DAFTAR PUSTAKA
• Youngken : 1950 Pharmacognosy.
• Trease, Evans : 1987 Pharmacognosy.
• Tyler VE : 1986 Pharmacognosy.
• Asean Countries : 1993, Standard of Asean
Herbal Medicine.
• M. M. I : 1978 – 1986 – 1995, jilid I - VI
• Prosea :2000-2003 Medicinal and Poisonous
Plants I – III
Crude drug atau raw material
(obat gubal)
• Obat nabati atau hewani yang terdiri dari
bahan bahan alami tanpa mengalami proses
lain kecuali pengeringan.
FARMAKOGNOSI
• Asal kata : Pharmacon : obat
Gnosis : Pengetahuan
• Definisi : ilmu yang mempelajari tentang
produksi pengolahan, kualitas, kegunaan
produk – produk hayati yang digunakan dalam
bidang kefarmasian /pengobatan.
• Ruang lingkup :
- Identifikasi simplisia secara makros dan
mikroskopis.
- Isi kandungan zat berkhasiat dan cara
isolasinya, dan ekstraksinya.
- Penetapan mutu dan kualitas.
- Kegunaan dalam pengobatan.
- Pengumpulan, pengolahan, penyimpanan.
Perkembangan Farmakognosi
1. Bahan segar.
2. Bahan kering (simplisia).
3. Sediaan Galenik.
4. Bahan kimia / senyawa murni.
5. Mineral.
SEJARAH
• 1815 – Seydler mempresentasikan disertasi dengan
judul ANALECTA PHARMACOGNOSTICA
• Asal kata Farmakognosi
Pharmacon : Obat
Gnosis : Pengetahuan
• Pengetahuan obat berkembang sejak zaman “Purba”
• 2500 tahun S. M di Timur Tengah ada peninggalan
tertulis : tablet tanah liat dengan tulisan huruf paku
dan telah dibudidaya ± 250 tanaman obat.
• 1500 tahun S.M dilembah sungai Nil ada
tulisan pada kertas papyrus yang dikenal
dengan Papyrus Ebers tentang 20 macam obat
antara lain : cera alba, mel,. adeps, oleum
olivae, mastix, aloe, henna, ol. ricini dsb.
• 500 tahun S.M Theopratus menulis historia
plantanum 10 jilid tanaman obat.
• Abad pertengahan : Hippokrates menulis buku
obat-obatan dikenal di Eropa “ Sumpah
Hippocrates “.
• Di Romawi : Dioskorides, dokter pribadi
kaisar Nero menulis buku 5 jilid “De Materia
Medica” memuat ± 600 jenis tumbuhan obat.
• Plinius menulis 47 jilid “ Naturales Historia “
memuat 1000 jenis tanaman obat.
• Galenos dari Yunani dijuluki bapak Famasi
menganjurkan :
- obat dengan komposisi.
- bobot komponen.
- meracik.
- takaran.
• Galenika – sediaan galenika.
• Abad 13 : Ibnu A.B doktor dari Spanyol
menyusun buku tentang bahan obat sederhana.
• Tahun 1840 : Kaisar Frederika II membuat undang-
undang yang memisahkan profesi dokter dan
apoteker.
Dokter : terapi (mendiagnosa)
Apoteker : meracik
• Abad 16 : Paracelsus meneliti zat murni digunakan
sebagai bahan obat. Selain tumbuh-tumbuhan juga
barang galian. Ahli ini disebut Bapak Kimia Farmasi.
• Tahun 1723 : Linnaeus “ Binomial System
Nomenclatur ”
Tata nama tumbuh tumbuhan
Simplisia
• Bahan tanaman atau bagian tanaman maupun hewan
yang belum mengalami pengolahan mempunyai
khasiat dalam pengobatan, jika tidak dikatakan lain
adalah bahan yang telah dikeringkan.
• Syarat :
- Bebas dari serangga dan kotoran.
- Bau dan warna tidak boleh meyimpang dari bahan
segarnya.
- Tidak megandung lendir dan cendawan serta bahan
beracun dan berbahaya.
Macam macam simplisia
1. Herba 13. Rhizoma
2. Folium 14. Tubera
3. Flos 15. Bulbus
4. Petala 16. Exudar
5. Stigma 17. Lendir
6. Fructus 18. Getah
7. Semen 19. Arilus
8. Gemma 20. Trikoma
9. Stipites 21. Spora
10. Lignum 22. Thalus
11. Cortexs 23. Amylum.
12. Radix
Tata nama
• Terdiri dari dua kata :
• Kata I : asal dari tanamannya (genetivus)
• Kata II : bagian tanaman (nominativus)
• Contoh : . Abri Folium
»Zingiberis Rhizoma
»Colae Semen
Pembuatan simplisia
• Yang harus diperhatikan pada pembuatan
simplisia :
- cara pemanenan
- cara pengeringan
- cara penyimpanan
• Cara pemanenan :
• Biji : dilakukan pada saat buah masak mulai
mengering atau sebelum pecah
• Buah : dilakukan pada saat menjelang masak (Piper
nigrum, setelah benar benar masak (Adas) atau
dengan cara melihat perubahan warna buah (jeruk,
pepaya dll)
• Bunga : dilakukan pada saat penyerbukan, saat bunga
masih kuncup (melati) atau saat bunga mulai mekar
(mawar).
• Daun atau herba : dilakukan pada saat proses
fotosintesis berlangsung maksimal yaitu pada saat
tanaman mulai berbunga atau berbuah. Untuk
mengambil pucuk daun dilakukan pada saat warna
pucuk daun berubah menjadi daun tua.
• Kulit batang : dilakukan pada saat tanaman
sudah cukup umur, paling baik awal musim
kemarau.
• Umbi lapis : dilakukan pada saat akhir
pertumbuhan.
• Rimpang : dilakukan pada saat awal musim
kemarau.
• Akar : dilakukan pada saat proses
pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah
cukup umur.
Sortasi basah
• Hasil pemanenan dilakukan sortasi terhadap
pengotor seperti tanah dan kerikil, rumput
rumputan, bagian lain tanaman yang tidak
digunakan dan bagian tanaman yang rusak
akibat dimakan ulat atau serangga.
Pencucian
Lambat
Fermentasi
• Cahaya
• Oksigen atau sirkulasi udara.
• Reaksi kimia yang terjadi antara kandungan
aktif tanaman dengan wadah.
• Penyerapan air.
• Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi.
• Pengotoran dan pencemaran, baik yang
diakibatkan oleh serangga, kapang, bulu-bulu
tikus atau binatang lain.
Sementara persyaratan wadah yang akan digunakan
sebagai pembungkus simplisia sebagai berikut.
• Harus inert, artinya tidak mudah bereaksi
dengan bahan lain.
• Tidak beracun bagi bahan yang diwadahinya
maupun bagi manusia yang menanganinya.
• Mampu melindungi bahan simplisia dari
cemaran mikroba, kotoran, dan serangga.
• Mampu melindungi bahan simplisia dari
penguapan.
• Mampu melindungi bahan simplisia dari
pengaruh cahaya, oksigen, dan uap air.
Pada gudang-gudang industri jamu, wadah simplisia
yang umum dipakai adalah karung goni, plastik, peti
kayu, karton, kaleng dan alumunium. Untuk bahan
cair digunakan botol kaca dan atau guci porselen.
Sementara untuk bahan-bahan beraroma digunakan
peti kayu yang dilapisi timah atau kertas timah.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penyimpanan simplisia kering.
• Disimpan pada suhu kamar, yaitu pada suhu antara
150 – 300 C.
• Disimpan ditempat sejuk, yaitu pada suhu antara 50 –
150C.
• Disimpan ditempat dingin, yaitu pada suhu antara 00
– 80 C.
• Kelembaban diatur serendah mungkin.
• Penyimpanan dilakukan disuatu ruang atau gudang yang
terpisah dan kegiatan prosesing lain.
• Situasi gudang atau ruang penyimpan harus bersih, baik
didalam ruang penyimpanan maupun lingkungannya.
