Anda di halaman 1dari 93

KETET

APAN
KONGRES
NASIONALXVI
I

PEMUDAKAT
OLI
K
2018

KUP
ANG,7-
9DESEMBER2018
TRI PRASETYA
PEMUDA KATOLIK
Kami
PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
Berjanji :
SENANTIASA SETIA PADA PIMPINAN
GEREJA DAN NEGARA

Kami
PEMUDA KATOLIK Indonesia
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
Berjanji :
TETAP BERJUANG DEMI KEPENTINGAN
GEREJA DAN NEGARA

Kami
PEMUDA KATOLIK Indonesia
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji :
SELALU MENGUTAMAKAN
PERSATUAN, KEKELUARGAAN,
DAN TOLERANSI

Kongres
Ko
Kong
ngre
res XV
X
XVI
VI P
Pe
Pemuda
emmu
uda
da K
Katolik
ato
atollik
ik 3
MARS PEMUDA KATOLIK
(PRO ECCLESIA ET PATRIA)

1= A Cipt. : R. Paulus Soemadi Padmobusono


= 110 ; 4/4 & Rm. Yoh. Padmosepoetra Pr.
Arr. : L. Putut Pudyantoro

A Bm A E B7 E
. . . . . . . .
S 5 5 . 3 5 3 3 . 1 1 5 4 3 7 1 2 . .
. . . . . .
A 3 2 1 . 1 3 1 1 . 5 5 5 2 1 7 6 7 1 2
. . . . . . . . . . . . . . . .
T 5 1 . 5 1 5 5 4 3 2 3 1 6 5 4 3 2 3 4
.
B 5 4 3 2 1 3 5 1 7 6 5 1 1 2 3 4 4 5 6 7

Ki - ta Pe - mu - da Ka - to - lik di In do - ne - si - a

E Bm E A E D E A
. . . . . . . . . .
S 2 2 . 6 6 7 1 . 1 1 5 5 5 4 6 7 3 . 0
A 5 6 7 . 6 6 5 5 . 6 5 5 6 7 5 6 4 5 . 0
. . . . . . . . . . . . . .
T 4 4 . 3 2 2 3 . 4 3 3 4 2 7 1 2 1 . 0
B 5 5 . 5 4 4 3 . 2 1 3 4 5 2 3 4 5 1 . 0

ber - ju - ang ber - sa - ma - sa - ma untuk Nu - sa dan Bang - sa

A E A A7 D
. . . . . . . . . .
S 5 5 5 5 5 3 3 1 . 1 1 1 2 3 5 4 . 0
. . . . . .
A 5 4 3 4 5 1 1 5 . 5 5 1 5 1 2 1 . 0
. . . . . . . . . . . . . .
T 5 5 1 7 1 5 5 3 . 3 3 3 4 5 3 4 5 6 . 0
. .
B 5 5 1 2 3 5 1 1 . 5 5 1 7 6 5 4 . 0
Kita ber - ju - ang ber - da - sar hati nan su - ci mur - ni

D A Fism Bm D E A D A
. . . . . . . . . . .
S 6 6 4 4 5 5 1 2 3 2 3 4 2 2 6 7 1 . .
. . .
A 4 4 6 7 1 3 3 1 7 1 6 6 6 6 5 4 5 5 6 5
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
T 1 1 6 6 1 1 3 4 3 2 3 4 4 3 1 2 3 4 3

B 4 4 1 4 1 2 3 3 5 6 4 3 2 2 3 4 5 1 . .

Te - gap ga - gah da - lam membe - la G'reja dan Ibu Per - ti - wi


A Fis7 Bm E B7 E A
. . . . . . . . . . .
S 5 5 3 3 3 2 3 4 .6 6 . 6 6 2 2 2 3 2 .5 5 0
. . .
A 5 5 1 1 1 6 6 .5 4 . 6 6 5 6 7 5 4 .3 3 0
. . . . . . . . . . . . . . .
T 3 4 5 5 5 5 4 .3 2 . 2 2 7 1 2 5 7 .1 1 0
.
B 5 5 1 7 6 1 2 .3 4 . 2 2 5 4 5 5 1 .2 3 0
Pro Ecc - le - si - a et Pat- ri - a, Pro Ecc - le - si - a et Pat- ri - a,

D E A E A
. . . . . . . .
S 5 5 6 6 . 6 7 1 2 2 . 3 4 5 . 3 . 1 . 0
. .
A 3 3 4 4 . 4 5 6 7 7 . 1 7 1 . 7 . 5 . 0
. . . . . . . . . . . . . . .
T 3 2 1 1 . 1 2 3 4 4 . 1 2 3 . 5 . 4 3 . 0

B 1 1 4 4 . 2 3 4 5 5 . 3 4 5 . 5 . 1 . 0

Untuk Gre - ja dan tanah a - ir In-do - ne - si - a.

Jakarta, 24 Agustus 2017


Ditulis ulang dan diaransemen oleh :

L. Putut Pudyantoro (Putera dari R. Paulus Soemadi Padmobusono)


PENGANTAR
LAPORAN PANITIA
KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
TAHUN 2018

Pro Ecclesia Et Patria.


Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai rahmat
yang berlimpah kepada kita semua sehingga dapat berkumpul pada Kongres Nasional XVII
Pemuda Katolik Tahun 2018 di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kongres ini merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di Pemuda Katolik. Oleh
karena itu, kami menaruh harapan besar kepada seluruh peserta Kongres agar dapat melahirkan
pemikiran strategis dan konstruktif guna memajukan Pemuda Katolik di masa depan.
Saya Ardy Susanto selaku Ketua SC dan mewakili teman-teman dari pengurus pusat
lainnya, menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh para peserta Kongres
Nasional XVII, baik terhadap para senior, pengurus komcab serta komda, dan pengurus pusat
Pemuda Katolik tahun 2018 yang memiliki segudang pengalaman, serta pengetahuan, dan telah
melahirkan Keputusan maupun Ketetatapan Kongres Tahun 2018 ini yang dapat menjadi solusi
atas berbagai kegelisahan, persoalan yang dihadapi Gereja, masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang kita cintai ini.
Dengan berbagai perundingan selama Kongres ini berlangsung dan atas hasil keputusan
bersama, maka terpilihlah kembali Dr. Karolin M. Natasa sebagai Ketua Umum Pemuda Katolik
periode 2018-2021 disertai rekomendasi-rekomendasinya. Atas hasil keputusan bersama ini, saya
harap mari kita bersama-sama tetap terus kompak serta tegak lurus bersama Ketua Umum terpilih
saat ini yaitu Dr. Karolin M. Natasa, untuk membawa organisasi Pemuda Katolik ini tetap eksis
serta dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk gereja, bangsa, dan negara.
Akhir kata, kami segenap seluruh pengurus pusat Pemuda Katolik menghaturkan terima
kasih sebesar-besarnya atas keterlibatan teman-teman semua dalam mensukseskan Kongres XVII
Pemuda Katolik 2018 dari awal hingga akhir acara ini berlangsung. Semoga kita semua sebagai
seluruh kader Pemuda Katolik dapat mengamalkan baik nilai-nilai pancasila, gereja, bangsa, dan
negara. Serta membuka mata hati kita untuk menyongsong Pemuda Katolik yang makin sukses
dalam medan pengabdian dan menghadapi revolusi industri 4.0.
Pro Ecclesia Et Patria !!!
Pro Bon Publico !!!

PANITIA PENGARAH

Ardy Susanto, S.H.


Ketua
SAMBUTAN
KETUA UMUM PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Pro Ecclesia et Patria.


Pertam-tama marilah kita memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah Bapa Yang Maha
Pengasih karena atas berkat dan karunia-Nya, kita telah dapat menyelenggarakan Kongres
Pemuda Katolik XVII di Kota Kupang pada tanggal 7-9 Desember 2018. Dilanjutkan dengan
Pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2018-2021 pada tanggal 12 Januari 2019 di
Aula Gereja Paroki St. Maria Pelindung Diangkat Ke Surga Katedral Jakarta Pusat
Kelahiran Pemuda Katolik pada 15 November 1945 di Yogyakarta tidak terlepas dari
sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pemuda
Katolik lahir dari rahim ibu pertiwi untuk turut memperjuangkan nasib dan masa depan bangsa
dan negara Indonesia. Kesadaran akan identitas dan panggilan tersebut senantiasa menjadi sumber
semangat dan inspirasi bagi kita generasi Pemuda Katolik saat ini. Setiap kader Pemuda Katolik
harus memiliki semangat rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Selain itu Pemuda Katolik juga harus peduli
dengan isu-isu kemasyarakatan seperti masalasal Pilkada, Pemilu, suksesi kepemimpinan
nasional, radikalisme, intoleransi dan sebagainya. Pemuda Katolik harus proaktif untuk
memberikan solusi konkrit kepada pemangku kepentingan dalam mengatasi berbagai isu tersebut.
Pemuda Katolik harus menjadi “garam dan terang dunia”.
Tema Kongres XVII adalah “Mewujudkan Peran dan Kepemimpinan Pemuda Dalam
Memajukan Kesejahteraan Umum”. Dalam rangka membangun organisasi yang kuat maka
Komisariat Cabang dan Komisariat Daerah sebagai basis dan ujung tombak organisasi harus
diberdayakan. Pengurus Pusat Pemuda Katolik mendorong agar pelaksanaan Muskomda dan
Muskomcab dapat diselenggarakan tepat waktu. Kepengurusan yang sudah terbentuk didorong
dan diarahkan untuk melaksanakan perekrutan anggota baru secara rutin dan terencana dan
mengeksekusi program kerja yang sudah tersusun sesuai dengan situasi dan kondisi serta
kemampuan dari daerah masing-masing.
Kita menyadari bahwa saat ini Pemuda Katolik sudah semakin dikenal oleh sebagian besar
orang muda Katolik. Tantangan bagi organisasi Pemuda Katolik adalah bagaimana agar organisasi
dapat tetap menjadi wadah kaderisasi generasi muda Katolik seraya mengikuti perubahan jaman.
Untuk itu dalam program-program Pemuda Katolik ke depan harus melibatkan sebanyak mungkin
orang muda Katolik. Program-program kerja pengurus, baik tingkat pusat maupun daerah,
senantiasa diarahkan kepada peningkatan kapasitas, kompetensi, dan pembentukan integritas dan
karakter Pemuda Katolik.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik mendorong setiap kader untuk meningkatkan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta internet. Kehadiran era industri 4.0 ini menuntut generasi
muda untuk meningkatkan kompetensi dirinya sehingga mereka mampu bersaing dengan SDM
dari mancanegara. Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup
dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas.
Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah
memengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang
mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan
(artificial intelligence robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer
kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.
Perubahan-perubahan inilah yang disebut era disruption (era disrupsi) : era banyaknya perubahan
yang menuntut Pemuda Katolik juga mampu mengubah dirinya untuk ramah(melek) terhadap
teknologi, otomatisasi dan digitalisasi.
Teknologi informasi saat ini telah berperan penting dalam proses interaksi dan perubahan
sosial. Website www.pemudakatolik.or.id merupakan salah satu sarana berkomunikasi Pemuda
Katolik dengan para stakeholder-nya. Di dalam website tersebut ditampilkan berita-berita kegiatan
Pemuda Katolik dari tingkat pusat, Komisariat Daerah dan Komisariat Cabang.
Buku Hasil Kongres XVII 2018 Pemuda Katolik ini diharapkan dapat menjadi panduan
bagi seluruh Pengurus Pusat, Komisariat Daerah dan Komisariat Cabang di seluruh Indonesia.
Sesuai dengan mandat hasil Kongres Pemuda Katolik XVII, kita akan menyelenggarakan Rapat
Kerja Nasional di Jakarta. Selanjutnya, Rapat Pimpinan Nasional sebanyak 2 kali, yaitu di
Rapimnas I di Pekanbaru Riau dan Rapimnas II di Bandar Lampung/Kalimantan Selatan.
Selanjutnya Kongres Pemuda Katolik XVIII tahun 2021 akan diselenggarakan di Provinsi Papua
Barat. Dengan semangat sinergisitas, kolaborasi dan gotong royong, kita bersama akan
menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan di dalam Kongres XVII tersebut.
Kami atas nama Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2018-2021 mengucapkan terima
kasih kepada para senior, alumni, semua pihak, Pimpinan Sidang Kongres XVII Pemuda Katolik,
dan Tim Penyusun Buku Hasil Kongres XVII ini, yang telah bekerja dengan baik hingga buku ini
selesai dicetak. Kepada rekan-rekan pengurus komisariat daerah dan komisariat cabang Pemuda
Katolik di seluruh Indonesia, kami berharap buku ini dapat bermanfaat sebagai panduan dalam
menjalankan roda organisasi sekaligus proses pembelajaran organisasi bagi kader-kader muda
pendatang baru Pemuda Katolik. Semoga.
Pro Ecclesia et Patria!
Pro Bono Publico!

Jakarta, Januari 2019


PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
Periode 2018-2021

dr. Karolin Margret Natasa


Ketua Umum
Lambang Organisasi

BENTUK DAN ARTI LAMBANG


l PERISAI SEGI LIMA : melambangkan untuk
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berlandaskan Pancasila.
l PITA MERAH PUTIH : melambangkan ikatan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
Bendera Juang l SALIB : melambangkan kesadaran aktivitas
organisasi sebagai bagian penebusan dunia dan
kerelaan berkorban atas dasar iman kristiani

PENGURUS PUSAT
ARTI WARNA
P EM U DA KATO LI K
MERAH : melambangkan semangat dan keberanian
Kompleks Duta Merlin Blok E 34, Suite 35 berjuang
Jl. Gajah Mada No. 3-5, Jakarta Pusat 10130

Papan Nama Organisasi PUTIH : melambangkan kesucian hati yang


melandasi perjuangan
KUNING : melambangkan ke-katolik-an (identitas
Gereja Katolik)
HIJAU : melambangkan jiwa dan semangat muda
Peci Organisasi

RU S PU
GU
PEN

SA
T

J
AK A
A RT
Stempel Organisasi

Kongres
K
Ko
ong
ngre
res XVI
XVI P
XV Pe
Pemuda
emu
mud
da
aKKatolik
atto
a ollik
ik 9
SEJARAH
PEMUDA KATOLIK

Tanggal 15 November 1945 lahir Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI)
ditengah ramainya perjuangan dan munculnya organisasi kepemudaan. 12 Desember 1949 dalam
Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) lahir Muda Katolik Indonesia (MKI).
Seterusnya pada Juni 1960 MKI dalam kongres di Solo diubah menjadi Pemuda Katolik
yang diusulkan oleh St. Munajat Danuseputra (yang pernah menjadi Delegasi RI ke Konferensi
Meja Bundar). Ketika tahun 1965, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) merajalela, Pemuda
Katolik mengubah politik bersama yang lain.
Semua organisasi pemuda berbaju hitam, hanya gambar di belakang yang membedakan-
nya, salib, kepala banteng, dsb. Dalam masa itu Pemuda Katolik kesulitan dalam membendung
masa PKI. Pemuda Katolik tidak mempunyai masa banyak. Saat itu orang katolik jumlahnya
belum banyak. Timbul inisiatif untuk mendidik 50 orang anggota Pemuda Katolik secara basis
Marhaen yang ditempat tersebut terdapat Marhaen. Hasilnya memang mengejutkan, Pemuda PNI
berkembang pesat dengan terjunnya Marhaen Katolik tadi. Namun sayang bahwa generasi muda
Marhaen yang Katolik sudah tidak sehebat dan sepaham dengan generasi muda pertama dan
kedua.
Pada tahun 1922 Pastor Van Lith, di Alun-alun Mangkunegara pada suatu pagi
menyaksikan Padvinder Pribumi (Pramuka) sedang latihan. Pada saat itu, Pastor Van Lith
merenungkan (dari catatan harian beliau) sebagai berikut: Pada saat ini anak-anak pribumi
tampak jinak bagi Pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi besok bila mereka telah dewasa pasti
datang saatnya mereka akan menjadi musuh Pemerintah Belanda. Dan jika hal itu terjadi, saya
akan memihak bangsa Indonesia. Nasib bangsa Indonesia yang akan datang terletak pada
pemuda-pemudanya. Demikian pula nasib Gereja di Indonesia ini, terletak apada pemuda-
pemuda Katolik-nya.
Bulan Agustus tahun 1923, sejumlah 30 guru bekas murid-murid Kweekschool (SGB)
jaman penjajahan Belanda yang usianya 22 hingga 23 tahun mendirikan perkumpulan Katolik
untuk aksi politik bagi orang-orang Jawa. Saat itu jumlah orang Katolik di Jawa sekitar 1.000
orang. Bulan Februari tahun 1925 berdiri Perkumpulan Politik Katolik Jawa. Tahun 1930
organisasiorganisasi politik umat Katolik bersatu menjadi Persatuan Politik Katolik Indonesia
diseluruh Indonesia (Hindia Belanda) sebelum pecah Perang Dunia II, terdapat 41 cabang.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga tahun 1966 Partai Katolik hampir selalu duduk
dalam kabinet. Tahun 1948 hingga 1950 berlaku Kasimo Plan, yaitu rencana produksi pertanian
selama tiga tahun yang dicetuskan oleh Bapak. I.J. Kasimo yang saat itu menjadi Menteri Muda
Kemakmuran.

1
Tanggal 1 sampai 17 Desember 1949 diadakan KUKSI. Dalam KUKSI diputuskan untuk
Partai Katolik, yaitu satu-satunya partai politik di Indonesia bagi umat Katolik. Tanggal 21
Februari 1957, diumumkan adanya Konsepsi Presiden, yaitu ide mengenai Demokrasi Indonesia
yang berdasarkan Gotong-royong. Berdasarkan ide tersebut, dibentuk Dewan Nasional dan
Kabinet Kaki Ampat (terdiri dari Masyumi, NU, PNI, dan PKI). Mengenai Konsepsi Presiden
yang ditawarkan kepada partai-partai tersebut, NU, PSII, Parkindo, IPKI, PSI menyatakan pikir-
pikir dulu, sedangkan Partai Katolik dan Masyumi dengan tegas menolak. Sejak saat itu, Partai
Katolik dan Masyumi tidak pernah diikutsertakan dalam Pemerintahan (tidak ikut duduk dalam
Kabinet/tidak ada umat Katolik yang menjadi Menteri). Tahun 1948 Ketua Umum Partai Katolik
mengalami pergantian.
Bapak I.J. Kasimo digantikan Bapak Frans Seda. Mulai saat ini Partai Katolik
diikutsertakan dalam Pemerintahan lagi. Tanggal 30 September 1965 timbul pemberontakan PKI
yang kedua, yang menyebabkan Orde Lama (Orla) diganti dengan Orde Baru (Orba).
Bersamaan dengan itu timbul organisasi-organisasi yang bersifat pejuang politik temporer,
yaitu : Front Pancasila, KAMI, KAPPI, dll.. Sejak saat itu pula umat Katolik membentuk Front
Katolik Tanpa Lubang, yaitu semua umat Katolik termasuk umat Katolik yang berorientasi
Nasionalisme dan masuk dalam organisasi-organisasi Marhaen (PNI, GMNI, PERWANAR,
GSNI, dll) supaya bersatu melawan gerakan Komunis yang mengadakan pemberontakan.
Tanggal 5 sampai 8 Desember diadakan Kongres X di Yogyakarta, merupakan Kongres
terakhir Partai Katolik, sebab setelah itu timbul pengelompokan sosial politik menjadi tiga, yaitu
: Golongan Karya Pembangunan, Golongan Pembangunan Spiritual, dan Golongan Pembangunan
Materiil. Kemudian, dengan adanya Undang-undang No. 5 Tahun 1973, ketiga golongan tadi
menjadi GOLKAR, PPP, dan PDI.
Secara resmi, Partai Katolik berfusi dalam Partai Demokrasi Indonesia bersama dengan
PNI, Parkindo, IPKI, dan MURBA. Sejak saat itu kegiatan berpolitik bagi umat Katolik secara
formal terdapat di dalam dua wadah, yaitu dalam PDI dan GOLKAR. Secara tidak langsung
melalui kedinasan ABRI dan diangkat ke DPR (F-ABRI).
Di kediaman Bapak I.J. Kasimo, Jl. Sutan Syahril No.33 A Jakarta, tanggal 28 Agustus
1928, dilaksanakan misa dengan iringan nyanyian Gregorian untuk mengenang ibadat perjuangan
mendatang (bertepatan dengan pesta Santo Agustinus) yang dipimpin oleh Mgr. Darius Nggawa
(Uskup Larantuka, Flores).
Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus Yayasan Kasimo DKI Jakarta dan sebagian
anggota pendiri yayasan, diantaranya Bapak Frans Seda dan Bapak Wignyasumarsono.
Uskup dalam khotbahnya mengatakan : Agustinus hidup pada jaman peralihan setelah runtuhnya
Kekaisaran Roma yang telah memberikan angin baik dalam perwartaan iman pada masa itu.
Kiranya ada dua hal yang patut kita petik dari tulisan Agustinus, ialah optimisme dan yakin pasti
ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja pada masa itu, dan
hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang.

2
Pengurus Pusat dari Masa ke Masa
Waktu Periode Ketua Umum Sekretaris Jenderal Keterangan
Batavia, Pada pertengahan Nopember 1914, didirikan Katholieke
Nopember 1914 organisasi Katholieke Jongelingen Bond oleh Pastur Jongelingen Bond
J. Van Rijckevorsel yang diprakarsai Katholieke
Sosiale Bond yang sudah didirikan sejak tahun 1913
di Batavia. Namun keanggotaannya didominasi oleh
97% orang asing (kebanyakan Belanda) dan 3 % orang
Indonesia. Dalam masa ini partispasi yang dapat
dicatat adalah dilaksanakannya Rapat pertama
Kongres Pemuda Indonesia II, Sabtu, 27 Oktober
1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng),
yang melahirkan Soempah Pemoeda.
Yogyakarta, Sebagaimana disampaikan di atas, KJB merupakan Moeda Katholiek
1 Agustus 1929 lembaga kepemudaan Katolik yang sebagian besar (dan Moeda
anggotanya berkebangsaan Belanda, hingga akhirnya Wanita
didirikan organisasi Moeda Katoliek, Ketua nya Katholiek)
adalah A. Toekijo dan Sekretaris A. Soepardja.
Sedangkan untuk kaum wanita didirikan Moeda
Wanita Katolik.
Yogyakarta, Di tengah pergolakan revolusi Indonesia, berdirilah
15 Nopember 1945 cikal bakal organisasi Pemuda Katolik dengan segala
latar belakang dan proses yang mengikutinya
kemudian.
Surakarta, Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Angkatan Muda
8 Desember 1945 Indonesia, pada tahun itu juga didirikan organisasi Katolik Republik
kaum muda katolik yang dinamakan Angkatan Muda Indonesia
Katolik Republik Indonesia (AMKRI). Yang (AMKRI)
membentuk adalah Partai Politik Katolik Indonesia
(PPKI) dalam Kongresnya di Surakarta 8 Desember
1945. Dalam kongres tersebut PPKI diubah namanya
menjadi Partai Katolik Republik Indonesia.
Ketua AMKRI yang terpilih adalah Sartono
Kartodirjo, yang berusia 34 tahun yang kemudian
dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Sejarah terkemuka
di Indonesia.
Yogyakarta, Pada 9 – 12 Desember 1949 diselenggarakan Kongres Muda Katolik
9-12 Desember Umat Katolik Seluruh Indonesia yang Pertama. Indonesia (MKI)
1949 Keputusan utama kongres tersebut adalah bahwa
untuk semua jenis golongan umat katolik hanya ada
satu wadah organisasi yaitu masing-masing satu untuk
Partai Katolik, Wanita Katolik, Pemuda Katolik,
Mahasiswa Katolik dan sebagai- nya. Selanjutnya
Muda Katolik Indonesia (MKI) menjadi satu-satunya
organisasi kaum muda katolik menggantikan AMKRI.

3
Waktu Periode Ketua Umum Sekretaris Jenderal Keterangan
Muda Katolik
J. Tumenggung Indonesia
Kongres, 1960-
J.R. Barus (mengundurkan diri) menjadi Pemuda
Solo Juli 1960 1963
A. Mugiono Katolik
Indonesia
Kongres, 1963-
J.K. Worotikan Drs. Paul Wajong
Ende 1963 1965
Kepengurusan
R. Djokopranoto dibekukan oleh
J.K. Butar-butar Jan Jos Mema Uskup Agung
Caretaker 1966
(Ketua Caretaker) (Keduanya anggota Jakarta Mgr. A.
caretaker) Djajasepoetra,
SJ.
Kongres, 1968 1968-19.. Rufinus Lahur R. Djokopranoto
Kongres XI, Jakarta Drs. Suryo Susilo
Kongres XII,
Yuni Hartanta
Bandung
2001- Drs. Nicolaus Salman Habeahan,
Kongres XII
2006 Uskono, M.Si S.Ag., MM.
Kongres XIII
M.T. Natalis
Ambon 2006-
Situmorang, Cosmas E. Refra, SH.
30 Agustus 2006 - 2009
S.Hut., M.Si
2 September 2006
Kongres XIV
M.T. Natalis
Manado, 30 2009-
Situmorang, Cosmas E. Refra, SH.
Agustus – 2 2012
S.Hut., M.Si
September 2009
Kongres XV
Agustinus Tamo
Pontianak 2012-
Mbapa, S.Sos., dr. Karolin M. Natasa
29 Juli-1 Agustus 2015
M.Si.
2012
Kongres XVI
2015- dr. Karolin M. Christopher Nugroho,
Batam
2018 Natasa ST., M.Si.
21-23 Agustus 2015
Kongres XVII
2018- dr. Karolin M. Christopher Nugroho,
Kupang
2021 Natasa ST., M.Si.
7-9 Desember 2018

4
KETETAPAN KONGRES NASIONAL NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK

Nomor: I/KONGRES-XVII /8/12/2018

Tentang

JADWAL ACARA

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018:

MENIMBANG :

1. Bahwa untuk melaksanakan mekanisme Organisasi sesuai AD/ART secara khusus dalam
Kongres Nasional sebagai amanat tertinggi organisasi maka perlu dibuat Ketetapan-Ketetapan.
2. Bahwa demi mencapai tujuan yang optimal dari Kongres Nasional dan kelancaran
pelaksanaannya maka Jadwal Acara perlu ditetapkan dan disahkan.

MENGINGAT :
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Petunjuk Organisasi Pemuda Katolik.

MEMPERHATIKAN :

Permusyawaratan dan kesepakatan peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang
membahas Rancangan Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018


TENTANG JADWAL ACARA

Pasal 1

Jadwal Acara ini adalah acara yang akan dilaksanakan selama Kongres Nasional XVII Pemuda
Katolik.

Pasal 2

Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik secara lengkap seperti tersebut pada Pasal
1, terlampir dalam Keputusan ini dan merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan dari hasil-
hasil Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

Pasal 3

Jadwal Acara ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

5
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Karolin M. Natasa Christopher Nugroho

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma W. Fransiskus Sinaga Alfonsius B. Say

6
Lampiran:

JADWAL ACARA
KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

Jumat, 7 Desember 2018


JAM KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
12.00 - 13.00 Check In Hotel Peserta OC
13.00 - 14.00 Registrasi Peserta Kongres Nasional OC
14.00 - 14.10 Pembukaan Seminar Nasional OC, MC

Seminar Nasional Tentang "Energi Nasional


14.10 - 16.00 Untuk Kesejahteraan Rakyat" Narasumber : SC, OC
Bapak Ignasius Jonan, Menteri ESDM RI

"Perspektif & Tantangan Keamanan di


16.00 - 17.00 Indonesia" Narasumber : Komjen Pol. SC, OC
(Purn.) Gregorius Mere.

Bincang Bincang Dengan Dewan Pembina


Pemuda Katolik, Nara Sumber : Bpk
17.00 - 18.00 Franky Sibarani & Pastor Moderator. Topik OC
" Peran Pemuda Katolik Dalam Memajukan
Kesejahteraan Umum"

18.00 - 18.30 Istirahat & Mandi


Welcome Dinner dengan Gubernur NTT dan
18.30 - 20.00 SC, OC
jajarannya
20.00 - 21.30 FRATERNITAS OC
DOMAIS ( DOA MALAM DAN
21.30 OC + Peserta
ISTIRAHAT)

Sabtu, 8 Desember 2018


JAM KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
09.00 - 10.30 Misa Pembukaan Bersama Uskup Kupang OC

Pembukaan Kongres Nasional Pemuda


10.30 - 11.00 Katolik XVII oleh Presiden Republik SC, OC
Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo

Materi Pak Airlangga Hartarto tentang


PP PK, SC, OC, Peserta +
11.00 - 12.00 "Peran & Tantangan Pemuda Dalam
PS, Ketum
Revolusi Industri 4.0."

7
12.00 - 13.00 Makan siang bersama SC, OC
Kongres Nasional Pemuda Katolik XVII,
PP PK, SC, OC, Peserta +
13.00 - 13.30 Roll Call Peserta Kongres Nasional,
PS, Ketum
Pembukaan Sidang
13.30 - 17.00 Lanjutan Persidangan OC
Pembahasan dan Pengesahan Jadwal Acara
SC, OC
Sidang
Pembahasan dan Pengesahan Tatib SC, OC
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
SC, OC
Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018

Pandangan Umum Komda-Komda Terhadap


SC, OC
LPJ PP Pemuda Katolik Periode 2015-2018
Sidang-Sidang Komisi PS + Peserta
Pembahsan dan Pengesahan Hasil Sidang
PS + Peserta
Komisi

Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat


PS + Peserta
Pemuda Katolik Periode 2018 - 2021
Pemilihan Formatur PS
Penutupan Kongres Nasional Pemuda
Ketua Umum Terpilih
Katolik XVII Tahun 2018

Minggu, 9 Desember 2018


JAM KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
06.00 - 08.00 Makan Pagi di Hotel OC
08.00 - 12.00 Misa Pagi Hari Minggu OC
Check Out Hotel & Sayonara Ke Masing-
12.00 OC
Masing Daerah

Keterangan :
SC : Sterring Committee
OC : Organizing Committee
PK : Pemuda Katolik
PS : Pimpinan Sidang
Komda : Komisariat Daerah
PP : Pengurus Pusat

8
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: II/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang

TATA TERTIB KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018:
MENIMBANG:
1. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan Kongres Nasional
XVII Pemuda Katolik dipandang perlu untuk menetapkan Tata Tertib Kongres Nasional.
2. Bahwa untuk itu Tata Tertib perlu disahkan dalam suatu Ketetapan.
MENGINGAT:
1. Undang-Undang tentang Ormas
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Petunjuk Organisasi Pemuda Katolik.
MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang
membahas Rancangan Tata Tertib Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


TENTANG TATA TERTIB KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
TAHUN 2018

Pasal 1
Tata Tertib adalah pedoman dalam melaksanakan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik
yang harus ditaati oleh semua peserta dan peninjau.

Pasal 2
Rumusan Tata Tertib Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik secara lengkap seperti tersebut
pada Pasal 1, terlampir dalam Keputusan ini dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dari hasil-hasil Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

Pasal 3
Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

9
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Karolin M. Natasa Christopher Nugroho

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma W. Fransiskus Sinaga Alfonsius B. Say

10
TATA TERTIB KONGRES NASIONAL XVII
PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(1) Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018 yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini
disebut Kongres Nasional, adalah pemegang kekuasaan tertinggi Pemuda Katolik sebagai
perwujudan kedaulatan anggota.
(2) Penyelenggaraan Kongres Nasional sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat
Pemuda Katolik.
(3) Kongres Nasional ini dilaksanakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tanggal 7 s.d. 9
Desember 2018.
(4) Tata Tertib ini adalah pedoman dalam melaksanakan kegiatan Kongres Nasional XVII
Pemuda Katolik Tahun 2018.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG KONGRES NASIONAL

Pasal 2

Tugas dan Wewenang Kongres Nasional adalah:


a. Menyempurnakan dan menetapkan AD/ART;
b. Menyusun dan menetapkan arah Kebijakan Organisasi dan Program Umum Organisasi
Periode 2018-2021;
c. Mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-
2018;
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-
2021;
e. Memilih dan menetapkanTim Formatur kepengurusan Pengurus Pusat Pemuda Katolik
periode 2018-2021
f. Menetapkan tempat dan waktu Rakernas, Rapimnas, dan Kongres Nasional berikutnya.

BAB III
PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 3

(1) Kongres Nasional dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.


(2) Peserta Kongres Nasional adalah:
a. Pengurus Pusat Pemuda Katolik;
b. Dewan Pembina Pengurus Pusat Pemuda Katolik;
c. Komisariat Daerah Pemuda Katolik;
d. Komisariat Cabang Pemuda Katolik.
(3) Peninjau Kongres Nasional ditetapkan oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik.

11
Pasal 4

(1) Jumlah Peserta dari Komisariat Daerah sebanyak 2 (dua) orang.


(2) Jumlah Peserta dari Komisariat Cabang sebanyak 1 (satu) orang.

Pasal 5

Setiap Peserta dan Peninjau Kongres Nasional wajib membawa surat mandat organisasi.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 6

(1) Peserta memiliki hak bicara dan hak suara.


(2) Peninjau hanya memiliki hak bicara.
(3) Penggunaan hak suara diatur dalam Pasal 28, Pasal 33 ayat (2) dan Pasal 34 ayat (2)
Peraturan Tata Tertib ini.
(4) Peserta dan Peninjau dapat mengajukan pertanyaan, usul dan/atau pendapat, baik secara
lisan maupun tertulis.
(5) Peserta memiliki hak untuk dipilih dan hak untuk memilih.

Pasal 7

(1) Pertanyaan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara singkat untuk disampaikan
melalui Pimpinan Sidang.
(2) Apabila dipandang perlu, bentuk dan isi serta sifat pertanyaan/pendapat dapat diperjelas
oleh Pimpinan Sidang.

Pasal 8

(1) Setiap Peserta dan Peninjau wajib menjadi anggota salah satu Komisi Kongres Nasional.
(2) Peserta hadir paling lambat 15 menit sebelum sidang kegiatan dimulai.
(3) Peserta wajib mengikuti sidang dari awal sampai selesai dengan tertib dan aman.
(4) Peserta sidang dilarang untuk membawa alat tajam dan benda – benda berbahaya lainnya
ke dalam ruang sidang.
(5) Setiap Peserta dan Peninjau Kongres Nasional wajib mematuhi semua Peraturan Kongres
Nasional dan memenuhi semua ketentuan yang diatur dalam Tata Tertib ini.

BAB V
ALAT-ALAT KELENGKAPAN KONGRES NASIONAL

Pasal 9

Alat-alat kelengkapan Kongres Nasional terdiri dari:


1. Pimpinan Kongres Nasional;
2. Pimpinan Sidang Kongres Nasional;
3. Komisi-Komisi atau Sub Komisi;
4. Tim Perumus Hasil Kongres Nasional;

12
5. Tim Formatur Kongres Nasional;
6. Panitia Pengarah Kongres Nasional;
7. Panitia Pelaksana Kongres Nasional.

Pasal 10

1) Pimpinan Kongres Nasional adalah Pengurus Pusat Pemuda Katolik.


2) Pimpinan Kongres Nasional bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran Kongres
Nasional.
3) Pimpinan Kongres Nasional wajib menghadiri dan turut serta dalam semua persidangan
dalam rangka koordinasi penyelenggaraan Kongres Nasional.

Pasal 11

(1) Pimpinan Sidang Kongres Nasional adalah Peserta Kongres Nasional yang dipilih dalam
sidang pleno pemilihan pimpinan sidang.
(2) Pimpinan Sidang Kongres Nasional bertugas memimpin jalannya sidang-sidang selama
Kongres Nasional setelah Sidang Pleno Pertama selesai (sidang pengesahan Jadwal Acara
dan Tata Tertib Kongres Nasional).
(3) Pimpinan Sidang Kongres Nasional berkewajiban:
a. Memimpin jalannya persidangan Kongres Nasional sesuai dengan Tata Tertib Kongres
Nasional;
b. Menjaga ketertiban dalam Kongres Nasional dan persidangan Kongres Nasional
dengan melaksanakan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, untuk
mencapai mufakat dengan dilandasi moral Kristiani;
c. Membuat risalah.

Pasal 12

(1) Komisi Kongres Nasional terdiri dari:


a. Komisi A adalah Komisi Internal Organisasi meliputi AD/ART serta Kebijakan dan
Program Umum Organisasi.
b. Komisi B adalah Komisi Rekomendasi Eksternal Organisasi

(2) Sub Komisi Kongres Nasional dapat dibentuk apabila dipandang perlu.

Pasal 13

Komisi Kongres Nasional dan/atau Sub Komisi Kongres Nasional bertugas membahas materi
yang menjadi pokok bahasan masing-masing komisi, dan melaporkan pada sidang pleno.

Pasal 14

(1) Tim Perumus Hasil Komisi Kongres Nasional adalah suatu tim yang dipilih dari dan oleh
komisi yang bersangkutan atas persetujuan sidang komisi tersebut.
(2) Tim Perumus Hasil Komisi Kongres Nasional bertugas merumuskan hasil-hasil
persidangan Kongres Nasional dan menyampaikan hasilnya pada sidang pleno.
(3) Tim Perumus Hasil Komisi Kongres Nasional diwakili 5 (lima) orang dari masing-masing
komisi.

13
Pasal 15

(1) Tim Formatur Kongres Nasional adalah tim yang dibentuk berdasarkan keputusan sidang
pleno.
(2) Tim Formatur Kongres Nasional bersama-sama dengan Ketua Umum terpilih diberi
mandat penuh untuk menyusun kepengurusan Pengurus Pusat Pemuda Katolik.
(3) Masa kerja Tim Formatur Kongres Nasional adalah maksimal 30 hari sejak tanggal
ditetapkan.

Pasal 16

(1) Panitia Pengarah Kongres Nasional dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat
Pemuda Katolik.
(2) Panitia Pengarah Kongres Nasional bertugas menyiapkan materi yang akan dibahas dan
disahkan dalam Kongres Nasional.

Pasal 17

(1) Panitia Pelaksana Kongres Nasional dibentuk berdasarkan Keputusan Pengurus Pusat
Pemuda Katolik.
(2) Panitia Pelaksana Kongres Nasional bertugas menyiapkan teknis penyelenggaraan
Kongres Nasional agar berjalan lancar, tertib, dan sukses.

BAB VI
PERSIDANGAN DAN RAPAT KONGRES NASIONAL

Pasal 18

(1) Persidangan Kongres Nasional terdiri dari:


a. Sidang Pleno;
b. Sidang Komisi.

(2) Rapat Kongres Nasional terdiri dari:


a. Rapat Tim Perumus;
b. Rapat Formatur;
c. Rapat Pimpinan Kongres Nasional, jika dipandang perlu.

Pasal 19

(1) Sidang Pleno Pertama dipimpin oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik untuk mengesahkan
Jadwal Acara dan Tata Tertib Kongres Nasional serta Pimpinan Sidang Kongres
Nasional.
(2) Sidang Pleno selanjutnya dipimpin oleh Pimpinan Sidang Kongres Nasional.

Pasal 20

(1) Setiap sidang dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang dipilih dan ditetapkan oleh Peserta
Kongres Nasional yang berjumlah 5 (lima) unsur terdiri dari 1 (satu) orang unsur

14
Pengurus Pusat, 2 (dua) orang unsur utusan Komisariat Daerah dan 2 (dua) orang unsur
utusan Komisariat Cabang.
(2) Pimpinan Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan.

BAB VII
TATA CARA BERBICARA

Pasal 21

(1) Ketentuan mengenai waktu dan lamanya berbicara diatur oleh pimpinan sidang.
(2) Bila pembicara berbicara melampaui batas waktu yang telah ditetapkan, pimpinan sidang
berhak mengingatkan pembicara agar mengakhiri pembicaraan dan pembicara harus
menaati peringatan tersebut.

Pasal 22

(1) Sebelum berbicara, setiap pembicara mendaftarkan diri pada pimpinan sidang.
(2) Pembicara yang belum mendaftarkan diri, tidak berhak berbicara, kecuali bila menurut
pimpinan sidang ada alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Untuk efisiensi waktu, maka setiap pembicara hendaknya berbicara langsung pada pokok
persoalan dan disampaikan secara singkat dan jelas.
(4) Pada saat berbicara wajib menggunakan atribut organisasi.

Pasal 23

Setiap Peserta dapat menyampaikan interupsi:


a. Meminta penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya, mengenai masalah yang
dibicarakan.
b. Mengajukan usulan prosedur tentang masalah yang dibicarakan.
c. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan.
d. Mengajukan keberatan terhadap materi pembicaraan di luar masalah-masalah yang
sedang dibahas.

Pasal 24

(1) Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka pimpinan sidang
dapat memperingatkan dan meminta supaya kembali pada pokok permasalahan.

(2) Apabila pembicara dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung pribadi
seseorang atau menganjurkan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum,
maka pimpinan sidang memperingatkan agar pembicara tertib kembali, serta menarik
kembali kata-kata yang menyebabkan ia diperingatkan.

Pasal 25

(1) Peserta sidang yang melanggar, akan diberikan teguran lisan oleh pimpinan sidang.

15
(2) Apabila pada teguran ke 2, peserta masih melakukan pelanggaran, maka yang
bersangkutan dikeluarkan dari ruang sidang dan tidak diperkenankan untuk mengikuti
sidang selanjutnya.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 26

(1) Sidang Kongres Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah)
jumlah peserta.
(2) Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah peserta.
(3) Dalam pemilihan formatur, sidang pleno dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah)
jumlah peserta yang hadir.

Pasal 27

(1) Setiap sidang pleno memerlukan quorum seperti tersebut dalam Pasal 26 ayat (1) Tata
Tertib ini.
(2) Apabila quorum sebagaimana tersebut pada ayat (1) tidak tercapai, maka sidang dapat
ditunda paling banyak 2 (dua) kali dengan selang waktu paling lama 2 x 30 menit.
(3) Apabila setelah 2 (dua) kali penundaan quorum seperti dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(4) Masih juga belum tercapai, maka sidang dapat dianggap memenuhi quorum dan dapat
mengambil keputusan.

Pasal 28

(1) Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat.


(2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terlaksana, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
(3) Keputusan berdasarkan suara terbanyak ditetapkan Pimpinan Sidang berdasarkan faktor
waktu dalam kerangka kesuksesan penyelenggaraan Kongres Nasional.

Pasal 29

(1) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak harus memenuhi ketentuan:


a. Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari ½ (setengah) peserta yang hadir memenuhi quorum.
(2) Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang
sama, maka pemungutan suara diulang.
(3) Apabila hasil pemungutan suara yang diulang masih menghasilkan perolehan suara yang
sama, maka dilakukan pemungutan suara sekali lagi untuk terakhir kalinya.
(4) Apabila dari hasil pemungutan suara yang terakhir ini masih menghasilkan suara yang
sama, maka pimpinan sidang berhak menskorsing sidang selama masa waktu maksimal
60 menit, untuk mencari solusi atas persoalan yang dimaksud.
(5) Penyampaian suara disampaikan peserta untuk menyatakan setuju, menolak atau abstain
dilakukan secara lisan, mengacungkan tangan, berdiri atau tertulis.

16
(6) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan suara secara langsung.

BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK

Pasal 30

(1) Penilaian atas Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik disampaikan oleh
Komda-Komda melalui pandangan umum dalam sidang Pleno Kongres Nasional.
(2) Pengurus Pusat Pemuda Katolik mempunyai hak jawab atas pandangan umum.
(3) Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik setelah proses
hak jawab atas pandangan umum.

BAB X
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN
PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK PERIODE 2018-2018

Pasal 31

(1) Pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Pengurus Pusat Pemuda Katolik dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penetapan Calon Ketua Umum
b. Pemilihan Ketua Umum;
c. Pembentukan dan Pemilihan Formatur;
d. Pembentukan Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021.

(2) Penetapan calon Ketua Umum serta Pemilihan Formatur dilakukan dalam Sidang Pleno
Kongres Nasional.

(3) Calon Ketua Umum dipilih dari dan oleh Kongres Nasional dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Menjunjung tinggi dasar negara Pancasila;
b. Beragama Katolik, dan berkepribadian Kristiani;
c. Pernah dan/atau sedang menjadi pengurus Komcab, Komda atau Pengurus Pusat
Pemuda Katolik secara aktif minimal 1 (satu) periode penuh.
d. Berusia maksimal 45 tahun pada saat Pelaksanaan Kongres Nasional dibuktikan
dengan KTP asli.
e. Tidak sedang menjabat sebagai Ketua Umum OKP lain.
f. Menyerahkan kelengkapan administrasi untuk dipilih sebagai calon Ketua Umum
Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2018 kepada Pimpinan Kongres
Nasional, selambat-lambatnya sebelum pemilihan Ketua Umum.
g. Menyerahkan Visi dan Misinya dalam bentuk tulisan kepada Pimpinan Sidang dan
Peserta Kongres Nasional.

(4) Syarat dukungan calon Ketua Umum;


a. Mendapat dukungan minimal 10 Komisariat Daerah, yang disampaikan didalam sidang
pleno Kongres.

17
b. Apabila jumlah calon ketua umum lebih dari 1(satu) orang, dilanjutkan dengan tahapan
pemilihan Ketua Umum ketentuan dan tata cara pemilihan yang berlaku.
c. Apabila hanya ada 1 (satu) calon Ketua Umum yang memenuhi syarat dalam ayat 3
point a, maka sidang pleno Kongres langsung menetapkan calon tersebut menjadi Ketua
Umum.

(5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak terpenuhi, maka nama-
nama tersebut ditetapkan sebagai calon Ketua Umum, lalu dilanjutkan dengan tahapan
pemilihan sesuai ketentuan dan tata cara yang berlaku yang diatur dalam pasal 33.

TAHAPAN DAN TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM


Pasal 32
Tahapan Pemilihan

1. Pernyataan kesediaan para calon Ketua Umum secara terbuka dalam sidang Pleno
Kongres.
2. Pengesahan kriteria calon ketua umum yang diatur dalam ketentuan pasal 31 ayat 3
3. Kampanye dan penyampaian Visi dan Misi Ketua Umum secara langsung dalam sidang
pleno Kongres Nasional.

Pasal 33

1. Pemilihan dilakukan dalam sidang pleno Kongres yang memenuhi syarat quorum.
2. Pemilihan diupayakan dengan musyawarah untuk mufakat,
3. Jika ketentuan dalam ayat 2 tidak terpenuhi, proses pemilihan Ketua Umum dilanjutkan
dengan pemungutan suara terbanyak, dengan ketentuan :
a. Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari ½ (setengah) peserta yang hadir memenuhi quorum.
c. Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil
yang sama, maka pemungutan suara diulang.
d. Apabila hasil pemungutan suara yang diulang masih menghasilkan perolehan suara
yang sama, maka dilakukan pemungutan suara sekali lagi untuk terakhir kalinya.
e. Apabila dari hasil pemungutan suara yang terakhir ini masih menghasilkan suara yang
sama, maka pimpinan sidang berhak menskorsing sidang selama masa waktu
maksimal 60 menit, untuk mencari solusi atas persoalan yang dimaksud.
f. Penyampaian suara disampaikan peserta untuk menyatakan setuju, menolak atau
abstain dilakukan secara lisan, mengacungkan tangan, berdiri atau tertulis.
g. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan
mengadakan perhitungan suara secara langsung.

Pasal 34

1) Formatur ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) orang terdiri dari:


a. Ketua Umum terpilih;
b. Ketua Umum Pengurus Pusat Demisioner;
c. 1 (satu) orang Dewan Pembina Pengurus Pusat Demisioner;
d. 2 (dua) orang unsur Komisariat Daerah;
e. 2 (dua) orang unsur Komisariat Cabang.

2) Komposisi Formatur terdiri dari:


a. Ketua Umum terpilih sebagai ketua merangkap anggota;

18
b. Ketua Umum Demisioner sebagai Sekretaris merangkap anggota;
c. 5 (lima) orang anggota.

3) Penggunaan suara untuk mendukung dan memilih Ketua Umum Pengurus Pusat
Pemuda Katolik Periode 2018-2021 dilaksanakan oleh:
a. Utusan Pengurus Pusat (1 suara);
b. Utusan Dewan Pembina Pengurus Pusat (1 suara);
c. Utusan Komisariat Daerah (1 suara);
d. Utusan Komisariat Cabang (1 suara).

Pasal 35

(1) Tim Formatur bersama-sama Ketua Umum terpilih diberi mandat penuh untuk menyusun
personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021.
(2) Susunan lengkap Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021 diumumkan
selambat-lambatnya dalam acara pelantikan Pengurus Pusat.
(3) Struktur dan jumlah personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik didasarkan pada hasil
Sidang Komisi Organisasi/Pleno Kongres Nasional.

BAB XI
TATA CARA PEMILIHAN DAN PENETAPAN

DEWAN PEMBINA

Pasal 36

1. Nama-nama Dewan Pembina dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik.
2. Dewan Pembina Pengurus Pusat Pemuda Katolik terdiri dari Pastor Moderator dan
Penasehat Awam.

BAB XII
PENETAPAN DAN PENYEMPURNAAN
ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 37

Untuk menetapkan dan menyempurnakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda


Katolik, melalui:
a. Sidang Pleno Kongres Nasional;
b. Keputusan diambil atas dasar persetujuan sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari peserta
yang hadir.

BAB XIII
RISALAH

Pasal 38

Untuk setiap sidang harus dibuat suatu risalah, yaitu laporan jalannya sidang Kongres Nasional
secara tertulis yang berisi:
a. Tempat dan acara sidang;
b. Hari, tanggal dan jam dilaksanakannya sidang;

19
c. Pimpinan Sidang;
d. Keputusan dan kesimpulan sidang;
e. Keterangan lain yang dianggap perlu.

BAB XIV
PERATURAN TAMBAHAN

Pasal 39

Setiap persidangan baik Pleno maupun Komisi, didampingi oleh Panitia Pengarah maupun Panitia
Pelaksana demi kelancaran jalannya sidang.

BAB XV
PENUTUP

Pasal 40

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diputuskan oleh Kongres Nasional,
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.

Pasal 41

Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Karolin M. Natasa Christopher Nugroho

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma W. Fransiskus Sinaga Alfonsius B. Say

20
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: III/KONGRES-XVII//8/12/2018
Tentang
PIMPINAN SIDANG PLENO
KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG:
1. Bahwa untuk menjamin kelancaran persidangan yang berkualitas maka dipandang perlu untuk
menetapkan Pimpinan Sidang Pleno Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018.
2. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik
tentang Pimpinan Sidang Pleno.
MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor I/KONGRES-XVII/8/12/2018
tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018.
2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: II/KONGRES-XVII/8/12/2018
tentang Tata Tertib Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018.

