Anda di halaman 1dari 11

54

BAB IV
ANALISIS AUXILIARY TRANSFORMER
BERDASARKAN KONDISI MINYAK ISOLASI

Kesehatan transformator dapat diketahui dengan menganalisa kondisi minyak


isolasi. Pada kerja praktek ini data menggunakan data Disolve Gas Analisys (DGA) pada
auxiliary transformer unit pembangkit 4 PLTU TanjungJati B. Data di yang digunakan
merupakan data pengujian yang dilakukan sejak pertama dioperasikan sampai dengan
Juni 2015. Pengujian yang dilakukan untuk auxiliary transformer meupakapengujianrutin
yang diakukan setiap satutahun sekali. Pengujian isolasi minyak dilakukan oleh
PT.Petrolab Service dengan hasil data terlampir.
Selain kadar gas terlarut yang mempengaruhi kondisi minyak isolasi juga
dipegaruhi oleh factor kondisi fisik dari minyak isolasi. Faktor tersebut antara lain
breakdown voltage, total acid number, water conent, dan factor lainnya. Kondisi ini akan
mempengaruhi kesehatan dari transformator, jika kondisi minyak isolasi layak maka
transformator bias dikatakan dalam kondisi baik.

4.1 DGA (Dissolved Gas Analysis)

Permasalahan yang umum terjadi pada trafo daya adalah timbulnya kegagalan
(failure) yang diakibatkan karena thermal fault, electrical fault atau karena pemburukan
(degradasi) isolasi kertas maupun minyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian DGA.
DGA dapat dilakukan sebagai indicator pertama dari suatu masalah yang dapat
mengidentifikasi memburuknya isolasi kertas, overheat, hotspot, partial discharge dan
arcing. Karena kesehatan minyak isolasi trafo mencerminkan kesehatan trafo.
Gas gas yang dideteksidarihasilpengujian DGA adalah H 2 (hidrogen), C H 4
(Methana), N 2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (KarbonMonoksida), CO 2 (Karbon
Dioksida), C 2 H 4 (Ethylene), C 2 H 6 (Ethane), C 2 H 2 (Acetylene).
Secaragarisbesar gas-gas yang larut didalam minyak isolasi trafo akan diekstraksi
atau dipisahkan dari minyak isolasiter lebih dahulu sehingganantinya gas tersebut dapat
diuraikan dan diketahui kadarnya.
55

Setelah terpisahantara gas dengan minyak, gas tersebut akan diuraikan kembali
berdasarkan jenis gasnya dengan menggunakan metoda chromatography.
Secara umum, chromatography  merupakan suatu istilah yang menggambarkan
teknik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran
atau sample. Peralatan GC terdiridari: 1) Injection System; 2) Oven; 3) Control System; 4)
Column; 5) Detector; dan 6) Data Acquisition System [16].

Gambar 4.1 Metode GC (Gas Chromatograph)

1) Injection System
digunakanuntukmemasukkan/menyemprot gas dan sample kedalam column.

2) Oven
digunakanuntukmemanaskan column pada temperature
tertentusehinggamempermudah proses pemisahankomponen sample.

3) Column
berisi stationary phase dimana mobile phase akan lewat didalamnya sambal
membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis column, yaitu: 1) Packed column,
umumnya terbuat dari kaca atau stainless steel coil denganpanjang 1 – 5 m dan
diameter kira-kira 5 mm.  2) Capillary column, umumnya terbuat dari purified
silicate glass dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250 mm.
56

4) Control System
Berfungsi untuk:
1. Mengontrol pressure dan flow dari mobile phase yang masukke column.
2. Mengontrol temperature oven.

5) Detector
Berfungsi mendeteksi adanya komponen yang keluar dari column.
6) Data Aquisition
Berfungsi sebagai:
1. Control automatic calibration;
2. Gas analysis;
3. Graphics & Reporting.

Data aquisitionmerupakanperangkatgabungandari Software dan Hardware (PC,


Interface & Communication).

7) Technical Specification;
Beberapa parameter yang menjadi ukuran spesifikasi teknis GC, antara lain:
1. Analytes; menyatakan komponen-komponen yang akan dianalisa.
2. Quantification limit (detectability); menyatakan kemampuan
deteksi terkecil, dinyatakan dalam persen.
3. Measurement range; menyatakan kemampuan rentang pengukuran
GC.
4. Communication Port ; digital port untuk komunikasi dengan PC
atau perangkat digital lainnya.
5. Electrical Power Supply (voltage, phase, frequency, power) [16].