• Sirkulasi udara harus lancar, tetapi tidak boleh terlalu
terbuka. Harus dicegah masuknya angin langsung yang
terlalu kencang dan dicegah pula masuknya cahaya dan
sinar atau sinar matahari langsung yang berlebihan. Juga
perlu dicegah masuknya serangga atau hewan-hewan
penganggu lainnya.
• Prinsip penyimpanan dianjurkan mengunakan sistem
first in-first out ( yang masuk awal harus dikeluarkan
lebih dahulu dibandingkan dengan yang masuk
belakangan.
• Penyimpanan simplisia seyogyanya tidak
terlalu lama. Dalam jangka waktu tertentu
harus dilakukan pengecekan dan pengujian
mutu.
• Untuk simplisia yang mudah rusak atau
tercemar harus dikeluarkan dan dimusnahkan.
Sementara simplisia yang beracun
(mengandung bahan aktif keras) harus
disimpan terpisah, dikunci, dan diberi label
( tanda).
Beberapa catatan tentang penyimpanan simplisia
dijelaskan sebagai berikut :
• Jenis-jenis simplisia yang tahan disimpan adalah kulit
kayu, kayu, akar, serta bahan-bahan yang mengandung
damar, resin, dan sejenisnya. Ini dikarenakan bahan-
bahan tersebut relatif kurang menyerap air.
• Simplisia yang mudah menyerap air adalah daun, herba
kering, bahan yang banyak bulu-bulunya serta tipis,
dan umbi-umbian yang banyak mengandung amilum,
bahan-bahan ini mampu menyerap air hingga 10-15%
dari bobot bahan.
• Pengaruh kadar air terhadap glikosida dapat
mengakibatkan penguraian dari glikosida yang
bersangkutan jika kadar airnya mencapai lebih dari 8
%.
• Kadar air simplisia yang paling layak adalah kurang
dari 5%.
Pemeriksaan mutu simplisia
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan
dengan pemeriksaan mutu simplisia adalah sebagai
berikut :
• Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi
dari buku-buku resmi yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan RI seperti Farmakope
Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia, dan Materia
Medika Indonesia. Jika tercantum maka harus
memenuhi persyaratan seperti yang disebut pada
paparannya (monografinya).
• Tersedia contoh sebagai simplisia pembanding
yang setiap periode tertentu harus
diperbaharui.
• Harus dilakukan pemeriksaan mutu fisis secara
tepat yang meliputi :
• - kurang kering atau mengandung air.
• - termakan serangga atau hewan lain.
• - ada tidaknya pertumbuhan kapang, dan
• - perubahan warna atau perubahan bau.
• Dilakukan pemeriksaan lengkap yang terdiri dari :
• - pemeriksaan organoleptik, meliputi pemeriksaan
warna, bau,dan rasa dari bahan,
• - pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik,
meliputi pemeriksaan ciri-ciri bentuk luar yang
spesifik dari bahan (morfologi) maupun ciri-ciri
spesifik dari bentuk anatominya.
• Pemeriksaan fisika dan kimiawi, meliputi tetapan
fisika (indeks bias, titik lebur, dan kelarutan) serta
reaksi-reaksi identifikasi kimiawi seperti reaksi warna
dan pengendapan.
• Uji biologi, penetapan angka kuman, pencemaran,
dan percobaan terhadap binatang.
Untuk mencapai kualitas tanaman obat yang setinggi-
tingginya maka diupayakan cara-cara sebagai berikut :
Makros/mikroskopis
Organoleptik
Mikrobiologi
Fisika
Kelarutan Kromatografi
Kimia
Indeks bias HPLC
Reaksi warna
Bobot jenis KLT
Penendapan
Titik lebur Kolom
Penggaraman
Rotasi optik Kertas
Reaksi kompleks
Rekristalisasi Gas
Mikrosublimasi
Persyaratan simplisia berdasarkan M.M.I
5. Farmakologi
• Khasiat
Pemeriksaan simplisia
Jaringan penguat
Terdiri dari :
1. Jaringan kolenkim, ini terdapat pada tanaman
yang masih muda.
2. Jaringan sklerenkim, dibedakan :
- serabut sklerenkim
- sklereida atau sel batu
KARBOHIDRAT
• Definisi :
Polihidroksi aldehid/ polihidroksi keton yang
mengandung unsur : hidrogen dimana perbandingan
antara hidrogen dan oksigen 2:1 seperti air.
Tanaman asal :
1. Saccharum officinarum, Suku : Poaceae bagian
tanaman yang menghasilkannya yaitu cairan dari
batang, menghasilkan gula tebu (gula pasir, cane
sugar), termasuk eksport non migas.
2. Beta vulgaris, suku Chenopodiaceae
bagian yang menghasilkannya adalah akarnya
(umbi akar), menghasilkan gula beet.
3. Tanaman lain yang tidak populer/penting :
3.1. Acer saccharum, Suku Aceraceae
menghasilkan gula mapel (maple sugar)
3.2. Sorgum vulgare var. saccharatum, Suku :
Poaceae
menghasilkan Chinese cane sugar
3.3. Arenga saccharifera, arenga pinnata, Suku :
Arecaceae
menghasilkan gula aren (gula merah).
SACCHARUM OFFICINARUM
merupakan tanaman daerah tropis, diperkebunan antara lain
di Indonesia, terutama di Jawa, Phillipina, Hawai, Texas, Cuba,
Puertorico, Argentina, India, dan lain lain daerah tropis.
Cara Produksi : Biasanya secara besar besaran dipabrik gula;
batang tebu setelah dibersihkan/dipotong akar dan daunnya,
digiling dengan gilingan besi. Cairan keluar dikumpulkan lalu
direbus + CaO untuk menetralkan asam asam dalam tanaman
(dengan adanya asam gulanya akan diubah menjadi gula
invert) ,
Selain itu dapat juga untuk menggumpalkan albumin,
gumpalan tadi mengapung sehingga mudah dipisahkan.
Kemudian disaring, larutannya merupakan larutan
gula.
kadang kadang diputihkan dengan cara dialiri
gas SO2, lalu disentrifuge kristalnya terpisah
dan cairannya berupa merah coklat kadang
kadang kehitaman yang disebut tetes (molase)
tetes ini biasanya untuk membuat etanol (etil
akohol) sering digunakan untuk makanan
ternak. Kristal kristal yang terbentuk diatas
dikeringkan.
BETA VULGARIS
tanaman ini dibudidayakan di daerah sub tropis antara
lain di Jerman, Prancis, Rusia, Amerika serikat,
Australia.
cara produksi : umbi akar dipanen kemudian dicuci
bersih diiris tipis kemudian dicampur air panas
gulanya akan larut dalam air kemudian dikristalkan
dan dimurnikan.
guna : korigen, rasa terutama keperluan anak.
untuk pemanis makanan dan minuman.
LIQUID GLUCOSE
didapat dengan cara menghidrolisa amilum secara
tidak sempurna, hasilnya masih merupakan
campuran dari dextrose, dextrin, maltosa dan air. Di
Amerika Serikat dibuat dari amylum maydis
sedangkan di Eropa dari amylum solani.
Cara pembuatan : amylum dicampur dengan air yang
mengandung HCl 1% (5 x berat).
mula mula dipanasi pada suhu 450C lalu dialiri uap air
dibawah tekanan dan suhu dinaikan sampai 1200C
selama 1 jam sampai tes terhadap amylum negatif.
Kemudian asamnya dinetralkan dengan kalsium
karbonat, disaring dan dijernihkan dengan arang,
larutan dipekatkan dengan vakum sampai kekentalan
tertentu.
cairan yang didapat merupakan cairan seperti
sirup tidak berwarna hampir tidak berbau dan
rasanya manis.
Kandungannya : 30 – 40% dextrose campur
dengan dextrin, sedikit maltose.
Guna : - korigen rasa sebagai penganti gula.
- untuk penganti dextrosa pada
pemakaian oral.
