atau
perpindahan peserta didik yang berada dalam satu sekolah. Oleh karena itu
terdapat dua jenis mutasi peserta didik :
a. Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah menuju
sekolah lain. Tujuan adanya mutasi ekstern adalah:

6
Mulyasa, “,Manajemen Berbasis Sekolah”, ( Bandung: Ghalia Indonesia, 2020), hal 99-100
 Mutasi didasari pada kepentingan peserta didik untuk dapat
mengikuti pendidikan di sekolah yang sesuai dengan kemampuan
dan keadaan peserta didik serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
 Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai keadaan, kemampuan
sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya.

Mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:


permintaan mutasi peserta didik diajukan oleh orang tua / wali karena alasan yang
dapat dibenarkan.

b. Mutasi Internal
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah.
Dalam hal ini akan dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud dari
kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program
pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk
dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya. peserta
dikatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan:
 Tidak terdapat nilai mati
 Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan pendidikan agama dan
pendidikan pancasiladan kewarganegeraan.
 Program pendidik akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan bahasa Indonesia
 Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00.
Boleh terdapat 1 nilai kurang dari 6,00.
2. Promosi peserta didik
Promosi peserta didik pada dasarnya berkaitan dengan proses penerimaan
peserta didik baru. Dalam proses penerimaan peserta didik baru pada umumnya
menggunakan dua sistem yaitu sistem promosi dan sistem seleksi. Sistem
penerimaan peserta didik promosi adalah sistem penerimaan peserta didik
dengan tanpa menggunakan proses seleksi. Semua peserta didik yang mendaftar
langsung dapat diterimah disekolah tersebut. Biasanya sistem tersebut digunakan
oleh sekolah yang jumlah pendaftarannya kurang dari jumlah daya tamping yang
tersedia. Berbeda dengan sistem seleksi yang digunakan untuk menerima peserta
didik sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yang
mana pada umumnya jumlah pendaftar melebihi jumlah daya tampung yang
tersedia.
Selanjutnya berdasarkan dengan hal tersebut, maka proses penerimaan
peserta didik harus menentukan beberapa strategi khusu untuk dapat menarik
minat konsumen dalam jasa pendidikan. Berbagai strategi yang dapat dilakukan
oleh penyedia jasa layanan pendidikan diantaranya yaitu dapat berupa promosi
mengenai keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ataupun penyedia jasa layanan
pendidikan tersebut. Selain itu manajemen promosi sekolah yang baik pun
diperlukan untuk mendukung minta konsumen jasa pendidikan yaitu masyarakat.
Berikut ini terdapat bauran pemasaran jasa pendidikan menurut Alma dan
Hurriyati adalah konsep 7P yang terdiri 4P tradisional dan 3P yang diperluas
yaitu:
1. Produk dan jasa yang ditawarkan kepada reputasi, prospek, dan variasi
pilihan
2. Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan
oleh suatu jasa penyedia layanan pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya
pembangunan, dan pengembangan laboratorium), adalah elemen harga jasa
pendidikan, pemberian beasiswa, prosedur pembayaran, dan syarat cicilan.
3. Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi preferensi
calon pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi perlu
mempertimbangkan lingkungan sekitar lokasi itu berada. Seperti jarak lokasi
dengan pusat kota, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang kondusif
dan sarana transportasi. Serta lokasi dapat dijangkau secara virtual melalui
media internet.
4. Promosi yang dapat dilakukan jas pendidikan adalah periklanan (iklan, tv,
radio, spoy dan billboard) promosi penjualan melakukan kontak langsung
dengan calon siswa dan melakukan kegiatan hubungan masyarakat.
5. Semua sumberdaya manusia terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada
konsumen serta mempengaruhi presepsi konsumen. Sumberdaya manusia
dalam jasa pendidikan dikelompokkan menjadi 3 yaitu administrator, guru,
dan karyawan.
6. Bukti fisik seperti sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja dari suatu
jasa pendidikan berupa bukti fisik yang terwujud, seperti gaya bangunan,
fasilitas penunjang (kelengkapan sarana pendidikan, peribadatan, olahraga,
dan keamanan).
7. Proses atau manajemen layanan merupakan prosedur, mekanisme dan
serangkain kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada
konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan sumberdaya manusia yang
akan menyampaikan jasa dan konsumen. Proses manajemen pelayanan
berupa serangkaian kegiatan yang dialami siswa selama dalam pendidikan
seperti proses belajar, ujian, dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka promosi peserta didik dapat berupa
pemasaran jasa pendidikan seperti yang telah dijelaskan dalam buran
pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan oleh penyedia jasa layanan
pendidikan. Mulai dari pemasaran produk dan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen jasa pendidikan, yaitu berupa reputasi, prospek, dan variasi
pilihan hingga fasilitas dan layanan yang diberikan oleh penyedia jasa
kepada konsumen jasa pendidikan yaitu peserta didik.7

D. Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam


Layanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
secara langsung. Layanan merupakan salah satu persoalan yang serius bagi manajemen
pendidikan islam, karena jika suatu lembaga ingin mengungguli lembaga lain, tentu

