Anda di halaman 1dari 147

BLOK 3

ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

- PSPN 2019

1|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan pembuatan buku. Namun sebagai
manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata
bahasa.

Kami menyadari tanpa arahan dari dosen


pembimbing serta masukan – masukan dari berbagai
pihak tidak mungkin kami bisa menyelesaikan buku
NISC Blok 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2. Untuk itu
penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat, sehingga kami bisa
menyelesaikan Buku Blok IDK 2 ini.

Demikian semoga karya tulis ini dapat


bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
pada umumnya.

Yogyakarta, 25 Desember 2019

Penyusun

2|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Doa Belajar 5

Gizi Dalam Keperawatan I 6

Gizi Dalam Keperawatan II 42

Sumsum Tulang Belakang dan Reflek 78

Sistem Saraf Otonom 93

Sistem Pencernaan 107

Sistem Respirasi 129

Sistem Cardiovaskular 149

Sistem Muscular 175

Konsep Genetik 195

The Urinary Sistem 226

Sistem Limfatik 245

Sistem Reproduksi 261

Homeostatis 271

Struktur NISC 288

3|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


Doa Setelah Belajar 289
Pasal Hak Cipta 290

4|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


5|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2
MEKANISME KONTROL
HOMEOSTASIS ALAM SEL YANG
CEDERA
Oleh : Syahruramdhani, S. Kep., Ns., MSN., M. Sc

A. Penyebab cedera cell


 Penyebab cedera sel adalah sel yang parah mulai
dari kekerasan fisik yang parah pada kecelakaan
mobil hingga ketidaknormalan internal yang
tidak tertera, seperti mutasi gen, tidak memiliki
enzim yang merusak fungsi metabolisme yang
normal.
 Rangsangan yang paling bahaya dapat
dikelompokan dalam kategori yang besar.

6|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


B. Penyebab cell injury (kerusakan sel)
1. Hipoksia
2. Agen fisik
3. Bahan kimia dan obat obatan
4. Agen Infeksi
5. Reaksi immunologi
6. Kelainan gen
7. Ketidakseimbangan gizi

1. Hipoksia
Hipoksia adalah defisiensi oksigen, yang
menyebabkan cedera cell dengan mengurangi reaksi
aerob. Penyebab hipoksia adalah :
 Penurunan aliran darah (iskemik)
 Oksigen yang ada tidak memadai karena
kegagalan cardiorepiratory
 Kemampuan membawa oksigen dari darah
berkurang, terjadi anemia dan karbon, keracunan
monoksida atau setelah kehilangan darah yang
banyak.
 Hipoksia adalah penyebab umum yang sangat
penting dalam cedera sel dan kematian sel.
 Pada tingkat keparahan keadaan hipoksia, sel
dapat menyesuaikan diri, mengalami cedera, atau
mati.
 Misalnya, jika sebuah arteri menyempit, jaringan
yang disediakan akan menyusut (atrofi),
sedangkan hipoksia yang lebih parah dan tiba-tiba
menyebabkan cedera dan kematian sel.

7|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


2. Agen Fisik
 Agen yang menyebabkan cedera sel
 Misalnya : trauma mekanis, suhu yang ekstrim,
perubahan mendadak dalam tekanan atmosfir,
radiasi, dan sengatan listrik.

3. Bahan Kimia dan Narkoba


 Bahan kimia sederhana seperti glukosa atau garam
dalam konsentrasi hipertonik dapat menyebabkan
cedera sel secara langsung atau dengan
mengacaukan keseimbangan elektrolit pada sel.
 Bahkan oksigen pada konsentrasi tinggi beracun.
 Sejumlah racun, seperti : arsenik, sianida, atau
garam lunak, itu bisa merusak cukup banyak sel
dalam beberapa menit atau jam sehingga bisa
menyebabkan kematian.
 Senyawa lain yang berada disekitar kita selama
sehari hari seperti : polutan lingkungan dan udara,
insektisida, dan herbisida, bahaya industri dan
pekerjaan.

8|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


4. Agen Infeksi

 Agen infeksi dapat berupa virus maupun bakteri

5. Reaksi Imunologi
 Sistem kekebalan memiliki fungsi yang sangat
penting untuk melindungi diri dari patogen yang
dapat menular, tetapi reaksi kekebalan juga dapat
menyebabkan cedera sel.
 Reaksi yang merugikan diri sendiri.
 Reaksi kekebalan tubuh terhadap banyak unsur di
luar tubuh, seperti mikroba dan bahan bahan dari
lingkungan, juga merupakan penyebab penting
cedera sel dan jaringan.

9|BLOK 3 Ilmu Dasar Keperawatan 2


10 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
KELAINAN GENETIK
Oleh : Dr. Drh. Tri Wulandari, M.Kes

 Kelainan genetik dapat menyebabkan cedera sel


karena kekurangan protein fungsional, seperti
kelainan enzim bawaan di metabolisme atau
akumulasi DNA rusak atau protein yang gagal
melipat, saat semua sel pemicu mati saat
diperbaiki.
 Variasi genetik juga bisa mempengaruhi
kerentanan sel untuk rusak oleh bahan kimia
dan pengaruh lingkungan yang lain
 Sesuai yang telah dijelaskan kelainan genetik
dapat menyebabkan :
 Kelainan parah sebagai kelainan bawaan terkait
dengan Down syndrome disebabkan oleh anomali
kromosom atau
 Menurunnya masa hidup sel darah merah yang
disebabkan oleh satu pergantian asam amino di
dalam hemoglobin pada sel sabit anemia

11 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Nutrisi tidak Seimbang
 Nutrisi tidak seimbang terus menjadi penyebab
besar kerusakan sel. Kekurangan protein kalori
menyebabkan jumlah kematian yang
mengerikan, terutama diantara golongan tidak
mampu
 Kekurangan vitamin spesifik ditemukan di
seluruh dunia. Masalah nutrisi dapat dipaksakan
sendiri, seperti dalam anorexia nervosa
(kelaparan yang disebabkan oelh diri sendiri)
 Ironisnya, kelebihan nutrisi mnjadi penyebab
penting dari kerusakan sel.
 Kelebihan kolestrol predisposisi ke
arterosklerosis
 Obesitas terkait dengan peningkatan insidensi
beberapa penyakit, seperti diabetes dan kanker
Mekanisme Kontrol Homeostasis
 Homeostasis di dalam tubuh manusia terus
menerus diganggu
 Beberapa gangguan dari lingkungan luar dalam
bentuk fisik seperti panas yang hebat dari musim
panas atau kurangnya oksigen sepanjang dua
mil.
 Gangguan yang lain yaitu dari dalam, seperti
gula darah yang terlalu rendah ketika tidak
sarapan.

12 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem tubuh Mempertahank Homeostasis
an

Penting
Memperbaiki untuk
kelangsun
gan hidup
Sel

Gambar 1-6.hubungan antara sel, sistem tubuh dan


homeostasis. Homeostasis sangat penting untuk
kelangsungan hidup sel, sistem tubuh mempertahankan
homeostasis dan sel memperbaiki sistem tubuh.
Hubungan ini menyajikan fondasi dari fisiologi modern.

 Untungnya, tubuh memiliki banyak sistem


regulasi yang biasanya dapat membawa keadaan
dalam tubuh kembali seperti semula.
 Paling sering, sistem saraf dan sistem endokrin,
bekerja sama atau bekerja sendiri, menyediakan
langkah langkah perbaikan yang dibutuhkan.
 Sistem kontrol homeostatic adalah jaringan
yang saling terhubung secara fungsional
terhadap komponen tubuh yang bekerja untuk
mempertahankan faktor yang diberikan di
lingkungan internal yang relatif konstan sekitar
level optimal.

13 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Untuk mempertahankan homeostasis,
sistem kontrol harus sanggup untuk :
 (1) mendeteksi penyimpangan dari normal dalam
faktor lingkungan internal yang perlu dilakukan
dalam batas waktu yang sempit.
 (2) mengintegrasikan informasi ini dengan
informasi relevan lainnya
 (3) membuat sesuai pengaturan dalam aktivitas
bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk
memulihkan faktor menjadi nilai yang
diinginkan.

14 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik

Tiga komponen dasar dari sistem umpan balik adalah


reseptor, pusat kontrol, dan effektor

Beberapa stimulus
mengganggu homeostasis
dengan meningkatkan
atau mengurangi

Kondisi yang
terkontrol yang
dipantau oleh
Ada yang kembali ke
Reseptor yang homeostasis ketika
mengirim impuls respon membawa
saraf ke dalam kondisi yang
terkontrol kembali
Pusat Kontrol normal
Yang menerima impuls
saraf dari reseptor dan
impuls saraf keluar
menuju

Efektor yang
membawa perubahan

Respon bahwa Penurunan detak


mengubah kondisi jantung
yang terkontrol menurunkan
tersebut tekanan darah

15 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik

Apabila respon melawan stimulus , sistem beroperasi


dengan umpan balik yang negatif

Beberapa stimulus
mengganggu homeostasis
dengan meningkatkan

Tekanan darah
Kembali ke
homeostatis ketika
Reseptor respon membawa
tekanan darah
Baroreseptor dalam kembali normal
pembuluh darah
tertentu mengirim
impuls saraf ke
dalam

Pusat Kontrol
Otak menafsirkan
untuk memasukkan
dan mengeluarkan Efektor
impuls saraf
Jantung dan
Pembuluh darah

16 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Sistem Umpan Balik

Apabila respon meningkat atau stimulus menjadi lebih


intensif, sistem beroperasi dengan umpan balik yang
positif
Kontraksi dinding uterus
mendorong kepala atau
tubuh bayi menuju serviks.

Serviks membuka lebih


lebar karena kelenturan
meningkat
Reseptor

Sensivitas pembukaan
sel saraf dalam serviks
mengirim impuls saraf Umpan Balik Postif
: meningkatkan
kelenturan serviks
Pusat Kontrol
karena melepaskan
Otak menafsirkan untuk lebih banyak
memasukkan dan oxytocin, yang
mengeluarkan oxytocin menghasilkan
serviks yang lebih
lentur.
Efektor

Otot dalam dinding uterus Gangguan dri siklus :


berkontraksi lebih kuat kelahiran bayi
mengurangi kelenturan
Tubuh bayi membuat serviks, sehingga
serviks lebih terbuka memecah siklus umpan
lagi balik positif

17 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ketidakseimbangan Homeostatic

 Selama tubuh mengontrol kondisi tetap dalam


batas, sel tubuh berfungsi secara efisien,
homeostasis dipertahankan dan tubuh tetap
sehat
 Apabila ketidakseimbangan homeostatic
menjadi medium, penyakit bisa terjadi bahkan
dapat menyebabkan kematian.
 Kelainan merupakan struktur atau fungsi yang
tidak normal. Sedangkan penyakit lebih spesifik
dikenali sesuai tanda tanda atau gejala suatu
penyakit tersebut.

Proses homeostasis fisiologis


 4 cara yaitu pengaturan diri, kompensasi, umpan
balik negatif dan umpan balik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan fisiologis :

1. Pengaturan Diri
Pengaturan diri adalah salah satu cara menjaga
kondisi homeostasis dalam tubuh organisme. Sel,
jaringan, organ dan sistem organ setiap hari
bekerja untuk menjaga kondisi tubuh tetap
stabil. Inilah yang disebut dengan pengaturan diri
atau self regulation. Pengaturan diri terjadi secara
otomatis pada tubuh manusia normal dan sehat.

18 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Contoh yang paling mudah adalah proses
pengaturan fungsi organ tubuh.
Beberapa contoh mekanisme pengaturan diri
yang dilakukan oleh manusia antara lain:
Cara kerja jantung
Cara kerja paru paru
Mekanisme kerja otot
Mekanisme pernafasan perut
Mekanisme peredaran darah pada manusia

2. Kompensasi
Kompensasi merupakan reaksi tubuh terhadap
ketidaknormalan yang terjadi didalamnya.
Dengan adanya proses kompensasi, ketidak
stabilan yang terjadi didalam tubuh dapat segera
diatasi. Contoh kompensasi didalam tubuh
antara lain:
Tubuh akan merasakan sakit saat ada bagian
tubuh yang terluka
Merasakan haus saat tubuh kekurangan cairan
Merasakan lapar saat tubuh kekurangan energi
Tubuh menggigil saat suhu lingkungan menurun
Tubuh mengeluarkan keringat saat suhu
meningkat
Semua reaksi kompensasi akan membantu
mengidentifikasi ketidaknormalan apa yang
terjadi didalam tubuh. Apabila masalah dalam

19 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
tubuh dapat diidentifikasi dengan cepat maka
gangguan fungsi organ tubuh dapat dihindari,
seperti gangguan fungsi hati manusia atau fungsi
paru paru.

3. Umpan Balik Negatif (negative


feedback)

Umpan balik negatif atau negative feedback


bersifat mengembalikan tingkat keseimbangan
didalam tubuh. Umpn balik negatif juga bersifat
mengurangi efek dari penyimpangan yang terjadi.
Contoh umpan balik negatif tubuh yaitu
pengaturan tingkat kadar gula darah yang
dilakukan oleh fungsi pankreas. Saat kadar gula
darah meningkat, kelenjar pankreas akan
mensekresikan hormon insulin untuk
menyeimbangkannya. Sebaliknya, saat kadar
gula menurun, kelenjar pankreas akan
mensekresikan hormon glukagon. Hal ini terjadi
terus menerus sehingga kadar gula darah dalm
tubuh berada dalam kondisi konstan.

20 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Umpan Balik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan fisiologis
Berbeda dengan umpan balik negatif, umpan
balik ini justru bersifat meningkatkan reaksi dari
suatu rangsangan. Dalam ilmu fisiologi manusia,
umpan balik ini juga dibutuhkan untuk menjaga
kondisi homeostasis tubuh. Contohnya:
Peningkatan kontraksi saat proses melahirkan –
saat kontraksi pertama terjadi, hormon oksitosin
yang dihasilkan oleh tubuh merangsang
hipotalamus untuk memproduksi hormon
oksitosin yang lebih banyak. Hal ini
menyebabkan peningkatan amplitude dan
frekuensi dari kontraksi.
Proses penggumpalan darah – Saat tubuh terluka
dan mengeluarkan darah, jaringan akan
mengirimkan sinyal kimia yang mengaktifkan
fungsi fibrinogen dalam plasma darah. Ini akan
merangsang pengaktifan fibrinogen disekitar luka
sehingga darah mulai menggumpal. Apabila
proses ini tidak terjadi, tubuh dapat kehilangan
banyak darah dan kehilangan kondisi
homeostasisnya.
Penambahan jumlah ASI – Proses menyusui akan
merangsang saraf saraf disekitarnya.
Rangsangan ini diteruskan melalui sumsum
tulang belakang dan menuju ke bagian bagian

21 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
otak manusia khususnya hipotalamus.
Hipotalamus kemudian merangsang kelenjar
pituitari memproduksi lebih banyak prolactin.
Akibatnya kelenjar mamae sebagai ciri ciri
mamalia memproduksi lebih banyak susu.
Penambahan jumlah hormon estrogen yang
menyebabkan terjadiny ovulasi

Ketidakseimbangan Homeostasis Fisiologis

Diabetes – penyakit ini terjadi karena


ketidakmampuan tubuh dalam menjaga kadar
gula darah dalam tubuh. Regulasi kadar gula
darah diatur oleh sekresi hormon insulin dan
glukagon dari kelenjar pankreas. Namun dalam
kasus penderita diabetes, ada gangguan dalam
sekresi insulin, kerusakan pankreas atau
produksi insulin yang sangat sedikit.
Hipertensi – penyakit ini disebabkan oleh banyak
hal, seperti obesitas, kadar kolesterol tinggi, atau
penyempitan pembuluh darah sebagai salah satu
alat peredaran darah manusia secara terus
menerus. Penyempitan dan pelebaran pembuluh
darah diatur oleh sistem endokrin tubuh
berdasarkan rangsang.

22 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Hiperkoagulasi – hiperkoagulasi adalah penyakit
yang disebabkan oleh konsentrasi darah terlalu
tinggi. Akibatnya darah mudah menggumpal.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal seperti
merokok, penggunaan obat obatan, kanker dan
sebagainya. Dalam tahap kecil, tubuh dapat
menjaga konsentrasi cairan dalam darah. Namun
apabila kondisi ini terjadi secara terus menerus,
terjadilah ketidakseimbangan homeostasis tubuh

23 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
HEMATOLOGI

Oleh : Arif Wahyu Setyo Budi, Ns., M.Kep

Definisi Hematologi

Hematologi adalah suatu cabang ilmu yang


mempelajari jaringan pembentuk darah (bloodforming
tissues) dan komponen-komponen darah (circulating
blood components) yang terdapat dalam sirkulasi darah.
Hematologi juga merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan
penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel
darah, serta sumsum tulang.

24 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Hematopoiesis adalah proses pembentukan atau
perkembangan sel darah atau teori tentang asal usul
darah. Pembentukan dan perkembangan sel-sel darah
dimulai sejak masa embrio yaitu pada lapisan mesoderm.

Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri


dari leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks
eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah
lengkap terdiri dari hemogram ditambah leukosit
diferensial yang terdiri dari neutrofil, basofil, eosinofil,
limfosit dan monosit

A. Arteri

1. Membawa darah bersih (oksigen) keculai arteri


pulmonalis
2. Mempunyai dinding yang tebal
3. Mempunyai jaringan yang elastis

25 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Katup hanya pada permulaan keluar dari jantung
5. Menunjukkan adanya tempat untuk
mendengarkan denyut jantung
6. Pembuluh darah arteri yang terbesar adalah
Aorta ( yang keluar dari ventrikel sinistra) dan
arteri pulmonalis (yang keluar dari ventrikel
dekstra).
7. Cabang dari arteri disebut Arteriola yang
selanjutnya menjadi kapiler.

B. Vena

1. Membawa darah kotor (sisa metabolisme dan CO2),


kecuali vena pulmonalis
2. Mempunyai dinding yg tipis Jaringannya kurang
elastis
3. Mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang
mengarah ke jantung

26 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar
denyut jantung.

C. Kapiler

1. Alat penghubung antara pembuluh darah arteri


dan vena
2. Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara
darah dan cairan jaringan
3. Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
4. Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
5. Menyaring darah yang terdapat di ginjal

27 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
D. Lapisan pembuluh darah

1. Tunika intima/ interna, lapisan dalam yang


mempunyai lapisan endotel dan berhubungan
dgn darah.
2. Tunika media, lapisan tengah, terdiri dari
jaringan otot, sifatnya elastis dan termasuk otot
polos.
3. Tunika adventisia/ eksterna, lapisan luar, terdiri
dari jaringan ikat yang berguna menguatkan
dinding arteri

28 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Perbedaan Arteri dan Vena

 Fungsi Sirkulasi

29 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
1. Arteri

Mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan,


untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat
krn darah mengalir dengan cepat pada arteri.

2. Arteriola

Cabang kecil dari arteri. berfungsi sebagai kendali darah


yang dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol mempunyai
dinding otot yang kuat, mampu menutup arteriol dan
melakukan dilatasi beberapa kali lipat

30 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Kapiler

Untuk pertukaran cairan, zat makanan elektrolit,


hormon dan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstisial.

4. Venula

Mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap,


bergabung menjadi vena yang semakin besar

 Darah

Darah merupakan bagian dari tubuh yang berperan


penting dalam mempertahankan kehidupan. Sebab, ia
berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Darah berbentuk cairan, sehingga dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah.

31 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Fungsi
1. Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem
pencernaan ke seluruh sel tubuh.
2. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme (misalnya:
CO2) dari seluruh sel tubuh ke organ-organ
ekskresi (misalnya: paru-paru)
4. Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke
organ sasaran
5. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
6. Mempertahankan tubuh dari serangan
mikroorganisme / zat asing lain, yang dijalankan
oleh sel-sel darah putih (leukosit).
7. Memelihara suhu tubuh.

32 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Eritrosit

Proses pembentukan eritrosit yang disebut sebagai


eritropoiesis merupakan proses yang diregulasi ketat
melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit
dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan
dirangsang oleh keadaan anemia dan hipoksia.
Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi dalam yolk
sac, pada bulan kedua kehamilan eritropoiesis
berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis di liver
berhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke
sumsum tulang

Pada masa anak-anak dan remaja semua


sumsum tulang terlibat dalam hematopoiesis, namun
pada usia dewasa hanya tulang-tulang tertentu seperti
tulang panggul, sternum, vertebra, costa, ujung
proksimal femur dan beberapa tulang lain yang terlibat
eritropoiesis. Bahkan pada tulang-tulang seperti disebut
diatas beberapa bagiannya terdiri dari jaringan adiposit.

33 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Pada periode stress hematopoietik tubuh dapat
melakukan reaktivasi pada limpa, hepar dan sumsum
berisi lemak untuk memproduksi sel darah, keadaan ini
disebut sebagai hematopoiesis ekstramedular

Proses eritropoiesis diatur oleh glikoprotein


bernama eritropoietin yang diproduksi ginjal (85%) dan
hati (15%). Pada janin dan neonatus pembentukan
eritropoietin berpusat pada hati sebelum diambil alih
oleh ginjal.

Eritropoietin bersirkulasi di darah dan


menunjukkan peningkatan menetap pada penderita
anemia, regulasi kadar eritropoietin ini berhubungan
eksklusif dengan keadaan hipoksia. Sistem regulasi ini
berkaitan erat dengan faktor transkripsi yang dinamai
hypoxia induced factor-1 (HIF-1) yang berkaitan dengan
proses aktivasi transkripsi gen eritropoeitin. HIF-1
termasuk dalam sistem detektor kadar oksigen yang
tersebar luas di tubuh dengan efek relatif luas (cth:
vasculogenesis, meningkatkan reuptake glukosa, dll),
namun perannya dalam regulasi eritropoiesis hanya
ditemui pada ginjal dan hati

Eritropoeitin ini dibentuk oleh sel-sel endotel


peritubulus di korteks ginjal, sedangkan pada hati
hormon ini diproduksi sel Kupffer dan hepatosit. Selain
keadaan hipoksia beberapa zat yang dapat merangsang
eritropoiesis adalah garamgaram kobalt, androgen,

34 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
adenosin dan katekolamin melalui sistem β-adrenergik.
Namun perangsangannya relatif singkat dan tidak
signifikan dibandingkan keadaan hipoksia.

 Proses pematangan eritrosit

1. Stem cell : eritrosit berasal dari sel induk pluripoten


yang dapat memperbaharui diri dan berdiferensiasi
menjadi limfosit, granulosit, monosit dan
megakariosit (bakal platelet).

2. BFU-E : burst-forming unit eritroid, merupakan


prekursor imatur eritroid yang lebih fleksibel dalam
ekspresi genetiknya menjadi eritrosit dewasa
maupun fetus. Sensitivitas terhadap eritropoeitin
masih relatif rendah.

