TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Nyeri
a. Pengertian
Nyeri merupakan sebuah pengalaman sensori serta emosional yang
tidak menyenangkan yang berkaitan pada kerusakan jaringan,
aktual maupun potensial atau menggambarkan suatu kerusakan
yang sama menurut Association for the Study of Pain (Black &
Hawks, 2014).Nyeri merupakan suatu pengalaman yang dikatakan
oleh seseorang yang sedang merasakan nyeri dan ada ketika
seseorang tersebut mengatakan ada (Black & Hawks, 2014).
Definisi nyeri dalam kamus medis yaitu perasaan distres, kesakitan,
ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari stimulasi ujung saraf tertentu.
Tujuan nyeri terutama untuk perlindungan, nyeri berperan sebagai suatu
sinyal peringatan dari tubuh terhadap jaringan yang sedang mengalami
kerusakan dan meminta individu untuk meredakan atau menghilangkan
nyeri dari sumber(Rosdahl & Kowalski, 2017).
Nyeri berperan sebagai mekanisme dalam memperingatkan
individu terhadap potensi bahaya fisik, oleh karena nyeri merupakan
mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut dengan memberikan dorongan untuk keluar
dari sesuatu yang menimbulkan nyeri. Nyeri merupakan sesuatu yang
sangat subyektif maka yang dapat mendefinisikan nyeri secara akurat
yaitu individu itu sendiri yang sedang merasakan nyeri. Terlepas dari
subyektifitasnya, seorang perawat harus memiliki tanggungjawab
untuk mengkaji klien secara akurat dalam membantu meringankan
atau menurunkan nyeri (Black & Hawks, 2014).
7
8
b. Mekanisme Nyeri
Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan transmisi nyeri
normal dan interpretasinya adalah nosisepsi. Nosisepsi merupakan
sistem yang membawa informasi mengenai peradangan, kerusakan,
atau ancaman kerusakan pada jaringan ke medula spinalis dan
otak. Nosisepsi memiliki empat fase:
1) Transduksi : sistem saraf yang mengubah stimulus nyeri
dalam ujung saraf menjadi impuls.
2) Transmisi : impuls berjalan dari tempat awalmya ke otak.
3) Persepsi : otak mengenali, mendefinisikan, dan berespons
terhadap nyeri.
4) Modulasi : tubuh mengaktivasi respons inhibitor yang
diperlukan terhadap efek nyeri (Craven& Hirnle, 2007
dalam (Rosdahl & Kowalski, 2017).
c. Penggolongan Nyeri
(International Association for the Study of Pain (IASP) telah
mengidentifikasi beberapa kategori nyeri Diantaranya yaitu:
1) Menurut timbulnya nyeri:
a) Nyeri akut
Nyeri akut yaitu sensasi yang terjadi secara mendadak
atau sebagai respons terhadap beberapa jenis trauma.
Penyebab umum nyeri akut yaitu trauma akibat
kecelakaan, infeksi, serta pembedahan. Nyeri akut terjadi
dalam periode waktu yang singkat yaitu sekitar 6 bulan
atau kurang dan biasanya bersifat intermiten (sesekali),
tidak konstan. Apabila penyebab mendasar diterapi secara
rutin nyeri akut cepat menghilang. b) Nyeri kronis
Nyeri kronis atau disebut dengan nyeri neuropatik yaitu suatu
ketidaknyamanan yang berlangsung dalam periode waktu yang
lama yaitu (6 bulan atau lebih) dan kadang bersifat selamanya.
Penyebab nyeri kronis sering kali tidak diketahui. Nyeri kronis
9
adalah pil yang berbentuk seperti obat biasa namun tidak memiliki
12
efektif jika diberikan secara teratur atau saat awitan nyeri sangat dini.
Gambar 2.1
Numeric Rating Scale (NRS)
Sumber : (Yudiyanta, Khoirunnisa, & Novitasari, 2015)
Gambar 2.2
VerbalRating Scale (VRS)
Gambar 2.1
Verbal Rating Scale (VRS)
Sumber : (Yudiyanta, Khoirunnisa, & Novitasari, 2015)
Gambar 2.3
Visual Analog Scale (VAS)
Sumber : (Yudiyanta, Khoirunnisa, & Novitasari, 2015)
Gambar 2.4
Wong Baker FACES Pain Rating Scale
Sumber : (Kozier, 2011)
Respon Nyeri Anak Usia Toddler Dan Prasekolah Yang Dilakukan Prosedur
Invasif telah dilakukan di ruang Flamboyan dan IGD RSUD Arifin Achmad
kelompok anak usia toddler dan 13 kelompok anak usia prasekolah. Pada
kelompok anak usia toddler dan prasekolah dilakukan penilaian respon perilaku
menggunakan skala FLACC pada saat prosedur invasif dilakukan. rata-rata nilai
respon perilaku nyeri anak usia toddler berdasarkan skala FLACC adalah 7,77
dan pada anak usia prasekolah adalah 4,92. Hasil uji T Independent diperoleh p
value (0,000) < α (0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan respon perilaku nyeri
anak usia toddler dan prasekolah saat dilakukan prosedur invasif. nilai rata-rata
respon perilaku nyeri anak usia toddler adalah 7,77 dengan standar deviasi 1,301
sedangkan nilai rata-rata respon perilaku nyeri anak usia prasekolah adalah 4,92
dengan standar deviasi 1,801. Nilai minimum pada kelompok anak usia toddler
adalah 5 yang termasuk dalam rentang kategori nyeri sedang dan pada kelompok
anak usia prasekolah adalah 3 yang termasuk dalam rentang kategori nyeri
ringan. Nilai maksimum pada kelompok anak usia toddler dan prasekolah
masing-masing adalah 10 dan 9 yang berada dalam rentang kategori nyeri berat.
dalam mengenal konsep sakit meskipun belum bisa membedakan penyebab dari
bersifat konkrit, sehingga anak akan lebih percaya pada hal yang
tampak dan nyata. Anak prasekolah memiliki karakteristik yang
lebih matang dalam motorik halus dan motorik kasar
dibandingkan dengan anak usia toddler.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang saling
berhubungan untuk menggambarkan suatu fenomena dengan menerangkan
hubungan antar variabel. Kerangka teori ini dijadikan sebagai dasar dalam
menyusun kerangka konsep yang nantinya dijadikan sebagai acuan
penelitian (Pamungkas & Usman, 2017).
1. Gerakan Tubuh
2. Ekspresi Wajah
3. Vokalisasi
4. Mood
Penilaian Perilaku Nyeri
5. Tidur
6. Interaksi Sosial
(Numeric Rating Scale (NRS)
1.
2. Verbal Rating Scale (VRS)
3. Visual Analog Scale (VAS)
4.
Wong Baker FACES Pain Rating
Scale
Gambar 2.5
Kerangka Teori Nyeri
Sumber:(Black & Hawks, 2014); (Yudiyanta, Khoirunnisa, & Novitasari, 2015);
(Kozier, 2011)
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
: berpengaruh diteliti
24
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah sebuah uraian dan visualisasi
hubungan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara
variabel satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang akan
diteliti (Notoatmojo, 2018). Berdasarkan konsep tersebut, maka
peneliti akan menyusun kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 2.6
Kerangka Konsep Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
Pada hakekatnya hipotesis merupakan sebuah kesimpulan
sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Hipotesis
harus mempunyai landasan teoritis bukan hanya mengenai suatu
dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah saja melainkan lebih
kepada suatu kesimpulan (Notoatmojo, 2018). Adapun hipotesis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ada perbedaan penilaian skala nyeri antara menggunakan
Numeric Rating Scale dan Wong-Baker FACES Pain Rating
Scale terhadap perilaku nyeri.