Berikut ini merupakan data hasil DGA yang telah dilakukan olehPT.Petrolab
Service pada auxiliary transformer 4A.
57

Table 4.1 Data DGA pada Auxiliary Transformer 4A

Dissolved Gas Analysis Jun Batas


(DGA) unit Method May12 Jun13 Mar14 May15 15 max
Hydrogen (H2) ppm IEC60567 6 6 8 77 113 100
Methane (CH4) ppm IEC60567 4 4 6 40 44 120
Ethane (C2H6) ppm IEC60567 4 4 4 73 78 65
Ethylene (C2H4) ppm IEC60567 1 2 2 16 12 50
Acetylene (C2H2) ppm IEC60567 <1 <1 <1 <1 <1 35
Carbon Monoxide (CO) ppm IEC60567 92 110 162 221 209 350
Carbon Dioxide (CO2) ppm IEC60567 903 1208 1723 2265 2211 2500
Oxygen ppm IEC60568 6721 6721 6689 6702 6632 -
Nitrogen ppm IEC60569 38118 38271 38009 37721 36312 -
4.584 4.660 4.711 4.561
4.6326 -
% gas by volume % IEC60570 9 3 5 1
IEE
107 126 182 427 456 720
TDCG ppm C57.104
IEE
9.82 10.96 10.64 10.25 10.58 5≤n≤20
CO2 / CO C57.104
IEE
1 1 1 2 2 2
Equipment Condition C57.104

Data gas terlarut tersebut dapat kita golongkan kedalam beberapa golongan kondisi
berasarkan standar dari IEEE yaitu IEEE Standard (Std). C57-104™. Dengan membandingkan data
pada table diatas dengan standar maka kitadapat menentukan kondisi padaminyak isolasi yang diuji.
Berikutini merupakan table standar IEEE yang digunakan untuk menggolongkan kondisi minyakisolasi
berdasarkan konsentrasi gas terlarut.
58

Tabel4.2 IEEE Standard (Std). C57-104™

Status Hydrogen Methane Acetylene Ethylene Ethane Carbon Carbon TDCG


(H2) (CH4) (C2 H2) (C2H4) (C2H6) Monox(CO) (CO2)*

Condition 1 100 120 35 50 65 350 2,500 720


Condition 2 101-700 121-400 36-50 51-100 66-100 351-570 2,500-4,000 721-1,920
Condition 3 701-1,800 401-1,000 51-80 101-200 101-150 571-1,400 4,001-10,000 1,921-4,630
Condition 4 >1,800 >1,000 >80 >200 >150 >1,400 >10,000 >4,630
*CO2 is not included in adding the numbers for TDCG because it is not a combustible gas.

Dari tabel data pengujian minyak isolasi (tabel4.1) apabila dibandingkan dengan table
standar gas-gas terlarut (IEEE Standard (Std). C57-104™) dapat kita lihat bahwa kondisi minyak
isolasi berada pada kondisi 2. Kondisi ini ditanai dengan jumlah gas Hidrogen (H2) dan juga gas
Ethane (C2H6) yang melebihi standar. Pada kondisi ini jelas transformator mengalami suatu
kegagalan dan perlu adanya tindakan agar kegagalan tersebut dapat diatasi.

Seperti yang kita tahu bahwa gas-gas yang terlarut dalam minyak isolasi merupakan gas
yang mudah terbakar. Sehingga kita perlu mengambil tindakan yang cepat dan tepat agar tidak
terjadi kerusakan yang lebih berat pada transformator. Mengingat ada kemungkinan terjadi
ledakan yang bias menyebab kantransformator mengalami kerusakan parah dan mejadi kerugian.
Tindakan yang kita ambil harus sesuai dengan standar. IEEE telah memiliki standar untuk
mengambil tindakan berdasarkan dissolve combustible gas sebagai berikut.

