definisi aktifitas
Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Mobilisasi keadaan tubuh dapat melakukan gerakan dengan bebas.
Definisi latihan
Exercise / latihan / olahraga adalah kegiatan jasmani yang menjaga kebugaran tubuh,
meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kebugaran.
Latihan adalah gerakan tubuh yang dilakukan untuk menjaga kinerja otot dan
mempertahankan postur tubuh.
Activity daily living (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang
termasuk, ex: makan, minum, bathing, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur,
berpindah dan ambulasi/ ROM.
1. Isotonik
latihan isotonik menyebabkan perubahan kontraksi otot dalam panjang otot.
Contohnya berjalan, berenang, aerobik, joging, bersepeda, dan menggerakan lengan
Meningkatkan peredaran darah an pernapasan meningkatkan massa otot, nada, dan
kekuatan.
2. Isometrik
Latihan isometrik mencakup mengencangkan atau menegang otot tanpa
menggerakan bagian tubuh.
Contohnya quadriceps mengatur latihan dan kontraksi otot gluteal
Manfaatnya meningkat berupa massa otot, nada, dan kekuatan, dengan demikian
mengurangi potensi otot yang melemah, peningkatan sirkulasi ke bagian tubuh
terlibat.
3. Resistive isometric
Latihan isometrik yang resisten adalah latihan yang didalam nya seseorang
meningkat otot sambil menekan sesuatu benda yang tidak bergerak atau melawan
gerakan sebuah benda.
Contoh nya adalah push-up dan mengangkat pinggul.
Latihan isometrik yang resistif turut meningkatkan kekuatan otot dan cukup
menekan tugas untuk merangsang aktivitas osteoblastik.
Aturan pergerakan
Gerakan tubuh terkoorinasi faktur fungsi terpadu otot rangka, dan sistem saraf.
Sistem saraf mengatur gerakan dan pstur, area utama voluntary motor area, terletak di
cerebral cortex.
Otot terbuat dari serat yang berkontraksi ketika distimulasi oleh impuls electro chemical
yang bergerak dari saraf ke otot melintasi persimpangan neuromuskuler.
Sistem kerangka tulang, bersama sendi, membentuk tuas untuk pengikat-pengikat otot
untuk melakukan pergerakan. Seraya otot otot mengerut dan memendekkan, mereka
menarik tulang, menghasilkan gerakan sendi.
1. Perubahan perkembangan
2. Gaya hidup
3. Masalah lingkungan
4. Dukungan keluarga & sosial
5. Status kesehatan
Imobilisasi
Keadaan dimana seseorang tidak bisa bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan.
Ex. Trauma tulang, fraktur, stroke
Imobilisasi mempengaruhi sistem dalam tubuh.
1. Pengkajian
Tingkat aktivitas sehari-hati : pola aktivitas, jenis, frekuensi, lama latihan.
Tingkat kelelahan/toleransi dalam beraktifitas :
- aktivitas yang membuat lelah, riwayat sesak napas.
- hambatan dalam aktivitas/gangguan pergerksn :
1. penyebab, tanda gejala, efek gangguan
2. penggunaan alat bantu
3. tingkat nyeri
Pemeriksaan fisik head to toe : tingkat kesadaran, postur, bentuk tubuh, eksremitas,
kemampuan jalan, duduk, berdiri, nyeri sendi, kekakuan sendi, kekuatan otot.
Pemeriksaan penunjang : x-ray.
Activity daily living (ADL)
TINGKAT
KATEGORI
AKTIVITAS
0 Mampu merawat diri sendiri
1 Memerlukan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan 0rang lain
2
3 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain dan alat
4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan/berpartisipasi dalam perawatan
2. Diagnosis
Ganguuan mobilitas fisik
Intoleransi aktivitas
Resiko intoleransi aktivitas
Kelelahan
Nyeri
Defisit perawatan diri
3. Perencanaan
Perencanaan : gangguan mobilitas fisik
Outcome :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam mobilitas fisik meningkat,
dengan kriteria hasil :
Terdapat pergerakan eksremitas bawah
Tidak ada kekakuan sendi
Mampu melakukan rentang gerak
Tidak ada nyeri
Intervensi
Dukungan mobilisasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleran fisik melakukan pergerakan
Fasilitasi mobilisasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakkan
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan, ex. Duduk di tengan tepat tidur,
duduk di samping tempat tidur.
Perencanaan : intoleransi aktivitas
Outcome
Outcome : Outcome :
Luaran utama : toleransi aktivitas Luaran tambahan : ambulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 4x24 jam toleransi aktivitas selama 4x24 jam ambulasi meningkat
meningkat, dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil :
Tidak ada keluhan lelah Dapat berjalan mengitari ruangan
Tidak ada dispnea saat aktivitas Mampu menopang badan
Tidak ada dispnea setelah aktivitas Mampu berjalan dengan langkah
Frekuensi nadi dalam rentang normal pelan
setelah beraktifitas (60-100x/menit)
Frekuensi nafas dalam rentang
normal setelah beraktifitas (16-
24x/menit)
Intervensi