Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, ASAS, PRINSIP, DAN SIFAT

Pasal 1
Nama

Nama lembaga ini adalah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta


Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang
Lebong disingkat LP3KD Kabupaten Rejang Lebong.

Pasal 2
Asas
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong berasaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Pasal 3
Prinsip
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong berpegang pada:
a. Prinsip Misioner yaitu prinsip yang menekankan tentang pewartaan,
karya kerasulan, dan tugas perutusan serta pelayanan iman demi
pengembangan kehidupan beragama masyarakat Katolik;
b. Prinsip Partisipatif yaitu prinsip yang menekankan keterlibatan, peran
aktif dan kerja sama yang baik di antara seluruh komponen umat
maupun dengan pimpinan Gereja Katolik, Pemerintah serta masyarakat;
c. Prinsip Inkulturatif yaitu prinsip yang menekankan pengembangan
khasanah kekayaan seni budaya daerah dalam Liturgi Gereja Katolik;
d. Prinsip Pemberdayaan yaitu prinsip yang menekankan penggalian dan
penguatan potensi diri umat untuk terlibat secara proaktif dalam
kehidupan menggereja dan bermasyarakat;
e. Prinsip Subsidiaritas yaitu prinsip yang menekankan penghargaan tiap
subyek sesuai tingkatan dan potensi masing-masing dalam mengelola
secara mandiri berbagai aktivitas, demi menjamin pengembangan
tatanan kehidupan bersama secara sehat dan wajar;
f. Prinsip Solidaritas yaitu saling bahu membahu didasari pada rasa
empati dan kebersamaan;
g. Prinsip Efisiensi yaitu prinsip yang menekankan pemanfaatan biaya,
waktu dan tenaga yang seminimum mungkin tetapi yang memberi hasil
atau output semaksimal mungkin;
h. Prinsip Efektivitas yaitu prinsip yang menekankan pencapaian tujuan
yang ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang
maupun sasaran jangka pendek sesuai visi, misi, kebijakan dan
program yang ditetapkan;
i. Prinsip Demokratis yaitu prinsip yang menekankan penghargaan
terhadap hak dan keterlibatan segenap perwakilan, elemen atau individu
1
untuk bersuara dan terlibat dalam pengambilan keputusan sejak tahap
perumusan, implementasi hingga evaluasi;
j. Prinsip Transparansi yaitu prinsip yang menekankan adanya
keterbukaan informasi dalam penentuan kebijakan, pengelolaan
kegiatan, khususnya keuangan, serta terbukanya peluang adanya audit
oleh lembaga yang independen; dan
k. Prinsip Akuntabilitas yaitu prinsip yang menekankan bahwa segala
kebijakan dan aktivitas harus dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional kepada segenap pemangku kepentingan (stake holders)
terkait maupun kepada publik.

Pasal 4
Sifat
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong bersifat kegerejaan.
BAB II
VISI, MISI, MAKSUD, DAN TUJUAN
Pasal 5
Visi

Terwujudnya Aktivitas Menggereja, Seni Budaya Gerejani yang hidup dalam


Kehidupan Menggereja, Bermasyarakat dan Bernegara.

Pasal 6
Misi
(1) Menggali, mengembangkan, dan melestarikan kekayaan seni budaya
gerejani beserta kandungan nilai-nilai spiritualitasnya dalam perpaduan
dengan kekayaan seni budaya lokal, sebagai bagian dari kekayaan iman
yang perlu terus diwarisi dan dikembangkan Gereja;
(2) Menggiatkan partisipasi umat dalam menyemarakkan seni budaya dan
Liturgi Gereja yang bertumpu pada warisan tradisi budaya gerejani dan
Musik Liturgi dan pengembangan Liturgi yang bersifat inkulturatif;
(3) Menggiatkan kecintaan umat terhadap Kitab Suci dan Tradisi Gereja
dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengamalan terhadap
ajaran resmi sebagai penuntun hidup;
(4) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat dalam kehidupan
menggereja dan bermasyarakat dengan kesadaran baru akan pentingnya
mewujudkan kehidupan bersama yang sungguh-sungguh sebagai
bentuk liturgi yang hidup bagi kemuliaan Allah dan sebagai
pemenuhan tanggung jawab kerasulan Gereja dalam kehidupan
bermasyarakat.

