Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH AIR IKAN TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
Kelompok 10 Offering C 2018
Adera Suri Wardani (180341617544)
Lisa Meidya (180341617515)
Siti Widyawati (180341617501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Maret 2020
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH AIR IKAN TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Biologi

Disusun Oleh:
Kelompok 10 Offering C 2018
Adera Suri Wardani (180341617544)
Lisa Meidya (180341617515)
Siti Widyawati (180341617501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BIOLOGI
Mei 2020

i
RINGKASAN
Wardani, A.S., Meidya, L., & Widyawati, S. 2020. Pengaruh Pemberian Limbah
Air Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Proposal Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr.
Vivi Novianti, S.Si, M.Si., (2) Mardiana Lelitawati S.Si., M.Si.
Kata Kunci: ikan, limbah air ikan, tanaman cabai rawit

Indonesia merupakan Negara maritim yang memiliki wilayah laut sangat


luas sehingga memiliki sumber daya laut yang melimpah, salah satunya yaitu ikan.
Banyaknya masyarakat yang mengonsumsi ikan, menyebabkan banyaknya limbah
air ikan yang dibuang secara sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan, terutama pencemaran tanah dan udara. Limbah air ikan
memiliki kandungan seperti nitrogen (N), phospor (P) dankalium (K).Unsur
tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga
limbah air ikan dapat dimanfaatkan untuk menyirami tanaman. Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan
masyarakat karena memiliki kandungan gizi serta nilai ekonomis yang tinggi.
Selain digunakan sebagai sayuran, tanaman ini juga bisa digunakan sebagai
tanaman obat. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tanaman tersebut sebagai
objek penelitian.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian
limbah air ikan dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Hal ini ditinjau dari pertambahan panjang batang
dan jumlah daun tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens L.).
Rancangan penelitian dilakukan dengan memberi 4 perlakuan yaitu dengan
pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi 70 ml, 80 ml, 90 ml, 100 ml, dan
pemberian air biasa sebagai kontrol negatif. Rancangan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis ragam Anova yang dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda
Nyata Terkecil).

ii
SUMMARY
Wardani, A.S., Meidya, L., & Widyawati, S. 2020. Pengaruh Pemberian Limbah
Air Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.). Proposal Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr.
Vivi Novianti, S.Si, M.Si., (2) Mardiana Lelitawati S.Si., M.Si.

Keywords: fish, fish water waste, cayenne pepper plants

Indonesia is a maritime country that has a very wide sea area so it has
abundant marine resources, one of which is fish. The large number of people who
consume fish, causing a lot of fish water waste that is disposed of carelessly. This
can cause environmental pollution, especially land and air pollution. Fish water
waste has contents such as nitrogen (N), phosphorus (P) and potassium (K). These
elements can support the growth and development of plants so that fish water waste
can be used to water the plants. Cayenne Pepper (Capsicum frutescens L.) is a plant
that is widely cultivated by the community because it has a high nutritional value
and economic value. Besides being used as a vegetable, this plant can also be used
as a medicinal plant. Therefore, researchers use these plants as research objects.
The purpose of this study was to determine the effect of giving fish water
waste with various concentrations to the growth of cayenne pepper plants
(Capsicum frutescens L.). This is observed from the increase in stem length and
number of leaves of cayenne pepper (Capsicum frutescens L.).
The study design was carried out by giving 4 treatments, namely by giving
fish water waste with a concentration of 70 ml, 80 ml, 90 ml, 100 ml, and giving
plain water as a negative control. The research design used in this study was
Randomized Group Design. Analysis of the data used is the analysis of Anova
variance followed by LSD Test (Least Significant Difference).

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Limbah Air Ikan Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai Rawit(Capsicum frutescens L.)” dengan lancar tanpa adanya
halangan yang berarti.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan penyusunan proposal penelitian


ini banyak pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan


sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian
tanpa halangan yang berarti
2. Dr. Vivi Novianti, S.Si, M.Si dan Mardiana Lelitawati S.Si., M.Si. selaku
pembimbing dalam matakuliah Metodologi Penelitian.
3. Semua teman Jurusan Biologi khususnya Offering C 2018 yang telah
memberikan kritik, saran, semangat dan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan proposal penelitian.

Penulis sangat menyadari bahwa proposal penelitian ini tidak lepas dari
berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan peneliti selanjutnya.

Malang, 7 Mei 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


RINGKASAN ......................................................................................................... ii
SUMMARY ...........................................................................................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................1


1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................3
1.3 Hipotesis Penelitain....................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kekayaan Laut di Indonesia 4


2.2 Kandungan Gizi pada Ikan 5
2.3 Pencemaran Lingkungan 6
2.4 Pemanfaatan Limbah Air Ikan 6
2.5 Klafisikasi dan Pemanfaatan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.)………………………………………………………7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................10


3.2 Alat dan Bahan .........................................................................10
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................10
3.4 Rancangan Penelitian ...............................................................12

v
3.5 Analisis Data ............................................................................13

BAB IV HASIL ANALISIS ..........................................................................14


BAB V PEMBAHASAN ..............................................................................19
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................23
6.2 Saran ...........................................................................................23

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................24

LAMPIRAN ...........................................................................................................25

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Kandungan Nutrisi (Gizi) dalam Setiap 100 Gram Cabai Rawit
Segar dan Kering 7
4.1 Rerata Variasi Konsentrasi Limbah Air ikan terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) 14
4.2 Uji Normalitas 16
4.3 Uji Homogenitas 16
4.4 Uji Anova terhadap Pertumbuhan Panjang Batang Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) 16
4.5 Uji Anova terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 17
4.6 Uji BNT terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 18
4.7 Uji BNT terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) 18

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Panjang Batang Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari 15
4.2 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Jumlah Daun Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari 15

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1a. Dokumentasi Benih Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Sebelum Ditaman di Polybag 25

1b. Dokumentasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)


Sebelum Diberi Perlakuan 26

1c. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi
Limbah Air Ikan 0 ml 27

1d. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi
Limbah Air Ikan 70 ml 28

1e. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi
Limbah Air Ikan 80 ml 29

1f. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi
Limbah Air Ikan 90 ml 30

1g. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi
Limbah Air Ikan 100 ml 31

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah laut sangat


luas. Pada umumnya wilayah lautan ini dimanfaatkan oleh para nelayan sebagai
sumber mata pencaharian. Hal ini dikarenakan laut di Indonesia memiliki potensi
sumber daya alam yang sangat melimpah, seperti berbagai jenis ikan, terumbu
karang, rumput laut dan minyak bumi. Ikan merupakan sumber daya laut yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk dikonsumsi, karena memiliki
kandungan protein yang tinggi (Rahmawati, dkk., 2015).

Ikan mengandung protein, vitamin, mineral dan lemak yang dibutuhkan


untuk menunjang pertumbuhan tubuh. Adanya kandungan tersebut mengakibatkan
banyak masyarakat yang mengonsumsinya. Pada umumnya ikan diperjual-belikan
di pasar tradisional. Biasanya ikan tersebut disimpan di tempat yang berisi air.
Menurut Fatimatuz, dkk. (2018), kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
pengelolaan limbah air ikan, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang terjadi dapat berupa pencemaran air dan pencemaran
udara.

Pencemaran air dapat terjadi karena masyarakat membuang limbah air ikan
langsung ke sungai. Hal tersebut dapat mengganggu ekosistem di sungai. Ikan
memiliki bauamis yang khas dan dapat menyebabkan polusi udara jika air
limbahnya dibuang sembarangan. Oleh karena itu limbah air ikan sebaiknya
dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai macam pencemaran
lingkungan. Salah satu pengelolaan limbah air ikan yaitu dengan cara
memanfaatkannya untuk pertumbuhan tanaman (Zahro, dkk., 2018).

Limbah air ikan memiliki kandungan seperti nitrogen (N), phospor (P) dan
kalium (K). Unsur tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan

1
tanaman. Nitrogen memiliki fungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
Phospor dapat memacu pertumbuhan akar dan membentuk system perakaran yang
baik. Sedangkan kalium dapat membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah
oleh tanaman. Selain ketiga unsur tersebut, limbah air ikan memiliki kandungan
kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg) dan mangan (Mn) (Anik, 2012).

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) termasuk dalam jenis


tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Hal ini
dikarenakan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula sehingga
banyak dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan konsumsi rumah tangga.
Beberapa kandungan yang terdapat pada cabai rawit yaitu vitamin A,B,C, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), karotenid, alkaloid, kapsantin, resin, dan minyak
atsiri (Tjandra, 2011). Selain sebagai sayuran, tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.)juga dapat digunakan sebagai tanaman obat (Setiadi, 2006). Oleh
karena itu peneliti memanfaatkan tanaman tersebut sebagai objek penelitian.

Pada penelitian sebelumnya oleh Lina Rahmawati, dkk. (2015) yang


berjudul “Penggunaan Air Cucian Ikan dalam Peningkatan Pertumbuhan Tanaman
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)” telah diketahui bahwa terdapat pengaruh
air cucian ikan terdapat pertumbuhan tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan air cucian ikan dengan berbagai
macam konsentrasi sebesar 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml dan 250 ml (Rahmawati,
dkk., 2015). Oleh karena itu, kami melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Pemberian Limbah Air Ikan terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian limbah air ikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4
perlakuan yang berbeda yaitu dengan pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi
70 ml, 80 ml, 90 ml, 100 ml, dan pemberian air biasa sebanyak 100 ml sebagai
kontrol negatif. Penelitian tersebut dilakukan di rumah peneliti yang beralamat di
Jl. Kali Momon Dusun Krajan Desa Tembokrejo RT 01/ RW 16 Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi.

2
Peneliti menggunakan konsentrasi sebanyak 100 ml karena hal ini
berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya bahwa pertumbuhan tinggi batang
tanaman tomat yang baik dengan air cucian ikan yaitu pada perlakuan konsentrasi
100 ml (Rahmawati, dkk., 2015). Parameter yang diukur oleh peneliti meliputi
panjang batang dan jumlah daun.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah


air ikan dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.).

