Anda di halaman 1dari 15

Makalah

MANAJEMEN PEMBIAYAAN LEMBAGA


PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Moh. Anwar, M.Pd,

Disusun Oleh:
Kelompok: 9
Kelas: C4
1. Azizah Yesi Pratama ( T2018 3150)
2. Huriyatul Hukama (T20183152)
3. Anggi Hesti Pertiwi ()

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman para pembaca.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Anwar selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Pendidikan Islam pada semester III, lebih khususnya dalam prodi
Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Jember telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyusun tugas makalah yang membahas tentang
Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam.

Kami sadar bahwa makalah ini sangatlah banyak kekurangan dan sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kepada dosen pengampu mata kuliah ini, kami mengharapkan
koreksi dan masukan demi perbaikan penyusunan makalah kami dimasa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca lainnya.

Jember, 26 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Konsep Dasar Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam.................


B. Sumber-Sumber Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam..............
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Lembaga
Pendidikan Islam..............................................................................
D. Pengawasan Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam.....................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembiayaan pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu
peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan,
kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran
pendidikan. Untuk mengadakan dan menyokong pendidikan islam yang kuat, diperlukan
lembaga atau institusi pendidikan islam yang tidak hanya mengajarkan ilmu dalam satu
perspektif saja, namun juga dibutuhkan berbagai institusi. Dan untuk merealisasikan itu
semua, dibutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Pendirian madrasah itu belum
mencakup pendirian masjid, perpustakaan, dan institusi-institusi pendidikan islam yang
lainnya.

Secara umum pembiayaan (financing) adalah bagaimana mencari dana atau


sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya
standar, meperbesar modal kerja dan merencanakan kebutuhan masa datang akan
uang.Pembiayaan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan yang direncanakan,
dikelola dan diorganisir secara baik dan tepat sasaran akan menunjang terselenggaranya
proses pembelajaran yang efektif serta dapat memenuhi kebituhan sekolah/madrasah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah diatas kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep Dasar Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Sumber-Sumber Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam ?
3. Bagaimana Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan
Islam ?
4. Bagaiamana Pengawasan Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah kami membuat tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Konsep Dasar Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam.
2. Untuk mendeskripsikan Sumber-Sumber Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam.
3. Untuk mendeskripsikan Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Lembaga
Pendidikan Islam.
4. Untuk mendeskripsikan Pengawasan Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam


Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (Inderect Cost ). Biaya langsung
terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan
kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya
transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun siswa
sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (Oportunity
Cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain,
yaitu sisi anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Untuk sekolah
dasar negeri Islam, umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan, yang
terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, orang tua murid,
dan sumber lainnya.1
Berdasarkan pendekatan unsur biaya (Ingredient Approach), pengeluaran sekolah
dapat dikategorikan de dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran.

1
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010). 5
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah.
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
4. Kesejahteraan pegawai.
5. Administrasi.
6. Pembinaan teknis education dan,
7. Pendataan.2
Karakteristik pembiayaan pendidikan Islam, beberapa hal yang merupakan
karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Biaya pendidikan selalu naik, perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam
satuan unit Cost, yang meliputi:
a. Unit Cost lengkap, yaitu perhitungan unit Cost berdasarkan semua fasilitas yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan.
b. Unit Cost setengah lengkap, hanyaa memperhitungkan biaya baiya kebutuhan
yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka
waktunya berbeda.
c. Unit Cost sempit, yaitu unit Cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan
biaya yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya yang lain yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
2. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai Human Investment, yang artinya biaya terbesar
diserap oleh tenaga manusia.
3. Unit Cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah.
4. Unit Cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya untuk
sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum.
5. Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun.3
B. Sumber-sumber Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam
Adapun sumber dana atau pembiayaan pada lembaga pendidikan Islam secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu:

2
Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004). 144
3
Suryo, Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004). 90
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun keduanya, bersifat umum dan
khusus diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2. Orang tua peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat maupn tidak mengikat.4 Adapun yang mengikat dibagi
menjadi beberapa sumber sebagai berikut:
a. Wakaf
Wakaf adalah sumbangan dalam pengertian umum merupakan hadiah yang
diberikan untuk memenuhi banyak kebutuhan spiritual, dan temporal kaum muslimin.
Dana-dana yang diperoleh dari sumbangan tersebut digunakan untuk membangun dan
merawat tempat ibadah, mambangun lembaga pendidikan Islam untuk masa depan
bangsa.
Salah satu sumber dana bagi pendidikan Islam ialah wakaf dari oarng Islam.
Wakaf berasal dari amal dengan cara yang memanfaatkan harta, dan harta itu harus
dikekalkan atau digunakan adalah hasil harta itu , tetapi asalnya tetap. Dengan melihat
definisi itu saja kita sudah banyak menangkap bahwwa biaya pendidikan yang berasal
dari wakaf pasti amat baik karena biaya itu terus menerus dan modalnya tetap. Ini jauh
baik dari pada pemberian berupa uang atau bahan yang habis sekali pakai.5
b. Zakat
Pendidikan termasuk ke dalam kepentingan sosial, sudah sepantasnya zakat dapat
dijadikan sumber dana pendidikan. Dana zakat harus dikelola secra professional dan
transparan agar sebagiannya dapat dipergunakan untuk membiayai lembaga pendidikan
Islam.
c. Shodaqoh
Shodaqoh atau disebut juga shodaqoh sunnah, merupakan anjuran agama yang
sangat besar nilainya. Orang-orang yang bershodaqoh pada jalan Allah akan mendapat
ganjaran dari Allah 700 kali nilainya dari harta yang disedekahkan, bahkan melebihi dari
itu. Dari penjelasan diatas maka shodaqoh pula dapat dijadikan sumber pembiayaan
pendidikan seperti untuk gaji pengajar, beasiswa maupun untuk sarana prasarana
pendidikan Islam.
d. Hibah
4
Qomar Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007). 166
5
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1991). 99
Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih sayang untuk
kepentingan seseorang atau untuk badan sosial, keagamaan dan ilmiah. Melihat
pengertian hibah, jelas bahwa hibah ini termasuk salah satu sumber pembiayaan dalam
pendidikan.6
Bagi pendidikan Islam di Indonesia, seperti pesantren dan madrasah selain
sumber diatas bisa pula memperoleh dana yang berasal dari sumber lainnya baik sumber
intern maupun sumber ekstern. Adapun sumber dana pendidikan Islam yang tidak
mengikat yakni:
1. Sumber dana intern
Sumber dana lembaga pendidikan Islam dapat diperoleh dari:
a. Membentuk badan usaha atau koperasi upaya lain yang dapat menjadi sumber
dana bagi lembaga pendidikan Islam ialah adanya badan usaha dan UKM
(usaha kecil dan menengah). Badan usaha tersebut tentunya disesuaikan
dengan kondisi dimanaa lembaga pendidikan Islam itu berada.
b. Membentuk lembaga amil zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf.
c. Membentuk badan kerja sama antara lembaga pendidikan Islam dari yayasan
dengan orang tua murid.
2. Sumber dana ekstern
Sumber dana ekstern dapat diusahakan dengan cara:
a. Membentuk donatur tetap.
b. Mengupayakan bantuan pemerintah.
c. Bantuan luar negeri.7

C. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan Islam


Penganggaran merupakan langkah penyusunan anggaran yang amat penting
dalam bidang pendidikan. karena pada dasarnya termasuk jasa yang langka sehingga
untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Jamaluddin menyatakan anggaran adalah
sejenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk
angka-angka dari uang dalam bentuk dari uang untuk jangka waktu tertentu. Pada
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001). 293
7
Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010). 298
dasarnya, penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan/kesepakatan
antara puncak pimpinan dengan pimpinan dibawahnya dalam menentukan bersama
alokasi biaya atau penganggaran. Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang lemah atau
kuat.8
Harjanto menyebutkan bahwa perencanaan proses mempersiapkan kegiatan-
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu, dalam proses penyusunan perencanaan pembiayaan sekolah, sekolah telah
sepenuhnya melakukan kegiatan yang dalam perencanaan pembiayaan sekolah
sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa bahwa perencanaan pembiayaan sekolah
sedikitnya mencakup dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran dan pengembangan
Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS).9
Penyusunan anggaran merupakan visualisasi atau gambaran terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yang dapat diketahui pula
penentuan satuan biaya untuk tiap-tiap kegiatannya. Anggaran berfunsi sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian juga merupakan alat bantu bagi manajemen untuk
mengarahkan lembaga pada pelaksanaan kegiatan-kegaiatnnya. Selain itu pula anggaran
mempunyai manfaat atau berfungsi yang dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu.
1. Sebagai alat penafsir, yaitu untuk memperkirakan besarnya pendapatan dan
pengeluaran, sehingga dapat dilihat kebutuhan dana yang diperlukan untuk
merealisasikan kegiatan pendidikan di lembaga.
2. Sebagai alat kewenangan, yaitu dapat memberikan kewenangan untuk pengeluaran
dana, sehingga melalui anggaran dapat diketahui besarnya uang atau dana yang boleh
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan berdasarkan perencanaan anggaran
sebelumnya.
3. Sebagai alat efisiensi, yaitu dapat diketahuinya realisasi sebuah kegiatan yang
kemudian dapat dibandingkan dengan perencanaan, sehingga dapat dianalisis ada
tidaknya pemborosan atau bahkan adanya penghematan anggaran.10
8
Martin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,2014). 25
9
Susilawaty, Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pengelolaan Pembiayaan Sekolah, SD Neger 4 Kota Banda
Aceh, http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/2466/2319, 15 November 2019.
10
Nanang Fatah, Standar Pembiayaan Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2012). 54
Menurut Nanang Fatah prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
penganggaran.
1) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.
2) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang karena anggaran pada dasarnya
merupakan financial.
3) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
4) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwenang.
5) Melalui revisi usulan anggaran.
6) Persetujuan revisi unggulan anggaran.
7) Pengesahan anggaran.
b. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Madrasah (RAPBM)
Proses pengembangan RAPBM pada umumnya menempuh langkah-langkah
pendekatan dengan prosedur sebagai berikut.
1) Pada tingkat kelompok kerja
Kelompok kerja yang yang dibentuk madrasah yang terdiri dari pembantu kepala
madrasah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan
biaya yang harus dikeluarkan selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang
dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bisa
dikurangi, sedangkan yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pendidikan khususnya proses pembelajaran maka dapat dilakukan pengurangan
biaya sesuai dengan dana yang tersedia.
2) Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah
Kerjasama antara komite madrasah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk
perlu dilakukan untuk mengadakan rapat pengurus dan rapat anggota dalam
mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan dengan
pengembangan RAPBM.
3) Sosialisasi dan legalitas
Setelah RAPBM dibicarakan dengan komite madrasah selanjutnya disosialisasikan
kepada berbagai pihak. Pada tahap sosialisasi selanjutnya disosialisasikan kepada
berbagai pihak. Pada tahap sosialiasasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan
konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBM
kepada kanwil Departemen Agama untuk mendapat pertimbangan dan
pengesahan.11
D. Pengawasan Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam
Biaya dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan
untuk berbagai keperluan. Sedangkan biaya pendidikan dapat diartikan sejumlah uang
yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan.12
Pengawasan terhadap dana atau pembiayaan pendidikan yang bersumber dari
orang tua siswa dipantau secara terus-menerus oleh Kepala Madrasah, beliau selalu
menanyakan apakah siswa rutin membayar komite setiap bulan?..dan apakah laporan
penggunaan dana sudah disiapkan atau belum. Menunjukan bahwa proses pengawasan
terhadap dana atau pembiayaan pendidikan yang bersumber dari orang tua siswa.
bahwa proses pengawasan pembiayaan pendidikan yang bersumber dari orang tua
siswa seluruhnya diserahkan kepada pihak Madrasah (Kepala Madrasah). Dadang
Suhardan dkk, menyatakan, pembiayaan pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan
baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat
perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
kelancaran pendidikan.13
Harsono, secara singkat menyebutkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah
semua pengeluaran yang memiliki kaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.
Pembiayaan pendidikan dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu:
1. Pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tua/wali siswa.
3. Pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali siswa.
11
Ibid, hal 55
12
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung, PT. Remaja Rosada Karya, 2009, h. 112
13
Dadang Suhardan, dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, h.
22
4. Pembiayaan pendidikan dari lembaga pendidikan itu sendiri.
Manuel Zmyman dalam Muhammad Rohman dan Sofan Amri mengemukakan
bahwa pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisa sumber-sumbernya saja,
tetapi juga penggunaan dana-dana secara efisien.14
Pembiayaan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan yang direncanakan,
dikelola dan diorganisir secara baik dan tepat sasaran akan menunjang terselenggaranya
proses pembelajaran yang efektif serta dapat memenuhi kebituhan sekolah/madrasah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (Inderect Cost ). Biaya langsung terdiri
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar
siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik
yang dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung
berupa keuntungan yang hilang (Oportunity Cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar
Adapun sumber dana atau pembiayaan pada lembaga pendidikan Islam secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun keduanya, bersifat umum dan
khusus diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2. Orang tua peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat maupn tidak mengikat
Anggaran mempunyai manfaat atau berfungsi yang dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu.
1. Sebagai alat penafsir, yaitu untuk memperkirakan besarnya pendapatan dan
pengeluaran, sehingga dapat dilihat kebutuhan dana yang diperlukan untuk
merealisasikan kegiatan pendidikan di lembaga.
2. Sebagai alat kewenangan, yaitu dapat memberikan kewenangan untuk pengeluaran
dana, sehingga melalui anggaran dapat diketahui besarnya uang atau dana yang boleh

