- PSPN 2019
Penyusun
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Doa Belajar 5
Homeostatis 271
1. Hipoksia
Hipoksia adalah defisiensi oksigen, yang
menyebabkan cedera cell dengan mengurangi reaksi
aerob. Penyebab hipoksia adalah :
Penurunan aliran darah (iskemik)
Oksigen yang ada tidak memadai karena
kegagalan cardiorepiratory
Kemampuan membawa oksigen dari darah
berkurang, terjadi anemia dan karbon, keracunan
monoksida atau setelah kehilangan darah yang
banyak.
Hipoksia adalah penyebab umum yang sangat
penting dalam cedera sel dan kematian sel.
Pada tingkat keparahan keadaan hipoksia, sel
dapat menyesuaikan diri, mengalami cedera, atau
mati.
Misalnya, jika sebuah arteri menyempit, jaringan
yang disediakan akan menyusut (atrofi),
sedangkan hipoksia yang lebih parah dan tiba-tiba
menyebabkan cedera dan kematian sel.
5. Reaksi Imunologi
Sistem kekebalan memiliki fungsi yang sangat
penting untuk melindungi diri dari patogen yang
dapat menular, tetapi reaksi kekebalan juga dapat
menyebabkan cedera sel.
Reaksi yang merugikan diri sendiri.
Reaksi kekebalan tubuh terhadap banyak unsur di
luar tubuh, seperti mikroba dan bahan bahan dari
lingkungan, juga merupakan penyebab penting
cedera sel dan jaringan.
11 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Nutrisi tidak Seimbang
Nutrisi tidak seimbang terus menjadi penyebab
besar kerusakan sel. Kekurangan protein kalori
menyebabkan jumlah kematian yang
mengerikan, terutama diantara golongan tidak
mampu
Kekurangan vitamin spesifik ditemukan di
seluruh dunia. Masalah nutrisi dapat dipaksakan
sendiri, seperti dalam anorexia nervosa
(kelaparan yang disebabkan oelh diri sendiri)
Ironisnya, kelebihan nutrisi mnjadi penyebab
penting dari kerusakan sel.
Kelebihan kolestrol predisposisi ke
arterosklerosis
Obesitas terkait dengan peningkatan insidensi
beberapa penyakit, seperti diabetes dan kanker
Mekanisme Kontrol Homeostasis
Homeostasis di dalam tubuh manusia terus
menerus diganggu
Beberapa gangguan dari lingkungan luar dalam
bentuk fisik seperti panas yang hebat dari musim
panas atau kurangnya oksigen sepanjang dua
mil.
Gangguan yang lain yaitu dari dalam, seperti
gula darah yang terlalu rendah ketika tidak
sarapan.
12 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem tubuh Mempertahank Homeostasis
an
Penting
Memperbaiki untuk
kelangsun
gan hidup
Sel
13 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Untuk mempertahankan homeostasis,
sistem kontrol harus sanggup untuk :
(1) mendeteksi penyimpangan dari normal dalam
faktor lingkungan internal yang perlu dilakukan
dalam batas waktu yang sempit.
(2) mengintegrasikan informasi ini dengan
informasi relevan lainnya
(3) membuat sesuai pengaturan dalam aktivitas
bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk
memulihkan faktor menjadi nilai yang
diinginkan.
14 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik
Beberapa stimulus
mengganggu homeostasis
dengan meningkatkan
atau mengurangi
Kondisi yang
terkontrol yang
dipantau oleh
Ada yang kembali ke
Reseptor yang homeostasis ketika
mengirim impuls respon membawa
saraf ke dalam kondisi yang
terkontrol kembali
Pusat Kontrol normal
Yang menerima impuls
saraf dari reseptor dan
impuls saraf keluar
menuju
Efektor yang
membawa perubahan
15 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik
Beberapa stimulus
mengganggu homeostasis
dengan meningkatkan
Tekanan darah
Kembali ke
homeostatis ketika
Reseptor respon membawa
tekanan darah
Baroreseptor dalam kembali normal
pembuluh darah
tertentu mengirim
impuls saraf ke
dalam
Pusat Kontrol
Otak menafsirkan
untuk memasukkan
dan mengeluarkan Efektor
impuls saraf
Jantung dan
Pembuluh darah
16 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik
Sensivitas pembukaan
sel saraf dalam serviks
mengirim impuls saraf Umpan Balik Postif
: meningkatkan
kelenturan serviks
Pusat Kontrol
karena melepaskan
Otak menafsirkan untuk lebih banyak
memasukkan dan oxytocin, yang
mengeluarkan oxytocin menghasilkan
serviks yang lebih
lentur.
Efektor
17 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ketidakseimbangan Homeostatic
1. Pengaturan Diri
Pengaturan diri adalah salah satu cara menjaga
kondisi homeostasis dalam tubuh organisme. Sel,
jaringan, organ dan sistem organ setiap hari
bekerja untuk menjaga kondisi tubuh tetap
stabil. Inilah yang disebut dengan pengaturan diri
atau self regulation. Pengaturan diri terjadi secara
otomatis pada tubuh manusia normal dan sehat.
18 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Contoh yang paling mudah adalah proses
pengaturan fungsi organ tubuh.
Beberapa contoh mekanisme pengaturan diri
yang dilakukan oleh manusia antara lain:
Cara kerja jantung
Cara kerja paru paru
Mekanisme kerja otot
Mekanisme pernafasan perut
Mekanisme peredaran darah pada manusia
2. Kompensasi
Kompensasi merupakan reaksi tubuh terhadap
ketidaknormalan yang terjadi didalamnya.
Dengan adanya proses kompensasi, ketidak
stabilan yang terjadi didalam tubuh dapat segera
diatasi. Contoh kompensasi didalam tubuh
antara lain:
Tubuh akan merasakan sakit saat ada bagian
tubuh yang terluka
Merasakan haus saat tubuh kekurangan cairan
Merasakan lapar saat tubuh kekurangan energi
Tubuh menggigil saat suhu lingkungan menurun
Tubuh mengeluarkan keringat saat suhu
meningkat
Semua reaksi kompensasi akan membantu
mengidentifikasi ketidaknormalan apa yang
terjadi didalam tubuh. Apabila masalah dalam
19 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
tubuh dapat diidentifikasi dengan cepat maka
gangguan fungsi organ tubuh dapat dihindari,
seperti gangguan fungsi hati manusia atau fungsi
paru paru.
20 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Umpan Balik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan fisiologis
Berbeda dengan umpan balik negatif, umpan
balik ini justru bersifat meningkatkan reaksi dari
suatu rangsangan. Dalam ilmu fisiologi manusia,
umpan balik ini juga dibutuhkan untuk menjaga
kondisi homeostasis tubuh. Contohnya:
Peningkatan kontraksi saat proses melahirkan –
saat kontraksi pertama terjadi, hormon oksitosin
yang dihasilkan oleh tubuh merangsang
hipotalamus untuk memproduksi hormon
oksitosin yang lebih banyak. Hal ini
menyebabkan peningkatan amplitude dan
frekuensi dari kontraksi.
Proses penggumpalan darah – Saat tubuh terluka
dan mengeluarkan darah, jaringan akan
mengirimkan sinyal kimia yang mengaktifkan
fungsi fibrinogen dalam plasma darah. Ini akan
merangsang pengaktifan fibrinogen disekitar luka
sehingga darah mulai menggumpal. Apabila
proses ini tidak terjadi, tubuh dapat kehilangan
banyak darah dan kehilangan kondisi
homeostasisnya.
Penambahan jumlah ASI – Proses menyusui akan
merangsang saraf saraf disekitarnya.
Rangsangan ini diteruskan melalui sumsum
tulang belakang dan menuju ke bagian bagian
21 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
otak manusia khususnya hipotalamus.
Hipotalamus kemudian merangsang kelenjar
pituitari memproduksi lebih banyak prolactin.
Akibatnya kelenjar mamae sebagai ciri ciri
mamalia memproduksi lebih banyak susu.
