Anda di halaman 1dari 3

Komorbid Osteoartritis dan Diabetes Melitus Tipe 2

DM tipe 2 menjadi aspek yang mempengaruhi permasalahan muskuloskeletal, terutama


tulang rawan dan sendi. Peninggian kadar glukosa darah mempunyai korelasi positif terhadap
kejadian OA. Kondisi ini sepertinya memberikan sinyal katabolik yang meningkatkan aktivitas
enzim proteolitik yang membuat degradasi komponen matriks dan menyebabkan degradasi
kartilago.
Kadar glukosa pada plasma yang meningkat bereaksi dengan asam amino bebas melalui
reaksi Maillard, yaitu suatu reaksi kimia asam amino dan menurunkan kadar glukosa yang
menghasilkan suatu produk non-enzimatik untuk membuat kondisi yang stabil. Protein terglikasi
tersebut bergabung membentuk formasi yang lebih besar, agregasi insoluble yang diketahui
sebagai advanced glycation end products (AGEs). Fenomena ini terjadi pada jaringan yang kaya
kolagen dan menyebabkan perubahan mekanik dan biokimia pada jaringan tersebut. AGEs
biasanya terakumulasi seiring dengan proses penuaan dan telah dipelajari sebagai mekanisme
yang dapat menyebabkan OA primer.
DM merupakan faktor tambahan dalam patofisiologi OA melalui pembentukan advanced
glycation end products (AGEs). Akumulasi AGEs ditemukan pada tulang rawan artikular selama
perkembangan OA yang menimbulkan kekakuan kolagen disebabkan cross linking AGEs.
Kerusakan pada jaringan kolagen ini dapat mengganggu sifat-sifat mekanis matriks ekstraselular,
dan dapat menyebabkan perubahan tulang rawan yang berhubungan dengan OA. Perubahan pada
tulang rawan normal dengan akumulasi AGEs juga meningkatkan degradasi matriks dan
menurunkan sintesis proteoglikan oleh kondrosit sehingga jaringan sendi tidak mampu
beradaptasi terhadap perubahan berat sehingga cenderung mengalami trauma jaringan.
Peningkatan ROS juga dapat terjadi melalui aktivasi NF-kBmelalui aksis reseptor AGEs yang
turut serta menambah konsentrasi ROS pada sel kondrosit.
Gambar . Proses Glikasi yang menghasilkan Advanced GlycationEnd Products (AGEs)

Terapi rehabilitasi medik non bedah dan non farmakologi yang umumnya diberikan pada
pasien dengan OA dapat diklasifikasikan yaitu, opsi konvensional atau non konvensional. Terapi
konvensional dapat meliputi edukasi pasien, pengurangan beban/berat tubuh (pasien obesitas),
modalitas temperature, aktivitas fisik (pelatihan muskulus Quadriceps femoris), dan modifikasi
kegiatan sehari-hari. Terapi non konvensional meliputi transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS), pulse electromagnetic field, magnet statis, akupuntur, terapi SPA, dan yoga.
Pemberian jenis terhadap rehabilitasi medik tergantung dari sumber nyeri, dan gejala inflamasi
yang timbul pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Yustama,I., Murdana,I. 2016. Osteoartritis Genu Komorbid Diabetes Melitus dengan Perubahan
Nilai Verbal Numeric Analog Scale Pasca Terapi .Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65975/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai