TINJAUAN PUSTAKA
A. Bawang Merah
1. Sejarah
Bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah yang telah dikenal
dan dimanfaatkan sejak beberapa ribu tahun lalu. Tanaman ini berperan dalam
tradisional, antara lain untuk pengobatan sakit panas, masuk angin, disentri dan
Bawang merah termasuk dalam genus Allium yang paling populer dan
mempunyai nilai ekonomi tinggi, selain bawang putih dan bawang bombay.
Menurut Wibowo (2007), hingga saat ini, penyebaran bawang merah telah meluas
7
8
3. Syarat Tumbuh
a) Tanah
Bawang merah lebih senang tumbuh pada tanah yang subur, gembur
dan banyak mengandung bahan organic seperti tanah lempung berpasir atau
lempung berdebu. Pada tanah alluvial atau latosol yang berpasir bawang
merah pun dapat pula ditanam. Yang penting jenis tanah tersebut harus
2001).
b) Iklim
hujan yang lebat. Oleh karena itu lebih baik diusahakan pada musim
kemarau, asal ada pengairan. Tanaman tidak senang pada daerah yang
berkabut dan yang berangin kencang. Suhu udara yang baik untuk
Hal ini hanya didapat didaerah dataran rendah. Tanaman bawang merah
(Sunarjono, 2001).
bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditi ini juga
baik mengingat Indonesia merupakan salah satu negara eksportir bawang merah di
dunia. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2010-
2014, Indonesia menempati urutan keempat setelah New Zealand, Perancis, dan
2015).
ditunjukan dengan produksi bawang merah yang cenderung meningkat dari tahun
Indonesia sebesar 4.86 persen per tahunnya. Dalam periode lima tahun terakhir,
produksi bawang merah pada tahun 2010 sebesar 1.048.934 ton, kemudian pada
tahun 2011 mengalami penurunan produksi bawang merah menjadi 893.124 ton
atau sebesar 14.85 persen. Akan tetapi untuk tahun berikutnya produksi bawang
merah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 sampai 2014
sebesar 38.16 persen. Peningkatan produksi nasional ini salah satunya disebabkan
oleh penambahan luas areal panen sebesar 28.86 persen dari tahun 2011 sampai
2014. Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 1.233.984 ton, dengan luas
areal sebesar 120.704 hektar. Dibandingkan tahun 2013, produksi bawang merah
mengalami peningkatan sebesar 223.211 ton atau sebesar 21.47 persen dan
10
10.22 ton/ha pada tahun 2013 menjadi 10.23 ton/ha pada tahun 2014 (Rahmadona,
2016).
merah untuk keperluan rumah tangga dan industri makanan sering kali kurang dari
kebutuhan dan hal ini mendorong naiknya harga komoditas tersebut. Sebagai
sementara konsumsi bawang merah hampir digunakan setiap hari dan bahkan
pada waktu tertentu, berupa lonjakan kenaikan harga pada saat permintaan lebih
tinggi dari pasokan, atau harga merosot pada saat pasokan lebih tinggi dari
besar petani meminjam modal dari pedagang untuk dapat terus melanjutkan
cukup besar dalam penentuan harga karena pedagang tidak hanya menguasai
pasar output tetapi juga pasar input petani (Asmara dan Ardhiani. 2010). Fluktuasi
11
harga dan dominasi pedagang besar dalam penentuan harga ini menjadi ancaman
bagi petani karena dapat meningkatkan penawaran di luar produksi petani dengan
bawang merah banyak diimpor untuk keperluan benih. Namun banyak importir
dijual dalam bentuk bawang merah konsumsi terutama pada musim panen,
(Winarso. 2003).
yang khas dan memiliki peran strategis dalam struktur perekonomian nasional
komoditas terdiri dari dua kebijakan utama yaitu kebijakan proteksi input dan
kebijakan proteksi output. Kebijakan proteksi input terkait dengan regulasi yang
pertanian. Sementara itu, kebijakan output tekait dengan regulasi yang berkenaan
dengan output usahatani seperti kebijakan harga eceran tertinggi, dan kebijakan
impor produk. Kedua jenis kebijakan ini juga memberikan dampak yang berbeda-
C. Pengertian Strategi
puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi
tahun kedepan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi
adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan
keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS (External
Factor Analysis Summary). Tahapan kerja pada matriks IFAS dan EFAS adalah:
Peubah yang bersifat positif (peubah yang termasuk kategori kekuatan dan
ancaman/kelemahannya sedikit).
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
strategi seperti dimuat dalam tabel. Kombinasi dari kempat faktor dapat
ancaman.
dan 4 yang didasarka atas kepentingan dari alternatif-alternatif strategi yang ada,
2 = Tidak penting
3 = Penting
4 = Sangat penting
implementasi strategi, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan perusahaan,
yaitu:
perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahunan yang harus
16
2. Perumusan kebijakan
3. Memotipasi kerja
dilakukan.
D. Pengertian Pengembangan
kecakapan.
E. Penelitian Terdahulu
IFE didapatkan skor 2,6077345 dan analisis EFE dengan jumlah skor 3,0138886.
Kedua skor tersebut diatas 2,5 yang artinya posisi internal dan eksternal cukup
kuat. Berdasarkan analisis IFE dan EFE lalu dimasukkan matriks IE (Internal-
Eksternal) didapatkan hasil yaitu usaha bawang merah ini berada pada posisi atau
kuadran II yang artinya berada pada posisi Growth and Build (tumbuh dan
berkembang). Strategi yang sesuai adalah strategi yang intensif atau disebut
18
(QSPM) diperoleh strategi terbaik diantara alternatif yang lain yaitu strategi W-O
peran PPL dalam memotivasi petani untuk memperoleh inovasi baru dalam
Pada komoditas jagung; Musna Mohamad, Max Nur Alam, dan Rustam
strategi pengembangan agribisnis jagung, hasil analisis SWOT maka strategi yang
dan pengadaan saprodi. Hasil anallisis QSPM dari strategi S-O (Strengths-
menggunakan atau mengadopsi teknologi pertanian yang tepat” dengan total nilai
internal yang dihadapi oleh petani. Dalam usahatani bawang merah, terdapat
eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
akan dihadapi. Faktor internal yang akan diteliti berkaitan dengan lingkungan
faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan eksternal yang terdiri dari ekonomi;
Analisis SWOT