Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian menurut Susilo (2013:107), adalah penelitian kuantitatif

yaitu semua informasi diwujudkan dalam angka dan dianalisis berdasarkan

analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ex post facto. Dikatakan demikian karena pada penelitian ini tidak dikenakan

suatu tindakan. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan

mencari hubungan sebab akibat dengan membandingkan dua atau lebih

kelompok subyek yang berbeda untuk mengukur variable yang sama. Dengan

demikian penelitian ex post facto dapat mengkaji hubungan dua variable atau

lebih untuk menentukan efek variable bebas (X) pada variable terikat (Y).

Pada penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu 2 variabel bebas,

dan 1 variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yang pertama

adalah locus of control internal yang dilambangkan dengan (X1) dan yang

kedua adalah interaksi teman sebaya yang dilambangkan dengan (X2) serta

variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika yang

dilambangkan dengan (Y). Untuk melihat pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat pada penelitian ini dibuat rancangan penelitian.

Model rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:


37

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Ex Post Facto


(sumber: Modifikasi Sugiyono, 2015:69)
Keterangan:
X1 : Locus of Control Internal Y : Hasil Belajar Matematika

X2 : Interaksi Teman Sebaya

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas XI di SMA

Negeri 1 Tenggarong yang bertempat di jalan Mulawarman, Kelurahan

Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara tahun

pembelajaran 2019/2020 semester ganjil pada bulan November.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2003:118).

Kemudian, menurut Sugiyono (2015:117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI MIA SMA Negeri 1 Tenggarong tahun ajaran 2019/2020 yang

berjumlah 167 orang seperti disajikan pada tabel di bawah ini.


38

Tabel 3.1. Data Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tenggarong

No Kelas Jumlah Siswa


1 XI MIA 1 35
2 XI MIA 2 32
3 XI MIA 3 35
4 XI MIA 4 33
5 XI MIA 5 32
JUMLAH 167
(sumber: Dokumen Guru Matematika Kelas XI SMA Negeri 1 Tenggarong)

2. Sampel

Sugiyono (2015:118) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada

penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

probability sampling. Teknik probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun

metode yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut

Sugiyono (2015:120) simple random sampling adalah pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu.

Untuk menentukan banyaknya sampel minimal yang akan

digunakan dalam penelitian ini akan ditentukan dengan formula empiris

yang dituliskan sebagai berikut:

x2 . N . P .(1−P)
S= (Sugiyono,2015:126)
d 2 . ( N −1 ) + x 2 P(1−P)

Keterangan:

S = Jumlah Sampel
39

N = Jumlah Populasi Akses

P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel. Harga

yang diambil P = 0,50

d=¿ Derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat

ditoleransi dalam fliktuasi proporsi sampel P, d umumnya diambil

0,05

x 2=¿ Nilai tabel chisquare untuk satu derajat kebebasan relatif level

konfiden yang diinginkan. x 2=3,841 tingkat kepercayaan 0,95.

Dari formula empiris yang digunakan tersebut, didapat jumlah sampel

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 116,6055≈ 117. Teknik

sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2015:118).

Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini kelas yang digunakan

sebagai sampel penelitian adalah kelas XI MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4,

dan XI MIA 5 dengan jumlah sampel 132 siswa. Sedangkan kelas yang

menjadi kelas uji coba pada penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 dengan

jumlah siswanya 35 siswa.

D. Definisi Konseptual Variabel

Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda dan untuk menghindari

kesalahan interpretasi terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini,

maka diberikan definisi konseptual sebagai berikut:

1. Locus of control internal adalah cara pandang seseorang mempersepsikan

semua kejadian yang terjadi kepada dirinya, merupakan tanggung jawab


40

akibat perilakunya sendiri karena dia memiliki kendali terhadap dirinya.

Locus of control dilambangkan dengan X 1

2. Interaksi teman sebaya merupakan hubungan timbal balik dari dua

individu atau lebih yang memiliki usia kurang lebih sama dimana setiap

individu memiliki peran dan aktif dalam hubungan tersebut. Interaksi

teman sebaya dilambangkan dengan X 2

3. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan

dengan perubahan perilaku siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian

yang disebut dengan tes. Hasil belajar dilambangkan dengan Y .

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberi

suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel.

1. Locus of Control internal

Locus of control internal pada penelitian ini dikhususkan pada locus of

control internal siswa pada mata pelajaran matematika dengan indikator

yaitu: (a) Bertanggung jawab, (b) Percaya pada kemampuan diri, (c)

Berpersepsi positif, dan (d) Tidak bergantung pada nasib atau

keberuntungan.

2. Interaksi Teman Sebaya

Interaksi teman sebaya pada penelitian ini dikhususkan pada interaksi

teman sebaya siswa pada mata pelajaran matematika dengan indikator

yaitu: (a) Keterbukaan individu, (b) Kerjasama individu, dan (c)

Frekuensi hubungan individu.


41

3. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa setelah

mengikuti kegiatan belajar matematika yang dapat diukur dengan skala

angka melalui tes.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah serangkaian butir-butir pertanyaan atau pernyataan dan

disertai pilihan jawaban tertentu yang dibuat dengan format tertentu guna

memperoleh respon subyek penelitian terhadap informasi tertentu yang

ingin diperoleh peneliti (Susilo, 2013:91).

Pada penelitian ini penulis memberikan angket kepada sampel yang

berhubungan dengan locus of control internal, dan interaksi teman sebaya.

Butir soal pada angket berupa pernyataan-peryataan yang saling berkaitan.

Teknik skala yag digunakan pada angket adalah menggunakan teknik

skala Likert yaitu variable yang akan diukur akan dijabarkan menjadi

indikator variabel.

Setiap indikator tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk

menyusun butir-butir soal pada angket. Angket akan diberikan kepada

seluruh sampel. Pada teknik skala Likert, setiap butir soal diberi skor pada

umumnya diberi dengan skala 1 sampa 5, namun pada penelitian ini skala

yang digunakan adalah skala 1 sampai 4. Kondisi ini diambil untuk

menghindari responden memberikan jawaban ragu-ragu atau netral, yang


42

pada skala Likert sebagai option yang tepat berada pada tengah-tengah.

Skala-skala tersebut mewakili setiap kategori seperti nampak pada tabel

3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Skor Pernyataan Angket Locus of Control Internal dan


Interaksi Teman Sebaya
Skor Pernyataan Skor Pernyataan
Pilihan
Positif Negatif
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Kurang Sesuai 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Sesuai 1 5
(Sumber: Sugiyono, 2015:135)

Keterangan:

a. Sangat setuju, apabila pernyataan berulang-ulang anda lakukan dan

tidak pernah tidak dilakukan dalam satu minggu.

b. Setuju, apabila pernyataan berulang-ulang anda lakukan dan pernah

suatu kali tidak dilakukan dalam satu minggu.

c. Tidak setuju, apabila pernyataan pernah anda lakukan hanya sekali

dalam satu minggu.

d. Sangat tidak setuju, apabila pernyataan tidak pernah dilakukan dalam

satu minggu.

2. Tes

Pada tes hasil belajar, data yang diperoleh adalah dengan

memberikan tes kepada seluruh sampel. Tes tersebut terdiri dari 5 butir

soal uraian dengan pokok bahasan materi kelas XI semester genap yaitu

Lingkaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika

siswa pada materi pokok persamaan lingkaran. Waktu yang disediakan


43

untuk mengerjakan soal adalah 90 menit. Nilai total yang diperoleh siswa

apabila menjawab benar pada semua soal adalah 100.

G. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini akan diuji cobakan terlebih dahulu

sebelum digunakan untuk penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas dari instrument-instrumen tersebut. Uji coba akan

dilakukan pada siswa dari sekolah yang sama.

1. Teknik Angket

a. Uji Validitas

Sugiyono (2015: 255) untuk menguji validitas dari instrumen

yang akan digunakan dapat dapat ditentukan dengan rumus product

moment dari Pearson, yaitu:

n ∑ X . Y −∑ X . ∑ Y
r xy =
√¿ ¿ ¿

Keterangan:

r xy : koefisen validasi skor butir pertanyaan

X : skor butir soal tertentu

Y : skor total (seluruh soal)

n : banyaknya responden

∑ XY: jumlah hasil perkalian antara skor butir X dan skor butir
Y

∑X : jumlah seluruh skor butir X

∑Y : jumlah seluruh skor butir Y

Kriteria pengujian untuk validitas soal angket adalah sebagai berikut:


44

1) Valid jika rhitung positif dan rhitung¿ rtabel, dan

2) Tidak valid jika rhitung positif dan rhitung rtabel.

Perhitungan validitas butir soal angket menggunakan Microsoft

Excel 2010.

b. Uji Reliabilitas

Sugeng (2014:83) mengemukakan reliabilitas menunjukkan

keajegan hasil pengukuran sekiranya instrumen yang sama

digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan.

