Anda di halaman 1dari 16

SEKOLAH TINGGI JUL 2020

TEOLOGI BANDUNG #48

MENGHASILKAN PASTOR-SCHOLAR YANG BERDAMPAK


DALAM KONTEKS PELAYANAN URBAN

NUMBERS STTB SAYS PARTNERS’ TALK


MEMULAI MENJALANI KEHIDUPAN PEMBELAJARAN FLEKSIBEL
“NEW NORMAL” DI ERA “NEW NORMAL” DI TENGAH DISRUPSI SEKOLAH

PAGE 03 PAGE 04 PAGE 06

Sejak pandemi Covid-19 dinyatakan menyebar ke


Indonesia, demi memutuskan rantai penyebaran,
pemerintah menetapkan berbagai aturan yang pada
Lahirnya Normal Baru puncaknya adalah menjalankan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di tanah air.
di Keluarga, Sekolah, Sebagai akibatnya, terjadi perubahan pola hidup dan
bahkan cara berpikir pada sebagian masyarakat. Berbagai

dan Gereja kegiatan dan rutinitas yang berjalan normal harus


mengalami disrupsi dengan sementara dihentikan atau
diganti dengan berbagai pola yang baru.
Setelah dua bulan berjalan, pemerintahpun bersiap
untuk menghentikan PSBB dan mengajak kita semua agar
hidup dalam normal-normal yang baru. Pandemik Covid-
19 mungkin tidak akan pernah berlalu atau membutuhkan
waktu yang sangat lama untuk benar-benar musnah,
sementara ada begitu banyak hal yang tidak dapat
menunggu.

LAHIRNYA NORMAL BARU DI KELUARGA


Setelah mengikuti PSBB selama hampir dua bulan, rata-
rata keluarga di Indonesia harus beradaptasi dengan
kondisi baru yang hadir di rumah. Sebuah kondisi dimana
orangtua bekerja dari rumah dan anak-anak juga harus
belajar dari rumah menciptakan sebuah lingkungan yang
baru dimana relasi yang terjadi antar anggota keluarga dan
bahkan pola serta gaya hidup ikut mengalami perubahan.
Contoh praktisnya adalah intensitas waktu bertemu yang
jadi meningkat tajam dan keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak (khususnya pada tingkatan pendidikan
dasar) didorong untuk menjadi semakin besar.
Sembari menunggu berakhirnya PSBB, keluarga pun
Family in The Rain
"dipaksa" untuk beradaptasi dan mempersiapkan diri
https://afremov.com/images/product/2233_Family_in_the_Rain_30x40.jpg menghadapi normal baru yang akan hadir dalam keluarga.
02 BULETIN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

PSBB di beberapa tempat yang berakhir sekitar pendidik dapat segera memasuki fase adaptasi kedua
pertengahan Juni 2020 tidak menjamin bahwa semua dimana materi atau konten ajar serta pedagogi (dan
kegiatan akan serta merta kembali seperti sedia kala. andragogi) perlu dikaji ulang dan direvisi agar sepadan
Setidaknya sekolah masih akan tetap menjalankan dengan teknologi digital yang digunakan dalam
model belajar blended learning dimana siswa hanya merancang sebuah pengalaman belajar yang unik,
datang ke sekolah secara bergantian dan sisa waktu signikan dan relevan bagi peserta didik.
belajar akan dilakukan dari rumah.
Beberapa lembaga layanan keluarga menyarankan LAHIRNYA NORMAL BARU DI GEREJA
beberapa tips seperti mengatur jam belajar anak dan Demi terlaksananya PSBB dengan baik, maka pemerintah
jadwal kerja orangtua dengan baik agar semua hal dapat meminta agar tempat-tempat ibadah untuk sementara
dikerjakan dengan efektif dan konsisten, mengadakan ditutup dan layanan ibadah dilakukan dari rumah masing-
waktu untuk makan malam bersama, dan waktu untuk masing jemaat dengan menggunakan berbagai teknologi
bermain bersama. Walaupun saran-saran tersebut digital yang ada.
nampak sederhana dan mudah, mengubah pola lama Kondisi tersebut tentunya memberikan disrupsi yang
yang sudah terbentuk serta paradigma tentang keluarga cukup signikan, sehingga banyak rohaniwan dan aktivis
yang selama ini dimiliki, bukanlah hal yang dapat gereja yang tidak siap, khususnya mereka yang ada dalam
dilakukan seperti membalik telapak tangan. Orangtua kategori digital immigrant. Namun, respon yang berbeda
perlu memiliki kerelaan dan kerendahan hati untuk akan muncul dari generasi yang lebih muda atau mereka
mencari tahu apa isi hati Tuhan dan rancangan awal yang yang ada dalam kategori digital native, yang melihat
Dia miliki tentang keluarga. disrupsi ini sebagai sebuah peluang untuk memulai sebuah
pelayanan dengan konsep dan pemanfaatan teknologi
LAHIRNYA NORMAL BARU DI SEKOLAH yang lebih dapat diterima oleh kaum muda atau digital
Sejak ditetapkannya aturan untuk belajar dari rumah native.
pada tanggal 16 Maret 2020, ada cukup banyak Sebagaimana telah ada dalam skenario pemerintah
perubahan signikan yang terjadi di dunia pendidikan untuk mengakhiri masa PSBB dalam waktu dekat, sama
Indonesia, baik pada tingkatan pendidikan dasar halnya dengan keluarga dan sekolah, gereja juga perlu
(dikdas) ataupun pada tingkatan pendidikan tinggi mempersiapkan diri untuk menyambut normal baru yang
(dikti). Secara tidak langsung semua pendidik "dipaksa" mungkin akan membawa gereja pada hakekat tubuh
untuk mengaplikasikan model Pendidikan Jarak Jauh Kristus yang sebenarnya.
(PJJ) dimana beragam teknologi digital harus digunakan Pada akhirnya, setelah PSBB dihentikan, normal yang
agar pendidikan dapat terus berlangsung khususnya di baru dalam dunia pendidikan informal yang terjadi di
masa PSBB. rumah, pendidikan formal yang terjadi di area dikdas
Setelah "dipaksa" untuk melakukan PJJ selama maupun dikti, serta pendidikan non formal di gereja,
kurang lebih dua bulan, banyak pendidik yang mulai seharusnya adalah sebuah keselarasan antara materi,
terbuka dengan teknologi digital dan kemudian pedagogi (dan andragogi), dan teknologi digital yang
memperlengkapi diri dengan berbagai ketrampilan agar digunakan. Ketiga hal tersebut dapat terwujud jika para
mampu menyediakan pembelajaran yang kreatif dan pendidik rela untuk belajar melepaskan semua hal yang
interaktif. Fase ini dapat dikategorikan sebagai fase telah diketahui dan bahkan menjadi pengalaman
adaptasi pertama dimana fokus para pendidik adalah belajarnya sendiri atau secara singkat disebut sebagai
pada pemanfaatan teknologi digital untuk menyam- learn to unlearn.
paikan materi ajar dan tanpa terlalu berfokus pada
konten ajar dan pedagogi yang dipilih. Fase pertama
akan dilalui dengan baik jika para pendidik rela
meluangkan waktu untuk melatih ketrampilan dalam Amy Iwani, Ph.D.
menggunakan berbagai teknologi digital, memban- Ketua Bidang Studi M.Pd.K. STT Bandung
Pelatih/Guru/Pemimpin Yayasan Trampil Surabaya
dingkan berbagai learning management system (LMS)
yang ada, serta menggunakan berbagai sarana
pendukung yang hadir secara virtual seperti perpus-
takaan dan/atau laboratorium.
Jika fase adaptasi yang pertama dapat dilalui dengan
baik, maka dalam waktu dekat, diharapkan para
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Numbers 03

NUMBERS

MEMULAI “NEW NORMAL”

Wabah COVID-19 mempengaruhi dunia pendidikan secara masif. Namun setelah lebih dari 4 bulan berada dalam
kondisi wabah, dunia pendidikan mulai bergeliat kembali, menyesuaikan diri dengan kondisi 'normal baru' dunia
untuk bisa hidup berdampingan bersama dengan virus.