7
Ali Imron, Manajemen peserta didik berbasis sekolah, (Jakarta :Bumi Aksara, 2011), hal 11
pelayanan menjadi salah satu komponen pengelolaan penidikan yang harus mendapat
perhatian khusus.
Pelayanan khusus yaitu suatu pelayanan yang diberikan kepada siswa dari
pihak sekolah yang bertujaun untuk mengatur segala kebutuhan dari peserta didiknya
sehingga dapat mencapai suatu tujuan pendidikan.
Berikut beberapa pelayanan khusus yang dapat menunjang lembaga pendidikan islam
antara lain:8
1. Layanan perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu tempat dimana tersimpan koleksi bahan pustaka
yang disusun dan dikelola dengan menggunakan sistem tertentu agar dapat
dipergunakan untuk melayani peserta didik. Layanan perpustakaan merupakan
salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud
membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi
yang di butuhkan serta memberi layanan yang kreatif melalui koleksi bahan
pustaka. Tujuan layanan perpustakaan sekolah ini agar peserta didik mampu
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari buku, tidak hanya dari
sosial media saja dan juag menumbuhkan minat baca tulis peserta didik dan
menumpuk bakat dan minat.
2. Layanan Kantin
Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada disekolah
maupun perguruan tinggi, dimana menyediakan makanan dan minuman pilihan
yang sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin. Kantin sekolah
diperlukan disetiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin
kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Diharapkan para guru mengontrol
layanan di kantin.
3. Layanan koperasi sekolah
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah
yang anggotanya terdiri dari atas siswa sekolah. Layanan koperasi sekolah ini
berfungsi sebagai wahan pelayanan kepada peserta didik yang membutuhkan
dan mempunyai kebutuhan mendesak.

8
Cucun Sunaengsih, Buku Ajar Pengelolaan Pendidikan, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017), Cet 1 hal138
4. Layanan kesehatan sekolah (UKS)
Layanan kesehatan sekolah merupakan layanan yang dapat digunakan
peserta didik untuk menegcek maupun berkonsultasi tentang kesehatan mereka.
Salah satu bentuk layanan khusus di sekolah adalah unit kesehatan sekolah
(UKS).
5. Layanan transportasi sekolah
Layanan transportasi bertujuan untuk memudahkan peserta didik yang
jarak rumahnya jauh dari sekolah agr tidak ada keterlambatan dalam proses
belajar-mengajar. Pesreta didik dan orang tua akan begitu nyaman dan senang
karena anak-anak mereka akan aman saat pergi dan pulang sekolah. Salah satu
layanan transportasi di sekolah adalah Bus sekolah.
6. Layanan Laboratorium (LAB)
Laboratorium merupakan sebuah tempat untuk mengaplikasikan
teorinkeilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian. Layanan
laboratoroum ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa
untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala
secara langsung. Setiap sekolah harus mempunyai layanan laboratorium
guna menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran. Contoh laboratorium
yang ada disekolah laboratorium fisika,kimia, , laboratorium komputer,
laboratorium bahasa dsb.
7. Layanan asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi peserta didik yang jauh dari orang tua nya
diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai
manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
8. Layanan keamanan
Layanan keamanan merupakan salah satu pelayanan yang sangat penting
bagi peserta didik, karena rasa aman saat berada di sekolah akan berdampak
pada proses belajar peserta didik. Salah satu bentuk layanan keamana sekolah
adalah adanya satpam sekolah.
9. Layanan bimbingan dan konseling peserta didik (BK)
Menurut PP No 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, Pengertian bimbingan
yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Menurut Eka prihatin, Layanan penunjang lainnya layanan
bimbingan akademik dan administratif, layanan koperasi dan layanan
laboratorium.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan dan konseling yaitu layanan yang bertujuan untuk membantu siswa
dalam menyelesaikan masalah agar siswa dapat memahami dirinya sendiri dan
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki teratas artinya
setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah sebagai
berikut:
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya.
b. Penerimaan, Orientasi, Klasifikasi, dan petunjuk bagi peserta didik baru
tentang kelas dan program studi.
c. Evaluasi dan pelaporan kamajuan peserta didik.
d. Program peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran
perbaikan dan pengajar luar biasa.
e. Pengendalian disiplin peserta didik.
f. Program bimingan dan penyuluhan.
g. Program kesehatan dan pengaman.
h. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional peserta didik.

Dari uraian layanan khusus lembaga pendidikan islam diatas dapat


disimpulkan bahwa layanan khusus disekolah ditetapkan dan diorganisasikan
untuk mempermudah dan mempelancar pembelajaran serta dapat mematuhi
kebutuhan siswa disekolah. Layanan yang di berikan diantaranya meliputi
layanan perpustakaan, layanan kantin, layanan koperasi, layanan transportasi,
layanan kesehatan sekolah, layanan laboratorium, layanan asrama, bimbingan
dan konseling peserta didik. Layanan-layanan tersebut harus dikelola secara
baik dan benar sehingga dapat membantu mempelancar pencapaian tujuan
pendidikan disekolah.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Manajemen peserta didik adalah pengelolaan terhadap segala seuatu yang berkaitan dengan
peserta didik, baik itu prose pembelajaran di dalam kelas maupun proses pengembangan potensi
peserta didik di luar kelas. Selain itu manajemen peserta didik mengatur kegiatan peserta didik,
mulai dari peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga sekolah sampai ia lulus dari lembaga
sekolah tersebut.

2. Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan
dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di
sekolah yang bersangkutan. Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka
proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik
tersebut dalam catatan-catatan sekolah.

3. Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari
satu sekolah ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam satu
sekolah.

4.Layanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Layanan merupakan salah satu persoalan yang serius bagi manajemen pendidikan islam, karena
jika suatu lembaga ingin mengungguli lembaga lain, tentu pelayanan menjadi salah satu
komponen pengelolaan penidikan yang harus mendapat perhatian khusus. Pelayanan khusus
yaitu suatu pelayanan yang diberikan kepada siswa dari pihak sekolah yang bertujaun untuk
mengatur segala kebutuhan dari peserta didiknya sehingga dapat mencapai suatu tujuan
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Imron , Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta :Bumi Aksara
Saefullah. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Bandung: Pustaka Setia

Sunaengsih , Cucun. 2017. Pengelola Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai