Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN PERILAKU HARIAN MONYET (Macaca fascicularis) DI WISATA ALAM

TAMAN RUSA DESA LAMTANJONG KABUPATEN ACEH BESAR

STUDY OF MONYET DAILY BEHAVIOR (Macaca fascicularis) IN TAMAN NATURAL


TOURISM IN LAMTANJONG VILLAGE, ACEH BESAR DISTRICT

Fitria Wulan Sari, Syavira Azzahra, Vera Anggreana

Program Studi S-1 Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
*biologi.fkip.unsyiah.web.id

ABSTRAK

Wisata Alam Taman Rusa Desa Lamtanjong Kabupaten Aceh Besar merupakan salah
satu usaha konservasi untuk menyelamatkan satwa yang terancam punah salah satunya adalah
monyet (Macaca fascicularis). Penelitian ini untuk mengetahui perilaku harian monyet (Macaca
fascicularis) menggunakan metode kualitatif. Pengamatan dilakukan didepan kandang satwa dan
sehingga tidak mengganggu aktivitas satwa. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku harian
monyet (Macaca fascicularis) didalam kandang penangkaran didominasi oleh aktivitas makan,
bergerak, dan bermain.

Kata kunci : monyet, perilaku harian, taman rusa.

ABSTRACT

Nature Tourism Deer Park in Lamtanjong Village, Aceh Besar District is one of the
efforts to support endangered rescue, one of which is a monkey (Macaca fascicularis). This
research is to study the daily behavior of monkeys (Macaca fascicularis) using qualitative
methods. Observations are made outside of wildlife habitat. The results of research showing the
daily behavior of monkeys (Macaca fascicularis) in the house.

Keywords : monkey, daily behavior, deer park.


PENDAHULUAN

Wisata Alam Taman Rusa Desa Lam tanjong Kabupaten Aceh Besar merupakan taman
wisata yang bertujuan untuk melestarikan kehidupan liar dan habitatnya di Indonesia. Wisata
Alam Taman rusa yang diresmikan sejak 2 Juni 2012 berorientasi pada keindahan alam dan
pengetahuan dengan misi turut dalam upaya pelestarian satwa langka dan terancam yang
mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya penegakan hukum penertiban pemeliharaan
satwa liaryang dilindungi hukum Indonesia.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan primata yang memiliki sebaran
geografis yang luas. Persebaran geografisnya terbentang dari bagian paling selatan Bangladesh,
bagian paling selatan Myanmar sampai bagian selatan dari Semenanjung Indocina, Kamboja,
Semenanjung Malaya, Filipina, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa (Pradhany,
2016)
Habitat monyet ekor panjang dapat ditemukan pada sepanjang garis pantai, tepi sungai,
hutan rawa, dan hutan yang berada di daerah pegunungan. Ketinggian dari habitat monyet ekor
panjang pada hutan pegunungan bervariasi dari 1200-2000 meter di atas permukaan laut (dpl).
Kelompok monyet ekor panjang lebih menyukai habitat yang berada di dekat perairan (Fooden,
1995).
Primata adalah salah satu spesies yang terancam punah populasinya dan keberlangsungan
hidupnya tergantung upaya konservasi yang akan dilakukan. Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) adalah salah satu satwa liar yang dieksplorasi secara berlebihan. Pengelolaan dan
pemanfaatan monyet ekor panjang yang tidak bijaksana dan berlebihan dalam waktu jangka
panjang dapat menyebabkan satwa ini terancam punah (Risdiansyah, 2014).
Jumlah primata pada habitatnya di alam bebas (hutan) merupakan salah satu bentuk
kekayaan dan keanekaragaman (biodiversity) sumber daya alam hayati, karena itu dilindungi,
baik perlindungan jumlah individu maupun sebarannya di habitat alaminya (Napitu, 2007).
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) memiliki tempat-tempat yang dapat
digunakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencari makan, minum, bermain, berkembang biak,
dan berlindung/ beristirahat. Tempat-tempat yang fungsinya semacam itu membentuk suatu
kesatuan yang disebut habitat. Dalam pemilihan habitatnya monyet ekor panjang melakukan
seleksi terhadap daya dukung yang terdapat di lokasi tersebut (Risdiyansyah, 2014).
Monyet ekor panjang hidup di wilayah dekat garis pantai, sepanjang sungai, hutan
dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dan bahkan terdapat juga kelompok yang
hidup di dekat pemukiman penduduk. Keberadaan monyet ekor panjang sendiri memiliki makna
yang penting bagi masyarakat, karena monyet ekor panjang memiliki nilai yang cukup tinggi
diantaranya yaitu nilai ekologi, estetika, rekreasi, dan komersial (Kusumadewi, 2014).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di Wisata Alam Taman Rusa Desa Lamtanjong Kabupaten
Aceh Besar. Waktu pengamatan untuk dilaksanakan pada bulan Oktober 4. Objek penelitian
yaitu 1 individu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Wisata Alam Taman Rusa Desa
Lamtanjong Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan selama 4 jam dimulai dari pukul 14.00
WIB sampai sore hari pukul 18.00 WIB, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku
harian monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Metode analisis data dilakukan dalam 1 metode yaitu metode kualitatif yang merupakan
sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung, serta menghasilkan suatu teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Wisata Alam Taman Rusa
Desa Lamtanjong Kabupaten Aceh Besar

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang diamati pada penelitian ini berjumlah 1
ekor yaitu jantan yang berumur 10 tahun. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebut
berasal dari Gunung Gereute Aceh Besar, monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) memiliki
ukuran dan beratnya 15kg.
Variasi kategori aktivitas harian monyet ekor panjang diadopsi berdasarkan penelitian
terdahulu (Urchin, 2011), yakni sebagai berikut: a) feeding, yaitu aktivitas memasukkan
makanan ke dalam mulut, menyimpan makanan ke dalam kantung pipi, memakan, mengunyah,
sampai berhenti makan; b) foraging, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh makanan
di sekitarnya, seperti di atas pohon, air, maupun yang ada di permukaan tanah, dengan cara
memetik, menyelam atau memasukkan bagian anggota badannya ke dalam air, maupun dengan
cara menggaruk-garuk tanah; c) grooming, yaitu aktivitas monyet ekor panjang mendapat
perawatan dari dirinya sendiri (self grooming) dan/atau kepada individu lain (donor grooming),
atau dari individu lainnya (recipient grooming) dalam satu kelompok, seperti menggaruk,
mencari kutu, atau menyisir rambut pada tubuhnya; d) moving, yaitu aktivitas monyet ekor
panjang berpindah dari tempatnya semula ke tempat lainnya, baik dengan berjalan, berlari,
maupun melompat; e) resting, yaitu aktivitas diam meliputi berdiri, duduk, dan tidur; f)
aggression, yaitu saat dimana monyet ekor panjang memperlihatkan ekspresi marah, seperti
menujukkan taringnya, mengejar, dan bertengkar dengan sesama anggota satu kelompoknya atau
dengan anggota kelompok lain; g) playing, yaitu aktivitas berkejaran, berlompatan, berguling,
berayun, dan berenang. Aktivitas bermain dapat dilakukan oleh satu individu ataupun antar
individu; h) object play, yaitu aktivitas bermain dengan menggunakan objek, seperti batu, daun
pisang, bambu, botol minuman, dan objek lainnya; dan i) mating, yaitu perilaku kawin pada
monyet ekor panjang yang ditandai dengan kopulasi antara jantan dan betina.
Tarigan (2009) menyatakan bahwa aktivitas yang sedikit dilakukan monyet ekor panjang
adalah playing, object play, aggression, dan mating. Hal ini disebabkan karena perilaku tersebut
merupakan perilaku yang dilakukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya aktivitas object play
hanya dilakukan apabila ada suatu benda yang menarik perhatian monyet ekor panjang. Begitu
juga dengan aktivitas aggression dan mating yang hanya dilakukan pada waktu dan situasi
tertentu saja (Saputra et al., 2014).
Selama 4 jam pengamatan yang dilakukan dari pukul 14.00-18.00 dengan aktivitas
makan, bermain, dan istirahat maka data hasil pengamatan tersebut didapatkan aktivitas harian
monyet jantan didominasi oleh aktivitas makan, bergerak, dan bermain.