FEB 2020
999.014 0,1 % SCHOOL
closed
1 negara
peserta didik yang dari peserta didik global RRC melakukan

16 terpengaruh dari
tingkat pre-primary
sampai tertiary
tidak masuk sekolah penutupan sekolah
secara nasional.

APR 2020
1.598.099.008 91,3 % SCHOOL
closed
194 negara
peserta didik yang dari peserta didik global melakukan

02 terpengaruh tidak masuk sekolah penutupan sekolah


secara nasional.

20 April 2020, UNESCO mulai mengeluarkan kerangka (framework) untuk membuka kembali lembaga-lembaga
pendidikan yang selama ini ditutup, untuk bersama-sama memasuki kondisi 'normal baru'.
Hal ini terlihat dari jumlah lembaga-lembaga yang mulai dibuka kembali, walaupun wabah belum mereda.

JUN 2020
1.127.737.072 64,4 % SCHOOL
closed
134 negara
peserta didik yang dari peserta didik global melakukan

07 terpengaruh tidak masuk sekolah penutupan sekolah


secara nasional.

Pada awal Juni 2020 (07/06/2020), lembaga-lembaga pendidikan mulai memasuki kondisi 'normal baru'

Mereka yang terutama paling menderita dari dampak penutupan lembaga-lembaga pendidikan adalah anak-anak
penyandang disabilitas. Sebelum wabah COVID-19: sekitar 50% dari 65 juta anak-anak penyandang disabilitas usia SD –
SMA sudah tidak bersekolah.

Setelah terjadinya penutupan lembaga pendidikan akibat wabah, dipastikan jumlahnya meningkat drastis. Mereka yang
paling rentan terhadap kekerasan domestik di rumah akibat wabah adalah wanita dan anak-anak perempuan
penyandang disabilitas. Membuka kembali lembaga-lembaga pendidikan dengan prosedur kesehatan baru merupakan
pilihan penting yang perlu dipertimbangkan.

Sumber: UNESCO
04 BULETIN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

STTB SAYS

MENJALANI KEHIDUPAN

DI ERA “NEW NORMAL”
Manusia diciptakan untuk menjadi subyek perubahan, bukan sebaliknya. Sebagai makhluk yang
diciptakan segambar dengan Allah, dan diberi tugas untuk meneruskan karya Allah dalam
mengembangkan peradaban (Kej 1:27-28), manusia diberikan kemampuan untuk berpikir,
mempelajari dan mengelola situasi yang terus berubah, dan mengembangkannya lebih jauh.

Pandemi Covid-19 merupakan suatu major disruption bentuk ibadah yang baru. Ibadah yang penuh ritus di Bait
yang telah menghentikan berbagai aktivitas manusia di Allah yang megah berubah bentuk menjadi perkumpulan-
seluruh dunia mulai dari bekerja, belajar, bepergian, perkumpulan kecil untuk menaikkan doa dan membaca
hingga beribadah. Bukan hanya itu, Covid juga Taurat di sinagoge-sinagoge yang tersebar di berbagai
memaksa terjadinya perubahan pola hidup yang drastis. tempat di tanah pembuangan.
Sebagian akan bersifat sementara, setidaknya hingga Respon umat Allah di PL dalam menghadapi
vaksin ditemukan, seperti halnya physical distancing, perubahan besar yang mereka alami tersebut bisa
protokol cuci tangan, dll. Namun sebagian akan menginspirasi tentang pentingnya keterbukaan dan
menetap seperti halnya budaya berkomunikasi dan kreativitas dalam menjajaki cara-cara baru untuk
beraktivitas secara online. melakukan ibadah, bersekutu, formasi spiritualitas,
Saat wabah mulai mereda kita perlu kembali hingga aspek-aspek hidup yang lain, dalam memasuki
beraktivitas secara sik agar roda ekonomi dan roda masa new normal. Kita perlu menggali lebih dalam akan
sosial bisa kembali bergerak. Namun seperti yang makna ibadah dan berbagai hal esensial lain dan mencoba
diungkapkan oleh banyak pihak, kita tidak akan bisa melakukannya dengan cara-cara lain yang paling efektif,
kembali ke cara hidup sebelum pandemi Covid. di tengah keterbatasan interaksi sik yang masih akan
Meskipun bentuk konkritnya masih dalam proses di berlangsung setidaknya hingga satu-dua tahun
mana kita semua sedang mengkonstruksinya, faktanya mendatang.
kita semua sedang bergerak untuk menjalani hidup
dengan kesetimbangan baru yang disebut new normal. 2. Unlearn to Relearn
Adakah prinsip-prinsip yang bisa kita pegang Dalam masa PB contoh perubahan besar yang
dalam memasuki era new normal tersebut? Berikut ini menyebabkan new normal adalah ketika Injil tersebar ke
beberapa prinsip sederhana berdasarkan reeksi dari dunia non-Yahudi. Pertumbuhan signikan jumlah jemaat
beberapa bagian Alkitab. non-Yahudi memaksa terjadinya perubahan paradigma
yang mendasar tentang siapa yg bisa disebut umat Allah
1. Esensial vs Non Essential dan bagaimana mereka harus hidup. Perubahan ini
Satu contoh perubahan besar yang menyebabkan new sedemikian besar, sehingga menimbulkan kebingungan
normal bagi umat Allah dalam masa PL adalah ketika dan resistensi dari orang-orang Kristen yang berlatar
Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) kalah perang dan belakang Yahudi. Bagi mereka, seperti yang mereka
hidup sebagai orang jajahan di Babel, seribu kilometer ketahui selama ini, siapapun yg mau menjadi umat Allah
dari tempat asal mereka, selama puluhan tahun. Ibadah harus mengikuti hukum-hukum Perjanjian Lama dan tata
yang tadinya terpusat di Bait Allah di Yerusalem tidak cara orang Yahudi, seperti sunat, aturan tentang makanan,
mungkin lagi dilakukan. Perubahan konteks sosial yang dll. Kontroversi tersebut terus berlangsung sejak jemaat
masif dan drastis tersebut memaksa umat Allah untuk non-Yahudi pertama muncul di Antiokhia (Kis 15:1-34)
menggali lebih dalam akan makna ibadah melampaui hingga bertahun-tahun kemudian seperti yang sangat jelas
tradisi yang sudah mereka warisi ratusan tahun tampak dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat Galatia.
sebelumnya. Mereka perlu membedakan mana yang Mengapa hal ini bisa terjadi? Hambatan terbesar
esensial dan mana yang bisa berubah sesuai konteks dalam menjalani pola hidup yang baru seringkali bukan
situasi yang baru. Sebagai hasilnya, muncullah inovasi berasal dari kesulitan untuk mempelajari (to learn) hal
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN STT Says 05

baru itu sendiri. Hambatan terbesar seringkali berasal berbagai kesempatan mengikuti pembelajaran online
dari ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk lewat webinar maupun kelas-kelas online dengan tanpa
melepaskan (to unlearn) cara berpikir dan cara hidup terkendala faktor jarak dan dengan biaya yang sangat
lama yang sudah melekat erat dengan hidup kita. Dalam murah.
kisah di PB tadi hal ini terjadi karena jemaat berlatar Bagi STTB, kesempatan untuk mengembangkan
belakang Yahudi sulit untuk melepaskan cara pandang pembelajaran online “dipaksa” datang lebih cepat oleh
lama terhadap realita yang baru. Mereka terjebak dalam pandemi Covid. Bukan 2-3 tahun lagi, melainkan perlu
cara pandang PL dalam mendenisikan identitas dan dilakukan sekarang. Beberapa kelas S2 di STTB sudah
cara hidup umat Allah di era PB. langsung dialihkan ke format online sejak April sebagai
Pelajaran yang bisa ditarik dari sini adalah bahwa langkah awal. Namun di sisi lain STTB melihat bahwa
dalam memasuki konteks new normal, setelah memilah sikap yg perlu dikembangkan bukanlah sekedar survival
antara yang esensial dan yang tidak esensial, selanjutnya menyelenggarakan kelas-kelas online secara terpaksa dan
dibutuhkan disiplin untuk melepaskan diri dari berbagai seadanya, melainkan sebagai satu kesempatan untuk
bentuk pola pikir dan pola hidup lama agar pola pikir dan segera mengembangkan pembelajaran online yang dapat
cara hidup yg baru yg bisa dikembangkan. Insight yang meminimalkan hambatan jarak, waktu, dan biaya, dengan
bisa ditarik dari bagian ini bukan hanya untuk kehidupan kualitas yang tetap terjaga. Dengan demikian, pendidikan
bergereja. Pentingnya unlearn to relearn dibutuhkan teologi yang berkualitas dapat dinikmati oleh lebih
dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh, kita banyak orang. Bersyukur untuk beberapa kelas yang
perlu belajar untuk melepaskan paradigma lama yang sudah berjalan dengan baik dan mendapatkan respon
menilai bahwa perjumpaan secara sik pasti lebih efektif sangat positif dari mereka yang mengikuti sebagai
daripada perjumpaan secara online. Dengan demikian mahasiswa penuh maupun pendengar (Sit In). Ini menjadi
kita akan lebih siap untuk menjajaki berbagai modal awal untuk semakin mengembangkan pendidikan
kemungkinan untuk mengembangkan interaksi secara teologi secara online, terutama untuk program studi S2,
online dengan tanpa harus mengorbankan kualitas relasi baik M.Th., M.Pd., maupun M.Min., sehingga mahasiswa
yang ingin dicapai. Prinsip serupa selanjutnya bisa yg berasal dari luar kota, dan bahkan luar Indonesia bisa
dikembangkan dalam berbagai aspek lain seperti halnya mengikuti perkuliahan yang ada. Bagi mahasiswa S1,
dalam bersekutu, bekerja, dan belajar secara optimal STTB juga sudah menyiapkan pembelajaran secara
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital. online, baik untuk kemungkinan berlangsung hanya
separuh semester atau satu semester penuh hingga akhir
3. Inovatif vs Survival tahun.
Perubahan adalah bagian yang alamiah dari perjalanan
hidup manusia, secara individu maupun komunal, kecil Menggenggam Paradoks Kehidupan
atau besar. Namun, manusia diciptakan untuk menjadi Memasuki era new normal kita perlu belajar
subyek perubahan, bukan sebaliknya. Sebagai makhluk menggenggam paradoks antara kesehatan dan
yang diciptakan segambar dengan Allah, dan diberi produktivitas. Kita tidak bisa memilih salah satu. Kita
tugas untuk meneruskan karya Allah dalam membutuhkan keduanya untuk melanjutkan kehidupan
mengembangkan peradaban (Kej 1:27-28), manusia kita. Roda ekonomi dan roda sosial perlu terus berjalan.
diberikan kemampuan untuk berpikir, mempelajari dan Namun dibutuhkan kewaspadaan tinggi dan protokol
mengelola situasi yang terus berubah, dan yang ketat untuk melakukan berbagai hal dengan aman.
mengembangkannya lebih jauh. Demikian juga dalam Sesuai dengan panggilan yang Tuhan percayakan,
menghadapi perubahan masif dan mendadak karena kita masing-masing bisa terus berpartisipasi dalam maha
pandemi Covid, kita perlu menyadari kapasitas dan karya Allah yang sedang terus mengembangkan dan
tugas yang Tuhan percayakan untuk terus mengem- mentransformasi dunia ciptaan-Nya dalam berbagai
bangkan kehidupan sosial dan budaya di tengah konteks bidang kehidupan, termasuk dalam memasuki era new
situasi yang baru. normal. Bukan hanya sekedar untuk survival, melainkan
Konon menurut mereka yang mengerti bahasa dengan kemampuan untuk terus bekreasi dan berinovasi
Mandarin, kata “weiji” (= krisis) dalam bahasa untuk mewujudkan shalom dan pengenalan akan Allah di
Mandarin terdiri dari dua komponen, yaitu “wei” (= berbagai bidang kehidupan. Kiranya Tuhan memberkati
bahaya) dan “ji” (= kesempatan). Ini menyiratkan bahwa dan melindungi kita sekalian dalam memasuki era new
dalam setiap krisis yang terjadi selalu ada peluang/ normal!
kesempatan baik yang datang bersama dengan bahaya
yang kita hadapi. Kasadaran akan adanya dua sisi yang Sutrisna Harjanto, Ph.D.
datang bersama dalam krisis Covid yang sedang Ketua Sekolah Tinggi Teologi Bandung
melanda dunia bisa menolong kita untuk berpindah dari Dosen Bidang Pendidikan & Marketplac e
sekedar survival menuju inovatif. Ada banyak Penulis Buku “The Development of
kesempatan baik yang tidak muncul sebelumnya. Raker Vocational Stewardship among Indonesian
online, ibadah online, persekutuan doa online, dan Christian Professionals”
06 Partner’s Talk BULETIN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

PARTNER’S TALK

PEMBELAJARAN FLEKSIBEL
DI TENGAH DISRUPSI SEKOLAH
Pendahuluan diri. Bukankah itu gambaran pendidikan kita. Guru atau
Sejak kemunculannya di akhir 2019 dan mulai menjadi dosen mengatur jumlah dan jenis konten, metode,
pandemi pada awal 2020, Covid-19 telah memaksa kecepatan, dan jadwal penyampaian serta tipe dan
sekitar 1,6 milyar peserta didik berbagai jenjang, mulai pelaksanaan asesmennya berdasarkan konsep “one-size-
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga ts-all”. Pola ini sangat mirip dengan pola industri massal
Pendidikan Tinggi di seluruh dunia untuk belajar di pada masa Revolusi Industri 2.0 yang muncul pada akhir
rumah. Pandemi ini telah menyebabkan disrupsi sekolah abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sebenarnya pola seperti
dan kampus berskala global, terbesar sepanjang sejarah ini tidak sesuai dengan tata pandang Alkitabiah, bahwa
peradaban manusia. Hampir dipastikan semua setiap orang diciptakan Allah secara unik (Mazmur
pemangku kepentingan dunia pendidikan dibuat 139:13).
Abad ke-21 ditandai dengan kemajuan teknologi,
terkejut, frustrasi, dan bahkan ada yang mengalami
khususnya teknologi informasi dan komunikasi, yang
depresi. Disrupsi terjadi demikian tiba-tiba dan sangat
memungkinkan personalisasi. Dengan tersedianya
drastis sehingga tidak memberi kesempatan kepada
beragam sumber belajar di dunia maya yang bisa diakses
peserta didik, pendidik, orangtua, pemimpin sekolah
kapan saja dan dari mana saja, tak heran jika Generasi Z
untuk membuat persiapan yang memadai.
Sebelum Covid-19 menjadi pandemi global, (1996-2010) dan Generasi Alpha (2010-2025) lebih suka
Revolusi Industri 4.0 dengan karakteristik ikutannya, dan memang memiliki kesempatan menjadi pembelajar
seperti Big Data, Internet of Things (IoT), Cyber yang dapat memilih mau belajar apa, dari sumber belajar
Physical Systems, Articial Intelligence, Digital yang mana, belajar di mana, kapan, dan dengan kecepatan
Economy, telah ramai diperbincangkan sebagai disrupsi belajar pribadi. Demikianlah hakekat pembelajaran
di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. eksible (exible learning). Dengan cara ini generasi
Namun dampak disrupsinya tidak sekuat dan sedrastis muda kita dapat diharapkan akan menjadi pembelajar-
pandemi Covid-19. Jika Revolusi Industri 4.0 mendesak pembelajar sepanjang hayat. Namun prasyaratnya adalah
sekolah dan kampus untuk berubah dalam rangka membiasakan dan memberdayakan mereka untuk tidak
menyiapkan generasi muda untuk menghadapi sekedar belajar demi memenuhi kewajiban (compliance),
tantangan masa depan, virus ini bahkan telah “menutup misalnya demi lulus ujian atau memperoleh nilai rapor di
paksa” sekolah dan kampus di seluruh dunia, sehingga atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebaliknya
mau tak mau pembelajaran harus dilaksanakan dari pendidik perlu memastikan para peserta didik terlibat
rumah. Proses pembelajaran konvensional di sekolah (engaged), karena mereka tertarik serta menemukan
dan kampus, yang selama ini sudah sangat terpola kalau makna dan relevansi materi yang dipelajari dengan
tak bisa dikatakan cenderung “kaku”, dipaksa berubah kehidupan nyata, sehingga akhirnya mereka terbiasa dan
menjadi pola pembelajaran yang eksibel, bahkan mampu menjadi pembelajar-pembelajar mandiri yang
sangat lentur, berorientasi lebih banyak pada inisiatif “merdeka belajar”. Konsep “merdeka belajar” ini
dan kebutuhan peserta didik. sebenarnya sesuai dengan prinsip Alkitab sebagaimana
tertulis dalam Yoh 8:32 “dan kamu akan mengetahui
Pembelajaran Fleksibel (Flexible Learning) kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
Apa dan Mengapa? kamu."
Ketika kita membeli pakaian ada kalanya kita
menemukan pakaian yang “one-size-ts-all” atau “all- Mengapa pembelajaran eksible menjadi alternatif
size”. Mereka yang tubuhnya berukuran sedang tentu menarik untuk segera diterapkan? Paling tidak ada 3
saja “pas”, sedang yang gemuk akan merasa kekecilan (tiga) alasan, yakni;
1. Tekanan ekonomi akibat Covid-19, sehingga banyak
dan yang kurus agak kedodoran. Tetapi karena pakaian
orangtua murid sekolah, khususnya sekolah swasta
tersebut didesain satu ukuran, maka pembeli dan
yang tak mampu membayar uang sekolah anak mereka
pemakainyalah yang harus menerima dan menyesuaikan
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Partner’s Talk 07

yang relatif mahal. Pilihan kemudian jatuh pada institusi


pendidikan yang menerapkan pembelajaran eksibel.
Selain biayanya (mestinya) relatif lebih murah, tidak
perlu uang transpor, uang jajan, dan bagi para
mahasiswa bisa belajar sambil bekerja.
2. Domisili peserta didik yang tersebar di seluruh
pelosok tanah air, sehingga dengan pembelajaran
eksibel berbasis teknologi setiap peserta didik di
manapun berada dapat mengakses pendidikan
berkualitas.
3. Peserta didik dengan keunikan masing-masing, Dalam rangka menjamin keberhasilan implementasi
dalam hal kecerdasan, gaya belajar, kebutuhan, proses pembelajaran eksibel berbasis teknologi perlu
ketertarikan, dan keterbatasan dapat memilih dan diperhatikan beberapa aspek berikut:
mendesain peta perjalanan pendidikannya. a) Infrastruktur komunikasi digital yang dapat di-
andalkan (terutama jaringan internet)
Bagaimana Menyelenggarakan Pembelajaran b) Sumber belajar digital yang memadai
Fleksibel c) Perangkat lunak dan keras pendukung belajar yang
“Disrupted Schools or Classes, Undisrupted Learning” user-friendly
– sekolah atau kelas boleh terdisrupsi oleh apapun, d) Fasilitator belajar (Coach/Mentor) yang menguasai
namun pembelajaran harus jalan terus. Belajar dari perpaduan antara konten, pedagogi, andragogi, atau
pengalaman pandemic Covid-19, slogan ini harus heutagogi (self-determined learning in education)
menjadi cita-cita yang kita wujudkan bersama. serta teknologi.
e) Metode pembelajaran yang efektif
Jawabannya adalah pembelajaran eksibel.
f) Organisasi pengelola pendidikan yang mendukung
Penyelenggaraan pembelajaran eksibel oleh
g) Dukungan layanan yang efektif bagi pendidik dan
sebuah institusi pendidikan sebaiknya dikemas dalam
peserta didik
sebuah kerangka model pendidikan yang jelas. Dalam h) Kolaborasi yang sinergis di antara para pemangku
sebuah webinar*, penulis mengusulkan LEARN- kepentingan pendidikan
GROW-SERVE (Belajar-Bertumbuh-Melayani) sebagai
sebuah alternatif model pendidikan masa depan. Penutup
Terbukanya peluang bagi institusi-institusi Pola pembelajaran eksibel menjadi sesuatu yang menarik
pendidikan jenjang apapun untuk menerapkan proses untuk dipelajari dan diterapkan dalam rangka menjawab
pembelajaran (LEARN) eksibel berbasis teknologi, tantangan jangka pendek berupa dampak pandemi Covid-
seperti misalnya ipped learning model, yang 19. Disrupted Schools or Classes boleh terjadi tetapi
memberdayakan (empowering) peserta didik. Seiring Undisrupted Learning harus tetap diupayakan. Dalam
dengan LEARN, para peserta didik dibimbing memasuki jangka panjang, pembelajaran eksibel menjadi sebuah
fase GROW atau lengkapnya GROW-ME secara holistik kebutuhan bagi generasi muda untuk menghadapi
(Lukas 2:52; Efesus 4:15). Mereka dilatih dan tantangan perubahan yang demikian cepat sehingga
dikembangkan kemandiriannya dengan belajar menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah sebuah
menentukan sendiri tujuan (Goal) belajarnya, keniscayaan. Pola pembelajaran eksibel juga merupakan
memahami realitas (Reality) yang ada, merumuskan jawaban terhadap upaya percepatan pemerataan kualitas
opsi-opsi (Options) yang mungkin dan memilih salah pendidikan di negara kepulauan seperti Indonesia.
satu yang terbaik, serta menyusun langkah-langkah
k o n k r i t ( Wa y F o r w a rd ) d i i k u t i p e m a n t a u a n Bahan Bacaan:
- Deakin University (2013), Introducing Flexible Learning,
(Monitoring) dan evaluasi (Evaluation) mandiri. Tujuan http://sitios.itesm.mx/va/congreso_academico/documentos/Introducing
ultima seluruh proses pembelajaran eksibel bukanlah %20exible%20learning_Deakin%20Unv.pdf
untuk keberhasilan diri sendiri, melainkan seberapa - Smart Learning Institute of Beijing Normal University (2020), Handbook
of Facilitating Flexible Learning During Educational Disruption, The
besar kontribusi peserta didik atau lulusan bagi Chinese Experience in Maintaining Undisrupted Learning in COVID-19
masyarakat melalui konsep SERVE (Efesus 4:11-12). Outbreak.
Selama proses LEARN dan GROW, peserta didik sudah
dibiasakan untuk SERVE, walau itu mungkin baru dalam
bentuk peer-teaching, memperdulikan dan menolong Takim Andriono, Ph.D.
orang-orang terdekat, merawat lingkungan hidup yang Fasilitator SLDP-MM Persekolahan (YPVM-UKRIDA)
ada di sekitar sekolah atau tempat tinggal. Ketua Yayasan TRAMPIL Indonesia

* Webinar 20 Mei 2020: Bangkit Membangun Model Pendidikan Masa Depan Pasca COVID-19
https://www.youtube.com/watch?v=pM5QwWZDT48
08

Sejak April 2020, STTB langsung mengalihkan semua


program studi jenjang pascasarjana dari pembelajaran di
kelas sik (ofine) menjadi kelas virtual (online). Bersyukur
sekali para mahasiswa, staf, dan dosen dimampukan
melakukan adaptasi pola pembelajaran ini dalam waktu
yang cepat. Mata kuliah yang dibuka menjadi kelas virtual
ini bahkan disambut dengan sangat baik oleh banyak orang,
yang kemudian mendaftarkan diri menjadi mahasiswa
pendengar (audit/Sit In). Jumlah mahasiswa audit melonjak
Situasi pandemi di Indonesia dan dunia menuntut banyak secara sangat signikan, baik yang datang dari dalam dan
sekali perubahan dan penyesuaian bagi kegiatan dan luar negeri.
pembelajaran mahasiswa. Ketika virus corona semakin Pada periode antar semester, bulan Mei-Juli, orang-
merebak di Indonesia di kuartal pertama 2020, STTB orang di berbagai tempat di Indonesia melaksanakan
diperhadapkan pada pilihan yang sulit. Apakah akan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penyesuaian
mempertahankan semua mahasiswa yang tinggal di asrama kebiasaan baru dengan melakukan aktivitas dari rumah.
untuk tetap di asrama sampai kondisi dinyatakan aman atau STTB menggunakan kesempatan ini dengan memberikan
memulangkan mahasiswa sesegera mungkin sebelum berbagai bentuk layanan daring, seperti Youtube Live, IG
kondisi semakin parah. Masing-masing pilihan ada L i v e , F B L i v e , Z o o m i n a r, w e b i n a r, b a h k a n
konsekuensinya, baik bagi mahasiswa, bagi orangtua menyelenggarakan Indonesian Forum for Christian
mahasiswa, bagi STTB, dan bagi masyarakat terkait. Tidak Education (IFCE) 2020 secara online. Kontennya sangat
ada pilihan dengan konsekuensi yang seluruhnya positif beragam (dapat dilihat di media sosial STTB) dan diikuti
atau seluruhnya negatif. Pada akhirnya setelah oleh mahasiswa teologia, aktivis dan rohaniwan gereja, staf
mempertimbangkan banyak faktor dan skenario, STTB parachurch, profesional Kristen, dan lain-lain. Pembatasan
memutuskan untuk memulangkan semua mahasiswa pada pergerakan sik-sosial di masa Covid-19 ini justru
akhir Maret 2020. membuka batasan-batasan akses pembelajaran, dengan
Sebelum memulangkan mereka, beberapa hal telah tersedianya Jaringan koneksi internet melalui teknologi
dilakukan terlebih dahulu. Mahasiswa menjalani isolasi informasi dan komunikasi.
mandiri, pembatasan ketat keluar asrama, penjelasan STTB juga telah membentuk kelompok kerja
protokol kesehatan, pemberian bantuan biaya pulang bagi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yang diketuai oleh Amy
yang membutuhkan, dan pengantaran ke rumah (bagi yang Iwani, Ed.D., ketua prodi Magister Pendidikan Kristen
tinggal di wilayah Jabodetabek) atau ke bandara. Lokasi (MPdK) STTB, yang telah lama berkiprah dalam dunia
kampus disterilkan dengan pembersihan dan desinfektan, pembelajaran online. Pokja PJJ ini memiliki tugas jangka
pembatasan ketat akses keluar-masuk wilayah kampus, dan pendek untuk mempersiapkan segala yang diperlukan untuk
pengaturan jadwal kerja karyawan, staf, dan dosen. Semua peralihan dari pembelajaran kelas menjadi pembelajaran
kegiatan pembelajaran yang terhenti sebulan sebelum akhir jarak jauh sepanjang semester ganjil tahun ajaran baru 2020-
semester juga dikompensasi dengan pemberian materi 2021. Lebih dari sekadar transisi, secara jangka panjang,
belajar mandiri dan tugas terstruktur yang dikerjakan dan pokja PJJ juga mempersiapkan terbangunnya kapasitas bagi
dikirimkan dari rumah setelah mahasiswa pulang. terlaksananya pembelajaran teologi dan pemerlengkapan
Sangat lega ketika mendengar satu persatu mahasiswa pelayanan yang inovatif dan relevan.
bisa tiba di tujuan masing-masing dengan selamat dan
mematuhi protokol isolasi mandiri selama 14 hari di tempat
mereka tinggal. Komunikasi antara pihak kampus dengan
mahasiswa dan antar mahasiswa dilakukan dengan media
komunikasi, baik dalam bentuk teks, audio, maupun video. Johan Setiawan, MCM
Dosen pembimbing pastoral menghubungi anak-anak
Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan
dalam kelompok pastoral mereka. Pembimbing pemuridan dan Dosen Teologi Praktika STT Bandung
tetap menjalankan proses pemuridan dari jarak jauh. Bahkan
ujian skripsi semuanya berhasil dilakukan dengan
menggunakan Zoom tanpa hambatan yang berarti.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Campus News 09

25-29 Mei 2020. Kelas Online “Emotional Health of a Church


Musician” oleh Dr. Ming SooHoo untuk program Magister
Ministri (Worship & Music Leadership) bekerjasama dengan
Singapore Bible College.

22-26 Juni 2020. Kelas Online Perspektif Biblika/Teologi


tentang Kemiskinan dan Keadilan Sosial oleh Dr. Amos
Sukamto untuk program Magister Teologi dan beberapa
mahasiswa audit.

Webinar STTB "Learning in Disruptive Era" (13 Juni - 25 Juli 2020) yang
diikuti bukan saja oleh mahasiswa STTB juga dari beberapa edukator di
berbagai tempat di Indonesia. Pertemuan dilakukan setiap hari Sabtu
pk. 10:00 sampai 12:00 WIB. Webinar ini dapat juga dilihat di YouTube
Channel STTB.
10 BULETIN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

STUDENT SAYS

PENDAPAT MAHASISWA
Pandemi COVID-19 sempat membuat beberapa mata
kuliah tersisa di beberapa program studi STTB harus
dilakukan secara daring. Apa pendapat mahasiswa
tentang perubahan cara belajar selama masa disrupsi
pendidikan seperti sekarang ini. Adakah kelebihan
dan kekurangan perkuliahan metode daring dan
adakah manfaatnya bagi mahasiswa serta pelayanan
mereka. Beberapa mahasiswa menyampaikan
pendapat mereka seputar pembelajaran jarak jauh
dampaknya bagi perkuliahan.

Teguh Juliawan, S.T. Monica Andreas Jasin, S.Si.


