PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
Kelompok 10 Offering C 2018
Adera Suri Wardani (180341617544)
Lisa Meidya (180341617515)
Siti Widyawati (180341617501)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Biologi
Disusun Oleh:
Kelompok 10 Offering C 2018
Adera Suri Wardani (180341617544)
Lisa Meidya (180341617515)
Siti Widyawati (180341617501)
i
RINGKASAN
Wardani, A.S., Meidya, L., & Widyawati, S. 2020. Pengaruh Pemberian Limbah
Air Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Proposal Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr.
Vivi Novianti, S.Si, M.Si., (2) Mardiana Lelitawati S.Si., M.Si.
Kata Kunci: ikan, limbah air ikan, tanaman cabai rawit
ii
SUMMARY
Wardani, A.S., Meidya, L., & Widyawati, S. 2020. Pengaruh Pemberian Limbah
Air Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Proposal Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr.
Vivi Novianti, S.Si, M.Si., (2) Mardiana Lelitawati S.Si., M.Si.
Indonesia is a maritime country that has a very wide sea area so it has
abundant marine resources, one of which is fish. The large number of people who
consume fish, causing a lot of fish water waste that is disposed of carelessly. This
can cause environmental pollution, especially land and air pollution. Fish water
waste has contents such as nitrogen (N), phosphorus (P) and potassium (K). These
elements can support the growth and development of plants so that fish water waste
can be used to water the plants. Cayenne Pepper (Capsicum frutescens L.) is a plant
that is widely cultivated by the community because it has a high nutritional value
and economic value. Besides being used as a vegetable, this plant can also be used
as a medicinal plant. Therefore, researchers use these plants as research objects.
The purpose of this study was to determine the effect of giving fish water
waste with various concentrations to the growth of cayenne pepper plants
(Capsicum frutescens L.). This is observed from the increase in stem length and
number of leaves of cayenne pepper (Capsicum frutescens L.).
The study design was carried out by giving 4 treatments, namely by giving
fish water waste with a concentration of 70 ml, 80 ml, 90 ml, 100 ml, and giving
plain water as a negative control. The research design used in this study was
Randomized Group Design. Analysis of the data used is the analysis of Anova
variance followed by LSD Test (Least Significant Difference).
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Limbah Air Ikan Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai Rawit(Capsicum frutescens L.)” dengan lancar tanpa adanya
halangan yang berarti.
Penulis sangat menyadari bahwa proposal penelitian ini tidak lepas dari
berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan peneliti selanjutnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
v
3.5 Analisis Data ............................................................................13
LAMPIRAN ...........................................................................................................25
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Nutrisi (Gizi) dalam Setiap 100 Gram Cabai Rawit
Segar dan Kering 7
4.1 Rerata Variasi Konsentrasi Limbah Air ikan terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) 14
4.2 Uji Normalitas 16
4.3 Uji Homogenitas 16
4.4 Uji Anova terhadap Pertumbuhan Panjang Batang Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) 16
4.5 Uji Anova terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 17
4.6 Uji BNT terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 18
4.7 Uji BNT terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 18
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Panjang Batang Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari 15
4.2 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Jumlah Daun Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari 15
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1a. Dokumentasi Benih Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Sebelum Ditaman di Polybag 25
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pencemaran air dapat terjadi karena masyarakat membuang limbah air ikan
langsung ke sungai. Hal tersebut dapat mengganggu ekosistem di sungai. Ikan
memiliki bauamis yang khas dan dapat menyebabkan polusi udara jika air
limbahnya dibuang sembarangan. Oleh karena itu limbah air ikan sebaiknya
dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai macam pencemaran
lingkungan. Salah satu pengelolaan limbah air ikan yaitu dengan cara
memanfaatkannya untuk pertumbuhan tanaman (Zahro, dkk., 2018).
Limbah air ikan memiliki kandungan seperti nitrogen (N), phospor (P) dan
kalium (K). Unsur tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan
1
tanaman. Nitrogen memiliki fungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
Phospor dapat memacu pertumbuhan akar dan membentuk system perakaran yang
baik. Sedangkan kalium dapat membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah
oleh tanaman. Selain ketiga unsur tersebut, limbah air ikan memiliki kandungan
kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg) dan mangan (Mn) (Anik, 2012).
2
Peneliti menggunakan konsentrasi sebanyak 100 ml karena hal ini
berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya bahwa pertumbuhan tinggi batang
tanaman tomat yang baik dengan air cucian ikan yaitu pada perlakuan konsentrasi
100 ml (Rahmawati, dkk., 2015). Parameter yang diukur oleh peneliti meliputi
panjang batang dan jumlah daun.
Ho: Pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi yang berbeda tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.).
H1: Pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
ditingkatkan karena potensi sumberdaya ikan yang tersedia sangat besar sehingga
masyarakat pesisir akan tetap sejahtera dengan selalu menjaga kelestarian
lingkungan laut.
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki kandungan gizi
yang tinggi dan memiliki harga yang relatif murah. Ikan memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi daripada produk hewani yang lainnya. Hal ini dikarenakan
daging pada ikan memiliki serat protein yang lebih pendek daripada serat protein
daging sapi atau ayam. Ikan memiliki jenis yang beranekaragam dan memiliki
kandungan omega 3 dan omega 6, serta komposisi asam amino yang lengkap
(Pandit, 2008).
Ikan memiliki gizi yang baik karena kandungan proteinnya sebesar 18 gram
dalam setiap 100 gram ikan segar. Pada ikan yang sudah melalui tahap pengeringan,
kandungan proteinya bisa mencapai 40 gram dalam setiap 100 gram ikan kering.
Menurut Astawan (2004), menyatakan bahwa ikan memiliki kandungan asam
amino essensial lebih banyak daripada bahan makanan lainnya. Oleh karena itu,
ikan memiliki mutu protein yang sebanding dengan mutu protein daging.
Pada umumnya, berbagai jenis ikan memiliki kandungan yang kaya akan
yodium. Yodium diperlukan tubuh untuk membentuk hormon tiroksin. Ikan
memiliki kandungan yodium sebesar 83 mikrogram pada setiap 100 gram ikan.
Sedangkan, kandungan yodium pada daging hanya 5 mikrogram pada setiap 100
gram ikan. Selain mengandung protein, ikan yang kaya akan mineral seperti
kalsium, phospor yang diperlukan untuk pembentukan tulang, serta zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin darah. Sementara kandungan lemak
pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid),
sedangkan pada daging sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh (Saturated
Fatty Acid) (Kartasapoetra & Marsetyo, 2003). Ikan adalah bahan pangan yang
mengandung protein tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain
mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama
5
dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia (Suhartini & Hidayat,
2005).
6
akan menyebabkan pencemaran lingkungan seperti menimbulkan bau yang tidak
sedap, eutrofikasi perairan, dan pendangkalan (Park, dkk., 2001).
L.)
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
7
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman perdu
yang memiliki tinggi sekitar 50 – 135 cm. Tanaman ini memiliki banyak kandungan
seperti, kapsantin, kapsaisin, karotenid, alkaloid, resin, dan minyak atsiri. Selain
itu, cabai rawit juga memiliki kandungan vitamin A, B, C, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), dan minyak essensial (Tjandra,
2011). Menurut Setiadi (2006), vitamin A banyak terdapat pada cabai rawit
daripada jenis cabai lainnya. Cabai rawit segar memiliki kandungan vitamin A
sebesar 11.050 SI dan pada cabai rawit kering sebesar 1.000 SI (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi (Gizi) dalam Setiap 100 Gram Cabai Rawit Segar dan Kering
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dapat tumbuh dengan baik
pada tanah yang bertekstur lempung, lempung berpasir, dan lempung berdebu.
8
Menurut Tjandra (2011), tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tidak bisa
tumbuh dengan baik pada tanah memiliki struktur padat dan tidak berongga. Hal ini
dikarenakan tanah tersebut sulit dilalui oleh air pada saat penyiraman sehingga air
akan tergenang. Selain itu, akar tanaman akan sulit bergerak karena tidak bisa
menembus tanah tersebut. Hal ini mengakibatkan tanaman sulit dalam menyerap
air dan zat hara pada tanah. Selain tanah, pH dan intensitas cahaya juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens L.).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
3.3.2 Persiapan Media Hidup Tanaman
11
3.3.4 Parameter Pengamatan
Pengukuran jumlah daun tanaman cabai rawit dilakukan setiap 1 hari sekali
setelah tanaman mendapat perlakuan. Dicatat hasil setiap pengukuran dan dilihat
selisih hasil setiap perlakuan.
12
3.5 Analisis Data
Data yang dianalisis adalah panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Data selanjutnya akan dianalisis secara statistik
yaitu menggunakan Analisis Varian (ANOVA) untuk menguji adanya pengaruh
atas suatu perlakuan terhadap subyek penelitian dan dilanjutkan dengan Uji lanjut
BNT (Beda Nyata Terkecil).
13
BAB IV
HASIL ANALISIS
Tabel 4.1 Rerata Variasi Konsentrasi Limbah Air Ikan terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Konsentrasi U1 U2 U3 U4 U5 U6 Rerata
Limbah Air PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD
Ikan (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
100 ml 16 8 15.8 7 16.3 7 15.7 7 16 8 16.3 8 16.02 8
90 ml 13.7 6 13.5 6 13.6 6 14 6 13.8 6 14.2 6 13.8 6
80 ml 12 5 12.5 5 12.9 6 12.3 5 11.9 5 12 5 12.3 5
70 ml 8.3 4 8 4 8.9 4 8.5 4 8.7 4 8 4 8.4 4
0 ml 6.5 3 6.3 3 6.5 3 6.5 3 6.7 3 7 3 6.6 3
Keterangan
PB : Panjang Batang
JD : Jumlah Daun
Hasil analisis panjang batang dan jumlah daun dari pertumbuhan tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dengan konsentrasi limbah air ikan yang
berbeda selama 14 hari tertera pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
14
20
15
100 ml
10 90 ml
70 ml
5
0 ml
0
U1 U2 U3 U4 U5 U6
Gambar 4.1 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari
10
8 100 ml
6 90 ml
4 80 ml
70 ml
2
0 ml
0
U1 U2 U3 U4 U5 U6
Gambar 4.2 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah pemberian limbah air ikan pada
setiap perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) maka dilakukan uji anova. Sebelum
uji anova, dilakukan uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui data
15
tersebut berdistribusi secara normal dan homogen atau tidak. Hasil uji normalitas
dan homogenitas tertera pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa data penelitian
berdistribusi secara normal dan homogen. Selanjutnya yaitu dilakukan uji anova.
Hasil uji anova terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tertera pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4 Uji Anova terhadap Pertumbuhan Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.)
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 185.1779167 3 61.72597222 598.7968203 9.64364E-20 3.098391224
Within Groups 2.061666667 20 0.103083333
Total 187.2395833 23
16
Tabel 4.5 Uji Anova terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
ANOVA
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
Between
Groups 39 3 13 111.4285714 1.18451E-12 3.098391224
Within Groups 2.333333 20 0.116666667
Total 41.33333 23
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui nilai Fhitung dari perhitungan anova
di atas adalah sebesar 598.7968203 dengan Ftabel sebesar 3.098391224 yang berarti
nilai Fhitung (598.7968203) > Ftabel (3.098391224) sehingga dapat disimpulkan
bahwa perbedaan konsentrasi limbah air ikan memberi pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan panjang batang tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.).
Sedangkan, pada Tabel 4.5 dapat diketahui nilai Fhitung dari perhitungan
anova di atas adalah sebesar 111.4285714 dengan Ftabel sebesar 3.098391224 yang
berarti nilai Fhitung (111.4285714) > Ftabel (3.098391224) sehingga dapat
disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi limbah air ikan memberi pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
Karena pada uji anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, maka
dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antar tiap individu perlakuan. Hasil uji BNT panjang batang dan jumlah
daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tertera pada Tabel 4.6 dan Tabel
4.7.
17
Tabel 4.6 Uji BNT terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Tabel 4.7 Uji BNT terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari semua perlakuan berbeda secara signifikan karena disimbolkan dengan notasi
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi limbah air ikan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yaitu dengan
konsentrasi sebesar 100 ml. Sedangkan pada perlakuan kontrol (tanpa pemberian
limbah air ikan) dengan air biasa pertumbuhannya terlihat yang paling rendah.
18
BAB V
PEMBAHASAN
19
Pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) yang diberi perlakuan berupa penyiraman limbah air ikan dengan
konsentrasi 100 ml lebih baik daripada pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
yang diberi perlakuan berupa penyiraman dengan konsentrasi lebih rendah dan
tanpa penyiraman dengan limbah air ikan. Hal tersebut disebabkan banyaknya
kandungan kalsium (Ca), besi (Fe), N (nitrogen), magnesium (Mg), dan mangan
(Mn) yang dapat memacu pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, dan
mempercepat pertumbuhan buah (Anik, 2012).
Uji anova hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar rata-
rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada
tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan
20
lainnya. Karena pada uji anava menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi limbah
air ikan memberi pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang
dan jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.), maka dari itu harus
dilanjutkan dengan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar tiap individu perlakuan pertumbuhan panjang batang dan
jumlah daun. Berdasarkan hasil uji lanjut BNT didapatkan hasil nilai rata-rata dari
semua perlakuan berbeda secara signifikan karena disimbolkan dengan notasi yang
berbeda. Hal ini berarti bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.).
21
fotosintesis, makanan yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Magnesium (Mg) berfungsi membantu
proses transportasi pospat dalam tanaman, dan mempercepat pembentukan buah.
Mangan (Mn) berfungsi dalam proses fotolisis (penguraian air) sehingga terbentuk
energi yang dapat digunakan tanaman untuk proses-proses metabolisme seperti
absobsi, transpirasi, pembelahan sel, pembungaan dan pembentukan buah (Nurul,
2012).
22
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
23
DAFTAR RUJUKAN
24
Lampiran 1a: Dokumentasi Benih Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Sebelum Ditaman di Polybag
25
Lampiran 1b: Dokumentasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Sebelum Diberi Perlakuan
26
Lampiran 1c: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 0 ml
27
Lampiran 1d: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 70 ml
28
Lampiran 1e: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 80 ml
29
Lampiran 1f: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 90 ml
30
Lampiran 1g: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 100 ml
31