Anda di halaman 1dari 13

Novena

St. Ignatius Loyola


Bersama St. Ignatius Menjadi Sahabat Tuhan

Membayangkan St. Ignatius
(Didoakan sebelum nyanyian pembuka)

Ya Allah, Tuhan kami,


pandanglah kami datang menghadap-Mu
untuk mengingat dan membayangkan,
mendekati dan meresapkan
kisah perjalanan rohani St. Ignatius Loyola,
dari seorang pendosa menjadi seorang sahabat dan rasul-Mu.
Campur tangan karya rahmat-Mu demikian nyata dan tepat mengena
membentuk hati orang serta membuatnya tumbuh dan berubah,
dari seorang pendosa meninggalkan masa lalunya menjadi peziarah,
berkehendak kuat menjalani laku silih dan laku tapa;
sampai disadarkan bahwa betapapun kuat dan besar kehendak serta usaha seseorang,
untuk menempuh laku pertobatan dan menggapai kesempurnaan,
tetaplah kuasa rahmat-Mu yang jadi andalan.
Lebih daripada itu, campur tangan-Mu ya Tuhan,
membentuk dan mengarahkan St. Ignatius
untuk tidak hanya mengejar keselamatan dirinya,
tetapi dengan rahmat-Mu yang sama memperjuangkan keselamatan sesama.
St. Ignatius pun menjawab “Ya” seperti Bunda Maria, menjadi alat keselamatan-Mu;
menjalani hidup dalam kelompok sahabat-sahabat-Mu.
Kami bersyukur untuk semua itu.
Dan pada hari-hari menyambut peringatan St. Ignatius
kami mengingat lagi karya-Mu pada dirinya
dan Serikat yang didirikan bersama dengan teman-temannya
seraya membiarkan diri untuk Engkau bentuk melalui pelbagai peristiwa hidup kami
supaya semakin mengenal-Mu lebih dalam,
mencintai-Mu lebih dekat
dan melayani-Mu lebih utuh,
dalam segala dengan tulus dan suka cita.
Bersama St. Ignatius, jadikanlah kami sahabat-sahabat-Mu. (L. A. Sardi S. J.)

1

Doa-doa rumus tetap dalam Ekaristi Novena St. Ignatius Loyola
Doa pembukaan: Mohon keluhuran hati

Sang Sabda yang tercinta,


ajarlah aku berhati luhur,
sebagaimana pantas bagi-Mu.
Ajarlah aku memberi tanpa pamrih,
berjuang tanpa mengeluh kesakitan,
dan bekerja tanpa mengharap upah.
Ajarlah aku
menyerahkan diri sepenuhnya
kepada kehendak Allah, sebab satu-satunya yang kuharapkan adalah
hasrat yang tulus
untuk selalu melaksanakan
kehendak-Nya
di dalam segala-galanya. Amin (St. Ignatius Loyola).

Doa persembahan: Ambilah ya Tuhan

Ambilah ya Tuhan kebebasanku


kehendakku, budi, ingatanku.
Lihatlah semua yang ada padaku,
kuhaturkan menjadi milik-Mu.
Pimpinlah diriku dan Kaukuasai,
perintahlah akan kutaati.
Hanya rahmat dan kasih dari-Mu
yang kumohon menjadi milikku.
Hanya rahmat dan kasih dari-Mu
cukup sudah itu bagiku (St. Ignatius Loyola.)

Doa penutup: Masukkan aku dalam lingkaran sahabat- sahabat-Mu.
Sejak awal, Tuhan Yesus,
Dikau mengundang orang-orang sederhana datang ke tempat tinggal-Mu.
Apabila mereka datang, Engkau sambut, Engkau panggil
untuk bekerja, berkarya, bersukaria bersama Dikau.
Engkau sungguh manusia
paling baik di antara semua manusia dan aku hampir tidak percaya
bahwa aku Engkau kehendaki menjadi sahabat-Mu.
Engkau kuasa, ya Tuhan;
masukkan aku semakin dalam, ke dalam lingkaran sahabat-sahabat-Mu
dan bimbinglah aku menyusur jalan-Mu, jalan kemuridan
bersama rekan-rekan-Mu. (Joseph Tetlow, S. J.)
2

Hari Pertama
PAMPLONA: Awal Sebuah Perubahan Arah Hidup

Hingga usia 26 tahun, orientasi hidup Inigo de Loyola, nama sebelum menjadi St.
Ignatius, adalah meraih kemuliaan duniawi. Sebagai ksatria, menang dalam
peperangan menjadi impiannya. Karakter flamboyan, dorongan kuat untuk mencari
perhatian serta amat peduli terhadap penampilan lahir, ingin selalu tampil mengesan
di hadapan puteri-puteri kerajaan; hal-hal demikian itu semua mengisi pikiran, hati dan
cita-citanya.
Tentang karier masa depan, Inigo tidak seperti saudara-saudaranya yang
bergabung untuk ekspedisi dan perang berperang di luar Spanyol. Inigo memilih
mempertahankan bangsanya. Bagi Inigo, inilah kesempatan untuk menunjukkan
pengabdian unggul kepada Raja Castilla, Spanyol. Inigo berjuang habis-habisan dan
meyakinkan para tentara lain untuk mempertahankan benteng Pamplona dari
serangan tentara Perancis yang membela Navarra merdeka.
Selama 6 jam dibombardir oleh tentara Perancis dan tembok-tembok benteng
hancur. Tentara menerobos masuk. Posisi Inigo dan kawan-kawan sudah kalah. Tetapi
Inigo tidak mau menyerah hingga akhirnya mengena kakinya. Inigo jatuh dan kaki
hancur terluka. Rasanya kehancuran kaki sejalan dengan pudarnya mimpi kejayaan
duniawi. Kata-kata Maria Maria de Guevar pun seakan terbukti nyata: “Inigo, kamu
tidak akan memberi kami kedamaian hingga suatu saat kaki rusak terluka”.
Inilah awal sebuah perubahan arah hidup. Peristiwa di kota Pamplona menjadi
saat Tuhan melumpuhkan segala kesia-siaan duniawi yang mengisi pikiran dan hati
Inigo. Tuhan tidak kehilangan cara untuk memulai campur tangan-Nya. Tuhan
menemukan celahnya: masuk melalui lubang peluru yang menembus kakinya. Pelan
tapi pasti Tuhan menggerakkan dan mengubah arah hidup Inigo.

Hening

Doa permohonan

1. Ya Tuhan, semoga Engkau pun menemukan cara-cara yang tepat untuk menyapa
kami dan menunjukkan arah baru, yaitu hidup mengikuti-Mu melalui peristiwa-
peristiwa hidup kami. Kami mohon …

2. Semoga Engkau menunjukkkan Pamplona kami masing-masing sebagai awal


pembaharuan hidup. Kami mohon…

3. ….

3

Hari Kedua
LOYOLA: Tuhan Menyentuh Hati melalui Bacaan Rohani

Inigo kembali ke keluarga Loyola untuk menjalani masa penyembuhan dengan


istirahat panjang dan membosankan. Untuk mengisi waktu dan mengusir rasa bosan
Inigo menginginkan bacaan novel-novel ksastria dengan semangat kepahlawanan dan
bumbu-bumbu kisah-kisah pecintaan seperti Amadis de Gaula. Di puri Loyola tidak
tersedia buku-buku tersebut. Magdalena Araoz, kakak ipar hanya bisa menyediakan
Flos Sanctorum, kisah para kudus: Vita Christi, hidup Kristus. Bacaan yang semula
ditolaknya itu pelan-pelan mulai merasuki hati dan pikirannya. Dan tumbulkan
dambaan suci: ingin seperti St. Dominikus dan St. Fransiskus Asisi. Impian akan
kehormatan duniawi mulai ditinggalkan dan dambaan-dambaan suci untuk menjadi
ksatria Kristus dibiarkan mengisi hatinya. Kenyataan ini serasa drama kedua
penangkapan jiwa oleh Tuhan untuk membimbing Inigo. Tuhan menyentuh hati
melalui bacaan rohani.
“Ia mengalami perbedaan ini: Bila berpikir mengenai hal-hal duniawi, ia
memang senang sekali, tetapi kalau berhenti, karena capai, ia merasa kering dan tidak
puas. Sebaliknya, bila berpikir mau pergi ke Yerusalem tanpa sepatu, dan hanya makan
sayuran, dan menjalankan semua hal lain yang berat, yang dilihatnya pernah dilakukan
oleh para Santo, ia merasa terhibur. Bahkan tidak hanya pada saat ia sedang dalam
pikiran itu, tetapi juga saat-saat kemudian, bila pikiran itu telah ditinggalkannya, ia
tetap merasa puas dan gembira. Akan tetapi ia tidak memperhatikan hal itu dan juga
tidak menyempatkan diri untuk mempertimbangkan perbedaan itu. Pada suatu saat
matanya dibuka sedikit, dan ia mulai merasa heran akan perbedaan itu dan
mengadakan refleksi tentang hal itu. Berdasarkan pengalaman ia mulai menyadari
bahwa dari pikiran yang satu ia menjadi murung, dan dari yang lain gembira. Sedikit
demi sedikit ia mulai menyadari perbedaan roh-roh yang menggerakkannya: satu dari
setan, yang lain dari Allah” (Autob. 8).

Hening
Doa permohonan
1. Ya Tuhan, berilah kami kepekaan hati dan minat untuk mengenali dan menyambut
sapaan-sapaanmu melalui teladang hidup sesama kami atau apa pun di seputar
kami. Kami mohon …
2. Semoga Engkau menumbuhkan, memelihara serta memberi daya kekuatan serta
kehendak kuat untuk mewujudkan dambaan-dambaan suci. Kami mohon …
3. ….

4

Hari Ketiga
Aranzazu: Jalan Pertobatan dan Berjaga Sepanjang Malam

Iñigo meninggalkan Loyola menuju Aránzazu, tempat peziarahan Bunda Maria


untuk orang-orang Bask; ditemani dua pembantunya, Andrés de Narbaitz dan Juan de
Landeta. Pedro, kakaknya yang adalah seorang imam juga menyertai perjalanan dan
keberadaan Inigo Aránzazu. Dalam perjalanan, Iñigo membujuk sang kakak supaya
mau berjaga semalam bersamanya di Aránzazu. Mereka berdua meninggalkan Loyola
dan mendaki jalan batu-batu karang keras ke arah tempat doa tersembunyi, Maria
Aránzazu itu. Iñigo memohon kekuatan dan pertolongan berkenaan dengan orientasi
hidup baru buah awal pertobatannya dan rencana ziarah ke Yerusalem. Lebih daripada
itu, disebutkan juga bahwa di tempat peziarahan ini Iñigo berkaul kemurnian.

“Ia pergi dengan naik keledai. Seorang saudaranya yang lain mau
menemaninya sampai desa Oñate. Ia mengajak saudarnya itu untuk bersama-sama
berjaga semalam di kapel Maria Aránzazu. Malam hari ia berdoa di situ supaya diberi
kekuatan baru untuk perjalanannya” (Autobiografi 13).

Pengalaman berada di Aránzazu untuk menimba kekuatan bagi perjalanan


hidup baru bagi Iñigo demikian mewarnai hidup selanjutnya. Setelah bertahun-tahun
pun peristiwa ini masih dikenang manfaatnya: Berjaga semalaman dalam gelapnya
tempat doa Aránzazu memberinya terang dan peneguhan peziarahan hidup ke depan.
Peristiwa Aránzazu menjadi bagian awal peziarahan yang mengubah hidupnya seorang
tentara dan pendosa menjadi pelayan Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Hening

Doa permohonan
1. Semoga kami selalu sadar dan rendah hati bahwa setiap niat baik untuk memperbarui
hidup ini datang dari-Mu sendiri dan demikian kami pun selalu berusaha mencari cara-cara
untuk mensyukurinya, merawat dan menemukan peneguhan-peneguhannya. Kami mohon

2. Semoga ketersentuhan hati dan dambaan suci yang menggerakkan kami untuk menata dan
memperbarui hidup mendapat peneguhannya melalui devosi-devosi kami kepada Bunda
Maria. Kami mohon …

3. ….

