BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penguatan internal versus eksternal atas penguatan (Skala I-E). Instrumen ini
bukan sekedar proses pencapaian melainkan tergantung pada apakah orang itu
merupakan penanda dasar sikap individu dalam jangka Panjang. Konsep locus
of control memiliki peranan penting dalam sastra dalam membantu siswa yang
jawab terhadap apa yang dilakukannya. Dengan kata lain, locus of control atau
oleh seseorang. Sumber kendali tersebut dapat berada di dalam dirinya atau
adalah suatu bakat yang menjadi kontrol yang relevan lebih dari hasil.
akibat/hasilnya (outcome).
terjadi terhadap dirinya, apakah ia dapat menerima dan bertanggung jawab atau
tidak.
control terbagi atas tiga arah orientasi kendali, yaitu orientasi Internal (I),
orientasi Powerfull Others (P), dan orientasi Chance (C). Dalam skalanya,
ketiga orientasi pusat kendali (locus of control) tersebut diungkap oleh sub
atau eksternal. Arah kendali (locus of control) internal (I) tentu saja diungkap
didalamnya meliputi percaya pada kemampuan diri dan percaya kepada usaha
keyakinan pada kekuatan orang lain, dan suskala C yang meliputi kepercayaan
itu berada di luar diri si pelaku. Seperti yang diungkapkan pula oleh Suparno
tanggung jawab berada di luar dirinya karena ia tidak mempunyai kendali dan
kendali itu ada pada pihak luar apakar itu berupa orang seperti misalkan guru,
orang tua, atau teman sebaya. Sedangkan locus of control dengan dimensi
internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada diri si
pelaku.
11
Anastasi dan Urbina (2006:82) locus of control internal merujuk pada persepsi
atas peristiwa sebagai sesuatu yang bergantung pada perilaku seseorang atau
bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada diri si pelaku. Anak-
anak yang mempunyai locus of control internal suka bekerja sendiri dan
perilaku atau usaha sendiri. Pada individu yang memiliki locus of control
internal, faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan. Oleh karena itu
dilakukan.
1. Bertanggung Jawab
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa. Seorang anak atau individu yang mempunyai locus of control
dengan dimensi internal akan memiliki keyakinan bahwa setiap hasil yang
didapatkan adalah tanggung jawab atas apa yang telah dilakukkannya, dan
masih di dalam kontrolnya. Termasuk juga dalam hal belajar, mereka akan
dan hasil belajar yang ingin dicapainya, sehingga anak yang bertanggung
control internal akan selalu aktif dalam mencari informasi yang berguna
tidak bergantung pada orang lain. Individu dengan locus of control internal
juga cenderung memiliki sifat yang lebih aktif dalam mencari, mengolah
13
prestasi yang tinggi. Siswa yang memiliki locus of control juga memiliki
rasa percaya diri lebih tinggi, memiliki kemauan bekerja keras dan memiliki
3. Berpersepsi positif
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Seorang anak yang
mau berusaha, hal ini akan menimbulkan sikap selalu berusaha untuk
berpikir seefektif mungkin dan suka bekerja keras agar ia memperoleh apa
keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib maka siswa dengan
mendorong, membantu, mengharap anak segera dapat berdiri sendiri pada usia
14
yang masih muda, maka anaknya akan memiliki locus of control dengan
dimensi eksternal.
berikut:
mereka
2. Bertanggung Jawab
mereka sendiri, dan mereka merasa nasib mereka tidak terpengaruh oleh
keberuntungan)
1. Bertanggung jawab
3. Berpersepsi positif
akibat perilakunya sendiri karena dia memiliki kendali terhadap dirinya, serta
pertanda bahwa manusia itu adalah mahluk sosisal yaitu mahluk yang hidup
lainya. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan tercipta suatu pergaulan
interaksi sebagai hubungan timbal balik dua orang atau lebih, dan masing-
juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat
dia sedang berada. Pada tahap awal pembelajaran, seseorang mulai suka
2008:30).
sebaya adalah hubungan individu pada suatu kelompok kecil dengan rata-rata
cara yang berbeda untuk memahami satu sama lainnya untuk bertukar
pendapat.
17
langsung dari penerimaan teman sebaya bagi seorang remaja adalah rasa
demikian ini akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas, bahkan rasa
bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang ditolak oleh
menolak pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari
Mu’tadin, 2002:22).
yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dan saling membantu dan
simbol tersendiri.
fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang
kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik atau
akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling
teman memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa di sekolah
(Lucy, 2010:58).
kantin, dan cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru-
guru dan cara guru mengajar. Ini sudah merupakan “mode”. Remaja muda
(Hurlock, 1980:220-221).
remaja sangat sulit diatasi oleh individu secara sendirian, tetapi baru dapat
dicapai apabila mendapat bimbingan atau bantuan dari orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih terampil. Sikap orang tua dan teman sebaya terhadap
pengetahuan.