Pasal 7
Maksud

(1) Menyelenggarakan PESPARANI Katolik sebagai wujud kerja sama antara


Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI, Pemerintah Provinsi,
2
Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan Gereja, dalam hal ini KWI dan
Keuskupan-Keuskupan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam rangka pembinaan iman masyarakat Katolik;

(2) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi


umat dalam rangka penguatan kehidupan menggereja dan perwujudan
panggilan kerasulan dalam kehidupan bermasyarakat dan menegara;

(3) Menggali kekayaan seni budaya lokal bagi pengembangan seni budaya
dan liturgi yang inkulturatif Gereja Katolik Indonesia.

Pasal 8
Tujuan

(1) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni budaya daerah


pada khususnya dan seni budaya bangsa Indonesia pada umumnya
sebagai unsur inkulturasi dalam liturgi Gereja Katolik maupun sebagai
sarana pengembangan dan pelestarian seni budaya lokal maupun
nasional;
(2) Memupuk kecintaan terhadap Kitab Suci di kalangan umat, khususnya
kaum muda, dalam memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam Liturgi
dan panggilan hidup sebagai umat beriman dalam kehidupan
menggereja dan bermasyarakat;
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi
masyarakat Katolik dalam mengungkapkan, mewartakan,
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai iman dan keagamaan
serta seni dan budaya yang dimiliki, dialami, diketahui dan dihayati
untuk menyemarakkan upacara-upacara liturgi dengan menggiatkan
para penyanyi, penari serta pewarta, baik secara perorangan maupun
kelompok;
(4) Meningkatkan kualitas komunitas Gerejani, terutama dalam
hal persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerja
sama, solidaritas dan semangat pengorbanan dari masyarakat
Katolik, agar dapat mewujudkan diri dan perannya dengan baik
dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat;
(5) Meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya liturgi Gereja
Katolik Universal sebagai bagian dari kebanggaan iman dan warisan
luhur yang perlu dilestarikan dalam menyemarakkan kehidupan
menggereja dan mendukung pengembangan nilai-nilai peradaban
dalam hidup bermasyarakat.

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 9
Kedudukan

(1) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani


(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong berkedudukan di
Kabupaten Rejang Lebong;
3
Pasal 10

Tugas dan Fungsi

(1) LP3KD Kabupaten Rejang Lebong memiliki tugas menyelenggarakan


Pesparani tingkat kabupaten dan mendukung program Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik
Nasional (LP3KN).
(2) LP3KD Kabupaten Rejang Lebong menyelenggarakan fungsi:
a. Memfasilitasi pelaksanaan Pesparani tingkat kabupaten.
b. Mengkoordinasikan dan mendukung pengembangan seni budaya
gerejani dalam komunitas Katolik di Kabupaten Rejang Lebong.
c. Penerapan musik dan lagu-lagu gerejani sebagai sarana untuk
memuji Tuhan dan memupuk rasa persaudaraan sebagai ungkapan
kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
d. Pengkoordinasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan program;
e. Pelaksanaan hubungan dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
lembaga Gereja dan instansi lainnya;
f. Penyelenggaraan administrasi dan informasi;
g. Mengkoordinasikan segenap kegiatan kelembagaan dengan
berpedoman pada Statuta, Keputusan Musyawarah Nasional dan
Rapat Pimpinan LP3K dan Rapat Kerja LP3KN;
h. Mengoordinasikan penyelenggarakan PESPARANI Katolik Nasional
dengan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, KWI, Keuskupan-keuskupan dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan;
i. Menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan dalam mendukung
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi umat di bidang seni
budaya gerejani dan peningkatan pemahaman mengenai Kitab Suci;
j. Mendorong upaya pengembangan kekayaan seni budaya dalam
rangka memperkaya khasanah seni budaya gerejani;
k. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah dan Rapat Pimpinan
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik dalam
rangka mengevaluasi dan memantapkan pelaksanaan kegiatan
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah;
dan
l. Menjalin komunikasi dan kerja sama yang sinergis dengan berbagai
lembaga terkait dalam rangka pelaksanaan segenap kegiatan LP3KD
Kabupaten Rejang Lebong.

BAB IV
KEORGANISASIAN
Pasal 11
Pembentukan

4
(1) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong dibentuk oleh
masyarakat Katolik (Otoritas Gereja Katolik Kabupaten Rejang Lebong)
dan disahkan Bupati.

Pasal 12
Struktur

(1) Struktur Kelembagaan LP3KD Kabupaten Rejang Lebong didasarkan


pada Peraturan Menteri Agama Nomor 35 Tahun 2016 terdiri dari:
a. Pengarah;
b. Penasihat;
c. Ketua Umum;
d. Ketua I;
e. Ketua II;
f. Ketua III;
g. Sekretaris Umum;
h. Sekretaris I;
i. Sekretaris II;
j. Sekretaris III;
k. Bendahara Umum;
l. Bendahara I;
m. Bendahara II;
n. Bendahara III;
o. Bidang-bidang terdiri dari:
1) Bidang Penyelenggara;
2) Bidang Hubungan Masyarakat;
3) Bidang Lomba Cipta Lagu-Lagu Gerejani;
4) Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan lagu
Gerejani;
5) Bidang Penelitian dan Pengembangan;
6) Bidang Pendanaan; dan
7) Bidang Verifikasi dan Pengawasan.

(2) Pengarah terdiri dari Menteri Agama RI, Ketua KWI, tokoh
masyarakat Katolik tertentu yang dipandang dapat memberikan
arahan terhadap organisasi LP3KD dan seluruh pengurus LP3KD
demi tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KD.
Pengarah mempunyai tugas memberikan arahan terhadap
organisasi LP3KD dan seluruh pengurus LP3D demi tercapainya
visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KD;
(3) Penasihat terdiri dari tokoh umat Katolik dan atau tokoh lintas
agama yang dipandang dapat memberi nasihat/pertimbangan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Penasihat
mempunyai tugas memberi petunjuk dan nasihat bagi pengurus
untuk pencapaian tujuan dan kinerja organisasi, baik diminta
atau tidak diminta;

5
(4) Ketua Umum yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban kerja
sama antara Pemerintah dan Gereja serta berbagai pihak lain dan
mampu mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua Umum mempunyai tugas
memimpin organisasi LP3KD, mengusulkan pembentukan
kepanitiaan, dan menggerakkan semua potensi organisasi dan
lembaga keagamaan Katolik serta masyarakat Katolik untuk
terselenggaranya PESPARANI Katolik;

(5) Ketua I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik


serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua
Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua I
mempunyai tugas membantu Ketua Umum dalam hal
mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Penyelenggara,
Bidang Hubungan Masyarakat dan menjalin hubungan kerja
sama dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan
tugasnya;

(6) Ketua II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik


serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua
Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua II
mempunyai tugas membantu Ketua Umum dalam hal
mengoordinasikan pelaksanaan tugas BidangLomba Cipta Lagu-
Lagu Gerejani, Bidang Penelitian dan Pengembangan, Bidang
Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani, dan
menjalin hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga terkait
dengan pelaksanaan tugasnya;

(7) Ketua III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua
Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua III
mempunyai tugas membantu Ketua Umum dalam hal
mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Pendanaan, Bidang
Verifikasi dan Pengawasan dan menjalin hubungan kerja sama
dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan tugasnya;

(8) Sekretaris Umum adalah warga Gereja Katolik, berkepribadian baik


serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab konseptual/administratif dalam rangka mewujudkan
visi dan misi LP3KD. Sekretaris Umum mempunyai tugas
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugas,
memimpin sekretariat LP3KD, mengoordinasikan bidang-
bidang ketatausahaan, melaksanakan pengawasan di bidang
administrasi, dan menjalin hubungan kerja sama dengan
instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

6
(9) Sekretaris I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris
Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Sekretaris I mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum dalam
melaksanakan tugas, melaksanakan ketatausahaan (surat-
menyurat) dan kearsipan, mempersiapkan rapat serta
notulen/resume rapat, menyelenggarakan tugas kesekretariatan,
mendukung fasilitas/administratif Bidang Penyelenggara,
dan mendukung fasilitas/administratif Kehumasan;

(10) Sekretaris II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik


serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris
Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Sekretaris II mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum
dalam melaksanakan tugas, mendukung fasilitas/administratif
mendukung fasilitas / administratif Bidang Lomba, Bidang
Pendidikan / Kursus/ Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani, dan
Bidang Penelitian dan Pengembangan;

(11) Sekretaris III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris
Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Sekretaris III mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum
dalam melaksanakan tugas, mendukung fasilitas / administratif
Bidang Pendanaan, dan mendukung fasilitas / administratif
Bidang Verifikasi dan Pengawasan;

(12) Bendahara Umum adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian


baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengelola
keuangan secara bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan
visi dan misi LP3KD. Bendahara Umum mempunyai tugas
bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran dana,
melakukan pembayaran atas pengeluaran dana, dan menyusun
laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
dana.

(13) Bendahara I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik


serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu
Bendahara Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Bendahara I mempunyai tugas membantu bendahara umum
dalam hal melakukan pencatatan dan pembukuan seluruh
penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan dengan
operasional organisasi LP3KD, dan melakukan pencatatan dan
pembukuan seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang
berkaitan dengan kegiatan Ketua I;

7
(14) Bendahara II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu
Bendahara Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Bendahara II mempunyai tugas membantu Bendahara Umum
dalam melaksanakan tugas, dan melakukan pencatatan dan
pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan
aktivitas Ketua II;

(15) Bendahara III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu
Bendahara Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Bendahara III mempunyai tugas membantu Bendahara Umum
dalam melaksanakan tugas, dan melakukan pencatatan dan
pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan
aktivitas Ketua III;

(16) Ketua Bidang Penyelenggara adalah warga Gereja Katolik


yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai
bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Ketua Bidang Penyelenggara mempunyai tugas:
a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan PESPARANI Katolik;
b. menyelenggarakan festival PESPARANI Katolik;
c. bekerja sama dengan panitia penyelenggara PESPARANI Katolik;
d. menyusun program kerja penyelenggara;
e. merencanakan jenis dan bentuk kegiatan PESPARANI Katolik
baik persiapan maupun penyelenggaraan;
f. mempersiapkan dan melaksanakan Musyawarah Daerah;
g. mempersiapkan dan melaksanakan Rapat Pimpinan Daerah;
h. mempersiapkan dan melaksanakan seminar dan
lokakarya PESPARANI Katolik; dan
i. mempersiapkan dan melaksanakan Rapat Koordinasi Daerah.

(17) Ketua Bidang Lomba Cipta Lagu-lagu Gerejani adalah warga


Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai
bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua
Bidang Lomba Cipta Lagu-lagu Gerejani mempunyai tugas:
a. memotivasi umat dan komponis Katolik untuk menciptakan
lagu-lagu liturgi gerejani untuk berbagai jenis nuansa musik
gerajani (klasik, lokal/daerah dan lain-lain);
b. menentukan dan menetapkan dewan juri;
c. melaksanakan sertifikasi/kriteria juri dalam kerja sama
dengan lembaga musik gerejani;
d. melaksanakan permintaan pembinaan dan juri pada
PESPARANI Katolik Daerah kepada LP3KN;
e. mendokumentasikan lagu-lagu gerejani sesuai dengan kaidah-
kaidah liturgi Gereja Katolik untuk berbagai keperluan Gereja;

8
f. menentukan dan menetapkan lagu wajib dan lagu pilihan
setiap penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
g. mengembangkan kerja sama dengan paduan-paduan suara
Gereja, dirigen, musisi dan komponis Katolik; dan
h. menetapkan dewan penilai sayembara/lomba cipta lagu-lagu
gerejani.

(18) Ketua Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu


Gerejani adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi
dan misi LP3KN. Ketua Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan
Musik dan Lagu Gerejani mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan dan melaksanakan


pendidikan/kursus/pelatihan musik dan lagu Gerejani dalam
kerja sama dengan lembaga music Gerejani;
b. membantu pembinaan paduan suara dan pemazmur gereja;
c. menata jadwal dan penyelenggaraan pembinaan paduan
suara, musisi dan dirigen; dan
d. menyediakan literatur musik dan sarana yang dibutuhkan.

(19) Ketua Bidang Pendanaan adalah warga Gereja Katolik


yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya
dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua Bidang
Pendanaan mempunyai tugas:
a. bertanggung jawab atas tersedianya dana dalam rangka
pelaksanaan program LP3KD, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
b. menyusun langkah strategis pencarian dana;
c. mengusulkan pembentukan satuan tugas atau tim pengumpul
dana; dan
d. menggerakkan berbagai pihak yang dapat diharapkan
dalam mendukung pendanaan LP3KN.

(20) Ketua Bidang Verifikasi dan Pengawasan adalah warga Gereja


Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua Bidang
Verifikasi dan Pengawasan mempunyai tugas:
a. memberikan petunjuk tentang tata cara pencatatan dan
pembukuan keuangan LP3KD;
b. mengadakan pemeriksaan dan audit dana yang masuk dan
keluar dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
c. menyusun laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan keuangan.

