Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas berkat taufik
dan hidayahnya, makalah dengan judul, “Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam”dapat tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam.Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu
memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan.Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam...................
B. Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam....................................
C. Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam..............................
D. Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam..........................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
Kesimpulan ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, tidak boleh dikerjakan
secara asal-asalan. Arah pekerjaan yang jelas dan landasan yang mantab serta cara-cara
mendapatkannya yang transparan akan menjadikan amal perbuatan yang mendapatkan
ridlo dan hidayah dari Allah swt. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.
Sesuai dengan prinsip itu, maka manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran
Islam.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan Islam akan
sangat bergantung kepada manajemen yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan
Islam (sekolah Islam) yang bersangkutan. Manajemen tersebut akan efektif dan efisien
apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah Islam tersebut, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen tenaga kependidikan yang handal, sarana-
prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup
untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi.
Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah Islam tersebut
kurang optimal.
Sementara itu salah satu elemen keberhasilan pendidikan islam ialah peserta didik
atau boleh dikatakan sebagai murid. Murid merupakan input dalam suatu lembaga
pendidikan. Sedangkan keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat atau dipandang
melalui output yang dihasilkan. Output yang mempunyai mutu atau kualitas yang tinggi
tidak mungkin kalau dihasilkan dengan input yang rendah. Output yang tinggi biasanya
dihasilkan melalui input yang tinggi pula. Maka dari itu suatu sekolah islam yang ingin
meningkatkan kualitas pendidikannya harus meningkatkan kualitas inputnya dahulu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh Rumusan Masal sebagai berikut:
1. Apa Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
2. Bagaimana Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
3. Bagaiaman Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan Islam itu?
4. Bagaimana Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam itu?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas diperoleh Tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik Lembaga
Pendidikan Islam
2. Untuk mendeskripsikan Pencatatan Data Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam
3. Untuk mendeskripsikan Mutasi dan Promosi Peserta Didik Lembaga Pendidikan
Islam
4. Untuk mendeskripsikan Layanan Khusus Lembaga Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ali Imron,” Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, ( Jakarta :Bumi Aksara, 2011), hal 4.
2
Saefullah, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal 2-3
agar tumbuh dan berkembang dengn baik serta mempunyai kepuasan dalam
menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
a. Menentukan banyak peserta didik yang diterima. Biasanya peserta didik baru
diterima hanya untuk kelas 1. Akan tetapi, apabila masih ada tempat untuk kelas-
kelas lain atau karena perluasan, dapat juga diterima untuk peserta didik baru di
kelas 2 dan 3. Penentuan banyak peserta didik yang diterima tergantung dari daya
tampung untuk tahun tersebut. Rumus untuk daya tampung adalah:
Dt : daya tamping
B : banyak bangku yang ada
M : muatan bangku
TK : banyak peserta didik yang tinggal kelas
b. Mementukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Syarat-syarat tersebut
antara lain:
1) Umur sesuai dengan tingkat sekolah
TK tingkat A umur 3 – 4 tahun
TK tingkat B umur 4 – 5 tahun
TK tingkat C umur 5 – 6 tahun
Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun. Jika masih ada tempat,
urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11
tahun, 12 tahun, 16 tahun.
SLTP umur 11 – 17 tahun
SMU/SMK umur 14 – 17 tahun
2) Salinan surat tanda tamat belajar
3) Salinan rapor kelas tertinggi
4) Mengisi formulir yang disediakan
5) Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatanf.
Membayar uang pendaftaran
c. Melaksanakan Penyaringan
Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain,
kegiatan penyaringan bukanlah yang penting karena:
Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan
Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu
Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebihrendah belum menjamin
bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.
Penyaringan peserta didik baru didasarkan pada:
- Atas pertimbangan target
- Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah
diterapkan
d. Mengadakan pengumuman penerimaan
e. Mendaftar kembali calon yang sudah di terima
Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah. Kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab pokok dalam penyesuaian permulaan peserta didik
baru kepada situasi sekolah yang baru bagi mereka. Orientasi ini diperlukan pada
dua saat yaitu sebagai berikut:
1. Bila peserta didik meninggalkan sekolah dasar danmemasuki sekolah
menengah tingkat pertama.
2. Bila peserta didik melanjutkan pelajaran dari sekolah menengah tingkat
pertama ke sekolah menengah tingkat atas
Pada kedua waktu ini kepala sekolah harus memperhatikan penyesuaian
peserta didik kepada lingkungan baru (fasilitas, guru, program pendidikan,dan tata
tertib di sekolahnya). Transisi dari sekolah dasar yang mempunyai jenis program
pendidikan yang mandiri kepada sistem yang menyerupai departementalisasi
seperti terdapat di sekolah menengah adalah terutama sulit. Usaha untuk
memecahkan transisi ini menghasilkan terbentuknya guru atau wali kelas yang
akan turut merasakan dan memahami kesulitan-kesulitan peserta didik dan yang
akan memberikan perhatian khusus yang diperlukan oleh peserta didik.
Prosedur lain yang banyak dipakai ialah suatu program khusus yang
disediakan bagi peserta didik baru berisi orientasi pendek tentang lingkungan baru
yang mereka masuki. Program orientasi ini juga dibutuhkan oleh peserta didik
pindahan dari sekolah lain yang tiba di sekolah padasetiap waktu selama tahun
ajaran.
Satu cara untuk memberikan semua peserta didik orientasi tentang sejarah
dan kebijaksanaan sekolahialah buku petunjuk peserta didik. Buku ini dipakai
sebagai alat orientasi dan menyediakan informasi yang berguna yang diperlukan
oleh semua peserta didik selama tahun pelajaraan. Ini juga dapat dipakai oleh
orang tua dan masyarakat yang ingin mengetahui fakta-fakta fundamental tertentu
tentang sekolah.
Satu fungsi yang sangat penting dari buku petunjuk peserta didik ialah
untuk menjelaskan kebijaksanaan yang telah ditetapkan untuk mengawasi dengan
efektif ke seluruh program sekolah. 4 Kebijaksanaan ini biasanya dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan dan menjadi bagian dari tradisi sekolah.
Ia hendaknya ditulis dan dijelaskan kepada peserta didik dan orang tua dua-
duanya. Buku petunjuk peserta didikitu dapat berisi keterangan tentang beberapa
bidang kebijaksanaan sekolah yang berikut : pakaian yang layak di sekolah, waktu
tiba di sekolah, prosedur untuk memperoleh izin tidak masuk sekolah, prosedur
tak hadir dan kelambatan,tempat sepeda, pelayanan kesehatan sekolah, pemakaian
tilpon, waktu menerima tamu, pemeliharaan barang-barang milik sekolah,
perilaku peserta didik, hari-hari libur sekolah, dan lain-lain.
Selain mengenai kebijaksanaan sekolah, keterangan lain yang bermanfaat
bagi peserta didik hendaknyajuga diberikan. Yang sering dijumpai dalam buku
petunjuk peserta didik ialah mengenai hal-hal berikut:
a. Sejarah singkat sekolah
b. Tujuan-tujuan sekolah
c. Syarat-syarat untuk memperoleh ijazah sekolah
d. Biaya sekolah dan biaya lain yang menjadi tanggungan peserta
didik/orang tua
e. Kalender peristiwa-peristiwa sekolah
f. Jadwal pelajaran
g. Deskripsi tentang mata-mata pelajaran
4
Mulyasa, ”Manajemen Berbasis Sekolah”, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2002), hal 99-100
h. Organisasi peserta didik
i. Pelayanan pemeriksan badan dan pengobatan
j. Klub-klub hobi
k. Program kegiatan di waktu libur
l. Nama dan alamat staf pengajar
5
Ali Imron, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Malang: Sinar Grafika, 2011), hal 37-38
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan
pelayanan yaitu:
Layanan orientasi
Layanan informasi
Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan pembelajaran
Layanan konseling perorangan
Layanan bimbingan kelompok
Layanan konseling kelompok
3. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah
untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan.
Beberapa catatan prestasi belajar adalah :
1. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara
langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar
nilai ditangani oleh guru yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan
memuat nilaisemua peserta didik yang diajar oleh seorang guru jika guru
tersebut mengajar satu macam bidang studi.
2. Buku leggier (buku kumpulan nilai), Jika dalam buku daftar nilai hanya
terdapat satu nilai untuk bidang studi, maka dalam leggier akan dapat
dilihatsemua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan sekolah tersebut
untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya terdapat 2
macam legier yaitu :
a. Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua
pelajaran untuk satu periode tertentu dan untuk satu kelas tertentu.
b. Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di
himpun untuk seluruh sekolah
3. Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik
selama peserta didik tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Oleh karena
itu, paling sedikit banyaknya lembaran rapport sama dengan banyaknua
tingkatan di suatu sekolah. Fungsi dan kegunaan rapport adalah sebagai hasil
kerja sekolah kepada orang tua atau wali peserta didik karena sekolah
merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau waliuntuk
mendidik anaknya. Raport tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang
berupa kepandaian saja. Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran,
kepemimpinan, keberhasilan danaspek-aspek pribadi yang lain. Secara umum
petunjuk pengisian rapport sebagai berikut :
a. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapport ini,
misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya
b. Kotak pertama: berisi nomor, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai
(angka dan huruf) serta catatan guru.
c. Kotak kedua: perilaku.
d. Kotak ketiga: pengembangan diri.
e. Sensus Sekolah
Di negara-negara yang sudah menetapkan dan menjalankan wajib belajar,
anak-anak berusia sekolah. Orang tua maupun peserta didik dianggap sebagai
bertanggung jawab untuk mentaati undang-undang pendidikan. Jika anak-anak
berusia sekolah harus berada di sekolah atas dasar wajib sekolah, maka kewajiban
pertama sistem sekolah ialah untuk mengetahui di mana mereka itu berada.Satu
prosedur yang dipakai untuk menentukan apakah semua anak usia sekolah ialah
melakukan sensus sekolah.
Sensus sekolah, yang biasanya dilakukan setiap tahun, didasarkan atas
kunjungan rumah ke rumah yang teliti dengan kartu sensus yang terpisah bagi
setiap keluarga. Nama anak dan keterangan lain yang diminta dicatat pada kartu
itu. Prosedur addministratif untuk melakukan sensus dapat ditetapkan dengan
berbagai cara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang bukan guru yang
dipekerjakan untuk melakukan sensus itu. Sekolah biasanya bertanggung jawab
bagi bagian tertentu dari wilayah sekolah. Kepala sekolah dan stafnya harus
menyusun dan menjumlahkan hasil-hasilnya pada suatu daftar untuk bagian
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sensus sekolah hanya menetapkan tempat tinggal peserta didik, tidak
membawa peserta didik ke sekolah. Pekerjaan untuk membawa peserta didik ke
sekolah bila ia tidak mau bersekolah adalah terutama fungsi pejabat khusus di
tingkat wilayah. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan pejabat itu sehingga
keduanya akan mengetahui bila peserta didik itu tiba di sekolah. Sekali peserta
didik itu telah terdaftar, tanggung jawab pokok untuk pencatatan kehadirannya
berada pada kepala sekolah.
Sensus sekolah juga dipakai untuk tujuan-tujuan lain,seperti misalnya untuk
menentukan sifat dan ruanglingkup pelayanan peserta didik yang harus disediakan
dan untuk menetapkan jumlah anak yang akan mulai bersekolah dan sehubungan
denganitu menetapkan perluasan sekolah dan lokasinya. Dengan data tentang
jumlah anak usia sekolah yaang belum bersekolah itu, administrator sekolah
berada dalam posisi menampung peserta didik dari wilayah sekolah itu. Jika
gedung sekolah yang ada telah penuh dengan peserta didik, maka harus
diusahakan penambahan ruangan kelas atau bahkan mungkin penambahan jumlah
sekolah. Juga pendaftaran peserta didik tiap tahun, menyediakan salah satu dasar
bagi penentuan kebutuhan akan gedung sekolah baru. Pendaftaran peserta didik
menyediakan data yang bertalian dengan arah pertumbuhan peserta didik di suatu
wilayah sekolah. Khususnya di kota-kota perwaktu yang sama jumlah peserta
didik dan sekolah-sekolahdi pusat kota mungkin berkurang.6
6
Mulyasa, “,Manajemen Berbasis Sekolah”, ( Bandung: Ghalia Indonesia, 2020), hal 99-100
Mutasi didasari pada kepentingan peserta didik untuk dapat
mengikuti pendidikan di sekolah yang sesuai dengan kemampuan
dan keadaan peserta didik serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai keadaan, kemampuan
sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya.
b. Mutasi Internal
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah.
Dalam hal ini akan dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud dari
kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program
pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk
dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya. peserta
dikatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan:
Tidak terdapat nilai mati
Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan pendidikan agama dan
pendidikan pancasiladan kewarganegeraan.
Program pendidik akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan bahasa Indonesia
Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00.
Boleh terdapat 1 nilai kurang dari 6,00.