3. CFU-E : colony-forming unit eritroid, merupakan


prekursor eritroid yang lebih matur dan lebih
terfiksasi pada salah satu jenis eritrosit (bergantung
pada subunit hemoglobinnya.

4. Proeritroblast, eritroblast dan normoblast :


progenitor eritrosit ini secara morfologis lebih mudah
dibedakan dibanding sel prekursornya, masih
memiliki inti, bertambah banyak melalui
pembelahan sel dan ukurannya mengecil secara

35 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
progresif seiring dengan penambahan hemoglobin
dalam sel tersebut.

5. Retikulosit : eritrosit imatur yang masih memiliki


sedikit sisa nukleus dalam bentuk poliribosom yang
aktif mentranslasi mRNA, komponen membran sisa
dari sel prekursornya, dan hanya sebagian enzim,
protein serta fosfolipid yang diperlukan sel selama
masa hidupnya. Selelah proses enukleasi, retikulosit
akan memasuki sirkulasi dan menghabiskan
sebagian waktu dalam 24 jam pertamanya di limpa
untuk mengalami proses maturasi dimana terjadi
remodeling membran, penghilangan sisa nukleus,
dan penambahan serta pengurangan protein, enzim,
dan fosfolipid. Setelah proses ini barulah eritrosit
mencapai ukuran dan fungsi optimalnya dan
menjadi matur

 Komponen Darah

1. Plasma Darah

2. Sel Darah :

a) darah merah (eritrosit)

b) Sel Sel darah putih (leukosit)

c) Trombosit

36 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
1. Plasma Darah

1. Sebagai pelarut bahan-bahan kimia.


2. Membawa mineral-mineral terlarut, seperti
glukosa, asam amino, vitamin, CO2, dan bahan
buangan lain.
3. Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat
ke organ yang lebih dingin.
4. Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel
dan cairan di luar sel.
5. Plasma darah mengandung protein-protein
penting seperti fibrinogen (pembekuan darah),
globulin (pertahanan tubuh), albumin
(membantu aliran darah dan mengatur tekanan
osmosis darah), dan lipoprotein.

37 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
a) Eritrosit

 Berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam


1 mm3 terdapat 5 juta buah sel darah merah.
 Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah
dilewati gas seperti O2 dan CO2.
 Eritrosit Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%)
 Fungsi eritrosit adalah Transport O2, Sistem Buffer
(Berikatan dengan Ion H).

Produksi Eritrosit

 Terjadi di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit


B12, asam folat, piridoksin (B6).

 Dipengaruhi oleh O2 dalam jaringan

 Masa hidup: 120 hari.

 Eritrosit tua dihancurkan di sistem


Retikuloendotelial (hati dan Limpa).

38 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Pemecahan Hb menghasilkan Bilirubin dan Besi.

 Besi berikatan dengan Protein (Transferin) dan


diolah kembali menjadi Hb baru

Hemoglobin

Hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan


globin yang membentuk struktur tetramer. Sintesis
globin terjadi seperti protein pada umumnya, mRNA dari
intisel akan ditranslasi ribosom untuk merakit rantai
asam amino untuk membentuk globin. Di sisi lain proses
pembentukan heme relatif lebih kompleks, bahan dasar
heme adalah asam amino glisin dan suksinil-KoA, hasil
dari siklus asam sitrat.

Pada awalnya proses ini terjadi di dalam


mitokondria, kemudian setelah terbentuk
δaminolevulinat (ALA) reaksi terjadi di sitoplasma sampai

39 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
terbentuk coproporhyrinogen III, kemudian substrat
akan masuk kembali kedalam mitokondria untuk
menyelesaikan serangkaian reaksi pembentukan heme
yaitu penambahan besi ferro ke cincin protoporphyrin.

b) Leukosit

Berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi


bakteri atau benda asing. Mempunyai inti, Ukurannya
besar dan kemampuannya mengikat warna Dalam 1
mm3 terdapat 6000 – 9000 sel leukosit.

40 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Jenis leukosit

Neutrofil mempunyai banyak lobus dihubungkan


filamen tipis material inti dinamakan leukosit
Polimorfonuklear (PMN), granula berwarna ungu pucat
Neutrofil muncul pada 1 jam pertama reaksi peradangan
dan berumur pendek (Infeksi Akut).

Basofil adalah leukosit granula berwarna biru, menyerap


pewarna yang bersifat basa

Eosinofil adalah leukosit Granula berwarna


merah terang, menyerap pewarna yang bersifat asam
(eosin)

41 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Limposit B dan T dihasilkan dari jaringan RES
dan kelenjar limfe Limfosit T fungsinya membunuh sel
secara langsung dengan mengeluarkan limfokin Limfosit
B menghasilkan antibodi

Monosit diproduksi sumsum tulang, merupakan


Leukosit terbesar dan berumur panjang (Infeksi kronis)
sehingga dapat berubah menjadi histiosit jaringan
seperti : sel kuffer di hati, makrofag peritoneal, makrofag
alveolar

c) Trombosit

Diproduksi oleh sumsum tulang menjadi


megakariosit, tergantung adanya trombopoetin.
Berukuran 2 – 4 um, bentuk tidak teratur, tidak punya
inti, jumlahnya selalu berubah sekitar – per mm3 darah.
Berperan untuk mengontrol perdarahan.

42 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Konstriksi pembuluh darah terjadi seketika
apabila pembuluh darah mengalami cedera akibat
trauma. Prosesnya itu terjadi akibat spasme miogenik
lokal pembuluh darah, faktor autakoid lokal yang berasal
dari jaringan yang mengalami trauma, kemudian akibat
refleks saraf terutama saraf-saraf nyeri di sekitar area
trauma. Selain itu konstriksi juga terjadi karena
trombosit yang pecah melepaskan vasokonstriktor
bernama tromboksanA2 pada sekitar area trauma tsb,
sehingga pembluh darahnya berkonstriksi.

Setelah pembuluh darah mulai berkonstriksi,


secara bersamaan sebenarnya trombosit di sekitar area
yang cedera tersebut akan segera melekat menutupi
lubang pada pembuluh darah yang robek tsb. Hal ini bisa
terjadi karena di membran trombosit itu terdapat
senyawa glikoprotein yang hanya akan melekat pada
pembuluh yang mengalami cedera, sedangkan ia ntar
malah mencegah trombosit untuk melekat di pembuluh
darah yang normal. Nah, ketika trombosit ini
bersinggungan dengan epitel pembuluh darah yang
cedera tadi, ia kemudian menjadi lengket pada protein
yang disebut faktor von Willebrand yang bocor dari
plasma menuju jaringan yang cedera tadi. Seketika itu
morfologinya berubah drastis. Trombosit yang tadinya
berbentuk cakram, tiba-tiba menjadi ireguler dan
bengkak. Tonjolan-tonjolan akan mencuat keluar
permukaannya dan akhirnya protein kontraktil di

43 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
membrannya akan berkontraksi dengan kuat sehingga
lepaslah granula-granula yang mengandung faktor
pembekuan aktif, diantaranya ADP dan tromboksan A2
tadi. Secara umum, proses ini disebut dengan adhesi
trombosit.

Ketika trombosit melepas ADP dan tromboksan


A2, zat-zat ini akan mengaktifkan trombosit lain yang
berdekatan. Ia seolah-olah menarik perhatian trombosit
lainnya untuk mendekat. Karena itu, kerumunan
trombosit akan seketika memenuhi area tersebut dan
melengket satu sama lain. Semakin lama semakin
banyak hingga terbentuklah sumbat trombosit hingga
seluruh lobang luka tertutup olehnya. Peristiwa ini
disebut agregasitrombosit.

Setelah terbentuk sumbat trombosit, dalam


waktu 15 sampai 20 menit bila perdarahannya hebat,
atau 1 sampai 2 menit bila perdarahannya kecil, zat-zat
aktivator dari pembuluh darah yang rusak dan trombosit
tadi akan menyebabkan pembekuan darah setempat.
Prosesnya sangat kompleks, berupa kaskade yang saling
mengaktifkan satusama lain hingga sampai
terbentuknya benang fibrin untuk menutup luka.

44 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Faktor pembekuan :
a) Faktor ekstrinsik

Ketika dinding vaskuler mengalami cedera, ia akan


melepaskan berbagai faktor jaringan atau tromboplastin
jaringan atau faktor III teraktivasi. Faktor ini terdiri dari
kompleks fosfolipid dan lipoprotein yang terutama
berfungsi sebagai enzim proteolitik. Nah, faktor jaringan
ini nantinya akan mengaktifkan faktor VII menjadi faktor
VII teraktivasi (VIIa). Bersama-sama, faktor jaringan dan
faktor VII teraktivasi serta dengan bantuan ion Kalsium
(Ca2+/ faktor IV) akan merubah faktor X menjadi faktor
X teraktivasi (Xa). Kemudian, faktor Xa itu akan
berikatan dengan fosfolipid pada faktor jaringan tadi
(atau dengan fosfolipid tambahan yang dilepas
trombosit), dan mereka bergabung dengan faktor V
untuk membentuk aktivator protrombin.

Faktor V dihasilkan oleh trombin, senyawa yang


dihasilkan dari aktifitas aktivator protrombin nantinya.
Pada kejadian pertama kali, faktor V ini inaktif, namun
setelah terbentuk trombin, trombin ini akan
mengaktifkan faktor V tersebut sehingga ia akan
membantupembentukan faktor protrombin tadi.

45 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
b) Faktor intrinsik

Dimulai ketika darah itu sendiri mengalami trauma


atau darah itu berkontak dengan jaringan yang
mengalami trauma. Hal ini akan menyebabkan faktor XII
inaktif berubah menjadi aktif, atau faktor XII teraktivasi
(XIIa). Selain itu, trombosit yang hancur juga akan
melepaskan fosfolipid yang mengandung lipoprotein
yang disebut faktor 3 trombosit. Faktor XIIa akan
mengaktifkan faktor XI menjadi faktor XI teraktivasi (XIa)
dengan bantuan senyawa bernama kininogen HMW.
Faktor XIa ini dengan bantuan Ca2+ akan mengaktifkan
faktor IX menjadi faktor IX teraktivasi (IXa). Nah,
kemudian faktor IXa ini akan bekerja sama dengan
faktor VIII teraktivasi* , faktor 3 trombosit tadi serta
dengan Ca2+, untuk mengubah faktor X menjadi faktor
X teraktivasi (Xa). Sama dengan jalur ekstrinsik, faktor
Xa ini akan bergabung dengan fosfolipid dan faktor V
untuk membentuk aktivator protrombin.

Faktor VIII telah tersedia dalam darah, sampai saat


ini belum diketahui siapa yang menghasilkan,
kemungkinan oleh endotel, gromerular, dan tubular
vaskuler serta sel sinusoid hati. Faktor ini tidak dimiliki
oleh pasien hemofilia klasik (hemofilia A). Ia diaktivkan
oleh trombin menjadi faktor VIII teraktivasi.

46 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
SEL DAN DIFFERENSIASI

Oleh : Nurvita Risdiana, M. Sc

SEL

 Sel merupakan unit struktural dan fungsional.


 Semua sel akan tumbuh melalui proses
pembelahan.
 Sel mempunyai tugas yang berbeda untuk
mempertahankan homestasis berdasarkan tipe
dan jenis selnya.

