Anda di halaman 1dari 5

ACTIVITY AND EXERCISE

Yuni Astuti, M.Kep,Sp.Kep.Mat

Overview tentang activity and exercise

upaya terkoordinasi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf mempertahankan keseimbangan,


postur, dan gerak tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melaksanakan kegiatan
kehidupan sehari-hari/ activities of daily living (ADLs)

definisi aktifitas

 Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
 Mobilisasi keadaan tubuh dapat melakukan gerakan dengan bebas.

Definisi latihan

 Exercise / latihan / olahraga adalah kegiatan jasmani yang menjaga kebugaran tubuh,
meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kebugaran.
 Latihan adalah gerakan tubuh yang dilakukan untuk menjaga kinerja otot dan
mempertahankan postur tubuh.
 Activity daily living (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang
termasuk, ex: makan, minum, bathing, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur,
berpindah dan ambulasi/ ROM.

Tiga kategori exersice

1. Isotonik
 latihan isotonik menyebabkan perubahan kontraksi otot dalam panjang otot.
 Contohnya berjalan, berenang, aerobik, joging, bersepeda, dan menggerakan lengan
 Meningkatkan peredaran darah an pernapasan meningkatkan massa otot, nada, dan
kekuatan.
2. Isometrik
 Latihan isometrik mencakup mengencangkan atau menegang otot tanpa
menggerakan bagian tubuh.
 Contohnya quadriceps mengatur latihan dan kontraksi otot gluteal
 Manfaatnya meningkat berupa massa otot, nada, dan kekuatan, dengan demikian
mengurangi potensi otot yang melemah, peningkatan sirkulasi ke bagian tubuh
terlibat.
3. Resistive isometric
 Latihan isometrik yang resisten adalah latihan yang didalam nya seseorang
meningkat otot sambil menekan sesuatu benda yang tidak bergerak atau melawan
gerakan sebuah benda.
 Contoh nya adalah push-up dan mengangkat pinggul.
 Latihan isometrik yang resistif turut meningkatkan kekuatan otot dan cukup
menekan tugas untuk merangsang aktivitas osteoblastik.
Aturan pergerakan

 Gerakan tubuh terkoorinasi faktur fungsi terpadu otot rangka, dan sistem saraf.
 Sistem saraf mengatur gerakan dan pstur, area utama voluntary motor area, terletak di
cerebral cortex.
 Otot terbuat dari serat yang berkontraksi ketika distimulasi oleh impuls electro chemical
yang bergerak dari saraf ke otot melintasi persimpangan neuromuskuler.
 Sistem kerangka tulang, bersama sendi, membentuk tuas untuk pengikat-pengikat otot
untuk melakukan pergerakan. Seraya otot otot mengerut dan memendekkan, mereka
menarik tulang, menghasilkan gerakan sendi.

Manfaat aktivitas dan latihan

 Tubuh menjadi segar


 Memperbaiki tonus otot
 Mengontrol berat badan
 Merangsang sirkulasi darah
 Mengurangi stress, meningkatkan relaksasi
 Aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh)
 Sedang untuk anak merangsang pertumbuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan olahraga

1. Perubahan perkembangan
2. Gaya hidup
3. Masalah lingkungan
4. Dukungan keluarga & sosial
5. Status kesehatan

Imobilisasi

 Keadaan dimana seseorang tidak bisa bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan.
 Ex. Trauma tulang, fraktur, stroke
 Imobilisasi mempengaruhi sistem dalam tubuh.

Dampak psiko-sosial dari imobilitas

 Kehilangan harga diri


 Konsep diri rendah
 Tubuh yang buruk
 Semakin bergantung pada orang lain
 Kurangnya kegiatan dapat mengakibatkan depresi
 Penarikan
 Isolasi
 Kesepian
Proses keperawatan

1. Pengkajian
 Tingkat aktivitas sehari-hati : pola aktivitas, jenis, frekuensi, lama latihan.
 Tingkat kelelahan/toleransi dalam beraktifitas :
- aktivitas yang membuat lelah, riwayat sesak napas.
- hambatan dalam aktivitas/gangguan pergerksn :
1. penyebab, tanda gejala, efek gangguan
2. penggunaan alat bantu
3. tingkat nyeri
 Pemeriksaan fisik head to toe : tingkat kesadaran, postur, bentuk tubuh, eksremitas,
kemampuan jalan, duduk, berdiri, nyeri sendi, kekakuan sendi, kekuatan otot.
 Pemeriksaan penunjang : x-ray.
 Activity daily living (ADL)

TINGKAT
KATEGORI
AKTIVITAS
0 Mampu merawat diri sendiri
1 Memerlukan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan 0rang lain
2
3 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain dan alat
4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan/berpartisipasi dalam perawatan

2. Diagnosis
 Ganguuan mobilitas fisik
 Intoleransi aktivitas
 Resiko intoleransi aktivitas
 Kelelahan
 Nyeri
 Defisit perawatan diri
3. Perencanaan
 Perencanaan : gangguan mobilitas fisik
Outcome :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam mobilitas fisik meningkat,
dengan kriteria hasil :
 Terdapat pergerakan eksremitas bawah
 Tidak ada kekakuan sendi
 Mampu melakukan rentang gerak
 Tidak ada nyeri
Intervensi
Dukungan mobilisasi
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
 Identifikasi toleran fisik melakukan pergerakan
 Fasilitasi mobilisasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakkan
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan, ex. Duduk di tengan tepat tidur,
duduk di samping tempat tidur.
 Perencanaan : intoleransi aktivitas
Outcome

Outcome : Outcome :
Luaran utama : toleransi aktivitas Luaran tambahan : ambulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 4x24 jam toleransi aktivitas selama 4x24 jam ambulasi meningkat
meningkat, dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil :
 Tidak ada keluhan lelah  Dapat berjalan mengitari ruangan
 Tidak ada dispnea saat aktivitas  Mampu menopang badan
 Tidak ada dispnea setelah aktivitas  Mampu berjalan dengan langkah
 Frekuensi nadi dalam rentang normal pelan
setelah beraktifitas (60-100x/menit)
 Frekuensi nafas dalam rentang
normal setelah beraktifitas (16-
24x/menit)

Intervensi

Managemen energi Terapi aktivitas

 Identifikasi gangguan tubuh yang  Identifikasi defisit tingkat aktivitas


mengakibatkan kelelahan  Identifikasi sumber daya untuk
 Monitor kelelahan fisik dan emosional aktivitas yang dilakukan
 Lakukan latihan rentang gerak pasif  Monitor respon emosional, fisik, sosial,
dan / aktif dan spiritual terhadap aktivitas
 Fasilitasi duduk disisi tempat tidur,  Fasilitasi fokus pada kemampuan
berpindah dan berjalan secara bukan defisit yang dialami
bertahap  Fasilitasi aktivitas rutin (ambulasi,
 Anjurkan melakukan aktivitas secara mobilisasi, dan perawatan diri) sesuai
bertahap kebutuhan
 Anjurkan menghubungi perawat jika  Fasilitasi mengembangkan motivasi
ada tanda dan gejala kelelahan tidak dan penguatan diri
berkurang  Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang dipilih
cara meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai