Anda di halaman 1dari 2

.

,vRasulullah Saw SAW sebagai pendidik

Sebagai seorang muslim, beriman kepada para Rasul adalah harga mati sebuah keimanan.
Salah satunya yang wajib diimani adalah Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang
terakhir. Tanpa beriman kepadanya, sia-sialah kehidupan yang kita jalani. Namun, yang jadi
permasalahan adalah sudah sejauh mana kita meneladaninya ?

Dalam konteks pendidikan, kita sebagai pendidik tentu tidak bisa melepaskan diri atau
memalingkan diri dari bagaimana sebetulnya Rasulullah Saw memberikan sebuah inspirasi untuk
menjadi seorang pendidik. Dr. Mustafa Muhammad Thahlan dalam buku, “Gurunya umat manusia”,
menjelaskan bagaimana Rasulullah Saw menjadi pendidik dan cara mendidik. Bukan berarti kita
sebagai pendidik harus menerapkan kembali apa yang Rasulullah Saw lakukan, melainkan kita harus
bisa mengambil ibrah sehingga itu menjadi ruh dalam setiap proses pedidikan yang kita lakukan
bersama para peserta didik.

Dr, Mustafa menjelaskan bahwa ada beberapa point bagaimana Rasulullah Saw sebagai
seorang pendidik. Pertama, Rasulullah Saw sangat mendorong kegiatan belajar dan mengajar.
Sebagaimana yang tercantum dalam hadist, Rasulullah Saw bersabda ,“ Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim“. ( HR. Ibnu Majah). Dan ilmu yang wajib dicari ialah setiap ilmu yang bermanfaat
dalam segala urusan dunia dan agama, yang dapat membangun individu dan masyarakat serta
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Kedua, berbelas kasih lagi penyayang. Bagi seorang pendidik, rasa kasih dan sayang harus
betul-betul ditanamkan kuat kepada murid-muridnya sebelum memulai pembelajaran. Allah SWT
berfirman, “Maka disebabkan rahmat ( kasih sayang ) dari Allah lah engkau berlaku lemah lembut kepada
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, maka tentulah mereka telah menjauh dari
sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu, lalu apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal ( QS. Ali Imran:159 ).

Ketiga, lemah lembut kepada murid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah
kelembutan berada pada suatu urusan melainkan ia memperberat timbangannya”.( HR.Muslim). Maka
sudah sepantasnya kita sebagai pendidik bersikap lemah lembut, sesuai apa yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW.

Keempat, menghargai setiap hak tanpa pandang bulu. Ini merupakan keistimewaan
Rasulullah Saw karena ttidak ada satu pun di antara para sahabatnya yang dibeda-bedakan.
Sayyidina Ali r.a. berkata ketika menggambarkan majelis Rasulullah Saw SAW, “ Nabi selalu memberi
setiap orang yang duduk di majelisnya hak yang memang merupakan bagian orang itu, sehingga tidak ada satu
pun yang duduk bersama Beliau lebih dimuliakan oleh Nabi daripada dirinya. ( HR. Turmudzi ).
Kelima, Rasulullah Saw adalah pendengar yang baik dan rendah hati kepada orang yang
bertanya. Mendengarkan dengan baik mutlak diperlukan untuk mengetahui duduk sebuah
persoalan. Murid dengan ragam perkembangan yang sedang mereka lewati tentu akan timbul
banyak persoalan. Terlebih persoalan-persoalan yang menyangkut diri dan pertemanannya. Abu
Rifa’ah al Adwi r.a. meriwayatkan, “Aku sampai kepada Nabi Saw dan Beliau sedang berkhutbah. Aku
bertanya, ‘Ya Rasulullah, seorang laki-laki asing datang hendak bertanya mengenai agamanya. Ia tidak tahu
agamanya.’. Rasulullah Saw berjalan ke arahku dan meninggalkan khutbahnya hingga sampai didepanku.
Beliau lalu diambilkan kursi dan duduk di atasnya dan mulailah Beliau mengajariku dari apa yang telah Allah
ajarkan kepadanya, baru kemudian Beliau kembali melanjutkan khutbahnya hingga selesai.” ( HR. Bukhari-
Muslim).

Anda mungkin juga menyukai