Anda di halaman 1dari 4

A.

    SEJARAH

1.         Frederich Wilhelm Frobel

Frederich Wilhelm Frobel lahir di Thuringen, Jerman 21 April 1782. Ayahnya seorang pendeta
dan ibunya meninggal dunia saat Frobel berusia 6 bulan. Kemudian diasuh oleh ibu tiri kejam yang
tak mau mengakui Frobel sebagai anaknya. Masa kecilnya semakin pahit karena ayahnya tidak
pernah mau tahu keadaaannya, bahkan Frobel dicap oleh ayahnya sebagai anak terkutuk dengan
kemampuan intelektual yang rendah. Penderitaan yang dialami semasa kecil membangkitkan
hasratnya untuk memperbaiki dan mengubah cara mendidik anak, baik dirumah maupun disekolah.
Karena itu Frobel menciptakan “KINDERGARTEN” (Taman Kanak-kanak) yang berasaskan pada
konsep belajar melalui bermain dan sampai sekarang dianggap sebagai bapak PAUD. Frobel
dianggap sebagai ‘ the founding fahter’ dari pendidikan anak usia dini. Frobel menghasilkan suatu
sistem”kindergarten”. Frobel adalah orang pertama yang memiliki ide untuk pembelajaran anak di
luar rumah( Soejono; 1988 : 29-58). Tahun 1807 menulis surat pada kakaknya Frobel menjelaskan
tentang cita-citanya untuk membangun sebuah sekolah. Frobel mendirikan sekolah pertama di
Keilhau kemudian menerbitkan buku yang berjudul “ the education of man”. Kemudian tahun 1831
mendirikan sekolah di Switzerland. Membuka pendidikan pra sekolah pada tahun 1837, Frobel
membuat konsep kubus, permainan-permaina, lagu, cerita, kerajinan tangan sebagai sarana belajar
bagi anal pra sekolah. sampai pada tahun 1848 frobel berhasil mendirikan puluhan sekolah di
Jerman. Dan meninggal pada 21 Juni 1852 di Schweina, wartburgkreis,thuringen, Jerman di usia 70
tahun.

2.         Maria Montessori

Maria Montessori lahir di Italia pada tahun 1870 di Chiaravalle,  sebuah


propinsi  kecil di  Ancona,  karena  sebagai  anak muda,  Montessori mempunyai minat dan bakat
yang besar pada matematika,  orang tuanya mengirimkannya ke Roma agar Montessori memperoleh
kelebihan-kelebihan pendidikan sebuah kota besar. Meski orang tuanya ingin Montessori menjadi
guru, Montessori justru memutuskan untuk  untuk  menekuni bidang engineering.
Namun  bidang engineering  bukanlah kesukaannya dan setelah perkenalan yang singkat pada
bidang biologi, kemudian Montessori memutuskan menekuni bidang  kedokteran.  Pada tahun 1896,
Montessori menjadi wanita pertama di Itali  yang mendapatkan gelar Doctor of Medicine. Setelah
lulus dari sekolah kedokteran,  Maria bekerja di klinik psikiatrik Universitas Roma dan pekerjaannya
yang berhubungan dengan masalah cacat mental ini sangat membantunya dalam
menuangkan  gagasan-gagasan pendidikan pada masa-masa yang akan datang. Dia sangat yakin
bahwa defisiensi mental lebih merupakan  masalah pedagogis daripada gangguan medis dan merasa
bahwa dengan latihan pendidikan khusus orang-orang cacat ini akan  dapat dibantu. Dan, pada
gilirannya, pendidikan dan pemahamannya terbukti memberikan kontribusi sangat besar dalam
pengembangan kemampuan anak yang menderita cacat mental. Casa dei Bambini, atau "Children's
House" didirikan pada tahun 1907 di Roma yang diperuntukkan  bagi anak-anak cacat
mental  ini,  semuanya berumur di bawah lima tahun. Pada  tahun  1909,  sebagai hasil minatnya
yang besar terhadap Casa dei Bambini, Maria Montessori menerbitkan Scientific Pedagogy
as  Applied to Child Education in the Children's Houses. Karyanya ini menarik perhatian masyarakat
dan orang-orang Amerika yang pertama memberikan tanggapan. Namun, gagasan-gagasannya
segera mendapatkan kritik, sebagian besar karena fakta bahwa bangsa Amerika telah mendapatkan
bentuk pendidikan yang mapan dan  tidak beranggapan bahwa latihan-latihan ekstensif
untuk perkembangan anak lebih lanjut seperti tidak perlu bagi  anak usia pra-sekolah. Diantara
pengkritik ini adalah pengikut Darwinisme konservatif yang sangat percaya pada  "  fixed
intellegence" dan yakin bahwa  faktor keturunan adalah satu-satunya penentu perkembangan anak.
Teori-teori Freud (Psikoanalitis) juga mendapat perhatian di awal revelasi Montessori bahwa materi-
materi pendidikannya membangkitlkan minat Spontaneous anak dalam belajar. Pada tahun 1915,
Maria Montessori secara antusias di terima di Amerika. Dia memberkan  kuliah dan mengadakan
kursus-kursus bagi para guru  di California.Untuk memperkenalkan  lebih  lanjut metodenya kepada
masyarakat luas, sebuah kelas Montessori didirikan di San Fransisco World Exhibition pada tahun
1915. Setelah kembali ke eropa, dia memberikan kuliah di beberapa negara dan juga menghabiskan
banyak waktunya dalam penelitian lebih lanjut. Dr.  Montessori meninggal di Belanda  tahun 1952
pada umur 81 tahun. Setelah kematiannya, anak laki-Iakinya Mario Montessori menggantikannya
sebagai direksi Association Montessori Internationale dengan kantor pusat di Amsterdam.

B.     KONSEP FILOSOFI

1.             Konsep Filosofi Frederich Wilhelm Frobel

a.       Adanya kurikulum dan metodologi yang sesuai dengan perkembangan anak.

Frobel membagi tahapan kurikulum menjadi beberapa golongan yaitu: masa bayi, masa anak-
anak dan masa tanggung. Masa bayi atau masa ketergantungan sebagai tahap “pendahuluan”
bagian “dasar pendidikan”. Orang tua dituntut untuk aktif dan memperhatikan bayi sebelum bayi
menunjukkan tindakan atau gerakan seperti menangis. Hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar
terjadi pertumbuhan batin dimana sang bayi akan menghormati orang yang ada disekitarnya. Pada
tahap perkembangan ini bayi juga dinamakan Saugling yaitu menghisap maksudnya bayi menangkap
keanekaragaman dari sekitarnya. Orang disekitar bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan
yang sehat, aman, menarik dan murni. Dan setiap gerakan bayi harus diperhatikan mulai dari bayi
tersenyum, sedang diam, dan dalam pangkuan ibu. Masa kanak-kanak atau massa permulaan
pendidikan karena tahap ini anak sudah mulai bisa mengucapkan kata benda. Frobel menekankan
mengenai bermain dan menarik hubungan antara bermain dengan pengalaman pendidikan. Bermain
merupakan proses dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi. Karena itu, ruang gerak anak
tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka sama dengan mengikat
nalar anaknya karena iya tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Masa ini akan berakhir
apabila seorang anak sudah mempunyai pengalaman lahiriah dan menjadikannya sebagai
pengalaman batiniah. Masa untuk belajar, anak sudah mulai mendapat pendidikan secara formal
dan sistematis baik itu dibimbing guru maupun orang tua. Titik beratnya usaha untuk memperoleh
pengetahuan tentang hal yang lahiriah, khas dan khusus. Frobel menekankan bahwa anak
mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu dan dalam mengerjakan sesuatu alangkah
baiknya jika orang tua memperhatikan apa yang dikerjakan anak dan memberikan dukungan dan
apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua selayaknya memuji pekerjaan tersebut. Seorang
anak menjadi nakal karena dilingkungannya ia tidak diperlakukan dengan baik.

Frobel mendasarkan pandangan teologi pada alam. Alam senantiasa untuk mencapai kecerdasannya
atau terus menerus mengalami perubahan untuk menuju ke bentuk sempurna. Selain itu Frobel
mengatakan bahwa alam itu menggambarkan Allah.
Metodologi yang dipakai Frobel untuk mengembangkan seorang anak sesuai dengan
karakternya yaitu: berdoa, percakapan, menghafalkan, menjawab pertanyaan, bermain, swakaji
(beraktivitas), meninjau dan memeriksa, pelaporan, bertanya, mengajarkan berdasarkan pola-pola,
bercerita, latihan dan ulangan.

b.      Frobel menekankan pada pentingnya peranan guru untuk mempersiapkan pengalaman belajar,
merencanakan pengalaman belajar, mengamati kegiatan perkembangan anak dan memfasilitasi jika
mereka akan belajar sesuatu. Serta mengevaluasi rencana pengalaman belajar yang lebih dalam bagi
si anak. Karena mereka akan belajar ketika mereka siap belajar.

c.       Pentingnya belajar melalui bermain. Anak akan mudah menyerap makna pembelajaran, ketika
kegiatan dilakukan melalui bermain.

d.      Peran orang tua sangat penting dalam proses perkembangan dan pendidikan anak. Keluarga adalah
kunci untuk dapat mengembangkan karakter dan bakat yang dimiliki anak.

e.       Kurikulum meliputi : pekerjaan, seni, keahlian, & konstruksi. Dilakukan sambil bermain misal : dgn
clay, kotak, menggunting kertas, menganyam, melipat, menusuk kertas, meronce mute,
menggambar, menyulam, menyanyi, permainan, bahasa & aritmatika.

f.       Kurikulum Froebel terencana dan sistematis (sbg pelopor). Dasarnya adalah :GIFT, OCCUPATION,
NYANYIAN.

g.      GIFT : Obyek yg dapat dipegang & digunakan anak sesuai dgn instruksi dari guru, utk belajar bentuk ,
warna, konsep melalui menghitung, bentuk , warna, konsep melalui menghitung, mengukur,
membedakan dan membandingkan.

h.      OCCUPATION : materi yg dirancang utk mengembangkan variasi keterampilan, psikomotor (yg


utama) melalui : meronce, menggambar, melipat, menempel dll.

2.    Konsep filosofi Maria Montesori

a.       Menghargai anak sebagai individu yang unik. Masing-masing anak memiliki pribadi yang berbeda
sehingga pelayanannya harus sesuai karakternya.

b.      Pembelajaran bersifat individual. Karena anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

c.       Anak memiliki pikiran yang cepat menyerap. Diibaratkan seperti daya serap kertas tissue terhadap
air. Anak terus menerus menyerap informasi dari lingkungannya secara sadar atau tidak sadar tanpa
adanya aktivitas berfikir terhadap informasi yang diserapnya.

d.      Anak memiliki masa peka. Setiap anak melewati masa-masa tertentu dalam setiap
perkembangannya dan lebih mudah untuk belajar yang disebut dengan periode sensitive belajar
(masa peka). Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila tidak diberikan kesempatan
untuk berkembang tepat pada waktunya.

e.       Lingkungan yang dipersiapkan memungkinkan anak belajar sendiri. Anak terus menerus berada
dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan
ditata dengan berbagai seting sehingga anak tidak bergantung dengan orang dewasa yang membuat
anak bebas untuk bergerak, bermain dan bekerja.

f.       Menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran dan mengobservasinya. Tugas guru hanya mendorong
memberikan kesempatan belajar dan membiarkan anak belajar sendiri, dengan lingkungan yang
telah dipersiapkan oleh guru yang membuat anak dapat bereksplorasi, berekspresi, mencipta tanpa
dibantu olah guru.

g.      Lingkungan dipersiapkan dengan materi-materi yang terstruktur, dibagi menjedi 3 yaitu materi
sensorial, materi konseptual dan materi kehidupan praktis atau sehari-hari.

h.      Kurikulum disusun berdasarkan kemampuan anak untuk memberi pengalaman belajar yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Lebih menekankan pentingnya arti disiplin pada awal-awal pembelajaran
tanpa mengurangi kebebasan anak untuk memilih aktivitas yang telah disediakan di kelas.

i.        Beberapa pandangan utama Montessori; semua bentuk pendidikan adalah pendidikan diri sendiri,
pembentukan otoaktivitas pada diri anak. Masa peka ditandai oleh keadaan suatu potensi
menunjukkan kepekaan untuk berkembang. Anak memperoleh kebebasan dan selalu senang
sehingga dapat berkembang dan tumbuh. pendidikan pedosentris bahwa anak memiliki bawaan,
kemampuan dan perkembangannya masing-masing,sehingga anak membutuhkan perhatian
individual

Anda mungkin juga menyukai