140517029
POLITEKNIK UBAYA
SURABAYA
2020
LAPORAN AKHIR
140517029
POLITEKNIK UBAYA
SURABAYA
2020
LAPORAN AKHIR
140517029
POLITEKNIK UBAYA
SURABAYA
2020
Laporan Akhir dengan judul “ANALISIS PERLAKUAN PEMOTONGAN
i
Laporan Akhir dengan judul “ANALISIS PERLAKUAN PEMOTONGAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun
moral dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
(1) Ibu Agung Sri Wardahani, S.E., M.A. , selaku Direktur Politeknik Ubaya;
(2) Bapak Slamet Wahyudi, S.E., M.IB. , selaku Wakil Direktur Politeknik
Ubaya;
(3) Ibu Levi Martantina, S.E., M.Ak. , selaku Ketua Program studi Perpajakan;
(4) Bapak Drs. I Made Sanyasa, Ak., M.S.A. selaku Dosen Pembimbing, terima
(5) Segenap Bapak Ibu Dosen Pengajar dan Staf Politeknik UBAYA yang berjasa
iii
(6) Bapak, Mama, Opa, Oma, Ma Yuyun, Bapa Ono, Adik Veren, Hadi, dan
(7) Teman-teman Rakat‘17 yang dari awal masuk kuliah sampai sekarang ini,
(8) Saudara-saudari Rivaldo Martin, Doni Lagga, Erick Nggeri, Ndaa Ngeo,
Yanti Ude, Billy Lululay, Grace Amat, Anggi yang selalu membantu dan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Akhir ini masih terdapat
saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap agar upaya
ini dapat mencapai maksud yang diinginkan dan menjadi tulisan yang berguna bagi
semua pihak.
Penulis
iv
ABSTRAK
CV. X adalah wajib pajak badan yang bergerak pada bidang perantara
import/export barang dari luar daerah pabean. Pada tahun 2019, CV. X menerima
pekerjaan mengimport barang dari PT. YM dengan perjanjian pembiayaan
reimbursement cost. CV. X dalam pelaksanaannya juga menggunakan penyedia
jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaannya, salah satunya ialah penyedia jasa sewa
kendaraan pengangkut barang. Pada saat pembayaran oleh CV. X, tidak dilakukan
pemotongan pajak sebab pihak ketiga tersebut dibebaskan dari kewajiban
perpajakan. Namun pada pelaksanaan penggantian biaya yang dikeluarkan oleh
CV. X, terjadi kesalahan pemotongan pajak yang dilakukan oleh PT. YM kepada
penghasilan CV. X. Oleh sebab itu CV. X mengajukan pengembalian atas
penghasilannya yang salah dipotong oleh PT. YM pada saat proses reimbursement
cost.
Kata Kunci : Pemotongan pajak, PPh 23, ekspor impor, dan reimbursement
cost
v
ABSTRACT
Key word : tax deduction, income tax 23, export import, and reimbursement cost
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................v
ABSTRACT .....................................................................................................vi
vii
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................10
2.4 Objek Pajak yang Dikecualikan dari Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
23 ......................................................................................................12
Bruto Tertentu....................................................................................16
viii
BAB V PENUTUP ...........................................................................................30
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri, perkembangan zaman yang kian pesat dari hari ke
hari membuat kebutuhan mulai dari kebutuhan premier, sampai dengan kebutuhan
satunya dengan melalui kegiatan perekonomian, baik itu bekerja maupun menjalani
usaha atau bisnis pada bidang bidang tertentu. Macam bidang yang dapat ditekuni
dalam berbisnis pun sangat beragam, dapat berupa perusahaan jasa, dagang,
manufaktur, maupun jenis usaha lainnya. Perusahaan jasa sendiri adalah suatu unit
usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud “jasa” dengan
kebutuhan sehari-harinya.
Salah satu bentuk dari perusahaan jasa tersebut di atas adalah perusahaan
yang menyediakan jasa forwarding atau yang biasa disebut dengan freight
bidang keagenan yang mengurusi pengiriman dan penerimaan barang Export dan
1
2
perusahaan jasa lain, sampai ke bidang bidang usaha lain yang dapat membantu
pekerjaan dari PT. YM untuk mendatangkan barang dari negara lain dengan
sendiri adalah proses pembiayaan dimana pihak yang menyediakan jasa dalam
menjalankan pekerjaan dari klien akan menanggung terlebih dahulu semua biaya
tersebut akan ditagihkan kepada klien yang memberi pekerjaan dan akan diganti
sesuai dengan tagihan tersebut dipotong dengan berbagai kewajiban yang harus
mengalami kendala, sehingga CV. X harus menggunakan jasa pihak ketiga untuk
menyewa kendaraan pengangkut barang milik pihak ketiga tersebut agar pekerjaan
yang diberikan oleh PT. YM dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Pada saat
CV. X telah menyelesaikan pekerjaan yang diterima dari PT. YM, CV. X
sebelumnya, terdapat bagian dari tagihan tersebut yang didalamnya harus dilakukan
yakni memotong juga atas jasa sewa kendaraan yang ditagihkan kepadanya.
3
tersebut pada bagian jasa sewa kendaraan pengangkut milik pihak ketiga, tidak
seharusnya dipotong PPh pasal 23. Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk
adalah :
kurang bayar atas kesalahan pemotongan tagihan yang bersifat reimbursement yang
dilakukan oleh PT YM ?
oleh PT. YM hanya terhadap penghasilan atas sewa kendaraan dan tujuan CV. X
1.3 Tujuan
kurang bayar atas kesalahan pemotongan tagihan yang bersifat reimbursement yang
1.4 Manfaat
yaitu manfaat bagi mahasiswa, manfaat bagi Program Studi Perpajakan, serta juga
manfaat bagi perusahaan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai manfaat dari
masing-masing bagian.
sebagai berikut:
dijumpai;
(3) mengukur tingkat tingkat kemampuan penulis secara Akademik maupun Non
dibidang perpajakan;
(5) memberi pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa selain berada dibangku
Adapun manfaat Laporan Akhir bagi Program Studi antara lain adalah
sebagai berikut:
minimal yang diperlukan lulusan agar memiliki prospek yang memadai dalam
dunia kerja;
(3) sebagai acuan bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja serta mampu
berlaku.
perpajakan;
berlaku.
6
1.5.1 Pengamatan
perpajakan yang berguna bagi penulis untuk mengumpulkan dan melengkapi data-
data serta informasi yang berkaitan dengan permasalahan perpajakan yang menjadi
1.5.2 Wawancara
dengan salah satu staf bagian perpajakan yang menangani permasalahan perpajakan
yang bertujuan untuk memperoleh data maupun informasi yang lengkap serta
dan informasi yang berasal dari literatur atau buku-buku sebagai referensi untuk
Laporan Akhir.
terdiri atas lima bab. Berikut penjelasan kelima bab beserta bagian-bagiannya:
Sub bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan dan batasan
penulisan.
a. Latar Belakang
Dalam sub bab ini dijabarkan mengenai fenomena dan fakta yang
Laporan Akhir.
c. Tujuan
Pada bagian ini dijelaskan mengenai apa yang ingin dicapai dari
d. Manfaat
f. Sistematika Penulisan
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran sekilas dari perusahaan yang
Pada bab ini dijelaskan secara detail permasalahan yang ditemukan ketika
(5) Penutup
a) Simpulan
Akhir.
b) Saran
rekomendasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian dari pajak adalah:
Pasal 1
1983 Tentang Pajak Penghasilan, yang dimaksud dengan subjek pajak ialah sebagai
berikut:
Pasal 2
10
11
Sedangkan subjek pajak sendiri dapat dibagi menjadi beberapa kategori, salah
satunya ialah subjek pajak dalam negeri yang dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (3)
Pasal 2
Nomor 36 Tahun 2008 menjelaskan bahwa yang menjadi objek dan tarif
Pasal 23
(1) Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan,
atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,
subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk
usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap,
dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan:
a. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:
1. dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
huruf g;
2. bunga sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf
f;
3. royalti; dan
4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang
telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) huruf e;
b. dihapus
c. sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:
1. sewa dari penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubung dengan penggunaan harta yang telah yang telah
dikenai pajak penghasilan sebagaiamana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2); dan
2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa
yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21.”
Pasal 23
Pasal 23
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
pada Pasal 1 angka 19, pengertian reimbursement atau penggantian adalah sebagai
berikut:
Pasal 1
19. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut
Undang – Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan
dalam Faktur Pajak, atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa
Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud karena pemanfataan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.”
14
Pasal 1
ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Nomor 36 Tahun 2008 pada Pasal 1 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) menjelaskan
Pasal 1
Bruto Tertentu
Penghasilan bagi Wajib Pajak yang dikenai Pajak Penghasilan atas penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu, pengegrtian wajib pajak dengan bruto tertentu adalah sebagai berikut:
Pasal 1
Penghasilan atas Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
pemotongan pajak tidak final terhadap usaha dengan jumlah bruto tertentu sebagai
berikut:
17
2.9 Pemindahbukuan
Pasal 16 Ayat (2) pemindahbukuan dapat diberikan atas kesalahan pemotongan dan
“Ayat (2)
Pasal 1
CV. X adalah salah satu perusahaan jasa Export Import dan Courier
kecepatan, ketepatan dan kejelian dalam bekerja, sehinga perusahan CV. X menjadi
Selain tersebut di atas, berdirinya perusahaan ini juga diawali dari suatu
keinginan untuk berusaha kerja sendiri dan berprestasi serta melihat terbukanya
peluang bisnis di bidang Export Import dan Courier Internasional dan ingin
memperbarui system dan progam-progam baru yang sesuai dengan ketentuan dari
Dirjen Bea dan Cukai, sehingga dalam melakukan kinerja bisa Optimal.
Awal mula berdirinya perusahaan “CV. X” diawali dari suatu keinginan yang
sangat besar dari Bapak EN untuk mendirikan sebuah perusahaan. Pada saat bapak
sebuah perusahaan Swis (PMA) sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, bergabung
dengan Bapak ARS yang saat itu bekerja sebagai marketing PT FL. Mengingat
Antar Pulau ) maupun ke luar negeri “EXIM” ( Eksport dan Import ), sehingga
19
20
Ekspor dan Impor ) sejak tahun 2012 hingga sampai sekarang. Beliau sudah merasa
biasa dan mampu di bidang Exim tersebut, maka dalam tenaga , pikiran dan juga
CV. X menjadi salah satu perusahaan yang cukup terkenal dalam bidang Export
CV. X bergerak di bidang jasa. Dan jenis usaha tersebut ada lima (5) macam,
yaitu :
(1) Export;
(2) Import;
Produk atau jasa yang ditawarkan oleh CV. X antara lain adalah sebagai
berikut:
penjualan barang dari dalam negeri dengan tujuan luar negeri. Dimana dalam
kegiatan export tersebut tidak terlepas dari proses dan aturan yang berlaku di
21
negara tersebut dan melibatkan berbagai pihak. Baik itu instansi swasta maupun
negeri.
Suatu kegiatan pemindahan barang dari tempat lain ketempat kita. Dalam
Dalam dunia perdagangan kegiatan Domestic atau antar pulau ini adalah
Pulau B.
dministrasi pemerintahan.
22
DIREKTUR
MANAGER
OPERASIONAL
MANAGER MANAGER
KEUANGAN MARKETING
KARYAWAN
jawabnya tidak terlepas dari struktur organisasi perusahaan. Maka, pada struktur
organisasi itu pula tugas, wewenang dan tanggung jawab yang harus dipikul dari
23
(1) Direktur
perusahaan.
perusahaan.
membawahi divisi, antara lain divisi ekspor – impor, gudang, dan courier.
dialokasikan.
operasional.
dijalankan.
(5) Karyawan
PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan
untuk menangani barang yang akan diimpor dari Negara lain dengan menggunakan
akan menanggung semua biaya yang dikeluarkan untuk mebiayai kegiatan import
terlebih dahulu lalu akan diganti kemudian setelah semua pekerjaan diselesaikan.
Setelah melakukan kegiatan impor, dan ketika barang telah sampai di pelabuhan
tujuan, barang tersebut akan dikeluarkan dari Terminal Peti Kemas Surabaya,
kepada pihak lainnya dan langsung menagihkan tagihan sewa kendaraan tersebut
kepada PT. YM, dan pihak ketiga tersebut merupakan pihak yang dibebaskan dari
pemotongan PPh 23, dikarenakan pihak ketiga tersebut belum mencapai omzet
PT. YM memotong penghasilan CV. X dengan tarif PPh 23 sebesar 2% atas jasa
sewa kendaraan tersebut. Maka dari itu CV. X mencoba menjelaskan kepada PT.
26
27
harus dibahas mengenai tipe penagihan dan nama yang tercantum dalam tagihan
CV. X. Jika CV. X menagihkan langsung berupa tagihan dari seluruh pembayaran
biaya dari pihak-pihak ketiga yang terlibat, maka CV. X hanya perlu memotong
pajak penghasilan pasal 23 atas biaya jasa yang ditagihkan kepada PT. YM, namun
sebagai penyedia jasa, maka yang harus dijadikan pemotongan adalah seluruh
tagihan seperti yang dibahas oleh Tunas Hariyulianto yang merupakan seorang AR
salinan dari tagihan yang diajukan oleh CV. X kepada PT. YM:
adalah keseluruhan tagihan diluar biaya sewa kendaraan pengangkut. Dari biaya
logistik sebesar Rp. 80.000.000,- pada rinician tagihan pada Gambar 4.1 di atas,
terdapat biaya jasa forwarding sebesar Rp. 12.000.000,- didalamnya. Pada saat
forwarding sekaligus dengan atas jasa sewa kendaraan ke pihak ketiga yang
Keterangan Jumlah
BIAYA SEWA KENDARAAN 10.000.000
BIAYA JASA FORWARDING 12.000.000
Total 22.000.000
PPh Pasal 23 Atas Sewa Kendaraan 200.000
PPh Pasal 23 Atas Forwarding 240.000
Total Yang Dibayarkan 21.560.000
yang harusnya diterimanya sebesar Rp. 10.000.000,- untuk melunasi biaya sewa
Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 1 ayat (3) huruf b angka 4, menjelaskan bahwa
penghasilan berupa reimbursement cost tidak menjadi dasar pemotongan PPh pasal
23. Maka dari jumlah biaya sewa kendaraan yang di reimburse kan oleh CV. X
dilakukan oleh CV. X. Namun PT. YM seharusnya memotong PPh Pasal 23 atas
seluruh tagihan pada Gambar 4.1, sebab menurut prinsip akuntansi, hal itu
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pajak yang seharusnya dipotong oleh
sesuai dengan yang tertulis pada PMK No. 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara
Pembayaran Pajak pasal 16 ayat (1). Serta jika PT. YM telah menyetujui untuk
disetorkan, dapat dilakukan dengan mekanisme sesuai dengan yang tertulis pada
PMK No. 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran Pajak Pasal 17, namun
dikarenakan metode penagihan yang dilakukan CV. X kepada PT. YM, maka
tagihan CV. X.
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang, sehingga dapat
yang telah dikeluarkan untuk proses penyelesaian jasa yang telah diberikan dan
perusahaannya tersebut, dan akan mengakuinya sebagai pendapatan. Maka dari itu,
CV. X seharusnya juga memungut PPN dari PT. YM sebesar 10% dari total tagihan
kendaraan pada pihak ketiga) yang ditagihkan kepada PT. YM, dengan rincian
Keterangan Nominal
Total Tagihan 362,000,000
PPN 36,200,000
Total yang Harus Dibayar PT. YM 398,200,000
Tabel 4.4 Tagihan yang Seharusnya Ditagihkan Oleh CV. X kepada PT. YM
Beserta PPN
langsung dengan invoice atas nama PT. YM sebagai pengguna jasa yang
PENUTUP
5.1 Simpulan
(1) CV. X Merupakan jasa forwarding yang pada tahun melakukan pekerjaan
yang diterimanya dari PT. YM untuk mengimpor barang dari luar negeri
reimbursement cost;
(3) Berdasarkan PMK No. 141/PMK.03/2015 pasal 1 ayat (3) huruf d angka 4
pemotongan pajak penghasilan pasal 23, ditambah lagi pihak yang digunakan
oleh CV. X adalah wajib pajak yang dibebaskan dari pemotongan Pajak
Penghasilan.
5.2 Saran
jasa pihak ketiga pada saat melakukan reimbursement atas pengeluarannya dan
30
31
(2) CV. X dapat meminta pengembalian sebesar Rp. 200.000,- yang dipotong
proses administrasi;
Soemitro, Rocmat. 2011. Asas dan Dasar Perpajakan. Bandung. Rafika Aditama.
32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Diri
No. HP : 082236578757
Email : rivalraro03@gmail.com
Pendidikan Formal
Topik Permasalahan
Penjelasan Singkat
CV..X adalah perusahaaan yang menyediakan jasa ekspor impor. Pada tahun 2018
melakukan impor dari Cina atas pesanan dari PT. YM. Dalam hal ini CV. X hanya
selaku jasa penyedia, oleh karena itu semua biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan impor ini ditanggung oleh PT. YM yang berlokasi di Bandung. Semua
biaya tersebut akan diganti setelah barang impor tersebut tiba di Indonesia dan
diterima oleh PT. YM. Dalam perjalanan terdapat kendala dengan kendaraan
pengangkut milik CV. X sehingga CV. X harus mengeluarkan tambahan berupa
biaya sewa kendaraan untuk mengirim barang ke PT. YM di Bandung, namun
penyedia jasa sewa tersebut dibebaskan dari PPh 23. Dan pada saat pengembalian
dana dari PT. YM, PT. YM memotong PPh 23 atas sewa kendaraan tersebut
sehingga dana yang diterima dari PT. YM menjadi lebih kecil. Dalam hal ini CV.
X ingin meminta agar PT. YM mengembalikan pemotongan PPh 23 atas sewa
kendaraan tersebut.
NRP : 140517029
Surabaya, 2
16 Juli 2020
Dosen Pembimbing