Dengan kata lain, instrument (alat ukur) itu menunjukkan hasil

pengukuran yang ajeg (konstan, stabil) dalam mengukur apa yang

diukurnya. Menurut Kukuh (2011:30) mengukur reliabilitas angket

digunakan rumus Spearman Brown yaitu sebagai berikut:

2
n ∑ σi
r 11 =
n−1(1−
σ t2 )
Keterangan:

r 11 : reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

∑ σ i2 : jumlah varians butir


σ t2 : varians total

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas atau

r hitung >0,60 . Instrumen yang memiliki nilai reliabilitas di atas 0,60

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan


45

untuk beberapa kali dengan memperoleh skor yang sama untuk

mengukur objek yang sama pula.

Kriteria reliabilitas suatu soal dapat dilihat dari skor yang

diperoleh. Kriteria reliabilitas suatu soal dapat dilihat pada Tabel

3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Tabel Interpretasi Reliabilitas Angket


Besarnya Nilai Reliabilitas Interprestasi
Skor ≥ 0,800 Sangat Tinggi
0,600<¿ skor ≤ 0,800 Cukup Tinggi
0,400<¿ skor ≤ 0,600 Cukup
0,200<¿ skor ≤ 0,400 Rendah
0,000 ≤ skor ≤ 0,200 Sangat Rendah
(Sumber: Kukuh, 2011:30)

Pada penelitian ini, perhitungan reliabilitas menggunakan

Microsoft Excel 2010.

2. Tes

Tes hasil belajar matematika ini digunakan untuk memperoleh data

tentang hasil belajar matematika siswa pada materi Trigonometri. Dalam

penelitian ini hasil belajar matematika diambil dari tes hasil belajar siswa

yang terdiri dari 5 soal uraian dengan skor maksimum 100 pada materi

rumus trigonometri jumlah dan selisih sudut, rumus trigonometri sudut

ganda, dan rumus trigonometri sudut tengahan. Ada 3 analisis yang harus

dilakukan yaitu mencari reliabilitas, indeks pembeda, dan indeks

kesukaran butir soal.

a. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan

tes dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan


46

(kekonsistenan) skor yang diperoleh subjek yang diukur dengan alat

ukur yang setara pada kondisi yang berbeda.

Menurut Kukuh (2011:47) mengukur tes hasil belajar uraian,

digunakan rumus berikut:

2
n ∑ σi
r 11 =
n−1 (
1−
σ t2 )
Keterangan:

r 11 : reliabilitas yang dicari, n : banyaknya butir

∑ σ i2 : varians skor butir ke-I, σ t2 : varians total

Tabel 3.4 Tabel Interpretasi Reliabilitas Tes


Besarnya Nilai Reliabilitas Interprestasi
0,800<r 11=I Sangat Tinggi
0,600<r 11=0,800 Cukup Tinggi
0,400<r 11=0,600 Cukup
0,200<r 11=0,400 Rendah
0,000<r 11=0,200 Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2013:89)

Perhitungan reliabilitas uji coba tes hasil belajar matematika siswa

dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel.

b. Indeks Pembeda

Indeks pembeda dari seluruh butir soal menyatakan seberapa jauh

butir soal tersebut dapat menjawab soal dengan benar dan siswa yang

tidak dapat menjawab soal tersebut (siswa yang menjawab salah).

Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara

siswa yang pandai, rata-rata, dan yang bodoh.


47

Menurut Kukuh (2011:47) menentukan daya pembeda tes

hasil belajar matematika menggunakan:

Mt−Mr
Ip=
∑ Xt 2+ ∑ Xr 2
√ n(n−1)

Keterangan:

Ip : indeks pembeda, Mt : mean untuk kelompok tinggi

Mr :mean untuk kelompok rendah

∑ Xt 2 : jumlah kuadrat deviasi kelompok tinggi

∑ Xr 2 : jumlah kuadrat deviasi kelompok rendah

n : 27% dari jumlah peserta tes

Suatu butir mempunyai daya pembeda yang signifikan jika dihitung

hasilnya lebih rendah dari d tabel dengan d= ( nt−1 )+(nr −1)

Perhitungan dalam mencari indeks pembeda butir tes hasil

belajar matematika dalam uji coba menggunakan program Microsoft

Excel.

c. Indeks Kesukaran

Soal yang baik menurut Kukuh (2011: 45) adalah soal yang

memiliki tingkat kesukaran sedang (tidak terlalu susah dan tidak

terlalu mudah). Soal yang baik juga akan menghasilkan skor yang

berdistribusi normal. Untuk mencari indeks kesukaran butir tes hasil

belajar matematika digunakan rumus sebagai berikut.


48

Dt + Dr
Ik =
2 . m. n

Keterangan :

Ik :Indeks kesukaran, Dr :Jumlah skor kelompok bawah

m:Skor setiap butir, n : 27% dari jumlah peserta tes

Dengan kriteria seperti pada Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 kriteria Indeks Kesukaran Tes


Interval Kriteria
Ik>¿ 73% Butir soal mudah
27% ≤ Ik ≤ 73% Butir soal sedang
Ik<¿ 27% Butir soal sukar
(Sumber: Kukuh, 2011: 46)

Perhitungan dalam mencari indeks kesukaran butir tes hasil

belajar matematika menggunakan program Microsoft Excel.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

1. Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah statistika yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Di samping

itu, statistika deskriptif dapat menyajikan kecenderungan pemusatan

data dalam bentuk rata-rata (mean), modus dan median, serta penyebaran

data dalam bentuk range, standar deviasi, varians dan lain sebagainya

(Pramudjono, 2013: 6)
49

Distribusi kategori digunakan untuk mengetahui kecenderungan

hasil amatan, baik yang berkaitan dengan kecenderungan hasil pengamatan

masing-masing variabel maupun dari komponen variabel, penepatan

rentang kelas dalam distribusi kategori mengacu pada distribusi kurva

normal. Untuk mengetahui kecenderungan hasil pengamatan masing-

masing variabel maka dikelompokkan menjadi lima kategori dengan

interpretasi skor pada tabel 3.6. sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Interval Skor


Interval Kriteria
X ≤ μ−¿1,5( σ ) Sangat rendah
μ−¿ 1,5( σ )< X ≤ μ+¿ 0,5 ( σ ) Rendah
μ−¿ 0,5( σ )< X ≤ μ+¿ 0,5 ( σ ) Sedang
μ−¿0,5( σ )< X ≤ μ+¿ 1,5 ( σ ) Tinggi
μ+¿ 1,5 ( σ )< X Sangat Tinggi
(Sumber: Azwar, 2009:163)

Keterangan :

μ : mean (rata-rata) X : skor

σ : standar deviasi

2. Statistika Inferensial

Statistika inferensial adalah statistika yang membahas tentang cara-

cara analisis data untuk membuktikan benar salah suatu hipotesis yang

telah dirumuskan. Sehingga karakteristrik data contoh tersebut dapat

menyimpulkan karakteristrik populasi. Statistika inferensial dapat

dikelompokkan menjadi statistika parametrik dan statistika nonparametrik.

a. Pemeriksaan Asumsi

1) Uji Normalitas Residual

Untuk mengetahui data yang dianalisis berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak digunakan uji


50

normalitas residual. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan keputusan

sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikan ¿ 0,05 maka nilai residual berdistribusi

normal

b) Jika nilai signifikan ¿ 0,05 maka nilai residual berdistribusi

tidak normal

Perhitungan dan pengujian uji Kolmogorov-Smirnov ini

menggunakan program SPSS versi 21.

2) Uji Heteroskedasitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel-sampel

tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Adapun

teknik perhitungan uji homogenitas data dengan menggunakan

program komputer SPSS 21 yaitu Scatter Plot Dependent

Variable yaitu pola diagram pencar dengan melihat penyebaran

nilai-nilai prediksi. Jika diagram pencar yang ada membentuk

pola-pola tertentu seperti berbentuk corong maka data tidak

homogen dan jika diagram pencar membentuk pola seperti pita

maka data tersebut homogen.

Untuk memperkuat analisis kehomogenan maka ditambah

uji Breusch-Pagan-Godfrey Test, yaitu suatu uji yang digunakan

untuk mengetahui kehomogenan data. Dengan membagi nilai

residual terhadap n, kemudian menentukan nilai general residual


51

yaitu membagi nilai residual pangkat dengan banyaknya

responden, setelah diregresikan diperoleh nilai regresi, hasil

pembagian dua nilai regresi yang diperoleh merupakan nilai chi

kuadrat hitung, nilai chi kuadrat hitung inilah yang dibandingkan

dengan nilai chi kuadrat tabel.

Adapun hipotesis statistik dari Uji Breusch-Pagan-Godfrey

adalah:

H0: σ21 = σ22 = ... = σ2144 (Homoscedasticity of variance)


H1: σ2i ≠ σ2j (Heteroscedasticity of variance)

Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika χ2hitung≤χ2tabel maka H0 di

terima.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi

yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai

berikut:

a) DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi

autokerelasi

b) DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi

autokorelasi
52

c) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL artinya tidak ada

kepastian atau kesimpulan yang pasti

4) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Deteksi gejala adanya multikolinieritas dengan

menggunakan nilai Variance Inflaction Faktor (VIF) dan

tolerance melalui SPSS. Perhitungan dengan menggunakan

bantuan program SPSS. Model regresi bebas multikolinieritas

memiliki VIF dibawah 10 dan nilai toleransi diatas 0,1. Deteksi

lain dengan melihat korelasi antara variabel bebas, apabila masih

dibawah 0,8 maka dapat di katakan tidak menggunakan

multikolinieritas.

b. Uji Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini, statistik yang digunakan adalah regresi linear

ganda, yaitu suatu model regresi yang memiliki satu variabel terikat

dan dua atau lebih variabel bebas. Karena pada penelitian ini terdapat

dua buah variabel bebas dan satu variabel terikat maka digunakan

statistik regresi linear ganda

1) Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji simultan (uji F)

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh

variabel-variabel independen secara bersama-sama (locus of


53

control internal dan interaksi teman sebaya) terhadap variabel

dependen (hasil belajar matematika). Persamaan model regresi

yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε

Y^ =¿ Variabel terikat (hasil belajar matematika)

b 0=¿ Konstanta regresi

b 1=¿ Koefisien dari X 1

b 2=¿ Koefisien dari X 2

X 1 =¿ Variabel bebas (Locus of Control Internal)

X 2 =¿ Variabel bebas (Interaksi Teman Sebaya)

ε ¿ Error dari model

Model regresi yang digunakan untuk menduga hipotesis

yang telah dirumuskan pada penelitian yaitu:

Y^ =b0 +b1 X 1 +b 2 X 2

Keterangan:

Y^ =¿ Variabel terikat (hasil belajar matematika)

b 0=¿ Konstanta regresi

b 1=¿ Koefisien dari X 1 (variabel locus of control internal)


b 2=¿ Koefisien dari X 2 (variabel interaksi teman sebaya)
X 1 =¿ Variabel Locus of Control Internal

X 2 =¿ Variabel Interaksi Teman Sebaya

Nilai-nilai b0, b1 dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:
54

b 0=Ý −b1 X́ 1−b2 X́ 2

( ∑ x 22 ) ( ∑ x 1 y )−( ∑ x 1 x 2 ) ( ∑ x 2 y )
b 1=
( ∑ x12 )(∑ x 22 )− ( ∑ x 1 x 2 )2

( ∑ x 12 ) ( ∑ x 2 y )−( ∑ x 1 x 2 ) ( ∑ x 1 y )
b 2= (Sudjana,
( ∑ x12 )(∑ x 22 )−( ∑ x 1 x 2 )2
2005:349)

Dimana:
∑ x 1 y=∑ X 1 Y −¿¿ ¿ ¿
∑ x 2 y=∑ X 2 Y −¿ ¿¿ ¿
∑ x 12=∑ X 12−¿ ¿
∑ x 22=∑ X 22−¿ ¿
∑ x 1 x2=∑ X 1 X 2−¿ ¿ (Hasan, 2002: 260)
Selanjutnya untuk menguji keberartian persamaan regresi

dugaan

Y^ =b0 +b1 X 1 +b 2 X 2 digunakan pendekatan sebaran F pada taraf

signifikan 5% atau 0,05 dengan uji hipotesis:

H0 :∀ bi¿ 0, dimana i=1 , 2

H1 :∃b i≠ 0, dimana i=1 , 2

Untuk menguji keberartian model regresi linier ganda

digunakan dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yaitu untuk regresi

(JK (Reg)) dan untuk sisa (JK (S)) dengan rumus umum:

JK(reg) ¿ b1 ∑ x 1 y +b 2 ∑ x 2 y

JK(sisa ) ¿ ∑ y 2−JK (reg)

JK (S) memiliki derajat bebas (db) ¿( n−k−1)


55

JK (Reg) memiliki derajat bebas (db) ¿ k

Keterangan:

JK (reg) : jumlah kuadrat regresi

JK (S) : jumlah kuadrat sisa

k : banyaknya variabel bebas

n : ukuran sampel (banyaknya data)

Setelah syarat-syarat di atas terpenuhi, untuk menguji

keberartian regresi digunakan uji F. Perhitungan pada uji F adalah

sebagai berikut:

JK(reg)
k
F= (Sudjana, 2005: 91)
JK (s)
(n−1−k )

Nilai-nilai diperoleh dari perhitungan di atas kemudian akan

dibandingkan dengan Ft. Kriteria pengujian adalah H0 diterima

adalah apabila Fhit > Ft. dengan db=n−k −1. Jika kriteria H0

diterima tidak terpenuhi maka dapat disimpulkan H0 ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan

berarti.

Selanjutnya untuk koefisien determinasi dinyatakan dengan

R2adalah angka yang dapat digunakan untuk melihat suatu ukuran

seberapa tepat model regresi linier dugaan dapat menjelaskan

hubungan liniernya antara variabel pada X1 dan X2 terhadap Y.

angka tersebut dihitung dengan rumus:


56

JK ( reg )
R 2= (Margono, 2003:232)
∑ y2

Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi ganda

∑ y 2 :Jumlah kuadrat total dikoreksi

2) Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji parsial (uji T)

dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara

variabel X dan Y, yaitu variabel X1 (locus of control internal) dan

X2 (interaksi teman sebaya) benar-benar berpengaruh terhadap

variabel Y (hasil belajar matematika) secara terpisah atau parsial.

Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

bi
t i= (Sudjana, 2003: 111)
sb i

Keterangan:

bi : koefisien regresi X i

sbi : galat baku koefisien b i

s y .1.2 : galat baku taksiran Y atas X 1 , dan X 2

∑X i2 : jumlah kuadrat penyimpangan variabel X i dari rata-rata

Xi

n : banyaknya data

ti : nilai t variabel bebas X i

a) Hipotesis uji koefisien regresi β1 (locus of control internal)

adalah:
57

H0 :1 = 0

H1 :1 ≠ 0

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika thit > ttab

dalam taraf nyata 5%, atau jika nilai sig. ¿ α (0,05), maka H0

ditolak, yang berarti terdapat pengaruh locus of control

internal terhadap hasil belajar matematika. Dalam keadaan

lain H0 diterima.

b) Hipotesis uji koefisien regresi β2 (interaksi teman sebaya)

adalah:

H0 :2 = 0

H1 :2 ≠ 0

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika thit > ttab

dalam taraf nyata 5%, atau jika nilai sig. ¿ α (0,05), maka H0

ditolak, yang berarti terdapat pengaruh interaksi teman sebaya

terhadap hasil belajar matematika. Dalam keadaan lain H0

diterima.

Untuk mempermudah proses perhitungan pada penelitian

ini, akan digunakan program komputer SPSS sehingga dapat

memperkecil kesalahan yang terjadi pada saat menghitung secara

manual.

Sedangkan untuk koefisien determinasi dan korelasi

parsialnya ditentukan oleh rumus:

r y1−r y 2 r 12
r y 1.2= 2
√(1−r y2 )(1−r 212)
58

r y2 −r y 1 r 12
r y 2.1= 2 2 (Dajan, 1986:334)
√(1−r y1 )(1−r 12)

Dengan r y 1, r y 2, dan r 12 ditentukan oleh:

n ( Σ Y X 1 )−ΣY Σ X 1
ry1= 2 2 2
√ n Σ Y −(ΣY ) n Σ X 1 −(Σ X 1 )2

n ( ΣYX 2 ) −Σ Y Σ X 2
ry2= 2 2 2
√ n Σ Y −(ΣY ) n Σ X 2 −(Σ X 2 )2

n ( Σ X 1 X 2 )−Σ X 1 Σ X 2
r 12 = 2
(Dajan,
√ nΣ X 1 −( Σ X 1)2 n Σ X 22−(Σ X 2 )2

1986:304)

Keterangan:

r y 1.2: Persen dampak variabel X 1 terhadap Y dengan cara

menghilangkan tendensi linier variabel independent X 2

r y 2.1: Persen dampak variabel X 1 terhadap Y dengan cara

menghilangkan tendensi linier variabel independent X 2

r y 1 : Koefisien korelasi antara Y dan X 2

r y 2 : Koefisien korelasi antara Y dan X 2

r 12 : Koefisien korelasi antara X 1 dan X 2

Anda mungkin juga menyukai