Bagian Sel

Sel terbagi menjadi 3 bagiam :

1. Membran Plasma :
A. Membran plasma memisahkan antara sel
bagian dalam dengan bagian luar sel.
B. Selektif permeabel, menyeleksi molekul
molekul apa saja yang boleh masuk ke
dalam sel.
C. Membran plasma berfungsi dalam
komunikasi antar sel.
2. Sitoplasma :

47 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
A. Sitoplasma merupakan semua cairan
atau plasma yang berada di dalam
membran plasma dan di luar nucleus.
B. Kompartemen sitoplasma
mempunyai dua komponen :
 Sitosol :
cairan sitoplasma terdiri dari air,
zat terlarut, partikel tersuspensi.
 Organela:
Sitoskeleton, ribosom, retikulum
endoplasma, kompleks golgi,
lisosom, peroksisom dan
mitokondria

48 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Nucleus
A. Organela besar yang terdapat DNA yang
akan berkorelasi dengan protein.
B. Terdapat kromosom sebagai material
genetik.

1. MEMBRAN PLASMA

 Struktur membran plasma

 Basic struktur :

Lipid bilayer yang tersusun atas 3 tipe


molekul lipid Phospholipid, kolesterol, dan
glikolipid.

49 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Membran protein

- Membran protein diklasifikasikan


sebagai protein integral atau
peripheral.
- Protein integral tertanam kuat
disepanjang lipid bilayer.
- Periferal protein tidak tertanam kuat,
namun melekat pada kepala polar.

50 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
FUNGSI MEMBRAN PROTEIN

Permebilitas Membran

 Permeable artinya struktur atau zat bisa


melewati.

 Impermeable artinya tidak bisa dilewati.

 Selektif permeable; plasma membran


menginjinkan substansi tertentu untuk lewat.

 Gradient melewati plasma membran ;

- Gradient konsentrasi: perbedaan


konsentrasi kimia

Jenis Transport untuk Melewati Membran


Plasma

 Proses pasif

Substansi berpindah dari konsentrasi


tinggi ke rendah dengan menggunakan
energi gerak. Contohnya; difusi dan
osmosis.

 Proses aktif

Substansi yang berpindah membutuhkan


energi untuk melawan gradient
konsentrasi. Contohnya: transport aktif.

51 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
52 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
2. SITOPLASMA

 Organ seluler yang terdiri atas sitosol dan


organela.

 Sitosol adalah cairan sitoplasma yang


mengelilingi organela sebanyak ± 55% dari total
volume sel.

 Sitosol terdiri atas;

 75-90% air ditambah beberapa zat


terlarut seperti ion, glukosa, asam amino,
asam lemak, protein, lipid, dan ATP.

 Sitoskeleton; adalah jaringan filamen


protein yang berada di sitosol.

 Mikrofilamen; sitoskeleton paling tipis


tersusun atas aktin dan miosin.
Mikrofilamen mempunyai fungsi untuk
membantu pergerakan sehingga terlibat
dalam:

o Kontraksi otot
o Pembelahan sel
o Migrasi sel

 Intermediate filamen: mempertahankan bentuk


sel dari stress mechanic.

53 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Mikrotubulus: mempertahankan bentuk sel saat
pergerakan organela.

Organella

 Setiap organela mempunyai fungsi


spesifik dan berfungsi dalam proses
biokimiawi, terdiri dari :

o Centrosome
o Cilia dan flagella
o Ribosom
o Retikulum endoplasma
o Kompleks golgi
o Lisosom
o Peroksisom
o Mitokondria
o Proteasom

Clilia dan Flagella

 Contohnya cilia pada tractus respiratory


membantu membersihkan material asing yang
dapat masuk ke paru-paru.

 Flagela pada sel sperma kan membantu sperma


bergerak menuju oosit di tuba uterus.

54 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ribosom

 Sebagai tempat untuk sintesis protein (rRNA)

Retikulum Endoplasma

 RE kasar :

Berfungsi untuk mensintesis glikoprotein dan


fosfolipid yang akan dikirimkan ke organella
seluler.

 RE halus :

mensintesis asam lemak dan gliserol.

Fungsi Kompleks Badan golgi

 Memodifikasi, yaitu mengemas protein yang


berasal dari RE kasar.

 Membentuk vesikel secretory

Fungsi Lisosom

 Mencerna substansi yang masuk ke sel via


endositosis dan mengirim hasil akhir ke sitosol.

55 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Melakukan autophagy untuk organela yang
sudah aus.

 Melakukan autolysis :

Autolisis merupakan proses penghancuran sel


yang dilakukan oleh enzim dari dalam sel itu
sendiri yang berujung pada kematian sel.

Peroksisom

 Mempunyai struktur yang sama dengan lisosom


namun lebih kecil.

 Disebut juga mikrobodies.

 Terdiri atas oxidases yaitu enzim yang dapat


mengoksidasi beberapa substansi organik.

56 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Proteasom

 Terdapat protease yaitu enzim yang memotong


motong protein menjadi lebih kecil.

Mitokondria

 Respirasi aerob “powerhouse of cell”.

3. NUKLEUS

 Semua sel mempunyai 1 buah nukleus, kecuali


sel darah merah. Didalam nukleus terdapat satu
atau lebih nucleoli yang berfungsi memproduksi
ribosom. Setiap nukelolus terdapat protein, DNA,
dan RNA dan tidak tertutup oleh membran.
Nukelus merupakan sel dengan unit herediter
yang disebut dengan gen. Gen mengontrol
struktur seluler dan aktifitas seluler secara
langsung. Gen terdapat disepanjang kromosom.

 Sel somatik mempunyai 46 kromosom, 23


kromosom diturunkan dari setiap orang tuanya.
Setiap kromosom terdiri atas molekul DNA yang
panjang yang dilapisi oleh beberapa protein.
Kompleks DNA, protein, dan beberapa RNA
disebut sebagai kromatin.

57 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Total informasi genetik yang dibawa oleh sel dan
organisme disebut sebagai genom.

Sintesis protein

Sel mensintesis beberapa zat kimia untuk


mempertahankan homeostasis. Protein akan
memberikan karakteristik sel. Ekspresi gen, suatu DNA
gen yang digunakan sebagai template (contoh/model)
untuk sintesis protein spesifik, tahapannya meliputi:

58 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
o Transkripsi, adalah informasi yang dikodekan di
wilayah tertentu oleh DNA (dicopy) untuk
menghasilkan beberapa molekul RNA.
o Translasi, RNA diterjemahkan membentuk
protein yang baru.

TRANSKRIPSI

Adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada


pada urutan DNA menjadi molekul RNA.
 Proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik
nantinya akan muncul sebagai fenotip.

 Transkripsi terjadi didalam nucleus dan


sitoplasma.

59 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 RNA yang dihasilkan dari proses transkripsi ada
3, yaitu:

o mRNA (messenger RNA)

o tRNA (transfer RNA)

o rRNA (ribosomal RNA)

 Proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada


pada molekul mRNA akan menjadi rangkaian
asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein

60 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
61 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
TRANSLASI

Translasi terjadi di ribosom

Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau


urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida
berurutan yang menjadi suatu asam amino tertentu.

1. Kodon pada mRNA akan berpasangan


dengan antikodon yang ada pada tRNA.
2. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang
spesifik.
3. Nukleotida di antikodon tRNA saling
berpasangan dengan tiga nukleotida
dalam kodon mRNA menyandi asam
amino tertentu.

Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap,


yaitu inisiasi, elongasi (pemanjangan) dan
terminasi (penyelesaian).

-
Translasi pada mRNA dimulai pada kodon
pertama atau kodon inisiasi translasi berupa
ATG pada DNA atau AUG pada RNA.
-
Penerjemahan terjadi dari urutan basa
molekul (yang juga menyusun kodon-kodon
setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam
urutan asam amino polipeptida.
-
Banyak asam amino yang dapat disandikan
oleh lebih dari satu kodon.

62 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
-
Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom,
partikel kompleks yang memfasilitasi
perangkaian secara teratur asam amino
menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang
akan dirangkaikan dengan asam amino
lainnya dibawa oleh tRNA.
-
Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA
yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-
ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom
akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah
3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaikan
asam-asam amino.
-
Proses penyelesaian ditandai dengan
bertemunya ribosom dengan kodon akhir
pada mRNA.

Pembelahan Sel

Sebagain besar sel di dalam tubuh menjalani


pembelahan sel, yaitu suatu proses dimana sel
memproduksi dirinya sendiri. Terdapat 2 tipe
pembelahan sel yaitu pembelahan sel somatik dan
pembelahan sel gamet

 Sel somatik adalah sel tubuh selain sel


gamet membelah diri dengan cara mitosis.
Ditambah divisi sitoplasmik disebut

63 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
sitokinesis yang memproduksi sel identik
dengan jumlah yang sama dan identic

 Sel gamet (Sel sperma atau oosit)


membelah diri dengan cara meiosis

o Meknisme untuk memproduksi sel


gamet untuk reproduksi.

o Jumlah kromosom akan


berkurang sebagian saat proses
meiosis.

Pembelahan Sel Somatik

Siklus sel merupakan sequen pada sel somatik


untuk membelah diri menjadi dua. Sel manusia terdiri
atas 23 pasang kromosom sehingga totalnya adalah 46.
Kromosom di dalam tubuh homolog, (22 pasang) kecuali
sex kromosom (1 pasang). Sex Kromosom terdiri atas X
dan Y. Wanita terdiri XX, Laki-laki terdiri XY

- Pada saat sel direproduksi, sel tersebut harus


direplikasi. Pembelahan sel somatik akan dan
menggantikan sel yang baru pada saat
pertumbuhan sel.

- menggantikan sel yang mati atau sel yang terluka

64 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
- Pada saat sel direproduksi, sel tersebut harus
direplikasi. Pembelahan sel somatik akan dan
menggantikan sel yang baru pada saat
pertumbuhan sel.

SIKLUS SEL

 Siklus sel terdiri atas 2 fase:

65 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Interfase

- Fase G1, Interval antara fase


Mitotik dan fase S
- Fase S

o Replikasi DNA dan sintesis


protein berlangsung
sebelum pembelahan sel.

o Bertujuan untuk
menghasilkan segala
sesuatu didalam sel
menjadi 2 kali lipat untuk
keperluan pembelahan sel.

o Replikasi DNA adalah


proses penggandaan DNA
baru dari DNA yang sudah
ada.

o Sintesis protein (proses


pembentukan asam amino)
meliputi transkripsi dan
translasi

o Fase G2

 Mitosis

66 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Profase => Metafase => Anafase =>
Telofase

G1 → Fase S → G2 →Mitosis → Sitokinesis

67 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Kontrol Sel

 Tujuan dari kontrol sel.

o Sel tetap hidup dan berperan sesuai


fungsinya.

o Tumbuh dan membelah diri.

o Atau sel mati.

 Kematian sel juga diregulasi

 Sepanjang hidup organisme, sel akan menjalani


apoptosis yaitu suatu kematian sel terprogram.

Pembelahan Sel Gamet

Dalam proses reproduksi seksual, organisme


yang baru merupakan hasil dari gabungan 2 organisme
dari sel gamet yang berbeda (fertilisasi) yang diproduksi
oleh masing masing induk. Apabila jumlah gametnya
sama dengan kromosom sel somatik maka jika terjadi
fertilisasi akan terjadi double kromosom. Meiosis
merupakan sistem pembelahan sel yang terjadi di gonad
(ovarium dan testes) yang memproduksi sel gamet
dengan jumlah kromosom separuh dari sel somatik.
Hasilnya gamet terdiri dari single set 23 kromosom dan
sifatnya haploid (n).

68 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
(I)

(II)

69 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Meiosis

 Tidak seperti mitosis, meiosis terjadi dalam 2


stage meiosis 1 dan meiosis II.

