Anda di halaman 1dari 20

F1 Promkes & Pemberdayaan Masy F4 Perbaikan Gizi Masy

F2 Kesling F5 Pencegahan PM & PTM


F3 KIA KB F6 Pengobatan dasar

Tanggal Kod Peserta Judul Latar Belakang Permasalahan Perencanaan & Pelaksanaan Monitoring
e Hadir Laporan pemilihan Evaluasi
intervensi
23 F4 6.941 Stunting Stunting adalah Temuan Dinas Berdasarkan Metode : Kegiatan berjalan
Oktober balita 1000 GPS masalah gizi utama Kesehatan (Dinkes) angka stunting Ceramah, tanya kondusif, dimana
stunting (Gerakan yang akan berdampak Bojonegoro, balita yang masih tinggi, jawab, dan para warga dengan
. Penanganan pada stunting di Kabupaten dilakukan upaya pembagian PMT. balita stunting
Stunting) kehidupan sosial dan Bojonegoro terus percepatan Waktu : 23 menyimak materi
ekonomi dalam mengalami kenaikan penurunan Oktober 2019 dengan baik
masyarakat. Ada bukti setiap tahun. stunting di Tempat : selama kegiatan
jelas bahwa Berdasarkan data Kabupaten Lapangan Desa berlangsung.
individu yang stunting dinkes, pada 2017 Bojonegoro, Sidobandung Setelah kegiatan
memiliki tingkat sebanyak 5.755 balita dengan upaya Kecamatan Balen pemberian materi
kematian lebih tinggi atau setara 7,1 persen. perbaikan gizi dan Kabupaten berlangsung,
dari berbagai Pada, 2018 naik kesehatan dimulai Bojonegoro dilakukan
penyebab dan menjadi 9,23 persen dari 1000 Hari Materi : pembagian PMT
terjadinya atau sebanyak 7.050. Pertama Launching 1.000 pada balita.
peningkatan penyakit. Data hasil operasi Kehidupan yang Gerakan Kegiatan ini
Stunting akan timbang serentak dimulai sejak Penanganan diharapkan dapat
mempengaruhi Februari 2019, ada kehamilan sampai Stunting (1000 memperluas
kinerja pekerjaan fisik 6.941 balita stunting. anak usia dua GPS) dengan tema pengetahuan
dan fungsi mental dan tahun. Upaya Cegah Stunting, mengenai
intelektual akan penurunan dimulai Budayakan Germa pentingnya
terganggu dari ANC Ibu Generasi Sehat pemberian gizi
(Mann dan Truswell, hamil, perbaikin Indonesia Maju. yang baik, benar,
2002). Hal ini juga gizi Ibu saat Jumlah Peserta : dan seimbang
didukung oleh hamil, Pemberian 1000 peserta bayi kepada anggota
Jackson dan Calder ASI eksklusif stunting. Bupati, keluarganya agar
(2004) yang pada bayi usia 0-6 Ketua DPRD terhindar dari
menyatakan bahwa bulan, Pembagian Bojonegoro, Pj stunting. Selain itu
stunting berhubungan PMT (Pemberian Sekda juga sebagai
dengan gangguan Makanan Bojonegoro, langkah awal
fungsi kekebalan dan Tambahan) pada Kepala Kemenag, penanganan
meningkatkan risiko balita dengan gizi Kepala Dinas stunting di
kematian. kurang dan Kesehatan, Kepala Bojonegoro agar
perawakan Puskesmas se dapat dilaksanakan
pendek. Perbaikan Kabupaten secara
sanitasi juga Bojonegoro berkelanjutan.
penting dilakukan
untuk menunjang
kebersihan
individu agar
tercegah dari
infeksi penyakit.
29 Okt F1 Diare
30 Okt F5 Kusta
31 F2 Phbs
oktober
1 F2 Pentingnya Kesehatan menjadi Kurangnya perilaku Topik : Cuci Waktu : 1 Saran : perlu
november Cuci tangan kata kunci untuk cuci tangan dengan tangan November 2019 pemantauan lebih
pakai sabun kebahagiaan anak. Hal sabun yang merupakan Metode : Tempat : Rumah- lanjut tentang
dalam itu bisa dicapai salah satu perilaku Ceramah, tanya rumah warga Desa kebiasaan cuci
menunjang dengan perilaku hidup sehat pada anak - jawab, pelatihan Bumiayu tangan pakai
perilaku hidup yang sehat. Hal anak. Kurangnya cuci tangan pada Jumlah Peserta : 4 sabun di rumah
hidup bersih penting yang pemahaman anak-anak anggota keluarga keluarga di Dusun masing-masing
dan sehat seringkali diabaikan terhadap penyakit- Media dan Alat : Panasan warga oleh para
sebagian anak- anak penyakit yang leaflet dan video Proses kader.
adalah mencuci ditimbulkan/ditularkan Materi : pelaksanaan :
tangan. Meskipun jika mereka tidak Pentingnya cuci Penyuluhan dan
kebiasaan kecil, jika menerapkan perilaku tangan, penyakit pelatihan cuci
dilakukan secara cuci tangan dengan yang dapat tangan dengan
benar dan berlanjutan, sabun. Faktor ditimbulkan oleh sabun berjalan
hasilnya akan jauh kebiasaan anak-anak cuci tangan, dengan baik,
lebih baik. Cuci yang hanya mencuci langkah-langkah keempat keluarga
tangan dengan air tangan dengan air dan cuci tangan yang dan anggota
saja, ternyata tidak tidak disertai dengan baik dan benar. keluarganya dapat
cukup untuk penggunaan sabun. Waktu-waktu mengikuti
melindungi seseorang Penggunaan sabun pada yang diharuskan langkah-langkah
dari kuman penyakit saat mencuci tangan untuk cuci tangan. cuci tangan
yang menempel di menjadi penting karena Sasaran : peserta dengan baik.
tangan. Penggunaan sabun sangat membantu siapa saja
sabun pada saat menghilangkan kuman
mencuci tangan dan mencegah
menjadi penting penularan penyakit.
karena sabun sangat Tingginya angka
membantu penyakit penyebab
menghilangkan terbesar meninggalnya
kuman yang tidak anak - anak di
tampak Indonesia, seperti diare,
minyak/lemak/kotoran tifoid, dan flu burung,
di permukaan kulit yang seharusnya bisa di
serta meninggalkan kurangi dengan
bau wangi. Sehingga perilaku hidup sehat
dapat memperoleh seperti cuci tangan
kebersihan yang dengan sabun.
berpadu dengan bau
wangi dan perasaan
segar setelah mencuci
tangan dengan sabun,
ini tidak akan di
dapatkan jika hanya
menggunakan air saja.
Kebiasaan baik itu
tidak disadari oleh
sebagian anak-anak.
Anak-anak
memandang sabun
hanya bermanfaat
untuk menghilangkan
kotor dan bau.
Untuk melakukan
program cuci tangan
dengan sabun,
ketersediaan air dan
sabun untuk mencuci
sebenarnya bukan
menjadi masalah, tapi
yang justru menjadi
hambatan adalah
faktor kebiasaan anak
- anak. Dari berbagai
riset, resiko penularan
penyakit dapat
berkurang dengan
adanya peningkatan
perilaku hidup bersih
dan sehat. Perilaku
cuci tangan pakai
sabun merupakan
gerakan kesehatan
yang paling murah
dan efektif
dibandingkan dengan
cara lainnya dalam
mengurangi risiko
penularan berbagai
penyakit termasuk flu
burung, kecacingan
dan diare pada anak -
anak. Bahkan hasil
riset kesehatan dasar
pada 2007
menyatakan penyebab
terbesar meninggalnya
balita dan anak di
Indonesia adalah diare
dan ISPA, yakni
sekitar 100 ribu jiwa
per tahun
(www.sanglahhospital
bali.com). Sedangkan
angka kematian anak-
anak akibat diare dan
ISPA di kota Bandung
mencapai 70% per
tahun.
(www.depkes.go.id).
5 F1 Ispa
november
6 F3 Penyuluhan Anak mendapat zat WHO (1991) Topik : Waktu : 6 Secara
november dan kekebalan dari ibunya melaporkan bahwa Pentingnya November 2019
keseluruhan,
Pemberian baik yang dibawa diperkirakan 1.7 juta Pemberian Tempat : Ruang
Imunisasi sejak didalam bayi dan anak-anak Imunisasi Balita tengah ponkesdes upaya
Balita kandungan ataupun meninggal karena Metode : Bumiayu
pemberian
dari air susu ibu (ASI) penyakit infeksi Ceramah, tanya Jumlah Peserta :
tetapi tidak seperti, campak, jawab. 18 Ibu dari balita imunisasi
mencukupi untuk difteri, pertusis, Media dan Alat : peserta posyandu
balita di
melindungi anak dari tetanus, dan TBC. Speaker dan Proses
berbagai penyakit Disamping itu mikrofon pelaksanaan : posyandu
infeksi dan menular. Indonesia di Materi : penyuluhan
berjalan
Oleh karena itu anak kelompokkan sebagai 1. Menjelaskan berlangsung
membutuhkan zat daerah endemik sedang pengertian kondusif, peserta dengan lancar
kekebalan buatan agar sampai tinggi Hepatitis imunisasi / memberikan
dan baik.
anak terlindungi dari B di dunia. Hal ini vaksinasi. beberapa
berbagai penyakit dimungkinkan karena pertanyaan tentang Semua balita
tersebut. Dan kurangnya 2. Menjelaskan imunisasi.
tujuan yang datang
imunisasi adalah pengetahuan Pemberian
suatu upaya masyarakat Indonesia imunisasi. imunisasi bagi untuk
pencegahan untuk tentang imunisasi dan balita sesuai jausia
3. Menjelaskan imunisasi
melindungi seseorang pentingnya imunisasi balita.
penyakit yang
terhadap penyakit bagi bayi. diberikan
dapat dicegah
menular tertentu agar Warga masyarakat
dengan imunisasi
kebal dan terhindar Bumiayu khususnya
pemberian
dari penyakit infeksi para ibu-ibu yang kecuali bagi
imunisasi.
tertentu sehingga masih mempunyai
balita yang
walaupun nantinya balita ternyata masih 4. Menjelaskan
orang tersebut banyak diantara jenis-jenis tidak sesuai
mendapat infeksi mereka yang kurang imunisasi. jadwal
tidak akan meninggal memahami arti
atau menderita cacat. pentingnya imunisasi 5. Menjelaskan (usianya belum
Anak yang bagi anak jadwal
sesuai dengan
diimunisasi akan mereka.Selain pemberian jadwal
terhindar dari ketidaktahuan keluarga imunisasi.
pemberian).
ancaman penyakit tentang pentingnya
yang ganas dan imunisasi untuk 6. Menjelaskan Sementara itu,
menular tanpa melindungi anak- cara pemberian untuk kegiatan
bantuan pengobatan anaknya dari penyakit imunisasi. penyuluhan,
(Markum, 1997). infeksi dan menular, mayoritas para ibu
7. Menjelaskan
Imunisasi banyak juga diantara mengikuti
kapan
merupakan salah satu mereka yang lebih penyuluhan
imunisasi tidak
program pemerintah mementingkan sampai selesai.
boleh
untuk mencapai pekerjaan misalnya Karena
diberikan.
Indonesia Sehat 2010. bekerja di pabrik penyuluhan sendiri
Oleh karena itu, daripada mengantarkan 8. Menjelaskan dilakukan setelah
sekurang-kurangnya anak-anak mereka ke keadaan yang pemberian
70% dari penduduk posyandu atau tempat timbul setelah imunisasi selesai.
suatu daerah harus pelayanan kesehatan imunisasi. Penyuluhan
mendapat imunisasi untuk mendapatkan dilakukan dengan
dasar yang meliputi: imunisasi. Hal ini 9. Menjelaskan metode diskusi
BCG, Polio, Hepatitis dimungkinkan juga tempat agar lebih akrab
B, Campak dan DPT. karena pendapatan pelayanan dan memudahkan
Namun di Indonesia rata-rata masyarakat imunisasi. peserta yang hadir
masih banyak yang masih tergolong untuk memahami
ditemukan kasus rendah. Sasaran : Ibu-ibu materi. Respons
penyakit yang yang mempunyai peserta cukup baik
seharusnya dapat balita peserta yang ditunjukkan
dicegah dengan posyandu balita dengan
imunisasi. desa bumiayu memperhatikan,
Oleh karena itu, memberi
perlu dilakukan tanggapan, dan
penyuluhan kesehatan mengajukan
tentang imunisasi pertanyaan.
untuk meningkatkan
pemahaman keluarga
tentang pentingnya
imuisasi dasar pada
balita agar keluarga
mau mengimunisa-
sikan anaknya.
