PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih menjadi indikator
pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan
rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama
hamil dan melahirkan pada 2015, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar
dan kerja keras karena kondisi sekarang ini berdasarkan, Survei Demografi
saat melahirkan adalah 248 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup dan (SDKI) 2012, menyebutkan
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup
daruratan pada kehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu
infeksi dan komplikasi aborsi. Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun,
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di
Indonesia. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir
sebagai akar masalah kematian ibu dan bayi baru lahir adal ah karena
kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut
melahirkan terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun), terlalu
dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak (lebih dari 4
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Kelahiran bayi merupakan
peristiwa yang sangat penting. Bidanpun memiliki posisi yang sangat berperan
yaitu “Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny. “Y” usia 25 tahun, dengan
1.2 Tujuan
kebidanan nifas pada Ny. Y usia 25 tahun sesuai dengan manajemen tujuh
RS Harapan Bunda
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
2006).
bayi.
bayi sehat
Selama masa nifas terjadi berbagai perubahan yang terjadi pada ibu post
1. Involusi uterus
Proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan
bobot hanya 600 gram. Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama
plasenta.
Pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas
1-2 cm.
masa nifas.
hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Setelah involusi selesai, ostium
5. Abdomen
6. Saluran kencing
minggu.
7. Laktasi
8. Lochea
menjadi 4 yaitu.
mekoneum.
F. KunjunganMasa Nifas
Program dan kebijakan teknis yang diberikan oleh pemerintah
masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi
1. Demam
2. Perdarahan aktif
6. Tromboflebitis
2. Konseling tentang :
a. Kebersihan diri
b. Istirahat
c. Latihan
d. Gizi
menyusui
f. Perawatan payudara
A. Pengertian
B. Tujuan
penghemat biaya
3) Bermanfaat bagi peneliti
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
sebagai saran komunikasi antara tenaga kesehatan, saran untuk dapat mengikuti
pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang syah. Model
pendokumentasian yang biasa digunakan ada 2 yaitu teknik SOAP dan teknik 7
1) SOAP
S = Subjektif
O = Objektif
A = Assesment
P = Planning
2) Langkah Varney
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
dikumpulkan.
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
(Varney’s, 2000).
Laporan kasus asuhan kebidanan pada pasien postpartum spontan
Pengkajian Kebidanan
Data subjektif
Identitas
Nama pasien : Ny. Yesi Novaryanti
Tanggal lahir : 14-11-1994
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.
No telfon/HP :
Anamnesa
4-9-2020, J. 22.00 : Pasien datang dengan keluhan mulas-mulas teratur
5-9-2020, J. 22.50 : Pasien melahirkan secara spontan,
Jenis Kelamin : Perempuan, BB 2765 gram, A/s : 9/10
Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri luka jahitan
Riwayat kesehatan : tidak pernah dirawat
Riwayat alergi obat : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi (Ayah)
Riwayat psikologis : Status psikologis : tenang
Status mental : kooperatif
Sistem sosial : Hubungan pasien dengan keluarga : baik
Tinggal Bersama : suami
HPTH : 10-11-2019
Tafsiran Persalinan : 17-9-2020
Riwayat kehamilan :
N Tahun persalinan Cara persalinan/penolong Jenis kelamin/Hidup (+/-) BB bayi (gram) penyulit
o
1. 2019 Spontan/RS Laki-laki / hidup 2000 Riwayat premature
2. 2020 Spontan/RS Perempuan/Hidup 2765 Tidak ada
Sistem eliminasi : BAK : normal , 6-7x sehari
BAB : 1x sehari
Pengkajian nyeri : ada, lokasi : luka perenium
Kapan nyeri mulai timbul : saat mobilisasi
Faktor pencetus/memperberat nyeri : mobilisasi
Upaya Tindakan untuk mengurangi nyeri : relaksasi, pemberian terapi
Gambaran nyeri : tertusuk benda tajam
Penyebaran nyeri : disatu lokasi tertentu
Skala nyeri : 2 (nyeri ringan)
Status fungsional (Barthel index) : 20 (mandiri)
Pengkajian risiko jatuh (Morse) : 20 (risiko rendah)
Pengenalan dini kegawatan pasien kebidanan (MEOWS) :0
Kebutuhan edukasi : diagnosa dan manajemen nyeri
Data penunjang :
1. Pemeriksaan tanggal 23/07/2020
a. HIV : NR
b. HBSAG : NR
2. Pemeriksaan tanggal 4/09/2020
a. H2TL :
Hemoglobin : 10,5 g/dl
Hematokrit : 29,6 %
Trombosit : 198
Leukosit : 6.7
b. MP2 :
Masa perdarahan : 2 mnt
Masa pembekuan : 8 mnt
c. Rapid Covid-19 : NR
S : Ibu mengatakan masih terasa mulas
Tanda-tanda Vital :
Perdarahan : ± 250 cc
P :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini
sudah dilakukan
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara massage rahim yaitu dengan gerakan
memutar dari dalam keluar, bila kontraksi bagus uterus akan teraba keras,
dan bila teraba lembek berarti kontraksi uterus jelek, dan segera laporkan
tanda tersebut
5. Menganjurkan ibu minum dan makanan . Ibu minum air teh dan makan
roti
setiap 30 menit pada 1 jam kedua dan suhu setiap 1 jam sekali sarta tetap
7. Memberikan terapi oral mefinal 3x1 tab, sporetic 2x1 tab. Ibu bersedia
mengkonsumsi
O :
- Tanda vital
- Lochea : Rubra
P :
minimal 4x sehari
minum obat
melaksanakannya
8. Mengajarkan ibu teknik menyusui. Ibu dapat menyusui dengan baik dan
benar.
9. Kolaborasi DPJP
P :
minimal 4x sehari
3. Mengiatkan kembali kepada ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti
melaksanakannya
6. Memberikan terapi sesuai jadwal mefinal 3x1 tab, spoterik 2x1 tab. Ibu
minum obat
mengerti
P :
minimal 2x sehari
3. Mengiatkan kembali kepada ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti
melaksanakannya
6. Memberikan terapi mefinal 3x1 tab, spoterik 2x1 tab. Ibu minum obat
mengerti
9. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya nifas. Ibu mengerti
10. Memastikan bahwa bayi dapat menyusu dengan baik dan benar
11. Memberitahu ibu bahwa ibu dalam keadaan baik dan diperbolehkan untuk
12. Mengiatkan ibu untuk kontrol ulang1 minggu tanggal . Ibu mengetahui