Anda di halaman 1dari 26

AGGARAN DASAR GGBI

MUKADIMAH
I Bahwa Tuhan Khalik semesta alam menghendaki pembebasan, kemerdekaan dan keselamatan
manusia dari belenggu dosa melalui Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat manusia;
II Bahwa pembebasan, kemerdekaan dan keselamatan manusia dari belenggu dosa adalah anugerah
dan hak bagi setiap orang yang mau percaya, bahwa Yesus adalah Tuhan, Juru selamat dan
Penebus Yang Abadi.
IIIBahwa sebagai Keluarga Besar umat Kristen Baptis Indonesia yang merupakan sebagian dari bangsa
Indonesia yang dipanggil Allah guna melaksanakan pelayanan dan tanggung jawab kepada
sesama manusia, serta menyadari akan panggilan bersama untuk saling memikul beban demi
kebesaran dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus (Galatia 5:13; 6:2), maka kami umat Kristen
Baptis Indonesia membentuk sebuah organisasi dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:

ANGGARAN DASAR GGBI


BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN BENTUK/SIFAT
Pasal 1
Nama
Organisasi Gereja-Gereja Baptis Indonesia dinamakan Gabungan Gereja Baptis Indonesia, yang
untuk selanjutnya disingkat GGBI.
Pasal 2
Waktu
GGBI didirikan berdasarkan keputusan Musyawarah Umat Baptis Indonesia yang diadakan di
Semarang pada tanggal duabelas Agustus seribu Sembilan ratus tujuh puluh satu, untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan lamanya.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
GGBI berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia

Pasal 4
Bentuk / Sifat
GGBI adalah organisasi yang berbentuk Keluarga Besar, bersifat rohani dan sosial serta tidak
beraviliasi dengan Partai Politik apapun.

Page

1 of 26

BAB II
KEYAKINAN IMAN, ASAS, TUJUAN DAN USAHA

1
2
3
4
5

6
7

Pasal 5
Keyakinan Iman
GGBI mempunyai keyakinan iman sebagai berikut:
Allah yang Mahakuasa, Pencipta Langit dan bumi adalah Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak, dan
Roh Kudus.
Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat manusia dan setiap orang dapat datang
langsung kepada-Nya.
Roh Kudus adalah pemberi kuasa, karunia dan pembimbing dalam kehidupan orang percaya dan
dalam pemberitaan Injil.
Alkitab adalah Firman Allah yang merupakan pedoman tertinggi bagi iman dan kehidupan umat.
Gereja Baptis Indonesia sebagai persekutuan setempat orang-orang percaya bersifat otonom dan
berpemerintahan kongregasional yang terikat dengan gereja-gereja Baptis Indonesia lainnya dalam
wadah keluarga besar umat Baptis Indonesia.
Gereja dan Negara masing-masing berkedudukan tersenderi namun saling melengkapi dalam
membentuk manusia seutuhnya.
Pada hari akhir Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali.
Pasal 6
Asas

(1) GGBI berasaskan Alkitab.


(2) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara GGBI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
Pasal 7
Tujuan
1
2
3

GGBI bertujuan untuk:


Melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20).
Menghimpun umat Baptis dalam suatu organisasi yang teratur sebagai pelembagaan Keluarga
Besar Umat Baptis Indonesia.
Bersama-sama dengan Pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia berusaha mencapai masyarakat
adil dan makmur baik spiritual maupun material berdasarkan Pancasila dan UUD 1945..
Pasal 8
Program Dan Kegiatan
Untuk mencapai tujuannya, GGBI melakukan program dan kegiatan sebagai berikut:
Membina dan membimbing gereja-gereja Baptis Indonesia sehingga bertumbuh menjadi gereja
Tuhan yang Injili yang mampu melayani pekerjaan Tuhan di tengah dunia dan sebagai saksi Tuhan
Yesus.
Membina dan membimbing gereja-gereja Baptis Indonesia dalam kerangka pemupukan semangat
persatuan dan kesatuan serta meningkatkan rasa solidaritas dan semangat kekeluargaan antar
gereja dan antar umat dalam wadah keluarga besar.
Page

2 of 26

3
4

5
6

Menyelenggarakan pendidikan sebagai sarana peningkatan kecerdasan, kesadaran, dan tanggung


jawab serta kemampuan untuk berperan dan mengambil bagian dalam pembangunan Indonesia.
Menyelenggarakan pelayanan sosial kemanusiaan dalam bidang kesehatan, pertanian, literatur,
media masa dan lain-lain sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat baik spiritual
maupun material sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam Pancasila.
Menyelenggarakan program dan kegiatan yang mendatangkan kemanfaatan untuk keperluan
organisasi GGBI
Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 5 akan dijabarkan dalam bentuk usaha
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab III
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Anggota Biasa
(1) Anggota biasa GGBI adalah gereja-gereja Baptis Indonesia yang sudah diorganisasikan dan
memenuhi syarat keanggotaan GGBI.
(2) Selain berasal dari gereja-gereja Baptis Indonesia sebagaimana dimaksud ayat (1), anggota
biasa GGBI dapat berasal dari Gereja di luar GGBI yang menyatakan bergabung ke GGBI
(3) Tatacara dan persyaratan untuk menjadi anggota biasa GGBI diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 10
Anggota Kehormatan
(1) Anggota kehormatan adalah gereja atau Badan-badan yang sangat berjasa kepada GGBI.
(2) Kualifikasi berjasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Bab IV
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 11
Organ GGBI
(1)

(2)

Organ GGBI terdiri atas:


1) BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI;
2) BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI,
3) Yayasan Yayasan Baptis Indonesia GGBI.
Tatacara pemilihan organ GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 12
Badan Permusyawaratan Nasional (BAMUSNAS) GGBI

Page

3 of 26

1 BAMUSNAS -GGBI adalah pimpinan Munas utusan gereja anggota GGBI,


2 BAMUSNAS -GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas dan fungsi:
2.1. pengawasan dan pembinaan diantara dua Musyawarah Nasional dalam
sistem organ GGBI.
2.2.pengawasan dan pembinaan Yayasan - Yayasan Baptis Indonesia dan BADAN PENGURUS
NASIONAL (BPN) di antara dua musyawarah Nasional.
(3) Pimpinan BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Seorang Ketua Musyawarah Nasional
b. Seorang Wakil ketua Musyawarah Nasional
c. Seorang Sekretaris Musyawarah Nasional
(4) BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) bertanggung jawab kepada musyawarah
Nasional.
Pasal 13
(1) Anggota BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI terdiri atas:
1.1 Seorang ketua merangkap anggota
1.2 Seorang wakil ketua merangkap anggota
1.3 Seorang sekretaris merangkap anggota
1.4 Seorang bendahara merangkap anggota
1.5 Ketua-ketua komisi merangkap anggota yang dibentuk sesuai kebutuhan
(2) BAMUSNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas memimpin Musyawarah Nasional.
(3) Ketua-ketua Komisi ditetapkan oleh pimpinan BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL
(BAMUSNAS) GGBI dan disahkan dalam Musyawarah Nasional GGBI
(4) Ketua Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertindak sebagai pelaksana BAMUSNAS
Pasal 14
Badan Pengurus Nasional (BPN) GGBI
1 BPN GGBI adalah pelaksana Visi Misi dan ketetapan GGBI yang diamanatkan Musyawarah Besar
dan melaksanakan ketetapan Musyawarah nasional.
2 BPN GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada MUNAS DAN
MUBES.
3 Pimpinan BPN GGBI ditetapkan oleh Musyawarah Besar GGBI secara musyawarah mufakat dan
terdiri atas:
3.1. Seorang ketua merangkap anggota.
3.2. Seorang wakil ketua merangkap anggota
3.3. Seorang Sekretaris Jenderal merangkap anggota
4 Pimpinan BPN GGBI bertindak untuk dan atas nama GGBI didalam maupun di luar pengadilan
dalam kaitannya dengan kepentingan kegerejaan.
5 Anggota BPN GGBI lainnya terdiri atas:
1 Seorang Bendahara
2 Ketua-ketua Departemen
3 Ketua-ketua BADAN PENGURUS DAERAH
4 Ketua-ketua Biro
Page