7 F3 Pentingnya Berdasarkan Sedikitnya jumlah ibu Topik : ASI Waktu : 7 Saran untuk ibu
november pemberian Riset Kesehatan Dasar yang memberikan ASI Eksklusif November 2019 yang bekerja agar
Asi eksklusif tahun 2010, sebanyak Eksklusif pada bayinya Metode : Tempat : diusahakan untuk
untuk bayi 13% balita berstatus menunjukkan bahwa Ceramah, tanya Ponkesdes tetap memberikan
usia 0-6 gizi kurang, 4,9% pengetahuan ibu jawab. Bumiayu ASI Eksklusif
bulan. diantaranya berstatus dalam angka pemberian Media dan Alat : Jumlah Peserta : kepada bayinya.
gizi buruk. Data yang ASI Eksklusif pada Mikrofon dan 22 Ibu dari Balita Untuk para kader
sama juga bayi usia 0-6 bulan di Speaker peserta posyandu. agar bisa
menunjukkan 13,3% Desa Bumiayu masih Materi : 1. Kader desa melakukan
anak kurus, 6% kurang. Sehingga perlu Pengertian ASI bumiayu pendekatan kepada
diantaranya anak dilakukan penyuluhan Eksklusif, 2. ibu pekerja untuk
sangat kurus dan 17% pentingnya pemberian Manfaat Proses memberikan
anak tergolong sangat ASI Eksklusif. Dengan Pemberian ASI pelaksanaan : penyuluhan ASI
pendek. Keadaan ini demikian akan dapat Eksklusif, 3. Pelaksanaan Eksklusif Ibu
berpengaruh pada diketahui gambaran Pengertian IMD, penyuluhan pekerja, dimana
masih tingginya angka pengetahuan ibu 4. Manfaat IMD, berjalan dengan waktunya sebagian
kematian bayi. tentang pentingnya 5. Cara menyusui kondusif, peserta besar digunakan
Menurut pemberian ASI yang benar, 6. memberikan untuk bekerja.
WHO, 50% kematian Eksklusif pada bayi Cara pemberian beberapa Namun bisa
bayi dan anak terkait usia 0-6 bulan. ASI Eksklusif dan pertanyaan seputar diantisipasi
dengan gizi kurang seputar ASI, dan dengan cara ASI
dan gizi buruk. Oleh permasalahan permasalahan pompa, sehingga
karena itu masalah menyusui. yang dihadapi meskipun bekerja
gizi perlu ditangani Sasaran : peserta ketika masih bisa
secara cepat dan tepat. Ibu dari Balita memberikan ASI memberikan ASI
Masalah gizi buruk peserta Posyandu pada Bayi. Eksklusif untuk
paling tinggi balita desa bayinya.
menyerang usia bayi. Bumiayu
Hal ini disebabkan
dalam siklus
kehidupan manusia,
bayi berada dalam
masa pertumbuhan
dan perkembangan
yang paling pesat.
Bayi yang dilahirkan
dengan sehat, pada
umur 6 bulan akan
mencapai
pertumbuhan atau
berat badan dua kali
lipat daripada saat
dilahirkan.
Untuk
pertumbuhan bayi
dengan baik,
diperlukan zat-zat gizi
seperti protein,
kalsim, vitamin D,
Vitamin A dan K, zat
besi, dan sebagainya.
Secara alamiah zat-zat
tersebut sebenarnya
sudah terkandung di
dalam air susu ibu
(ASI). Oleh karena
itu, jika bayi diberikan
ASI secara eksklusif,
sudah bisa mencukupi
kebutuhan gizinya.
Air Susu Ibu
yang selanjutnya
disingkat ASI adalah
cairan putih yang
dihasilkan oleh
kelenjar payudara
wanita melalui proses
laktasi
(Suharyono,1990).
ASI eksklusif adalah
memberikan hanya
ASI pada bayi dan
tidak memberi bayi
makanan atau
minuman lain,
termasuk air putih,
kecuali obat- obatan
dan vitamin atau
mineral tetes; ASI
perah juga
diperbolehkan, yang
dilakukan sampai bayi
berumur 6 bulan.
Menurut
WHO/ UNICEF, cara
pemberian makanan
pada bayi dan anak
yang baik dan benar
adalah menyusui bayi
secara eksklusif sejak
lahir sampai usia 6
bulan dan meneruskan
menyusui anak sampai
usia 2 tahun. Mulai 6
bulan, bayi mendapat
makanan pendamping
ASI yang bergizi
sesuai dengan
kebutuhan tumbuh
kembangnya.