Penambahan jumlah hormon estrogen yang
menyebabkan terjadiny ovulasi
22 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Hiperkoagulasi – hiperkoagulasi adalah penyakit
yang disebabkan oleh konsentrasi darah terlalu
tinggi. Akibatnya darah mudah menggumpal.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal seperti
merokok, penggunaan obat obatan, kanker dan
sebagainya. Dalam tahap kecil, tubuh dapat
menjaga konsentrasi cairan dalam darah. Namun
apabila kondisi ini terjadi secara terus menerus,
terjadilah ketidakseimbangan homeostasis tubuh
23 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
HEMATOLOGI
Definisi Hematologi
24 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Hematopoiesis adalah proses pembentukan atau
perkembangan sel darah atau teori tentang asal usul
darah. Pembentukan dan perkembangan sel-sel darah
dimulai sejak masa embrio yaitu pada lapisan mesoderm.
A. Arteri
25 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Katup hanya pada permulaan keluar dari jantung
5. Menunjukkan adanya tempat untuk
mendengarkan denyut jantung
6. Pembuluh darah arteri yang terbesar adalah
Aorta ( yang keluar dari ventrikel sinistra) dan
arteri pulmonalis (yang keluar dari ventrikel
dekstra).
7. Cabang dari arteri disebut Arteriola yang
selanjutnya menjadi kapiler.
B. Vena
26 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar
denyut jantung.
C. Kapiler
27 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
D. Lapisan pembuluh darah
28 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Perbedaan Arteri dan Vena
Fungsi Sirkulasi
29 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
1. Arteri
2. Arteriola
30 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Kapiler
4. Venula
Darah
31 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Fungsi
1. Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem
pencernaan ke seluruh sel tubuh.
2. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme (misalnya:
CO2) dari seluruh sel tubuh ke organ-organ
ekskresi (misalnya: paru-paru)
4. Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke
organ sasaran
5. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
6. Mempertahankan tubuh dari serangan
mikroorganisme / zat asing lain, yang dijalankan
oleh sel-sel darah putih (leukosit).
7. Memelihara suhu tubuh.
32 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Eritrosit
33 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Pada periode stress hematopoietik tubuh dapat
melakukan reaktivasi pada limpa, hepar dan sumsum
berisi lemak untuk memproduksi sel darah, keadaan ini
disebut sebagai hematopoiesis ekstramedular
34 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
adenosin dan katekolamin melalui sistem β-adrenergik.
Namun perangsangannya relatif singkat dan tidak
signifikan dibandingkan keadaan hipoksia.
35 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
progresif seiring dengan penambahan hemoglobin
dalam sel tersebut.
Komponen Darah
1. Plasma Darah
2. Sel Darah :
c) Trombosit
36 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
1. Plasma Darah
37 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
a) Eritrosit
Produksi Eritrosit
38 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Pemecahan Hb menghasilkan Bilirubin dan Besi.
Hemoglobin
39 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
terbentuk coproporhyrinogen III, kemudian substrat
akan masuk kembali kedalam mitokondria untuk
menyelesaikan serangkaian reaksi pembentukan heme
yaitu penambahan besi ferro ke cincin protoporphyrin.
b) Leukosit
40 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Jenis leukosit
41 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Limposit B dan T dihasilkan dari jaringan RES
dan kelenjar limfe Limfosit T fungsinya membunuh sel
secara langsung dengan mengeluarkan limfokin Limfosit
B menghasilkan antibodi
c) Trombosit
42 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Konstriksi pembuluh darah terjadi seketika
apabila pembuluh darah mengalami cedera akibat
trauma. Prosesnya itu terjadi akibat spasme miogenik
lokal pembuluh darah, faktor autakoid lokal yang berasal
dari jaringan yang mengalami trauma, kemudian akibat
refleks saraf terutama saraf-saraf nyeri di sekitar area
trauma. Selain itu konstriksi juga terjadi karena
trombosit yang pecah melepaskan vasokonstriktor
bernama tromboksanA2 pada sekitar area trauma tsb,
sehingga pembluh darahnya berkonstriksi.
43 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
membrannya akan berkontraksi dengan kuat sehingga
lepaslah granula-granula yang mengandung faktor
pembekuan aktif, diantaranya ADP dan tromboksan A2
tadi. Secara umum, proses ini disebut dengan adhesi
trombosit.
44 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Faktor pembekuan :
a) Faktor ekstrinsik
45 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
b) Faktor intrinsik
46 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
SEL DAN DIFFERENSIASI
SEL
Bagian Sel
1. Membran Plasma :
A. Membran plasma memisahkan antara sel
bagian dalam dengan bagian luar sel.
B. Selektif permeabel, menyeleksi molekul
molekul apa saja yang boleh masuk ke
dalam sel.
C. Membran plasma berfungsi dalam
komunikasi antar sel.
2. Sitoplasma :
47 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
A. Sitoplasma merupakan semua cairan
atau plasma yang berada di dalam
membran plasma dan di luar nucleus.
B. Kompartemen sitoplasma
mempunyai dua komponen :
Sitosol :
cairan sitoplasma terdiri dari air,
zat terlarut, partikel tersuspensi.
Organela:
Sitoskeleton, ribosom, retikulum
endoplasma, kompleks golgi,
lisosom, peroksisom dan
mitokondria
48 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Nucleus
A. Organela besar yang terdapat DNA yang
akan berkorelasi dengan protein.
B. Terdapat kromosom sebagai material
genetik.
1. MEMBRAN PLASMA
Basic struktur :
49 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Membran protein
50 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
FUNGSI MEMBRAN PROTEIN
Permebilitas Membran
Proses pasif
Proses aktif
51 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
52 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
2. SITOPLASMA
o Kontraksi otot
o Pembelahan sel
o Migrasi sel
53 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Mikrotubulus: mempertahankan bentuk sel saat
pergerakan organela.
Organella
o Centrosome
o Cilia dan flagella
o Ribosom
o Retikulum endoplasma
o Kompleks golgi
o Lisosom
o Peroksisom
o Mitokondria
o Proteasom
54 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ribosom
Retikulum Endoplasma
RE kasar :
RE halus :
Fungsi Lisosom
55 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Melakukan autophagy untuk organela yang
sudah aus.
Melakukan autolysis :
Peroksisom
56 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Proteasom
Mitokondria
3. NUKLEUS
57 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Total informasi genetik yang dibawa oleh sel dan
organisme disebut sebagai genom.
Sintesis protein
58 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
o Transkripsi, adalah informasi yang dikodekan di
wilayah tertentu oleh DNA (dicopy) untuk
menghasilkan beberapa molekul RNA.
o Translasi, RNA diterjemahkan membentuk
protein yang baru.
TRANSKRIPSI
59 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
RNA yang dihasilkan dari proses transkripsi ada
3, yaitu:
60 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
61 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
TRANSLASI
-
Translasi pada mRNA dimulai pada kodon
pertama atau kodon inisiasi translasi berupa
ATG pada DNA atau AUG pada RNA.
-
Penerjemahan terjadi dari urutan basa
molekul (yang juga menyusun kodon-kodon
setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam
urutan asam amino polipeptida.
-
Banyak asam amino yang dapat disandikan
oleh lebih dari satu kodon.
62 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
-
Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom,
partikel kompleks yang memfasilitasi
perangkaian secara teratur asam amino
menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang
akan dirangkaikan dengan asam amino
lainnya dibawa oleh tRNA.
-
Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA
yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-
ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom
akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah
3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaikan
asam-asam amino.
-
Proses penyelesaian ditandai dengan
bertemunya ribosom dengan kodon akhir
pada mRNA.
Pembelahan Sel
63 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
sitokinesis yang memproduksi sel identik
dengan jumlah yang sama dan identic
64 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
- Pada saat sel direproduksi, sel tersebut harus
direplikasi. Pembelahan sel somatik akan dan
menggantikan sel yang baru pada saat
pertumbuhan sel.
SIKLUS SEL
65 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Interfase
o Bertujuan untuk
menghasilkan segala
sesuatu didalam sel
menjadi 2 kali lipat untuk
keperluan pembelahan sel.
o Fase G2
Mitosis
66 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Profase => Metafase => Anafase =>
Telofase
67 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Kontrol Sel
68 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
(I)
(II)
69 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Meiosis
70 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Aging dan Sel
71 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Beberapa efek dari kerusakan oksidatif adalah
kulit keriput, nyeri sendi dan pengerasan arteri.
72 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
KONSEP DASAR DARI PATOLOGI
DAN PATOFISIOLOGI
Gambaran
73 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
A. PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
74 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
B. CELL INJURY ( CEDERA SEL ) DAN
PERBAIKAN
C. VIRUS
75 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
2. HIV (Human Immunodeficiency Virus): virus yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome).
D. BAKTERI
76 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
utama tetapi sekarang dikendalikan dengan baik
melalui imunisasi.
E. FUNGI (JAMUR)
77 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
burung. Tingkat keparahan sangat bervariasi,
dengan paru-paru situs infeksi yang paling
umum.
F. PARASIT
78 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
G. SIKLUS PENULARAN PENYAKIT
H. PENULARAN PENYAKIT
79 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
I. METODE PENULARAN
80 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
K. METODE PENULARAN SECARA TIDAK
LANGSUNG
L. PORTAL KELUAR
1. Respirasi (pernafasan)
2. Genitourinary (genitourinari)
3. Alimentary (makanan)
81 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Skin (kulit)
5. Transplacental (transplansental)
M. RESPIRASI
N. GENITOURINARI
82 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
O. ALIMENTARY (MAKANAN)
P. SKIN (KULIT)
83 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Keluarnya perkutan terjadi melalui gigitan
nyamuk (malaria, virus West Nile) atau
melalui penggunaan jarum (hepatitis B dan C,
HIV).
Q. TRANPLASENTAL
84 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PERAN PERAWAT DALAM TES
DIAGNOSTIK
Oleh :Arianti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB
B. Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mendeteksi,
mengkonfirmasi, atau mengesampingkan adanya
penyakit atau kondisi medis. Mereka dapat
digunakan untuk skrining untuk kondisi tertentu
pada orang yang berada pada peningkatan risiko;
85 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
untuk mengevaluasi efek pengobatan; atau untuk
memonitor perkembangan penyakit.
dilakukan setelah seseorang dinyatakan positif
pada test skrining untuk menegakkan diagnsosis
seseca llebih pasti (definitif).
Sebuah prosedur diagnostik adalah pemeriksaan
untuk mengidentifikasi daerah spesifik individu
yaitu kelemehan dan kekuatan dalam rangka
menentukan kondisi penyakit seseorang.
Tes diagnostik terdiri dari prosedur seperti
bloodwork, X-Ray, CT scan, dan tes lainnya yang
digunakan untuk membantu dokter
mendiagnosis kondisi medis.
Semua tes harus diperintahkan oleh dokter
untuk menjawab pertanyaan tertentu.
86 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Memberikan informasi prognostik pada pasien
dengan penyakit yang terbentuk. Misalnya,
jumlah CD4 pada pasien dengan HIV.
Memonitor terapi dengan baik manfaat atau efek
samping. Misalnya, mengukur rasio normalisasi
internasional (INR) pada pasien yang mengambil
warfarin.
Sebuah tes dapat dilakukan untuk
mengkonfirmasi bahwa seseorang bebas dari
penyakit. Misalnya, tes kehamilan untuk
mengecualikan diagnosis kehamilan ektopik.
87 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
D. Uji Laboratorium
Periksa sampel darah, urin, atau jaringan tubuh, dan
dokter menganalisis sampel untuk melihat apakah
hasilnya jatuh dalam kisaran normal.
88 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
tanda dan gejala muncul yang sebenarnya dapat
diketahui kalau kita melakukan skrining
contoh test skrining adalah:
a. Pap’s smear dan IVA untuk kanker serviks.
b. Pemeriksaan gula darah puasa untuk diabetes.
c. Tekanan okular untuk glaukoma.
d. Darah dalam feses untuk kanker kolon.
e. Mamografi untuk kanker payudara.
89 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
90 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
91 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
H. Peran Perawat
Perintah tes diagnostik dari dokter
Memberi tahu pasien
Kebutuhan pasien, prosedur, diskusi
Mempersiapkan Tes Dtagnostik, yaitu :
Obat.
