Anda di halaman 1dari 2

Politik merupakan hal yang tidak terlepas dari kekuasaan sehingga dalam

berpolitik dibutuhkan penguasa yang dipercaya oleh rakyat dan untuk rakyat.

Politik memiliki sistem politik yang di dalamnya yang memiliki unsur-unsur yang

saling berkaitan (interrelated) dan saling bergantung (interdependent). Sedangkan

politik berarti berbagai macam kegiatan yang terjadi di dalam suatu Negara yang

berkaitan dengan proses menetapkan tujuan dan bagaimana mencapai tujuan

tersebut1

Setiap politik terdiri dari dua unsur, yaitu penguasa dan masyarakat beserta

organisasi yang dibentuknya. Proses menuju panggung politik bisa ditempuh atau

dilakukan oleh siapa saja selama memiliki kapasitas. Politik tidak hanya

dijalankan atau dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan tetapi bisa

juga dilakukan oleh para ulama. Ulama memiliki sumber daya yang sangat luar

biasa untuk mempengaruhi massa.

Politik merupakam pembahasan yang tidak terlepas dari pembentukan

Negara. Negara membutuhkan seorang pemimpin untuk menyelamatkan umat.

Memanglah dalam Alquran maupun hadis tidak ditemukan secara gamblang

konsep tentang Negara. Hal ini tentu bisa dimaklumi karena konsep Negara atau

nation-state seperti sekarang ini baru muncul pada abad ke-16 yang dikemukakan

oleh Nicolo Machiavelli. Namun demikian, bukan berarti bahwa konsep Negara

itu tidak ada sama sekali dalam Islam. Secara substantif, terdapat sejumlah ayat

Alquran dan hadis yang menunjukkan adanya pemerintahan pada umat Islam.

Politik Islam memiliki corak yang berbeda dari politik barat. Ciri umum

politik ketatanegaraan Islam pada masa klasik ditandai oleh pandangan mereka yang bersifat khalifah
sentris.Kepala Negara atau khalifah memegang peranan penting dan memiliki kekuasaan yang sangat
luas. Rakyat dituntut untuk mematuhi kepala Negara, bahkan di kalangan sebagian pemikir sunni
terkadang sangat berlebihan.
Demokrasi (Islam)

Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip agama
Islam ke dalam kebijakan publik. Sebenarnya, istilah demokrasi-islam merupakan istilah yang mengalami
Kontradiksi-terminis. Sebab demokrasi islam terdiri dari 2 istilah yang mewakili 2 konsep yang asing
antara satu sama lain. Islam dan Demokrasi memiliki pengertian dimana pandangan antara keduanya
berbeda.

.2 Islam dan Demokrasi

Di tengah proses demokratisasi global,banyak kalangan ahli demokrasi diantaranya Larry


Diamond,Juan J.Linze,Seymour Martin Lipset,menyimpulkan bahwa dunia Islam tidak memiliki prospek
untuk menjadi demokratis serta tidak memiliki pengalaman demokrasi yang cukup andal. Hal senada
juga dikemukakan oleh Samuel P.Huntington yang meragukan Islam dapat berjalan dengan prinsip-
prinsip demokrasi yang secara kultural lahir di barat. Karena alasan inilah dunia Islam dipandang tidak
menjadi bagian dari proses gelombang demokratisasi dunia.

Kesimpulan yang didapat dari para ahli tampaknya tidak terbukti jika mencermati perjalanan
demokrasi di Indonesia,negara muslim terbesar di Dunia. Beberapa kali pelaksanaan Pemilu secara
langsung telah berlalu tanpa menimbulkan pertumpahan darah. Keberhasilan pelaksanaan Pemilu di
Indonesia secara aman dan damai telah menjadi bukti di hadapan dunia bahwa demokrasi dapat
dipraktikan di tengah-tengah masyarakat Muslim mayoritas.

 Setidaknya terdapat tiga pandangan tentang Islam dan Demokrasi:


 Pertama, Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak bisa
di subordinatkan dengan demokrasi karena islam merupakan sistem politik yang
mandiri.
 Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi. Jika demokrasi didefinisikan secara prosedural
seperti dipahami dan dipraktikan di negara-negara barat. Kelompok kedua ini
menyetujui adanya prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam. Tetapi mengakui adanya
perbedaan antara Islam dan Demokrasi.
 Ketiga, Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik
demokrasi seperti yang dipraktikkan negara-negara maju. Islam di dalam dirinya
demokratis tidak hanya karena prinsip syura (musyawarah), tetapi juga karena adanya
konsep ijtihad dan ‘ijma (konsensus).

Penerimaan negara-negara Muslim (Dunia Islam) terhadap demokrasi sebagaimana yang


dikemukakan oleh kelompok ketiga ini,tidak berarti bahwa demokrasi dapat tumbuh dan berkembang di
negara Muslim secara otomatis. Bahkan yang terjadi adalah kebalikannya dimana negara-negara muslim
justru merupakan negara yang tertinggal dalam berdemokrasi, sementara kehadiran rezim otoriter di
sejumlah negara muslim pada umumnya menjadi kecenderungan yang dominan.[5]

Anda mungkin juga menyukai