ASI merupakan
makanan bayi yang
terbaik dan setiap bayi
berhak mendapatkan
ASI, maka
Departemen
Kesehatan telah
menerbitkan Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 33
tahun 2012 tentang
pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara
eksklusif pada bayi di
Indonesia. ASI sudah
diketahui
keunggulannya,
namun kecenderungan
para ibu untuk tidak
menyusui bayinya
secara eksklusif
semakin besar. Hal ini
dapat dilihat dengan
semakin besarnya
jumlah ibu menyusui
yang memberikan
makanan tambahan
lebih awal sebagai
pengganti ASI. Pola
asuh anak ini
dipengaruhi oleh
pengetahuan
mengenai gizi.
11 nov F3 Bias Sejak tahun 1990, Dalam mendukung Kegiatan BIAS Tempat : Masih terdapat
imunisasi Indonesia telah program tersebut, yang dilakukan SDN Bumiayu beberapa siswa
berhasil mencapai tahun 2019 ini di pada bulan Tanggal : yang tidak masuk
target Universal Child Kecamatan Baureno november ini, 11 November untuk diberikan
Immunization (UCI) juga melaksanaan mencakup anak 2019 imunisasi sehingga
dimana lebih dari 80 Bulan Imunisasi Anak kelas 1 SD, kelas Pelaksana : tidak semua siswa
% anak Indonesia Sekolah di semua 2 SD dan kelas 5 dr. Alfian kelas 1 SD, kelas 2
sebelum mencapai SD/sederajat di SD. Imunisasi Santikatmaka SD dan kelas 5 SD
usia 1 tahun telah Kecamatan Baureno. yang diberikan Bidan Mukti SDN Bumiayu
menerima imunisasi Berikut akan adalah Dt (Difteri Perawat Ika mendapatkan
DPT sebanyak 3 dilaporkan kagiatan tetanus) pada Jumlah Anak : imunisasi Dt dan
dosis. Efektivitas Bulan Imunisasi Anak anak kelas 1 SD Kelas 1 : 8 orang Td.
program imunisasi Sekolah (BIAS) yang dan Td (Tetanus Kelas 2 : 11 orang Saran :
tersebut dibuktikan dilaksanakan di difteri) pada anak Kelas 5 : 9 orang pemberitahuan
dengan hasil laksanakan dibeberapa kelas 2 SD dan kepada orang tua
penelitian serologis, SD kecamatan kelas 5 SD. siswa untuk
dimana daya Baureno, tepatnya di membawa
lindungnya sangat Desa Bumiayu. anaknya ke
tinggi. Dengan ponkesdes untuk
perkataan lain, Laporan ini ditujukan dilakukan
sebagian besar anak untuk mendeskripsikan imuniasasi
masuk sekolah mulai kegiatan BIAS, yaitu
tahun 1997 telah pemberian imunisasi
memperoleh Dt dan Td pada anak
kekebalan dasar kelas 1, 2 dan 5
terhadap penyakit Sekolah Dasar dan
Diptheri dan Tetanus. yang sederajat

Imunisasi di sekolah Tujuan kegiatan ini


dulu bertujuan adalaha untuk
memberikan melakukan pemberian
imunisasi dasar, imunisasi Dt dan Td
sedangkan sekarang pada anak kelas 1, 2,
tujuannya adalah dan 5 Sekolah Dasar
meninggikan tingkat dan sederajat.
imunitas yang sudah
ada (booster). Sejak
tahun 1996, program
imunisasi mulai
memperkenalkan
jadual TT5 dosis
mulai dari kelompok
wanita usia 14 - 39
tahun di daerah resiko
tinggi Tetanus
Neonatorum. Jadual
ini secara bertahap
diperluas ke anak
sekolah dan imunisasi
TT rutin ibu hamil.
Penjadwalan ulang
imunisasi anak
sekolah telah
dicanangkan pada
tanggal 14 November
1997 oleh 4 Menteri,
yaitu Menkes,
Mendikbud, Menag
dan Mendagri. Untuk
selanjutnya Bulan
November disebut
sebagai Bulan
Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS).
Vaksin Difteri
Tetanus (DT, D besar
T, kecil) dan Vaksin
Tetanus difteri (Td, T
besar, d kecil) adalah
dua jenis vaksin yang
berbeda. Kandungan
dalam Vaksin Difteri
Tetanus (DT)
memiliki toksoid
Difteri yang lebih
tinggi yaitu 20 Lf dan
kandungan toxoid
tetanus murni 7,5 Lf.
Sedangkan Vaksin Td
memiliki kandungan
toksoid difteri dengan
dosis lebih rendah
sepersepuluh dari
vaksin DT yaitu
difteri 2 Lf,
sedangkan kandungan
toksoid tetanus
berjumlah sama 7,5 lf,
dengan ukuran tiap
dosisnya sama 0,5
ml.
12 nov F3 Bias Sejak tahun 1990, Dalam mendukung Kegiatan BIAS Tempat : Masih terdapat
imunisasi Indonesia telah program tersebut, yang dilakukan Madrasah beberapa siswa
berhasil mencapai tahun 2019 ini di pada bulan Ibtidaiyah yang menolak
target Universal Child Kecamatan Baureno november ini, Bumiayu untuk diberikan
Immunization (UCI) juga melaksanaan mencakup anak Tanggal : imunisasi dengan
dimana lebih dari 80 Bulan Imunisasi Anak kelas 1 SD/MI, 12 November berlari keluar
% anak Indonesia Sekolah di semua kelas 2 SD/MI dan 2019 kelas, menangis
sebelum mencapai SD/sederajat di kelas 5 SD/MI. Pelaksana : dan memberontak
usia 1 tahun telah Kecamatan Baureno. Imunisasi yang dr. Alfian saat dipegang,
menerima imunisasi Berikut akan diberikan adalah Santikatmaka sehingga tidak
DPT sebanyak 3 dilaporkan kagiatan Dt (Difteri Bidan Mukti semua siswa kelas
dosis. Efektivitas Bulan Imunisasi Anak tetanus) pada anak Perawat Ika 1 MI, kelas 2 MI
program imunisasi Sekolah (BIAS) yang kelas 1 SD/MI dan Jumlah Anak : dan kelas 5 MI
tersebut dibuktikan dilaksanakan di Td (Tetanus Kelas 1 : 22 orang Bumiayu
dengan hasil laksanakan dibeberapa difteri) pada anak Kelas 2 : 18 orang mendapatkan
penelitian serologis, SD kecamatan kelas 2 SD/MI dan Kelas 5 : 15 orang imunisasi Dt dan
dimana daya Baureno, tepatnya di kelas 5 SD/MI. Td.
lindungnya sangat Desa Bumiayu. Saran :
tinggi. Dengan Pemberitahuan
perkataan lain, Laporan ini ditujukan kepada orang tua
sebagian besar anak untuk mendeskripsikan siswa agar
masuk sekolah mulai kegiatan BIAS, yaitu membawa
tahun 1997 telah pemberian imunisasi anaknya ke
memperoleh Dt dan Td pada anak ponkesdes untuk
kekebalan dasar kelas 1, 2 dan 5 pemberian
terhadap penyakit Sekolah Dasar dan imunisasi.
Diptheri dan Tetanus. yang sederajat

Imunisasi di sekolah Tujuan kegiatan ini


dulu bertujuan adalaha untuk
memberikan melakukan pemberian
imunisasi dasar, imunisasi Dt dan Td
sedangkan sekarang pada anak kelas 1, 2,
tujuannya adalah dan 5 Sekolah Dasar
meninggikan tingkat dan sederajat
imunitas yang sudah
ada (booster). Sejak
tahun 1996, program
imunisasi mulai
memperkenalkan
jadual TT5 dosis
mulai dari kelompok
wanita usia 14 - 39
tahun di daerah resiko
tinggi Tetanus
Neonatorum. Jadual
ini secara bertahap
diperluas ke anak
sekolah dan imunisasi
TT rutin ibu hamil.
Penjadwalan ulang
imunisasi anak
sekolah telah
dicanangkan pada
tanggal 14 November
1997 oleh 4 Menteri,
yaitu Menkes,
Mendikbud, Menag
dan Mendagri. Untuk
selanjutnya Bulan
November disebut
sebagai Bulan
Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS).
Vaksin Difteri
Tetanus (DT, D besar
T, kecil) dan Vaksin
Tetanus difteri (Td, T
besar, d kecil) adalah
dua jenis vaksin yang
berbeda. Kandungan
dalam Vaksin Difteri
Tetanus (DT)
memiliki toksoid
Difteri yang lebih
tinggi yaitu 20 Lf dan
kandungan toxoid
tetanus murni 7,5 Lf.
Sedangkan Vaksin Td
memiliki kandungan
toksoid difteri dengan
dosis lebih rendah
sepersepuluh dari
vaksin DT yaitu
difteri 2 Lf,
sedangkan kandungan
toksoid tetanus
berjumlah sama 7,5 lf,
dengan ukuran tiap
dosisnya sama 0,5
ml.
14 nov F1 Dm- Diabetes Melitus Kurangnya pemahaman Topik : mengenal Waktu : 14 Hasil yang didapat
posyandu (DM) adalah bagi peserta dalam hal lebih jauh November 2019 pada kegiatan ini
lansia merupakan penyakit ini yaitu para peserta Diabetes Melitus Tempat : adalah berupa
Mengenal Global endemik. Saat posyandu lansia dusun Metode : Ponkesdes peningkatan
Lebih Jauh ini diperkirakan 171 Panasan Desa Bumiayu Ceramah, tanya Bumiayu pengetahuan
Diabetes juta pasien menderita mengenai Diabetes jawab. Jumlah Peserta : mengenai Diabetes
Melitus DM seluruh dunia dan Melitus, dimana Media dan Alat : 23 lansia peserta Melitus.
diperkirakan tahun diharapkan para lansia Leaflet Posyandu Lansia Peningkatan
2030 akan menjadi tersebut dapat mengerti Materi : Definisi Dusun Panasan, pengetahuan ini
dua kali lipatnya. tentang penyakitnya, Diabetes Melitus, Kader Desa dilakukan dengan
Penderita Diabetes mulai dari apa itu Faktor Resiko, Bumiayu. cara mengevaluasi
Melitus (DM) di Diabetes Melitus, Pencegahan, Proses tingkat
Indonesia secara Faktor Resiko, pengobatan yang Pelaksanaan : pengetahuan
epidemiologi Pencegahan, baik bagi Kegiatan dimulai peserta dengan
diperkirakan bahwa pengobatan yang baik penderita DM, dengan cara sesion tanya
pada tahun 2030 bagi penderita DM, maupun sekilas pembukaan yaitu jawab oleh
prevalensi mencapai maupun sekilas mengenai aturan perkenalan, lalu pembicara dan
21,3 juta orang atau mengenai aturan dietnya. diteruskan dengan peserta.
merupakan negara dietnya. Sasaran : Semua pemberian materi Saran yang dapat
urutan keempat lansia peserta mengenai saya berikan
dengan jumlah Posyandu lansia Diabetes Melitus. kepada puskesmas
perkiraan penderita desa bumi ayu Dilanjutkan sesion adalah harus lebih
DM didunia. Semua tanya jawab. sering
pasien tersebut mengadakan
beresiko mengalami penyuluhan
komplikasi baik mengenai penyakit
mikrovaskular penyakit
maupun degeneratif,
makrovaskular yang terutama DM
dapat menyebabkan secara berkala
tingginya biaya tidak hanya
perawatan dan kepada kader
pengobatan. tetapi juga kepada
Bertambahnya jumlah para pasien
penderita DM yang penderita DM
meningkat terus yang ada di
menerus ini puskesmas.
dipengaruhi oleh
pertumbuhan
penduduk, proses
penuaan, urbanisasi
dan pertambanhan
jumlah prevalensi
obesitas dan physical
inactivity. Sehingga
diperlukan suatu
upaya promotif dan
preventif terhadap
penyakit DM. Bagi
pasien yang telah
terkena DM maka
manajemen DM yang
baik diharapkan dapat
menurunkan resiko
komplikasi. Tujuan
penatalaksanaan DM
meliputi . Mencegah
komplikasi,
meningkatkan kualitas
hidup, dengan
menormalkan kadar
gula darah dan
dikatakan DM
terkontrol, sehingga
sama dengan orang
normal.