2. Promosi peserta didik
Promosi peserta didik pada dasarnya berkaitan dengan proses penerimaan
peserta didik baru. Dalam proses penerimaan peserta didik baru pada umumnya
menggunakan dua sistem yaitu sistem promosi dan sistem seleksi. Sistem
penerimaan peserta didik promosi adalah sistem penerimaan peserta didik
dengan tanpa menggunakan proses seleksi. Semua peserta didik yang mendaftar
langsung dapat diterimah disekolah tersebut. Biasanya sistem tersebut digunakan
oleh sekolah yang jumlah pendaftarannya kurang dari jumlah daya tamping yang
tersedia. Berbeda dengan sistem seleksi yang digunakan untuk menerima peserta
didik sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yang
mana pada umumnya jumlah pendaftar melebihi jumlah daya tampung yang
tersedia.
Selanjutnya berdasarkan dengan hal tersebut, maka proses penerimaan
peserta didik harus menentukan beberapa strategi khusu untuk dapat menarik
minat konsumen dalam jasa pendidikan. Berbagai strategi yang dapat dilakukan
oleh penyedia jasa layanan pendidikan diantaranya yaitu dapat berupa promosi
mengenai keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ataupun penyedia jasa layanan
pendidikan tersebut. Selain itu manajemen promosi sekolah yang baik pun
diperlukan untuk mendukung minta konsumen jasa pendidikan yaitu masyarakat.
Berikut ini terdapat bauran pemasaran jasa pendidikan menurut Alma dan
Hurriyati adalah konsep 7P yang terdiri 4P tradisional dan 3P yang diperluas
yaitu:
1. Produk dan jasa yang ditawarkan kepada reputasi, prospek, dan variasi
pilihan
2. Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan
oleh suatu jasa penyedia layanan pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya
pembangunan, dan pengembangan laboratorium), adalah elemen harga jasa
pendidikan, pemberian beasiswa, prosedur pembayaran, dan syarat cicilan.
3. Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi preferensi
calon pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi perlu
mempertimbangkan lingkungan sekitar lokasi itu berada. Seperti jarak lokasi
dengan pusat kota, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang kondusif
dan sarana transportasi. Serta lokasi dapat dijangkau secara virtual melalui
media internet.
4. Promosi yang dapat dilakukan jas pendidikan adalah periklanan (iklan, tv,
radio, spoy dan billboard) promosi penjualan melakukan kontak langsung
dengan calon siswa dan melakukan kegiatan hubungan masyarakat.
5. Semua sumberdaya manusia terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada
konsumen serta mempengaruhi presepsi konsumen. Sumberdaya manusia
dalam jasa pendidikan dikelompokkan menjadi 3 yaitu administrator, guru,
dan karyawan.
6. Bukti fisik seperti sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja dari suatu
jasa pendidikan berupa bukti fisik yang terwujud, seperti gaya bangunan,
fasilitas penunjang (kelengkapan sarana pendidikan, peribadatan, olahraga,
dan keamanan).
7. Proses atau manajemen layanan merupakan prosedur, mekanisme dan
serangkain kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada
konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan sumberdaya manusia yang
akan menyampaikan jasa dan konsumen. Proses manajemen pelayanan
berupa serangkaian kegiatan yang dialami siswa selama dalam pendidikan
seperti proses belajar, ujian, dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka promosi peserta didik dapat berupa
pemasaran jasa pendidikan seperti yang telah dijelaskan dalam buran
pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan oleh penyedia jasa layanan
pendidikan. Mulai dari pemasaran produk dan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen jasa pendidikan, yaitu berupa reputasi, prospek, dan variasi
pilihan hingga fasilitas dan layanan yang diberikan oleh penyedia jasa
kepada konsumen jasa pendidikan yaitu peserta didik.7
7
Ali Imron, Manajemen peserta didik berbasis sekolah, (Jakarta :Bumi Aksara, 2011), hal 11
pelayanan menjadi salah satu komponen pengelolaan penidikan yang harus mendapat
perhatian khusus.
Pelayanan khusus yaitu suatu pelayanan yang diberikan kepada siswa dari
pihak sekolah yang bertujaun untuk mengatur segala kebutuhan dari peserta didiknya
sehingga dapat mencapai suatu tujuan pendidikan.
Berikut beberapa pelayanan khusus yang dapat menunjang lembaga pendidikan islam
antara lain:8
1. Layanan perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu tempat dimana tersimpan koleksi bahan pustaka
yang disusun dan dikelola dengan menggunakan sistem tertentu agar dapat
dipergunakan untuk melayani peserta didik. Layanan perpustakaan merupakan
salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud
membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi
yang di butuhkan serta memberi layanan yang kreatif melalui koleksi bahan
pustaka. Tujuan layanan perpustakaan sekolah ini agar peserta didik mampu
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari buku, tidak hanya dari
sosial media saja dan juag menumbuhkan minat baca tulis peserta didik dan
menumpuk bakat dan minat.
2. Layanan Kantin
Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada disekolah
maupun perguruan tinggi, dimana menyediakan makanan dan minuman pilihan
yang sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin. Kantin sekolah
diperlukan disetiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin
kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Diharapkan para guru mengontrol
layanan di kantin.
3. Layanan koperasi sekolah
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah
yang anggotanya terdiri dari atas siswa sekolah. Layanan koperasi sekolah ini
berfungsi sebagai wahan pelayanan kepada peserta didik yang membutuhkan
dan mempunyai kebutuhan mendesak.
8
Cucun Sunaengsih, Buku Ajar Pengelolaan Pendidikan, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017), Cet 1 hal138
4. Layanan kesehatan sekolah (UKS)
Layanan kesehatan sekolah merupakan layanan yang dapat digunakan
peserta didik untuk menegcek maupun berkonsultasi tentang kesehatan mereka.
Salah satu bentuk layanan khusus di sekolah adalah unit kesehatan sekolah
(UKS).
5. Layanan transportasi sekolah
Layanan transportasi bertujuan untuk memudahkan peserta didik yang
jarak rumahnya jauh dari sekolah agr tidak ada keterlambatan dalam proses
belajar-mengajar. Pesreta didik dan orang tua akan begitu nyaman dan senang
karena anak-anak mereka akan aman saat pergi dan pulang sekolah. Salah satu
layanan transportasi di sekolah adalah Bus sekolah.
6. Layanan Laboratorium (LAB)
Laboratorium merupakan sebuah tempat untuk mengaplikasikan
teorinkeilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian. Layanan
laboratoroum ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa
untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala
secara langsung. Setiap sekolah harus mempunyai layanan laboratorium
guna menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran. Contoh laboratorium
yang ada disekolah laboratorium fisika,kimia, , laboratorium komputer,
laboratorium bahasa dsb.
7. Layanan asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi peserta didik yang jauh dari orang tua nya
diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai
manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
8. Layanan keamanan
Layanan keamanan merupakan salah satu pelayanan yang sangat penting
bagi peserta didik, karena rasa aman saat berada di sekolah akan berdampak
pada proses belajar peserta didik. Salah satu bentuk layanan keamana sekolah
adalah adanya satpam sekolah.
9. Layanan bimbingan dan konseling peserta didik (BK)
Menurut PP No 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, Pengertian bimbingan
yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Menurut Eka prihatin, Layanan penunjang lainnya layanan
bimbingan akademik dan administratif, layanan koperasi dan layanan
laboratorium.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan dan konseling yaitu layanan yang bertujuan untuk membantu siswa
dalam menyelesaikan masalah agar siswa dapat memahami dirinya sendiri dan
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki teratas artinya
setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah sebagai
berikut:
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya.
b. Penerimaan, Orientasi, Klasifikasi, dan petunjuk bagi peserta didik baru
tentang kelas dan program studi.
c. Evaluasi dan pelaporan kamajuan peserta didik.
d. Program peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran
perbaikan dan pengajar luar biasa.
e. Pengendalian disiplin peserta didik.
f. Program bimingan dan penyuluhan.
g. Program kesehatan dan pengaman.
h. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen peserta didik adalah pengelolaan terhadap segala seuatu yang berkaitan dengan
peserta didik, baik itu prose pembelajaran di dalam kelas maupun proses pengembangan potensi
peserta didik di luar kelas. Selain itu manajemen peserta didik mengatur kegiatan peserta didik,
mulai dari peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga sekolah sampai ia lulus dari lembaga
sekolah tersebut.
2. Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan
dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di
sekolah yang bersangkutan. Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka
proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik
tersebut dalam catatan-catatan sekolah.
3. Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari
satu sekolah ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam satu
sekolah.
4.Layanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Layanan merupakan salah satu persoalan yang serius bagi manajemen pendidikan islam, karena
jika suatu lembaga ingin mengungguli lembaga lain, tentu pelayanan menjadi salah satu
komponen pengelolaan penidikan yang harus mendapat perhatian khusus. Pelayanan khusus
yaitu suatu pelayanan yang diberikan kepada siswa dari pihak sekolah yang bertujaun untuk
mengatur segala kebutuhan dari peserta didiknya sehingga dapat mencapai suatu tujuan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Imron , Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta :Bumi Aksara
Saefullah. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Bandung: Pustaka Setia