Makanan/minuman
Persediaan
Tes Diagnostik
Hasil Tes Diagnostik
Membandingkan hasil tes sebelumnya dan saat
ini
Memodifikasi intervensi Keperawatan
Laporkan hasilnya kepada anggota tim kesehatan
yang sesuai
92 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
J. Proses Diagnostik
93 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Proses diagnostik terjadi dalam sistem kerja yang terdiri
dari anggota tim diagnostik, tugas, teknologi dan alat,
faktor organisasi, lingkungan fisik, dan lingkungan
eksternal (Carayon et al., 2006, 2014; Smith dan
Sainfort, 1989):
94 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
K. Tes Diagnostik
1. Invasif
Contoh : Darah sampel, kolonoskopi,
biopsy, …
2. Non Invasif
Contoh : Elektrokardiogram, USG, ...
L. Aturan Umum
Verifikasi pesanan dokter untuk tes diagnostik
tertentu
Verifikasi dan validasi identitas klien
menggunakan setidaknya dua pengidentifikasi
unik
Menyediakan klien dan/atau orang lain yang
signifikan dengan penjelasan tentang tes
95 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
diagnostik, tujuan dari tes diagnostik dan
prosedur yang akan diikuti untuk tes diagnostik
spesifik (mis: NPO setelah tengah malam)
Verifikasi persetujuan klien untuk tes diagnostik,
seperti yang ditunjukkan
Kepatuhan yang tepat terhadap tindakan
pencegahan Universal, asepsis medis atau bedah
seperti yang ditunjukkan oleh jenis tes diagnostic
Pencucian tangan yang tepat sebelum dan
sesudah setiap pengumpulan spesimen dan/atau
pemeriksaan diagnostik di samping tempat tidur
Pelabelan yang tepat, lengkap dan akurat dari
semua spesimen yang diperoleh oleh perawat di
samping tempat tidur yang minimal termasuk
nama lengkap klien, tanggal dan waktu
pengumpulan specimen
Pelestarian yang tepat dan transportasi dari
spesimen ke laboratorium secara tepat waktu
bersama dengan permintaan laboratorium yang
tepat
Penggunaan wadah yang tepat atau kontainer
untuk spesimen tertentu yang mengandung
bahan pengawet, kimia atau antikoagulan yang
diperlukan
Pembuangan yang tepat dari semua
perlengkapan dan peralatan yang digunakan
untuk tes diagnostic
96 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
97 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
98 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
99 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENGGOLONGAN OBAT
Oleh : Sri Tasminatun,M.Si.,Apt
100 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
b. Obat palsu : Obat yang diproduksi oleh yang tidak
berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, obat yang tidak terdaftar, dan obat yang
kadar zat berkhasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari
basis kadar yang ditetapkan.
Bahan obat
Mekanisme Kerja obat /kelas terapi
Bentuk sediaan dan rute penggunaannya
Keamanan kehamilan
Efek yang Ditimbulkan
Menurut undang-undang
101 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Obat
Sintetik / tradisiona
kimia l
Obat Jamu Obat Herbal
Obat Bermerek Terstandar
Generik Dagang empiric
obat dengan
based
nama resmi
yang obat scientifi
ditetapkan mengguna c based
dalam kan nama
Farmakope milik
Indonesia produsen
untuk zat obat yang
bersangkut
berkhasiat an
yang
dikandungny
a
102 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENGGOLONGAN OBAT BERDASAR BENTUK
OBAT DAN RUTE PENGGUNAANNYA :
Pertimbangan pemilihan :
Efek yang diinginkan
Sifat obat
Kondisi pasien
Harga
Transdermal
Supositoria
Topikal / Kulit
103 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Prinsip 12 Benar Pemberian Obat :
1. Benar Pasien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
104 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
8. Hak Klien Untuk Menolak
9. Benar Pengkajian
RUTE
Padat
◦ Pil
105 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Serbuk
Cair
◦ Eliksir
dalam obat :
1 sendok teh = 5 ml
1 sendok makan = 15 ml
106 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Larutan zat aktif terlarut, tdk perlu di kocok
◦ Sirup antasida
Rute Enteral :
Keuntungan
◦ Murah
◦ Mudah digunakan
◦ aman
Kekurangan
107 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Transdermal :
Obat transdermal tersimpan dalam patch
Keuntungan
Mudah digunakan
Aman
Kekurangan
Parenteral :
Keuntungan
108 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Keuntungan
Intradermal :
Efek lokal
Subkutan (SK)
Efek sistemik
Intramuskular (IM)
Efek sistemik
109 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Dipakai untuk obat yang mengiritasi, suspensi
dalam air dan emulsi
Intravena (IV)
Efek sistemik, berefek segera
110 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Inhalasi :
Pemberian obat melalui saluran pernafasan
111 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Instilasi :
Obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes
dalam bentuk tetes mata, salep mata, tetes
telinga
Supositoria :
ada 2 jenis pembawa :
Rektal
Vaginal
112 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Keuntungan :
Kekurangan :
Relatif mahal
Kulit/ topikal
Padat
cair
semi padat
Obat Narkotika
113 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Obat Bebas :
Lingkaran hijau
114 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Contoh : obat anti mabuk (antimo), obat flu
(procold), obat kutu air (daktarin), paramex,
utltraflu.
No. 6355/Dir.Jend./SK/1969
Obat Keras :
115 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
•Daftar G (Govaarlijk)
Tujuannya :
SK Menkes
No. 347/MenKes/SK/VII/1990
116 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
CONTOH OWA :
KONTRASEPSI ORAL 1 SIKLUS
Obat Psikotropika
Diazepam, Alprazolam
Obat narkotika
117 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Anti emetik / anti muntah :
domperidon, dimenhidrinat,
◦ Dekongestan : PPA/phenilpropanolamin
◦ Ekspektoran : Guafenesin
◦ Mukolitik : ambroksol
118 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
obat-obat yang bekerja pada sistem metabolisme
: obat diabetika oral, Insulin, preparat tiroid, anti
tiroid, obat antihiperlipidemia, antiobesitas, obat
metabolisme tulang
Obat kumur
Throches :
Pada SP mengandung
dequalinium Cl yang merupakan
suatu antiseptik untuk bakteri
dan jamur.
119 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Yangg FG mengandung
fradiomycin dan gramicidin
dua bahan aktif untuk bakteri
gram positif dan gram negatif.
Antibiotik
Menurut BPOM, antibiotik merupakan suatu zat
yang dihasilkan oleh mikroba untuk
menghambat pertumbuhan dan membasmi
mikroba jenis lain. Saat ini alami, semisintesis
atau sintesis.
Penggolongan Antibiotik :
Sefalosporin : cefotaxime Na
Kuinolon : ciprofloxacin
Penggolongan antibiotic :
Kloramphenikol : khloramphenicol, thiamfenicol
◦ Antituberkulosis rifampisin,
pirazinamide, isoniazid /INH,
120 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Sulfonamide
◦ Klindamisin
◦ metronidazole
◦ Digoksin
121 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Keracunan pestisida organofosfat
atropin sulfat
Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita
hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi
malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
Misalnya asam folat, zink
122 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Kategori B
: Studi pada sistem reproduksi binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap
wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi
terhadap reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping obat
(selain penurunan fertilitas) yang tidak
diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita
hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai
resiko pada trimester berikutnya). Contoh
: acarbose, acyclovir, amiloride, amoxicillin,
ampicillin, azithromycine, bisacodyl.
Kategori C
: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau efek samping lainnya) dan
belum ada studi terkontrol pada wanita, atau
studi terhadap wanita dan binatang percobaan
tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat
diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi
besarnya resiko yang mungkin timbul pada janin.
Contoh : allopurinol, aminophylin.
Kategori D
obat-obat yang terbukti menyebabkan
meningkatnya kejadian malformasi janin pada
manusia atau menyebabkan kerusakan janin
yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik
kembali).
123 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai
efek farmakologik yang merugikan terhadap
janin. Misalnya: , fenitoin.
Kategori X
obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah
yang telah terbukti mempunyai risiko tinggi
terjadinya pengaruh buruk yang menetap
(irreversibel) pada janin jika diminum pada masa
kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan
kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Sebagai contoh adalah isotretionin dan
dietilstilbestrol.