1.3 Hipotesis Penelitian

Ho: Pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi yang berbeda tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.).

H1: Pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan


oleh pembuangan limbah air ikan secara sembarangan.
2. Penelitian ini dapat memanfaatkan limbah air ikan untuk penyiraman
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kekayaan Laut di Indonesia

Indonesia termasuk dalam negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508


pulau dan memiliki total panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Indonesia juga
memiliki potensi sumberdaya alam baik hayati dan non-hayati yang terdapat di
sepanjang garis pantai. Oleh karena itu, sebagian besar penduduk indonesia
bertempat tinggal di wilayah pesisir (Arbi, 2008). Berbagai sumberdaya perairan
memiliki peran penting untuk mendukung kehidupan manusia, ekosistem perairan,
dan pembangunan ekonomi. Salah satu sumber daya perairan yang banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai kebutuhan pangan ialah ikan, sehingga banyak
penduduk indonesia yang bekerja sebagai nelayan. Laut dan pantai memiliki fungsi
yaitu sebagai cadangan sumber air di alam, sebagai habitat berbagai jenis biota,
sebagai mata pencaharian penduduk, dan sebagai sumber makanan dari berbagai
macam biota laut seperti berbagai jenis ikan terutama bagi masyarakat yang tinggal
di wilayah pesisir (Ibrahim, 2007).

Ikan merupakan salah satu sumberdaya laut Indonesia yang cukup


melimpah. Menurut Sukamto (2017), Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terbesar di dunia dengan luas sebesar 1,9 juta kilometer persegi. Di Indonesia,
eksploitasi ikan sangat tinggi. Laut Nusantara yang membentang sepanjang lebih
dari 5000 kilometer akan memberikan kontribusi besar bagi perikanan di dunia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 25,14 persen dari total
penduduk yang kurang mampu menggantungkan hidupnya dari potensi laut. Laut
sangat berperan penting dalam menunjang kegiatan ekonomi seperti pelayaran,
perikanan, dan pariwisata. Produksi ikan di Indonesia setiap tahunnya yaitu sebesar
5 juta ton/tahun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun, padahal berdasarkan
perhitungan statistik Indonesia dapat memproduksi hasil perikanan hingga
mencapai 65 juta ton/tahunnya. Oleh karena itu, potensi perikanan sebaiknya terus

4
ditingkatkan karena potensi sumberdaya ikan yang tersedia sangat besar sehingga
masyarakat pesisir akan tetap sejahtera dengan selalu menjaga kelestarian
lingkungan laut.

2.2 Kandungan Gizi pada Ikan

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki kandungan gizi
yang tinggi dan memiliki harga yang relatif murah. Ikan memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi daripada produk hewani yang lainnya. Hal ini dikarenakan
daging pada ikan memiliki serat protein yang lebih pendek daripada serat protein
daging sapi atau ayam. Ikan memiliki jenis yang beranekaragam dan memiliki
kandungan omega 3 dan omega 6, serta komposisi asam amino yang lengkap
(Pandit, 2008).

Ikan memiliki gizi yang baik karena kandungan proteinnya sebesar 18 gram
dalam setiap 100 gram ikan segar. Pada ikan yang sudah melalui tahap pengeringan,
kandungan proteinya bisa mencapai 40 gram dalam setiap 100 gram ikan kering.
Menurut Astawan (2004), menyatakan bahwa ikan memiliki kandungan asam
amino essensial lebih banyak daripada bahan makanan lainnya. Oleh karena itu,
ikan memiliki mutu protein yang sebanding dengan mutu protein daging.

Pada umumnya, berbagai jenis ikan memiliki kandungan yang kaya akan
yodium. Yodium diperlukan tubuh untuk membentuk hormon tiroksin. Ikan
memiliki kandungan yodium sebesar 83 mikrogram pada setiap 100 gram ikan.
Sedangkan, kandungan yodium pada daging hanya 5 mikrogram pada setiap 100
gram ikan. Selain mengandung protein, ikan yang kaya akan mineral seperti
kalsium, phospor yang diperlukan untuk pembentukan tulang, serta zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin darah. Sementara kandungan lemak
pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid),
sedangkan pada daging sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh (Saturated
Fatty Acid) (Kartasapoetra & Marsetyo, 2003). Ikan adalah bahan pangan yang
mengandung protein tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain
mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama

5
dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia (Suhartini & Hidayat,
2005).

2.3 Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan merupakan hal yang paling sering terjadi.


Pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila terjadi perubahan daur materi dalam
suatu lingkungan sehingga akan mempengaruhi keseimbangan dan fungsi
lingkungan itu sendiri. Pencemaran lingkungan bisa disebabkan oleh alam maupun
perbuatan manusia. Pada saat ini, banyak manusia yang memanfaatkan alam untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, banyak terdapat kegiatan atau
perbuatan manusia yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan baik aktivitas
industri maupun rumah tangga. Pada umumnya, banyak masyarakat yang
membuang limbah hasil industri dan rumah tangga sembarangan tanpa melalui
pengelolahan terlebih dahulu sehingga dapat menimbulkan permasalahan yaitu
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini terdiri dari pencemaran udara,
pencemaran air, dan pencemaran tanah (Asmadi & Suharno, 2012).

2.4 Pemanfaatan Limbah Air Ikan

Semakin banyaknya industri perikanan, maka semakin banyak pula limbah


cair ikan yang mengandung bahan organik tinggi. Namun, tingkat pencemaran
akibat limbah air ikan ini tergantung pada tipe pengolahan dan jenis spesies ikan
yang diolah. Kandungan pada limbah air ikan juga tergantung pada derajat
kotaminasi dan mutu air yang digunakan dalam pengolahan. Limbah air ikan dapat
menimbulkan bau yang disebabkan oleh dekomposisi bahan-bahan organik yang
dapat menghasilkan senyawa amina mudah menguap, diamina, dan amoniak. Selain
itu, limbah air ikan juga mengandung bahan organik seperti protein dan lemak.
Konsumsi ikan yang semakin tinggi akan menyebabkan semakin meningkatnya
limbah air ikan yang terbuang setelah proses pencucian, pemasakan,dan sanitasi.
Banyaknya limbah air ikan ini, jika dibuang ke perairan tanpa proses pengolahan

6
akan menyebabkan pencemaran lingkungan seperti menimbulkan bau yang tidak
sedap, eutrofikasi perairan, dan pendangkalan (Park, dkk., 2001).

Menurut Sudarno (2012), limbah air ikan dapat dimanfaatkan untuk


mendukung pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Hal ini dikarenakan
limbah air ikan memiliki kandungan seperti nitrogen (N), phospor (P) dan kalium
(K). Nitrogen memiliki fungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Phospor
dapat memacu pertumbuhan akar dan membentuk system perakaran yang baik.
Sedangkan kalium dapat membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh
tanaman. Selain ketiga unsur tersebut, limbah air ikan juga memiliki kandungan
kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg) dan mangan (Mn) (Anik, 2012).

2.5 Klafisikasi dan PemanfaatanTanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens

L.)

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) memiliki berbagai nama


daerah yang berbeda-beda, seperti di daerah jawa orang menyebutnya dengan
lombok japlak, mengkreng, cengis, ceplik, atau cempling. Selain itu, dalam bahasa
Sunda orang menyebutnya dengan cengek. Namun secara internasional, cabai rawit
disebut dengan thai pepper (Tjandra, 2011). Klasifikasi cabai rawit menurut
Simpson (2010) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Capsicum

Species : Capsicum frutescens L.

7
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman perdu
yang memiliki tinggi sekitar 50 – 135 cm. Tanaman ini memiliki banyak kandungan
seperti, kapsantin, kapsaisin, karotenid, alkaloid, resin, dan minyak atsiri. Selain
itu, cabai rawit juga memiliki kandungan vitamin A, B, C, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), dan minyak essensial (Tjandra,
2011). Menurut Setiadi (2006), vitamin A banyak terdapat pada cabai rawit
daripada jenis cabai lainnya. Cabai rawit segar memiliki kandungan vitamin A
sebesar 11.050 SI dan pada cabai rawit kering sebesar 1.000 SI (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi (Gizi) dalam Setiap 100 Gram Cabai Rawit Segar dan Kering

No. Komposisi zat gizi Proporsi kandungan gizi


Segar Kering
1 Kalori (kal) 103,00 -
2 Protein (g) 4,70 15,00
3 Lemak (g) 2,40 11,00
4 Karbohidrat (g) 19,90 33,00
5 Kalsium (mg) 45,00 150,00
6 Fosfor (mg) 85,00 -
7 Vitamin A (Si) 11,050,00 1,000,00
8 Zat besi (mg) 2,50 9,00
9 Vitamin B1 (mg) 0,08 0,50
10 Vitamin C (mg) 70,00 10,00
11 Air (g) 71,20 8,00
12 Bagian yang dapat dimakan (Bdd %) 90 -

Sumber: Rukmana (2002)

Selain memiliki berbagai kandungan, cabai rawit juga memiliki berbagai


manfaat untuk bahan makanan seperti sebagai bumbu masakan untuk memberi
sensasi pedas. Cabai rawit juga memiliki khasiat untuk meningkatkan kembali
nafsu makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas, melegakkan hidung
yang tersumbat, dan dapat mengobati sakit kepala. Selain itu, cabai rawit juga
digunakan sebagai obat rematik, sakit perut, serta kedinginan. Tanaman ini juga
sering digunakan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah (Tjandra, 2011).

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dapat tumbuh dengan baik
pada tanah yang bertekstur lempung, lempung berpasir, dan lempung berdebu.

8
Menurut Tjandra (2011), tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tidak bisa
tumbuh dengan baik pada tanah memiliki struktur padat dan tidak berongga. Hal ini
dikarenakan tanah tersebut sulit dilalui oleh air pada saat penyiraman sehingga air
akan tergenang. Selain itu, akar tanaman akan sulit bergerak karena tidak bisa
menembus tanah tersebut. Hal ini mengakibatkan tanaman sulit dalam menyerap
air dan zat hara pada tanah. Selain tanah, pH dan intensitas cahaya juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens L.).

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan bulan April.


Penyiraman dan pengukuran tanaman dilakukan selama 2 minggu bertempat di
rumah peneliti yang beralamat di Jl. Kali Momon Dusun Krajan Desa Tembokrejo
RT 01/ RW 16 Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan berupa polybag dengan ukuran 8 x 10 cm, penggaris


30 cm dengan spesifikasi butterfly, alat tulis, kamera handphone dengan spesifikasi
Samsung galaxy note 5, beaker glass 100 ml dengan spesifikasi pyrex, gelas ukur
100 ml dengan spesifikasi pyrex, timbangan, dan benang. Bahan yang dibutuhkan
adalah tanah, tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.), limbah air ikan, dan
air.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Sampel Tanaman

Disiapkan tanaman cabai rawit berumur sekitar 2 minggu sebanyak 30 buah.


Tanaman yang dipilih yaitu dengan ukuran panjang yang relatif sama. Tanaman
yang disiapkan nanti akan diletakkan pada media tanam.

10
3.3.2 Persiapan Media Hidup Tanaman

Tanaman akan diletakkan pada sebuah media yang berupa polybag


berukuran 8 x 10 cm dan diisi dengan tanah sebanyak 2 kg. Pada setiap polybag
akan diisi oleh satu buah tanaman cabai rawit dan akan diberi perlakuan berbeda
tiap tanaman. Jumlah polybag menyesuaikan dengan jumlah ulangan yang
dilakukan untuk masing perlakuan pada tanaman.

3.3.3 Pemeliharaan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

3.3.3.1 Menjaga Kondisi Lingkungan Media Hidup Tanaman

Tanah merupakan media yang sangat penting dalam budidaya baik


pembenihan maupun pembesaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menjaga kulitas tanah adalah dengan melakukan pembersihan tanah dari gulma.

3.3.3.2 Pemberian Limbah Air Ikan Terhadap Tanaman Cabai Rawit


(Capsicum frutescens L.)

Pemberian limbah air ikan terhadap tanaman cabai rawit (Capsicum


frutescens L.) dilakukan dengan menggunakan 4 perlakuan dan 1 variabel kontrol
negatif. Perlakuan pertama tanaman cabai rawit diberi limbah air ikan dengan
konsentrasi 70 ml. Perlakuan kedua tanaman cabai rawit diberi limbah air ikan
dengan konsentrasi 80 ml. Perlakuan ketiga tanaman cabai rawit diberi limbah air
ikan dengan konsentrasi 90 ml. Perlakuan keempat tanaman cabai rawit diberi
limbah air ikan dengan konsentrasi 100 ml. Kemudian tanaman cabai rawit diberi
air biasa dengan konsentrasi 100 ml sebagai kontrol negatif.

11
3.3.4 Parameter Pengamatan

3.3.4.1 Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Pengukuran panjang batang tanaman cabai rawit dilakukan setiap 1 hari


sekali setelah tanaman mendapat perlakuan. Agar standar pengukuran tidak
berubah, maka pengukuran dilakukan dengan bantuan benang berwarna yang
nantinya benang tersebut akan diukur menggunakan penggaris. Dicatat hasil setiap
pengukuran dan dilihat selisih hasil setiap perlakuan.

3.3.4.2 Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Pengukuran jumlah daun tanaman cabai rawit dilakukan setiap 1 hari sekali
setelah tanaman mendapat perlakuan. Dicatat hasil setiap pengukuran dan dilihat
selisih hasil setiap perlakuan.

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan dan 1 variabel sebagai kontrol


negatif dengan masing masing sebanyak 6 ulangan. Perlakuan pertama tanaman
cabai rawit diberi limbah air ikan dengan konsentrasi 70 ml. Perlakuan kedua
tanaman cabai rawit diberi limbah air ikan dengan konsentrasi 80 ml. Perlakuan
ketiga tanaman cabai rawit diberi limbah air ikan dengan konsentrasi 90 ml.
Perlakuan keempat tanaman cabai rawit diberi limbah air ikan dengan konsentrasi
100 ml. Kemudian tanaman cabai rawit diberi air biasa dengan konsentrasi 100 ml
sebagai kontrol negatif. Masing-masing perlakuan akan diulangi sebanyak 6 kali
dan akan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK).

12
3.5 Analisis Data

Data yang dianalisis adalah panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Data selanjutnya akan dianalisis secara statistik
yaitu menggunakan Analisis Varian (ANOVA) untuk menguji adanya pengaruh
atas suatu perlakuan terhadap subyek penelitian dan dilanjutkan dengan Uji lanjut
BNT (Beda Nyata Terkecil).

13
BAB IV
HASIL ANALISIS

Pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yang diamati


adalah panjang batang dan jumlah daun selama 14 hari waktu perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh
limbah air ikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.), maka hasil penelitian tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rerata Variasi Konsentrasi Limbah Air Ikan terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Konsentrasi U1 U2 U3 U4 U5 U6 Rerata
Limbah Air PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD PB JD
Ikan (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
100 ml 16 8 15.8 7 16.3 7 15.7 7 16 8 16.3 8 16.02 8
90 ml 13.7 6 13.5 6 13.6 6 14 6 13.8 6 14.2 6 13.8 6
80 ml 12 5 12.5 5 12.9 6 12.3 5 11.9 5 12 5 12.3 5
70 ml 8.3 4 8 4 8.9 4 8.5 4 8.7 4 8 4 8.4 4
0 ml 6.5 3 6.3 3 6.5 3 6.5 3 6.7 3 7 3 6.6 3

Keterangan
PB : Panjang Batang
JD : Jumlah Daun

Hasil analisis panjang batang dan jumlah daun dari pertumbuhan tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dengan konsentrasi limbah air ikan yang
berbeda selama 14 hari tertera pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

14
20

15
100 ml

10 90 ml
70 ml
5
0 ml
0
U1 U2 U3 U4 U5 U6

Gambar 4.1 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari

10

8 100 ml
6 90 ml

4 80 ml
70 ml
2
0 ml
0
U1 U2 U3 U4 U5 U6

Gambar 4.2 Pengaruh Limbah Air Ikan terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) Selama 14 Hari

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada 14 hari terdapat


pengaruh pemberian limbah air ikan dengan konsentrasi yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Pertumbuhan tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yang sangat baik yaitu pada pemberian limbah
air ikan dengan konsentrasi 100 ml.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah pemberian limbah air ikan pada
setiap perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) maka dilakukan uji anova. Sebelum
uji anova, dilakukan uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui data

15
tersebut berdistribusi secara normal dan homogen atau tidak. Hasil uji normalitas
dan homogenitas tertera pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

Uji Aspek Hasil Keputusan Kesimpulan

Normalitas Panjang Batang Signifikansi Ho diterima Normal


(Kolmogorov 0.156 > 0,05
Smirnov) Jumlah Daun Signifikansi Ho diterima Normal
0.160 > 0,05

Tabel 4.3 Uji Homogenitas

Uji Hasil Keputusan Kesimpulan


Homogenitas Signifikansi Ho diterima Homogen
Fhitung (4.748151709) < Ftabel (9,28)

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa data penelitian
berdistribusi secara normal dan homogen. Selanjutnya yaitu dilakukan uji anova.
Hasil uji anova terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tertera pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Tabel 4.4 Uji Anova terhadap Pertumbuhan Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.)

ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 185.1779167 3 61.72597222 598.7968203 9.64364E-20 3.098391224
Within Groups 2.061666667 20 0.103083333

Total 187.2395833 23

16
Tabel 4.5 Uji Anova terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

ANOVA
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
Between
Groups 39 3 13 111.4285714 1.18451E-12 3.098391224
Within Groups 2.333333 20 0.116666667

Total 41.33333 23

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui nilai Fhitung dari perhitungan anova
di atas adalah sebesar 598.7968203 dengan Ftabel sebesar 3.098391224 yang berarti
nilai Fhitung (598.7968203) > Ftabel (3.098391224) sehingga dapat disimpulkan
bahwa perbedaan konsentrasi limbah air ikan memberi pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan panjang batang tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.).

Sedangkan, pada Tabel 4.5 dapat diketahui nilai Fhitung dari perhitungan
anova di atas adalah sebesar 111.4285714 dengan Ftabel sebesar 3.098391224 yang
berarti nilai Fhitung (111.4285714) > Ftabel (3.098391224) sehingga dapat
disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi limbah air ikan memberi pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
Karena pada uji anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, maka
dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antar tiap individu perlakuan. Hasil uji BNT panjang batang dan jumlah
daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tertera pada Tabel 4.6 dan Tabel
4.7.

17
Tabel 4.6 Uji BNT terhadap Panjang Batang Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Perlakuan Nilai Rata-Rata


70 ml 8.4ᵃ
80 ml 12.3ᵇ
90 ml 13.8c
100 ml 16.02d

Tabel 4.7 Uji BNT terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Perlakuan Nilai Rata-Rata


70 ml 4ᵃ
80 ml 5ᵇ
90 ml 6c
100 ml 8d

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari semua perlakuan berbeda secara signifikan karena disimbolkan dengan notasi
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi limbah air ikan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yaitu dengan
konsentrasi sebesar 100 ml. Sedangkan pada perlakuan kontrol (tanpa pemberian
limbah air ikan) dengan air biasa pertumbuhannya terlihat yang paling rendah.

18
BAB V
PEMBAHASAN

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman holtikultura yang


cukup penting dan banyak dibudidayakan, terutama di pulau jawa. Cabai rawit
(Capsicum frutescens L.) termasuk tanaman semusim (annual) berbentuk perdu,
berdiri tegak dengan batang berkayu, dan banyak memiliki cabang. Tinggi tanaman
dewasa antara 65‐120 cm. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) mudah
dikenali, batang cabai rawit (Capsicum frutescens L.) sedikit mengandung zat kayu,
terutama yang dekat dengan permukaan tanah. Tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) adalah tanaman yang memproduksi buah yang mempunyai gizi yang
cukup tinggi. Selain sebagai sayuran, tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
juga dapat digunakan sebagai tanaman obat (Setiadi, 2006).

Penggunaan limbah air ikan diharapkan dapat memperbaiki kesuburan


tanah sekaligus menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cabai rawit
(Capsicum frutescens L.). Limbah air ikan adalah salah satu jenis limbah cair yang
dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian. Limbah
air ikan mengandung unsur hara makro dan mikro esensial yang cukup tinggi seperti
N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik (Zahro, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan perlakuan


pemberian limbah air ikan terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) memberikan hasil yang berbeda dari
kontrol negatif. Dapat diketahui bahwa pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
tumbuh lebih baik dan lebih cepat pada tanaman yang diberi perlakuan berupa
penyiraman dengan limbah air ikan dibandingkan tanpa pemberian perlakuan
penyiraman limbah air ikan. Tanaman yang diberi penyiraman limbah air ikan
memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

19
Pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) yang diberi perlakuan berupa penyiraman limbah air ikan dengan
konsentrasi 100 ml lebih baik daripada pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
yang diberi perlakuan berupa penyiraman dengan konsentrasi lebih rendah dan
tanpa penyiraman dengan limbah air ikan. Hal tersebut disebabkan banyaknya
kandungan kalsium (Ca), besi (Fe), N (nitrogen), magnesium (Mg), dan mangan
(Mn) yang dapat memacu pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, dan
mempercepat pertumbuhan buah (Anik, 2012).

Unsur hara Ca diperlukan tanaman untuk pemanjangan sel-sel, pembelahan


sel, pertumbuhan tanaman ke arah atas dan pembentukan kuncup. Besi (Fe)
berfungsi penting bagi pembentukan zat hijau daun, dan di daun terjadi proses
fotosintesis, makanan yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Magnesium (Mg) berfungsi membantu
proses transportasi pospat dalam tanaman, dan mempercepat pembentukan buah.
Mangan (Mn) berfungsi dalam proses fotolisis (penguraian air) sehingga terbentuk
energi yang dapat digunakan tanaman untuk proses-proses metabolisme seperti
absobsi, transpirasi, pembelahan sel, pembungaan dan pembentukan buah (Nurul,
2012).

Untuk melihat pengaruhnya secara parametic test (olah data), selanjutnya


dilakukan uji analisis terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Berdasarkan uji normalitas dan uji
homogenitas dapat disimpulkan bahwa semua data berasal dari data yang normal
dan homogen, maka untuk melakukan analisis menggunakan One way single factor
(anova satu jalur) dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Dari hasil analisis
data menggunakan anova didapatkan hasil Fhitung > Ftabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi limbah air ikan memberi pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang tanaman dan jumlah daun cabai
rawit (Capsicum frutescens L.).

Uji anova hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar rata-
rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada
tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan

20
lainnya. Karena pada uji anava menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi limbah
air ikan memberi pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang
dan jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.), maka dari itu harus
dilanjutkan dengan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar tiap individu perlakuan pertumbuhan panjang batang dan
jumlah daun. Berdasarkan hasil uji lanjut BNT didapatkan hasil nilai rata-rata dari
semua perlakuan berbeda secara signifikan karena disimbolkan dengan notasi yang
berbeda. Hal ini berarti bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.).

Berdasarkan hasil perhitungan uji lanjut BNT, dapat disimpulkan bahwa


konsentrasi limbah air ikan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yaitu dengan
konsentrasi sebesar 100 ml. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Lina
Rahmawati, dkk. (2015) yang berjudul “Penggunaan Air Cucian Ikan dalam
Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)” telah
diketahui bahwa terdapat pengaruh air cucian ikan terdapat pertumbuhan tanaman
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang terbaik pada konsentrasi 100 ml.
Dikarenakan pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun sangat didukung oleh
besar sedikitnya unsur hara yang terkandung didalam pemberian air cucian ikan
yang dapat memberikan asupan nutrisi yang sangat bagus. Sedangkan pada
perlakuan kontrol negatif (tanpa pemberian limbah air ikan) dengan air biasa
pertumbuhannya terlihat yang paling rendah dikarenakan pada air biasa kandungan
unsur haranya lebih rendah. Pertumbuhan yang baik bagi tanaman cabai rawit
didukung oleh ketersediaan makronutrien, seperti karbon, oksigen, hidrogen,
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan sulfur yang dibutuhkan untuk siklus hidup
tanaman dan menghasilkan generasi yang lain. Tanaman cabai rawit seperti pada
umumnya tanaman lain akan sehat jika unsur hara tersebut terpenuhi (Zahro, 2018).

Unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang


diantranya yaitu unsur Ca yang diperlukan tanaman untuk pemanjangan sel-sel,
pembelahan sel, pertumbuhan tanaman ke arah atas dan pembentukan kuncup. Besi
(Fe) berfungsi penting bagi pembentukan zat hijau daun, dan di daun terjadi proses

21
fotosintesis, makanan yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Magnesium (Mg) berfungsi membantu
proses transportasi pospat dalam tanaman, dan mempercepat pembentukan buah.
Mangan (Mn) berfungsi dalam proses fotolisis (penguraian air) sehingga terbentuk
energi yang dapat digunakan tanaman untuk proses-proses metabolisme seperti
absobsi, transpirasi, pembelahan sel, pembungaan dan pembentukan buah (Nurul,
2012).

22
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan


limbah air ikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens
L.), dapat disimpulkan bahwa perbandingan variasi konsentrasi limbah air ikan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan panjang batang dan
jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Hasil uji One-way
ANOVA pada pertumbuhan panjang batang tanaman cabai rawit adalah Fhitung
sebesar 598.7968203 dan Ftabel yaitu 3.098391224 (Fhitung > Ftabel). Hasil uji One-
way ANOVA pada pertumbuhan jumlah daun tanaman cabai rawit adalah Fhitung
sebesar 111.4285714 dan Ftabel sebesar 3.098391224 (Fhitung > Ftabel). Perlakuan
optimal dari perbandingan variasi konsentrasi limbah air ikan terhadap
pertumbuhan panjang batang dan jumlah daun tanaman cabai rawit terdapat pada
konsentrasi 100 ml (P4).

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh pemberian


limbah air ikan dengan variasi konsentrasi yang berbeda terhadap tanaman yang
lain. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah air ikan terhadap
pertumbuhan tanaman yang lainnya.

23
DAFTAR RUJUKAN

Anik, Sudarno. 2012. Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa pada


Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan terhadap
Kualitas Unsur Hara Makro (CNPK). Semarang: Teknik Lingkungan
UNDIP.
Arbi, U.Y. 2008. Burung Pantai Pemangsa Krustaceae. Jurnal Oseana, 33(2), 1-8.
Asmadi & Suharno. 2012. Dasar –Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Astawan, Made. 2004. Ikan yang Sedap dan Bergizi. Surakarta: Tiga Serangkai.
Ibrahim, Y. 2007. Komunitas Pulau dalam Era Pembangunan: Terpingir atau
Memingir. Jurnal Akademika, 70(1), 57-76.
Kartasapoetra &Marsetyo. 2003. Korelasi Gizi Kesehatan dan Produktifitas
Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nurul. 2012. Efektifitas Pemberian Air Cucian Beras Coklat terhadap Produktivitas
Tanaman Kacang Hijau ( Phaseolus radiates L) pada Lahan Rawa Lebak,
(Amuntai: Jurnal Agroteknologi), Vol 33 (1), h.107.
Pandit. 2008. Pengaruh Penyiangan dan Suhu Penyimpanan terhadap Mutu
Kimiawi, Mikrobiologis dan Organolpetik Ikan Tongkol (Auxis
tharzard, L.). Tesis tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Pertanian
Universitas Warmadewa Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Park, E., Enander, R., Barnet, S.M., & Lee, C. 2001. Pollution Prevention and
Biochemical Oxygendemand Reduction in Squid Processing Facility.
Journal Cleaner Production, 9, 341-349.
Rahmawati, L., Agustina, R., & Nuraisah. 2015. Penggunaan Air Cucian Ikan
dalam Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill). Jurnal UIN Ar-Raniry, 2(1), 319-325.
Rukmana, R. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius.
Setiadi. 2006. Cabai Rawit, Jenis dan Budidaya. Jakarta : Penebar Swadaya.
Simpson, M.G. 2010. Plant Systematics, Elsevier, Burlington, USA. Inc.
Publishers, Sunderland, Massachusetts, U. S. A.
Suhartini, S.,& Hidayat, N. 2005. Olahan Ikan Segar. Surabaya: penerbit
Trubusagrisarana.
Sukamto. 2017. Pengelolaan Potensi Laut Indonesia dalam Spirit Ekonomi Islam
(Studi terhadap Eksplorasi Potensi Hasil Laut Indonesia). Jurnal Ekonomi
Islam, 9(1), 35-62
Tjandra, E.2011. Panen Cabai Rawit di Polybag. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.
Zahro, F., Kusrinah, & Setyawati, S.M. 2018. Perbandingan Variasi Konsentrasi
Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Merah (Capsicum annum L.). Journal of Biology and Applied
Biology, 1(1), 50-57.

24
Lampiran 1a: Dokumentasi Benih Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Sebelum Ditaman di Polybag

25
Lampiran 1b: Dokumentasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Sebelum Diberi Perlakuan

26
Lampiran 1c: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 0 ml

27
Lampiran 1d: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 70 ml

28
Lampiran 1e: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 80 ml

29
Lampiran 1f: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 90 ml

30
Lampiran 1g: Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Selama 14 Hari dengan Konsentrasi Limbah Air
Ikan 100 ml

31

Anda mungkin juga menyukai