14
Muhammad Rohman & Sofan Amri, Manajemen Pendidikan.., h. 268
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan berdasarkan perencanaan anggaran
sebelumnya.
3. Sebagai alat efisiensi, yaitu dapat diketahuinya realisasi sebuah kegiatan yang
kemudian dapat dibandingkan dengan perencanaan, sehingga dapat dianalisis ada
tidaknya pemborosan atau bahkan adanya penghematan anggaran
Biaya dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan
untuk berbagai keperluan. Sedangkan biaya pendidikan dapat diartikan sejumlah uang
yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan.
Pengawasan terhadap dana atau pembiayaan pendidikan yang bersumber dari
orang tua siswa dipantau secara terus-menerus oleh Kepala Madrasah, beliau selalu
menanyakan apakah siswa rutin membayar komite setiap bulan dan apakah laporan
penggunaan dana sudah disiapkan atau belum. Menunjukan bahwa proses pengawasan
terhadap dana atau pembiayaan pendidikan yang bersumber dari orang tua siswa.
Daftar Pustaka

Abuddin, Nata,. 2010. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kencana

Fatah, Nanang. 2004. Ekonomi Dan Pembiayan Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya

Fatah, Nanang. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya

Martin. 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Jakarta:Rajawali Pers


Mujamil, Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga

Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ramayulis. 2001. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia


Subroto, Suryo. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Suhardan, Dadang, dkk. 2012. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung. Alfabeta

Tafsir ,Ahmad,. 1991. Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda
karya
Susilawaty, Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pengelolaan Pembiayaan Sekolah, SD Neger 4
Kota Banda Aceh, http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/2466/2319, 15 November
2019.

Anda mungkin juga menyukai