Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nama : Erizal Wibisono Santoso
NIU : 452287 Sistem Bisnis Ideologi adalah sebuah sistem keyakinan normatif yang dimiliki para anggota kelompok sosial tertentu, sedangkan ideologi bisnis adalah sistem keyakinan normatif atas masalah- masalah di dalam bisnis khususnya yang diyakini oleh kelompok-kelompok bisnis tertentu, misalnya para manajer. Ideologi bisnis ini punya arti penting, ideologi bisnis seseorang kerap kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya, melalui keputusan ini, ideologi memengaruhi perilakunya. Pasar bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar ynag dihadapi semua masyarakat: mengkoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota masyarakat. Dalam sistem perintah, satu otoritas (seseorang atau komisi) membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Dalam sistem pasar bebas, semua perusahaan yang masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan dan mencari keuntungan dengan cara yang berbeda membuat keputusan atas apa yang mereka produksi dan bagaimana memproduksinya. John Locke (1632-1704), seorang filsuf politik Inggris, dianggap sebagai pengembang gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa dia memiliki hak atas kebebasan. Meskipun Locke tidak secara eksplisit menggunakan teori hak alami untuk mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah penulis abad ke-20 menggunakan teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Lokce tentang hak atas properti pribadi memiliki pengaruh signifikan pada institusi Amerika atas properti. Pemiskinan Pekerja mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern tidak direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang semuanya cenderung merugikan kelas pekerja. Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas adalah apa yang umumnya yang disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya. Untung rugi penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi pemerintah, semenjak tahun 1980-an, perdebatan ini lebih difokuskan pada krisis produktifitas yang masih dialami Amerika saat bersaing dengan negara-negara lain di pasar global. Pihak-pihak yang menggunakan pandangan Locke atau utilitarian menyatakan bahwa properti intelektual haruslah dipe perlakukan seperti properti pribadi. Pihak-pihak yang mengajukan pandangan sosialis atau Mark yang mendukung kepemilikan kolektif atas properti intelektual mnegklaim bahwa kreativitas intelektual tidak memerlukan insentif finansial ataupun sistem properti pribadi.
1. Analisa kasus di atas
dari perspektif masing- masing teori tentang properti Jawaban atas pertanyaan Kasus Accolade versus Sega 1. Menurut saya, teori yang paling cocok untuk kasus ini adalah teori properti milik Locke. Maka jika dilihat dari teori ini, dalam kasus ini Accolade telah melanggar hak properti Sega. Sebagaimana yang dikatakan Locke bahwa setiap manusia memiliki hak atas propertinya. Locke mendefinisikan property sebagai hasil kerja tubuh dan hasil kerja tangannya. Dimana properti ini merupakan hak dari yang membuatnya dan tidak ada seorangpun yang berhak atas apa yang telah dilakukannya. Sedangkan dalam kasus ini Accolade sebuah perusahaan game menggunakan console Genesis yang merupakan properti pribadi Sega untuk memainkan game-game produksi mereka, padahal Accolade tidak memiliki izin untuk melakukan itu dan Sega membuat console tersebut hanya untuk memainkan game produksi Sega saja bukan untuk “milik umum”. 2. Saya setuju bahwa Accolade telah benar-benar mencuri properti Sega. Hal ini karena dalam kasus tersebut, Accolade telah menggunakan consol Genesis milik Sega dengan cara melakukan reverse engineering dan meperbanyak source code milik Sega dimana hal ini dilakukan agar Accolade bisa memainkan game-game dalam console milik Sega, dan mendapatkan penghasilan dari game tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu pada Sega. Adapun argumen Accolade yang menyatakan bahwa source code Sega merupakan interface publik, ini keliru karena Sega tidak bermaksud membuat Genesis untuk publik yang mengharuskan dia menyetujui standar interface, tapi Sega bermaksud menjadi pemasok tunggal untuk game-game di konsol Genesis mereka. 3. Sebenarnya perbuatan tersebut (menemukan source code) dan melaukakan reverse engineering merupakan hal yang wajar-wajar saja, jika Sega mengizinkan perbuatan tersebut, Tapi dalam kasus ini sudah jelas bahwa Accolade tidak memiliki izin untuk melakukan hal tersebut, apalagi kode-kode yang dibuat oleh Sega merupakan kode rahasia, yang berarti Sega tidak ingin publik memiliki atau tahu tentang kode-kode tersebut.