Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI KESEHATAN

TEKNOLOGI KESEHATAN DI ERA TRANSFORMASI DIGITAL

Disusun Oleh :
Annisa Risti Pramudita

Kelompok 8 (Vagus)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

SEPTEMBER

2020
Era tranformasi digital merupakan suatu masa yang menerapkan teknologi digital dalam
semua aspek kehidupan yang ada pada masyarakat. Bangsa yang unggul dapat dilihat dari
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ditandai dengan banyaknya
inovasi dan kreativitas dalam teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat penting dalam menentukan
daya saing suatu bangsa. Penggunaan teknologi harus secara hati-hati dan penuh tanggung jawab
agar kita bisa menerapkan secara efisien dan manusiawi. Penggunaan teknologi kesehatan yang
tepat melibatkan tidak hanya penguasaan Ilmu Pengetahuan, peralatan teknik atau mesin dan
konsep-konsep tetapi juga untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi, etika dan moral
(Raymond, Sudiharto, 2009).
Teknologi kesehatan merupakan seperangkat teknik-teknik, obat-obatan dan prosedur yang
diguanakan oleh professional kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Para ilmuwan telah melakukan penelitian untuk menemukan obat-obatan dan alat kesehatan
modern yang berkualitas sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Teknologi dan
produk teknologi kesehatan diadakan penelitian, di diedarkan, dikembangkan dan dimanfaatkan
bagi kesehatan masyarakat (UU RI No. 36 ayat 1, 2009). Izin edar akan diberikan apabila produk
tersebut sudah memenuhi syarat cara pembuatan yang baik (good manufacturing practice) dan
bukti klinis sesuai indikasinya. Kementrian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
yang Baik. Terdapat dua jenis uji klinik, yaitu uji klinik pra pemasaran dan pasca pemasaran.
Uji klinik pra pemasaran adalah uji klinik yang menggunakan produk uji yang belum
memiliki izin edar di Indonsia, termasuk uji klinik dengan produk uji yang telah memiliki izin edar
untuk indikasi atau maksud pengguanaan baru. Sementara itu, uji klinik pasca pemasaran adalah
uji klinik yang menggunakan produk uji yang sudah melalui uji klinik pra pemasaran dan telah
memiliki izin edar di Indonesia untuk mendapatkan data manfaat, keamanan atau untuk konfirmasi
kinerja yang telah disetujui (Kementrian Kesehatan, Yudha, 2018).
Saat ini, pelayanan kesehatan dan sistem kesehatan menghadapi perubahan-perubahan
dalam teknologi kesehatan. Perubahan ini akan mempengaruhi arah pelayanan kesehatan yang
disampaikan, digunakan dan hubungan antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien.
Perkembangan yang cepat dalam teknologi kesehatan memberikan peluang (opportunities) dan
tantangan-tantangan (challenges) dalam penyampaian pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi
(high quality) dan efisien. Di samping itu juga untuk pengendalian terjadinya kesalahan medis
(medical error), penurunan biaya dan perbaikan hubungan pasien-dokter. Riset-riset pelayanan
kesehatan dipusatkan pada pengembangan teknologi (technology development) dan aplikasi klinis
untuk keberhasilan implementasi di lingkungan pelayanan kesehatan (Sudiharto, 2009).
Dalam pengembangan teknologi kesehatan dibutuhkan beberapa proses agar menjadi maju,
baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat dibedakan dalam empat tahapa n,
yaitu inovasi, pengembangan, difusi atau disiminasi dan evalusai (Feeney, Sudiharto, 2009).
Inovasi yang digunakan ditunjukkan kepada kreasi baru alat atau teknik yang lama menjadi
aplikasi baru. Teknologi yang baru jarang berkembang dalam satu langkah saja, maka teknologi
tersebut harus dimodikasi agar proses berjalan berkesinambungan. Inovasi teknologi kesehatan
merupakan suatu proses yang saling terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang
merupakan garis lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan dimana klinisi
sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling mengetahui
apa yang dibutuhkan dan menyatakan masalah dalam konteks yang secara medis tepat (Sudiharto,
2009).
Era transformasi digital sudah banyak mengubah kehidupan di dunia. Era transformasi
digital memiliki manfaat, salah satunya yaitu akses informasi yang membantu pengambilan
keputusan yang efektif dan akurat dalam waktu singkat. Dengan adanya kemajuan teknologi
terciptanya alat kesehatan yang tepat untuk memenuhi permintaan pasar serta mengembangkan
layanan-layanan yang inovatif, hal tersebut sangat membantu para penyelenggara layanan
kesehatan. Hasilnya, industri kesehatan di Indonesia telah berkembang pesat.
Teknologi digital dalam industri kesehatan berperan untuk membantu sinkronisasi data
pasien dalam berbagai layanan asuransi rumah sakit atau meyediakan akses ke catatan medis
pasien kepada para praktisi kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk memastika agar dokter dapat
menggunakan informasi tersebut untuk memberikan rekomendasi yang tepat bagi pasien, seperti
pasien yang perlu dirujuk atau dipindahkan ke rumah sakit lain.
Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan.
Teknologi alat kesehatan berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, dari teknologi sederhana sampai teknologi tinggi dan digunakan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Alat kesehatan berperan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi masyarakat di segala usia.
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan / atau implan, reagen in
vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi,
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan / atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap
specimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada
tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu
fungsi atau kerja yang diinginkan (Anaya, 2017).
Pasar alat kesehatan di Indonesia diramaikan oleh produk asing yang permintaannya cukup
tinggi. Nilai industri alat kesehatan di Indonesia masih rendah. Tetapi, Indonesia masih lebih
unggul dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Indonesia sudah banyak
mengeskpor alat kesehatan. Hanya saja produk alat kesehatan yang diekspor tidah secanggih
dengan negara maju. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya tenaga ahli dengan riset
teknologi tinggi. Industri alat kesehatan di Indonesia harus meningkatkan kualitas alat kesehatan
agar permintaan produk di dalam negeri bisa menyaingi produk asing.Sebenarnya alat kesehatan
dalam negeri tidak kalah dengan produk asing. Hanya saja kualitasnya harus lebih ditingkatkan.
Jadi, inovasi dan kreativitas sangat penting dalam menentukan daya saing suatu bangsa dan
inovasi yang digunakan ditunjukkan kepada kreasi baru alat atau teknik yang lama menjadi
aplikasi baru, karena perkembangan yang cepat dalam teknologi kesehatan memberikan peluang
(opportunities) dan tantangan-tantangan (challenges) dalam penyampaian pelayanan kesehatan
yang bermutu tinggi (high quality) dan efisien. Dengan adanya era digital seperti saat ini
memudahkan kita untuk mengakses informasi yang membantu pengambilan keputusan yang
efektif dan akurat dalam waktu singkat. Hal itu juga untuk membantu sinkronisasi data pasien
dalam berbagai layanan asuransi rumah sakit atau meyediakan akses ke catatan medis pasien
kepada para praktisi kesehatan yang bertujuan untuk memastikan agar dokter dapat menggunakan
informasi tersebut untuk memberikan rekomendasi yang tepat bagi pasien, seperti pasien yang
perlu dirujuk atau dipindahkan ke rumah sakit lain.
Daftar Pustaka
Yudha, Arif Permana (2018), Inovasi Alat Kesehatan Era Transformasi Digital, diakses pada 13
September 2020. https://djpen.kemendag.go.id/
Sudiharto, P. (2009), Pengembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab Tantangan dan
Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa, diakses pada 13 September 2020.
https://www.ugm.ac.id/
Raymond, Sudiharto (1998), Life Science and Health Challenges, New York: New York
Academy of Sciences.
Anaya, Arianti (2017), Penilaian Teknologi Kesehatan, diakses pada 13 September 2020.
https://e-renggar.kemkes.go.id/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2009), Tentang Kesehatan, diakses pada 13
September 2020. https://p2ptm.kemkes.go.id/
Feeny, D. (1986), Health Care Technology : Effective, Efficiency, and Public Policy, Montreal:
The Institute for Research on Public Policy.

Anda mungkin juga menyukai