4 of 26

Tatacara pemilihan dan persyaratan untuk menjadi anggota BPN GGBI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 15
Badan Pengurus Daerah
1 Badan Pengurus Daerah GGBI yang untuk selanjutnya disingkat BPD GGBI melaksanakan
program-program Musyawarah Daerah dan program-program BPN yang diserahkan
pelaksananaanya oleh Daerah
2 BPD GGBI bertanggung jawab kepada BPN dan Musyawarah Daerah
3 Pimpinan BPD GGBI yang dipilih oleh Musyawarah Daerah terdiri atas:
2.1. Seorang Ketua merangkap anggota.
2.2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
2.3. Seorang Sekretaris merangkap anggota
4 Anggota BPD GGBI lainnya di pilih oleh pimpinan BPD GGBI terdiri atas:
3.1. Seorang Bendahara
3.2. Ketua-Ketua Seksi
Pasal 16
Yayasan Yayasan Baptis Indonesia
(1) Umat Baptis dalam wadah GGBI menaungi Yayasan - Yayasan Baptis Indonesia yang terdiri atas:
1.1.Yayasan Baptis Indonesia
1.2.Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
(2) Organ Yayasan - Yayasan Baptis Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
2.1.Pembina
2.2.Pengawas
2.3.Pengurus

BAB V
PERMUSYAWARATAN DAN MUSYAWARAH
Pasal 17
1 Permusyawaratan adalah wadah dari umat Baptis Indonesia yang diadakan untuk membahas dan
mengambil keputusan melalui musyawarah dan mufakat
2 Yang dimaksud Musyawarah sebagai mana dimaksud pada ayat (1) adalah sistim atau tata cara
pengambilan keputusan dalam setiap tahap permusyawaratan melalui mufakat dengan tidak
mengutamakan pengambilan keputusan melalui voting
3 Musyawarah sebagai mana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. Musyawarah Besar GGBI yang terdiri dari utusan-utusan gereja anggota merupakan
kekuasaan tertinggi dari GGBI.
b. Musyawarah Nasional GGBI yang dihadiri oleh utusan Gereja
c. Musyawarah Daerah GGBI yang di hadiri oleh utusan-utusan gereja dalam daerah
tertentu
d. Musyawarah Gereja diselenggarakan dan di hadiri oleh anggota gereja setempat
Page

5 of 26

Tata cara pengambilan keputusan melalui musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18
Pelaksanaan Musyawarah
(1) Musyawarah sebagai mana dimaksud dalam Pasal 17 diatur dengan periodisasi sebagai berikut:
1.1. Musyawarah Besar GGBI diadakan 5 (lima) tahun sekali.
1.2. Musyawarah Nasional GGBI diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
1.3. Musyawarah Daerah GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun
(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juga Musyawarah Gereja yang
pelaksanaannya sesuai dengan AD ART gereja setempat.
Pasal 19
Pelaksanaan Musyawarah Pimpinan
(1) Musyawarah Pimpinan dilaksanakan dengan periodesasi sebagai berikut:
1) Musyawarah BAMUSNAS GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.
2) Musyawarah BPN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.
3) Musyawarah Pimpinan BPN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu
tahun.
4) Musyawarah Pimpinan ORGAN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu
tahun.
5) Musyawarah BPD GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun
dan/atau disesuaikan dengan kondisi daerah.
(2) Musyawarah Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juga Musyawarah Organ
Yayasan - Yayasan yang pelaksanaannya sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga Yayasan - Yayasan.
BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 20
Keuangan GGBI bersandar pada janji Tuhan sebagai pemberi berkat yang mencukupi segala
keperluan (Maleakhi 3:10; Matius 6:33) bersumber dari :
1 Persembahan tetap 10% dari penerimaan gereja anggota.;
2 Sumbangan sukarela dari gereja anggota;
3 Iuran tetap dan atau kontribusi dari Yayasan-yayasan;
4 Sumbangan perorangan atau Badan/Lembaga Iain yang sah dan tidak mengikat;
5 Usaha-usaha Iain yang sah dan tidak bertentangan dengan keyakinan iman, asas dan tujuan
GGBI

Page

6 of 26

Pasal 21
(1) Kekayaan GGBI terdiri atas:
1) Barang bergerak;
2) Barang tidak bergerak.
(2) Kekayaan GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan GGBI
(3) Barang tidak bergerak milik GGBI, lembaga dan badan usaha dalam lingkup GGBI yang sudah
ada dan gereja diatasnamakan YBI.
(4) Barang tidak bergerak milik Yayasan-yayasan Baptis diatasnamakan yayasan yang
bersangkutan
Pasal 22
(1) Pengelolaan Keuangan dan kekayaan GGBI dilakukan oleh BPN.
(2) Pengelolaan keuangan dan kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dipertanggungjawabkan.
(3) Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dan kekayaan disampaikan kepada
BAMUSNAS dalam forum Munas.
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23
(1) Perubahan Anggaran Dasar GGBI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Besar GGBI.
(2) Persyaratan dan tata cara perubahan anggaran dasar GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
PEMBUBARAN
Pasal 24
(1) GGBI hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Besar GGBI yang khusus diadakan untuk itu.
(2) Tata cara pembubaran GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
(1) Dengan berlakunya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar GGBI hasil Konggres IX GGBI
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar GGBI ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga GGBI dan Ketetapan Musyawarah Besar GGBI, Ketetapan Musyawarah
Nasional, dan Tata Kerja yang isinya tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar GGBI.
Page