15 nov F5 Ptm Pembangunan Saat ini, kesadaran diri Pemeriksaan Waktu : 15 Hasil pemeriksaan
kesehatan mempunyai masyarakat khususnya kesehatan November 2019 didapatkan
visi “Indonesia lansia untuk dimaksudkan Tempat : Balai sebagian kecil
Sehat“, diantaranya memeriksakan diri di untuk melakukan Desa Sembunglor dengan kadar gula
dilaksanakan melalui pusat pelayanan pemeriksaan Jumlah Peserta : darah sewaktu dan
pelayanan kesehatan kesehatan setempat kesehatan secara 26 lansia dan kolesterol tinggi,
oleh puskesmas dan secara rutin masih berkala bagi dewasa warga untuk peserta
rumah sakit. Selama sangat rendah. Hal ini masyarakat yang desa Sembunglor dengan GDS dan
ini pemerintah telah dikarenakan masih tidak sempat atau Proses kolesterol tinggi,
membangun kurangnya pengetahuan kesulitan pelaksanaan : disarankan untuk
puskesmas dan dan perhatian mengunjungi Pelaksanaan memeriksakan ke
jaringannya di seluruh masyarakat untuk layanan kesehatan berlangsung puskesmas untuk
Indonesia rata-rata melakukan yang dalam hal ini kondusif, peserta mendapatkan
setiap kecamatan pemeriksaan secara adalah puskesmas pertama dilakukan pengobatan lebih
mempunyai 2 rutin terhadap para yang mungkin saja wawancara lanjut dan
puskesmas, setiap 3 lansia. Sehingga disebabkan oleh dengan kesioner diberikan KIE
desa mempunyai 1 Puskesmas Baureno faktor pekerjaan mengenai penyakit untuk menjaga
puskesmas pembantu. mengadakan program atau hal-hal tidak menular dan pola hidup sehat.
Puskesmas telah Poslansia PTM guna lainnya. Agar faktor resikonya.
melaksanakan memudahkan menciptakan Kemudian
kegiatan dengan hasil pemeriksaan kesehatan masyarakat yang dilakukan cek
yang nyata, status kepada para lansia agar sehat sehingga laboratorium gula
kesehatan masyarakat status kesehatan para mampu darah sewaktu dan
makin meningkat, lansia dapat terpantau mengantisipasi kolesterol.
ditandai dengan makin dengan baik dan terjadinya
menurunnya angka memudahkan komplikasi yang
kematian bayi, ibu, pengobatan para lansia diakibatkan oleh
makin meningkatnya yang mungkin saja penyakit kronis
status gizi masyarakat kesulitan dalam hal untuk
dan umur harapan akses langsung ke meningkatkan
hidup (Kepmenkes, puskesmas. derajat kesehatan
2004). masyarakat.
Puskesmas adalah Metode :
unit pelaksana teknis Wawancara
Dinas dengan kuesioner,
Kesehatan Kabupaten dan pemeriksaan
atau Kota yang laboratorium GDS
bertanggung jawab dan Kolesterol
menyelenggarakan Media dan Alat :
pembangunan Alat rapid test
kesehatan di satu atau Gula darah dan
sebagian wilayah kolesterol
kecamatan. Puskesma Sasaran : peserta
s berperan dalam posyandu lansia
pelayanan publik yang
berkualitas kepada
masyarakat dengan
melakukan berbagai
upaya untuk
memenuhi segala
harapan, keinginan,
kebutuhan serta
kepuasan bagi
masyarakat.
Agar upaya
tersebut dapat berjalan
secara optimal,
diperlukan partisipasi
masyarakat sehingga
dikembangkanlah
suatu model
pengendalian penyakit
yang berbasis
masyarakat yakni
posbindu. Posbind
merupakan bentuk
peran serta
masyarakat dalam
upaya pengendalian
factor resiko secara
mandiri dan
berkesinambungan,
sehingga pencegahan
factor resiko dapat
dilakukan sejak dini
dan kejadian di
masyarakat dapat
ditekan (Kepmenkes,
2012).
Posbindu (Pos
Pembinaan Terpadu)
merupakan suatu
program pelayanan
kesehatan yang
dilaksanakan di suatu
kelompok masyarakat
factor resiko tertentu
di masyarakat.
Kegiatan posbindu ini
tidak hanya meliputi
pelayanan
pemeriksaan
kesehatan saja, tetapi
juga melibatkan
masyarakat dalam
upaya pencegahan dan
penemuan dini factor
resiko di masyarakat.
Salah satu kegiatan
posbindu yang
diadakan adalah
posyandu lansia yang
dilakukan tiap bulan
sekali. Posbindu dapat
dibentuk di tiap desa/
kelurahan dengan
pelaksanaan kegiatan
yang disesuaikan
dengan kondisi dan
situasi desa /
kelurahan setempat.

18 nov F4 Pos gizi


19 nov F3 Kelas bumil
22 nov F4 Poz gizi

Anda mungkin juga menyukai