9
(21) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah warga Gereja
Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai
bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas:
a. menyusun proposal penelitian dalam rangka
pengembangan PESPARANI Katolik;
b. mengusulkan instansi Pemerintah/swasta dan perorangan
untuk menerima penghargaan atas partisipasinya bagi
kemajuan PESPARANI Katolik;
c. menyusun instrumen, metodologi dan bahan-bahan penelitian;
d. melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi peningkatan
dan pengembangan PESPARANI Katolik; dan
e. mendokumentasikan dan mensosialisasikan/mempublikasikan
hasil penelitian.

(22) Ketua Bidang Hubungan Masyarakat adalah warga Gereja Katolik


yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya
dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KD. Ketua Bidang
Hubungan Masyarakat mempunyai tugas:
a. menyelenggarakan dan membina hubungan kerja sama
dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta;
b. mempersiapkan bahan-bahan press-release, expose, brosur,
booklet, leaflet dalam rangka sosialisasi LP3KD;
c. mempersiapkan publikasi melalui media cetak dan elektronik;
d. menggalang pengerahan massa dalam setiap kegiatan LP3KD;
e. menggalang kerja sama dan partisipasi Gereja dan
masyarakat Katolik untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan
LP3KD; dan
f. melakukan advokasi terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut LP3KD dengan pihak Pemerintah dan swasta.

Pasal 13
Kepengurusan

(1) Kepengurusan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan


Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong
disusun oleh otoritas pimpinan Gereja Kabupaten Rejang Lebong
untuk ditetapkan oleh Bupati dalam masa bakti lima (5) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan
ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-
turut pada jabatan yang sama;

(2) Apabila dalam periode kepengurusan ada pengurus yang


mengundurkan diri, meninggal dunia atau berhalangan tetap, dapat
diangkat pengganti antarwaktu.

BAB V
10
MUSYAWARAH NASIONAL DAN RAPAT
Pasal 14
Musyawarah Nasional

(1) Musyawarah Nasional adalah forum tertinggi organisasi yang


memiliki tugas dan wewenang untuk:
a. Menetapkan/mengubah Statuta LP3KN;
b. Mengevaluasi penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
c. Menetapkan Rencana Kerja LP3K;
d. Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
e. Mengusulkan tempat dan waktu penyelenggaraan
PESPARANI Katolik; dan
f. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.

(2) Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh LP3KN dengan


membentuk kepanitiaan, secepat-cepatnya 6 (enam) bulan atau
selambat-lambatnya 1 tahun setelah PESPARANI Katolik Nasional
dilaksanakan;

(3) Musyawarah Nasional dihadiri oleh:


a. Peserta:
1) Utusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
2) Utusan KWI;
3) Utusan LP3KD Provinsi;
4) Utusan Keuskupan;
5) Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat Katolik;
6) Utusan Pengurus LP3KN;

b. Peninjau (terdiri dari Penasihat dan mereka yang diundang).

(4) Pimpinan Musyawarah Nasional adalah Ketua Umum LP3KN;


(5) Hasil Musyawarah Nasional dirumuskan menjadi ketetapan
Musyawarah Nasional yang bersifat mengikat dan berlaku tetap
sampai dengan adanya perubahan terhadap ketetapan tersebut
pada Musyawarah Nasional berikutnya;

(6) Peserta Musyawarah Nasional memiliki hak bicara dan hak suara
dengan ketentuan satu utusan satu suara, sedangkan Peninjau
hanya memiliki hak bicara.

PASAL 15
MUSYAWARAH DAERAH

(1) Musyawarah Daerah adalah forum tertinggi organisasi tingkat


Kabupaten yang memiliki tugas dan wewenang untuk:

a. Menetapkan/mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LP3KD Kabupaten Rejang Lebong

11
b. Mengevaluasi penyelenggaraan PESPARANI Katolik Tingkat
Daerah;
c. Menetapkan Rencana Kerja LP3KD Kabupaten Rejang Lebong;
d. Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan PESPARANI Katolik
Daerah;
e. Mengusulkan tempat dan waktu penyelenggaraan PESPARANI
Katolik Tingkat Daerah; dan
f. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.