Aktivitas Makan

Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis satwa pemakan buah (frugivorous), dan
mempunyai kebiasaan makan yang sangat selektif. Mereka memakan bunga, buah, dan daun-
daun muda yang terdapat pada tumbuhan tertentu. Makanan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam penunjang keberlangsungan hidup dan perkembangan makhluk hidup
(Risdiyansyah, 2014).
Menurut Anon (2001) dikutip Chandra (2006), selain jenis tumbuhan yang menjadi
makanan monyet ekor panjang berupa daun, bunga, dan buah-buahan, juga memakan bermacam-
macam makanan termasuk kulit pohon, tunas, biji, serangga, telur burung, bahkan lempung
(tanah liat). Monyet ekor panjangyang memakan tanah liat kemungkinan untuk mendapatkan
mineral-mineral yang terkandung di dalam tanah liat tersebut. Kebiasaan monyet ekor panjang
memakan telur burung kadangkadang juga anak burung menjadikannya sebagai pemangsa sarang
(nest predators).
Pakan yang diberikan hanya pada siang hari dengan waktu yang tidak menentu,
pemberian pakan selama di kandang dilakukan oleh penajaga di luar kandang. Hal ini
menyebabkan pakan yang diberikan tidak sesuai dilihat dari pemberian dan jumlah jenis pakan
yang diberikan. monyet jantan lebih menyukai jagung, timun, dan pepaya. Perilaku makan
monyet, seperti jenis primata lainnya banyak menggunakan kedua tangannya dan anggota gerak
lainnya. Monyet makan dengan cara duduk di dekat penjaga yang memberikan pakan.

Aktivitas Bergerak dan Bermain

Bismark (1986) mengatakan bahwa marga Hylobatidae melakukan aktivitas bergerak


atau berpindah dalam kaitannya dengan pengontrolan wilayah dan aktivitas pencarian serta
pemilihan pohon pakan yang kesemuanya merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya serta merupakan upaya kelompok untuk menghindari predator atau bahaya. Monyet
adalah satwa arboreal, oleh karena itu satwa ini sangat membutuhkan tumbuh-tumbuhan
terutama pohon sebagai tempat melakukan aktivitas hariannya.
Aktivitas bergerak monyet ekor panjang jantan lebih sering bergerak dengan
bergelayutan pada besi di kandang (semi-brakiasi) tidak ada waktu khusus dimana monyet lebih
banyak melakukan aktivitas bergerak. Monyet jantan bergerak dengan bergelayutan karena
kandang yang di tempatinya hanya berukuran 1,5x1m. Selain itu banyaknya pengunjung dan
kebisingan yang ada disekitar kandang monyet sehingga membuat monyet lebih sering
mengeluarkan suara yang membuat satwa lainnya ikut mengeluarkan suara, hal ini juga
merupakan salah satu penyebab tingginya aktivitas bergerak karena monyet merasa adanya
gangguan dari aktivitas manusia.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
harian monyet ekor panjang jantan yaitu lebih didominasi oleh aktivitas makan, bergerak, dan
bermain. Pada aktivitas makan monyet ekor panjang jantan lebih menyukai jagung, timun, dan
pepaya. Aktivitas bergerak monyet ekor panjang jantan lebih sering bergerak dengan
bergelayutan pada besi di kandang (semi-brakiasi) tidak ada waktu khusus dimana monyet lebih
banyak melakukan aktivitas bergerak.

DAFTAR PUSTAKA
Bismark, M. 1984. Biologi dan Konservasi Primata di Indonesia. Buku. Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 230p.
Chandra, D. 2006. Analisis habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles) di Bukit
Banten Kelurahan Sidodai Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. (Skripsi). Jurusan
Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak
Dipublikasikan.
Fooden J. 1995. Systematic Review of Southeast Asia Long Tail Macaques: Macaca fascicularis
(Rafles [1821]). Illnois (US): Field Museum of Natural History.
Kusumadewi, M.R, dkk. 2014. Sebaran Geografi Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) di Semenanjung Badung. Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan. 2:1, 39-47.
Napitu, P.J.R, dkk. 2007. Laporan lapangan konservasi satwa liar. Diakses 11 Februari 2011.
http:///C:/Documents and Settings/ owner/My Documents/.html.
Pradhany R.C, dkk. 2016. Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang
telah divasektomi di Wenara Wana Ubud. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus. 5:3,
240-247.
Risdiyansyah, dkk. 2014. Studi Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Di Pulau
Condong Darat Desa Rangai Kecamatan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan.
Jurnal Sylva Lestari. 2:1, 41-48.
Saputra KGW, Watiniasih NL, Ginantra IK. 2014. Aktivitas Harian Kera Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) di Taman Wisata Alam Sangeh, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Biologi.
4:1, 14-18.
Tarigan B. 2009. Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan
Mandala Wisata Wenara Wana Padangtegal Ubud. (Skripsi). Fakultas Kedokteran
Hewan Univrsitas Udayana. Denpasar.
Urchin, SN. 2011. Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Daerah
Intertidal Pantai Bama. (Laporan PKL). Universitas Airlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai