Anda di halaman 1dari 3

PERAN PADUAN SUARA DALAM HIDUP UMAT BERIMAN

Tidak terasa 2 minggu lagi Paroki kita yg tercinta yaitu Paroki St. Yakobus – Mariso akan mengadakan
pesta paduan suara antar rukun yang dibalut dalam suasana lomba. Tak dapat dipungkiri seluruh
kelompok rukun tanpa terkecuali di dalam lingkungan paroki tengah bersiap dengan sangat antusias
dalam menyambut perhelatan ini. Ini nampak dari kegiatan-kegiatan latihan yg dilakukan di rukun
masing-masing yg kebetulan bertepatan dengan bulan Maria, dimana seluruh rukun berkumpul dan
bersekutu bersama dalam mendaraskan doa rosario setiap hari. Nampak pula ada sebagian rukun yg
berusaha dengan gigih dalam mengumpulkan anggotanya dari segala usia mulai dari anak-anak,
remaja, kaum muda hingga opa-oma, semua dengan sukacita menyambut ajang 2 tahunan ini.
Kegiatan ini mungkin juga dapat mengaktifkan kembali beberapa anggota rukun yg selama ini jarang
berpartisipasi di rukunnya masing-masing.

Menyambut kegembiraan ini, perkenankan penulis membagikan kesaksian dan refleksi imannya
akan pentingnya peranan paduan suara di dalam hidup menggereja. Diharapkan agar dengan pesta
yg diselenggarakan ini akan menambah antusiasme kita dalam bersekutu di dalam Yesus Kristus
melalui paduan suara.

Paduan Suara Gereja adalah suatu kumpulan para penyanyi yang melayani Allah dan Jemaat-Nya
melalui nyanyian dan perilaku hidup keseharian yang memuliakan Allah.

Paduan Suara Gereja memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan umat beriman hingga
pada zaman post modern sekarang ini. Paduan suara merupakan kelompok yang bisa dibilang sangat
efektif dalam menggerakkan umat untuk bersekutu dan saling melayani satu sama lain dalam Kasih
Tuhan.

Hanya saja kita banyak mendapati paduan suara yang kurang dikelola dengan baik, sehingga tidak
berjalan efektif sebagai wadah untuk membangun iman umat Kristiani.

Oleh karena itu mungkin sangat baik jika kita mencoba mengupas peranan paduan suara dalam
hidup umat beriman. Sebagai acuan dalam memberikan refleksi, maka penulis akan menjelaskan
peranan paduan suara melalui pendekatan 5 TUGAS GEREJA yaitu : Liturgia, Kerygma, Koinonia,
Martyria, & Diakonia.

1. Peran Paduan Suara Dalam Menguduskan (LITURGIA)

Liturgi merupakan perayaan iman umat. Di dalam Gereja, Perayaan Iman umat berpuncak pada Misa
(Perayaan Ekaristi) yang merupakan sarana Gereja dalam MENGUDUSKAN umatnya. Dalam Perayaan
Ekaristi, umat diundang oleh Kristus sendiri untuk mengenangkan misteri penyelamatan dan agar
umat dapat berpartisipasi secara aktif baik secara lahiriah maupun batiniah dalam menanggapi
undangan Kristus tersebut. Partisipasi ini tentunya dipraktekkan dalam bentuk doa yang diucapkan
maupun doa yang dinyanyikan, serta tindakan memuliakan Allah melalui kidung kemuliaan & madah
liturgi lainnya. Qui Bene Cantat Bis Orat, Bernyanyi Dengan Baik Sama Dengan Berdoa Dua Kali.
Pepatah ini seharusnya melekat di dalam hati dan jiwa para pelayan Paduan Suara, karena mereka
memiliki peran yang sangat penting sebagai alat TUHAN dalam MENGUDUSKAN umat Allah di dalam
LITURGI.

Dokumen PUMR (Pedoman Umum Misa Romawi) No. 103 menuliskan bahwa :

Paduan suara atau kor melaksanakan tugas liturgi tersendiri di tengah umat beriman. Dengan
memperhatikan aneka ragam nyanyian, paduan suara harus melaksanakan tugasnya secara tepat
untuk menopang partisipasi aktif umat beriman dalam menyanyi.[*] Semua yang ditentukan untuk
paduan suara juga berlaku untuk para pelayan musik yang lain, khususnya organis.

2. Peran Paduan Suara Dalam Mewartakan (KERYGMA)

Dalam diri Yesus dari Nasaret, sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Penampakan itu
merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan sabda Allah. Tetapi oleh karena sabda itu sudah
menjelmakan diri dalam sejarah dan tidak dapat tinggal dalam sejarah untuk selamanya, maka untuk
mempertahankan hasilnya bagi semua orang, sabda itu harus menciptakan bentuk-bentuk lain, yang
di dalamnya sabda itu dapat hadir dan berbicara. Dalam berbicara, diperlukan pewarta. Selain Imam,
Lektor, pemazmur & pemimpin ibadat sabda, paduan suara juga memiliki peranan yang efektif
dalam mengambil tugas sebagai pewarta yang berbicara. Betapa tidak, nyanyian yang dilantunkan di
dalam perayaan-perayaan iman oleh sebuah paduan suara tentunya berdasarkan Sabda Allah yang
merupakan penjelmaan dari Kristus itu sendiri dan seharusnya lebih mengena karena telah
dibawakan dengan irama yang indah dan mempesona sehingga umat yang mendengarkannya boleh
terbawa dalam suasana yang dikondisikannya.

3. Peran Paduan Suara Dalam Membangun Persekutuan (KOINONIA)

Koinonia adalah tugas untuk bersekutu, saling memperhatikan, dan berkumpul dalam memuji Tuhan
dalam kehidupan bersama. Kita tidak dapat membentuk paduan suara yang efektif tanpa bersekutu
dalam TUHAN. Paduan Suara perlu dibangun dengan keharmonisan karena mereka dituntut untuk
membawakan nyanyian yang harmonis dengan kompak. Materi paduan suara tak dapat diajarkan
secara teoritikal saja, namun harus mengena ke dalam hati dan jiwa yang terkoneksi di dalam setiap
anggotanya satu sama lain. Maka itu sebagai anggota Gereja, paduan suara harus membangun
persekutuan atas dasar cinta kasih dimana terbangun jiwa persaudaraan sejati, saling percaya dan
memahami satu sama lain.

4. Peran Paduan Suara Dalam Menjadi Saksi Kristus (MARTYRIA)

Martyria adalah tugas di mana anggota Gereja harus menjadi saksi kebaikan Tuhan seperti yang
terdapat dalam Injil dengan perbuatan baiknya. Hal ini juga harus menjadi pesan dari Nyanyian
Paduan Suara kepada umat. Namun lebih daripada itu, Paduan Suara harus mencerminkan karakter
Kristus itu sendiri yang dibangun dari pribadi-pribadi masing-masing aggotanya. Ironis sekali apabila
suatu paduan suara selalu melantunkan Sabda, namun tidak menjadi saksi Kristus dalam langkah dan
tingkah lakunya sehari-hari.

5. Peran Paduan Suara Dalam Melayani Yang Lemah (DIAKONIA)

Diakonia adalah tugas dalam saling melayani satu dengan yang lain, kepada sesama secara universal,
yaitu manusia dan alam cipataan. Paduan Suara seharusnya dibentuk bukan semata-mata untuk
melayani dalam ibadah saja namun juga dapat digunakan sebagai perpanjangan tangan Tuhan
kepada orang-orang yang lemah dan membutuhkan. Bukan hal yang tidak lazim lagi jika suatu
paduan suara menyelipkan beberapa kegiatan bakti sosial di dalam program kerja tahunannya.
Mengunjungi panti jompo, anak-anak panti dan para narapidana juga dapat dilakukan oleh paduan
suara. Perlu pula diingat bahwa lakukanlah semua pelayanan dengan penuh kerendahan hati.

Ternyata paduan suara itu merupakan tempat yang efektif dalam membangun karakter positif
anggota Gereja dan menumbuhkan iman umat, selama itu dilakukan dengan benar. Maka itu penulis
mengajak para pemimpin paduan suara agar menggiring para anggotanya ke jalan yang benar, bukan
hanya secara teknik melainkan pula secara spiritual sehingga persembahan doa permohonan, syukur
dan pujiannya dapat berbau harum di hadapan TUHAN. Jadilah Pohon yang berdaun rindang,
berbuah manis dan dapat dipetik oleh orang-orang yang membutuhkannya.AMIEN. Selamat
berpesta paduan suara. (wfs)

Anda mungkin juga menyukai