124 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
INDIKASI, KONTRA INDIKASI DAN
EFEK SAMPING OBAT
Oleh : Sri Tasminatun, M.Si.,Apt
LO :
o Mahasiswa mampu menjelaskan definisi
indikasi dan kontra indikasi
o Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan
tipe-tipe efek samping obat yang sering terjadi
dalam klinik
o Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor
yang mendukung terjadinya efek samping obat
o Mhs dapat menjelaskan upaya pencegahan dan
tata laksana efek samping obat
OBAT?
o Menurut Kep. MenKes RI No.
193/Kab/B.VII/71
“Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan
manusia”.
125 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam
pemakaian obat :
1. Efektivitas
3. Mutu
4. Rasional
5. Harga
Sediaan obat
Setiap sediaan obat mempunyai senyawa aktif
126 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
MENURUT KBBI
Indikasi
Kontra Indikasi :
127 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Untuk obat :
EFEK SAMPING
Tiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan, yang terjadi pada dosis yang
digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi
PARASETAMOL (ASETAMINOFEN)
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
128 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Efek Samping:
129 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
EFEK SAMPING OBAT
5% dari pasien RS
Kematian
130 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Adverse drug reaction (reaksi obat yang
merugikan) / ESO
TIPE A TIPE B
Tergantung dosis T
Dapat diperkirakan T
Insidensi dan morbiditasnya tinggi I
Mortalitasnya rendah r
Treatment dosis disesuaikan M
T
KASUS
TIPE A TIPE B
hemoragi agranulosit
(Antikoagu osis
lan) (dipiron,
gastritis fenilbutazo
(AINS) n)
mulut anemia
kering dan aplastika
konstipasi (kloramfeni
(atropin) kol)
hemolisis
mengantu (primakuin
k (CTM, )
difenhidra Reaksi
min) alergi
hipotensi
(propranol
ol)
131 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Efek samping yang dapat di perkirakan
Reaksi alergi
Reaksi idiosinkratik
Efek teratogenik
132 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Iritasi lambung oleh NSAIDs
Reaksi idiosinkratik
Obat-obat imunosupresi
dapat memacu terjadinya
tumor limfoid
Preparat Fe intamuskuler
dapat menyebabkan
sarkoma pada tempat
penyuntikan
Obat
133 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Intrinsik obat (sifat dan potensial
obat), dosis, frekuensi dan cara
penggunaan, interaksi
Kondisi Fisiologis
tua sekali (jompo)
hamil
menyusui
Malnutrisi
134 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
135 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
136 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Pada penderita malnutrisi, albuminnya rendah ikatan
proteinnya rendah sehingga obat bebas lebih banyak
aminogliycosida (streptomisin,
kanamisin dsb.
menyebabkan ototoksik)
digoxin intoxication
gastritis
asma bronkial
137 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Genetik
Adanya variasi genetik (polimorfisme) variasi
enzim metabolisme
o asetilator lambat
Reaksi hipersensitifitas
o Faktor obat
o Faktor penderita
o Faktor penyakit
o Faktor lingkungan
138 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
139 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Gambaran klinis alergi obat
Manifestasi sistemik
Anafilaksi
Serum sickness
Demam obat
Kelainan hematologi
Kelainan paru
Kelainan hepar
Kelainan renal
Kelainan neurologik
Manifestasi dermatologic
Erupsi makular /makulopapular, Erupsi obat
makulopapular merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe IV (lambat)
Fotoalergi
Erupsi fikstum
140 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
URTIKARIA
SINONIM
Biduran
DEFINISI
Kemerahan,
Dermatologik
141 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Steven Johnson syndrome
142 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENATALAKSANAAN
Menghentikan semua obat yang dicurigai
Pencegahan
Hindari obat-obat yang paling sering
menyebabkan reaksi alergi
143 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Monitoring ESO
Tujuan :
144 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ketua
Sofhia Sekar
Wakil Ketua
Sultan Muhammad
Sekretaris Bendahara
Iqbal
145 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
146 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
Pasal 2 :
Ketentuan Pidana
Pasal 27 :
147 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2