Tabel4.3 Tindakan yang dilakukan berdasarkan nilai Dissolved Combustible GasIEEE Standard (Std). C57-
104™
Conditions TDCG level or TDCG Sampling Intervals and Operating Actions for Gas
Highest Generation Generation Rates
Individual Gas Rates
Sampling Interval Operating Procedure
(ppm/day)

Condition 1 <720 ppm of <10 Annually: 6 Continue normal operation


TDCG or highest months for extra
condition based high voltage
on individual transformer
combustible gas
10-30 Quarterly

>30 Monthly Exercise Caution. Analyze


individual gases to find cause.
59

Determine load dependence

Condition 2 721-1,920 ppm <10 Quarterly Exercise Caution. Analyze


of TDCG or individual gases to find cause.
10-30 Monthly
highest Determine load dependence
condition based >30 Monthly
on individual
combustible gas

Condition 3 1,941-2,630 <10 Monthly Exercise extreme caution.


ppm of TDCG or Analyze individual gases to find
10-30 Weekly
highest cause. Plan Outage. Call
condition based >30 Weekly manufacture and other
on individual consultants for advice
combustible gas

Condition 4 >4,639 ppm of <10 Weekly Exercise extreme caution.


TDCG or highest Analyze individual gases to find
10-30 Daily
condition based cause. Plan Outage. Call
on individual manufacture and other
combustible gas consultants for advice

>30 Daily Consider removal from service.


Call manufacture and other
consultants for advice

Berdasarkan Tabel4.3 diatas tindakan yang dapat dilakukan adalah mempelajari


penyebab kegagalan transformator dengan menganalisa gas-gas terlarut padaminyak isolasi
transformator. Selain itu kita juga perlu mengatur pola pembebanan pada transformator tersebut.
Untuk menganalisa gas-gas terlarut dalam kerja praktek ini menggunakan metode Roger’s ratio,
Doernburg’s ratio, dan Duval’s triangle.

4.2 Metode Roger’s Ratio


60

Metode ini menggunakan perbandingan konsentrasi gas CH4/H2, C2H2/C2H4,


C2H2/CH4, dan C2H6/C2H2 sebagai dasar untuk mendeteksi 3 jenis kegagalan yaitu
thermal fault, corona fault (low energy partial discharge, dan arcing (high intensity partial
discharge). Jenis kegagalan yang terjadi dapat diketahui dengan mengubah perbandigan
konsentrasi gas-gas tersebut kedalam roger’s code. Setalah diketahui nilai dari roger’s code
kita dapat membandingkan dengan tebel jenis kegagalan menurut roger’s code.
Dari data padatabel 4.1 kita dapat melakukan memperoleh data untuk perbandingan gas-
gas kunci pada metode roger’s ratio. Dengan data pada bulan Juni 2015 dimana terdapat
indikasi kegagalan pada transformator kita akan menganalisa jenis kegagalan yang terjadi
pada transformator pada saat data tersebut diambil. Berikut merupakan perbandingan dari
gas-gas utama dalam metode roger’s ratio serta roger’s code yang didapat setalah
membandingkan dengan tabel 3.1.

Tabel 4.4 Hasil perbandingan gas dan Roger’s code pada isolator uji

Rasio gas-gas

CH 4 C2H 6 C2H 4 C2H 2


H2 CH 4 C2H6 C2H 4
44 78 12 1
113 44 78 12
0.39 1.77 0.15 0.083

Roger’s Ratio Codes 0 1 0 0

Tabel 4.5 Klasifikasi kegagalan berdasarkan Roger’s Code

No CH4/H2 C2H6/CH4 C2H4/C2H6 C2H2/C2H4 Fault Type

1 0 0 0 0 Normal deterioration

2 1-2 0 0 0 Minor overheating <150°

3 1-2 1 0 0 Overheating 150°-200°

4 0 1 0 0 Overheating 200°-300°

5 0 0 1 0 Conductor overheating
61

6 0 0 0 1 Flashover

7 1 0 1 0 Circulating current winding

8 1 0 2 0 Circulating current in core & tank

9 0 0 1-2 1-2 Arc with power flow

10 0 0 2 2 Continues sparking

11 5 0 0 0 Partial discharge

12 5 0 0 1-2 Partial dischpartialarge with tracking

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat untuk data bulan Juni 2015 minyak isolasi yang diuji
memiliki roger’s code 0100. Dengan berdasarkan pada tabel 4.5 jenis kegagalan yang terjadi
adalah Overheating 200°-300° C.

4.3 Metode Doernburg’s Ratio


Metode ini menggunakan perbandingan konsentrasi gas CH4/H2, C2H2/C2H4,
C2H2/CH4, dan C2H6/C2H2 sebagai dasar untuk mendeteksi 3 jenis kegagalan yaitu
thermal fault, corona fault (low energy partial discharge, dan arcing (high intensity partial
discharge). Metode ini hampir sama dengan metode Roger’s ratio namun pada metode ini
tidak dilakukan pengubahan hasil perbandingan konsentrasi gas terlarut menjadi kode untuk
menentukan diagnose kegagalan. Dalam metode ini diagnose jenis kegagalan dilakukan
dengan membandingkan hasil perbandingan konsentrasi gas dengan table diagosa kegagalan
menurut Doernburg’s Ratio.
Berikut ini merupakan data perbandingan dan table diagnose kegagalan menurut metode
Doernburg’s ratio.
62

Tabel 4.6 Hasilperbandinganpada isolator uji (bulanJuni 2015)

Rasio gas-gas

CH 4 C2H 6 C2H 4 C2H 2


H2 CH 4 C2H6 C2H 4
44 78 12 1
113 44 78 12
0.39 1.77 0.15 0.083

Tabel 4.7 Diagnosa kegagalan menurut Doernburg’s Ratio

JenisKegagalan (CH4/H2) (C2H2/C2H4) (C2H2/CH4) (C2H6/C2H2)

Thermal fault >1.0 >0.1 <0.75 <1.0 <0.3 <0.1 >0.4 >0.2

Corona fault <0.1 <0.01 Not significant <0.3 <0.1 >0.4 >0.2

Arcing fault >0.1 >0.01 >0.75 >1.0 >0.3 >0.1 <0.4 <0.2

<1.0 <0.1

Berdasarkan data pada tabel 4.6 kita dapat membandingkan dengan table diagnose
kegagalan pada tabel 4.7. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis kegagalan
yang dialami menurut metode ini adalah Thermal fault.

4.4 Duval Triangle


63

Metode ini menggunakan perbandingan tiga gas utama yaitu gas CH4, C2H4, dan C2H2.
Kosentrasi dari gas-gas tersebut digunakan untuk menentukan titik temu dalam segitiga duval
untuk mengetahui jenis kegagalan yang terjadi pada transformator. Dalam menggunakan
metode ini miyak isolasi harus sudah mencapai kondisi 2 atau lebih menurut Disolve Gas
Analisys (DGA).
Sama dengan kedua metode sebelumnya, untuk menganalisa kegagalan digunakan data
pada bulan Mei 2015 dimana kondisi pada minyak isolasi telah mencapai kondisike 2
menurut analisis DGA. Dengan data ini pertama kita harus mencari kenaikan konsentrasi dari
gas-gas utama tersebut dengan membandingkan dengan data sebelumnya yaitu data pada
bulan Maret 2014. Setelah kita memperoleh jumlah kenaikan dari gas-gas tersebut kemudian
kita merubah hasil tersebut kedalam bentuk persentase.
Dengan menggunakan presentase dari ketiga gas utama yaitu CH4, C2H4, dan C2H2
maka kita dapat menentukan garis pada Duval’s triangle, sehingga kita menemukan titik
pertemuan ketiga garis tersebut. Daerah pada titik pertemuan ini akan memperlihatkan
diagnose kegagaan padatrans formator menurut metode Duval’s triangle.

Tabel 4.8 Data gas utama pada metode Segitiga Duval

Gas Mar 15 May 15 Increase

CH4 6 40 34

C2H4 2 16 14

C2H2 1 1 0.1

Total 9 57 48

Dari data diatas kita dapat menghitung persentase dari kenaikan konsentrasi gas CH4,
C2H4, dan C2H2 sebagai berikut:
64

33
CH 4= X 100 %=70.83 %
48
14
C2 H4= X 100 %=29.17 %
48
1
C 2 H 2= X 100 %=2.08 %
48

Dari persentase diatas kita dapat menarik garis pada Duval’s Triangle sebagai berikut :

Gambar 4.2 Analisa titik pada duval’s triangle

Dari gambar diatas dapat kita lihat titik pertemuan dari ketiga konsentrasi gas utama yaitu CH4,
C2H4, dan C2H2 berada pada daerah T2. Menurut Duval’s triangle daerah T2 menunjukan
diagnose transformator mengalami thermal fault antara 300°C-700°C. Hasil ini sesuai dengan
hasil dari kedua metode sebelumnya yaitu pada auxiliary transformer 4A terjadi thermal fault.

Anda mungkin juga menyukai