Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian masa nifas


Masa nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (obstetri
fisiologi,unpad.1983).
Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil (varney’s midwifery.2003).
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.2010).
2.2 Tahapan-tahapan masa nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:
1.      Puerperium dini,yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2.      Puerperium intermedial,yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalis yang lamanya
6-8 minggu.
3.      Remote puerperium,yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2.3 Perubahan yang terjadi pada masa nifas
Involusi rahim
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya. Fundus uteri ± 3 jari di bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya,
besarnya tidak seberapa kurnag,tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan
cepat,sehingga pada hari ke 1 tidak teraba lagi dari luar.
Setelah minggu 6 tercapai lagi ukurannya yang normal. Sesudah plasenta lahir
beratnya rahim 1000 gr, seminggu kemudian500 gr, 2 minggu postpartum 375 gr. Dan
pada akhir puerperium 50 gr.
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena
cytoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis,
pada mana zat protein dinding rahim dipecah,diabsorbsi dan kemudian dibuang
dengan air kencing.
Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar notrogen dalam air kencing
sangat tinggi. Plepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahimterjadi pada
stratum spingiosum bagian atas.
Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum spongiosum yang tinggal
menjadi nekrotis, sedangkan lapisan yang bawahnya yang berhubungan dengan lapisan
otot terpelihara dengan baik. Bagian yang nekrotis dikeluarkan dengan lochea, sedangkan
lapisan yang tetap sehat menghasilakn endometrium yang baru. Efitel baru terjadi dengan
proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara
kelenjar-kelenjar
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum dapat dilihat di bawah
ini:
  Perubahan Uterus Masa Nifas
Berat Diameter
Involusi Uteri TFU Palpasi cervix
Uterus Uterus
Lembut/
Placenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm
Lunak
Pertengahan antara
7 hari 500 gr 7,5 cm 2 cm
simpisis dan pusat
14 hari Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit

involusi tempat plasenta


setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil,
pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh throbus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan
menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini
disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ailah dilepaskan dari
dasarnta dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar
luka.
Perubahan pada servix dan vagina
Beberapa hari setelah persalianan, ostium externum dapat dalalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalianan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi
berhubungan dengan bagian atas dari canalis servikalis. Pada cervix terbentuk sel-sel
otot baru. Karena hyperplasi ini dan karena retraksi dari cervix, robekan cervix
menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selasai, ostium externum tidak
serupa dengan keadaannya sebelum hamil ,pada umunya ostium externum lebih besar
dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutam pada pinggir
sampingnya. Oleh robekan kesamping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang
dari cervix.
Vagina yang sangat diregang waktu persalianan, lambat laun mencapai
ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke 3 postpartum rugae mulai nampak
kembali.
Perubahan ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Salah satu perubahan
ligamenyang dapat terjadi pasca melahirkan anatara lain: ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Lochea
Involusi uterus menyebabkan lapisan luar desidua yang mengelilingi situs
plasenta menjadi bekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa
cairan. Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lochea.
Macam – macam lochea
1.      Lochea rubra:keluar hari ke 1-3,warnanya merah kehitaman,ciri-cirinya terdiri dari
sel desidua,vernikscaseosa,rambut lanugo,sisa mekonium dan sisa darah.
2.      Lochea sanguilenta : keluar hari 3-7, warnanya putih bercampur merah,ciri-cirinya sel
darah bercampur lendir.
3.      Lochea serosa : keluar hari 7-14, warnanya kekuningan /kecoklatan, ciri-cirinya lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
4.      Lochea alba : > 14 hari, warnanya putih, ciri-cirinya mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
5.      Lochea purulenta : lochea yang bercampur dengan nanah
6.      Lochiotosis : lochea yang keluarnya tidak lancar

Perubahan tanda-tanda vital


Tekanan Darah
Segera setelah melahirkan,banyak wanita mengalami peningkatan sementara
tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kemabli secara spontan ke tekanan darah
sebelum hamil, selama beberapa hari.
Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama
periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum.
Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah
beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan nyeri
akut atau persisten dapat memepengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi diatas 100
selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi
atau hemoragi pascapartum lambat.
Pernapasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
pascapartum. Napas pendek, cepat,atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi-kondisi seperti kelebihan cairan,eksaserbasi asma, dan embolus paru.
Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan  anak. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada  waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemorrhoid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet atau makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
Perubahan sistem perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulus sphingter ani selama persalinan, juga oleh
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.

Perubahan endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
1)      Oksitosin
2)      Prolaktin
3)       Hipotalamik Pituitary Ovarium
 Estrogen dan progesteron
Perubahan sistem hematologi dan kardiovaskuler
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai sebanyak 15.000
selama masa persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya selama beberapa hari
pertama masa postpartum.
Kebutuhan dasar masa nifas
a)      Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas diet perlu dapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan inu dan sangat mempengaruhi susunan air susu.
Diet yang diberikan harus bermutu,bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak
mengandung cairan.
b)      Ambulasi
  Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan
membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat
mungkin untuk berjalan.
c)      Eliminasi
1)      Buang Air Kecil
Ibu diminta buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum
belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan
kateterisasi.
2)      Buang Air Besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral
atau per rektal.
d)     Personal hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu angat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat
tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
e)      Istirahat dan tidur
f)       Aktifitas seksual
2.4 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah         Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
persalinan uteri
        Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarhan;
rujuk jika perdarahan berlanjut
        Pemberian ASI awal
        Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
        Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
        Jika petugas menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayidalam
keadaan stabil.
2 6 hari setelah         Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
persalinan berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal.
        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
        Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu        Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalinan
4 6 minggu        Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
setelah yang ia atau bayi alami
persalinan         Memberikan konseling untuk KB secara dini

Anda mungkin juga menyukai