Keragaman seluler (Celluler diversity)

 Sekitar 100 juta sel dapat diklasifikasikan


menjadi 200 tipe sel yang berbeda

70 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Aging dan Sel

Aging adalah proses normal yang dialami sebuah


sel sebagai akibat perubahan homeostasis sebagai akibat
respon adaptif. Aging akan menghasilkan perubahan
struktur dan fungsi dan akan meningkatkan resiko
stress dan penyakit. Bidang khusus yang menangani
masalah aging adalah geriatrics. Gerontology adalah
ilmu yang mempelajari masalah yang berhubungan
dengan aging.

Beberapa sel normal yang baru akan diproduksi


setiap menit, namun ada beberapa jenis sel di dalam
tubuh yaitu skeletal muscle sel dan sel saraf tidak
membelah. Aspek lain yang mempengaruhi aging adalah
telomer. Telomer adalah sequence dari DNA spesifik yang
berada DNA. Setiap pembelahan sel normal akan
menyebabkan telomer memendek (Telomer adalah
bagian paling ujung dari DNA, tidak termasuk gen
berfungsi menjaga kestabilan genom). Memendeknya
telomer akan menyebabkan aging dan kematian sel.
Radikal bebas akan menyebabkan kerusakan oksidatif
pada lipid, protein dan asam nukleat dengan cara
mencuri elektron pada elektron yang berpasangan.

71 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Beberapa efek dari kerusakan oksidatif adalah
kulit keriput, nyeri sendi dan pengerasan arteri.

 Metabolisme normal juga tetap akan


menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas yang
lain juga dapat berasal dari polusi udara, radiasi
dan beberapa makanan yang dimakan.

 Beberapa makanan seperti vitamin E, vitamin C,


beta karoten, zinc, dan selenium adalah anti-
oksidan yang menghambat pembentukan radikal
bebas.

72 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
KONSEP DASAR DARI PATOLOGI
DAN PATOFISIOLOGI

Oleh : Syahruramdhani, S. Kep., Ns., MSN., M. Sc

Gambaran

1. Untuk memahami definisi dari patologi.

2. Untuk memahami definisi dari patofisiologi.

3. Untuk memahami cell injury ( cedera sel ) dan


perbaikan.

4. Untuk memahami agen-agen infeksi ( virus,


bakteri contoh: riketsia dan clamidia, fungi, dan
parasite ).

5. Untuk memahami faktor-faktor yang


mempengaruhi infeksi pada agen-agen infeksi

73 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
A. PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Patologi mengacu pada Patofisiologi mengacu


studi tentang sifat dasar pada studi tentang proses
penyakit. fisiologis yang terganggu
terkait dengan penyakit.

Mempelajari kondisi fisik Mempelajari perubahan


dari suatu organisme biokimia tubuh.
selama penyakit.

Disiplin medis. Disiplin biologis.

Mempelajari pengamatan Mempelajari pengukuran


langsung dari gejala eksperimental.
penyakit.

Melakukan pemeriksaan Memeriksa kadar senyawa


kotor dan mikroskopis biokimia seperti natrium,
dari jaringan, organ, dan kalium, bikarbonat,
seluruh tubuh. glukosa, dan kreatinin.

74 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
B. CELL INJURY ( CEDERA SEL ) DAN
PERBAIKAN

C. VIRUS

Virus sangat kecil, terdiri dari inti RNA atau DNA


dan lapisan luar protein. Virus dapat bereproduksi dan
tumbuh hanya di dalam sel hidup. Banyak penyakit
akibat virus yang signifikan bagi kesehatan masyarakat,
termasuk:

1. Influenza : penyakit pernapasan yang


berkontribusi terhadap pengembangan
pneumonia dan terjadi pada epidemi tahunan
selama musim dingin.

75 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
2. HIV (Human Immunodeficiency Virus): virus yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome).

3. Rabies : yang menyebar ke manusia dari


gigitan atau goresan hewan.

4. Campak, gondong, rubella, dan poliomielitis.

D. BAKTERI

Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang tidak


memiliki nukleus. Bakteri bertanggung jawab atas
berbagai macam penyakit manusia, termasuk:

1. Tuberculosis (TBC) : penyakit paru-paru kronis


yang merupakan penyebab utama kecacatan dan
kematian di banyak bagian dunia.

2. Penyakit stafilokokus, yang dapat mempengaruhi


hampir setiap sistem organ. Tingkat keparahan
berkisar dari satu pustula impetigo, melalui
pneumonia, radang sendi, endokarditis, dll,
hingga sepsis dan kematian.

3. Tetanus dan difteri, dua penyakit yang dulunya


merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

76 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
utama tetapi sekarang dikendalikan dengan baik
melalui imunisasi.

4. Chlamydia dan gonore, penyakit menular seksual


yang paling luas.

5. Rickettsia adalah genus bakteri yang biasanya


ditemukan dalam sel kutu, kutu rambut, dan
tungau. Mereka lebih kecil dari kebanyakan
bakteri dan memiliki beberapa karakteristik
virus.

E. FUNGI (JAMUR)

Jamur adalah organisme filamen yang nonmotil,


yang menyebabkan penyakit yang sangat sulit diobati.
Beberapa contoh penting untuk kesehatan masyarakat
adalah:

1. Kandidiasis, ditularkan melalui kontak dengan


pasien manusia dan pembawa/pengangkut.
Jamur ini menyebabkan lesi pada kulit atau
selaput lendir. Gejalanya bisa parah pada orang
dengan gangguan kekebalan.

2. Histoplasmosis, ditularkan dengan menghirup


debu dari tanah yang mengandung kotoran

77 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
burung. Tingkat keparahan sangat bervariasi,
dengan paru-paru situs infeksi yang paling
umum.

F. PARASIT

Metazoa adalah hewan multiseluler, banyak di


antaranya adalah parasit.

1. Trichinellosis yang juga disebut trichinosis,


disebabkan oleh cacing gelang usus yang
ditularkan melalui daging yang kurang matang.

2. Hookworm atau cacing tambang, ditularkan


melalui air dan tanah yang terkontaminasi oleh
tinja. Infestasi dapat menyebabkan anemia
kronis yang sering mengakibatkan
perkembangan mental dan fisik anak menjadi
yang terbelakang.

3. Schistosomiasis, disebabkan oleh kebetulan


darah dan ditularkan melalui air yang
terkontaminasi. Gejala terkait dengan jumlah dan
lokasi telur dalam tubuh manusia, dan mungkin
melibatkan hati, usus, limpa, saluran kemih, dan
sistem reproduksi.

78 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
G. SIKLUS PENULARAN PENYAKIT

 Host atau inang (manusia, binatang, dan


lingkungan).

 Metode penularan (langsung dan tidak


langsung).

 Portal masuk dan (rute di mana agen penyakit


dapat melarikan diri dari reservoir manusia
atau hewan)

H. PENULARAN PENYAKIT

Penularan atau klasifikasi infeksi didefinisikan:

1. Infeksi yang ditularkan melalui makanan:


infeksi yang dapat ditularkan melalui makan
makanan yang mengandung patogen.

2. Infeksi yang ditularkan melalui vektor: infeksi


yang ditularkan melalui vektor, misalnya
nyamuk, lalat Tsetse, kutu tubuh.

3. Infeksi yang ditularkan melalui air: infeksi


yang dapat ditularkan melalui air minum
yang mengandung patogen.

79 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
I. METODE PENULARAN

 Metode penularan secara langsung.

 Metode penularan secara tidak langsung.

J. METODE PENULARAN SECARA


LANGSUNG

1. Patogen dengan rute penularan langsung


dapat menginfeksi orang atau hewan yang
rentan segera setelah meninggalkan inang.

2. Patogen tidak perlu berkembang di


lingkungan, pada inang perantara, atau
dalam vektor.

3. Kelompok ini mengandung tiga kelompok


penyakit: infeksi faecal-oral, leptospirosis,
dan infeksi yang menyebar melalui kontak
langsung.

80 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
K. METODE PENULARAN SECARA TIDAK
LANGSUNG

1. Patogen dengan rute penularan tidak


langsung harus melalui fase pengembangan
di luar inang sebelum dapat menginfeksi
orang atau hewan yang rentan baru.

2. Pengembangan ini akan berlangsung di inang


perantara tertentu, vektor, atau jenis
lingkungan.

3. Kelompok penyakit dengan penularan tidak


langsung adalah cacing yang ditularkan
melalui tanah, cacing berbasis air, infeksi
cacing pita sapi atau babi, infeksi cacing
Guinea, dan infeksi yang ditularkan melalui
vektor.

L. PORTAL KELUAR

Portal yang paling sering dikaitkan dengan


penyakit manusia dan hewan adalah:

1. Respirasi (pernafasan)

2. Genitourinary (genitourinari)

3. Alimentary (makanan)

81 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
4. Skin (kulit)

5. Transplacental (transplansental)

M. RESPIRASI

1. Ini adalah rute dari banyak agen penyakit


yang menyebabkan penyakit pernafasan
seperti flu biasa, influenza, dan TBC.

2. Ini juga merupakan rute yang digunakan oleh


banyak penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksin pada masa kanak-kanak, termasuk
campak, gondong, rubella, pertusis,
Haemophilus influenzae tipe b (Hib), dan
penyakit pneumokokus.

3. Ini adalah portal yang paling penting dan


paling sulit dikendalikan.

N. GENITOURINARI

1. Portal keluar ini adalah rute penyakit


menular seksual, termasuk sifilis, gonore,
klamidia, dan HIV.

2. Schistosomiasis, penyakit parasit, dan


leptospirosis, infeksi bakteri, disebarkan
melalui urin yang dilepaskan ke lingkungan.

82 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
O. ALIMENTARY (MAKANAN)

1. Portal keluar mungkin merupakan mulut,


seperti pada rabies dan penyakit lain yang
ditularkan oleh gigitan.

2. Lebih umumnya, agen penyakit disebarkan


oleh ujung lain dari saluran usus. Ini disebut
sebagai penyakit enterik.

3. Secara umum, penyakit enterik dapat


dikendalikan melalui kebersihan yang baik,
persiapan makanan yang tepat, dan
pembuangan limbah sanitasi.

P. SKIN (KULIT)

1. Kulit dapat berfungsi sebagai pintu keluar


melalui lesi superfisial atau melalui penetrasi
perkutan.

2. Lesi kulit superfisial yang menghasilkan


pelepasan infeksi ditemukan pada cacar,
varicella (cacar air), sifilis, chancroid, dan
impetigo.

83 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
3. Keluarnya perkutan terjadi melalui gigitan
nyamuk (malaria, virus West Nile) atau
melalui penggunaan jarum (hepatitis B dan C,
HIV).

Q. TRANPLASENTAL

1. Portal keluar dari ibu ke janin ini penting


dalam penularan rubella, HIV, sifilis, dan
sitomegalovirus (penyebab infeksi paling
umum dari kecacatan perkembangan).

2. Untungnya, itu bukan faktor untuk sebagian


besar penyakit.

3. Melewati atau melintasi plasenta.


Transplasental biasanya merujuk pada
pertukaran nutrisi, produk limbah, obat-
obatan, organisme infeksius, atau zat lain
antara ibu dan janin.

84 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PERAN PERAWAT DALAM TES
DIAGNOSTIK
Oleh :Arianti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

A. Peran Perawat dalam Perawatan


 Rekam riwayat medis dan gejala medis
 Berkolaborasi dengan tim untuk merencanakan
perawatan pasien
 Advokasi untuk kesehatan dan kesejahteraan
pasien
 Memantau kesehatan pasien dan rekam tanda-
tanda dalam medis
 Mengelola obat-obatan dan perawatan
 Mengoperasikan peralatan medis
 Melakukan tes diagnostik
 Mendidik pasien tentang penanganan penyakit
 Memberikan dukungan dan saran kepada pasien

B. Tes Diagnostik
 Tes diagnostik digunakan untuk mendeteksi,
mengkonfirmasi, atau mengesampingkan adanya
penyakit atau kondisi medis. Mereka dapat
digunakan untuk skrining untuk kondisi tertentu
pada orang yang berada pada peningkatan risiko;

85 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
untuk mengevaluasi efek pengobatan; atau untuk
memonitor perkembangan penyakit.
 dilakukan setelah seseorang dinyatakan positif
pada test skrining untuk menegakkan diagnsosis
seseca llebih pasti (definitif).
 Sebuah prosedur diagnostik adalah pemeriksaan
untuk mengidentifikasi daerah spesifik individu
yaitu kelemehan dan kekuatan dalam rangka
menentukan kondisi penyakit seseorang.
 Tes diagnostik terdiri dari prosedur seperti
bloodwork, X-Ray, CT scan, dan tes lainnya yang
digunakan untuk membantu dokter
mendiagnosis kondisi medis.
 Semua tes harus diperintahkan oleh dokter
untuk menjawab pertanyaan tertentu.

C. Tujuan Tes Diagnostik


 Menetapkan diagnosis pada pasien simptomatik.
Misalnya, EKG untuk mendiagnosa infark
miokard ST-elevasi (STEMI) pada pasien dengan
nyeri dada.’
 Skrining untuk penyakit pada pasien
asimtomatik. Misalnya, tes Prostate-Specific
antigen (PSA) pada pria lebih tua dari 50 tahun.

86 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Memberikan informasi prognostik pada pasien
dengan penyakit yang terbentuk. Misalnya,
jumlah CD4 pada pasien dengan HIV.
 Memonitor terapi dengan baik manfaat atau efek
samping. Misalnya, mengukur rasio normalisasi
internasional (INR) pada pasien yang mengambil
warfarin.
 Sebuah tes dapat dilakukan untuk
mengkonfirmasi bahwa seseorang bebas dari
penyakit. Misalnya, tes kehamilan untuk
mengecualikan diagnosis kehamilan ektopik.

87 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
D. Uji Laboratorium
Periksa sampel darah, urin, atau jaringan tubuh, dan
dokter menganalisis sampel untuk melihat apakah
hasilnya jatuh dalam kisaran normal.

E. Tes Diagnostik dan Tes Skrining


 Uji diagnostik digunakan untuk menentukan
adanya atau tidaknya penyakit ketika subjek
menunjukkan tanda atau gejala penyakit.
 Sebuah tes skrining mengidentifikasi individu
asimtomatik yang mungkin memiliki penyakit.
 Pemeriksaan diagnostik dilakukan setelah tes
skrining yang positif untuk membuat diagnosis
yang pasti.
 Tanpa skrining, diagnosis suatu penyakit hanya
bisa ditegakkan setelah muncul tanda dan gejala,
padahal sebuah penyakit telah ada jauh sebelum

88 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
tanda dan gejala muncul yang sebenarnya dapat
diketahui kalau kita melakukan skrining
 contoh test skrining adalah:
a. Pap’s smear dan IVA untuk kanker serviks.
b. Pemeriksaan gula darah puasa untuk diabetes.
c. Tekanan okular untuk glaukoma.
d. Darah dalam feses untuk kanker kolon.
e. Mamografi untuk kanker payudara.

F. Peran Perawatn dalam Tes Diagnostik


 Sebagai bagian fleksibel dari tim perawatan
kesehatan, perawat bertanggung jawab untuk
banyak aspek perawatan pasien.
 Tanggung jawab perawat untuk menilai kesiapan
pasien, memberikan edukasi tentang prosedur,
mempersiapkan peralatan dan perlengkapan,
serta memastikan keselamatan pasien.

G. Fase Tes Diagnostik


1. Fase Pra-analitik
Tes Pemesanan, koleksi spesimen,
transportasi dan pengolahan.
2. Fase analitik
Pengujian – keselamatan pasien
3. Post analitik
Hasil transmisi, interpretasi, Follow-up,
pengujian ulang

89 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
90 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
91 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
H. Peran Perawat
 Perintah tes diagnostik dari dokter
 Memberi tahu pasien
 Kebutuhan pasien, prosedur, diskusi
 Mempersiapkan Tes Dtagnostik, yaitu :
Obat.
Makanan/minuman
Persediaan
 Tes Diagnostik
 Hasil Tes Diagnostik
 Membandingkan hasil tes sebelumnya dan saat
ini
 Memodifikasi intervensi Keperawatan
 Laporkan hasilnya kepada anggota tim kesehatan
yang sesuai

I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Hasil Tes Diagnostik
 Jenis Kelamin/usia/ras
 Makanan dan minuman
 Obat
 Instruksi pre-Test

92 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
J. Proses Diagnostik

93 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Proses diagnostik terjadi dalam sistem kerja yang terdiri
dari anggota tim diagnostik, tugas, teknologi dan alat,
faktor organisasi, lingkungan fisik, dan lingkungan
eksternal (Carayon et al., 2006, 2014; Smith dan
Sainfort, 1989):

 Anggota tim diagnostik termasuk pasien dan


keluarga mereka dan semua profesional
perawatan kesehatan yang terlibat dalam
perawatan mereka.
 Tugas adalah tindakan berorientasi sasaran yang
terjadi dalam proses diagnostik.
 Teknologi dan alat termasuk teknologi informasi
kesehatan (Kesehatan TI) yang digunakan dalam
proses diagnostik.
 Karakteristik organisasi meliputi budaya, aturan
dan prosedur, dan pertimbangan kepemimpinan
dan manajemen.
 Lingkungan fisik mencakup elemen seperti tata
letak, gangguan, pencahayaan, dan kebisingan.
 Lingkungan eksternal termasuk faktor seperti
pembayaran dan perawatan sistem pengiriman,
lingkungan hukum, dan lingkungan pelaporan.

94 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
K. Tes Diagnostik

1. Invasif
Contoh : Darah sampel, kolonoskopi,
biopsy, …
2. Non Invasif
Contoh : Elektrokardiogram, USG, ...

L. Aturan Umum
 Verifikasi pesanan dokter untuk tes diagnostik
tertentu
 Verifikasi dan validasi identitas klien
menggunakan setidaknya dua pengidentifikasi
unik
 Menyediakan klien dan/atau orang lain yang
signifikan dengan penjelasan tentang tes

95 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
diagnostik, tujuan dari tes diagnostik dan
prosedur yang akan diikuti untuk tes diagnostik
spesifik (mis: NPO setelah tengah malam)
 Verifikasi persetujuan klien untuk tes diagnostik,
seperti yang ditunjukkan
 Kepatuhan yang tepat terhadap tindakan
pencegahan Universal, asepsis medis atau bedah
seperti yang ditunjukkan oleh jenis tes diagnostic
 Pencucian tangan yang tepat sebelum dan
sesudah setiap pengumpulan spesimen dan/atau
pemeriksaan diagnostik di samping tempat tidur
 Pelabelan yang tepat, lengkap dan akurat dari
semua spesimen yang diperoleh oleh perawat di
samping tempat tidur yang minimal termasuk
nama lengkap klien, tanggal dan waktu
pengumpulan specimen
 Pelestarian yang tepat dan transportasi dari
spesimen ke laboratorium secara tepat waktu
bersama dengan permintaan laboratorium yang
tepat
 Penggunaan wadah yang tepat atau kontainer
untuk spesimen tertentu yang mengandung
bahan pengawet, kimia atau antikoagulan yang
diperlukan
 Pembuangan yang tepat dari semua
perlengkapan dan peralatan yang digunakan
untuk tes diagnostic

96 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
97 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
98 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
99 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENGGOLONGAN OBAT
Oleh : Sri Tasminatun,M.Si.,Apt

Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan


yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki system fisiologis atau keadaan keadaan
patologi , dalam rangka penetapan diagnosa,
penceagahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan, kontrasepsi, dan sediaan biologis.

Macam obat yang digunakan dalam pelayanan


kesehatan adalah :

a. Obat Paten : Obat dengan nama dagang dari pabrik


yang memproduksinya.

b. Obat Generik : Obat dengan nama generik yaitu nama


resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
dan INN (Internasional Non Propietary Names) untuk zat
yang berkhasiat yang dikandungnya.

c. Obat Essensial adalah obat yang terpilih yang paling


dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup
upaya diagnosa, profilaksi, terapi dan rehabilitasi, yang
harus selalu tersedia pada unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkatnya.

Beberapa pengertian mengenai obat:

a. Obat Jadi : Sediaan atau paduan bahan-bahan yang


siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki system fisiologis atau keadaan keadaan
patologi , dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.

100 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
b. Obat palsu : Obat yang diproduksi oleh yang tidak
berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, obat yang tidak terdaftar, dan obat yang
kadar zat berkhasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari
basis kadar yang ditetapkan.

Penggolongan obat berdasarkan :

 Bahan obat
 Mekanisme Kerja obat /kelas terapi
 Bentuk sediaan dan rute penggunaannya
 Keamanan kehamilan
 Efek yang Ditimbulkan
 Menurut undang-undang

Obat berdasar bahan obat :

101 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Obat
Sintetik / tradisiona
kimia l
Obat Jamu Obat Herbal
Obat Bermerek Terstandar
Generik Dagang empiric
obat dengan
based
nama resmi
yang obat scientifi
ditetapkan mengguna c based
dalam kan nama
Farmakope milik
Indonesia produsen
untuk zat obat yang
bersangkut
berkhasiat an
yang
dikandungny
a

102 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENGGOLONGAN OBAT BERDASAR BENTUK
OBAT DAN RUTE PENGGUNAANNYA :
Pertimbangan pemilihan :
 Efek yang diinginkan

 Onset dan durasinya

 Sifat obat

 Kondisi pasien

 Harga

Rute penggunaan obat :


 Oral

 Transdermal

 Parenteral / Injeksi / Suntik

 Instilasi (Tetes, Semprot, Aerosol)

 Supositoria

 Topikal / Kulit

103 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Prinsip 12 Benar Pemberian Obat :

1. Benar Pasien

2. Benar Obat

3. Benar Dosis

4. Benar Cara Pemberian

5. Benar Waktu

6. Benar Dokumentasi

7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi


Klien

104 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
8. Hak Klien Untuk Menolak

9. Benar Pengkajian

10. Benar Evaluasi

11. Benar Reaksi Terhadap Makanan

12. Benar Reaksi Dengan Obat Lain

Waktu yang benar :


 Perhatikan aturan pakai obat

◦ Berapa kali sehari,perintah tetap atau bila


perlu, sebelum makan atau sesudah
makan

◦ Antibiotik harus diberikan dalam selang


waktu yang sama

 Berikan obat yang absorpsinya dihambat


makanan, sebelum makan. Sedangkan obat yang
mengiritasi saluran cerna, berikan bersama atau
sesudah makan

RUTE

 Padat

◦ tablet  biasa, salut gula, salut enteric,


lepas lambat (retard), efferfescent

◦ Kapsul  keras, lunak

◦ Pil

105 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Serbuk

 Cair

◦ Eliksir

◦ Emulsi dan suspensi

(perhatikan volume obat)

dalam obat :

1 sendok teh = 5 ml

1 sendok makan = 15 ml

106 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Larutan  zat aktif terlarut, tdk perlu di kocok

 Emulsi  campuran minyak dan air, harus di


kocok sebelum digunakan

◦ Emulsi minyak ikan

 Suspensi  zat aktif tersebar merata dalam


pembawa, harus di kocok sebelum digunakan

◦ Sirup antasida

Rute Enteral :
 Keuntungan

◦ Murah

◦ Mudah digunakan

◦ Tidak beresiko kontaminasi

◦ aman

 Kekurangan

◦ Timbul efek lama

◦ Tidak bisa diberikan pada pasien pingsan,


koma, tdk bisa menelan

◦ Mengalami metabolisme lintas pertama

107 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Transdermal :
 Obat transdermal tersimpan dalam patch

 Obat kardiovaskuler, obat neoplastik, insulin

 Keuntungan

 Mudah digunakan

 Tidak beresiko kontaminasi

 Tidak mengalami metabolisme lintas


pertama

 Bisa diberikan pada pasien pingsan

 Aman

 Kekurangan

 Jenis obat sangat terbatas

 Harga relatif mahal

Parenteral :

 Wadah : ampul, vlakon, botol infus

 Jenis : larutan, suspensi

 Keuntungan

 efek lebih cepat

 bisa diberikan pada pasien pingsan, koma

 Tidak mengalami metabolisme lintas


pertama

108 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Keuntungan

 efek lebih cepat

 bisa diberikan pada pasien pingsan, koma

 Tidak mengalami metabolisme lintas


pertama

Intradermal :
 Efek lokal

 Dipakai untuk pengamatan reaksi peradangan


(alergi) terhadap protein asing. Contohnya : tes
tuberkulin, tes terhadap obat

Subkutan (SK)
 Efek sistemik

 Tempat ; dipilih terdapat bantalan lemak, yaitu


abdomen, paha atas, punggung bagian atas,
lengan atas

 Dipakai untuk dosis kecil untuk obat-obat yang


tidak mengiritasi, larut dalam air.

Intramuskular (IM)
 Efek sistemik

 Efek obat lebih cepat dari pada subkutan

109 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Dipakai untuk obat yang mengiritasi, suspensi
dalam air dan emulsi

 Tehnik suntikan Z-Track, yang mencegah


bocornya obat ke dalam jaringan sub cutan

Intravena (IV)
 Efek sistemik, berefek segera

 Lebih cepat dari SK dan IM

 Tempat : vena perifer yang mudah dicapai

110 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Inhalasi :
 Pemberian obat melalui saluran pernafasan

 Obat berbentuk gas atau cairan yang mudah


menguap

 Misalnya : obat anestesi umum (isofluran,


halotan), kortikosteroid untuk kasus asma

111 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Instilasi :
 Obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes
dalam bentuk tetes mata, salep mata, tetes
telinga

Supositoria :
ada 2 jenis pembawa :

1. Lemak  harus disimpan di lemari es. Ex : anusol

2. Larut air  dapat disimpan pada suhu kamar.


Mis : dulcolak

 Rektal

 Vaginal

112 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Keuntungan :

◦ bisa diberikan pada pasien pingsan,


koma, tdk bisa menelan

◦ Tidak mengalami metabolisme lintas


pertama

Kekurangan :

 Jenis obat terbatas

 Relatif mahal

Kulit/ topikal
 Padat

 cair

 semi padat

 bentuk obat aerosol

 Untuk tujuan lokal

Penggolongan obat menurut undang-undang


 Obat Bebas

 Obat Bebas Terbatas (dulu :daftar W)

 Obat Keras (dulu : daftar G)  psikotropika, Obat


wajib Apotik /OWA

 Obat Narkotika

113 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Obat Bebas :
Lingkaran hijau

 obat yg boleh digunakan tanpa resep dokter, dan


termasuk obat yang paling aman dikonsumsi
secara bebas  self-medication/swamedikasi .

 Termasuk daftar W (Warschuwing) atau OTC


(Over The Counter)

 Dapat diperoleh di warung, toko obat berijin,


dan apotek.

 Obat ini digunakan untuk mengobati gejala


penyakit yg ringan.

 Contoh : vitamin/multivitamin, obat batuk


hitam, parasetamol

Obat Bebas Terbatas :


Lingkaran biru

 Obat-obatan yg dalam jumlah tertentu dapat


dibeli tanpa resep dokter.

 Obat bebas terbatas terkandung zat/bahan yg


relatif toksik, maka pada kemasannya perlu
dicantumkan tanda peringatan (P1-P6).

 Obat ini bisa dibeli bebas di toko obat berijin,


apotek, sebagian di swalayan atau warung.

114 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Contoh : obat anti mabuk (antimo), obat flu
(procold), obat kutu air (daktarin), paramex,
utltraflu.

 Termasuk daftar W (Warschuwing) atau OTC


(Over The Counter)

P1-P6 pada obat bebas terbatas :


SK MENKES

No. 6355/Dir.Jend./SK/1969

Obat Keras :

Obat berkhasiat keras, harus dengan resep dokter.

Bila digunakan sembarangan dapat berbahaya, bahkan


meracuni tubuh, memperparah penyakit atau
menyebabkan kematian

115 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
•Daftar G (Govaarlijk)

•Obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya


harus dengan resep dokter

•contoh : amoxicillin, captopril , digoksin.

Obat Wajib Apotek (OWA) :

 Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker di


apotek kepada pasien tanpa resep dokter sesuai
persyaratan yang sudah ditetapkan.

 Tujuannya :

1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri guna mengatasi
masalah kesehatan

2. Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,


aman dan rasional

3. Meningkatkan peran Apoteker di Apotik dalam


pelayanan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi) serta pelayanan obat kepada
masyarakat

SK Menkes

No. 347/MenKes/SK/VII/1990

116 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
CONTOH OWA :
 KONTRASEPSI ORAL 1 SIKLUS

 SALBUTAMOL INHALE 1 TABUNG

 Triamcinolone acetonide 1 TUBE

 Chloramphenicol cream 1 tube

 Famotidin maks 20 tab

 Obat Psikotropika

 Diazepam, Alprazolam

 Obat narkotika

 Codein, Morphin, Pethidin

Berdasarkan kelas terapi :


 obat-obat yang bekerja pada saluran cerna :
Antasida, antiulserasi, antirefluks, regulator GIT,
antiflatulen, Antiemetika, antispasmodik,

◦ Antasida : Aluminium Hidroksida Al


(OH)3 , Magnesium Hidroksida / Mg(OH)3

◦ Penghambat Histamin2 : ranitidin,


Famotidin

◦ Pompa proton inhibitor /PPI :


Omeprazol

◦ Inhibitor Pepsin : Sukralfat

117 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Anti emetik / anti muntah :
domperidon, dimenhidrinat,

◦ Antispasmodik : papaverin, Hyoscine N-


butylbromide

Obat-obat yang bekerja pada saluran


cerna :

◦ Antidiare : attapulgit, loperamide

◦ Laksatif : MgSO4, Bisakodil

◦ Digestan : kombinasi enzim pencernaan,


seperti amilase, lipase, atau protease,
yang berguna untuk membantu tubuh
mencerna makanan

◦ kolagogum, kolelitik : Ursodeoksikolat

Obat Saluran Pernafasan :

 Anti Asma : Salbutamol, Kortikoseroid inhalasi,

◦ Antitusif/ obat yg menekan batuk :


dekstromethopan

◦ Dekongestan : PPA/phenilpropanolamin

◦ Ekspektoran : Guafenesin

◦ Mukolitik : ambroksol

◦ Obat flu  kombinasi obat - obat di atas

118 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 obat-obat yang bekerja pada sistem metabolisme
: obat diabetika oral, Insulin, preparat tiroid, anti
tiroid, obat antihiperlipidemia, antiobesitas, obat
metabolisme tulang

 obat-obat yang bekerja pada mata, telinga, mulut


dan tenggorokan

 obat-obat alergi dan sistem imun : anti alergi,


vaksin & anti sera, imunosupresan

Obat-obat rongga mulut :

 Obat kumur

◦ Mengandung fluoride dan antibakteri

◦ Pasta gigi : mengandung fluorida dan


bahan abrasif (Merupakan bahan kasar,
seperti kalsium karbonat, dikalsium fosfat
dihidrat, dan magnesium trisilikat. Agen
abrasif berfungsi untuk membantu
membersihkan sisa makanan, bakteri,
dan beberapa noda di gigi)

 Krim kortikosteroid oral base  triamsinolone


acetonid  unt sariawan

 Throches :

 SP throches dan FG throches

 Pada SP  mengandung
dequalinium Cl yang merupakan
suatu antiseptik untuk bakteri
dan jamur.

119 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Yangg FG mengandung
fradiomycin dan gramicidin
dua bahan aktif untuk bakteri
gram positif dan gram negatif.

 Antibiotik
Menurut BPOM, antibiotik merupakan suatu zat
yang dihasilkan oleh mikroba untuk
menghambat pertumbuhan dan membasmi
mikroba jenis lain. Saat ini  alami, semisintesis
atau sintesis.

Penggolongan Antibiotik :
Sefalosporin : cefotaxime Na

Penicillin : amoxisilin, ampisilin

Aminoglikosida : amikacin sulfate

Kuinolon : ciprofloxacin

Tetrasiklin : doxycycline, tetracyclin

Penggolongan antibiotic :
 Kloramphenikol : khloramphenicol, thiamfenicol

 Makrolid : erythromycin, azithromycin.

 Antibiotik golongan lain

◦ Antituberkulosis  rifampisin,
pirazinamide, isoniazid /INH,

120 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Sulfonamide

◦ Klindamisin

◦ metronidazole

Obat-obat yang bekerja pada jantung,


pembuluh darah dan darah :

◦ Calsium Channel Blocker = nifedipin

◦ Beta bloker = propranolol

◦ Diuretik : furosemid, hidroklorotiazid

◦ Isosorbid dinitrat (ISDN)

◦ Digoksin

◦ Anti platelet : aspirin dosis rendah,


clopidogrel

◦ obat-obat yang bekerja pada saraf dan otot : obat


antianxietas, anti psikotik, sedatif hipnotik,
antidepresan, antikonvulsi,neurotonik,obat
penyakit neurodegeneratif, obat parkinson, obat
neuromuskuler, relaksan otot, obat vertigo

◦ obat-obat yang bekerja pada saraf dan otot


:antiinflamasi, analgetik & antipiretik, analgetik
opioid, NSAIDs , obat antirematik, obat gout.

 Obat penawar racun dan detoksifikasi

◦ keracunan narkotika  dengan nalokson

121 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
◦ Keracunan pestisida organofosfat 
atropin sulfat

 obat-obat pada kulit : antiinfeksi, kortikosteroid,


obat antijerawat, antiseptik, antijamur & parasit
kulit, anti virus, sediaan pelindung kulit,
analgetik & antiinflamasi topikal,obat psoriasis,
seboroik, antipruritis

 FDA (Food & Drug Association) mengkategorikan


obat pada kehamilan menjadi 5 kategori yaitu
kategori A, B, C, D, X

Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita
hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi
malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
Misalnya asam folat, zink

122 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Kategori B
 : Studi pada sistem reproduksi binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap
wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi
terhadap reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping obat
(selain penurunan fertilitas) yang tidak
diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita
hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai
resiko pada trimester berikutnya). Contoh
: acarbose, acyclovir, amiloride, amoxicillin,
ampicillin, azithromycine, bisacodyl.

Kategori C
 : Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau efek samping lainnya) dan
belum ada studi terkontrol pada wanita, atau
studi terhadap wanita dan binatang percobaan
tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat
diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi
besarnya resiko yang mungkin timbul pada janin.
Contoh : allopurinol, aminophylin.

Kategori D
 obat-obat yang terbukti menyebabkan
meningkatnya kejadian malformasi janin pada
manusia atau menyebabkan kerusakan janin
yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik
kembali).

123 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai
efek farmakologik yang merugikan terhadap
janin. Misalnya: , fenitoin.

Kategori X
 obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah
yang telah terbukti mempunyai risiko tinggi
terjadinya pengaruh buruk yang menetap
(irreversibel) pada janin jika diminum pada masa
kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan
kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Sebagai contoh adalah isotretionin dan
dietilstilbestrol.

124 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
INDIKASI, KONTRA INDIKASI DAN
EFEK SAMPING OBAT
Oleh : Sri Tasminatun, M.Si.,Apt

LO :
o Mahasiswa mampu menjelaskan definisi
indikasi dan kontra indikasi
o Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan
tipe-tipe efek samping obat yang sering terjadi
dalam klinik
o Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor
yang mendukung terjadinya efek samping obat
o Mhs dapat menjelaskan upaya pencegahan dan
tata laksana efek samping obat

OBAT?
o Menurut Kep. MenKes RI No.
193/Kab/B.VII/71
“Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan
manusia”.

125 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam
pemakaian obat :
1. Efektivitas

2. Keamanan, berkaitan dengan kemungkinan


timbulnya efek samping obat

3. Mutu

4. Rasional

5. Harga

Sediaan obat
 Setiap sediaan obat mempunyai senyawa aktif

 tunggal atau kombinasi

 Setiap senyawa aktif mempunyai efek


farmakologi / khasiat

 Digunakan sesuai dengan kondisi pasien / sesuai


dengan diagnosa

126 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
MENURUT KBBI

 Indikasi

tanda-tanda yang menarik perhatian; petunjuk

 Kontra Indikasi :

petunjuk (indikasi) yang berlawanan dengan yang


ada

127 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Untuk obat :

Indikasi  kegunaan obat sesuai dengan kondisi pasien

Kontra Indikasi  kondisi pasien yang tidak boleh


diberikan obat itu

EFEK SAMPING
 Tiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan, yang terjadi pada dosis yang
digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi

 Efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek


obat yang diinginkan

 Side effect (efek samping)

 Adverse drug reaction (reaksi obat yang


merugikan)

PARASETAMOL (ASETAMINOFEN)
 Indikasi:

nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah


operasi cabut gigi, pireksia.

 Peringatan:

 gangguan fungsi hati, gangguan fungsi


ginjal ketergantungan alkohol.

 Kontraindikasi:

 gangguan fungsi hati berat,


hipersensitivitas.

128 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Efek Samping:

jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan


terjadi reaksi hipersensitivitas, ruam kulit,
kelainan darah (termasuk trombositopenia,
leukopenia, neutropenia), hipotensi juga
dilaporkan pada infus, PENTING: Penggunaan
jangka panjang dan dosis berlebihan atau
overdosis dapat menyebabkan kerusakan
hati.

129 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
EFEK SAMPING OBAT
 5% dari pasien RS

 10 - 20% pasien rawat inap RS

 Kematian

o 0,1 % pasien nonbedah

o 0,01 % pasien bedah

 Pasien rawat jalan

o insidensi bervariasi tergantung jenis obat

o 40% obat tertentu (NSAIDs, antibiotik -


kemoterapi)

Akibat Efek Samping Obat


 Menaikan kualitas hidup penderita

(timbulnya penyakit baru/ drug induce disease


/iatrogenic disease)

 Menaikan kepercayaan penderita

 Menaikan pembiayaan untuk berobat

 menghambat penggunaan obat

130 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Adverse drug reaction (reaksi obat yang
merugikan) / ESO

TIPE A TIPE B

 Tergantung dosis  T
 Dapat diperkirakan  T
 Insidensi dan morbiditasnya tinggi  I
 Mortalitasnya rendah r
 Treatment  dosis disesuaikan  M
 T

KASUS

TIPE A TIPE B

 hemoragi  agranulosit
(Antikoagu osis
lan) (dipiron,
 gastritis fenilbutazo
(AINS) n)
 mulut  anemia
kering dan aplastika
konstipasi (kloramfeni
(atropin) kol)
  hemolisis
mengantu (primakuin
k (CTM, )
difenhidra  Reaksi
min) alergi
 hipotensi
(propranol
ol)

131 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Efek samping yang dapat di perkirakan

 Aksi farmakologi yang berlebihan

 Respon karena penghentian obat

 Efek samping yang tidak berupa efek


farmakologi utama

 Efek samping yang tidak dapat di perkirakan

 Reaksi alergi

 Reaksi karena faktor genetik

 Reaksi idiosinkratik

 Aksi farmakologi yang berlebihan

o Hipoglikemia karena obat


antidiabetika

o Perdarahan karena warfarin

o Bradikardi karena pemberian


digoksin

 Respon karena penghentian obat

 Takikardi, rasa bingung, delirium,


konvulsi yang mungkin terjadi pada
penghentian obat SSP seperti barbiturat
dan benzodiazepin

 Gejala putus obat karena narkotika

 Efek samping yang tidak berupa efek farmakologi


utama

 Kenaikan enzim transferase hepar krn


rifampisin

 Efek teratogenik

132 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Iritasi lambung oleh NSAIDs

Reaksi alergi /reaksi hipersensitifitas

 Ruam kulit, angiodema, gangguan


pernafasan

Reaksi karena faktor genetik

 Pasien yang kekurangan


pseudokolin esterase herediter
tidak dapat memetabolisme
suksinilkolin (suatu relaksan), shg
bila di beri obat ini di beri obat ini
akan menderita paralisis yang
berkepanjangan

 Pasien asetilator lambat 


Neuropati perifer meningkat.

Reaksi idiosinkratik

 Kejadian ESO yang tidak lazim,


tidak di harapkan atau aneh, yang
tidak dapat dijelaskan mengapa
bisa terjadi.

 Obat-obat imunosupresi
dapat memacu terjadinya
tumor limfoid

 Preparat Fe intamuskuler
dapat menyebabkan
sarkoma pada tempat
penyuntikan

Faktor-Faktor yang mendorong terjadinya ESO

Obat

133 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
 Intrinsik obat (sifat dan potensial
obat), dosis, frekuensi dan cara
penggunaan, interaksi

Faktor bukan obat

 Intrinsik dari pasien

kondisi fisiologis ,patologis, alergi,


genetik, sikap dan kebiasaan
hidup

 Ekstrinsik di luar pasien

Pemberi obat dan lingkungan

Kondisi Fisiologis
 tua sekali (jompo)

 muda sekali (neonatus)

 hamil

 menyusui

 Malnutrisi

134 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
135 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
136 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Pada penderita malnutrisi, albuminnya rendah  ikatan
proteinnya rendah sehingga obat bebas lebih banyak

kondisi penyakit (patologis)


gagal ginjal   eliminasi terganggu

 aminogliycosida (streptomisin,
kanamisin dsb.
menyebabkan ototoksik)

 digoxin intoxication

 asetosal   pemanjangan waktu


perdarahan, dsb

gastritis

 kortikosteroida (resiko bleeding


naik)

 NSAIDs (resiko ulkus dan bleeding


naik)

 teofilin (resiko nyeri epigastrik


naik)

asma bronkial

 asetosal (resiko sesak nafas naik)

 propranolol (resiko sesak nafas naik)

 morfin (resiko sesak nafas naik)

137 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Genetik
 Adanya variasi genetik (polimorfisme)  variasi
enzim metabolisme

o asetilator lambat

 INH (risiko neuropati perifer naik)

Reaksi hipersensitifitas

 ESO yang terjadi melalui melalui mekanisme


imunologik

 Faktor mempengaruhi timbulnya alergi obat :

o Faktor obat

o Faktor penderita

o Faktor penyakit

o Faktor lingkungan

138 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
139 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Gambaran klinis alergi obat
Manifestasi sistemik
 Anafilaksi

 Serum sickness

 Demam obat

 Sindrom lupus eritematosus sistemik


(LES)

 Kelainan hematologi

 Kelainan paru

 Kelainan hepar

 Kelainan renal

 Kelainan neurologik

Manifestasi dermatologic
 Erupsi makular /makulopapular, Erupsi obat
makulopapular merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe IV (lambat)

 Urtikaria, dikenal juga dengan “hives, gatal-


gatal, kaligata, atau biduran adalah kondisi
kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap
bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan
oleh suatu reaksi alergi,

 Dermatitis kontak alergi

 Fotoalergi

 Erupsi fikstum

140 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
URTIKARIA
SINONIM

 Biduran

DEFINISI

Urtikaria : reaksi kulit ditandai dg :

 Rasa gatal disertai dg

 Udem berbatas tegas di epidermis (urtika),

 Kemerahan,

 Timbul cepat (dlm beberapa menit),

 Menghilang scr perlahan-lahan dlm beberapa


menit sp 24 jam

Dermatologik

141 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Steven Johnson syndrome

Obat-obat yang menimbulkan alergi


 Penicillin
 Meprobamate
 Sulfonamides
 Insulin
 Thiazide
 Vaccines
 Local Anesthetics
 Salicylates
 ibuprofen

142 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
PENATALAKSANAAN
 Menghentikan semua obat yang dicurigai

 Pengobatan simtomatik  sesuai manifestasi


klinik yang timbul

Pencegahan
 Hindari obat-obat yang paling sering
menyebabkan reaksi alergi

 Info mengenai riwayat obat yang pernah alergi,


termasuk kemungkinan ada reaksi silang

 Skin test, melakukan test antibiotik melalui sub


cutan untuk mengetahui ketahanan terhadap
salah satu jenis antibiotik.

MENGAPA PERLU MESO (monitoring efek


samping obat)
 Informasi obat secara lengkap mengenai obat
sebelum beredar di pasaran sulit didapat, uji
klinik yang memenuhi syarat tetap menghasilkan
informasi yang terbatas

 reaksi yang tidak diinginkan selama pemakaian


sangat perlu dipantau secara sistemik

143 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Monitoring ESO
Tujuan :

 Menemukan efek samping obat (ESO)


sedini mungkin terutama yang berat,
tidak kenal, frekuensi jarang.

 Menentukan frekuensi dan insiden efek


samping obat yang sudah sekali atau yang
baru saja ditemukan.

 Mengenal semua faktor yang mungkin


dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya efek samping obat atau
mempengaruhi angka kejadian dan
hebatnya efek samping obat.

144 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Ketua
Sofhia Sekar

Wakil Ketua
Sultan Muhammad

Sekretaris Bendahara

Nisa Apriliya Pemateri Afif Tiara H


Fani Riska Nur Halisah
Bulan
Penyunting Desain Cover
Selvi Rizkia
M. Rofiq N dan
Daffa Distributor
M. Rasya I
Izza Desain : Akbar
Nazwa
Ika Distributor :
Bila
Raissa Sinta
Yindia
Leony Ihya
Dita
Alfina
Nurul U
Ajeng

Iqbal

145 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
146 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta

Pasal 2 :

1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta


atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaanya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana

Pasal 27 :

1) Barangsiapadengan sengaja dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp. 1.000.000 ( satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah)
2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta dan Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)

147 | B L O K 3 I l m u D a s a r K e p e r a w a t a n 2

Anda mungkin juga menyukai