BAB IV
ANALISIS AUXILIARY TRANSFORMER
BERDASARKAN KONDISI MINYAK ISOLASI
Permasalahan yang umum terjadi pada trafo daya adalah timbulnya kegagalan
(failure) yang diakibatkan karena thermal fault, electrical fault atau karena pemburukan
(degradasi) isolasi kertas maupun minyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian DGA.
DGA dapat dilakukan sebagai indicator pertama dari suatu masalah yang dapat
mengidentifikasi memburuknya isolasi kertas, overheat, hotspot, partial discharge dan
arcing. Karena kesehatan minyak isolasi trafo mencerminkan kesehatan trafo.
Gas gas yang dideteksidarihasilpengujian DGA adalah H 2 (hidrogen), C H 4
(Methana), N 2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (KarbonMonoksida), CO 2 (Karbon
Dioksida), C 2 H 4 (Ethylene), C 2 H 6 (Ethane), C 2 H 2 (Acetylene).
Secaragarisbesar gas-gas yang larut didalam minyak isolasi trafo akan diekstraksi
atau dipisahkan dari minyak isolasiter lebih dahulu sehingganantinya gas tersebut dapat
diuraikan dan diketahui kadarnya.
55
Setelah terpisahantara gas dengan minyak, gas tersebut akan diuraikan kembali
berdasarkan jenis gasnya dengan menggunakan metoda chromatography.
Secara umum, chromatography merupakan suatu istilah yang menggambarkan
teknik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran
atau sample. Peralatan GC terdiridari: 1) Injection System; 2) Oven; 3) Control System; 4)
Column; 5) Detector; dan 6) Data Acquisition System [16].
1) Injection System
digunakanuntukmemasukkan/menyemprot gas dan sample kedalam column.
2) Oven
digunakanuntukmemanaskan column pada temperature
tertentusehinggamempermudah proses pemisahankomponen sample.
3) Column
berisi stationary phase dimana mobile phase akan lewat didalamnya sambal
membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis column, yaitu: 1) Packed column,
umumnya terbuat dari kaca atau stainless steel coil denganpanjang 1 – 5 m dan
diameter kira-kira 5 mm. 2) Capillary column, umumnya terbuat dari purified
silicate glass dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250 mm.
56
4) Control System
Berfungsi untuk:
1. Mengontrol pressure dan flow dari mobile phase yang masukke column.
2. Mengontrol temperature oven.
5) Detector
Berfungsi mendeteksi adanya komponen yang keluar dari column.
6) Data Aquisition
Berfungsi sebagai:
1. Control automatic calibration;
2. Gas analysis;
3. Graphics & Reporting.
7) Technical Specification;
Beberapa parameter yang menjadi ukuran spesifikasi teknis GC, antara lain:
1. Analytes; menyatakan komponen-komponen yang akan dianalisa.
2. Quantification limit (detectability); menyatakan kemampuan
deteksi terkecil, dinyatakan dalam persen.
3. Measurement range; menyatakan kemampuan rentang pengukuran
GC.
4. Communication Port ; digital port untuk komunikasi dengan PC
atau perangkat digital lainnya.
5. Electrical Power Supply (voltage, phase, frequency, power) [16].
Berikut ini merupakan data hasil DGA yang telah dilakukan olehPT.Petrolab
Service pada auxiliary transformer 4A.
57
Data gas terlarut tersebut dapat kita golongkan kedalam beberapa golongan kondisi
berasarkan standar dari IEEE yaitu IEEE Standard (Std). C57-104™. Dengan membandingkan data
pada table diatas dengan standar maka kitadapat menentukan kondisi padaminyak isolasi yang diuji.
Berikutini merupakan table standar IEEE yang digunakan untuk menggolongkan kondisi minyakisolasi
berdasarkan konsentrasi gas terlarut.
58
Dari tabel data pengujian minyak isolasi (tabel4.1) apabila dibandingkan dengan table
standar gas-gas terlarut (IEEE Standard (Std). C57-104™) dapat kita lihat bahwa kondisi minyak
isolasi berada pada kondisi 2. Kondisi ini ditanai dengan jumlah gas Hidrogen (H2) dan juga gas
Ethane (C2H6) yang melebihi standar. Pada kondisi ini jelas transformator mengalami suatu
kegagalan dan perlu adanya tindakan agar kegagalan tersebut dapat diatasi.
Seperti yang kita tahu bahwa gas-gas yang terlarut dalam minyak isolasi merupakan gas
yang mudah terbakar. Sehingga kita perlu mengambil tindakan yang cepat dan tepat agar tidak
terjadi kerusakan yang lebih berat pada transformator. Mengingat ada kemungkinan terjadi
ledakan yang bias menyebab kantransformator mengalami kerusakan parah dan mejadi kerugian.
Tindakan yang kita ambil harus sesuai dengan standar. IEEE telah memiliki standar untuk
mengambil tindakan berdasarkan dissolve combustible gas sebagai berikut.
Tabel4.3 Tindakan yang dilakukan berdasarkan nilai Dissolved Combustible GasIEEE Standard (Std). C57-
104™
Conditions TDCG level or TDCG Sampling Intervals and Operating Actions for Gas
Highest Generation Generation Rates
Individual Gas Rates
Sampling Interval Operating Procedure
(ppm/day)
Tabel 4.4 Hasil perbandingan gas dan Roger’s code pada isolator uji
Rasio gas-gas
1 0 0 0 0 Normal deterioration
4 0 1 0 0 Overheating 200°-300°
5 0 0 1 0 Conductor overheating
61
6 0 0 0 1 Flashover
10 0 0 2 2 Continues sparking
11 5 0 0 0 Partial discharge
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat untuk data bulan Juni 2015 minyak isolasi yang diuji
memiliki roger’s code 0100. Dengan berdasarkan pada tabel 4.5 jenis kegagalan yang terjadi
adalah Overheating 200°-300° C.
Rasio gas-gas
Thermal fault >1.0 >0.1 <0.75 <1.0 <0.3 <0.1 >0.4 >0.2
Corona fault <0.1 <0.01 Not significant <0.3 <0.1 >0.4 >0.2
Arcing fault >0.1 >0.01 >0.75 >1.0 >0.3 >0.1 <0.4 <0.2
<1.0 <0.1
Berdasarkan data pada tabel 4.6 kita dapat membandingkan dengan table diagnose
kegagalan pada tabel 4.7. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis kegagalan
yang dialami menurut metode ini adalah Thermal fault.
Metode ini menggunakan perbandingan tiga gas utama yaitu gas CH4, C2H4, dan C2H2.
Kosentrasi dari gas-gas tersebut digunakan untuk menentukan titik temu dalam segitiga duval
untuk mengetahui jenis kegagalan yang terjadi pada transformator. Dalam menggunakan
metode ini miyak isolasi harus sudah mencapai kondisi 2 atau lebih menurut Disolve Gas
Analisys (DGA).
Sama dengan kedua metode sebelumnya, untuk menganalisa kegagalan digunakan data
pada bulan Mei 2015 dimana kondisi pada minyak isolasi telah mencapai kondisike 2
menurut analisis DGA. Dengan data ini pertama kita harus mencari kenaikan konsentrasi dari
gas-gas utama tersebut dengan membandingkan dengan data sebelumnya yaitu data pada
bulan Maret 2014. Setelah kita memperoleh jumlah kenaikan dari gas-gas tersebut kemudian
kita merubah hasil tersebut kedalam bentuk persentase.
Dengan menggunakan presentase dari ketiga gas utama yaitu CH4, C2H4, dan C2H2
maka kita dapat menentukan garis pada Duval’s triangle, sehingga kita menemukan titik
pertemuan ketiga garis tersebut. Daerah pada titik pertemuan ini akan memperlihatkan
diagnose kegagaan padatrans formator menurut metode Duval’s triangle.
CH4 6 40 34
C2H4 2 16 14
C2H2 1 1 0.1
Total 9 57 48
Dari data diatas kita dapat menghitung persentase dari kenaikan konsentrasi gas CH4,
C2H4, dan C2H2 sebagai berikut:
64
33
CH 4= X 100 %=70.83 %
48
14
C2 H4= X 100 %=29.17 %
48
1
C 2 H 2= X 100 %=2.08 %
48
Dari persentase diatas kita dapat menarik garis pada Duval’s Triangle sebagai berikut :
Dari gambar diatas dapat kita lihat titik pertemuan dari ketiga konsentrasi gas utama yaitu CH4,
C2H4, dan C2H2 berada pada daerah T2. Menurut Duval’s triangle daerah T2 menunjukan
diagnose transformator mengalami thermal fault antara 300°C-700°C. Hasil ini sesuai dengan
hasil dari kedua metode sebelumnya yaitu pada auxiliary transformer 4A terjadi thermal fault.