“Tumor Mammae”
mammae adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara
terus menerus.
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua di
superior dan iga 6 di inferior, yang pada usia tua atau mammae yang besar dapat
mencapai iga 7, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Dua pertiga
bagian atas mammae terletak di atas otot pektoralis mayor. Sementara itu sepertiga
bawahnya terletak di atas otot seratus anterior, otot oblikus eksternus abdominis, dan
Payudara terdiri dari dua jenis jaringan, yaitu jaringan glanduler (kelenjar) dan
jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan
jaringan ikat.
Setiap payudara terdiri dari 12-20 lobulus kelenjar yang tersusun secara radier dan
berpusat pada papilla mammae. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang
membesar tepat sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi
oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut areola mamma. Pada areola
mamma, terdapat tonjolan-tonjolan halus yang merupakan tonjolan dari kelenjar areola
di bawahnya.
Antara kelenjar susu, fascia pektoralis, dan kulit terdapat jaringan lemak.
Sementara itu di antara lobulus terdapat jaringan ikat yaitu ligamentum Cooper.
Ligamentum Cooper inilah yang memberikan kerangka untuk payudara, dan jaringan
Gambar 1.
Anatomi
Payudara
Ligamentum
Cooper
membentuk
jaringan ikat
yang berfungsi
menghubungkan
dermis dengan
lapisan dalam dari fascia superfisial. Jaringan ikat tersebut berbentuk ireguler dan
menempel ke elemen parenkim dan duktus. Fascia superfisial dapat terfiksasi langsung
ke kulit, sehingga tidak dapat dilakukan total mastectomy subkutan. Keganasan yang
ligamen dan menimbulkan retraksi dan fiksasi sehingga membentuk lesung kulit yang
yang merupakan cabang dari arteri axilaris dan arteri intercostalis. Pembuluh vena
payudara terdiri dari vena axilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostalis 3-5
yang berjalan selaras dengan arteri. Vena-vena tersebut terletak di sebelah medial atau
superfisial terhadap arteri aksilaris. Vena tersebut bergabung menjadi vena subclavia.
dimana masuk vena azygos, hemiazygos, dan assesory hemiazygos yang mengalirkan
darah ke dalam vena cava superior. Payudara juga memiliki aliran limfe. Aliran limfe
kanker payudara. Metastasis dapat menuju paru-paru, tulang, dan sistem saraf pusat.
letak kelainan yaitu kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant), kuadran atas
bagian lateral (outer upper quadrant), kuadran bawah bagian medial (inner lower
quadrant), kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant) , regio puting susu
(nipple)
III.ETIOLOGI
Penyebab tumor mammae belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Beberapa
terjadinya tumor payudara pada perempuan. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain
:
1. Usia
maka akan semakin meningkatkan risiko. Angka kejadian tumor payudara yang
keatas.
riwayat tumor payudara pada salah satu sisi akan berisiko timbulnya tumor
3. Riwayat keluarga
Perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan tumor payudara akan berisiko
lebih tinggi mengalami tumor tersebut. Risiko meningkat menjadi tiga kali lipat
lebih besar pada perempuan yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
payudara.
epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan memiliki efek protektif pada
sel-sel payudara itu sendiri, sehingga semakin tua seorang perempuan melahirkan
Perempuan yang sering terpapar radiasi pada daerah dada dapat meningkatkan
6. Obesitas
Semakin besar massa lemak tubuh, maka semakin tinggi risiko terjadinya tumor
produksi esterone yang berasal dari jaringan lemak. Risiko meningkat setelah
estrogen berasal dari konversi androstenedion menjadi esterone yang berasal dari
jaringan lemak.
7. Aktivitas fisik
8. Diet
Diet berhubungan dengan obesitas. Pola makan yang tidak teratur dan berlebihan
1. Kista
Kista payudara berasal dari destruksi dan dilatasi lobulus dan duktus terminalis
payudara. Biasanya ditemukan pada usia dekade kelima dan menurun setelah
massa menopause dengan etiologi pasti yang belum jelas. Jumlah kista dapat
tunggal atau multipel, bisa unilateral atau bilateral, teraba sebagai massa yang
berbatas tegas, mobile, berisi cairan keruh dan debris, serta nyeri saat dipalpasi.
aspirat kista mencurigakan (tampak hemoragik) atau kista rekuren walaupun telah
diaspirasi.
2. Fibroadenoma
seperti benjolan membulat atau berbenjol dengan simpai licin, mobile, dan
konsistensinya kenyal-padat, serta jarang terasa nyeri saat dipalpasi. Tumor jinak
ini dapat sangat cepat bertumbuh dan berpotensi rekuren saat rangsangan estrogen
meninggi. Eksisi harus dilakukan karena tumor jinak ini akan terus membesar.
3. Perubahan fibrokistik
FCC (fibrocystic change) sering disebut sebagai mastalgia atau mastodinia yang
dulunya dianggap sebegai kelainan fibrokistik, timbul pada berbagai usia akibat
ketidakseimbangan hormon dan berkaitan dengan proses penuaan alami. Gejalanya
berupa bengkak, adanya benjolan yang kadang nyeri saat disentuh, terdapat
mammografi. Pada pemeriksaan PA, ada lima belas macam gambaran. Pada
mammografi, jaringa payudara hanya tampak memadat tanpa adanya kelainan lain.
Tumor ini tidak berbahaya, namun pada pasien dengan riwayat keluarga penderita
4. Tumor filoides
Tumor filoides merupakan neoplasma jinak yang berasal dari jaringan penyokong
nonepitel, bersifat menyusup secara lokal dan kemungkinan ganas sebesar 10-
15%. Pertumbuhan tumor ini cepat dan terdapat pada semua usia dengan
dan jika tumor sudah besar perlu mastektomi simpel. Apabila tumor ternyata
5. Galaktokel
Galaktokel ialah kista retensi berisi air susu, Galaktokel terletak di tengah dalam
payudara atau di bawah puting, berbatas jelas, mobile, dan biasanya timbul 6-10
bulan setelah berhenti menyusui. Terapinya adalah dengan aspirasi jarum untuk
mengeluarkan sekret susu. Apabila kista terlalu kental untuk diaspirasi atau jika
6. Papiloma intraduktus
Papiloma intraduktus berasal dari duktus laktiferus yang 75% tumbuh di bawah
areola mammae. Gejalanya berupa sekresi cairan berdarah dari putting susu.
7. Duktus ektasia
Tumor ini diakibatkan kerusakan elastin dinding duktus payudara yang diikuti
infiltrasi sel radang dan hasil akhirnya dilatasi dan pemendekan duktus. Duktus
cairan keruh dari puting, dan terkadang retraksi puting. Mammografi dan USG
pada tumor ini tidak menunjukkan kelainan yang jelas.Adanya cairan yang banyak
8. Adenosis sklerosis
Mastitis sel plasma atau mastitis komedo merupakan radang subakut pada sistem
duktus yang mulai di bawah areola. Mastitis sel plasma ini berkonsistensi keras,
melekat ke kulit, adanya retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal, dan
pembesaran KGB aksila. Gambaran klinis inilah yang sukar dibedakan dengan
karsinoma.
Nekrosis lemak ini biasanya disebabkan oleh cedera dan teraba sebagai massa
keras yang sering agak nyeri dan tidak membesar, terkadang ada retraksi kulit, dan
batas tidak rata. Pada pemeriksaan histopatologik akan ditemukan jaringan lemak
Kelainan lain yang masuk ke dalam tumor payudara namun sangat jarang
dan pseudolump.
Selain tumor jinak, terdapat tumor ganas yang sering disebut karsinoma mammae.
Secara garis besar karcinoma mammae dibagi menjadi non invasive carcinoma dan
invasive carcinoma.
I. Non-Invasive Carcinoma
Pada jenis ini karsinoma mengenai duktus disertai dengan infiltrasi jaringan
Keganasan jenis ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih duktus terminal
atau tubulus, tanpa disertai infiltrasi ke dalam stroma. Sel-sel berukuran lebih
besar dari normal dengan inti bulat kecil dan jarang bermitosis.
berbentuk bulat hingga poligonal, dengan bentuk inti sel kecil dengan sedikit
gambaran mitosis. Pada tepi tumor, tampak sel kanker yang menginfiltrasi ke
Jenis ini merupakan karsinoma infiltratif yang tersusun atas sel-sel berukuran
kecil dan seragam dengan polimorfik. Karsinoma ini memiliki tingkat mitosis
solid.
3. Mucinosum carcinoma
Karcinoma ini memiliki gambaran memmiliki sejumlah besar mukus intra dan
Secara histologis, terdapat 3 bentuk sel kanker yaitu berbentuk seperti pulau
kecil yang mengambang dalam cairan musin basofilik, sel tumbuh dalam
susunan jarinan yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa diferensiasi.
4. Medulary Carcinoma
keganasan dimulai dari saluran kelenjar susu dan menyebar keluar. Nama
gambaran medulla di otak. Karsinoma ini sering terjadi pada wanita dengan
mutasi BRCA1 yang menyerang pada wanita di usia 40-50 tahun. Pada
atau lonjong dengan batas sitoplasma tidak jelas. Sel-sel berdiferensiasi buruk,
tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada karsinoma duktus infiltratif.
Seringkali terdapat infiltrasi limfosit dalam jumlah sedang diantara sel kanker
5. Tubular carcinoma
6. Adenocystic Carcinoma
7. Apocrine Carcinoma
8. PATOGENESIS
Patogenesis tumor dari jinak mengarah ke ganas memiliki beberapa tahapan. Setiap
tahapan berkaitan dengan satu atau lebih mutasi di gen regulator mayor atau minor.
Dalam tahapannya melibatkan dua jenis sel utama pada payudara yaitu sel mioepitel
1. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel epitel duktal yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
2. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen). Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu seperempat dari karsinoma
langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
9. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala tumor payudara yang mendorong penderita datang ke tenaga medis antara
lain yaitu adanya benjolan di payudara, nyeri usik pada payudara unilateral atau
bilateral, munculnya cairan dari puting, retraksi kulit atau puting susu, eksim atau
radang, ulserasi puting susu, krusta yang disertai atau tanpa disertai rasa sakit,
kelainan bentuk dan kontur kulit, serta benjolan ketiak dan edema lengan. Keluhan
pada organ tempat menempelnya karcinoma seperti nyeri tulang, sesak nafas, dan
sebagainya.
2. Pemeriksaan fisik
sendiri oleh pasien dan boleh dimulai sejak perempuan berusia 20 tahun. SADARI
dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk mengetahui adanya benjolan payudara
pada 7-10 hari setelah hari pertama haid terakhir. Ada 5 langkah untuk melakukan
SADARI yaitu :
perbedaan posisi dilihat apakah terdapat perbedaan bentuk, ukuran, dan warna
kulit antara payudara kiri dan kanan. Saat melakukan inspeksi dinilai adanya
dimpling, pembengkakan kulit, posisi dan bentuk puting susu, adanya kulit
3. Perhatikan adanya cairan atau darah yang keluar dari puting susu.
4. Dengan posisi berbaring pasien meraba kedua payudara dengan tangan yang
berlawanan dengan puting susu yang diperiksa. Gunakan telapak tangan untuk
meraba dengan arah melingkar dari luar kedalam. Dapat juga dilakukan dengan
arah vertikal dari atas ke bawah. Tekan payudara ke arah putting dan lihat
5. Lakukan perabaan seperti langkah ke empat saat mandi dan dalam posisi
berdiri.
indikasi jika ditemukan adanya abnormalitas pada saat proses pemeriksaan dan
tersebut termasuk dalam kelainan jinak atau ganas, atau perlu pemeriksaan lebih
3. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis pasti dapat ditegakkan apabila anamnesis dan pemeriksaan fisik disertai
lainnya serta menentukan terapi yang tepat untuk pasien. Gold standard untuk
sampel tumor payudara dengan berbagai macam metode seperti FNAB, core
digunakan untuk mendeteksi payudara yang kecil dan lembut yang tidak
sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, cornet sign, adanya perbedaan
kelenjar.