7 of 26

(3) Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 13 Maret 2015

Page

8 of 26

ANGGARAN RUMAH TANGGA GGBI


BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN BENTUK/SIFAT
PasaI 1
Nama
Organisasi gereja-gereja Baptis Indonesia dinamakan Gabungan Gereja Baptis Indonesia disingkat
GGBI sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen (Protestan)
Nomor: 89 Tahun 1988 disebut GGBI
Pasal 2
Waktu
GGBI didirikan berdasarkan keputusan Musyawarah Umat Baptis Indonesia yang diadakan di
Semarang pada tanggal duabelas Agustus tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh satu, untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
GGBI bertempat kedudukan di ibu kota Republik Indonesia.
Pasal 4
Bentuk/Sifat
GGBI adalah organisasi kerohanian yang berbentuk Keluarga Besar, suatu wadah persatuan gerejagereja otonom yang terorganisir secara demokratis, dijiwai oleh semangat kekeluargaan untuk
mengerahkan potensi dalam Pengabaran lnjil dan kelangsungan hidup gereja Baptis Indonesia. GGBI
adalah organisasi sosial bukan organisasi politik dan non-partisan.
BAB II
KEYAKINAN IMAN, ASAS, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 5
Keyakinan Iman
GGBI mempunyai keyakinan iman sebagai berikut :
1 Allah Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi adalah AllahTritunggai yaitu Bapa, Anak dan Roh
Kudus.
2 Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat manusia dan setiap orang dapat datang
langsung kepada-Nya.
Page

9 of 26

3
4
5

6
7

Roh Kudus adalah pemberi kuasa, karunia dan pembimbing dalamkehidupan orang percaya dan
dalam pemheritaan Injil.
Alkitab adalah Firman Allah yang merupakan pedoman tertinggi bagiiman dan kehidupan umat.
Gereja Baptis Indonesia sebagai persekutuan setempat orang-orangpercaya bersifat otonom dan
berpemerintahan kongregasional, yangterikat dengan gereja-gereja Baptis Indonesia sebagai
wujud musyawarah dalam wadahKeluarga Besar umat Baptis Indonesia.
Gereja dan negara masing-masing berkedudukan tersendiri yang saling melengkapi dalam
membentuk manusia seutuhnya.
Pada hari akhir Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali.
Pasal 6
Asas

GGBI berasaskan Alkitab. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
Pasal 7
Tujuan

1
2
3

GGBI bertujuan untuk:


Melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20).
Menghimpun umat Baptis Indonesia dalam suatu organisasi yang teratur sebagai pelembagaan
Keluarga Besar Umat Baptis Indonesia.
Bersama-sama dengan Pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia berusaha mencapai masyarakat
adil dan makmur baik spiritual maupun material berdasarkan Pancasila.dan UUD 1945.

Pasal 8
Program, Kegiatan Dan Usaha
(1) Untuk mencapai tujuannya, GGBI menetapkan program dan kegiatan;
(2) Program dan kegiatan sebagaimana dimakud pada ayat (1) dijabarkan dalam bentuk:
1) Membina dan mendorong perkembangan gereja, baik dalam hal mutu maupun dalam hal
jumlah, sehingga bertumbuh menjadi gereja Tuhan yang misioner yang mampu melayani
pekerjaan Tuhan di tengah dunia dan sebagai saksi Tuhan Yesus dalam bentuk :
1
Menyelenggarakan tukar mimbar antar gereja
2
Menyelenggarakan pertemuan ilmiah kegerejaan
3
Menyelenggarakan penataran dan pelatihan pelayanan
4
Memfasilitasi gereja dalam melaksanakan panggilannya
5
Meningkatkan peran Badan, Lembaga dan organisasi dilingkungan GGBI
6
Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi Gereja dan HambaTuhan
2) Membangun kerjasama gereja-gereja Baptis Indonesia sebagai bagian dari Keluarga
Besar Umat Baptis Indonesia dalam bentuk:
2.1 Menyelengarakan Acara khusus GGBI
2.2 Menyelenggarakan pertemuan bersama.
Page

10 of 26

2.3 Menyelenggarakan kunjungan antar gereja dan lembaga


2.4 Menyelenggarakan perayaan-perayaan keagamaan bersama.
2.5 Menolong gereja anggota dan calon anggota yang menghadapi persoalan.
2.6 Saling memberi informasi pelayanan
2.7 Menyelenggarakan proyek Pengabaran Injil bersama.
3) Mencerdaskan kehidupan umat dan masyarakat pada umumnya dengan jalan :
3.1 Menyelenggarakan pendidikan teologia sesuai dengan kebutuhan gereja,
masyarakat dan bangsa.
3.2 Mengusahakan dan menganjurkan agar gereja atau kelompok gereja
menyelenggarakan pendidikan umum, baik formal maupun non formal
3.3 Membantu peningkatan pendidikan dan ketrampilan hamba Tuhan atau tenaga
khusus, Badan dan Lembaga Baptis
4) Menyelenggarakan pelayanan sosial kemasyarakatan dengan jalan:
a. Mendirikan dan mengembangkan pelayanan kesehatan
b. Mendirikan dan mengembangkan usaha pertanian
c. Menyediakan bahan literatur pendidikan gereja
d. Mendirikan dan mendayagunakan media massa guna mendukung kebutuhan
gereja, umat dan masyarakat
e. Mendirikan dan mengembangkan pelayanan sosial dan kemanusiaan, antara lain:
penanganan bencana, panti asuhan dan lain-lain.
5) Menyelenggarakan kegiatan dan usaha yang mendatangkan kemanfaatan bagi
kepentingan organisasi GGBI

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Anggota Biasa
(1) Anggota biasa GGBI adalah gereja-gereja Baptis Indonesia yang sudah diorganisasikan dan
memenuhi syarat keanggotaan GGBI.
(2) Selain berasal dari gereja-gereja Baptis Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
anggota biasa GGBI dapat berasal dari Gereja di luar GGBI yang menyatakan bergabung ke
GGBI
Pasal 10
Penerimaan Anggota
1 Untuk dapat menjadi anggota biasa dan kehormatan GGBI diatur sebagai berikut:
1 Anggota Biasa:
1
Gereja Baptis Indonesia yang sudah diorganisasikan menyerahkan bukti
pengorganisasian dan dokumen yang diperlukan sebagai anggota GGBI.
2
Anggota biasa adalah gereja yang ditetapkan oleh BADAN PENGURUS
NASIONAL (BPN) sebagai gereja anggota dan diumumkan pada Musyawarah
Nasional atau Musyawarah Besar .
3
Gereja yang berasal dari luar GGBI mengajukan surat permohonan dengan
disertai:
Page

11 of 26

1
2

3
4
5
6

Surat keputusan Musyawarah gereja yang menyatakan bahwa gereja


yang bersangkutan ingin menjadi anggota.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga gereja yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
GGBI
Surat pernyataan menerima dan melaksanakan doktrin GGBI, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI, serta peraturan lainnya.
Data Keanggotaan gereja yang bersangkutan yang memuat jumlah
anggota, simpatisan, jumlah peserta Sekolah Minggu.
Rekomendasi dari minimal satu gereja anggota GGBI dalam satu daerah
Proses Pendampingan dan Penerimaan gereja menjadi anggota GGBI
dilaksanakan oleh BADAN PENGURUS DAERAH dengan cara dijadikan
cabang dari gereja setempat, kemudian diserahkan kepada BADAN
PENGURUS NASIONAL (BPN) untuk disahkan dalam musyawarah
Nasional atau Musyawarah Besar
Pasal 11
Anggota Kehormatan

(1) Anggota kehormatan adalah gereja atau Badan yang sangat berjasa kepada GGBI.
(2) Kwalifikasi gereja atau badan yang sangat berjasa bagi perkembangan dan pertumbuhan
Umat Baptis Indonesia sebagaimana diamaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh BADAN
PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI
Pasal 12
Gugurnya Keanggotaan
1

Anggota biasa gugur keanggotaannya karena :


1 Bubar atau bergabungnya gereja ke gereja lain
2 Permintaan sendiri secara tertulis disampaikan kepada BADAN PENGURUS NASIONAL
(BPN) GGBI.
3 Dicabut dengan keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Besar GGBI secara
tertulis atas usul tertulis BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI setelah
mendapatkan teguran tertulis dari BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) karena telah
melanggar asas-asas kepercayaan Baptis, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
GGBI serta alasan lain yang dapat merugikan GGBI
Pelaksanaan pencabutan keanggotaan yang dimaksud dalam butir 1.3 pasal ini, didahului
konsultasi oleh BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI dengan memberi
kesempatan pembelaan kepada anggota yang bersangkutan melalui penyelesaian secara
kekeluargaan.
4 Dalam hal gugurnya keanggotaan; aset-aset gereja yang di atas namakan YBI, GGBI atau
gereja di serahkan kepada YBI atau BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI
Anggota kehormatan gugur keanggotaannya karena :
1 Bubar atau bergabungnya gereja ke gereja lain atau Badan tersebut bubar

Page

12 of 26

2
3

Permintaan sendiri secara tertulis disampaikan kepada BADAN PENGURUS NASIONAL


(BPN) GGBI
Dicabut melalui keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Besar secara tertulis
atas usul BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI
Pasal 13
Hak Dan Kewajiban Anggota

Anggota Biasa GGBI mempunyai hak-hak sebagai berikut:


1 Hak untuk mengutus anggota gerejanya mengikuti Musyawarah Daerah, Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Besar GGBI.
2 Hak untuk memilih dan dipilih.
3 Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum.
4 Hak untuk mendapatkan pembinaan.
5 Hak untuk memberikan saran-saran bagi perkembangan dan pertumbuhan GGBI.
6 Hak untuk mendapatkan informasi tentang semua kebijakan GGBI.
Anggota Biasa GGBI mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1 Wajib menaati Asas Kepercayaan Baptis, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
GGBI, serta putusan GGBI lainnya.
2 Wajib memberi iuran tetap sekurang-kurangnya 10 persen dari pendapatan gereja.
3 Wajib ikut serta merumuskan dan melaksanakan program kerja, putusan-putusan dan
kebijakan GGBI
4 Wajib menjaga keutuhan GGBI sebagai wadah Keluarga Besar Umat Baptis Indonesia.
Anggota kehormatan mempunyai hak sebagai berikut:
1 Hak mengikuti kegiatan GGBI atas undangan BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN),
tetapi tidak mempunyai hak suara.
2 Hak memberikan pendapat dalam musyawarah Nasional maupun Musyawarah besar
GGBI
4 Anggota kehormatan wajib memelihara nama baik dan turut serta mendukung pelayanan GGBI
Pasal 14
5
6

Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan ayat (3) Gereja anggota
juga wajib mematuhi doktrin dan AD/ART GGBI.
Gereja Angota yang melanggar doktrin dan AD ART GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dijatuhi sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku
BAB IV
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 15
Organ GGBI

(1) Organ GGBI terdiri atas:


1) BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS),
2) BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN),
3) Yayasan Yayasan Baptis Indonesia.
Page

13 of 26

(2) BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS)-GGBI adalah pengawas dan pembina


dalam sistem organisasi GGBI, antara dua Musyawarah Nasional dan dua Musyawarah Besar
GGBI. BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) bertanggung jawab kepada
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Besar.
(3) BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI adalah pelaksana Visi dan Misi dan ketetapan GGBI
yang diamanatkan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Besar. BADAN PENGURUS
NASIONAL (BPN) bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar.
(4) Yayasan-yayasan Baptis adalah lembaga pendukung pelayanan umat Baptis Indonesia dalam
wadah GGBI.
(5) Yayasan-yayasan Baptis terdiri atas:
1) Yayasan Baptis Indonesia,
2) Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
(6) Yayasan-yayasan Baptis sebagaimana dimaksud angka 4 bertanggung jawab kepada
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Besar.
Pasal 16
Persyaratan Pimpinan Organ GGBI
1
2

Semua anggota gereja Baptis yang gerejanya menjadi anggota GGBI berhak dipilih sebagai
pimpinan organ GGBI.
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk menjadi pimpinan organ GGBI
anggota GGBI harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Sudah menjadi anggota setia pada gereja Baptis Indonesia sekurang-kurangnya 5 tahun
berturut-turut dengan menunjukkan kesetiaan dalam pelayanan dan mendapat rekomendasi
gereja setempat.
2) Tidak dalam siasat gereja.
3) Memahami, menghayati dan mengamalkan teologia yang sesuai dengan doktrin Baptis
Indonesia pada khususnya dan doktrin Baptis pada umumnya.
4) Memiliki jiwa kepemimpinan dan dedikasi yang tinggi.
5) Memiliki pemahaman dan kemampuan tentang organisasi dan pelayanan GGBI serta
semangat untuk melaksanakan visi misi GGBI.
6) Terpanggil sungguh-sungguh untuk melayani kepengurusan GGBI dan sanggup bekerjasama
demi kemajuan organisasi dan program GGBI
7) Memenuhi persyaratan kehidupan rohani sebagaimana tercantum dalam 1 Timotius 3:1 13
8) Tidak aktif atau tidak menjadi anggota partai politik, atau tidak menjadi pengurus lembaga
atau badan pendukung partai
Pasal 17
Tata Cara Pemilihan Organ GGBI
1
2

Penjaringan nama calon Pengurus Organ GGBI di mulai dari usulan gereja setempat di
sampaikan ke Musyawarah Daerah.
Musyawarah Daerah melalui musyawarah Mufakat menetapkan usulan daerah yang diambil
dari usulan gereja dengan komposisi 3 orang untuk tiap jabatan di BADAN PENGURUS
NASIONAL ; 3 orang untuk tiap jabatan BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL
Page

14 of 26

3
4

(BAMUSNAS); 7 orang untuk pembina Yayasan-yayasan Baptis. Penetapan tersebut


disampaikan kepada BPN dengan menyertakan semua nama yang diusulkan gereja-gereja.
BPN setelah menerima usulan dari musyawarah daerah melakukan penyusunan peringkat
para calon pimpinan organ berdasarkan jumlah suara yang masuk secara nasional .
Hasil usulan Musyawarah Daerah yang telah di susun peringkatnya oleh BPN di
musyawarahkan pada Musyawarah Nasional terakhir sebelum Musyawarah Besar untuk
ditetapkan sebagai calon definitif pimpinan organ GGBI
Pengesahan pimpinan organ GGBI dilakukan dalam Musyawarah Besar GGBI melalui
musyawarah mufakat
Pasal 18
Masa Kerja Pengurus

1 Masa kerja Pengurus BAMUSNAS, BPN, BPD dan Organ YBI, YRSBI adalah 5 (lima) tahun
2 Dalam hal terjadi lowongan anggota dalam sistem kepengurusan organ GGBI, maka pengisian
lowongan tersebut adalah sebagai berikut:
1 Dalam Musyawarah Besar
2 Dalam Musyawarah Nasional.
3 Khusus untuk organ YBI, YRSBI berdasarkan AD ART masing masing.
4 Lowongan pada Departemen, komisi, biro diisi oleh BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN)
GGBI.
5 Lowongan pada Badan Pengurus Daerah GGBI diisi oleh gereja-gereja anggota GGBI yang
terdapat dalam daerah tersebut.
6 Sementara menunggu penyelesaian lowongan kepengurusan organ GGBI sesuai dengan tata
cara sebagaimana diatur dalam 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5 diatas, maka berdasarkan keputusan
Musyawarah masing-masing pengurus, lowongan pengurus dijabat sementara oleh anggota
pengurus yang ditunjuk.
Pasal 19
Badan-Badan Dan Lembaga-Lembaga GGBI
1
2
3

Pengelolaan Lembaga/Badan Usaha yang sudah ada maupun pendirian Lembaga/Badan Usaha
baru berdasarkan AD/ART YBI, YRSBI
Pengangkatan dan pemberhentian pimpinan badan usaha, dewan dari lembaga, dilaksanakan
berdasarkan AD/ART AD/ART YBI, YRSBI
Lembaga/Badan Usaha bertanggung jawab kepada Pengurus YBI, YRSBI
Pasal 20
Badan Permusyawaratan Nasional (BAMUSNAS) GGBI
BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL GGBI disingkat BAMUSNAS - GGBI adalah pimpinan
Musyawarah Nasional. Bertindak mewakili Musyawarah Nasional yang berfungsi sebagai
pengawas dan Pembina dalam sistem organisasi GGBI, antara dua musyawarah besar GGBI.
BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) bertanggung jawab kepada
Musyawarah Besar dan Musyawarah Nasional.
Anggota BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI terdiri atas:
Page

15 of 26

4
5

1 Seorang ketua merangkat sebagai anggota


2 Seorang wakil ketua merangkap sebagai anggota
3 Seorang Sekretaris merangkap sebagai anggota
4 Seorang Bendahara merangkap sebagai anggota
5 Ketua-ketua komisi merangkap sebagai anggota
Masa kerja anggota BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) bersifat tetap
selama 1 periode 5 tahun. Pimpinan BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS)
sesudah menjabat dua periode berturut turut tidak dapat dipilih lagi pada jabatan yang sama atau
jabatan yang lebih rendah
Pimpinan BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI yang terdiri atas:
Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris ditetapkan oleh Musyawarah Besar.
Bendahara dan Ketua-ketua Komisi di tetapkan oleh pimpinan BADAN PERMUSYAWARATAN
NASIONAL (BAMUSNAS) dan disahkan oleh Musyawarah Nasional.
Pasal 21
Tugas Badan Permusyawaratan Nasional (BAMUSNAS)

(1) Bamusnas bertugas:


1) Memimpin Musyawarah Nasional
2) Mengawasi dan membina sistim organisasi BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN), YBI,
YRSBI
3) Mengambil Iangkah-Iangkah dan kebijakan yang diperlukan untuk mengarahkan dan membina
BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI, dan YBI dalam menjalankan tugasnya untuk
menjamin ditaatinya azas kepercayaan Baptis, Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga
GGBI, program kerja dan anggaran serta peraturan-peraturan lainnya.
4) Mengundang Musyawarah pembina YBI, YRSBI, YRSBI dan pimpinan BADAN PENGURUS
NASIONAL (BPN) secara periodik
5) Memberi arahan saran dan teguran kepada Pembina YBI, YRSBI
(2) Dalam hal diperlukan gereja gereja angota GGBI dapat mengusulkan kepada BAMUSNAS
tindakan administratif kepada Pembina YBI dan pimpinan Badan Pengurus Nasional.
Pasal 22
Badan Pengurus Nasional (BPN) GGBI
(1) BPN GGBI adalah pelaksana Visi Misi dan ketetapan GGBI yang diamanatkan Musyawarah Besar
dan melaksanakan ketetapan Musyawarah nasional.
(2) BPN GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada MUNAS DAN
MUBES.
(3) Pimpinan BPN GGBI ditetapkan oleh Musyawarah Besar GGBI secara musyawarah mufakat dan
terdiri atas:
3.1. Seorang Ketua merangkap anggota.
3.2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3.3. Seorang Sekretaris Jenderal merangkap anggota
(4) Pimpinan BPN GGBI bertindak untuk dan atas nama GGBI didalam maupun di luar pengadilan
dalam kaitannya dengan kepentingan kegerejaan.
Page

16 of 26

(5) Anggota BPN GGBI lainnya terdiri atas:


a. Seorang Bendahara
b. Ketua-Ketua Departemen
c. Ketua-Ketua BADAN PENGURUS DAERAH
d. Ketua-Ketua Biro
(6) BPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk Departemen atau Komisi yang
menangani secara khusus kepentingan daerah tertinggal.
Pasal 23
(1) BPN GGBI dapat membentuk Departemen, Komisi, Biro sesuai kebutuhan.
(2) Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal BPN GGBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (3) ditetapkan dalam Musyawarah Besar
(3) Bendahara, Ketua-ketua Departemen dan Ketua Biro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat
(5) ditetapkan oleh Musyawarah Nasional
(4) Tugas dan tanggungjawab BPN GGBI diatur dalam suatu peraturanTata Kerja organisasiorganisasi dalam GGBI
(5) Ketua dan Wakil ketua BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) sesudah menjabat dua periode
berturut-turut tidak dapat dipilih lagi pada jabatan yang samaatau jabatan yang lebih rendah
Pasal 24
Badan Pengurus Daerah (BPD) GGBI
1

Pimpinan BPD GGBI dipilih oleh gereja-gereja anggota GGBI daerah dalam Musyawarah Daerah
terdiri atas:
1) Ketua,
2) wakil Ketua; dan
3) Sekretaris
2 Susunan BPD GGBI terdiri atas :
2.1. Seorang Ketua.
2.2. Seorang Wakil Ketua.
2.3. Seorang Sekretaris.
2.4. Seorang Bendahara.
2.5. Beberapa orang Ketua Seksi sesuai kebutuhan, mengacu kepada Departemen BPN yang ada
(3) Badan Pengurus Daerah GGBI yang terpilih ditetapkan dan dilantik oleh BPN GGBI
(4) Penetapan pembagian daerah diusulkan dan dilaksanakan oleh Badan Pengurus Nasional GGBI
berdasarkan permohonan, saran, pertimbangan dari gereja anggota, Badan Pengurus Daerah
GGBI yang kemudian dikukuhkan dan disahkan oleh Musyawarah Nasional atau Musyawarah
besar. Jumlah gereja anggota dalam gereja tersebut minimal enam gereja anggota dan
pertimbangan dari BPD GGBI terdekat.
(5) Tugas dan tanggungjawab Badan Pengurus Daerah GGBI diatur dalamTata Kerja organ GGBI
yang menjadi lampiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI.
Pasal 25
Page

