Disusun Oleh Nama :Kristyawan Adi Cahyono Kelompok :Petrus
GEREJA KRISTEN JAWI WETAN
JEMAAT SAMBIREJO Tahun Ajaran 2019/2020 Kata pengantar Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas keberkahan-Nyalah akhirnya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saya sepenuhnya menyadari, karena apa yang saya sajikan pada makalah ini keberadaannya masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan karena sumber bacaan, pengetahuan yang saya miliki sangatlah terbatas. Disamping itu juga, saya sangat berharap agar Bapak/lbu selaku Katekit di GKJW jemaat sambirejo kiranya memberikan kritik, serta saran yang membangun demi perbaikan mutu dan bobot karya tulis ini yang lebih baik. Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila ada hal-hal yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, atas perhatian Bapak/lbu saya ucapkan banyak terima kasih.
Pare,22 November 2019
BAB 1 PENGERTIAN IBADAH DAN MUSIK A.Ibadah Ibadah menjadi pusat kehidupan umat beragama manapun. Begitu pula dengan kehidupan bangsa Yahudi yang diceritakan di dalam Alkitab. Pusat kehidupan keagamaan ini didasari oleh karya pem-bebasan dan perintah Tuhan seperti yang tercantum di dalam Keluaran 20: 8-11 "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki- laki, atau anakmu perempuan, atau hambanu laki-laki, atau hambamu perempuan atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikanlangit dan burni, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya" Perintah dan peringatan ini didasari oleh karya pembebasan Tuhan yang disebut pada ayat 2 "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan" atau yang disebut dalam Ulangan 5: 15”Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh Tuhan Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat". Dalam ibadah di Bait Suci ada korban penghapus salah, korban syukur dan lain-lain. Di synagoge ada puji-pujian, doa, pembacaan Kitab Suci dan penjelasannya (kotbah). Baru pada abad ketiga orang-orang Kristen mula-mula itu membangun rumah khusus untuk ibadah mereka. Pada perkembangan selanjutnya orang-orang Kristen mengadakan ibadah pada hari pertama setiap minggunya, yaitu pada hari Minggu. Mereka tidak beribadah pada hari Sabat, rupanya karena Tuhan Yesus tidak begitu terikat dengan hari Sabat. Ibadah itu dilakukan pada hari Minggu sekaligus untuk merayakan hari kebangkitan / kemenangan Kristus dari maut dan hari turunnya Roh Kudus. B.Musik Musik di dalam ibadah mendapat waktu yang sangat banyak, + 40% dari keseluruhan waktu ibadah. Musik yang begitu semarak di dalam ibadah Kristen itu sebenarnya merupakan "warisan" dari Judaisme (agama Yahudi) yang dikembangkan oleh orang Kristen. sebagian musik Judaisme berasal dari musik sekuler dan agama kafir Timur Tengah yang diubah menjadi musik sakral dalam ibadah. Musik adalah bagian yang menyolok dalam ibadah Judaisme, khususnya dalam upacara korban. Tujuan penggunaan musik ibadah Judaisme adalah untuk: Membantu umat mengalami kehadiran Allah (2 Raj. 3 :15 f). Mengiringi upacara pesembahan korban. Menjadi sarana datangnya kuasa Tuhan. Menjadi sarana pemujaan kepada Tuhan. Menjadi sarana pengungkapan sukacita. Sedangkan tujuan penggunaan musik di dalam ibadah Kristen adalah untuk : Menjadi sarana mewujudkan persekutuan orang Kristen sebagai tubuh Kristus. Menjadi sarana untuk menanggapi bagian-bagian dalam ibadah. Menjadi persembahan umat kepada Tuhan (Ibr. 13 15). Menjadi sarana peneguhan komitmen (janji) bersama maupun pribadi. Menjadi sarana penyampaian doa kepada Tuhan. Menjadi sarana untuk saling membangun dan menguatkan iman (Ef. 5: 19). Menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran Kristen Disamping di dalam ibadah musik atau nyanyian gerejawi juga mempunyai peranan yang besar diluar ibadah. Musik gereja dapat menjadi sarana Tuhan menyatakan karya, kuasa dan kasihNya kepada dunia. Contohnya a.l. karya kuasa Tuhan dinyatakan dalam runtuhnya tembok Yeriko ketika dan setelah oranig Israel bermain musik mengelilingi tembok kota itu (Yos. 6 20). Tuhan bebaskan Paulus dan Silas dari penjara dan menyelamatkan keluarga kepala penjara setelah Paulus dan Silas bernyanyi di tengah malam di dalam penjara itu (Kis.16). BAB 2 TANGGAPAN Penyembahan merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia yangmempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harustunduk, menghargai, menghormati, dan pastinya menyembah kepada hal yangdianggap Maha kuasa, yaitu Tuhan.
Demikian pula halnya dengan umat Kristen,sangat jelas ditulis
dalam Alkitab bahwa sebagai umat Kristen harus tunduk dan taat kepada Tuhan, yaitu Kristus Yesus. Ketaatan itu dapat dipraktekkan atauditunjukkan dalam penyembahan kita kepada Kristus, yang adalah juru selamatmanusia.