Mammografi sangat baik untuk diagnosis dini dan skrining. Cara ini
merupakan cara yang mahal dan hanya dianjurkan pada perempuan dengan
faktor high risk. Ketepatan 83%-95%, tergantung dari teknisi dan ahli
radiologinya.
Imaging Reporting And Data System) yang berisi tentang 3 hal dasar yaitu
kalsifikasi, dan temuan lain; serta rekomendasi perawatan dan terapi untuk
• Foto thoraks, USG abdomen, CT-scan, dan bone scanning dilakukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
scan, scintigrafi, dll. Banyak cara untuk menentukan stadium, namun yang paling
banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
Stadium 0 :T1 N0 M0
Stadium 1 :T1 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium Keterangan
0 Kanker payudara non-invasif, ada dua tipe yaitu DCIS atau LCIS
Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang
I
kelenjar getah bening
Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah
II
bening
Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah
III
menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah atau bernanah
Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-
IV
paru, hati, tulang, otak
11. PENATALAKSANAAN
Tumor jinak payudara dapat dioperasi dengan indikasi jika lesi yang bersifat jinak
memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif. Sementara itu
kontraindikasi operasinya jika tumor jinak payudara tersebut bukan suatu lesi maligna
dan tidak ada komorbid yang berat. Berbagai jenis tindakan dapat dilakukan bergantung
a. Aspirasi Kista
Teknik yang digunakan untuk mengaspirasi suatu kista payudara hampir sama dengan
teknik yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus. Permukaan
ke spuit 20 ml. Kista difiksasi dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk atau jari
telunjuk dan jari tengah. Jarum dipegang di tangan yang lain, dan kista tersebut
Biasanya isi dari suatu kista adalah cairan berwarna kecoklatan, kekuningan, atau
kehijauan. Jika cairan seperti itu didapatkan pada pemeriksaan, maka ia tidak perlu
dan cairan berwarna merah biasanya sembuh secara spontan dalam waktu beberapa
minggu. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka diindikasi untuk eksisi duktus yang
terlibat.
Pada pasien yang dicurigai dengan suatu fibroadenoma, biopsi eksisi harus dilakukan.
Jika seorang pasien datang dengan sebagian payudaranya yang eritematous, hangat,
dan berfluktuasi, ini biasanya mengindikasi suatu abses payudara. Abses payudara
harus didrainase dengan cepat. Pada kebanyakan kasus, abses payudara di drainase
sama seperti drainase abses di tempat lain, yaitu suatu insisi dilakukan pada rongga
Beberapa abses yang besar dapat di drainase melalui suatu insisi periareolar, dengan
meletakkan drainase ‘penrose’ pada abses. Drain dibiarkan selama beberapa hari,
lama, selulitis, atau kanker payudara berinflamasi. Untuk menyingkirkan suatu kanker
Sementara itu untuk tumor ganas payudara, maka terapi yang dapat dilakukan adalah:
1. Terapi bedah
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III
disebut kanker mammae operabel. Pola operasi yang sering dipakai adalah:
a) Mastektomi radikal :
minor dan jaringan limfatik dan lemak subskapular, aksilar secara kontinu
banyaknya kasus stadium sedang dan dini serta kemajuan terapi kombinasi,
ini mempunyai kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi,
c) Mastektomi total :
limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut
usia.
2. Radioterapi
menolak operasi.
b) Radioterapi adjuvan :
limfe aksilar metastatik lebih dari 4 buah dan tepi irisan positif. Area target
c) Radioterapi paliatif :
3. Kemoterapi
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak
hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh
4. Terapi hormonal
Terapi hormonal terutama mencakup bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal
transmisi informasi ke dalam sel tumor sehingga berefek terapi. Tamoksifen juga
memiliki efek mirip estrogen, berefek samping trombosis vena dalam, karsinoma
berkala.
12. PROGNOSIS
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis, namun faktor yang jelas berpengaruh
adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium. Survival 5 tahun pasca operasi pada kasus
metastasis kelenjar limfe negatif adalah 80%, sedangkan pada kasus metastasis
kelenjar limfe adalah 59%. Survival 5 tahun untuk stadium 0-I adalah 92%, stadium II
adalah 73%, stadium III adalah 47%. Sementara itu pada kasus yang non-operabel,