17 of 26

(1) Untuk pembinaan gereja-gereja Baptis yang karena faktor jumlah gereja anggota, faktor batasbatas geografi; fasilitas/sarana komunikasi sosial budaya politik dan sumber daya setempat belum
dapat dibentuk BPD atau masuk salah satu BPD, maka dapat dibentuk BPD Persiapan dengan
membentuk pengurus BPD persiapan sesuai dengan keperluan.
(2) Penetapan BPD Persiapan oleh BPN berdasarkan permohonan, saran, pertimbangan dari gereja
anggota,Badan Pengurus Daerah GGBI terdekat.
(3) Pembinaan BPD Persiapan dilaksanakan oleh BPN GGBI bekerjasama dengan BPD yang
terdekat.
Pasal 26
Yayasan Yayasan Baptis Indonesia
(1) Yayasan-yayasan Baptis adalah organ pendukung pelayanan umat Baptis Indonesia dalam wadah
GGBI.
(2) Organ Yayasan - Yayasan Baptis Indonesia terdiri atas:
a. Pembina
b. Pengawas
c. Pengurus
(3) Lima orang Pembina Yayasan-yayasan Baptis Indonesia dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah
Besar GGBI, dua orang diantara pembina dari unsur pembina lama
(4) Salah satu pimpinan BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) secara ex officio adalah anggota
pembina Yayasan-yayasan Baptis
(5) Organ Yayasan-yayasan Baptis Indonesia dan ketua-ketua lembaga di angkat dan diberhentikan
berdasarkan AD/ART Yayasan-yayasan Baptis kecuali diputuskan lain oleh Musyawarah Besar.
(6) Pembina Yayasan-yayasan Baptis bertanggungjawab kepada Musyawarah Besar.
(7) Yayasan Baptis terdiri atas YBI dan YRSBI
(8) Pembina YBI bertindak sebagai Pembina YRSBI

Pasal 27
Yayasan Baptis Indonesia
(1) Yayasan Baptis Indonesia adalah organ pendukung pelayanan umat Baptis Indonesia dalam
wadah GGBI.
(2) Organ YBI terdiri atas:
1.1. Pembina
1.2. Pengawas
1.3. Pengurus
(3) Lima orang Pembina YBI dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah besar GGBI, dua orang diantara
pembina dari unsur pembina lama
(4) Salah satu pimpinan BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) secara ex officio adalah anggota
pembina YBI
(5) Organ YBI dan ketua-ketua lembaga di angkat dan diberhentikan berdasarkan AD/ART YBI.
(6) Pembina YBI bertanggungjawab kepada Musyawarah besar dan Musyawarah Nasional
Page

18 of 26

(7) YBI mengelola dan mengamankan barang tidak bergerak/tanah milik gereja, GGBI, YBI, YRSBI
dan lembaga.
(8) Pembina YBI sekaligus sebagai Pembina YRSBI
Pasal 28
Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
(1) Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia adalah organ pendukung pelayanan kesehatan umat
Baptis Indonesia dalam wadah GGBI.
(2) Organ YRSBI terdiri atas:
a. Pembina
b. Pengawas
c. Pengurus
(3) Lima orang Pembina YRSBI dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah besar GGBI, dua orang
diantara pembina dari unsur pembina lama
(4) Salah satu pimpinan BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) secara ex officio adalah anggota
pembina YRSBI
(5) Organ YRSBI dan ketua-ketua lembaga di angkat dan diberhentikan berdasarkan AD/ART YRSBI.
(6) Pembina YRSBI bertanggungjawab kepada Musyawarah besar.
(7) YRSBI membantu YBI dalam mengelola dan mengamankan barang tidak bergerak/tanah milik
gereja, GGBI, YBI, YRSBI dan lembaga.
(8) Pembina YRSBI sekaligus sebagai Pembina YBI
BAB V
PERMUSYAWARATAN DAN MUSYAWARAH
Pasal 29
(1) Permusyawaratan adalah wadah dari umat Baptis Indonesia yang diadakan untuk membahas
dan mengambil keputusan melalui musyawarah dan mufakat
(2) Musyawarah sebagai mana dimaksud pada ayat (1) adalah sistim atau tata cara pengambilan
keputusan dalam setiap tahap
permusyawaratan melalui mufakat dengan tidak
mengutamakan pengambilan keputusan melalui voting
(3) Musyawarah sebagai mana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. Musyawarah Besar GGBI yang terdiri dari utusan-utusan gereja anggota merupakan
kekuasaan tertinggi dari GGBI.
b. Musyawarah Nasional GGBI yang dihadiri oleh utusan Gereja anggota
c. Musyawarah Daerah GGBI yang di hadiri oleh utusan-utusan gereja anggota dalam daerah
Tertentu
d. Musyawarah Gereja diselenggarakan dan di hadiri oleh anggota gereja setempat
Pasal 30
Pelaksanaan Musyawarah
(1) Musyawarah sebagai mana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) diatur dengan periode sebagai
berikut:
Page

19 of 26

1.1. Musyawarah Besar GGBI diadakan 5 (lima) tahun sekali.


1.2 . Musyawarah Nasional GGBI diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
1.3 Musyawarah Daerah GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun
(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Musyawarah Gereja yang diadakan
sesuai AD ART gereja setempat.
Pasal 31
Pelaksanaan Musyawarah Pimpinan
(1) Musyawarah Pimpinan dilaksanakan dengan periodesasi sebagai berikut:
1) Musyawarah BAMUSNAS GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.
2) Musyawarah BPN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.
3) Musyawarah Pimpinan BPN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu
tahun.
4) Musyawarah Pimpinan ORGAN GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu
tahun.
5) Musyawarah BPD GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun
dan/atau disesuaikan dengan kondisi daerah.
(2) Musyawarah Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juga Musyawarah Organ
Yayasan - Yayasan yang pelaksanaannya sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga Yayasan - Yayasan.
Pasal 32
Musyawarah Besar
(1) Musyawarah Besar GGBI adalah wadah yang memiliki kekuasaan tertinggi. Musyawarah Besar
GGBI dihadiri oleh utusan-utusan gereja anggota GGBI dan para undangan yang diundang oleh
penyelenggara Musyawarah Besar
(2) Musyawarah Besar GGBI diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali oleh BAMUS GGBI
(3) Musyawarah Besar ditentukan Musyawarah Besar sebelumnya atas undangan BADAN
PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI. Bila terjadi hal luar biasa, tempat dan waktu dapat diubah
oleh BADAN PENGURUS NASIONAdL (BPN) GGBI
(4) Untuk mnyelenggarakan Musyawarah Besar GGBI, BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN)
GGBI membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana atau Panitia-Panitia lainnya yang
dirasa perlu.
(5) Yang brhak menghadiri Musyawarah Besar GGBI adalah :
1) Gereja-gereja anggota dengan jumlah utusan sesuai keketentuan lama.
2) BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI, anggota BADAN
PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI, organ Yayasan yayasan baptis dan Ketua-ketua
Lembaga
3) Panitia Pengarah
4) Para peninjau yang diundang oleh BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI

Page

20 of 26

5) Para tamu dalam dan luar negeri yang diundang khusus oleh BADAN PENGURUS NASIONAL
(BPN).
Pasal 32
(1) Musyawarah Besar GGBI adalah sah jikalau dihadiri oleh (setengah) ditambah 1 (satu dari
jumlah gereja anggota GGBI.
(2) Musyawarah Besar GGBI dipimpin oleh Dewan Pimpinan Musyawarah Besar yang dipilih dari
antara peserta Musyawarah Besar GGBI sesuai dengan Tata Tertib Musyawarah Besar GGBI
yang berlaku untuk Musyawarah Besar GGBI yang bersangkutan.
(3) Minit atau salinan Musyawarah Besar GGBI yang dibuat oleh Sekretaris Dewan Pimpinan
Musyawarah Besar GGBI paling lambat 3 (tiga) bulan sesudah Musyawarah Besar GGBI ditutup.
(4) Biaya yang dibutuhkan Sekretaris Dewan Pimpinan Musyawarah Besar untuk menyelesaikan Minit
Musyawarah Besar GGBI ditanggung oleh Panitia Pelaksana Musyawarah GGBI.
(5) Panitia Pelaksana Musyawarah Besar memberikan laporan pertanggung jawaban
penyelenggaraan Musyawarah Besar kepada dakamm Mjsyawarh satu setelajh mengutus
B.ADAN PENGURUS NASIONAL. Periode yang lalau demisioner untuk selanjutnya BADAN
PENGURUS NASIONAL GGBI demisioner melaporkan kepada Musyawarah Nasional. ste
(6) Setelah minit Musyawarah Besar GGBI di terima dalam munas pertama maka dpm dinyatakan
selesai tugasnya
Pasal 33
Musyawarah Besar Luar Biasa
Musyawarah Besar luar biasa GGBI memiliki kekuasaan yang sama dengan Musyawarah Besar GGBI.
Musyawarah Besar luar biasa dapat diadakan dengan ketentuan:
1. Apabila BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI menganggap perlu
karena adanya masalah yang mendesak/penting, berkaitan dengan regulasi pemerintah yang
mengharuskan mengubah Anggaran Dasar GGBI
2. Atas permintaan tertulis dari 2/3 (duapertiga) anggota GGBI yang ditujukan kepada BADAN
PENGURUS NASIONAL GGBI dengan tembusan kepada BADAN PERMUSYAWARATAN
NASIONAL GGBI. Dalam surat permohonan disebutkan masalah yang akan dibicarakan.
3. BPN GGBI menetapkan tempat dan waktu Musyawarah Besar luar biasa GGBI
4. Dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima permintaan diadakannya Musyawarah Besar Luar
Biasa GGBI, Badan Pengurus Nasional wajib menyelenggarakan Musyawarah Besar luar biasa
GGBI tersebut ditempat dan waktu yang di tentukan.
5. Ketentuan dan prosedur pelaksanaan Musyawarah Besar luar biasa sama dengan Musyawarah
Besar GGBI.
Pasal 34
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional adalah Musyawarah gereja-gereja tingkat nasional yang di selenggarakan
satu tahun sekali, yang diikuti oleh wakil-wakil gereja dengan proporsi lima atau kurang gereja di
wakili satu wakil. Wakil-wakil tersebut di pilih dalam Musyawarah Daerah.
(2). Penyelenggara Musyawarah Nasional adalah BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI.
Page

21 of 26

(3). Musyawarah Nasional dipimpin oleh BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) :


3.1. Seorang Ketua merangkap anggota
3.2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3.3. Seorang Sekretaris merangkap anggota
(4). Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih dalam Musyawarah Besar.

2
3

4
5

Pasal 35
Musyawarah Daerah
Musyawarah Daerah adalah musyawarah gereja-gereja di daerah, yang berfungsi sebagai wadah
gereja-gereja di daerah berkaitan dengan pemilihan pengurus daerah, penyusunan program
anggaran dan pelaporan program anggaran daerah.
Penyelenggara Musyawarah Daerah adalah Badan Pengurus Daerah
Musyawarah daerah dipimpin oleh :
3.1. Seorang Ketua merangkap anggota
3.2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3.3. Seorang Sekretaris merangkap anggota
Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih dalam Musyawarah Daerah.
Musyawarah Daerah dilakukan sekurang kurangnya satu tahun dua kali

Pasal 36
Musyawarah Pimpinan
1. Musyawarah antar pimpinan organ GGBI di adakan sekurang-kurangnya satu tahun dua kali
yang dihadiri oleh:
1.1. Pimpinan BASMUSNAS
1.2. Pimpinan BPN GGBI
1.3. Pembina yayasan yayasan Baptis
2. Musyawarah BASMUSNAS diadkan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahu yang di
hadiri oleh: pimpinan BASMUSNAS dan ketua-ketua komisi
3. Musyawarah BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI.
3.1 Musyawarah Pimpinan BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI diadakan sekurangkurangnya 3 kali dalam 1 (satu) tahun.
3.2 Musyawarah BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI sekurang-kurangnya
diadakan 2 kali dalam setahun dihadiri oleh anggota BADAN PENGURUS NASIONAL
(BPN) GGBI.
3.3 Musyawarah Departemen baik sendiri maupun bersama-sama seksi sebidangnya dari
Badan Pengurus Daerah GGBI dilaksanakan sesuai kebutuhan.
4. Musyawarah BADAN PENGURUS DAERAH GGBI.
4.1 Musyawarah Badan Pengurus Daerah GGBI diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
setahun.
4.2 Musyawarah Badan Pengurus Daerah GGBI dihadiri oleh anggota-anggota Badan Pengurus
Daerah GGBI.
5. Musyawarah Organ YBI, YRSBI diatur dalam ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Yayasan Baptis Indonesia, Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
Page

22 of 26

BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 37

(1)
(2)
(3)
(5)

Keuangan GGBI bersandar pada janji Tuhan sebagai pemberi berkat yang mencukupi segala keperluan
(Maleakhi 3:10; Matius 6:33) bersumber dari :
Persembahan tetap 10% dari penerimaan gereja anggota;
Sumbangan sukarela dari gereja anggota;
Iuran tetap dan atau kontribusi dari Yayasan-yayasan;
(4) Sumbangan perorangan atau Badan/Lembaga Iain yang sah dan tidak mengikat;
Usaha-usaha Iain yang sah dan tidak bertentangan dengan keyakinan iman, asas dan tujuan GGBI
Pasal 38
(1) Kekayaan GGBI terdiri atas:
1.1 Barang bergerak;
1.2 Barang tidak bergerak.
(3) Kekayaan GGBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan GGBI
(4) Barang tidak bergerak milik GGBI, lembaga dan badan usaha dalam lingkup GGBI yang sudah ada
dan gereja diatasnamakan YBI.
(5) Barang tidak bergerak milik Yayasan-yayasan Baptis diatasnamakan yayasan yang bersangkutan
Pasal 39
(1) Pengelolaan Keuangan dan kekayaan GGBI dilakukan oleh BPN.
(2) Pengelolaan keuangan dan kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dipertanggungjawabkan.
(3) Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dan kekayaan disampaikan kepada BAMUSNAS
dalam forum Munas.
Pasal 40
(1) Semua dana yang diperoleh sebagaimana tersebut dalam Pasal 33 dipergunakan sepenuhnya
untuk mencapai tujuan GGBI.
(2) Untuk memelihara tertibnya pengelolaan keuangan GGBI, maka tiap-tiap organ wajib membuat
Rencana Anggaran Belanja Tahunan
Pasal 41
Tahun Buku Dan Pertanggungjawaban

Page

23 of 26

1
2

Tahun buku GGBI ini, tiap-tiap tahun dimulai dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret
pada tahun berikutnya.
BADAN PENGURUS NASIONAL membuat laporan keuangan untuk dilaporkan kepada
MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 42
Pembubaran

GGBI hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah besar Luar Biasa GGBI yang khusus diadakan
untuk itu dengan ketentuan, bahwa :
1 Semua ketentuan untuk menyelenggarakan suatu Musyawarah Besar Luar Biasa GGBI harus
dipenuhi.
2 Menyimpang dari apa yang ditentukan dalam pasal 29 ayat 1, maka Musyawarah Besar Luar
Biasa GGBI untuk pembubaran GGBI baru dapat dilangsungkan atas permintaan 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah anggota GGBI.
3 Musyawarah besar Luar Biasa GGBI sebagaimana dimaksudkan diatas dapat dilangsungkan
apabila anggotanya yang hadir berjumlah 2/3 (dua per tiga) anggota.
4 Keputusan pembubaran GGBI adalah sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) suara
peserta yang menghadiri Musyawarah besar Luar Biasa GGBI tersebut.
5 Apabila Musyawarah Besar Luar Biasa GGBI tersebut tidak mencapai quorum, maka
Musyawarah Besar Luar Biasa GGBI tersebut menjadi batal dan tidak dapat diulangi lagi
kecuali diajukan permohonan baru sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
2 Dalam hal Musyawarah besar Luar Biasa GGBI menyetujui dibubarkannya GGBI, Musyawarah
besar Luar Biasa GGBI mengambil langkah sebagai berikut:
1 Membentuk Panitia Likuidasi yang terdiri atas 3 (tiga) sampai 5 orang masing-masing menjabat
sebagai Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota
2 Menentukan Badan, Lembaga atau Persekutuan yang akan menerima pelimpahan harta
kekayaan atau yang akan melanjutkan usaha GGBI dengan ketentuan, bahwa Badan,
Lembaga atau Persekutuan tersebut harus seasas dengan GGBI.
3 GGBI memberi kuasa kepada Panitia likuididasi untuk menghadap Notaris guna membuat Akta
Pembubaran GGBI.
3 Pembubaran GGBI hanya sah apabila dilakukan oleh Panitia Likuidasi dengan Akta Notaris.
BAB VII
KETENTUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 43
Gereja anggota atau gereja-gereja anggota yang berkehendak mengusulkan perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI dengan disertai alasan-alasan perubahan sebagaimana
dimaksud, dapat mengajukan usulnya kepada BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI dengan
tembusan kepada BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI dan Badan
Pengurus Daerah GGBI

Page

24 of 26

Pasal 44
BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI setelah menerima usui perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga GGBI sebagaimana tersebut dalam pasal 36 di atas, mengumpulkan semua
usul perubahan tersebut dan menyusunnya dalam suatu naskah Perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga GGBI untuk selanjutnya mengirimkan naskah tersebut kepada semua gereja
anggota dengan disertai permohonan agar gereja-gereja anggota memberikan tanggapan terhadap
usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI sebagai dimaksud dengan
jangka waktu yang ditentukan
Pasal 45
Gereja-gereja anggota mengirimkan kembali tanggapannya kepada Badan Pengurus Nasional GGBI
dengan tembusan kepada BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI untuk
selanjutnya BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI menyusun kembali semua tanggapan
gereja-gereja anggota dilampirkan pada usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran/Rumah
Tangga GGBI yang akan disampaikan kepada Musyawarah Besar GGBI berikutnya untuk
dimusyawarahkan

Pasal 46
Dalam hal BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) mengusulkan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran.Rumah Tangga GGBI, maka BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN)GGBI mengirimkan
(usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga GGBI sebagaimana dimaksud disertai
dengan alasan-alasan perubahannya kepada gereja-gereja anggota dengan tembusan kepada BADAN
PERMUSYAWARATAN NASIONAL (BAMUSNAS) GGBI dan Badan Pengurus Daerah GGBl, disertai
permohonan agar gereja~gereja anggota memberikan tanggapan atas usul perubahan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga GGBI tersebut
Pasal 47
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI hanya dapat diusulkan kepada
Musyawarah besar GGBI apabila usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI
tersebut oleh BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) GGBI sudah disampaikan kepada semua gereja
anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah besar GGBI dimulai, dimana
tenggang waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud dihitung dari tanggal Cap Pos surat pengiriman
naskah perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI tersebut.
Pasal 48

Page

25 of 26

Keputusan untuk mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI sah, apabila
disetujui oleh sedikit-dikitnya 2/3 (dua pertiga) darijumlah peserta Musyawarah Besar GGBI.
Pasal 49
Tata Kerja.
1

Untuk melengkapi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI ini, maka Musyawarah
Nasional GGBI dapat menyusun Tata Kerja BADAN PERMUSYAWARATAN NASIONAL
(BAMUSNAS) GGBI, BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN)GGBI, Badan Pengurus Daerah
GGBI dan Pembina YBI
2 Tata Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disahkan dalam Musyawarah Nasional
2 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga GGBI ini akan
diatur dan disusun oleh BADAN PENGURUS NASIONAL (BPN) yang disahkan dalam musyawarah
Nasional GGBI.
BAB IX
Ketentuan Penutup
Pasal 50
(1) Setiap perubahan ART GGBI didaftarkan kepada instansi yang berwenang
(2) Anggaran Rumah Tangga GGBI ini disahkan dalam Kongres X GGBI dan berlaku sejak
ditetapkan.
Pasal 51
(1) Dengan berlakunya Anggaran Rumah Tangga ini maka Anggaran Rumah Tangga GGBI hasil
Konggres IX GGBI dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga GGBI ini akan diatur dalam
Ketetapan Musyawarah Besar GGBI, Ketetapan Musyawarah Nasional, dan Tata Kerja yang
isinya tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GGBI.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 13 Maret 2015

Page

26 of 26

Anda mungkin juga menyukai