Tiga pola yang telah dibahas dan terkhusus pola selebratif
dalam Gereja Kharismatik, menerangkan jelas bahwa Gereja Kharismatik merupakan gereja yang tidak ingin sesuatu berjalan hanya biasa-biasa saja, akan tetapi harus lebih luar biasa dengan bimbingan dan pertolongan Roh Kudus.
Pemahaman ini memberikan perbedaan gaya penyembahan
antara Gereja Kharismatik dan gereja aliran lain. Gaya penyembahan Gereja Kharismatik memakai melodi-melodi yang mengalun sesuai dengan progresi iringan musik yang begitu dominan di dalam ibadah Gereja Kharismatik. Pola selebratif dalam Gereja Kharismatik merupakan faktor utama pendukung munculnya melodi-melodi penyembahan pada Gereja kharismatik. Melodi-melodi penyembahan Gereja Kharismatik jika dinyanyikan dengan melodi dan ritmis yang sederhana serta lirik yang pendek (satu kata), dirasa belum cukup untuk menggambarkan bahwa Tuhan layak untuk disembah.
Perasaan belum cukup ini, menyebabkan melodi penyembahan
yang dilagukan oleh jemaat dan pelayan-pelayan gereja (pemimpin pujian dan singer) menggunakan beberapa pengembangan. Melodi penyembahan Gereja Kharismatik secara spontan dilagukan oleh jemaat maupun pemimpin pujian, oleh sebab itu perlu menentukan melodi dasar dari melodi pneyembahan ini.
Melodi dasar melodi penyembahan Gereja Kharismatik diambil
dari lirik atau kata yang sangat lazim dan sering dinyanyikan oleh jemaat dan pemimpin puji-pujian, yaitu kata Halleluya. Melodi penyembahan juga tidak dapat dipisahkan dengan iringan musik, karena iringan musik sangat berperan penting dalam mengatur suasana penyembahan.
Progresi akor iringan melodi penyembahan sangat
bervariasai,tergantung dari masing-masing gereja. Progresi akor dasar iringan musik dapat diambil dari progresi akor yang sangat lsering dimainkan, yaitu progresi akor IVI. Progresi akor IV - I merupakan progresi yang sangat sering dimainkan olehgereja-gereja aliran Kharismatik baik di kota besar maupun di desa sekalipun. Penentuan melodi dasar dan progresi dasar akor iringan diambil dari kata dan progresi akor yang sangat lazim muncul dalam penyembahan.Melodi penyembahan Gereja Kharismatik tidak hanya berhenti pada kata Halleluya semata, namun juga dengan kata-kata atau kalimat-kalimat penyembahan yang lain, seperti terima kasih Tuhan, besar anugrah-Mu, Kau sungguh baik, dan sebagainya.
Variasi-variasi dari kata atau lirik penyembahan inilah yang
mendorong jemaat untuk menggunakan pengembangan- pengembangan motif. Pengembangan motif yang sering dipakai adalah pengembangan diminusi (penyempitan nilai nada dan interval), pengembangan augmentasi (perluasan nilai nada dan interval), pengembangan ulangan (pengulangan langsung motif sebelumnya), dan pengembangan sekuens (pengulangan motif sebelumnya, namun dalam tingkat berbeda bisa naik maupun turun).
Pengembangan tidak terjadi hanya pada melodi semata,
melainkan juga dalam progresi akor iringan. Progresi akor dari IV - I menjadi berubah sesuai kesepakatan dari pemain musik. Melodi penyembahan dengan menggunakan pengembangan- pengembangan ini, dimaksudkan agar lirik-lirik pujian yang indah kepada Tuhan, dapat dinyanyikan dalam penyembahan setiap umat dalam Gereja Kharismatik. Pengembangan baik pada melodi penyembahan maupun pada progresi akor iringan, bertujuan untuk lebih memperindah penyembahan itu sendiri. Progresi akor yang lebih bergerak membuat jemaat dapat menambahkan lirik-lirik yang lebih banyak dengan memakai pengembangan motif. BAB 3 KESIMPULAN Manusia yang beragama harus menyembah kepada Tuhan, sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam agama. Penyembahan baik berupa melodi maupun sikap-sikap tubuh, seyogyanya berasal dari hati nurani yang benar- benar ingin menyenangkan hati Tuhan yang disembah, dan bukan disebabkan rasa ingin disanjung oleh orang lain. Tuhan mengetahui setiap isi hati manusia dan sangat senang jika disembah dengan sungguh-sungguh, jadi penyembahan yang dilakukan hanya untuk disanjung oleh orang lain, malah dipandang hina oleh Tuhan. Penelitian untuk karya tulis ini mendapat banyak kendala, khususnya dalam kepustakaan. Kepustakaan yang secara jelas menerangkan tentang musik gerejawi tidak ditemukan oleh peneliti, sebab itu peneliti berharap agar bagi peneliti selanjutnya yang ingin menyempurnakan penelitian ini, untuk lebih memperhatikan dan melengkapi kepustakaan tentang musik gerejawi.