DEXTROSE (GLUKOSA)
Cara memperolehnya seperti pada pembuatan
liquid glukosa, kemudian dikristalkan.
Guna :- dapat diberikan secara oral maupun
parenteral karena absorbsinya sama
cepat. Biasanya diberikan pada
penderita kekurangan cairan tubuh
(pendarahan, dehidrasi, dsb)
Sediaan : larutan 5% isotonik
FRUCTOSA
Merupakan monosakarida yaitu ketoheksosa yang
dalam alam terdapat pada buah, madu, mempunyai
sifat larut dalam air, rasa sangat manis.
Cara memperolehnya :
memecah larutan sakarosa dengan asam encer,
kemudian fructosanya dipisahkan dengan
mengendapkanya sebagai larutan kompleks,
endapan dipisahkan ditambah air dan dialiri gas CO2,
akan terjadi endapan kalsium karbonat, larutan
mengadung fructosa lalu dikristalkan.
Guna : sebagai penganti glukosa pada penderita
diabetes.
SACCHARUM LACTIS (LACTOSE/GULA SUSU)
Bila dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa.
Hewan asal : Bos taurus, Suku : Bovidae
Cara pembuatan : susu dibiarkan sehingga lemaknya
akan memisah dan mengapung keatas. Larutan
disebut skimmed milk ditambah dengan larutan
asam HCL encer untuk mengendapkan caseinnya
untuk pembuatan keju. Larutan dipisahkan
mengandung latosa dan garam mineral, lalu larutan
dibuat dengan ph 6,2 dengan penambahan CaO,
dipanaskan sisa albumin akan mengumpal lalu
disaring larutannya dikristalkan menjadi lactosa,
yang merupakan kristal warna putih tidak berbau
rasanya sedikit manis, stabil diudara
Guna : untuk bahan pengisi pembuatan serbuk dan
tablet
MALTOSA (MALT SUGAR)
Bila dihidrolisa akan terurai menjadi dua
molekul glukosa, diperoleh dengan cara
menghidrolisa amylum dengan enzim
diastase. Merupakan kristal tak berwarna, tak
berbau, manis, mudah larut dalam air.
Guan : untuk pemanis dan merupakan makanan
yang mudah dicerna/diserap.
Sediaan : ekstrakstum malti.
MEL DEPURATUM (MADU)
Hewan asal : Apis mellifera,
Suku : Apidae
Diperoleh dengan cara memeras indung madu, cairan
yang keluar disaring untuk memisahkan bagian yang
padat. madu merupakan cairan sirup kental
berwarna kuning muda sampai coklat, rasanya manis
bau khas madu.
Kandungan : gula invert 65-80%, air, sakarosa, dextrin,
asam formiat, minyak atsiri yang berfungsi sebagai
anti bakteri dan garam mineral.
Guna : laksan lemah, campuran makanan minuman
anak-anak, bahan tambahan pembuatan pil.
PHOENIX DACTYLIFERA (KURMA)
Suku : Arecaceae
Kandungan : gula invert sampai 70%
CARICA
Tanaman asal : Ficus carica,
Suku : Moraceae
buah masak yang telah dikeringkan
kandungan dextrosa (glukosa) 60-70%, lemak,
protein, amilum.
Guna : laksan lemah dan sebagai makanan.
SORBITOL
Tanaman asal : Sorbus aucuparia,
Suku : Rosaceae
diperoleh dengan cara mereduksi atau
hidrogenasi glukosa, merupakan serbuk warna
putih, higroskopis, rasa manis, mudah larut
dalam air, alkohol, metanol dan asam acetat.
Guna : untuk penganti gula pada penderita
diabetes. Juga sebagai korigen rasa dan
diuretika.
SIMPLISIA YANG MENGANDUNG GULA
DAN ASAM
TAMARINDI PULPA :
Asal tanaman : Tamarindus indica,
Suku : Caesalpiniaceae
Merupakan mesocarp buah yang sudah masak.
Kandungan : asam organik 12-15% antara lain asam
tartrat, asam malat, asam laktat.
- gula invert 42%
- pektin dan tanin
Guna : laksansia lemah, sering dikombinasi dengan
senae folium.
SUCCUS CERASI (CHERRY JUICE)
Tanaman asal : Prunus cerasus
Suku : Rosaceae
Yang digunakan adalah perasan buah masak
yang masih segar, merupakan cairan jernih,
bau khas, rasa asam, warna oranye
kemerahan.
Kandungan : asam malat dan asam sitrat 2%,
sakarose 1%, gula invert 9%, pektin, enzim
emulsin, dan glukosida amygdalin.
Guna : koregen rasa.
RUBI IDAEI FRUCTUS (RED RASPBERRY)
Tanaman asal : Rubus idaeus,
Suku : Rosaceae
merupakan buah masak yang dikeringkan.
Kandungan : asam malat, asam sitrat, zat samak,
pektin, gula invert.
Guna : pembuatan sirup, flavouring agent dan
astrigentia lemah
POLISAKHARIDA
Yang termasuk golongan ini adalah macam
macam amilum, inulin, gom, selulose dan
pektin.
AMILUM (PATI)
Merupakan polisakarid dengan rumus (C6H10O6) n. berfungsi
sebagai cadangan makanan terutama terdapat pada umbi,
akar, rimpang, biji dan empulur tanaman, tidak larut air dingin
pada pemanasan akan mengalami gelatinasi pada suhu 60-
800C.
Guna : sebagai makanan, pembuatan gel, pasta, perekat.
Butir pati terdiri dari campuran polisakarid yaitu amilosa dan
amilopektin.
Amilosa : merupakan komponen pati yang tersusun oleh alfa-D-
glukopiranosa dengan rantai lurus. Dengan jodium menjadi
biru tua didegradasi oleh enzim amilase mejadi maltosa.
Amilopektin : merupakan komponen pati, yang merupakan
ikatan alfa-D-glukopiranosa dengan struktur bercabang
banyak dengan jodium menjadi ungu
AMILUM MAYDIS
Tanaman asal : Zea mays,
Suku : Poaceae
Biji jagung direndam setelah lunak digiling kemudian
dipisahkan kulit biji kemudian endospermiumnya
digiling lagi disaring, diendapkan hingga menjadi
amylum May dis. Sedankan embrionya digunakan
menjadi minyak jagung
Guna : untuk pembuatan tablet, pembuatan glukosa
cair, untuk supositoria, untuk campuran bedak tabur,
dan antidotum keracunan J dan Br
AMYLUM TRITICI
Tanaman asal : Triticum vulgare,
Suku Poaceae
Cara pembuatan : biji digiling dengan air lalu
diragikan untuk menghilangkan aleuron dan
protein lalu disentrifuse
Guna : bahan pembuat makanan dan sebagai
campuran bedak tabur.
AMYLUM ORYZAE
Tanaman asal : Oryzae sativa,
Suku Poaceae
Guna : digunakan didalam kosmetika sebagai
campuran bedak baik sekali untuk menyerap
keringat.
AMYLUM MARANTAE
Tanaman asal : Maranta arundinacea,
Suku Marathaceae
Cara pembuatan : bahan digiling campur dengan
air, saring, larutan diendapkan.
Guna : bahan makanan, bahan tambahan
pembuatan tablet.
AMYLUM SAGO (SAGU)
Tanaman asal : Metroxylon rumpii,
Suku Arecaceae
Pembuatannya : batang diambil empulurnya
digiling dengan air, disaring, diendapkan.
Guna : sebagai makanan pokok.
AMYLUM MANIHOT (KANJI, TAPIOKA)
Tanaman asal : Manihot utilisima,
Suku Euphoebiaceae
Cara pembuatan : umbi dikupas, digiling dengan
air, saring, diendapkan.
Guna : bahan makanan dan bahan pengisi tablet
AMYLUM SOLANI
Tanaman asal : Solanum tuberosum,
Suku Solanaceae
Pembuatan : umbi kentang dikupas digiling
dengan air disaring diendapkan.
Guna : bahan makanan.
bahan pembuatan unguentum
gliserini