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan Peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang
membahas penentuan Pimpinan Sidang Pleno.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018
TENTANG PIMPINAN SIDANG PLENO
Pasal 1
Pimpinan Sidang merupakan bagian penting dalam pencapaian kualitas hasil-hasil Kongres
Nasional XVII Pemuda Katolik.

Pasal 2
Pimpinan Sidang Pleno berasal dari semua unsur pengurus, terdiri dari:
1. Stefanus Asat Gusma (ketua)
2. Fransiskus Yerri Nauw (sekretaris)
3. Albertus Rudi Afianto (anggota)
4. Stanislaus Sane (anggota)
5. Arnoldus Simbolon (anggota)

21
Pasal 3

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Karolin M. Natasa Christopher Nugroho

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma W. Fransiskus Sinaga Alfonsius B. Say

22
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: IV/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT
PEMUDA KATOLIK PERIODE 2015 - 2018

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG:
1. Bahwa Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 telah selesai melaksanakan
Periode kepengurusannya.
2. Bahwa oleh karena itu, perlu ditetapkan Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda
Katolik tentang Laporan Pertanggungjawaban.
MENGINGAT:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.
2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor I/KONGRES-XVII/8/12/2018
tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan Peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang
membahas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018
TENTANG LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT PEMUDA
KATOLIK PERIODE 2015-2018
Pasal 1
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 merupakan
bagian tak terpisahkan dari Ketetapan Kongres Nasional.

Pasal 2
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 dinyatakan
diterima sepenuhnya.
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

23
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

24
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: V/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
DEMISIONER PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK PERIODE 2015-2018

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG:
1. Bahwa Pengurus Pemuda Katolik 2015-2018 telah menyampaikan Laporan Pertanggung-
jawaban Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018
2. Bahwa oleh karena itu berakhirlah masa Kepengurusan Pengurus Pusat Pemuda Katolik
Periode 2015-2018
3. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan tentang Demisioner Pengurus Pusat Pemuda Katolik
Periode 2015-2018

MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor II/KPK XVI/21/8/2018 tentang
Tata Tertib Kongres Nasional Pemuda Katolik Tahun 2018.
2. Ketetapan Kongres Nasional XV Pemuda Katolik Nomor VII/KONGRES-XVII/
21/8/2012 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.
3. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: VIII/KONGRES-
XVII/8/12/2018 tentang Ketua Umum Terpilih Pengurus Pusat Pemuda Katolik 2018-
2021.
4. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: IX/KONGRES-
XVII/8/12/2018 tentang Pembentukan Formatur.

MEMPERHATIKAN:
1. Permusyawaratan dan kesepakatan serta dinamika dalam Kongres Nasional XVII Pemuda
Katolik.
2. Usul saran dan pendapat semua Komisariat Daerah dan Komisariat Cabang Pemuda
Katolik.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TENTANG
DEMISIONER PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK PERIODE 2015-2018.

Pasal 1
Sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik masa kepengurusan
dibatasi dan dipertanggung jawabkan dalam Kongres Nasional.

25
Pasal 2
Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan
telah dipertanggungjawabkan di Kongres Nasional.
Pasal 3
Demi meningkatkan dinamika dan kualitas kepengurusan secara berkesinambungan maka
Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2015-2018 dinyatakan Desimioner.
Pasal 4
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

26
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVI PEMUDA KATOLIK
Nomor: VI/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
KEBIJAKAN DAN PROGRAM UMUM PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG:
1. Bahwa Perkembangan jaman menuntut Pemuda Katolik semakin meningkatkan peran dan
fungsinya dalam pembinaan dan pengembangan kualitas generasi muda;
2. Bahwa untuk menjawab tantangan sejarah dan mengemban tugas tersebut, Pemuda Katolik
perlu menetapkan visi, misi, dan langkah-langkah sebagai tahapan untuk mewujudkan cita-
cita keberadaan Pemuda Katolik;
3. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan Kebijakan dan Program Umum Pemuda Katolik Periode
2018-2021.
MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor Nomor: I/KONGRES-XVII
/8/12/2018 tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik Tahun 2018
2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor Nomor: II/KONGRES-
XVII/8/12/2018 tentang Tata Tertib Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik Tahun 2018;
3. Ketetapan Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik Nomor V/KPK XVI/22/8/2015 tentang
Kebijakan dan Program Umum Pemuda Katolik Tahun 2015 - 2018.

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan Peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang
membahas Kebijakan dan Program Umum Pemuda Katolik Periode 2018-2021.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018
TENTANG KEBIJAKAN DAN PROGRAM UMUM PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Pasal 1
Kebijakan dan Program Umum Pemuda Katolik Tahun 2018-2021 adalah pedoman dasar dan cara
pandang, bersikap dan bertindak organisasi Pemuda Katolik secara nasional yang akan dijabarkan
lebih lanjut dalam program kerja di Rakernas.

27
Pasal 2
Naskah Kebijakan dan dan Program Umum Pemuda Katolik Tahun 2018 - 2021 ini merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Ketetapan ini.

Pasal 3
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

28
KEBIJAKAN DAN PROGRAM UMUM
PEMUDA KATOLIK PERIODE 2018-2021

PENDAHULUAN
Percepatan perubahan telah merubah tatanan peradaban dan nilai kehidupan yang
berdampak secara langsung pada tatanan politik – ekonomi, baik secara global, nasional maupun
lokal. Revolusi generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas,
mengitegrasikan ranah fisik, digital dan biologis di mana organisasi Pemuda Katolik adalah
bagian di dalamnya.
Untuk itu penataan organisasi secara fundamental perlu diinisiasi sebagai upaya nyata agar
organisasi kepemudaan berbasis katolik tetap melibatkan diri dalam segala peta permasalahan
serta mampu memberikan solusi yang nyata.
Kongres Nasional XVI dan Rakernas 2016 serta Rapimnas 2017 telah mendorong
pembangunan organisasi hingga tingkat desa, hal ini dimaksudkan agar Pemuda Katolik secara
Nasional mampu menangkap dan bertindak untuk merespon keprihatinan masyarakat hingga ke
tingkat terendah di desa. Konsekuensi tersebut berakibat pada berkembangnya jumlah anggota
yang pada akhirnya meningkatkan kewajiban organisasi untuk memberikan pemahaman dan
perwujudan jatidiri sebagai kader Pemuda Katolik. Pengembangan Organisasi dan Peningkatan
kuatitas pelatihan di setiap tingkatan menjadi kebutuhan yang mendasar.
Tata laksana organisasi tadi perlu dilandaskan pada pola gerakan yang inheren dengan
percepatan perubahan di atas, tanpa meninggalkan jati organisasi yang berlandas pada semboyan
Pro Ecclesia Et Patria.
Strategi Dasar:
a. Melanjutkan Konsolidasi Organisasi dengan mensyaratkan keberadaan anggota stelsel
aktif yang direkrut melalui Masa Penerimaan Anggota.

b. Merealisasi kepengurusan definitif yang dipilih melalui mekanisme organisasi secara


bertahap dan berjenjang, Muskomcab dan Muskomda di seluruh tingkatan.

c. Melaksanakan kaderisasi dan pelatihan khusus berbasis kompetensi kader.

d. Membangun dan membentuk sel-sel komunitas literasi dan vokasi sebagai model gerakan
kontekstual.

Pengembangan Organisasi :
1. Melakukan penyempurnaan struktur organisasi dan komposisi kader di setiap tingkatan
(Pengurus Pusat, Komisariat Daerah, Komsiariat Cabang, Komisariat Anak Cabang dan
Pengurus Ranting, dengan memperkuat Bidang Organisasi dan Bidang Kaderisasi.

2. Mengadakan pelatihan khusus terhadap lulusan terbaik KKM dan KKL, untuk siap di
ditribusikan di lembaga Negara dan lembaga kerja sama lainnya.

3. Mengadakan kajian – kajian yang terstruktur, kongheren, guna menunjang laboratirum


akademis Pemuda Katolik dalam bidang SOSPOL, kebudayaan dan kearifan lokal,
ekonomi dan fintech.

29
4. Penguatan dan penambahan hubungan fundraising untuk menunjang kerja – kerja
organisasi menuju ekonomi mandiri organisasi.

Struktur Organisasi Pengurus Pusat Pemuda Katolik


a. Ketua Umum

a) Ketua Bidang Organsasi


b) Ketua Bidang Kaderisasi
c) Ketua Bidang Ekonomi Digital (Riset dan Teknologi)
d) Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan dan Vokasi
e) Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM
f) Ketua Bidang Pengembangan Masyarakat Desa dan Pariwisata
g) Ketua Bidang Politik
h) Ketua Bidang Hubungan Masyarakat
i) Ketua Bidang Luar Negeri
j) Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga & Agama
k) Ketua Bidang Hubungan Alumni
l) Ketua Bidang Lembaga Kewirausahaan

b. SEKRETARIS JENDERAL, mengkoordinasi :

a) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Organsasi


b) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kaderisasi
c) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi Digital (Riset dan Teknologi)
d) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pengembangan Pendidikan dan Vokasi
e) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM
f) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pengembangan Masyarakat Desa dan Pariwisata
g) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Politik
h) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Hubungan Masyarakat
i) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Luar Negeri
j) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Hubungan Antar Lembaga & Agama
k) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Hubungan Alumni
l) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Lembaga Kewirausahaan

c. BENDAHARA UMUM, mengkoordinasi :

a) Wakil Bendahara I
b) Wakil Bendahara II

5. Penyesuaian perubahan AD/ART dan Peraturan Organaisasi tersebut dilaksanakan oleh


Pengurus Pusat dan dilaporkan dalam Rakernas yang menjadi satu kesatuan dalam
Ketetapan ini.

6. Aturan Peralihan diatur dalam Kebijakan Pengurus Pusat dengan berpedoman pada
AD/ART yang masih berlaku.

Program Umum Organisasi :


1. Program Reformasi Organisasi
a. Komitmen melaksanakan Penerimaan Anggota melalui jalur Mapenta minimal satu
kali setiap tahun di masing-masing Komcab.

30
b. Pembuatan Kartu Tanda Anggota dan database Keanggotaan Nasional.
c. Komitmen melaksanakan Musyawarah Pergantian Pengurus di setiap tingkatan tepat
pada waktunya, guna menghasilkan kepengursan yang definitif.
d. Penyempurnaan AD/ART dan Peraturan Organaisasi tersebut di atas diatur dalam
Rakernas.
2. Program Kaderisasi
a. Komitmen menyelengarakan Kursus Kepemimpinan Dasar minimal sekali dalam
setahun di setiap Komisariat Cabang.
b. Komitmen menyelengarakan Kursus Kepemimpinan Menengah minimal sekali dalam
satu kepengurusan di setiap Komisariat Daerah.
c. Komitmen menyelengarakan Kursus Kepemimpinan Lanjut minimal sekali oleh
Pengurus Pusat
3. Partispasi Pembangunan Daerah dan Nasional
a. Menyelenggarakan diskusi, kajian dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya di setiap
Kepresidiuman atau Bidang yang kontekstual.
b. Menyikapi pelbagai perkembangan di tingkat lokal dan nasional maupun global
sebagai wujud dan fungsi keberadaan organisasi.
c. Membentuk lembaga khusus yang mensupervisi dan mengawasi penggunaan dana
desa.
4. Program Khusus
a. Menjajagi terbentuknya kelembagaan alumni secara nasional
b. Menjajagi terbentuknya Lembaga Kewirausahaan (Entrepreneurship) organisasi

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

31
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: VII/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
REKOMENDASI KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018 :
MENIMBANG :
1. Bahwa Pemuda Katolik merupakan organisasi yang dituntut terlibat dalam keperihatinan
Gereja maupun Bangsa Indonesia.
2. Bahwa berhadapan dengan tantangan, tugas serta tanggung jawab sebagai warga negara
maupun Gereja, Pemuda Katolik terlibat dalam membangun kualitas pelayanannya untuk
mewujudkan cita-cita sesuai dengan visi dan misi organisasi Pemuda Katolik
3. Bahwa untuk itu perlu dekeluarkan suatu Ketetapan tentang Rekomendasi Kongres
Nasional XVII Pemuda Katolik

MENGINGAT :
1. Ketetapan Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik Nomor VII tentang Rekomendasi
Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik tahun 2015.
2. Masukan-masukan dari para narasumber Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun
2018.

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan peserta Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik yang
membahas Rekomendasi Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVI PEMUDA KATOLIK TENTANG
REKOMENDASI KONGRES NASIONAL XVI PEMUDA KATOLIK
TAHUN 2018
Pasal 1
Rekomendasi Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018 merupakan Pedoman Dasar
untuk merespon tantangan aktual yang berkaitan dengan internal maupun eksternal organisasi.

Pasal 2
Naskah Rekomendasi Kongres Nasional XVI Pemuda Katolik Tahun 2015 adalah satu kesatuan
yang tak terpisahkan dengan Ketetapan ini.

32
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 8 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

33
REKOMENDASI KONGRES NASIONAL NASIONAL XVII
PEMUDA KATOLIK TAHUN 2018

Pemuda Katolik, dalam catatan sejarah selalu memberikan kontibusi positif atas pelbagai
permasalahan bangsa, kontribusi pemikiran, keterlibatan serta keberpihakan selalu menjadi ciri
utama yang didahulukan.
Sejalan dengan pemikiran di atas maka Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018
sebagai forum permusyawaratan tertinggi organisasi melakukan kajian-kajian kritis dan obyektif
dalam rangka mencari solusi terhadap berbagai permasalahan bangsa.
Adapun pokok-pokok Rekomendasi Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Rekomendasi Eksternal :

1. Pemuda Katolik menegaskan pentingnya komitmen bersama seluruh elemen bangsa


dalam menjaga utuhnya NKRI dalam bingkai Pancasila, UUD 45 dengan
mengedepankan Bhinneka Tunggal Ika sebagai realita bangsa Indonesia.
2. Pemuda Katolik mengajak seluruh anggota dan masyarakat pada umumnya untuk secara
aktif terlibat dalam pesta demokrasi Pilpres dan Pileg 2019.
3. Pemuda Katolik mendesak kepada penyelenggara Pemilu untuk melaksanakan Pemilu
secara demokratis, menegakkan prinsip-prinsip hak asai manusia tanpa isu SARA dan
money politics.
4. Pemuda Katolik mendorong proses pembangunan dari desa yang menjadi komitmen
dalam mengedepankan keberpihakannya.
5. Pemuda Katolik merekomendasikan agar sistem Perekrutan ASN secara nasional
diperbaiki, dan disesuaikan dengan kondisi SDM, kualitas pendidikan, serta
mengakomodir tenaga honorer atau kontrak secara maksimal.
6. Pemuda Katolik merekomendasikan agar seluruh pengurus dari tingkat Komda hingga
tingkat ranting untuk mengkampanyekan gerkan anti sampah dan mendukung secara
kongkrit program pelestarian lingkungan hidup.
7. Pemuda Katolik mendesak pemerintah agar menjadikan isu human trafficking sebagai
isu nasional.

Rekomendasi Internal:

1. Kongres Nasional Nasional XVIII Pemuda Katolik tahun 2021 dilaksanakan di Propinsi
Papua Barat
2. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik dilaksanakan Pengurus Pusat
maksimal 6 (enam) bulan setelah Kongres Nasional tempat disesuaikan
3. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau
4. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II dilaksanakan di Provinsi Lampung atau di
Provinsi Kalimantan Selatan
5. Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) I dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung

34
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVI PEMUDA KATOLIK
Nomor: VIII/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA TANGGA PEMUDA KATOLIK

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018:

MENIMBANG:
1. Bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik yang ditetapkan
dalam Kongres Nasional XIV Pemuda Katolik tahun 2009 adalah merupakan alat bagi
organisasi dalam menghantarkan Pemuda Katolik menuju cita-cita organisasi;
2. Bahwa proses perjalanan sejarah telah menuntut Pemuda Katolik untuk meningkatkan
peran dan fungsinya dalam pembinaan dan pengembangan kualitas Pemuda Katolik;
3. Bahwa untuk menjawab tantangan sejarah dan mengemban tugas tersebut, Pemuda Katolik
perlu memantapkan landasan konstitusi Pemuda Katolik;
4. Bahwa oleh karena itu perlu diadakan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Pemuda Katolik.

MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: I/KONGRES-XVII/22/8/2018
tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XV Pemuda Katolik Tahun 2018.
2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: XI/KPK-XVI/22/8/2015
tentang Penyempurnaan AD dan ART Pemuda Katolik.

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik yang membahas Rancangan
Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TENTANG
PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PEMUDA KATOLIK.
Pasal 1
Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.

35
Pasal 2
Rumusan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik secara
lengkap seperti tersebut pada pasal 1 ketetapan ini terdapat pada lampiran ketetapan ini, dan
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan ketetapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

36
ANGGARAN DASAR PEMUDA KATOLIK

PEMBUKAAN

Menyadari bahwa Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia harus terus dibangun untuk mewujudkan
masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan damai sesuai dengan cita cita proklamasi kemerdekaan
Indonesia dan selaras dengan Ajaran Gereja.
Menyadari bahwa sebagai warga Gereja dan warga negara lndonesia, generasi muda Katolik
Indonesia memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban untuk makin giat mewujudkan semangat
cinta kasih dan pengabdian kepada Tuhan dan sesama manusia dalam bentuk keterlibatan nyata di
dalam pembangunan Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia.
Menyadari bahwa generasi muda Katolik Indonesia harus terus bertumbuh dan berkembang
menjadi insan Kristiani dewasa yang Pancasilais, agar dapat menjadi insan pembangun yang
tangguh dan kritis bagi gereja dan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk mengemban semangat menggereja, berbangsa dan bernegara dibutuhkan
adanya wadah kesatuan generasi muda katolik Indonesia yang terlibat aktif di dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan, berbentuk organisasi pembinaan dan perjuangan berdasarkan Pancasila,
dijiwai iman dan moral Kristiani, bertaraf nasional dan meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Maka kami, kaum muda Katolik Indonesia, berhimpun dalam satu wadah organisasi, dengan
ANGGARAN DASAR sebagai berikut:
Pasal 1

NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN SANTO PELINDUNG

1. Organisasi ini bernama Pemuda Katolik tanpa singkatan.

2. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 15 November 1945 di Yogyakarta untuk waktu yang
tidak ditentukan.

3. Pemuda Katolik berkedudukan di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Santo Pelindung Pemuda Katolik adalah Santo Yohanes Berchmans.

Pasal 2

SEMBOYAN, IKRAR, DAN LAGU PERJUANGAN


1. Semboyan Pemuda katolik adalah “PRO ECCLESIA ET PATRIA”.

37
2. Ikrar Pemuda Katolik terangkum dalam “TRI PRASETYA PEMUDA KATOLIK”.

3. Lagu Perjuangan Pemuda Katolik adalah “MARS PEMUDA KATOLIK”.

Pasal 3

AZAS DAN TUJUAN

1. Pemuda Katolik berasazaskan Pancasila dan ajaran Gereja Katolik.

2. Tujuan Pemuda Katolik adalah :

a. Menegakkan, memelihara, mengamalkan dan membela nilai-nilai Pancasila, Undang-


Undang Dasar 1945 dan Ajaran Gereja Katolik

b. Mengembangkan watak kristiani dalam diri kaum muda Katolik Indonesia,


menumbuhkan kesadaran kaum muda Katolik Indonesia akan tanggung jawabnya
kepada Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia serta meningkatkan kepekaannya dalam
keterlibatan aktif dengan persoalan sosial kemasyarakatan Gereja, Bangsa dan Negara
Indonesia.

c. Mempersiapkan, memberi bekal dan menempa kaum muda Katolik Indonesia menjadi
penggerak kegiatan membangun dan sekaligus menjadi insan pembangunan yang
tangguh dan kritis bagi Gereja dan bangsa Indonesia.

d. Mempersiapkan kaum muda Katolik Indonesia menjadi pelopor dan penggalang


kehidupan yang rukun, damai penuh kasih, toleransi sejati dan kerjasama positif antar
umat Katolik maupun dengan umat yang beragama/kepercayaan lain, terutama dengan
generasi muda pada umumnya.

e. Memperjuangkan keadilan dengan berpartisipasi aktif dalam penegakan hukum


melalui upaya pembelaan bagi setiap warga negara yang membutuhkan sesuai dengan
hukum yang berlaku dan nilai-nilai hukum cinta kasih gereja.

Pasal 4

STATUS DAN KEDAULATAN

1. STATUS: Organisasi pembinaan, kepemudaan dan kemasyarakatan yang tidak berafiliasi


pada organisasi apapun.

2. KEDAULATAN: Kedaulatan Pemuda Katolik ada di tangan anggota.

38
Pasal 5

USAHA
1. Pemuda Katolik mengadakan dan menjalankan usaha yang terencana, dalam bentuk dan
dengan cara yang tidak menyalahi/melanggar azas organisasi ini, serta yang sesuai dengan
dan berguna untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana tertuang dalam pasal 3 ayat
(2) Anggaran Dasar ini.

2. Pemuda Katolik menjalankan usaha-usaha pokok sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pembinaan iman dan moral kristiani, agar dalam diri kaum muda
Katolik Indonesia tertanam motivasi yang kuat dan murni untuk mengabdi pada
kepentingan Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia.

b. Menyelenggarakan ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, dan kegiatan lainnya untuk


meningkatkan dan penghayatan dan pengetahuan kaum muda Katolik Indonesia
mengenai Ajaran Gereja dan masalah sosial kemasyarakatan.

c. Menyelenggarakan latihan hidup berorganisasi dan latihan kepemimpinan sebagai


sarana pengembangan sikap dan tanggung jawab, disiplin bermasyarakat dan harkat-
harkat kepemimpinan dalam diri kaum muda Katolik Indonesia.

d. Melatih ketrampilan kaum muda katolik dalam bidang-bidang yang strategis sebagai
bekal untuk membangun Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia.
Mengadakan/menjalankan aksi-aksi sosial dan aksi-aksi pembangunan yang
menunjang perbaikan hidup masyarakat di bidang moral, material dan mendorong
kaum muda Katolik Indonesa serta generasi muda pada umumnya untuk melibatkan
diri secara aktif dalam aksi-aksi semacam itu.

e. Mendorong dan meningkatkan keterlibatan aktif kaum muda Katolik Indonesia dalam
dialog karya dan kerja sama positif dengan kelompok pemuda lainnya maupun dengan
pemerintah dalam rangka usaha lebih mewujudkan semangat Bangsa dan Negara.

Pasal 6

KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Pemuda Katolik terbuka bagi seluruh kaum muda Katolik warga negara
Indonesia.

2. Anggota Pemuda Katolik terdiri atas :

a. ANGGOTA BIASA (AKTIF), yaitu kaum muda Katolik warga negara Indonesia,
berusia 17 tahun sampai dengan 45 tahun yang telah mendaftarkan diri, mengikuti

39
MAPENTA (Masa Penerimaan Anggota) dan dilantik oleh Pengurus Komisariat
Cabang Pemuda Katolik.

b. ANGGOTA LUAR BIASA, yaitu kaum muda umumnya, berusia 17 tahun sampai
dengan 45 tahun yang menyetujui dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan segala ketentuan/Peraturan Organiasai Pemuda Katolik.

c. ANGGOTA KEHORMATAN (PASIF), yaitu orang yang diangkat dan disahkan Rapat
Pimpinan Pemuda Katolik menjadi anggota kehormatan, berdasarkan usul pengurus
organisasi. Untuk dapat diusulkan menjadi calon yang secara nyata memahami,
menerima dan bersedia mematuhi segala ketentuan organisasi Pemuda Katolik.

3. ANGGOTA BIASA (AKTIF) mempunyai :

a. Hak bicara dan Hak suara.

b. Hak memilih dan Hak dipilih

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri.

4. ANGGOTA LUAR BIASA dan KEHORMATAN mempunyai :

a. Hak berbicara dalam Rapat Anggota.

b. Hak memberikan saran-saran guna perbaikan organisasi

c. Hak melakukan pembelaan diri.

5. Setiap anggota Pemuda Katolik berkewajiban untuk :

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik serta
peraturan-peraturan organisasi lainnya.

b. Aktif memajukan organisasi dan menjaga nama baik organisasi.

Pasal 7

BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI

1. Organisasi Pemuda Katolik berbentuk KESATUAN NASIONAL dan meliputi seluruh


wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. STRUKTUR organisasi Pemuda Katolik adalah sebagai berikut :

a. Pemuda Katolik tingkat NASIONAL/PUSAT, meliputi seluruh wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia, disebut Pengurus Pusat.

40
b. Pemuda Katolik tingkat PROPINSI, meliputi seluruh wilayah suatu propinsi, disebut
Komisariat Daerah (KOMDA).

c. Pemuda Katolik tingkat KABUPATEN/ KOTA, melitupti seluruh WILAYAH suatu


Kabupaten/Kota, disebut Komisariat Cabang (KOMCAB).

d. Pemuda Katolik tingkat KECAMATAN/DISTRIK, meliputi seluruh wilayah/Distrik


atau beberapa Distrik/Kecamatan, disebut Komisariat Anak Cabang (KOMAC).

e. Pemuda Katolik tingkat Desa/Kelurahan, meliputi seluruh wilayah Kelurahan/Desa


atau beberapa wilayah kelurahan/Desa disebut Ranting.

f. Lembaga-lembaga khusus yang ada di dalam organisasi Pemuda Katolik dapat


membuat struktur khusus sebatas sifat semi-otonomnya, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Lembaga dimaksud.

Pasal 8

PENGURUS ORGANISASI

Tingkat kepengurusan organisasi Pemuda Katolik adalah sebagai berikut:


1. PENGURUS PUSAT

a. Adalah Pengurus dan Pimpinan Pemuda Katolik tingkat Nasional.


b. Berkedudukan di wilayah Ibu kota Republik Indonesia.
c. Bertanggung jawab kepada Kongres Nasional

2. PENGURUS KOMISARIAT DAERAH (KOMDA)

a. Adalah Pengurus dan Pimpinan Pemuda Katolik Tingkat PROPINSI.


b. Berkedudukan di Ibukota Propinsi.
c. Bilamana dalam suatu Propinsi terdapat lebih dari satu keuskupan, maka Pengurus
Komisariat Daerah bilamana perlu dapat mengangkat Sub Komisariat Daerah yang
berfungsi membantu Pengurus Komisariat Daerah mengkoordinir Cabang-cabang
yang ada di wilayah keuskupan yang bersangkutan melakukan kegiatan ekstern
Katolik dan berfungsi pula sebagai penghubung dengan keuskupan setempat.
d. Bertanggung jawab kepada Musyawarah Komisariat Daerah (MUSKOMDA).

3. PENGURUS KOMISARIAT CABANG

a. Adalah Pengurus dan Pimpinan Pemuda Katolik tingkat Kabupaten/Kota/


b. Berkedudukan di kota Kabupaten atau di Kota yang bersangkutan.
c. Bertanggung jawab kepada Musyawarah Komisariat Cabang (MUSKOMCAB).

41
4. PENGURUS KOMISARIAT ANAK CABANG

a. Adalah Pengurus dan Pimpinan Pemuda Katolik tingkat Kecamatan.


b. Berkedudukan di Kecamatan/Kota.
c. Bertanggung jawab kepada Pengurus Komisariat Cabang.

5. PENGURUS RANTING

a. Adalah Pengurus dan Pimpinan Pemuda Katolik tingkat Kelurahan/Desa


b. Berkedudukan di Kelurahan/Desa atau gabungan beberapa Kelurahan/Desa
c. Berfungsi sebagai penghimpun anggota dan tidak mengadakan kegiatan ekstern
Katolik.
d. Bertanggung jawab kepada Pengurus Komisariat Anak Cabang.
e.
6. Pengurus Lembaga khusus adalah badan pengurus sebagaimana diatur dalam peraturan
lembaga yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar ini.

Pasal 9

DEWAN PEMBINA ORGANISASI


1. Yang dimaksud dengan Dewan Pembina Organisasi adalah MODERATOR dan
PENASEHAT AWAM.

2. Pengurus Pusat, KOMDA, dan KOMCAB harus didampingi oleh moderator.

3. Setiap tingkat Kepengurusan didampingi oleh Dewan Pembina yang terdiri dari Mantan
Ketua (diutamakan) dan ditambah dengan tokoh Awam setempat.

4. Tugas dan wewenang Moderator adalah membina kehidupan rohani Pengurus Organisasi.

5. Tugas dan wewenang Dewan Pembina adalah memberikan saran dan pendapat mengenai
kebijakan organisasi.

Pasal 10

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Musyawarah dan rapat-rapat terdiri dari:


A. Kongres Nasional Nasional.

B. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

C. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)

42
D. Rapat Pleno Pengurus Pusat

E. Musyawarah Komisariat Daerah (MUSKOMDA)

F. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)

G. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)

H. Rapat Pleno Pengurus KOMDA

I. Musyawarah Komisariat Cabang (MUSKOMCAB)

J. Rapat Pleno Pengurus Komisariat Cabang

K. Musyawarah Komisariat Anak Cabang

L. Rapat Pleno Komisariat Anak Cabang

A. KONGRES NASIONAL NASIONAL

1. Pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat nasional.

2. Mengubah/Menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-


ketentuan/perubahan peraturan organisasi lainnya.

3. Menilai pelaksanaan program organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan


menetapkan program organisasi selanjutnya.

4. Menilai Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus Pusat.

5. Memberhentikan, memilih, mengangkat dan menetapkan Pengurus Pusat.

6. Diadakan sekali dalam 3 tahun.

B. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi.

2. Diselenggarakan untuk menyusun dan mengesahkan silabus pendidikan dan rencana


kebijakan dan program-program kerja tiga tahunan organisasi secara nasional.

3. Peserta RAKERNAS adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah Daerah,


Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan Pembina Pembina Pengurus Pusat

4. RAKERNAS dipimpin oleh Pengurus Pusat

5. RAKERNAS Diselenggarakan sekali dalam 3 tahun,

43
C. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)

1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) adalah :

a. Pengurus Pusat.
b. Pengurus Komisariat Daerah.
c. Dewan Pembina Pengurus Pusat

2. Rapimnas dipimpin oleh Pengurus Pusat.

3. Rapimnas diselenggarakan dua kali selama periode kepengurusan oleh Pengurus Pusat.

4. Rapimnas diselenggarakan untuk menyusun dan menetapkan kebijakan organisasi


terkait perjalanan organisasi.

D. RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 6 bulan sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan/program kerja


organisasi.

E. MUSYAWARAH KOMISARIAT DAERAH (MUSKOMDA)

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komda setempat. Apabila sudah melebihi periode


kepengurusan maka diselenggarakan oleh pengurus pusat.

2. Dilaksanakan tiga tahun sekali

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program-program umum


organisasi di tingkat Daerah

4. Memberhentikan, memilih dan menetapkan kepengurusan KOMDA.

F. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)

1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan Organisasi Tingkat KOMDA.

2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam


Kongres Nasional, menyikapi hal-hal yang aktual dan sebagai ajang konsolidasi
Tingkat KOMDA.

3. Peserta RAKERDA adalah Pengurus Komda, Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan
Pembina Komisariat Daerah.

44
4. RAKERDA Diselenggarakan sekali dalam masa kepengurusan KOMDA.

G. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)

1. Peserta Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) adalah :

a. Pengurus KOMDA
b. Pengurus Komisariat Cabang
c. Dewan Pembina Komisariat Daerah

2. Rapimda dipimpin oleh Pengurus KOMDA

3. Rapimda diselenggarakan untuk menyusun dan menetapkan kebijakan organisasi di


tingkat Komda

4. Rapimda diselenggarakan 1 tahun sekali.

H. Rapat Pleno Pengurus KOMDA

1. Diselenggarakan oleh Pengurus KOMDA dan dihadiri oleh seluruh Pengurus


KOMDA.

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 3 bulan sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, kebijakan-kebijakan Organisasi di tingkat


KOMDA.

I. Musyawarah Komisariat Cabang (MUSKOMCAB)

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat. Bila dianggap perlu


dapat diselenggarakan oleh Pengurus KOMDA.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum


Organisasi ditingkat Cabang.

4. Memberhentikan, memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Cabang.

J. Rapat Pleno Pengurus Komisariat Cabang

1. Diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB dan dihadiri oleh seluruh Pengurus


KOMCAB

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 6 bulan sekali.

45
3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusan dan menetapkan kebijakan -
kebijakan Organisasi

K. Musyawarah Komisariat Anak Cabang

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang setempat. Bila dianggap


perlu dapat diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum


Organisasi ditingkat Anak Cabang.

4. Memberhentikan, memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Anak Cabang.

L. Rapat Pleno Komisariat Anak Cabang

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan dihadiri oleh seluruh
Pengurus Komisariat Anak Cabang

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 3 bulan sekali

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusan dan menetapkan kebijakan –


kebijakan Organisasi

Pasal 11

KEKAYAAN DAN KEUANGAN ORGANISASI

1. Keuangan organisasi diperoleh dari :

a. Uang pangkal dan iuran anggota.

b. Usaha-usaha yang legal

c. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.

2. Kebijakan keuangan organisasi diatur secara terbuka (open management)

3. Segala kekayaan organisasi dipertanggung jawabkan secara berkala kepada kekuasaan


tertinggi pada tingkat kepengurusan yang bersangkutan.

4. Untuk menunjang kelangsungan hidup organisasi dapat dibentuk badan usaha oleh
Pengurus organisasi.

46
Pasal 12
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Anggaran Dasar Pemuda Katolik dapat diubah oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik
dengan cara musyawarah mufakat.

2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan, maka dapat dilakukan
pemungutan suara.

Pasal 13
PEMBUBARAN ORGANISASI
1. Organisasi ini hanya dapat dibubarkan oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik khusus
untuk pembubaran organisasi.

2. Jika organisasi ini bubar, seluruh harta dan kewajiban organisasi akan diserahkan kepada
lembaga yang berwenang sesuai keputusan Kongres Nasional khusus.

Pasal 14
PERATURAN TAMBAHAN
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini atau hal-hal yang memerlukan
pengaturan lebih lanjut, ditetapkan dalam penjelasan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi (PO) serta Peraturan Lembaga-lembaga Khusus
sepanjang tidak bertentangan dengan AD, ART dan Peraturan Organisasi Pemuda Katolik

2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

47
ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA KATOLIK

Pasal 1
TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI

1. LAMBANG ORGANISASI.

a. Berbentuk perisai lengkung segi lima dengan sebuah salib di tengahnya. Ujung-ujung
salib berhimpit dengan sisi perisai, sebuah pita melintang mendatar di atas salib. Palang
tegak salib yang terletak di atas pita beruliskan kata “Pemuda” dan pada bagian dalam
pita terdapat tulisan “Katolik”.

b. Lambang organisasi berwarna: kuning, hijau, merah dan putih. Makna warna lambang
organisasi dijelaskan seperti dalam lampiran.

2. EMBLIM/LENCANA ORGANISASI

Berbentuk sama dengan lambang organisasi


3. BENDERA ORGANISASI

a. BENDERA BIASA: Berwarna putih, dengan lambang organisasi di tengah-tengahnya.

b. BENDERA JUANG: Berwana merah, dengan salib kuning di tengah-tengahnya.

4. PECI ORGANISASI

Berwarna hitam, dengan 2 garis sejajar merah-putih yang menyilang miring 45 derajat di sisi
kanan peci. Di bawah 2 garis itu disematkan emblim/lencana organisasi.
5. STEMPEL ORGANISASI

Berbentuk bundar, dengan sebuah lingkaran kecil di dalamnya. Di tengah lingkaran kecil
terdapat lambang organisasi. Pada bagian atas ruangan antara lingkaran luar dan lingkaran
dalam dituliskan tingkat kepengurusan organisasi (misalnya PENGURUS PUSAT). Pada
bagian bawah ruangan antara 2 lingkaran itu dituliskan ibukota negara atau propinsi, atau
kabupaten/ kotamadya, atau kecamatan atau Desa. Kedua tulisan itu dibatasi oleh 2 buah salib
kecil di kiri kanan, dalam ruangan yang berada antara 2 lingkaran itu.

6. PAPAN NAMA ORGANISASI

Berlatar belakang warna putih, dengan lambang organisasi, nama organisasi, tingkat
kepengurusan, tempat kedudukan kepengurusan yang bersangkutan dan hal lain yang
dipandang perlu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

48
7. JAKET ORGANISASI

Berwarna kuning, berlengan panjang dengan lambang organisasi dibagian kiri dada.

Pasal 2

KEANGGOTAAN ORGANISASI

1. HAK-HAK ANGGOTA

a. Anggota Biasa berhak mengetahui segala kebijakan organisasi.

b. Anggota Biasa berhak mengetahui kegiatan yang diadakan organisasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

c. Anggota Biasa berhak menggunakan fasilitas organisasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

d. Anggota Biasa berhak untuk memilih dan dipilih menjadi Pengurus Organisasi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

e. Anggota LUAR BIASA dan anggota KEHORMATAN memiliki hak seperti anggota
BIASA, kecuali hak untuk memilih dan dipilih menjadi Pengurus Organisasi.

2. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN ANGGOTA

a. Setiap anggota Pemuda katolik wajib membayar iuran anggota.

b. Anggota wajib memberitahukan keaktifannya di organisasi lain, baik yang Katolik


maupun yang non Katolik kepada pengurus Komisariat Cabang Pemuda Katolik
setempat.

c. Anggota yang berpindah domisili ke wilayah Komisariat Cabang yang lain, wajib
melaporkan diri dengan membawa surat keterangan dari Pengurus Komisariat Cabang
tempat domisili asal.

3. KEHILANGAN KEANGGOTAAN

Terjadi jika yang bersangkutan:


a. Meninggal dunia.

b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.

c. Berusia lebih dari 45 (empat puluh lima) tahun.

49
d. Diberhentikan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat

4. PEMBERHENTIAN TERHADAP ANGGOTA

Dapat dilakukan jika:


a. Anggota yang bersangkutan secara nyata dan sengaja telah melanggar/menyalahi dan
bertindak bertentangan dengan Tri Prasetya Pemuda Katolik.

b. Anggota yang bersangkutan secara nyata dan sengaja telah merusak nama baik
organisasi ataupun nama baik Gereja Katolik.

c. Anggota yang bersangkutan berkali-kali sengaja melanggar atau tidak mematuhi


ketentuan-ketentuan /kebijakan-kebijakan organisasi, serta tidak mengindahkan
peringatan/tegoran yang diberikan oleh pengurus Komisariat Cabang.

5. PEMBELAAN DIRI

a. Anggota yang terancam pemberhentian berhak melakukan pembelaan terhadap dirinya


dalam Rapat Paripurna Pengurus Komisariat Cabang yang diadakan secara khusus
untuk memberikan kesempatan kepadanya mengadakan pembelaan diri.

b. Pembelaan diri dapat dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan atau dengan
didampingi oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang pembela yang diambil dari
anggota atau Dewan Pembina ataupun oleh orang lain dalam hal anggota yang
bersangkutan di luar kekuasaannya tak dapat membela dirinya secara langsung.

6. KEANGGOTAAN RANGKAP.

a. Anggota Pemuda Katolik dapat dibenarkan menjadi anggota organisasi lainnya, baik
yang Katolik maupun non Katolik yang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan
Pemuda Katolik.

b. Anggota Pemuda Katolik yang menjadi anggota organisasi lain, di dalam organisasi itu
bertindak bukan sebagai wakil Pemuda Katolik, melainkan atas nama pribadi dan
dengan tanggung jawab pribadinya sendiri.

Pasal 3

KEPENGURUSAN
1. PENGURUS PUSAT

a. Pengurus Harian Pusat terdiri dari :

i. Ketua Umum
ii. Ketua-Ketua
iii. Sekretaris Jenderal
iv. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal.

50
v. Bendahara Umum
vi. Wakil-wakil Bendahara Umum.

b. Pleno Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Harian Pusat ditambah departemen dan
koordinator wilayah.

c. Pengurus Pusat dilantik oleh Pimpinan Gereja Katolik Indonesia

d. Masa jabatan Pengurus Pusat adalah 3 (tiga) tahun.

e. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Pusat wajib mengadakan Kongres


Nasional Pemuda Katolik dan memberikan pertanggung – jawaban kepada peserta
Kongres Nasional Pemuda Katolik.

2. PENGURUS KOMISARIAT DAERAH

a. Pengurus Harian Komisariat Daerah, terdiri dari : a.1. Ketua

i. Wakil-wakil Ketua
ii. Sekretaris
iii. Wakil-wakil Sekretaris
iv. Bendahara.
v. Wakil-wakil bendahara

b. Pengurus Komisariat Daerah bilamana dianggap perlu dapat mengangkat sub


Komisariat Daerah apabila di provinsi yang bersangkutan terdapat lebih dari satu
keuskupan, dengan susunan kepengurusan sesuai kebutuhan.

c. Pleno Pengurus Komisariat Daerah terdiri dari Pengurus Harian Komisariat Daerah,
Ketua dan Sekretaris Sub Komisariat Daerah, ditambah biro

d. Pengurus Komisariat Daerah dipilih dalam Musayawarah Komisariat Daerah


(MUSKOMDA).

e. Pengurus Komisariat Daerah terpilih dilantik oleh Pengurus Pusat atau bila
berhalangan dapat diwakilkan oleh wali gereja/wakil gereja tempat Musyawarah
Komisariat Daerah tersebut dilaksanakan.

f. Pengurus Komisariat Daerah disahkan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan

g. Masa jabatan Pengurus Komisariat Daerah adalah 3 (tiga) tahun.

h. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Daerah wajib mengadakan


Musayawarah Komisariat Daerah dan memberikan pertanggung-jawabannya kepada
Musyawarah Komisariat Daerah tersebut.

3. PENGURUS KOMISARIAT CABANG

a. Pengurus Harian Komisariat Cabang terdiri dari :

i. Ketua
ii. Wakil-wakil Ketua

51
iii. Sekretaris
iv. Wakil-wakil Sekretaris
v. Bendahara.
vi. Wakil-wakil Bendahara.

b. Pleno Pengurus Komisariat Cabang terdiri dari Pengurus Komisariat Cabang, Ketua
dan Sekretaris Komisariat Anak Cabang, ditambah seksi.

c. Pengurus Komisariat Cabang dipilih dalam Musyawarah Komisariat Cabang


(Muskomcab).

d. Pengurus Komisariat Cabang terpilih, dilantik oleh Pengurus Komisariat Daerah atau
bila berhalangan dapat diwakilkan oleh Pejabat Gereja tempat Musyawarah Cabang
tersebut diselenggarakan.

e. Pengurus Komisariat Cabang disahkan oleh Pengurus Komda dengan Surat Keputusan.

f. Masa jabatan Pengurus Komisariat Cabang adalah 3 (tiga) tahun.

g. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Cabang wajib mengadakan


Musayawarah Komisariat Cabang dan memberikan pertanggung-jawabannya kepada
Musyawarah Komisariat Cabang tersebut.

Pasal 4

KONGRES NASIONAL PEMUDA KATOLIK

1. Peserta Kongres Nasional Pemuda Katolik adalah :

a. Pengurus Pusat

b. Utusan Komisariat Daerah.

c. Utusan Komisariat Cabang

d. Utusan Dewan Pembina Pengurus Pusat.

2. Peninjau Kongres Nasional adalah undangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat

3. Kongres Nasional Pemuda Katolik dipimpin oleh Pengurus Pusat kecuali dalam hal yang
disebutkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Pengurus Komisariat Daerah yang
ditetapkan oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik.

4. Kongres Nasional dilaksanakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan dari penyelenggaraan


Kongres Nasional Sebelumnya. Jika pengurus Pusat tidak dapat menyelenggarakan
Kongres Nasional Pemuda Katolik padahal Kongres Nasional tersebut sudah semestinya
diselenggarakan, maka berdasarkan persetujuan sekurang-kurangnya seper tiga jumlah

52
Komda dengan sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pembina Pengurus Pusat, dapat
menyelenggarakan Kongres Nasional Pemuda Katolik

5. Persiapan Kongres Nasional Pemuda Katolik.

a. Undangan Kongres Nasional Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta


selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik
dimulai.

b. Materi Kongres Nasional Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai.

c. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik


dimulai, setiap Komisariat Cabang dan Komisariat Daerah harus sudah menyampaikan
kepada Panitia Kongres Nasional Pemuda Katolik jumlah dan nama delegasi
Komcab/Komda yang bersangkutan, Dalam hal terjadi perubahan mengenai jumlah
atau nama delegasi, hal ini hendaknya sudah diketahui panitia pelaksana Kongres
Nasional Pemuda Katolik selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum Kongres
Nasional Pemuda Katolik dimulai.

6. Quorum

a. Kongres Nasional Pemuda Katolik sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah
peserta Kongres Nasional yang defenitif, dengan menyerahkan mandat dari Komisariat
Cabang atau Komisariat Daerah setempat.

b. Jika pada saat Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai, quorum yang disebutkan
pada ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Kongres Nasional Pemuda
Katolik ditunda sekurang-kurangnya 12 (dua belas) jam dan selambat-lambatnya 24
(dua puluh empat) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya Kongres Nasional
Pemuda Katolik. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka
Kongres Nasional Pemuda Katolik sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil Kongres Nasional Pemuda Katolik dirumuskan menjadi KETETAPAN-


KETETAPAN KONGRES NASIONAL PEMUDA KATOLIK.

Pasal 5

RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS)

1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi,
Program Kerja Organisasi dan silabus pendidikan berjengjang organisasi.

2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam Kongres
Nasional, menyikapi hal-hal yang actual dan sebagai ajang konsolidasi

53
3. Peserta RAKERNAS adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah, Pengurus
Komisariat Cabang dan Dewan Pembina Pengurus Pusat

4. RAKERNAS diselenggarakan sekali dalam tiga tahun (periode kepengurusan) oleh


Pengurus Pusat selambat – lambatnya 6 (enam) bulan setelah Kongres Nasional.

5. Quorum

a. RAKERNAS sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya
hadir, dengan menyerahkan surat mandate dari Pengurus Komisariat Cabang atau
Pengurus Komisariat Daerah Setempat

b. Jika pada saat RAKERNAS dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (5) a pasal ini
tidak tercapai, maka siding-sidang RAKERNAS ditunda sekurang-kurangnya 12 jam
dan selambat-lambatnya 24 jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya RAKERNAS.
Jika setelah penundaan, quorum di atas belum juga tercapai, maka RAKERNAS sah
berapapun jumlah peserta yang hadir.

c. Hasil-hasil RAKERNAS dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN


RAKERNAS.

Pasal 6

RAPAT PIMPINAN NASIONAL (RAPIMNAS)


1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) adalah:

a. Pengurus Pusat

b. Pengurus Komisariat Daerah

c. Dewan Pembina Pengurus Pusat

2. Peninjau RAPIMNAS adalah undangan Pengurus Pusat

3. RAPIMNAS dipimpin oleh Pengurus Pusat

4. RAPIMNAS diselenggarakan dua kali selama masa kepengurusan.

5. Quorum

a. RAPIMNAS sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya
hadir

b. Jika pada saat RAPIMNAS dimulai quorum yang disebut pada ayat (5) a pasal ini tidak
tercapai, maka sidang-sidang RAPIMNAS ditunda sekurang-kurangnya 12 jam dan
selambat-lambatnya 24 jam terhitung dari saat mulai/dibukanya RAPIMNS. Jika

54
setelah penundaan, quorum di atas belum juga tercapai, maka RAPIMNAS sah
berapapun jumlah peserta yang hadir.

c. Hasil-hasil RAPIMNAS dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN


RAPIMNAS

Pasal 7

RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT


1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat

2. Diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan sekali

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan organisasi

Pasal 8

MUSYAWARAH KOMISARIAT DAERAH (MUSKOMDA)


1. Peserta Musyawarah Komisariat Daerah adalah :

a. Pengurus Komisariat Daerah

b. Utusan Komisariat Cabang.

c. Dewan Pembina Komisariat Daerah

d. Utusan Pengurus Pusat.

2. Peninjau Musyawarah Komisariat Daerah adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh
Pengurus Komisariat Daerah .

3. Musyawarah Komisariat Daerah dipimpin oleh Pengurus Komisariat Daerah kecuali dalam
hal yang disebutkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Komisariat Cabang
yang ditetapkan oleh Musyawarah Komisariat Daerah

4. Jika pengurus Komda tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Komisariat Daerah


selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota
Pengurus Harian Komisariat Daerah tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka
berdasarkan usulan dari Komisariat Cabang setempat atau berdasarkan instruksi Pengurus
Pusat dengan sepengetahhuan Dewan Pembina Komisariat Daerah yang bersangkutan,
Komisariat Cabang setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMDA untuk memilih
Pengurus Komisariat Daerah yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang
perlu.

55
5. Persiapan Muskomda

a. Undangan MUSKOMDA harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-


lambatnya 1 (satu) bulan sebelum MUSKOMDA dimulai.

b. Materi MUSKOMDA harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1


(satu) bulan sebelum MUSKOMDA dimulai.

c. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum MUSKOMDA dimulai, setiap


Komisariat Cabang harus sudah menyampaikan kepada Panitia MUSKOMDA jumlah
dan nama delegasi Komisariat Cabang yang bersangkutan. Apabila terjadi perubahan
mengenai jumlah atau nama delegasi, hal ini hendaknya sudah diketahui panitia
pelaksana MUSKOMDA selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum MUSKOMDA
dimulai.

6. Quorum

a. MUSKOMDA sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang
seharusnya hadir.

b. Jika pada saat MUSKOMDA dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal
ini tidak tercapai, maka sidang-sidang MUSKOMDA ditunda sekurang-kurangnya 12
(dua belas) jam dan selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam terhitung dari saat
dimulai/ dibukanya MUSKOMDA. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga
tercapai, maka MUSKOMDA sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil MUSKOMDA dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN


MUSKOMDA.

Pasal 9

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA)


1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan Organisasi Tingkat KOMDA.

2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam KOMDA,
menyikapi hal-hal yang aktual dan sebagai ajang konsolidasi Tingkat KOMDA,
diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah muskomda.

3. Peserta RAKERDA adalah Pengurus Komda, Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan
Pembina Komisariat Daerah.

4. RAKERDA Diselenggarakan sekali dalam 3 tahun, oleh Pengurus KOMDA.

56
Pasal 10

RAPAT PIMPINAN DAERAH (RAPIMDA)


1. Peserta Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) adalah:

a. Pengurus KOMDA

b. Pengurus Komisariat Cabang

c. Dewan Pembina Komisariat Daerah

2. Peninjau Rapimda adalah undangan yang dianggap perlu oleh Pengurus KOMDA

3. Rapimda dipimpin oleh Pengurus KOMDA

4. Rapimda diselenggarakan 1 tahun sekali.

Pasal 11

RAPAT PLENO PENGURUS KOMDA


1. Rapat Pleno Pengurus Komisariat Daerah diselenggarakan oleh

a. Pengurus KOMDA

b. Pengurus Komisariat Cabang

c. Dewan Pembina Komisariat Cabang

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 3 bulan sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan organisasi di


tingkat KOMDA.

Pasal 12

MUSYAWARAH KOMISARIAT CABANG


1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat
diselenggarakan oleh Pengurus KOMDA.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum


Organisasi ditingkat Cabang.

57
4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Cabang.

5. Peserta Musyawarah Cabang (MUSKOMCAB) adalah:

a. Pengurus Komisariat Cabang

b. Utusan Komisariat Anak Cabang

c. Dewan Pembina Komisariat Cabang

d. Pengurus Komisariat Daerah

6. Peninjau MUSKOMCAB adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus
Komisariat Cabang.

7. Muskomcab dipimpin oleh Pengurus Komisariat Cabang kecuali dalam hal yang
disebutkan dalam ayat (8) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Komisariat Anak Cabang
yang ditetapkan oleh MUSKOMCAB.

8. Jika pengurus Cabang tidak dapat menyelenggarakan MUSKOMCAB selambat-lambatnya


3 bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Harian
Komisariat Cabang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan usulan dari
Komisariat Anak Cabang yang ada dan berdasarkan instruksi Pengurus Komisariat Daerah
dengan sepengetahuan Dewan Pembina Komisariat Cabang yang bersangkutan.
Komisariat Anak Cabang setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMCAB untuk
memilih Pengurus Komisariat Cabang yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang
dipandang perlu.

9. PERSIAPAN MUSKOMCAB

a. Undangan MUSKOMCAB harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-


lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum Muskomcab dimulai.

b. Materi MUSKOMCAB harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya


2 (dua) minggu sebelum Muskomcab dimulai.

10. Quorum

a. MUSKOMCAB sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah Komisariat Anak
Cabang yang definitf.

b. Jika pada saat MUSKOMCAB dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal
ini tidak tercapai, maka sidang-sidang MUSCAB ditunda sekurang-kurangnya 3 (tiga)
jam dan selambat-lambatnya 6 (enam) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya
MUSKOMCAB. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka
MUSKOMCAB sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

11. Hasil-hasil MUSKOMCAB dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN


MUSKOMCAB.

58
Pasal 13

RAPAT PLENO PENGURUS KOMCAB


1. Diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB dan dihadiri oleh seluruh Pengurus KOMCAB

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 6 bulan sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusan dan menetapkan kegiatan Organisasi.

Pasal 14

MUSYAWARAH KOMISARIAT ANAK CABANG (MUSKOMAC)


1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang setempat. Bila dianggap perlu
dapat diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum


Organisasi ditingkat Anak Cabang.

4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Anak Cabang.

5. MUSKOMAC dipimpin oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang kecuali dalam hal yang
disebutkan dalam ayat 6 pasal ini, atau oleh unsur delegasi Komisariat Anak Cabang yang
ditetapkan oleh MUSKOMAC.

6. Jika pengurus Komisariat Anak Cabang tidak dapat menyelenggarakan MUSKOMAC


selambat-lambatnya 2 bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota
Pengurus Harian Komisariat Anak Cabang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka
berdasarkan

persetujuan dari ranting-ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina


Komisariat Anak. Ranting-ranting setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMAC
untuk memilih Pengurus Komisariat Cabang yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain
yang dipandang perlu.

7. Persiapan Musyawarah Komisariat Anak Cabang

a. undangan MUSKOMAC harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya


dua minggu sebelum MUSKOMAC dimulai

b. Materi MUSKOMAC harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya


dua minggu sebelum MUSKOMAC dimulai.

8. Quorum

a. MUSKOMAC sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah ranting yang defenitif

59
b. Jika pada saat MUSKOMAC dimulai, quorum yang disebutkan dalam ayat (8) a pasal
ini tidak tercapai, maka siding-sidang MUSKOMAC ditunda sekurang-kurangnya tiga
jam dan selambat-lambatnya enam jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya
MUSKOMAC. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka
MUSKOMAC sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

9. Hasil-hasil MUSKOMAC dirumuskan menjadi Ketetapan-ketetapan MUSKOMAC.

Pasal 15

RAPAT PLENO PENGURUS KOMISARIAT ANAK CABANG


1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan dihadiri oleh seluruh
Pengurus Komisariat Anak Cabang dan ranting

2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 6 bulan sekali

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan Organisasi

Pasal 16

MUSYAWARAH RANTING
1. Peserta Musyawarah Ranting adalah:

a. Pengurus Ranting

b. Utusan Pengurus Komisariat Anak Cabang

c. Utusan Dewan Pembina Ranting

d. Utusan Pengurus Komisariat Cabang.

2. Peninjau Musyawarah Ranting adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus
Ranting.

3. Musyawarah Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting kecuali dalam hal yang disebutkan
dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Ranting yang ditetapkan oleh
Musyawarah Ranting

4. Jika pengurus Ranting tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting selambat-


lambatnya 2 (dua) bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus
Harian Ranting tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan persetujuan 20
(dua puluh) orang anggota Ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina
Ranting yang bersangkutan, dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting untuk memilih
Pengurus Ranting yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.

5. Persiapan Musyawarah Ranting

60
a. Undangan Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-
lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.

b. Materi Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-


lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.

6. Quorum

a. Musyawarah Ranting sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang
seharusnya hadir.

b. Jika pada saat Musyawarah Ranting dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a
pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Musyawarah Ranting ditunda sekurang-
kurangnya 3 (tiga) jam dan selambat-lambatnya 6 (enam) jam terhitung dari saat
dimulai/dibukanya Musyawarah Ranting. Jika setelah penundaan quorum di atas belum
juga tercapai, maka Musyawarah ranting sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil Musyawarah Ranting dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN


MUSYAWARAH RANTING.

Pasal 17

RAPAT PLENO PENGURUS RANTING


1. Untuk Rapat Pleno Ranting, berlaku ketentuan-ketentuan sbb :

a. PESERTA Rapat adalah Anggota Biasa yang terdaftar dan bertempat tingggal dalam
kawasan Paroki yang bersangkutan.

b. PENINJAU Rapat :

i. Pengurus Ranting.

ii. Dewan Pembina Ranting

iii. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang terdaftar dan bertempat
tinggal dalam kawasan ranting, kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat
(2) huruf d pasal ini.

c. Rapat dilakukan sesuai kebutuhan dan membicarakan hal-hal yang berhubungan


dengan kemajuan program dan evaluasi untuk program tersebut.

Pasal 18

LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS
1. Organisasi Pemuda Katolik sebagai organisasi yang bersifat terbuka, sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan organisasi dapat membentuk lembaga-lembaga khusus

61
dengan aturan-aturan khusus sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Pemuda Katolik.

2. Dalam upaya menjamin kekhususan lembaga-lembaga khusus yang ada, lembaga-lembaga


tersebut dapat membuat :

a. Tanda-tanda pokok lembaga seperti lambang, stempel, papan nama, kop surat sesuai
dengan kekhususan lembaga dimaksud.

b. Keanggotaan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud

c. Kepengurusan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud

d. Jenis-jenis rapat dan atau musyawarah tertentu sesuai dengan kekhususan lembaga
dimaksud.

3. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhususan lembaga-lembaga khusus


dilaksanakan dengan mekanisme konsultatif, koordinatif dan terintegrasi, baik antara
pengurus lembaga-lembaga khusus yang setingkat dan atau diatasnya, maupun dengan
pengurus Organisasi Pemuda Katolik yang setingkat atau diatasnya.

4. lembaga-lembaga khusus wajib menyusun dan menetapkan lembaga yang mengatur secara
lebih jelas tentang masing-masing lembaga sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud.

Pasal 19

IURAN ANGGOTA DAN IURAN ORGANISASI


Besarnya iuran anggota ditentukan oleh Komisariat Anak Cabang, sedangkan iuran organisasi
diharapkan dapat membantu pengurus diatasnya sesuai kemampuan masing-masing struktur
kepengurusan.
Pasal 20

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


1. Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik dapat diubah oleh Kongres Nasional dengan
cara musyawarah untuk mufakat.

2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan, maka dapat diadakan
pemungutan suara

3. Keputusan berdasarkan pemungutan suara ini sah jika disetujui oleh lebih dari setengah
jumlah peserta yang hadir

62
Pasal 21

PERATURAN TAMBAHAN
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini atau hal-hal yang
memerlukan pengaturan lebih lanjut, ditetapkan dalam Peraturan dan Tata Kerja
Organisasi dan ketetapan-ketetapan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah
Tangga ini

2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

63
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: IX/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang

TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN FORMATUR PEMBENTUKAN


PENGURUS PUSAT

PEMUDA KATOLIK PERIODE 2018-2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG :
1. Bahwa perkembangan jaman menuntut Pemuda Katolik semakin meningkatakan peran dan
fungsinya dalam pembinaan dan pengembangan kualitas generasi muda
2. Bahwa untuk menjawab tuntutan tersebut, Pemuda Katolik perlu memilih Ketua Umum
yang mempunyai visi dan misi serta langkah dalam mewujudkan cita-cita Pemuda Katolik
3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan tata pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat
Pemuda Katolik sebagai tahapan untuk menetapkan Pengurus Pusat.

MENGINGAT :
1. Ketetapan Kongres Nasional XV Pemuda Katolik Nomor VIII/KONGRES-XVII/8/12/2018
tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.
2. Masukan-masukan, harapan dan aspirasi yang berkembang pada Kongres Nasional XVII
Pemuda Katolik tahun 2018.

MEMPERHATIKAN :

Permusyawaratan dan kesepakatan peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TENTANG


TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN PENGURUS
PUSAT PEMUDA KATOLIK PERIODE 2018-2021
Pasal 1

Demi meningkatkan dinamika dan kualitas yang berkesinambungan maka dirumuskan suatu
tata cara pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021

64
Pasal 2

Tata cara pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan bagian tak terpisahkan
dari Ketetapan ini.

Pasal 3

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

65
Lampiran:

KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TENTANG TATA


CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN PENGURUS PUSAT
PEMUDA KATOLIK PERIODE 2018-2021

1. Yang disebut peserta dalam Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahu 2018 adalah:

a. Pengurus Pusat

b. Pengurus Komisariat Daerah

c. Pengurus Komisariat Cabang

d. Dewan Pembina Pengurus Pusat

2. Dalam pengambilan suara masing-masing unsur peserta mendapatkan satu hak suara dalam
arti Pengurus Pusat: 1 suara, Komisariat Daerah: 1 suara, Komisariat Cabang, 1 suara,
Dewan Pembina Pengurus Pusat,1 suara.

3. Pemilihan Ketua Umum dipimpin oleh 5 orang Pemimpin Sidang yang ditentukan oleh
peserta Kongres Nasional pada Sidang Pleno III.

4. Persidanagan quorum apabila dihadiri oleh ½ (setengah) plus satu dari peserta yang hadir,
dan apabila belum memenuhi syarat quarum maka persidangan ditunda 30 menit dan
apabila belum terpenuhi juga, persidangan dapat dilanjutkan dengan jumlah peserta yang
ada.

5. Setiap bakal calon Ketua Umum memberikan pernyataan dan blanko biaya administrasi
yang telah disiapkan Pengurus Pusat (SC) kepada Pimpinan Sidang selambat-lambatnya
pada saat persidangan pleno pemilihan ketua umum.

6. Blanko administrasi bakal calon ketua umum yang telah dimasukan kepada pimpinan
sidang, selanjutnya akan diklarifikasi oleh Pimpinan Sidang kepada peserta Kongres
Nasional pada saat sidang pleno pemilihan ketua umum.

7. Bakal calon ketua umum yang blanko administrasinya sudah memenuhi persyaratan
disahkan dalam sidang menjadi calon ketua umum.

8. Calon ketua umum menyampaikan visi, misi, serta program kerjanya yang akan dijalan
bila terpilih menjadi ketua umum.

9. Pimpinan sidang mengupayakan semaksimal mungkin untuk pemilihan ketua umum secara
musyawarah, bulat dan aklamasi dengan peserta.

66
10. Apabila dengan cara musyawarah mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilanjutkan
dengan cara pengambilan suara melalui voting tertutup.

11. Calon ketua umum yang dinyatakan terpilih apabila memperoleh suara ½ (setengah) plus
1 (satu) dari jumlah peserta yang memberikan hak suara.

12. Apabila pada pemilihah pertama tidak ada yang perolehan suaranya mencapai ½ (setengah)
plus 1 (satu), maka diadakan pengambilan suara kembali terhadap calon peringkat pertama
dan kedua.

13. Calon ketua umum pada putaran kedua ini dinyatakan terpilih apabila memperoleh suara
½ plus 1 dari jumlah peserta yang memberikan hak suaranya.

14. Untuk melengkapi persoanalia kepengurusan, ketua umum terpilih dibantu oleh tim
formatur yang telah dibentuk.

15. Tim formatur terdiri dari :

a. Ketua umum terpilih merangkap ketua formatur: 1 orang

b. Ketua umum demisioner merangkap sekretaris formatur : 1 orang

c. Utusan Komisariat Daerah merangkap anggota formatur: 2 orang

d. Utusan Komisariat Cabang merangkap anggota formatur: 2 orang

e. Dewan Pembina Pengurus Pusat merangkap anggota formatur: 1 orang

16. Anggota tim formatur dipilih dan ditetapkan oleh sidang pleno Kongres Nasional

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

67
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: X/KONGRES-XVII/8/12/2018
Tentang
KETUA UMUM TERPILIH PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG :
1. Bahwa perkembangan jaman menuntut Pemuda Katolik semakin meningkatkan peran
dan fungsinya dalam pembinaan dan pengembangan kualitas generasi muda;
2. Bahwa proses perjalanan telah menuntut Pemuda Katolik untuk semakin meningkatkan
peranan dan fungsinya dalam pembinaan dan pengembangan pemuda;
3. Bahwa untuk menjawab tantangan sejarah dan mengemban tugas tersebut, Pemuda
Katolik perlu memiliki ketua umum yang mempunyai visi, misi, dan langkah-langkah
kongkrit sebagai tahapan awal untuk mewujudkan cita-cita Pemuda Katolik;
4. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Ketua Umum terpilih PP Pemuda Katolik.

MENGINGAT :
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor : I/KONGRES-
XVII/8/12/2018 tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun
2018
2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor : IX/KONGRES-
XVII/8/12/2018 tentang Syarat Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik
Periode 2018-2021.

MEMPERHATIKAN:
Permusyawaratan dan kesepakatan peserta Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik tahun 2018.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK TENTANG


KETUA UMUM TERPILIH PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK PERIODE
2018-2021

68
Pasal 1

Pemilihan calon Ketua Umum Pemuda Katolik telah diselenggarakan dalam forum Kongres
Nasional mengikuti prosedur dan tata cara yang ditetapkan sesuai Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 2

Saudara/Saudari Karolin Margaret Natasa terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat
Pemuda Katolik Periode 2018-2021

Pasal 3

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

69
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: XI/KONGRES-XVII/9/12/2018
Tentang
PEMBENTUKAN FORMATUR DENGAN MANDAT PENUH UNTUK MENYUSUN
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG :
1. Bahwa untuk melaksanakan mekanisme organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggran Rumah Tangga serta untuk menjalankan program kerja dan segala kegiatannya
perlu dibentuk Pengurus Pusat Pemuda Katolik.

2. Bahwa demi mencapai daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan program-program
serta mewujudkan tujuan dari keberadaan organisasi maka perlu dipilih personalia
Pengurus Pusat Pemuda Katolik yang cakap, tepat dan terpercaya serta mampu bekerja
sama.

3. Bahwa oleh karena itu perlu dibentuk Formatur Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik
yang diberi mandat penuh menyusun komposisi dan personalia Pengurus Puast Pemuda
Katolik 2018-2021.

4. Bahwa oleh karena itu pula perlu ditetapkan pembentukan formatur dengan mandat penuh
untuk menyusun dan menetapkan komposisi dan personalia Pengurus Pusat Pemuda
Katolik 2018-2021

MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor I/KONGRES-XVII/8/12/2018
tentang Jadwal Acara Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018

2. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: II/KONGRES-


XVII/8/12/2018 tentang Tata Tertib Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018

3. Ketetapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Nomor: VIII/KONGRES-


XVII/8/12/2018 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PEMBENTUKAN FORMATUR DENGAN MANDAT PENUH UNTUK MENYUSUN
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

70
Pasal 1
Membentuk dan mengesahkan Formatur Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021 yang
terdiri dari: 1. Karolin M. Natasa (Ketum Terpilih), 2. Christopher Nugroho (PP Demisioner),
3. Franky Sibarani (Dewan Pembina), 4. Fredikus Lusti Tulis (Komda Jawa Barat), 5. Lexi
Mantiri ( Komda Sulawesi Utara), 6. Marcus B. Santoso (Komcab Lampung), 7. Yuvensius
Tukang (Komcab Kupang) selanjutnya disebut formatur dengan Ketua Umum Terpilih sebagai
Ketua Formatur.

Pasal 2
Formatur diberi mandat penuh untuk meyusun dan menetapkan komposisi personalia Pengurus
Pemuda Katolik Periode 2018-2021 berdasarkan hasil yang ditetapkan dalam Komisi Organisasi
melalui Sidang Pleno Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

Pasal 3
Setelah menerima Keputusan ini Formatur segera melaksanakan tugasnya dan secepatnya
melaporkan hasilnya.

Pasal 4
Komposisi dan personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021 yang telah disusun
oleh Formatur dituangkan dalam suatu Keputusan Formatur dan dilaporkan kepada Sidang Pleno
Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

Pasal 5
Formatur bertanggung jawab kepada Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik

Pasal 6
Tugas Formatur berakhir setelah disusun dan ditetapkannya Pengurus Pusat Pemuda Katolik
Periode 2018-20121

Pasal 7
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

71
Ditetapkan di Kupang
Tanggal 9 Desember 2018

KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK


PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Stefanus Asat Gusma Fransiskus Yerri Nauw

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Albertus Rudi Afianto Stanislaus Sane Arnoldus Simbolon

72
KETETAPAN KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
Nomor: XII/KONGRES-XVII/9/12/2018
Tentang
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik Tahun 2018:
MENIMBANG :
1. Bahwa untuk melanjutkan dan melaksanakan mekanisme organisasi telah sesuai dengan
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta untuk menjalankan program kerja dan
segala kegiatannya perlu dibentuk Pengurus Pusat Pemuda Katolik,

2. Bahwa demi mencapai daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan program-program
serta mewujudkan tujuan organisasi, maka perlu dipilih personalia Pengurus Pusat Pemuda
Katolik yang cakap, tepat dan terpercaya serta mampu bekerja sama.

3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan komposisi dan personalia Pengurus Pusat Pemuda
Katolik periode 2018-2021

MENGINGAT:
1. Ketetapan Kongres XVII Pemuda Katolik Nomor : X/KONGRES-XVII/9/12/2018 tentang
Ketua Umum Terpilih Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2018-2021 melalui
Kongres XVII Pemuda Katolik.

2. Ketetapan Kongres XVII Pemuda Katolik Nomor : IX/KONGRES-XVII/9/12/2018


tentang Pembentukan formatur untuk menyusun personalia Pengurus Pusat Pemuda
Katolik periode 2018-2021.

MEMPERHATIKAN:
1. Permusyawaratan dan kesepakatan serta dinamika dalam rapat formatur.

2. Saran dan pendapat Komisariat Daerah dan Komisariat Cabang

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PEMUDA KATOLIK
PERIODE 2018-2021
Pasal 1
Struktur dan personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2018-2021 disusun dan dibentuk
oleh Ketua Umum Terpilih bersama Formatur yang terbentuk dalam Kongres XVII Pemuda
Katolik.

73
Pasal 2
Struktur dan Personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021 terlampir dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Ketetapan ini.
Pasal 3
Setelah penetapan struktur dan personalia Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021,
selanjutnya harus segera dilaksanakan orientasi dan pelantikan untuk sesegera mungkin
menjalankan roda organisasi dan tugas-tugas yang akan dipertanggungjawabkan dalam Kongres
berikutnya.
Pasal 4
Tugas Formatur berakhir setelah tersusunnya struktur dan personalia Pengurus Pusat, selanjutnya
dalam rangka kesinambungan dan berjalannya roda organisasi dengan baik, Ketua Umum berhak
melakukan perubahan struktur dan personalia organisasi.
Pasal 5
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 15 Desember 2018

TIM FORMATUR
KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK

Ketua Terpilih Dewan Pembina

Ttd. Ttd.

Karolin M. Natasa Franky Sibarani

Anggota

Ttd. Ttd. Ttd.

Christopher Nugroho Fredikus Lusti Tulis Lexi Mantiri

Ttd. Ttd.

Marcus B. Santoso Yuvensius Tukang

74
Struktur & Personalia
Pengurus Pusat PEMUDA KATOLIK
Periode 2018-2021

Dewan Pembina
Pastor Moderator : Rm. Johanes Hariyanto, SJ
Penasehat Awam :
1. Franky Sibarani

2. Ignasius Jonan

3. Komjen Pol (Purn) Gregorius Mere

4. DR. Cosmas Batubara

5. DR. J. Kristiadi

6. Drs. Cornelis, MH

7. Drs. Frans Lebu Raya

8. Drs. Josef Nae Soi, MM

9. Ir. Anang Prihantoro

10. Dr. Ir. Marukan, MAP

11. Rupinus, SH, M.Si

12. Hargo Mandirahardjo, SH, MH

13. Veronika Wiwik Sulistyo

14. Ir. Suryo Susilo

15. Drs. Nicolaus Uskono, M.Si

16. Natalis Situmorang, S.Hut, M.Si

17. Agustinus Tamo Mbapa, S.Sos, M.Si

Dewan Pakar :
1. Leonardo J Renyut, SE

2. Ir. Kikin P Tarigan, MM

3. Herkulanus Heriadi, SE

75
4. Ir. Deddy Yevri H Sitorus, MA

5. Ir. Susanto, MM

6. Ir. Hanjaya Setiawan

7. Ir. Heri S. Soba, MM

8. Albert Pieter Lasut, SIP

9. Stefanus Asat Gusma

10. Petrus M Sitohang, SE

11. Ruslan Tarigan, S.Pd

12. Kosmas Kajan, SS

Ketua Umum : Karolin Margret Natasa


Ketua Bidang
1. Ketua Bidang Pembinaan Organisasi : Arnoldus Yansen da Gomez

2. Ketua Bidang Kaderisasi : Aloysius F Edomeko

3. Ketua Bidang Kepemudaan & Olah Raga : Atanasius Harpen

4. Ketua Bidang Politik & Keamanan : Tarsisius Tukijan

5. Ketua Bidang Otda Pembangunan Desa & Perbatasan : Maskendari

6. Ketua Bidang Hubungan & Kerjasama Luar Negeri : Lexi Theodorus Mantiri

7. Ketua Bidang Pendidikan dan Iptek : Krispinus Palobo

8. Ketua Bidang Hubungan & Kerukunan Antar Agama : Walter Fransiskus Sinaga

9. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan : Megi Maturbongs

10. Ketua Bidang Kesehatan, Tanggap Darurat & Bencana : H.S. Wahyu Purnomo

11. Ketua Bidang Lingkungan Hidup : Hotdiman Manik

12. Ketua Bidang Budaya & Pariwisata : Apriadi Sinaga

13. Ketua Bidang Komunikasi & Informatika : Friederich Batari

14. Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, UKM & Koperasi : Agatha EP Retnosari

15. Ketua Bidang Hub. Masyarakat & Antar Lembaga/OKP : Marcus Budi Santoso

16. Ketua Bidang Hukum dan HAM : Gokma Toni P Situmorang

76
Sekretaris Jenderal : Christopher Nugroho
1. Wakil Sekjen Bid Organisasi : Asta Ivo B S. Meliala

Wakil Sekjen Bid Organisasi : FX Rudy Djong

Wakil Sekjen Bid Organisasi : Eduardus Wirawan

2. Wakil Sekjen Bid Kaderisasi : Ignasius Ganjar Tri Hantoro

Wakil Sekjen Bid Kaderisasi : Niko Hary Gunawan

Wakil Sekjen Bid Kaderisasi : Bondan Wicaksono

3. Wakil Sekjen Bid Kepemudaan & Olahraga : Sumitro Petrus Kelyombar

4. Wakil Sekjen Bid Politik & Keamanan : Yuvensius Tukung

5. Wakil Sekjen Bid Otda, Pembangunan Desa & Perbatasan : Gregorius Sahdan

6. Wakil Sekjen Bid Hubungan & Kerjasama Luar Negeri : Agustinus Salut

7. Wakil Sekjen Bid Pendidikan dan Iptek : Theodora Ewalda Taek

8. Wakil Sekjen Bid Hubungan & Kerukunan Antar Agama : L.Y. Decrolly Anasara

9. Wakil Sekjen Bid Pemberdayaan Perempuan : Yosepha M Faan

10. Wakil Sekjen Bid Kesehatan, Tanggap Darurat & Bencana : Stefanus Heldi Ardiansyah

11. Wakil Sekjen Bid Lingkungan Hidup : Pandapotan Sitanggang

12. Wakil Sekjen Bid Budaya & Pariwisata : Herman Umbu Billy

13. Wakil Sekjen Bid Ekonomi Kreatif, UKM & Koperasi : Johanes SM Sitohang

14. Wakil Sekjen Bid Komunikasi & Informatika : Yustinus P Paat

15. Wakil Sekjen Bid Hub. Masyarakat & Antar Lembaga/OKP : Stefanus Boncu

16. Wakil Sekjen Bid Hukum & HAM : Lafinus Songbes

Bendahara Umum : Ardy Susanto, SH


1. Wakil Bendahara Umum : Michelle B Wondal

2. Wakil Bendahara Umum : Fransiscus Richard

3. Wakil Bendahara Umum : Benny Seman Wahi

77
Departemen-Departemen
1. Departemen Pembinaan Organisasi

• Buha Darwin Mardongan Sitanggang


• Barita Sinaga
• Robertus Aditya
• Runi Runtu

2. Departemen Kaderisasi

• Stanislaus Sene
• Adi Loviantoro
• Antonius Mustaim
• Yakubus Mudiyanto

3. Departemen Kepemudaan & Olahraga

• Selestinus Boi Jupjo


• Filipus Septian Dwi Irwanto
• Tarsisius Daud
• Boby Antonius Kaparang

4. Departemen Politik dan Keamanan

• Vandarones Purba
• Benediktus Dallupe
• Alexander Tommy Wicaksono
• Yunanto Adi Bowo Leksono
• Ventje Jackobus Roman Abanit

5. Departemen Otda, Pemb. Desa & Perbatasan

• Albertus Adii
• Thomas Aquinas Windu
• San C Siregar
• Marselinus V Siga
• Martinus Ambar Widiatmoko

6. Departemen Hub. & Kerjasaman Luar Negeri

• Nafalia Wowor
• Alicia Maria Solangia Djilin
• Jesse Thomasmore Windah
• Genaveva Kristiana Diah
• Yohanes Sumaryoto

7. Departemen Pendidikan & Iptek

• Silvester Kopong Diaz Viera


• Silvester Tena
• Eka Puspita Sari

78
• Angelia Diaeka Jenneri Ria

8. Departemen Hubungan & Kerukunan Antar Agama

• Atanasius Dula
• Novel Elminero
• Merry Dian
• Polycarpus Dwi Pramuja S

9. Departemen Pemberdayaan Perempuan

• Elisabeth Date Pati


• Maya Maria Andes
• Magdalena
• Patricia Paramita Hanna Ahayu S

10. Departemen Kesehatan, Tanggap Darurat & Bencana

• Setiawan Budi Coaca


• Grandy Tirukan
• Jefry Lorensia De F

11. Departemen Lingkungan Hidup

• Henrikus Adam
• Yusuf Hubby
• Herman Seran
• Ari Betaubun
12. Departemen Budaya & Pariwisata

• Roy Chardo Sitanggang


• Roy Jon Hutasoit
• Felicity Yossy Kartini
• Mirabelle Wondal

13. Departemen Ekonomi Kreatif, UKM & Koperasi

• Fransisco Wardianus
• Adrianus Mboong
• Robertus Gatot
• Reinhart Gunadharma

14. Departemen Komunikasi & Informatika

• Elligius Mahuze
• Agustinus Koestandinata
• Cosmas Eko Suharyanto
• Vladimir Langgeng Widodo
• Marianus Dagur
• Fransiskus Talokon

79
15. Departemen Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga/OKP

• M. Felisita Lestari
• Kristo Efi (Kupang
• Bihelman Siringo Ringo

16. Departemen Hukum dan HAM

• Lyster Renny Sitorus


• Falentinus Andy
• Ivan Randang
• Yohanes Sumaryoto

Lembaga Pendampingan Kaderisasi


Ketua : Aloysius F Edomeko
Wakil Ketua : Emanuael Bahagia
Wakil Ketua : Alfonsa Jukon Wayap
Wakil Ketua : Martinus Mardianus
Wakil Ketua : Marjianus Paulus Kiota Tawer
Sekretaris : Ignasius Ganjar Tri H
Wakil Sekretaris : Antonius Benny Wijayanto
Wakil Sekretaris : Rikson Wesley Sihotang
Wakil Sekretaris : Laurentius Budiharta
Wakil Sekretaris : Novita Simbala

Lembaga Bantuan Hukum Pemuda Katolik


Ketua : Ardy Susanto, SH
Wakil Ketua : Gokma Toni P Situmorang, SH
Wakill Ketua : Glorio Sanen, SH
Sekretaris : Eduardus Nansung, SH
Wakil Sekretaris : Laurensius Arliman Simbolon, SH
Wakil Sekretaris : Maxi Wutung, SH, MH
Wakil Sekretaris : Falentinus Andy, SH, MH

80
Lembaga Pengkajian Kebijakan Publik
Ketua : Frederikus Lusti Tulis
Wakil Ketua : Maskendari
Wakil Ketua : Agatha EP Retnosari
Wakil Ketua : Tanto Yakobus
Wakil Ketua : Krisantus Heru
Wakil Ketua : Me Hoa
Wakil Ketua : Theodora Ewalda Taek
Wakil Ketua : Yuvensius Tukung
Sekretaris : Yuristinus Oloan
Wakil Sekretaris : Alex Philip Sitinjak
Wakil Sekretaris : Aris Retnanto
Wakil Sekretaris : Kornelis Soge

Lembaga Hubungan Alumni


Ketua : Alfonsus B Say
Wakil Ketua : Frederikus Lusti Tulis
Wakil Ketua : Rikardus Faroka
Wakil Ketua : Agus Budiarta
Wakil Ketua : Syadikin
Wakil Ketua : Yoseph Paulus Laiyan
Sekretaris : Michelle B Wondal
Wakil Sekretaris : Respi Leba
Wakil Sekretaris : Firmus Raf Martin
Wakil Sekretaris : Venny Nangka

Lembaga Pengembangan Kewirausahaan


Ketua : Benny Seman Wahi
Wakil Ketua : Tarsisius Tukijan, S.Pd

81
Wakil Ketua : Fransiscus Richard
Wakil Ketua : Gunawan Tjen, S.Kom
Sekretaris : FX Rudy Djong, SE
Wakil Sekretaris : Cattalia Anggraeni, SE
Wakil Sekretaris : Roland Ngutra
Wakil Sekretaris : Laurensius Jocky

Lembaga Pengembangan Riset dan Teknologi


Ketua : Rachel Cicilia Tuerah
Wakil Ketua : Johanes SM Sitohang
Wakil Ketua : Simon Resi NH
Wakil Ketua : Albertus Adii
Wakil Ketua : Novie Marani
Sekretaris : Eduardus Wirawan
Wakil Sekretaris : Stenly M Siwi
Wakil Sekretaris : Andrianto
Wakil Sekretaris : Alex Ferry Wijaya

Koordinator Wilayah

Koordinator Wilayah Ketua Korwil Sekretaris Korwil


Korwil Sumatera Bagian Utara Hotdiman Manik Pandapotan Sitanggang
Korwil Sumatera Bagian Selatan Marcus Budi Santoso Apriadi Sinaga,
Korwil Banten, Jakarta, Jawa Barat Ardy Susanto Bondan Wicaksono
Korwil Jawa Tengah, DIY dan Jatim Agatha Retnosari Stefanus Boncu
Korwil Bali, NTB & NTT Friederich Batari Herman Umbu Billy
Korwil Kalbar & Kalteng Maskendari Martinus Mardianus
Korwil Kalsel, Kaltim & Kaltara FX Rudy Djong Syadikin
Korwil Sulawesi Lexi Theodorus Mantiri Agustinus Salut
Korwil Papua & Papua Barat Krispinus Palobo Yosepha Faan
Korwil Maluku & Maluku Utara Sumitro P. Keliombar Roland Ngutra

82
GALERI FOTO
KONGRES NASIONAL XVII PEMUDA KATOLIK
TAHUN 2018

Pembukaan Kongres Nasional Pemuda Katolik XVII Tahun 2018

Suasana Pembukaan Kongres Nasional XVII Tahun 2018

83
TIM PENYUSUN BUKU
KONGRES NASIONAL PEMUDA KATOLIK XVII
2018

Nama-nama tim penyusun buku Kongres diantaranya :


1. Asta Ivo Bonny S. Meliala : Wakil Sekjend Bid. Organisasi
2. FX. Rudy : Wakil Sekjend Bid. Organisasi
3. Edward Wirawan : Wakil Sekjend Bid. Organisasi
4. Bondan Wicaksono : Wakil Sekjend Bid. Kaderisasi
5. Niko Hary Gunawan : Wakil Sekjend Bid. Kaderisasi
6. Alfonsius B. Say : Ketua Lembaga Hub. Alumni

Anda mungkin juga menyukai