Guru dapat meminta siswa mengolah materi yang baru saja diajarkan
di kelas, atau guru ingin memulai pelajaran dengan cara berbagi rasa ini
untuk membuka apa yang sudah diketahui siswa tentang topik yang
sedang dipelajari.
angka atau fungsi dalam persamaan tersebut, mintalah seorang siswa untuk
3. Kerja kelompok
efektif apabila terdiri atas tiga sampai delapan orang. Kelompok dapat
dengan berbagai cara. Cara lain mereka menugaskan peran yang berbeda
memeriksa kesalahan eja atau tanda baca, satu orang membacakan laporan
4. Board games
permainan, melempar dadu, dan tertawa, mereka juga terlibat dalam proses
tersebut. Topik permainan ini dapat berupa materi pelajaran, mulai dari
5. Simulasi
22
sangatlah penting pada masa remaja. Suatu hal yang sulit bagi remaja
teman sebayanya secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita, dan
sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor yakni salah satunya interaksi teman
sebaya, karena pada masa remaja siswa cenderung memiliki minat yang sama
dengan siswa-siswa yang rajin belajar pula, namun sebaliknya siswa akan
sebaya merupakan hubungan timbal balik dari dua individu atau lebih yang
memiliki usia kurang lebih sama dimana setiap individu memiliki peran dan
sebaya pada penelitian ini adalah (1) Keterbukaan individu, (2) Kerjasama
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
siswa siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen guru
atau instruktur, siswa serta lingkungan belajar saling berinteraksi satu sama
lain dalam usaha mencapai tujuan sistem tersebut. Hasil dari proses belajar
disebut sebagai hasil belajar yang dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan
tersebut.
seseorang telah belajar dan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
24
menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, dan
hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.
penguasaan bahan yang dipelajari tersebut, inilah yang disebut hasil belajar.
belajar matematika. Dimyati & Mudjiono (2006: 200) Evaluasi hasil belajar
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar.
adalah tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa
25
mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes. Hasil belajar
matematika siswa pada penelitian ini diperoleh dari nilai tes yang diberikan
panjang jari-jari r
panjang jari-jari r
dan jari-jarinya
6. Menentukan titik pusat dan jari-jari suatu lingkaran dari persamaan baku
lingkaran
7. Menentukan titik pusat dan jari-jari suatu lingkaran dari bentuk umum
persamaan lingkaran
diketahui jari-jarinya
D. Materi
1. Konsep Lingkaran
26
2. Definisi Lingkaran
3. Persamaan Lingkaran
Gambar 2.1
Misalkan salah satu titik pada lingkaran adalah titik S(x, y) pada
Alternatif penyelesaian:
2 2
|PS|=√ ( x−0 ) + ( y−0 )
r =√ x 2 + y 2
27
r 2=x 2 + y 2
Contoh Soal:
a. 4 b. 5
Jawaban:
a. x 2+ y 2=4 2 ⟺ x 2 + y 2=16
b. x 2+ y 2=52 ⟺ x 2 + y 2=25
Titik
Contoh Soal:
a. P(3,4) b. Q(-1,2)
Jawaban:
a. Menentukan r 2
x 2+ y 2=r 2
32 + 42=r 2
9+16=r 2
25=r 2
b. Menentukan r 2
x 2+ y 2=r 2
(−1)2+ 22=r 2
1+4=r 2
5=r 2
Gambar 2.2
Alternatif penyelesaian:
r 2= ( x −a )2 + ( y−b )2
29
Contoh Soal:
Jawaban:
⟺ x 2−4 x + 4+ y 2 −4 y + 4=4
x 2+ y 2−4 x −4 y + 4=0.
Titik
Contoh Soal:
M(0,3) !
Jawaban:
Menentukan r 2
⟺ 1+4=r 2
30
⟺ 5=r 2
x 2+ y 2−2 x −2 y −3=0.
adalah x 2+ y 2=r 2
maka dapat langsung diketahui titik pusat dan jari-jari lingkaran tersebut.
x 2+ y 2+2 Ax+2 By +C=0 dengan A=−a, B=−b, dan C=a 2+b 2−r 2.
adalah r =√ A 2+ B2−C
Hasil dari penelitian ini adalah peforma belajar dari siswa dengan locus
of control internal bernilai tinggi, serta mereka lebih proaktif dan efektif
4. Haider Imran Zaidi dan Naeem M. Mohsen (2013) dalam jurnalnya yang
teman sebaya dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
F. Kerangka Berpikir
33
sungguh untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki
locus of control internal akan percaya diri dan selalu memiliki persepsi yang
positif, mereka akan yakin terhadap kemampuan diri sendiri dan tidak
memiliki locus of control internal lebih baik dari siswa yang memiliki locus
Bagi siswa yang berteman dengan anak-anak yang rajin belajar maka
malas belajar, maka siswa tersebut akan terdorong untuk malas belajar dan
sehingga dapat memberikan efek positif atau efek negatif kepada siswa.
sehingga hal ini akan membuat hasil belajar matematika siswa meningkat.
malas belajar, sehingga hal ini justru akan membuat hasil belajar
matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Samarinda Tahun Ajaran
belajar siswa. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menduga bahwa locus
G. Hipotesis Penelitian
materi pokok rumus jumlah dan selisih sinus dan cosinus di SMA Negeri
materi pokok rumus jumlah dan selisih sinus dan cosinus di SMA Negeri