Hari Keempat
Montserrat: Melepas Tiga Simbol Identitas – Pedang, Kuda dan Pakaian

Rencana dan kehendak kuat untuk meneladan para kudus menjalani peziarahan
ke Yerusalem mendapat peneguhan di Aranzazu. Inigo meneruskan dengan perjalanan
menuju Montserrat, biara benediktin dan tempat peziarahan terkenal jaman itu di
wilayah orang-orang Catalan, Barcelona. Di sana Inigo menemukan pembimbing rohani
dan menjalankan pengakuan dosa umum. Dia mempersembahkan kepada Bunda
Maria Montserrat dan memulai hidup sebagai peziarah miskin. Identitas lama
ditinggalkan dengan melepas tiga simbolnya: pedang, kuda dan pakaian.
“Ia mengambil keputusan untuk jaga malam sebagai ksatria, tanpa duduk atau
berbaring, tetapi kadang-kadang berdiri dan kadang-kadang berlutut, di depan altar
Bunda Maria Montserrat. Di situ dia juga mau menanggalkan pakaiannya dan
mengenakan persenjataan Kristus … Setelah berdoa dia mencari bapa pengakuan, ia
malakukan pengakuan dosa umum secara tertulis. Untuk ini dia menghabiskan waktu
tiga hari. Bapa pengakuan menyetujui akan meminta seseorang mengambil kembali
keledai itu. Pedang dan belatinya digantungkan pada altar Bunda Maria” (Autobiografi.
17).
“Sehari sebelum pesta St. Maria bulan Maret 1522, malam hari, dengan diam-
diam dia mencari orang miskin. Ia menanggapkan pakaiannya dan memberikannya
kepada orang miskin itu. Ia sendiri mengenakan pakaian yang dicita-citakannya. Ia
berlutut di depan altar Bunda Maria sepanjang malam, sekali berlutut, lain kali berdiri
dengan tongkat di tangannya” (Autobiografi 18).

Hening

Doa permohonan
1. Semoga kami Engkau anugerahi kesediaan memelihara semangat serta kerendahan
hati untuk dibimbing di jalan pembaharuan hidup serta pertobatan kami. Kami
mohon …
2. Semoga tindakan Inigo memberikan pakaiannya kepada orang miskin terus
memberi inspirasi kami untuk peduli kepada sesama yang miskin. Kami mohon …
3. ….

Hari Kelima
MANRESA: Sekolah Doa dan Semangat Merasul

Inigo menetapkan diri berziarah ke Yerusalem. Dari Loyola, Aranzazu lalu


Montserat. Selanjutnya turun ke kota kecil Manresa untuk selanjutnya ke Barcelona.
Menurut rencana di Manresa Inigo hanya ingin singgah beberapa waktu saja dengan
meneruskan membuat catatan-catatan atas pengalaman rohani yang secara intensif
dirasakan di Montserrat. Tetapi akhirnya tertahan cukup lama, sebela sbulan. Tuhan
melanjutkan campur tangan-Nya. Inigo dimasukkan dalam sekolah doa. Ada masa
dipenuhi dengan pengalaman-pengalaman bahagia penuh penghiburan rohani. Ada
saat-saat tidak berdaya, dicekam rasa bersalah atas masa lalu dan dosa hingga
akhirnya secara rendah hati sadar: hidup suci bukanlah semata-mata usaha dan
kekuatan diri. Sebaliknya: mesti mengandalkan Tuhan dan membiarkan diri terus
dibimbingnya.
Akhirnya, bagi Inigo, Manresa adalah selangkah lebih maju lagi di jalan
pertobatan dan mengikuti Tuhan. Inigo semakin membuka diri untuk dididik Tuhan dan
sedikitdemi sedikit berbagi kekayaan hidup rohani: melalui percakapan-percakapan
rohani. Inigo mengalami bukan saja maju di dalam hidup rohani pribadi, melainkan
juga ditumbuhkan semangat merasul: membantu sesama menyelamatkan jiwa-jiwa
(ayudar a las almas). Kerumitan persoalan batin yang muncul karena matiraga keras
dan rasa bersalah justru menjadikan Inigo peka atas gerak-gerak batin serta belajar
lebih teliti mengenai diskresi; membedakan roh baik dan roh buruk, juga roh buruk
yang berwajah roh baik.

Hening

Doa permohonan

1. Semoga kami mengalami kesadaran dan keyakinan bahwa selain berusaha matiraga
dan laku tapa di jalan hidup rohani, mengutamakan bantuan rahmat Tuhan
sehingga tidak terjatuh ke kesombongan rohani seolah-olah kemajuan hidup ini
meluku usaha manusiawi kami sendiri. Kami mohon …

2. Semoga di jalur maju kehidupan rohani sebagai buah pertobatan dan campur
tangan Tuhan kami memperhatikan gerak batin untuk membantu sesama sehingga
orang lain pun merasakan rahmat Tuhan yang menyelamatkan. Kami mohon …

3. ….

7

Hari Keenam
Yerusalem: Taat kepada Pimpinan Gereja

Sejak awal pertobatannya di Loyola, dalam terang inspirasi para kudus, jalan
hidup baru Inigo disemangati oleh rencana untuk berziarah ke Yerusalem. Bahkan,
pengalaman di Manresa memberi tambahan motivasi lebih kuat lagi untuk pergi ke
sana; tidak saja berziarah dengan tujuan membuat silih atas dosa-dosa masa lalunya
tetapi juga ingin merasul dan memberikan seluruh hidupnya di tempat Tuhan hidup.
Betapa gembira dan penuh penghiburan ketika Inigo sampai di sana. Tetapi Inigo tidak
dapat mewujudkan keinginan untuk tinggal menetap di sana dan merasul. Pimpinan
Ordo Fransiskan yang bertugas menjaga Tanah Suci tidak mengijinkan Inigo. (Autob.
47).
Untuk pertama kalinya Inigo dalam perjalanan rohaninya berhadapan dengan
otoritas Gereja dan harus menaatinya. Ini menjadi pengalaman penting karena
selanjutnya dengan makin banyak pengalaman lagi berhadapan dengan hirarki Gereja
Inigo terbentuk menjadi orang Gereja (man of the Church).
“Sesudah itu, ketika kernbali ke tempat di mana ia berada sebelumnya, timbul
keinginan besar untuk kembali ke Bukit Jaetun sebelum berangkat, karena ternyata
bukan kehendak Tuhan bahwa ia tinggal di tempat-tempat suci itu. Di Bukit Zaitun ada
batu, yang daripadanya Tuhan kita naik ke surga, dan sampai sekarang masih dapat
dilihat bekas-bekas-Nya di situ. Itulah yang mau dilihat lagi. Begitulah, tanpa
mengatakan apa-apa dan tanpa pengawal (padahal mereka yang pergi tanpa dikawal
orang Turki memiliki risiko besar), diam-diam ia meninggalkan yang lain, dan seorang
diri pergi ke Bukit Zaitun. Penjaga tidak memperbolehkan dia masuk. Ia memberikan
kepada mereka sebuah pisau kecil dari kotak alat tulis yang dibawanya. Setelah berdoa
dengan penghiburan besar, ia pergi ke Betfage” (Autob. 47).
Akhirnya Inigo memutuskan untuk belajar supaya lebih bisa membantu sesama.

Hening

Doa permohonan

1. Semoga kami membiasakan diri untuk melihat, menaati Gereja sebagi bagian nyata
Allah membimbing hidup beriman kami. Kamik mohon…
2. Semoga dalam macam-macam kesulitan kami selalu duduk tenang dan hening
memikirkan kembali serta membuka diri terhadap pewahyuan Tuhan tentang apa
yang mesti kami buat. Kami mohon …
3. ….

8

Hari Ketujuh
Alcalá: Menghadapi Pengadilan Gerejawi

Gagal untuk menetap di Yerusalem Inigo memulai belajar bahasa Latin di


Barcelona. Setelah dirasa cukup, Inigo berjalan kaki menuju Universitas Alcalá untuk
belajar filsafat. Pada saat yang sama dia mengemis dan mengajar agama. Inigo tinggal
di tempat penampungan orang-orang miskin. Dorongan kuat untuk berbagi
pengalaman rohani membuat dirinya mulai bertemu banyak orang dan memberikan
katekasi tentang hal-hal pokok dari iman yang dihayatinya. Dengan begitu di Alcalá
Inigo tidak bisa studi filsafat dengan sungguh-sungguh. Malahan oleh karena berita
tentang kehadirannya di kota itu dan pengajarannya membuat otoritas Gereja
menyelidikinya. Selain karena pada waktu ada aliran-aliran yang dicurigai melawan
ajaran Gereja dan mengabaikan praktek-praktek kerohanian Gereja seperti misalnya
alumbrados (aliran kerohanian yang merasa mendapat pencerahan langsung dari Roh
Kudus dan tidak perlu memperhatikan tradisi Gereja), Inigo pun diselidiki; juga dituduh
menyesatkan seorang ibu dan anaknya yang oleh karena tuduhan itu Inigo dipenjara
dan diadili.
“Segera orang inkwisisi mulai menyelidiki dan membuat perkara mengenai
hidup Inigo dan kawan-kawan. Akan tetapi akhirnya mereka kembali ke Toledo tanpa
memanggilnya, walaupun sebetulnya mereka datang khusus untuk itu. Mereka
menyerahkan perkara itu kepada Figueroa, vicarius (uskup agung Toledo). Beberapa
hari kemudian Figueroa memanggil mereka dan berkata bahwa telah diadakan
pemeriksaan dan dibuat perkara mengenai kehidupan mereka oleh para petugas
inkwisisi, dan tidak ditemukan kesalahan dalam ajaran atau kehidupan mereka. Karena
itu mereka dapat meneruskan apa yang dilakukan. Namun, karena mereka bukan
biarawan, tidak baik bahwa mereka punya pakaian seragam. Dua orang, maksudnya si
peziarah dan Artiaga, mencelup pakaian mereka menjadi hitam, kedua yang lain,
Calisto dan Caceres, membuatnya coklat muda; dan Juanico, yang adalah seorang
pemuda Perancis, boleh tetap begitu” (Autob. 58).

Hening
Doa permohonan

1. Berilah kami ketekunan dan kesabaran serta kerendahan hati ketika niat baik dan
usaha membantu sesama perlu diuji dan dikoreksi oleh tradisi Gereja-Mu di sana
Engkau terus berkarya melalui Roh-Mu memelihara umat-Mu. Kami mohon …
2. Semoga kami terus berusaha dengan cermat dan teliti mengenali kehendak-Mu
yang membimbing langkah hidup kami maupun yang menggerakkan kami untuk
membantu sesama. Kami mohon …
3. …

9

Hari Kedelapan
PARIS: Studi dan Mencari Teman

Dari Alcalá Inigo pergi ke Salamanca. Tujuannya untuk studi. Tetapi situasi serta
perlakuan yang diterima tidak terlalu berbeda dari yang dialami di Alcalá. Di kota ini
Inigo juga dip enjara dan diadili. Catatan-catahan rohaninya yang kemudian dikenal
sebagai Latihan Rohani diperiksa. Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
tidak ada ajaran yang salah sedikit pun, Inigo dilarang untuk berbicara mengenai
ajaran-ajaran iman Kristiani oleh akrena belum cukup studi. Mengalami semua itu,
Inigo merasa bahwa masa depan untuk membantu jiwa-jiwa tertutup sudah. Ia
kehilangan harapan. Tetapi memperhatikan betapa banyak orang yang datang
mendegnarkannya dan beta kuat dorongan untuk membangu jiwa-jiwa, dengan sadar
dan semangat memutuskan untuk pergi ke Paris dengan dua tujuan: studi dan mencari
teman. Inigo pun berjalan kaki dari Salamanca ke Paris. Inigo studi filsafat dan teologi.
“Begitulah, ia berangkat ke Paris seorang diri dengan berjalan kaki. Kurang lebih bulan
Februari ia tiba di Paris. Menurut perhitungan saya itu terjadi pada tahun 1528 atau
1527” (Autob. 73).
Di Paris, di kota besar tempat banyak mahasiswa dari penjuru Eropa studi
Ignatius studi dan mencari teman. Percakapan dan persahabatan rohani menjadi jalan
Ignatius untuk menarik satu persatu satu anggota-anggota pertama Serikat Yesus. Dua
sahabat pertama, yaitu Petrus Faber dan Fransiskus Xaverius. Persahabatan rohani
Ignatius dengan Fransiskus Xaverius dan Petrus Faber menjadikan mereka bertiga
sebagai tiga orang yang pertama dalam Serikat Jesus.

Hening

Doa permohonan

1. Dorongan yang begitu kuat untuk membantu sesama selalu menggerakkan Inigo
untuk membuat pilihan-pilihan tepat meneruskan peziarahan hidupnya. Semoga
kami memelihara dorongan luhur untuk membantu keselamatan sesama sebagai
pemandu langkah hidup kami. Kami mohon …

2. Semoga Engkau pelihara dalam diri kami semangat untuk studi, dalam segala
bentuknya dan usaha mencari sahabat, siapa pun mereka sebagai rekan kerja dalam
menjalankan pewartaan kabar gembira dan mengusahakan kesejahteraan umum.
Kami mohon …

3. …

10

Hari Kesembilan
Roma : Memanggul Salib dalam Gereja-Nya
dan Menemukan Tuhan dalam Segala

Tahun 1537 Ignatius dan kawan-kawan ber-sepuluh. Ignatius menyebut


mereka sebagai para sahabat dalam Tuhan (los nueve amigos en el Señor). Mereka
berjalan kaki dari Venetia menuju Roma. Terbagi dalam kelompok. Ignatius bersama
Petrus Faber dan Diego Lainez. Kira-kira 15 km dari Roma, Ignatius berhenti sesaat di
sebuah kapel: la Storta. Di tempat ini Ignatius mengalami penampakkan Kristus yang
sedang memanggul salib di pundak-Nya. Di dengarnya dari Allah Bapa yang berada di
dekat Yesus yang memanggul salib kata-kata ini: “Aku ingin Engkau memilih orang ini
menjadi pelayan-Mu”. Dan Yesus menerima Ignatius dan berkata:”Aku ingin engkau
melayani kami”.
Peristiwa yang dikenal dengan visius La Storata itu terjadi dalam peziarahan
Ignatius yang tidak lagi seorang diri, melainkan bersama kelompok. Artinya, rahmat
istimewa – ditempatkan di sisi Putera-Nya – yang memanggul salib adalah juga rahmat
bagi sahabat-sahabatnya dan setiap orang yang ingin menjadi sahabat Ignatius dalam
Serikat Jesus: memanggul salib di dalam Gereja-Nya. Visiun ini juga meneguhkan niat
Ignatius dan para sahabatnya untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan dalam
Gereja-Nya di bawah pimpinan Paus. Ignatius dan para sahabatnya merasa diterima
oleh Tuhan mengabdi dan melayani dengan kesiapsediaan untuk diutus. Mereka pun
dengan visiun itu merasakan mengalami peneguhan terhadap pemilihan nama
kelompok mereka: Serikat Jesus dengan menggarisbawahi bahwa Yesus sajalah satu-
satunya pemimpin mereka; pun kalau kemudian mereka memutuskan untuk menaati
satu dari mereka yang dipilih sebagai pemimpin, hal itu dihayati sebagai wakil Kristus
yang memberikan pengutusan dan memperhatikan kehidupan mereka sebagai
anggota kelompok.
Akhirnya mereka sebagai kelompok, setelah ditahbiskan dan
mempersembahkan diri kepada Paus dan persembahan itu diterima serta memiliki
kesiapsediaan untuk diutus, lahir sebagai ordo religius abad ke – XVI: Serikat Jesus
yang anggota-anggotanya sekarang dikenal juga sebagai Jesuit dan karyanya beragam.
Ordo religius baru ini menerima pengutusan misioner ke tanah misi yang
diwakili oleh kepergian St. Fransiskus Xaverius di bumi Asia dan meninggal di sana.
Sementara di bumi Eropa dengan perutusan utamanya menjaga iman katolik di tengah
gerakan protestantisme diutus St. Petrus Faber dengan kemampuan dialog,
persahabatn dan kelembutan hati yang luar biasa serta diunggulkan oleh St. Ignatius
sebagai pemberi Latihan Rohani yang ulung. St. Ignatius sendiri dengan
keterpilihannya sebagai pemimpin umum, Jenderal menanggapi pemerintahan Serikat
yang urusannya mencakup terutama dua hal: karya kerasulan dan pengutusannya

11

serta pembinaan dan pemeliharaan anggota-anggotanya supaya siap diutus. Selain itu
St. Ignatius sendiri di Roma mencapai puncak kematangan rohaninya sehingga
mengalami dengan mudah untuk menemukan Tuhan dalam banyak peristiwa:
menemukan Tuhan dalam segala, menemukan segala dalam Tuhan. Artinya, Tuhan itu
benar dan diyakini hadir dalam peristiwa-peristiwa hidup ini baik kadang caranya
menunggu untuk dicari maupun lebih dulu menyapa dan campur tangan dalam dunia
keseharian hidup kita.
“Hari itu juga, sebelum makan malam, ia memanggil saya dengan roman muka
seseorang yang lebih sadar diri daripada biasanya. Ia membuat semacam pernyataan
kepada saya yang pada pokoknya mau menyatakan maksud dan kesungguhan dalam
menceritakan semua itu, dan ia berkata bahwa sungguh yakin, tidak menambah-
nambah. Banyak kali ia bersalah terhadap Tuhan kita sejak ia mulai mengabdi-Nya
tetapi tidak pernah ia berbuat dosa besar. Malah ia selalu berkembang dalam devosi,
maksudnya makin mudah menemukan Allah, dan sekarang lebih daripada kapan juga
dalam seluruh hidupnya. Setiap kali, setiap waktu, ia mau menemukan Allah, ia dapat
menemukan-Nya. Sekarang ia juga seringkali mengalami visiun, terutama seperti yang
disebut di atas, yakni melihat Kristus bagaikan matahari. Hal itu seringkali terjadi
padanya bila mulai berbicara mengenai hal-hal yang penting. Pengalaman itu datang
sebagai peneguhan baginya” (Autob. 99).

Hening
Doa permohonan
1. Tuhan, memperhatikan jejak-jejak perjalanan rohani St. Ignatius hingga kematangan
hidupnya, mampu menemukan Engkau dalam segala, kami pun rindu untuk
memiliki pengalaman yang sama. Semoga aku terus membiarkan diri Engkau dididik
lewat peristiwa hidup kami sehari-hari di dalamnya Engkau campur tangan baik
untuk membimbing, meluruskan, menegur maupun memutar balikkan arah hidup
kami. Kami mohon …
2. Semoga kami Engkau anugerai semangat dan ketelitian untuk dengan suka hati dan
setiap hari berlatih membantun kepekaan hati mengenali kehadiran dan karya-Mu
dalam setiap peristiwa dan dalam setiap perjumpaan dengan sasama. Kami mohon

3. Tuhan, berkenanlah menjadikan kami, bersama St. Ignatius, sahabat-sahabat-Mu
yang ditandai oleh kesiapsediaan untuk diutus menjadi saluran rahmat,
mengusahakan kesejahteraan bersama, memperjuangkan keadilan dan
perdamaian, memperhatikan yang lemah, miskin dan tersingkir dalam semangat
bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik di bumi bangsa kami.
Kami mohon …
4. ……..

Kolsani, 30 Juni 2017
L. A. Sardi S. J

12

13

Anda mungkin juga menyukai