Sri Tasminatun,M.Si.,Apt
INFLAMASI
Inflamasi adalah suatu respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh kerusakan pada
jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat mikrobiologik.
Inflamasi berfungsi untuk menghancurkan, mengurangi, atau melokalisasi (sekuster) baik
agen yang merusak maupun jaringan yang rusak.
ANTIIMFLAMASI
Agen antiinflamasi adalah senyawa atau obat yang digunakan untuk menangani penyakit yang
diakibatkan inflamasi. Beberapa dari obat golongan ini memiliki mekanisme aksi yang berbeda. Obat
antiinflamasi yang paling banyak dipakai adalah antiinflamasi golongan NSAID (non steroidal anti-
inflammatory drug), obat ini memiliki tiga aksi utama yaitu sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan
analgesik bekerja dengan cara menghambat pembentukan enzim COX yang kemudian menghambat
terbentuknya prostaglandin.
MEKANISME INFLAMASI
A. ASPEK PSIKOLOGIS NYERI
Menyebabkan gangguan sosial, pekerjaan, dan fungsi lain
Gangguan mood, ansietas
Gangguan mental
2. Penggolongan analgetika
analgesik opioid / Narkotika SSP
NSAIDs (Non narkotika) COX inhibitor
B. ANALGESIK OPIOID
Getah Papaver somniverum
Opium mengandung alkaloida : morphin (10%), codein (0.5%), thebain dan
papaverin
Mekanisme kerja :mengikat reseptor di otak (µ, delta, kappa)
Efek :
C. PENGGUNAAN KLINISOPIOID
Analgesi / menghilangkan nyeri
edema paru akut
Batuk
Diare
Aplikasi dalam anestesi (premedikasi anestesi)
D. NARKOTIKA
Analgesik kuat / menghilangkan nyeri
Edema paru akut
Batuk
Diare
Aplikasi dalam anestesi (premedikasi anestesi)
1. Gejala Kelebihan Dosis
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu- satu dan coma (tiga gejala klasik).
Bila sangat hebat, dapat terjadi dilatasi (pelebaran pupil). Sering disertai juga nausea (mual).
Kadang-kadang timbul edema paru (paru-paru basah).
Agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, nyeri kepala. Bila pemakaian sangat banyak
(dosis sangat tinggi) dapat terjadi konvulsi(kejang) dan koma, keluar airmata (lakrimasi), keluar
air dari hidung( rhinorhea), berkeringat banyak, pupil dilatasi, tekanan darah meninggi, nadi
bertambah cepat, hiperpirexia (suhu tubuh sangat meninggi), gelisah dan cemas, tremor, kadang-
kadang psikosis toksik.
E. NSAIDs / AINS
Nonsteroidal anti-inflammatory drug’s
Anti Inflamasi Non Steroid
Penghambat COX (enzim siklooksigenase)
Punya Efek Analgesik dan antiinflamasi
Bekerja di perifer, tidak bersifat adiktif dan kurang kuat dibanding narkotika
F. OBAT AINS
AINS (Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid)
AINS adalah obat-obat analgesik yang selain memiliki efek analgesik juga
memiliki efek anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis ini digunakan dalam pengobatan
rheumatik dan gout. Contohnya ibuprofen, indometasin, diklofenak, fenilbutazon dan
piroxicam.
1. ASAM KARBOKSILAT
2. ASAM ENOLAT
3. SALISILAT
Prototipe obat AINS
Obat : aspirin (asam asetilsalisilat)
Efek analgesik, antipiretik, antiinflamasi
Efek antiinflamasi, urikosurik (dosis tinggi :2-4 gram)
Efek antiagregasi trombosit (dosis rendah), sehingga digunakan untuk
antitrombosit
Efek keratolitik, astringent (topikal)
REYE Sindrome : berupa hepatopatia dan encephalopatia
Absorbsi sempurna di lambung
Lama kerja 4 jam (4-6x/hari)
Ekskresi meningkat dengan alkalinisasi urin
Iritasi saluran cerna (ulkus, perdarahan)
Pseudoalergi (Bronkokonstriksi)
Analgesik & antipiretik (300-600 mg 3x sehari)
Nyeri disertai inflamasi (penyakit inflamasi sendi/rheumatik), 3 – 6 gram/hari
Inflamasi sendi akut, 5 – 8 gram/hari
4. ASAM MEFENAMAT
5. IBUPROFEN
a. MELOXICAM
Selektif thd COX-2 (kurang)
T1/2 20 jam
Dosis 7,5-15 mg/ hari
b. CELECOXIB
PENGHAMBAT COX-2 SELEKTIF
T1/2 11 jam
Sangat terikat protein dan dimetabolisme dengan CYP2C9
Dosis 100-200 mg 2 x sehari
G. Beberapa pedoman praktis penggunaan NSAIDs :
NSAIDs seyogyanya hanya diberikan atas indikasi yang tepat
Jika memungkinkan sebaiknya digunakan NSAIDs yang ESO nya minimal
Jika penggunaan NSAIDs tidak dapat dihindari, sebaiknya disertai dengan obat
profilaksis seperti omeprazol
Resiko efek samping gastrointestinal meningkat pada usia lanjut, penderita
dengan riwayat ulkus atau perdarahan gastrointestinal, pemberian pada dosis
besar, perokok dan terdapat riwayat penyakit kardiovaskuler
NSAIDs sebaiknya dimulai dari dosis kecil
Tidak dianjurkan meresepkan secara bersamaan 2 NSAIDs sekaligus ataupun
NSAIDs dan sediaan kortikosteroid
H. ANALGESIK LAIN : DERIVAT PARAAMINOFENOL
asetaminofen/ parasetamol
Efek sentral dan perifer (lebih dominan perifer) diduga melalui penghambatan
COX-3
NABQI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati,
yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel