Anda di halaman 1dari 24
34 BAB3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Latar belakang perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan swasta nasional yang ikut mengambil bagian dalam proses pembangunan di sektor industri tekstil permintaan benang dan perajutan, Perusahaan berbadan hukum ini didirikan pada tanggal 19 Juli 1990, Nama Budi di ambil dari nama pemiliknya Ong Budi sedangkan Texindo adalah bidang usaha yang dijalankanya yaitu tekstil pemintalan dan perajutan yang menghasilkan jenis benang cotton dan kain cotton Perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan salah satu perusahaan keluarga yang tergabung dalam Budi Muartex Group dengan pemilik yang sekaligus President Direktur adalah Ong Budiman dan Putra-putra sebagai direktur utama. PT. Budi Texindo Prakarsa didirikan sebagai upaya guna melengkapi anata rantai proses produksi teksktil yang sudah ada sebelumnya yaitu perajutan dan garmen. Nomor ijin pendirian usaha PT, Budi Texindo Prakarsa adalah 554/T/INDUSTRI/1988, tanggal 29 Oktober 1988, dengan nomor SIUP 7886/09-01/PB/IX/94 pada tanggal 2 september 1944. Sebagai salah satu perusahaan yang tergabung dalam Budi Muartex Group, PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan yang termuda, 2 diantaranya perusahaan lainya adalah: 1. Budi Muartex Perusahaan ini bergerak dibidang tekstil perajutan dan pencelupan yang berdomisili di Kapuk Kamal Muara, Jakarta 2. PT. Harindo Tama Mandiri Perusahaan ini bergerak dibidang garment dan perdagangan wmum, yang memiliki merk kaos Country Fiesta (CE), Basic Element (BE) dan Ocean Pasific (OP) Secara Aktual PT. Budi Texindo Prakarsa mulai masa proyek fisik pada tahun 1994 sampai 1995 yang diawali dengan proses perijinan serta pembangunan gedung pabrik dan bangunan pendukung. Selain itu juga melaknkan rekruitmen tenaga kerja yang berpengalaman untuk para manager. kepala bagian, dan staff yang di pilih. 53 34 Pada awal bulan Agustus tahnn 1995 di mulai dengan masa proyek pemasangan mesin, rekruitmen tenaga kerja dan tenaga teknik pemasangan mesin, Pada bulan januari 1996 pabrik mulai berproduksi yang diawali dengan masa running mesin produksi dan berjalan sampai dengan saat ini PT. Budi Texindo Prakarsa adalah pabrik pemintaan benang yang berlok i di Desa Junti, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang Jakarta-Merak. Lahan perusahaan ini mempunyai Iuas + 110,000 meter persegi (11 hektar) untuk area pabrik dan + 10.000 meter persegi perumahan karyawan/ mess. PT. Budi Texindo Prakarsa berdiri pada tahun 1995. PT. Budi Texindo Prakarsa memproleh baban baku dengan melakukan impor kapas dari berbagai negara seperti Australia, Amerika Brazil, Argentina, Pargue, dan West Affika, Pabrik pemintalan benang ini membuat jenis produksi Combeed Yarn dan Carded Yarn dengan kapasitas produksi mencapai 38,400 mata pintal atau + 130 bale/ hari, dimana barang jadi akan di eskpor ke Iuar negeri dan dalam negeri Lokasi Pabrik terletak di jalan Pamarayan No. 142 Desa Junti, kecamatan Jawilan Kabupaten Serang Banten. Sedangkan Kantor pusatnya terletak di jalan AM Sangaji No. 21 B Petojo, Jakarta Pusat. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan 3.2.1 Visi Perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa yang bergerak pada sektor industri bidang teksti pemintalan benang dan perajutan memiliki visi untuk menjadikan sebagai perusahaan yang siap bersaing selangkah kedepan untuk menyongsong era globalisasi yang akan datang dengan memberikan benang yang berkualitas dan hasil produksi benang yang optimal, sehingga produknya dapat dikenal Iuas di masyarakat 3.2.2 Misi Perusahaan PT. Budi Terxindo Prakarsa memiliki visi sebagai berikut : 1. Pabrik di Kelola oleh tenaga-tenaga yang_berpengalaman danmendukung dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitamya. 35. 2. Management PT. Budi Texindo Prakarsa dalam menjalankan aktifitasnya berupaya untuk bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjaga stabilitas ekonomi . 3. Menempatkan pemesinan yang modern dan automatic yang di datangkan dari eropa. 33, Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas 33 Siruktur Organisas Sa eI [ RERUN ranean Sa ARES wena L 1 i I I I 1 [ i accommo || imanens || “See || eee || eae |[ ise |[ Savor | [MA | [tase] | SS [ L L I I I i T [=] [ew] fee] fan) aa ones] feces] foones] Car] aa f=) Gees] Ge) Gee] [ee] Gambar 3.1 Strutur Organisasi PT, Buti Texindo Prakasa ‘Sumber: PT. Bud Texindo Psskatsa 7 3.3.2 Pembagian Tugas Adapun tugas,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Budi Texindo Prakarsa adalah sebagai berikut 1. Direktur Utama a. Memimpin dan mengorganisasikan ke manager dalam melaksanakan tugas sehari-hari b. Meminta hasil laporan dari masing-masing manager mengenai penjualan, produksi, dan keuangan serta mempelajari hasil Japoran tersebut untuk dianalisa lebih lanjut ¢. Mengawasi dan mengontrol jalannya perusalinan secara keseluruhan 4. Mermmuskan dan menetapkan sistem manajemen yang digunakan perusahaan Internal Controt a Melindun dan mengamankan arta’ kekayaan milik perusahiaan b. Memeriksa kecermatan dan menentukan sampai sejauh mana data-data akuntansi dapat dipercaya, yang dapat menambah keyakinan pemimpin bahwa apa yang dilaporkan bawahannya adalah benar dan dapat dipereaya ¢. Meningkatkan efisisensi operasional operasional_ perusahaan secara unum, 4. Mendorong ditaatinya setiap kebijakan perusahaan yang telah digariskan oleh pimpinan, Direktur Keuangan a. Mengkoordinir perumusan Stiategi Jangka Panjang sebagai dasar perumusan Rencana Kerja dan Anggaran_ perusahaan (RKAP) dengan bekerja sama dengan Direksi lainnya b, Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko finansial yang dapat dihadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan diteksi lainny: 58 c. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan mematuhi policy dan standard operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku untuk masing- ‘masing fungsi sesuai dengan reneana yang telah disetujui 4d. Membangun sinergi dan berusaha meneapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan, . Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutubkan oleh perusahaan untuk Kegiatan operasional sebari-hari, dengan melakuksn Koordinasi erat dengan para pimpinan, unit usaba 4. Plan Manager a. Mengatur dan melaksanakan produksi barang sesuai order produksi b. Membuat rencana penggunaan baban baku yang akan digunakan dalam proses produksi Membuat reneana penggunaan tenaga kerja langsung yang di butuhkan dalam proses produksi d. Membuat rencana mengenai penggunaan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan operasi overhead pabrik e. Membuat penjadwalan estimasi barang jadi. \. Direktur Marketing Purchasing Melakukan pemantauan terhadap staff bagian marketing dan mereneanakan strategi penjualan produk pemasaran_ terhadap pelanggan dengan menggunakan berbagai macam media, alat Komunikasi dan teknik-teknik marketing yang menunjang peningkatan penjualan pada perusahaan, 8. 59 Internal Control Internal control bertugas untuk memeriksa laporan produksi dengan jumlah produksi yang di hasilkan, untuk mencegah terjadinya suat kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, Manager Accounting ‘Memeriksa laporan kewangan secara berkala b. Memantan aliran cash flow untuk mengetahui Kondisi Keuangan yang sedang texjadi pada saat itu ¢. Menandatangani kwitansi dan faktur pajak Manager Keuangan a Menetapkan struktur keuangan entitas dengan menetapkan ebutukion entitas akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang) serta menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat b. Mengalokasikan dane sedemikian rupa agar dapat memperoleh tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal. c. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana. Manager Pembelian Lokal a. Menerima dan mengatur penempatan barang-barang dati supplier }. Memesan bahan baku jika sudah mencapai stock minimum ¢. Mengatur agar proses pembelian balan baku berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. 10. Manager Personalia dan Umum a, Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi perlatan pabrik termasuk perawatan mesin dan penggantian sparerpart mesin. b. Melakukan perawatan terhadap kondisi fisik atas koustruksi bangunan, 11. Manager Spinning a. Meminta persediaan bahan baku b, Membuat surat keluar bahian baku 12. PPIC (Planning Production Inventory Control) a. Mengatur pesanan-pesanan yang masuk ke perusahaan, >, Menghitung apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi cukup atau tidak. c. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan Kondisi stok dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar stok. 4. Membuat evaluasi proses produksi e. Mengolah data, membuat reneana dan menganalisa realisasi produksi 13. Manager Teknik a. Melakukan pemeliharaan mesin dan mengatasi_ teknis mengenai kerusakan yang terjadi pada mesin pabrik b, Memantan hasil kerja mesin dengan membuat laporan evaluasi jam kerja mesin yang telah berjalan 14. Manager Rajut Melakukan proses Konversi bahan baku benang menggunakan mesin rajut schingga menjadi kain cotton dan kain grey 15. Manager Pemasaran a. Menawarkan dan memasarkan hasil-hasil produksi kepada customer b. Menerima order barang dari customer ¢. Mengumpulkan data-data di lapangan apa yang diinginkan pasar dan membandingkan dengan barang competitor 4. Melaporkan kepada pimpinan perusahaan akan temuan di pasar baik dari harga, design, dan bentuk produk dari pesaing e. Menerima complain secara langsung dari pata customer mengenai keluhan dan kendala yang dihadapi oleh customer tersebut. 61 16. Manager Pembelian Impor a. Menangani prosedur import secara menyeluruh b. Menangani dokumen-dokumen yang berkenaan dengan keperluan pemenuhan syarat import. 17. Staff Accounting a. Membantu manager accounting dalam memantau aliran casi flow b, Membuat laporan keuangan perusahaan, 18. Staff Keuangan a, Menerima tagihan dari supplier. b. Membuat kwitansi dan faktur pajak ¢. Memantau tagihan yong telah jatuh tempo, serta transferan uang masuk dari customer d. Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusaliaan. 19. Staff Pemasaran a, Mengontrol kuantiti pengiriman dengan PO (Purchase Order) b. Membuat surat jalan dan surat-surat keluar yang dibufuhkan untuk kegiatan perusahaan c. Menerima keluhan dari customer via telepon 4. Membuat laporan penjualan untuk direktur e. Menjaga kepercayaan customer £, Melakukan kunjungan ke customer ¢. Berusaha mencapai target yang telah ditetapkan 20. Staff Pembelian Tmpor a, Menangani pembelian barang impor dengan kelengkapan surat impor b, Menangani pajak bea masuk PPN bahan baku produksi 21. Kepala Bagian Menerima tugas dari para manager untuk mengatur, memberikan arahan bagi kepala regu sehingga job desk yang di berikan dapat dimengerti oleh karyawan, 62 34 22. Kepala Regu a. Kepala regu menjadi penghubung antara staff dan karyawan. b, Bertugas sebagai supervisor dimana ketua regu akan mengawasi berjalanya produksi bahan baku hingga menjadi barang jadi 23. Tenaga Kerja Langsung a. Karyawan bertugas untuk melakukan pekerjaan di bagian pabrik yang merupakan tenaga kerja langsung. b, Karyawan bertugas dalam melakukan aktivitas produksi bahan baku hingga menjadi barang jadi ¢. Membuat laporan mengenai keluamya bahan baku d. Meneatat keluaran barang jadi Dokumen yang Digunakan pada Proses Bisnis Berjalan Dati proses produksi yang ada di PT. Budi Texindo Prakarsa berikut dokumen- dokumen yang terkait di dalamnya diantaranya 1. Rencana pengguaaan bahan baku Membuat perencanaan mengenai kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk melakukan produksi yang berisi kode perencanaan bahan bak, jenis bahan baku, dan jumlah bahan baku yang akan dibuat oleh plan manager. Rencana penggunaan tenaga kerja langsung Membuat perencanaan mengenai perkiraan tenaga kerja langsung yang di butuhkan dalam melakukan produksi yang berisi kode pereneanaan TKL, jumlah TKL, gaji TKL dan waktu kerja TKL akan dibuat oleh plan manager 3. Rencana penggunaan operasi overhead pabrik Membuat perencanaan mengenai biaya-biaya yang terlibat dalam melakukan produksi barang jadi yang berisi kode perencanaan penggunaan operasi overhead, jenis mesin yang digunakan, jam mesin yang dibutuhkan dan jumlah biaya overhead akan dibuat oleh plant manager. 4. Jadwal produksi Jadwal produksi bertujuan untuk melakukan estimasi mengenai kapan barang jadi selesai di produksi yang berisi kode jadwal produksi,tanggal produksi dan tanggal selesai produksi. 63 5. Order produksi Order produksi bertujuan untuk melakukan produksi bahan baku, hingga jadi sesuai dengan order permintaan dari pelanggan yang berisi kode order, tanggal order, jenis bahan baku, jumlah TKL dan jumlah mesin. 6, Reneana pengadaan bahan baku Rencana pengadaan bahan baku memuat mengenai kode bahan baku, tanggal order, jenis bahan baku dan jumlah bahan baku, ang bertujuan untuk melakukan pengadaan bahan baku sesuai pesanan pelanggan yang akan di kerjakan oleh PPIC 7. Surat pembelian balan baku Surat pembelian bahan baku berisi nama barang, jumlah, harga, dan keterangan mengenai balan baku yang dibeli yang akan dilakukan oleh bagian manager pembelian impor 8. Bukti keluar bahan baku Bukti keluar bahan baku memuat nama barang, jumlah, satuan barang yang dikeluarkan oleh bagian gudang atas permintaan PIC. 9. Laporan keluaran barang jadi Laporan keluaran barang jadi bertujuan untuk mengetahni berapa banyak hasil produksi yang di hasilkan yang berisi kode laporan keluaran barang jadi, tanggal laporan Keluaran barang jadi, jenis barang jadi dan jumlah barang jadi. 10, Laporan hasil kontrol produk barang jadi Membuat laporan hasil Kontrol atas produk yang telah di produksi sehingga sesuai standar dan dapat dikirimkan kepada pelanggan, 11, Surat jalan produksi Surat jalan digunakan untuk mengantarkan barang jadi yang telah diproduksi oleh karyawan untuk dikirimkan kepada ketua regu yang berisi kode surat jalan, tanggal surat jalan, pengisim, penerima, jenis barang dan jumlah barang 12, Laporan hatian produksi Membuat laporan harian yang terkait dengan hasil barang jadi, banyak biaya bahan baku yang digunakan dan penggunaan tenaga kerja langsung. Dimana di dalam laporan harian produksi terdapat kode laporan harian produksi, tanggal laporan, jenis barang, jumlah barang, jumlah tenaga kerja dan jumlah jam mesin. 13, Bukti Penyerahan Barang Jadi Bukti penyerahan barang jadi memuat kode barang, nama barang, qty, satuan, keterangan barang yang telah selesai diproduksi oleh karyawan berdasarkan order produksi yang diterima, 14, Laporan evaluasi produksi Laporan evaluasi produksi berisi tentang bahan baku, saldo awal, penerimaan, pemakaian, saldo akhir, waste dari bahan baku, dan hasil produksi dari penggunaan bahan baku tersebut. 15. Laporan HPP dengan metode tradisional Laporan pethitugan HPP dengan metode tradisional bertujuan untuk menghitung biaya-biaya yang terkait didalam produksi dengan membagi junlah biaya produksi dibagi dengan volume produksi. Dalam laporan ini berisi kode laporan HPP, tanggal laporan, jenis barang, jumlah tenaga kerja dan jam mesin 3.5. Analisis Sistem yang berjalan 3.5.1 Proses Bisni yang Berjalan PT. Budi Texindo Prakarsa mendapatkan bahan baku dengan melakukan impor kapas dari Imar negeri. Mengingat hasil produksi adalah High Quality Knitted Export ke Jepang maka untuk menunjang dan mendapatkan kualitas yang sangat baik “high grade types of row cotton such as a california’, maka impor kapas di ambil dari STV dari Amerika, dan tipe ANDY dari Australia, Dalam melakukan proses produksinya bahan pembantu berupa emeee, elvanol dan sunsize. Setelah melakukan impor kapas lalu di angkut menggunakan truk kontainer yang mencapai 10,000 ton pertahun, Produksi yang di lakukan PT, Budi Texindo Prakarsa dinulai saat dengan melakukan sfock barang. Dalam melakukan produksinya, PT. Budi Texindo Prakarsa dapat menghasilkan 42.644 bale pertabunnya, dimana dalam 1 bale berisi 6 karung kumpulan dari cone dengan berat 181.4 kg atau sama dengan 4 kardus. Masing-masing kardus berisikan 45,36 kg dengan 24 cone benang. 65 Proses bisnis produksi yang berjalan pada PT. Budi Texindo Prakarsa dimulai saat pelanggan melakukan pemesanan order atas barang yang dipesan, lalu plan manager akan membuat perencanaa produksi dan membuat estimasi penjadwalan barang jadi untuk memproduksi benang combed dan benang carded. Setelah melakukan estimasi, maka plan manager akan melakukan penjadwalan terhadap kapan perkiraan barang jadi selesai di buat. Setelah_melakukan penjadwalan, bagian PPIC akan melakul ‘meminta presediaan bahan bakw order produksi_ dan Lalu kepala bagian spinning akan mengecek ketersediaan stok bahan baku untuk diserahkan kepada ketua regu, Jika sfok balan baku terdapat di bagian gudang, maka kepala bagian spirming akan membuat bukti keluar bahan baku, Namun jika s‘of bahan baku telah habis make kepala bagian spiming akan melakukan pembelian bahan baku dengan membuat surat pembelian bahan baku yang dibuat oleh manager pembelian impor. Lalu ketua regu akan membuat surat perintah produksi dan memberikan instruksi kepada tenaga kerja langsung untuk melakukan produksi. Produksi barang akan di lakukan oleh tenaga kerja langsung dari bahan baku berupa Kapas hingga menjadi benang. Tugas dari tenaga kerja Iangsung diantaranya adalah membuat laporan keluaran barang jadi, melakukan kontrol tethadap barang jadi yang telah diproduksi untuk memenubi standar mutu kualitas yang baik dan mnelakukan packing barang jadi. Setelah selesai melalui ketiga tahapan tersebut Ialu tenaga kerja langsung akan membuat surat jalan produksi untuk di serahkan kepada ketua regu. Setelah itu ketua regu melakukan perhitungan terhadap barang jadi yang dihasilkan untuk di serahkkan oleh kepala bagian spinning. Kepala bagian spinming akan membuat laporan harian produksi yang akan diserahkan ke bagian manager spinning dau bagian akuntansi. Lalu barang yang sudah jadi akan di packing ke dalam kardus yang berisi 24 cones (gulungan benang) oleh tenaga kerja langsung yang akan di serahkan dan akan dimasukkan ke dalam gndang atan dapat di kirim ke pelanggan. Setelah itu manager spinning akan 66 melakukan penyerahan barang jadi yang akan di serahkan kepada PPIC untuk membuat evaluasi terhadap laporan produksi. Laporan harian produksi barang jadi pada bagian akuntansi juga akan di Jakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perhitungan tradisional. 3.6 Identifikasi Masalah dan Rekomendasi 3.6.1 Identifikasi Masatah Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Budi Texindo Prakarsa adalah sebagai berikut 1. Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti Karena masih menggunakan perhitungan secara tradisonal sebingga terdapat beberapa alokasi biaya yang kurang tepat dan tidak berdasarkan volume produksi. Dasar alokasi yang digunakan adalah volume produksi yang menyebabkan biaya-biaya yang dibebankan ke produk menjadi nrang tepat oleh karena cost driver yang berbeda. Persediaan bahan baku seringkali tidak sesuai dengan stock yang ada. 4, Adanya kecurangan dalam produksi, dimana jumlah bahan baku dan jumlah hasil produksi tidak sesuai serta tidak diketalni jumlahnya secara past. Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai dalam pelaporan produksi yang mengakibatkan kurangnya bukti yang diperlukan untuk melakukan pencatatan aktivitas proses produksi 67 3.6.2 Rekomendasi Rekomendasi dari masalah-masalah di atas dapat di atasi dengan melakukan solusi-solusi terbaik dengan cara: 1. Menghitung harga pokok produksi dengan metode activity based costing sehingga dapat diketahui secara lebih akurat biaya yang dikeluarkan. Perlunya pengawasan lebih detail dan dibuat surat hasil produksi dengan mencantumkan total waste dari bahan baku yang digunakan. 3. Merancang suatu sistem yang menyediakan formulir-formulir yang dibutubkkan untuk proses produksi secara lengkap 4, Menambahiken beberapa departemen baru seperti bagian gudang dan bagian quality kontrol sehingga meminilasisasi kesalahan- kesalahan risiko yang terjadi dalam pabrik serta menghindari kecurangan yang terjadi dalam pabrik Perhitungan harga pokok dengan menggunakan satu penggerak biaya seperti volume produksi yang dasar pengalokasian biaya overlead kurang tepat, dikarenakan besar dari biaya overhead masing-masing produk berbanding lurus dengan volume masing- masing produk. Setiap biaya cost driver tunggal akan menyebabkan pengalokasian biaya overhead yang tidak mencerminkan pemakaian biaya overhead yang sesungguhnya, Dalam perusahaan manufaktur dalam perhitungan tradisonal hanya memperhitungkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap wit ouput. Maka dari itu, untuk memperbaiki pembebanan biaya overhead pabrik, metode perhifuagan yang tepat schingga hasil perhitungan akurat dan tepat yaitu dengan Activity based costing yang menilai biaya berdasarkan aktivitas pada masing-masing produk. 68 3.7. Perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Budi Texindo Prakarsa dengan Menggunakan Metode Perhitungan Tradisional 3.7.1 Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale untuk Benang Combed PT. Budi Texindo Prakrasa Laporan Harga Pokok Produksi, Benang Combed Tahun 2013 Bahan Baku Kapas (Cotton) Rp. 17,601.258.100 Pajak Import Rp. 440,031,453 Total Bahan Baku Langsing Rp. 18,041,289.553 Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp. 659,196.469 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Rp. 3.872,276,782 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 395,241,524 Biaya Transport Pengiriman, Rp. 857,124 Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 2.250.852.478 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Rp. 32,324,524 Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Rp. 58,556,724 Biaya Listrik Mesin Rp. 11,870.841.436 Biaya Listrik Pabrik Rp. 2,659,318,759 Biaya Telepon Pabrik Rp 24.984.524 Biaya Air Mesin Rp. 20,344,485 Binya Air Pabrik Rp. 15,266,758 Biaya Penyusutan Mesin Rp. 1,857,705,882 Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp. 17,448,552 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Rp. 459,558,823 Biaya Quality control Rp 55,526.47 Biaya PBB Rp. 39,244,547 Biaya Pengolahan Limba Rp. 87,634,254 69 Biaya Overhead Lain-lain Rp, 22,458,724 Harga Pokok Produksi Rp. 51.961.028.367 ‘Volume Produksi (Bale) 16,865 Tabel 3.1 Perhitungan harga pokok