Magister Pendidikan Kristen Magister Pendidikan Kristen
SMAK Trimulia - Kepala Sekolah Cahaya Bangsa Classical School
SMA Bintang Mulia - Plt. Kepala Sekolah Principal of School of Logic

Sebuah Disrupsi sedang terjadi saat ini terhadap semua Dalam masa Covid-19 ini, bekerja dari rumah (WFH)
elemen kehidupan. Utamanya adalah dunia Pendidikan sebenarnya tidak selalu dipandang buruk, tetapi perlu kita
yang dipaksa berubah. Disrupsi dalam dunia pendidikan ingat bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol sebagai
seolah memaksa sebuah bangunan rumah dibongkar manusia, termasuk yang terjadi dalam masa pandemi
pondasinya. Tidak cukup hanya merubah bagian luar seperti sekarang ini.
ataupun tampaknya saja. Untuk saya pribadi sebagai educator dan leader yang lebih
Kualitas pertemuan yang biasa dilakukan di dalam kelas, senang dengan tatap muka secara langsung, kondisi seperti
yang melibatkan percakapan langsung dengan dosen, sekarang membuat saya dan tim benar-benar harus putar
tanpa dibatasi kuota data dan buruknya sinyal suara, seolah otak. Kami harus lebih kreatif sehingga proses komunikasi
menjadi suatu kemewahan saat ini. Bahkan bagi beberapa internal, perencanaan tim, dan tentunya proses belajar
teman mahasiswa yang tinggal di daerah sinyal “sepoi- mengajar dari rumah bisa tetap terlaksana dengan baik
sepoi”, berkirim pesan teks pun sudah menjadi sebuah tanpa menurunkan kualitas pembelajaran.
kemewahan. Metode belajar secara online yang saya rasakan selama
Maka perlu sekali membuat proses pendidikan tinggi beberapa bulan terakhir, ternyata lebih banyak
menjadi lebih eksibel dan aksesibel, agar disrupsi kelebihannya daripada kekurangannya. Contohnya, saya
pendidikan saat ini dapat dijadikan sahabat, bukan musuh. jadi memiliki waktu kebersamaan dengan keluarga, belajar
Berikut ini Triple Self yang harus kita kembangkan: communication skills lebih lagi karena kita berhubungan
dengan banyak pihak untuk urusan yang detail dan
- Self Discipline, semua pembelajaran dilakukan di berbeda.
rumah masing-masing, sehingga kita harus disiplin
mengatur diri. Taati jadwal belajar yang sudah kita Selain itu saya juga belajar mengoperasikan
susun. Bangun pagi, agar tetap produktif. communication platforms berbeda supaya proses belajar
mengajar/meeting/kuliah lebih maksimal. Kelebihan
- Self Finding, keingintahuan adalah kunci keberhasilan lainnya adalah lebih mudah mengatur waktu live
seorang mahasiswa menimba ilmu. Maka biasakan conference karena hanya tinggal berpindah dari meeting
membaca sendiri tanpa perlu disuruh. yang satu menuju meeting berikut.
- Self Control, penguasaan diri menjadi penting di saat Kekurangannya secara khusus bagi saya adalah saya harus
ini. Kemampuan menunda kesenangan, akan belajar disiplin dengan waktu kerja karena dengan WFH
membawa kita pada kesuksesan yang lebih besar di ini membuat saya menjadi lebih workaholic dari waktu
kemudian hari. kerja normal sebelumnya.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Question & Answer 11

Ivan Setiawan Hadiwasita Shinta Agustina Tjokro, S.E.


Master Teologi M.Min. in Worship & Music Leadership
GKKK Padang Gereja Kristus Bogor
Hamba Tuhan Penuh Waktu Ketua Majelis Bidang Peribadatan

Pandemi Covid-19 telah mengubah sistem pelayanan, Mengikuti perkuliahan secara online ternyata sangat
pekerjaan dan pendidikan menjadi online. Zoom adalah menyenangkan khususnya mata kuliah Perjanjian Lama dari
salah satu aplikasi tatap muka online yang dalam masa Ibu Dwi Maria Handayani, Ph.D.
sekarang ini marak dipergunakan oleh berbagai macam Melalui video yang diberikan sebelumnya, saya punya
bidang dan kalangan. STTB adalah salah satu lembaga kesempatan untuk bisa mendengarkan materi dengan
teologia yang memanfaatkan Zoom untuk mengadakan seksama, mencatatnya dan dapat mengulang kembali jika
perkuliahan online, baik untuk jurusan S1 sampai S2. diperlukan. Sehingga saat kuliah berlangsung, kami sudah
Pada tanggal 21 sampai 24 April 2020, saya siap mendengarkan penjelasan dari Dosen Pengampu dan
mengikuti perkuliahan online yang diadakan STTB juga sudah siap dengan apa yang akan ditanyakan.
untuk jurusan Master Teologia menggunakan Zoom. Metode kuliah seperti ini membuat waktu perkuliahan
Awalnya saya hampir tidak dapat mengikuti perkuliahan menjadi esien dan efektif dengan waktu interaksi yang
ini, selain karena adanya pandemi, putri pertama kami terbatas baik bagi pengembangan materi, diskusi dan juga
baru saja lahir pada awal bulan April 2020. kebersamaan. Selain itu, bagi saya yang tinggal di luar kota
Saya sangat bersyukur ketika tahu bahwa menjadi hemat biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi.
perkuliahan diadakan secara online karena membuat Namun kuliah online harus ditunjang dengan jaringan
saya tetap bisa mengikuti perkuliahan dengan internet yang memadai, kuota yang cukup, dan tuntutan bagi
menggunakan Zoom. Perkuliahan selama empat hari mahasiswa untuk mandiri dan semakin terbuka akan
secara online oleh STTB tentu ada kelebihan dan teknologi.
kekurangan. Kondisi seperti sekarang ini, dapat membuka peluang
Kelebihan yang sangat meringankan saya karena ladang pelayanan baru, menjangkau lebih banyak jiwa
tetap dapat mengikuti perkuliahan tanpa perlu dengan tidak terbatas jarak dan waktu. Walaupun touching
melakukan perjalanan panjang dan melelahkan serta personal memang menjadi kurang maksimal, terlebih jika
tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi yang cukup belum saling mengenal. Tentunya hal ini menjadi tantangan
mahal dari Padang sampai Bandung. Serta dengan bagi para pengajar untuk kreatif dalam memberikan materi
perkuliahan online, di luar jam perkuliahan saya tetap dan komunikatif dalam menyampaikannya.
dapat menolong istri yang baru saja melahirkan.
Perkuliahan online tentu juga memiliki kelemahan. Ray Stephen Muljana
Gangguan internet adalah salah satunya. Ketika terjadi M.Min. Marketplace
gangguan internet, maka beberapa mahasiswa termasuk
Legacy.Inc. - Prudential Indonesia
saya harus merelakan beberapa bagian perkuliahan yang Associate Agency Director
terpotong. Kendala lainnya karena belum terbiasa
dengan kuliah online, seperti: merasa aneh ketika Belajar dengan cara e-learning merupakan sebuah
berinteraksi (terbatas dengan layar smart phone ataupun pengalaman baru bagi saya selama mengikuti perkuliahan
laptop), perkuliahan yang sekalipun diikuti banyak M. Min. Marketplace di STTB.
mahasiswa jadi seakan sendirian (di rumah masing-
masing). Menurut saya langkah cepat yang dilakukan STTB
dalam menyikapi situasi di era pandemi ini sangatlah tepat.
Puji Tuhan selama kuliah, baik sebelum ataupun Saya terbantu dengan adanya pembelajaran secara online
setelah online, gereja tempat saya melayani mendukung meskipun dalam pelaksanaannya, saya juga menemukan
perkuliahan saya. Sehingga apabila saya sedang kuliah, beberapa kendala, seperti mata lelah karena terus menatap
mereka memberi kesempatan saya untuk fokus dengan layar, delay karena gangguan koneksi dan beberapa hal
kuliah tanpa membebani dengan pelayanan apapun. Hal teknis lainnya. Namun itu semua tidak menjadikan
ini juga anugerah tersendiri bagi saya karena tetap dapat efektivitas belajar berkurang.
melayani, kuliah dan membantu istri menjaga anak yang
baru dilahirkan. Tugas-tugas dan laporan baca yang diberikan oleh
dosen, sangat membantu saya memahami hal-hal penting
dalam perkuliahan. Kuliah lebih banyak diisi dengan
diskusi-diskusi yang interaktif serta pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dibahas. Sehingga tatap muka secara online, yang
memang secara durasi mungkin tidak dapat dilangsungkan
dalam waktu yang lama, menjadi lebih efektif.
12 Alumni Says BULETIN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

ALUMNI SAYS

PENDAPAT ALUMNI
DISRUPSI DALAM PENDIDIKAN
Para Alumni STTB yang tersebar di berbagai daerah menekuni dan melayani di berbagai bidang berbeda.
Cukup banyak yang menjadi aktivis atau pengurus gereja, namun ada juga yang terjun langsung menjadi edukator
bahkan menduduki peran sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi di beberapa tempat di Indonesia.
Apa pendapat Alumni, khususnya para Ketua STT tentang disrupsi pendidikan yang terjadi akibat pandemi Covid-
19 dan bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan.

Dr. Rei Rubin Barlian, M.Th. Casthelia Kartika, D.Th.


Alumni Sarjana Teologi Alumni Master of Divinity
Alumni Master of Arts Ketua STT Amanat Agung
Ketua STTIAA Mojokerto, Jawa Timur Jakarta

Menurut saya pendidikan teologi berasrama tetap adalah Perubahan bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi
yang terbaik untuk mempersiapkan pengerja-pengerja di terlebih lagi untuk dikelola. Ketidaksiapan untuk
ladang Tuhan. Kelebihan boarding school adalah: praktik berjibaku dengan gelombang perubahan yang besar
disiplin hidup dengan jadwal yang ketat, pembentukan seringkali berakibat pada kegelisahan, kebingungan, dan
karakter yang maksimal dengan cara saling mengasah bahkan tenggelam dalam arus deras yang tak kunjung
antar teman seasrama yang berbeda latar belakang dan dapat dikuasai.
tabiat, jadwal belajar yang maksimal dengan adanya wajib Itu sebabnya banyak orang tidak suka dengan
self-study di perpustakaan, pelatihan team work, perubahan dan memilih untuk tetap bisa menikmati apa
kepemimpinan, ketundukan. yang sudah ada tanpa harus mengambil banyak risiko
Disrupsi pendidikan dikarenakan pandemi Covid-19 terkait langkah penyesuaian terhadap perubahan itu.
memaksa banyak asrama dibubarkan dengan alasan bahwa Namun saat ini, ketika dunia diperhadapkan pada arus
nyawa lebih berharga, perkuliahan menjadi daring. Hal ini perubahan yang begitu deras oleh karena pandemi yang
banyak positifnya baik bagi pengajar maupun para masih terus berlangsung hingga hari ini, sesungguhnya
pembelajar, kelas menjadi “go Internasional”, bisa diakses setiap orang didesak untuk menyesuaikan diri dan
dari mana saja. Khususnya bagi para dosen wajib sekaligus dituntut untuk menerima perubahan sebagai
meningkatkan kemampuan teknologi dan kualitas bagian yang tidak terpisah dari kehidupan yang dijalani.
pembelajaran daring. Sebagai seorang yang melayani di dunia pendidikan
Dalam masa “new normal”, semua diharapkan teologi, saya berpendapat bahwa eksibilitas atau
kembali berjalan seperti biasa, bedanya adalah bahwa saat kemampuan bersikap lentur adalah kunci dalam menerima
ini kebiasaan sudah berubah mengikuti protocol Covid-19, dan berdamai dengan kondisi saat ini. Perubahan sistem
semuanya menjadi sangat berhati-hati. Wajib masker dan dalam manajemen pembelajaran, dari tatap muka menjadi
face-shield, wajib sering mencuci tangan, social daring atau bahkan mungkin blended learning menjadi
distancing, tidak melakukan kontak sik, jaga kebersihan, pilihan metode belajar di kemudian hari, justru harus
sering membersihkan permukaan, sering ganti baju. dilihat secara positif sebagai kesempatan untuk
Dalam pelayananpun demikian, jangan sungkan pengembangan kreativitas dalam ranah pendidikan
untuk memakai masker dan face shield ke mana-mana. teologi.
Khususnya saat melayani PDP ke Rumah Sakit atau Dampak dari kesediaan untuk menyesuaikan diri dan
pemakaman korban Covid perlu ada persediaan APD agar bersikap lentur terhadap perubahan ini, seharusnya
bisa lebih leluasa. Penerimaan mahasiswa baru perlu membuat studi teologi menjadi semakin relevan dengan
menyertakan surat keterangan bebas Covid-19 dan perlu zamannya tanpa sedikitpun mengurangi keotentikannya.
ada tempat karantina selama 14 hari sebelum memasuki
asrama. #Stay health.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Alumni Says 13

Dr. Minggus M. Pranoto, Th.M. Dr. Harianto GP, D.Th.


Alumni Master of Divinity Alumni Master of Divinity
Ketua STT Abdiel Ungaran Ketua STT Excelsius Surabaya

Sekolah tinggi teologi mesti menjadi perguruan tinggi Sejak pandemi Covid-19 mulai muncul di Indonesia,
yang tidak berorientasi pada teaching college, yang hanya semua aktivitas berpusat di rumah saja, termasuk bekerja
menekankan pada pengajaran yang monolog dan transfer dan belajar. Suasana belajar di rumah yang dirasakan
doktrin dari dosen kepada mahasiswa-mahasiswi. Juga selama beberapa bulan terakhir menggambarkan keadaan
tidak menjadi perguruan tinggi yang hanya berfokus pada Education 4.0 yang menekankan keperluan dasar manusia
sekadar researching college, yang celakanya hasil risetnya untuk menggunakan dan menguasai IT (Information and
tidak menjawab kebutuhan gereja dan masyarakat karena Technology). Respon Education 4.0 adalah pemanfaatan
tidak memberi solusi penyelesaian masalah. teknologi pembelajaran yang bersifat blended dengan
Sekolah tinggi teologi harus menjadi entrepreneurial menggunakan daring (e-learning) dan luring (luar
college yang ditandai dengan ciri-ciri: pertama, jaringan). Pembelajaran daring menawarkan teknologi
kreativitas dan inovasi dalam keseluruhan sistem digital, open sources contents dan global classroom
pendidikan dan proses belajar mengajarnya serta tentunya sehingga peserta didik dapat belajar di rumah. Sedangkan
juga dilandasi oleh pengajaran doktrin yang sehat dan pembelajaran luring artinya pendidik memberi materi
benar; kedua, selalu berusaha melihat atau bahkan melalui web, mengirim lewat surat elektronik (e-mail)
menciptakan peluang dalam konteks baik yang predictable ataupun mengunggahnya melalui media sosial untuk
maupun unpredictable didasari oleh ilmu teologi yang siap kemudian dapat diunduh oleh peserta didik.
didialogkan dengan ilmu-ilmu lainnya; dan ketiga, Dalam perkembangannya, kegiatan belajar di rumah
memiliki keberanian untuk mengambil resiko secara membutuhkan evaluasi menyeluruh bagi pendidik dan
terukur dalam mengembangkan Tri Dharma Perguruan peserta didik. Jangan sampai metode belajar yang “baru”
Tinggi. ini mendatangkan masalah baru seperti tugas yang lebih
Kuliah melalui online merupakan tantangan tersendiri menumpuk, materi yang tidak tersampaikan dengan baik,
di masa sekarang ini setidaknya karena adanya tuntutan penilaian yang tidak objektif, peserta didik yang tidak siap
perkembangan informasi teknologi dan komunikasi yang dengan alat dan jaringan pendukung pembelajaran seperti
super canggih yang berpengaruh atas efektivitas dan komputer atau kuota internet serta sinyal yang terputus
esiensi dalam soal proses belajar mengajar dan sebagai yang menyebabkan proses pembelajaran daring menjadi
respon terhadap wabah Covid-19 sekarang ini yang tidak efektif.
menuntut untuk social distancing. Untuk mencegah terhambatnya proses pembelajaran
Dalam konteks sekolah tinggi teologi (juga gereja), daring khususnya bagi mahasiswa, perlunya adanya;
pendidikan melalui online hanya lebih berkutat pada pelatihan penguasaan IT dan program-program yang
transfer ilmu saja dan kurang terjadi transfer keteladanan diperlukan seperti pencarian sumber belajar berupa e-
hidup. Pendidikan ofine memberi ruang perjumpaan yang book, artikel jurnal, atau makalah tertentu sehingga peserta
lebih luas karena dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi didik dimudahkan untuk menyelesaikan tugas mereka.
dan merayakan kehidupan dalam proses pembentukan Selain itu model pembelajaran harus berorientasikan
karakter teladan hidup bersama dalam kuasa pembaruan blended, tidak monoton dengan hanya memanfaatkan
Roh Kudus. zoom atau google learning yang kemudian dilanjutkan
Namun demikian sistem pendidikan online dengan dengan membuat tugas saja. Salah satu kesulitan belajar
prosentasi lebih rendah tetap dapat dilakukan di samping mandiri adalah pengembangan model pembelajaran yang
pendidikan tatap muka atau ofine. Entrepreneurial bersifat cooperative (kelompok) tentu saja karena “belajar
college mengombinasikan model pendidikan online dan di rumah”, tugas kelompokpun harus didisain dengan
ofine ini dengan sebaik-baiknya melalui ciri-ciri yang menggunakan google meet atau program pendukung
disebutkan di atas. lainnya.
Penelitian Looper dan Hernacki menyimpulkan
bahwa pembelajaran yang efektif adalah bila peserta didik
aktif belajar secara mandiri. Ki Hajar Dewantara, Bapak
Pendidikan Indonesia, memberi semboyan bagi para
pendidik; “Ing ngarso sung tulodo” (di depan memberi
contoh), “Ing madyo mangun karso”, (di tengah memberi
semangat), “Tut Wuri Handayani”, (di belakang memberi
dorongan). Karena itu tugas pendidik yaitu harus
menguasai model-model pembelajaran yang dapat
diterapkan sesuai konteks selain model-model yang sudah
ada dan sudah dilakukan.
Mata kuliah yang dipilih dapat dijalani tanpa harus
mengikuti ujian atau mengerjakan tugas kuliah dan
tidak akan mendapatkan nilai atau sertifikat apapun.

Biaya Audit:
September-Desember 2020: Rp. 500.000,-/mata kuliah

Dalam 1 semester maksimal hanya 2 mata kuliah


yang bisa diambil (berlaku September-Desember 2020)

Pendaftaran maksimal 1 minggu sebelum


tanggal kuliah pertama dimulai.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG BULETIN Alumni News 15

ALUMNI NEWS

BERITA SEPUTAR ALUMNI STTB


BERITA DUKACITA BERITA SUKACITA
02 Januari 2020 15 April 2020 20 Januari 2020
Telah berpulang Ibu Indrajati Pangestu (83 Telah berpulang Zevania Metanoia (lahir 15 Telah lahir Brandon Amadeus Komala, cucu
thn) ibunda Pdt. Robbyanto Notomihardjo April 2020) puteri pertama Ev. Gema Pdt. Unandi dan Ibu Freda Adjan dari
dilayani GBT Pancaran Kasih Surabaya. Mustika, S.Th dan Ibu Jenny dilayani GKKA pasangan Rico Komala dan Eva Delicia.
Singaraja Bali.
17 Januari 2020 24 Februari 2020
Telah berpulang Ibu Elsye (67 thn), ibunda 19 April 2020 Telah lahir Catherine Michelle (anak kedua)
Sandra/ibu mertua Pdt. Sulistio, dilayani dari Ev. Joshua dan Ev. Eli (keduanya
Telah berpulang Bapak M. Saleh (78 thn)
GKJW Bangkalan Madura. alumni STT Bandung).
ayah Ibu Rida A. br. Sianturi/mertua Bpk.
03 Februari 2020 Chandra Yusak Silalahi (Alumni STTB) di 10 Maret 2020
Telah berpulang Ibu Tiasni br. Hutapea (75 pekamanan AURI Ciharum. Telah lahir Grizell Sophia Aritonang (puteri
thn), ibunda Pdt. Ruben, dilayani Gereja pertama) dari Bapak Joy Aritonang dan
08 Mei 2020
Kristus Bogor. Prilly Melriska (Alumni STTB).
Telah berpulang Ibu Tjong Muk Hiong (86
23 Februari 2020 thn) Ibunda Ev. Evelyn (Alumni STTB) 10 April 2020
Telah berpulang Bapak Awi Winata (64 thn), dilayani Gereja Kristen Kalimantan Barat Telah lahir Kaylyn Gianna Siswandi (puteri
ayah Ev. Christine Yosephine dan ayah (Pemangkat). pertama) dari Ev. Yudhistira (alumni STT
mertua Ev. Oey Sin Han, dilayani Gereja 15 Juli 2020 Bandung) dan Ev. Marisa.
Rehoboth Bandung. Te l a h b e r p u l a n g B a p a k A n d r e a s
Hatumesen (58 thn) suami dari Lelawati, 27 April 2020
25 Maret 2020
(alumni STTB) di RD Cikini dilayani oleh Telah lahir Benedict Khrisna Putra (putera
Telah berpulang Ev. Simpei Hugo - Alumni
GPIB Paulus, Jakarta. pertama) dari Ev. Khrisnamurti dan Ev.
STTB- (54 thn) dilayani Pdt. Larry dari GKI
Erny Gea (keduanya Alumni STT Bandung).
Pajajaran Magelang.
... Informasi 10 Mei 2020
08 April 2020
Telah berpulang Pdt. Pieter Lase - Alumni
seputar alumni Telah lahir Iotalyra Siendow (putera
hubungi Pengurus IKALNAS: pertama) dari Ev. Nera Demtora (Alumni
STTB - (55 thn) dilayani GPIG Jemaat
STTB) dan Bapak Welly.
Bait’El Gorontalo.
Ev. Anton Siswanto, M.Th.
15 Mei 2020
13 April 2020 0821-5429-2977
Telah lahir Thomas Joylie Setiawan (putera
Telah berpulang Diaken Tiarmin Pakpahan
pertama) anak kedua dari Ev. Ricky Lie
(71 thn) ibunda Ev. Roy Hasibuan, S.Th.
Setiawan (Alumni STTB) dan Ibu Fitri.
dilayani GMII “Anugerah” Medan.

No. Rekening
BULETIN SEKOLAH TINGGI
BCA Cabang Surya Sumantri
TEOLOGI BANDUNG
No. 282 300 5555
Penasihat : Sutrisna Harjanto, Ph.D.
Pemimpin Redaksi : Tan Giok Lie, Ed.D.
a.n. Yayasan STT Bandung Jl. Dr. Djunjunan No. 105,
Penyunting : Grace Emilia, M.Th. Bandung 40173 - Jawa Barat, Indonesia
Desain : Tintin Kristiana Telp. 022.6016454, 6077920
Anna Victoria Cahyadi

0815 7336 0009

Anda mungkin juga menyukai