produksi per bafe berdasarkan sistem tradisonal untuk produk Benang Combed Pada Tabel 3.1 perhitungan harga pokok produksi per bale untuk produk benang Combed dapat diketabui dari biaya bahan baku Iangsung dijumlabkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Totalnya adalah harga pokok produksi secara keseluruhan untuk produk benang Combed adalah Rp. $1,961,028,367 dengan total produksi 16,865. dale Harga pokok produksi per unit dapat dihitung dengan membagikan harga pokok keseluruhan (Rp. $1,961,028,367) dengan volume produksi (16,865) sehingga hasilaya adalah Rp. 3,080,998. 70 3.7.2 Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale untuk Benang Carded Bahan Baku Kapas (Corton) Rp. 12,812.203,066 Pajak Import Rp 320,305,077 Total Bahan Baku Langsing Rp. 13,132,508,143 Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Transport Pengiriman Binya Pemeliharaan Mesin Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Biaya Listrik Mesin Biaya Listrik Pabrik Biaya Telepon Pabrik Biaya Air Mesin Biaya Air Pabrilt Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Biaya Quality Control Biaya PBB Biaya Pengolahan Limbah Biaya Overhead Lain-lain “Harga Pokok Produksi ‘Volume Produksi (Bale) SPESZESZESSZESZZSZES 496,384,723 2,820.447.454 324,524,658 35.458.741 1,884,779,824 26,554,781 42,239,587 8,309,589,005 2,004,199,353 21,867,571 14,019,152 10,686,730 1,142,294,458 1BASSATL 321,691,185 38,562,435 2.470.883, 75.243,154 30.287.428 Rp. 37,395,007.736 14,396 Tabel 3.2 Perhitungan harga pokok produksi per bafe berdasarkan sistem tradisonal untuk produk benang Carded. 7 Pada Tabel 3.2 perhitungan harga pokok produksi per dale untuk produk benang carded dapat diketahui bahwa biaya bahan bakn Iangsung dijumlahkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Totalnya adalah harga pokok produksi secara keseluruhan untuk produk. Benang carded adalah Rp. 37.395,007,736 dengan total produksi 14,396 bale. Harga pokok prosuksi per bale dapat dihitung dengan membagikan harga pokok keseluruhan (Rp 37,395,007,736) dengan volume produksi (14,396) sehingga hasilnya adalah Rp. 2,597,597 38 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Benang Combed dan Benang Carded PT. Budi Texindo Prakrasa Laporant Harga Pokok Produksi Takwn 2013 ‘Bahan Baku Kapas (Cotton) 17,601,258,100 12,812,203,056 Pajak Import 440,031,483 320,305,077 Total Bahan Baka Langsing 18,041,289,553 13,132,508,143 [Biya Tenaga KegjaLangsune | 376 | 9475.200,000 264 | 6,652,800,000 ‘Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 659,196,469 496,354,723 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku 3,872,276,782 2,820,447,454 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 395,241,524 324,524,658 Biaya Transport Pengiriman 45,887,124 35,498,741 ‘Biaya Pemeliharaan Mesin 2,250,852,478 1,854,779,824 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik 32,324,524, 26,854,781 ‘Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik 58,556,724 42,239,587 2 Biaya Listrik Mesin Biaya Listrik Pabrik Biaya Telepon Pabrik. Biaya Air Mesin Biaya Air Pabrike Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusuten Kendaraan Pabrik Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Biaya Quality kontrol Biaya PBB Biaya Pengolahan Limbah Biaya Overhead Lain-lain 11,870,841,436 2,659,318,759 24,884,524 20,344,485, 15,266,758 8,309,589,005 2,004,199.353 21,867,571 14,019,182 10,686,730 1,887,705,882 17,448,552 459,558,823 $5,526,447, 39,244,547 87,634,254 22,458,724 1,142,294,458, 13458471 321,691,185 38,562,435 27,470,883 75,243,154 30,257,428, Tabel 3.3 Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisonal untuk produk Benang Combed dan Benang Carded Pada Tabel 3.3 pethitungan harga pokok produksi untuk benang Combed adalah Rp. 51,961,028.367, sedangkan Harga Pokok Produksi untuk benang Carded adalah Rp 37,395,007,736 yang didapat dari penjumlahan biaya bahan baku Jangsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 73 3.9 Perbandingan Perhitungan Tarif Overhead antara Benang Combed dan Benang Carded Dari data-data yang telah ada, dapat dihitung tarif biaya overhead per bale untuk jenis benang Combed dan benang Carded, yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk benang Combed dan benang Carded tahun 2013 Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Transport Pengiriman Biaya Pemeliharaan Mesin Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Biaya Listiik Mesin Biaya Listik Pabrik Biaya Telepon Pabrik Biaya Air Mesin Biaya Air Pabrik Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Kendaraan Pabvik Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Biaya Quality Control Biaya PBB Biaya Pengolalan Limba Biaya Overhead Lain-lain Bale Produksi 659,196,469 3.872.276,782 395,241,524 45,857,124 2,280,852.478 32,324,524 58,556,724 11,870.841.436 2,659,318,759 24,884,524 20,344,485 15.266,758 1,857,705,882 17.448,552 459,558,823 55,526.447 39,244,547 87,634,254 22,458,724 16.865 496,354,723 2.820.447.4354 324,524,658 35,458,741 1,854,779,824 26.554.781 42,239,587 8,309.589,005 2,004,199,353 21,867,571 14,019,152 10,686,730 1,142,294,458 13.458,471 321,691,185 38,562,435 27,470,883 75,243,154 30.257.428 14.396 1,155,551.192 6.692.724,236 719,766,182 81,315,865 4,108,632,302 58,879,305, 100,796,311 20.180.430.440 4,663,518,112 46,752,095 34,363,637 25,953,488 3,000,000,340 30,907,023 781.250,008 94,088,882 66,715,430 162,877,408 52,716,152 31.261 ‘Tabel 3.4 Perhitungan tarif overhead pabrik berdasarkan sistem tradisonal untuk produk benang Combed dan benang Carded 74. Pada Tabel 3.4, Pada perhitungan tarif overhead pabrik berdasarkan sistem tradisional untuk benang Combed dan benang Carded per bale adalah Rp. 1,345,262 yang didapat dari total biaya overhead pabrik dibagi dengan total jumlsh bate yang dliproduksi 3.10 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Benang pada Combed dan Benang Carded PT. Budi Texindo Prakrasa Laporan Harga Pokok Produksi per Bale ‘Benang Combed dan Benang Carded Tahun 2013 Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 18,041,289,553 Rp. 13,132,508,143 Biaya Tenaga Kea Langsung Rp. 9:475,200,000| Rp. 6,682,800,000 ‘Biaya Overhead Pabsik Rp. 149024 X 16865 Bale [Rp. _ 24,444,538,814 Rp. 1225256 KX 14,596 Bale Rp. 17,609,699,593 ‘Volume Produksi Gale) 16.865 14.395 Tabel 3. 5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Bale berdasakan sistem tradisonal untuk produk benang Combed dan benang Carded. Pada Tabel 3.5 pethitmgan Harga Pokok Produksi per bale pada produk benang Combed dengan sistem tradisional adalah Rp. 3,080,998 sedangkan untuk produk benang Carded adalah Rp. 2,597,597. Untuk Harga Pokok Produksi per bale diperoleh dari total keseluruhan harga pokok produksi (penjumlaan dari biaya bahan baku laugsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dibagi dengan volume produksi per produk (bale). 75 Dari kedua hasil produksi di atas diperoleh bahwa terdapat beberapa alokasi biaya yang kurang tepat dan tidal berdasarkan volume produksi Biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja tidak Jangsung, biaya penyusutan ‘mesin, biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya pemeliharaan Kendaraan, biaya penyusutan gedung pabrik, dan biaya trasportasi. Maka dari itu, bila dasar alokasi yang di gunakan adalah volume produksi, biaya-biaya yang dibebankan ke produk menjadi kurang tepat oleh Karena cost driver yang berbeda 76

Anda mungkin juga menyukai