(2) Musyawarah Daerah dilaksanakan oleh LP3KD dengan


membentuk kepanitianan, secepat-cepatnya 6 (enam) bulan
atau selambat-lambatnya 1 tahun setelah PESPARANI Katolik
Daerah dilaksanakan;

(3) Musyawarah Daerah dihadiri oleh:


a. Peserta:
1) Utusan Gereja Katolik setempat;
2) Utusan Pengurus LP3KD;

b. Peninjau (terdiri dari Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat


Katolik, Penasihat LP3KD Provinsi dan mereka yang diundang).

(4) Pimpinan Musyawarah Daerah adalah Ketua Umum LP3KD


Kabupaten Rejang Lebong;

(5) Hasil Musyawarah Daerah dirumuskan menjadi ketetapan


Musyawarah Daerah yang bersifat mengikat dan berlaku tetap
sampai dengan Musyawarah Daerah berikutnya;

(6) Peserta Musyawarah Daerah memiliki hak bicara dan hak suara
dengan ketentuan satu utusan satu suara, sedangkan Peninjau
hanya memiliki hak bicara.

PASAL 16
Kuorum

(1) Sidang-sidang dalam Musyawarah Nasional dan Musyawarah Daerah


dinyatakan kuorum dan dapat mengambil keputusan jika dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah utusan;

(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tidak
terpenuhi maka sidang ditunda paling banyak dua kali dengan selang
waktu 30 menit;

(3) Apabila setelah dua kali penundaan kuorum sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) pasal ini tidak terpenuhi, maka sidang dapat
dilanjutkan dengan persetujuan 2/3 peserta musyawarah yang hadir
dan keputusan yang diambil dianggap sah.

Pasal 17

12
Tata Cara Pengambilan Keputusan

(1) Pengambilan Keputusan membutuhkan kuorum


sebagaimana dimaksud pada pasal 16;
(2) Pengambilan Keputusan dalam musyawarah diusahakan
secara mufakat atas dasar nilai-nilai kekatolikan;
(3) Untuk hal-hal yang dipandang krusial, pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan pemungutan suara dan keputusan yang
diambil dinyatakan sah jika disetujui oleh 50+1 jumlah utusan
yang hadir memenuhi kuorum;
(4) Pengambilan keputusan dapat pula dilakukan dengan
pemungutan suara (voting) berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 18
Rapat Pimpinan Nasional

(1) Rapat pimpinan nasional dilaksanakan sekurang-kurangnya satu


kali selama periode kepengurusan LP3K selambat-lambatnya 3 tahun
setelah pengurus LP3K dilantik;
(2) Rapat pimpinan nasional dipimpin oleh Ketua Umum LP3KN;
(3) Rapat pimpinan Nasional dihadiri oleh:
a. Peserta terdiri dari:
1) Utusan pengurus LP3KN
2) Ketua Umum dan Sekretaris Umum LP3KD Provinsi. Dalam
hal Ketua Umum dan Sekretaris Umum berhalangan, maka
Ketua Umum dapat menunjuk salah satu Ketua dan/atau
salah satu Sekretaris sebagai delegasi;
3) Utusan KWI;
4) Utusan Direktorat Jenderal Bimas Katolik

b. Peninjau, yaitu: mereka yang diundang oleh LP3KN jika


dipandang perlu.

Pasal 19
Rapat Pengurus

(1) Rapat Pengurus adalah forum pengambil keputusan LP3K


dibawah Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan sesuai
tingkatannya;

(2) Rapat Pengurus bertugas dan berwenang untuk:

a. Menetapkan berbagai kebijakan berkaitan dengan


penyelenggaraan tugas dan wewenang pengurus;

b. Mengoordinasikan dan mengevaluasi secara berkala


pelaksanaan program kerja LP3K;
c. Mengevaluasi kinerja pengurus sesuai prinsip
demokratis, transparansi dan akuntabilitas dan;
d. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.

13
(3) Rapat Pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali;
(4) Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum atau salah satu dari
Ketua yang ditunjuk oleh Ketua Umum didampingi Sekretaris
Umum dan Sekretaris I s.d. III.

BAB VI
KEUANGAN DAN ASET/KEKAYAAN
Pasal 20
Keuangan

(1) Biaya kegiatan LP3KN dapat bersumber dari APBN dan/atau


usaha lainnya dan/atau sumbangan lainnya yang tidak mengikat;
(2) Biaya kegiatan LP3KD dapat bersumber dari APBD dan/atau
usaha lainnya dan/atau sumbangan lainnya yang tidak mengikat;
(3) Pembiayaan dan seluruh aktivitas keuangan dilaporkan sesuai
dengan sistem pelaporan standar keuangan kepada semua
pihak sumber pendanaan pada tahun anggaran bersangkutan;
(4) Laporan akhir keuangan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten
Rejang Lebong (LP3KD) sesuai dengan masa bakti kepengurusan;
(5) Minimal 2 (dua) bulan sesudah laporan akhir, pengurus
wajib memberikan pertanggungjawaban perbendaharaan kepada
anggota melalui rapat pengurus.

Pasal 21

(1) Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dilakukan sesuai


prinsip
efisiensi, efektivitas, demokratis, transparansi dan akuntabilitas;
(2) Standar pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan diatur lebih
lanjut dalam ketentuan khusus yang disahkan dalam Musyawarah
dengan memperhatikan ketentuan yang disyaratkan pihak pemberi
dana.

Pasal 22
Aset/Kekayaan

(1) Segala aset/kekayaan yang diperoleh didapatkan oleh dan dari pihak
manapun atas nama dan dalam rangka kegiatan LP3KD merupakan
milik dan berada dalam kuasa penuh LP3KD di bawah pengawasan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;

(2) Aset/kekayaan dimaksud pada Pasal 22 ayat (1) dikelola dalam


tanggung jawab LP3KD, dan dapat dialihkan kepemilikannya hanya atas
persetujuan tertulis Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
14
(3) Standar pengelolaan dan pertanggungjawaban aset/kekayaan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan khusus yang disahkan dalam rapat kerja
dengan memperhatikan peraturan pengelolaan lembaga keagamaan;

(4) Khusus untuk semua aset/kekayaan dalam bentuk hasil karya cipta
seni
di bidang liturgi, yang diperoleh dan didapatkan dari pihak manapun
untuk kepentingan dan atas nama LP3KD sepenuhnya merupakan
milik
dan berada dalam pengelolaan dan kuasa penuh otoritas Gereja Katolik.

BAB VII‘
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 23

(1) LP3KD wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap


kinerja
kelembagaan dan pelaksaaan program kerja secara rutin/berkala dalam
rangka pengendalian kegiatan dan pertanggungjawaban kelembagaan
secara menyeluruh;
(2) Standar pelaksanaan monitoring dan evaluasi diatur lebih lanjut dalam
ketentuan khusus yang disahkan dalam rapat kerja.

BAB VIII
PENYELENGGARAAN PESPARANI KATOLIK
Pasal 24
Pengertian

(1) Pesta Paduan Suara Gerejani yang selanjutnya disingkat


PESPARANI adalah suatu aktivitas seni budaya masyarakat Katolik
dalam bentuk pagelaran dan lomba Musik Liturgi dan nyanyian
dengan tujuan mengembangkan pemahaman, penghayatan
dan pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi
gerejani;

(2) PESPARANI adalah salah satu bentuk kegiatan kerohanian


untuk pengembangan iman yang sekaligus memperhatikan,
menghargai dan mendorong pengembangan seni budaya
bernafaskan keagamaan, sebagaimana dalam Gereja Katolik;

(3) PESPARANI merupakan Pesta Iman dalam bentuk ibadah syukur


dan puji-pujian kepada Allah;

(4) PESPARANI bukanlah ajang kompetisi dimana para peserta


saling menjatuhkan, melainkan terutama mengandung unsur
15
perbandingan mutu menyanyi lagu-lagu, menyanyi mazmur,
membaca Kitab Suci, penguasaan dan pewartaan isi Kitab Suci
serta tradisi dan ajaran Iman Katolik.

Pasal 25
Maksud

(1) Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran beragama,


kehidupan iman dan takwa umat Katolik kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan Iman Katolik serta Pancasila dan UUD
1945 demi suksesnya pembangunan Gereja dan bangsa Indonesia;
(2) Sebagai sarana pembinaan dan peningkatan kesatuan dan
persatuan serta kerja sama interen umat Katolik dan antarumat
Katolik dan masyarakat;
(3) Sebagai sarana ibadah bersama, baik dalam arti menyanyikan lagu
rohani dan mazmur maupun membacakan Kitab Suci, membawakan
khotbah, serta menampilkan tari-tarian yang liturgis.

Pasal 26
Tujuan

(1) Memuliakan Tuhan dengan menyanyikan mazmur dan madah pujian.


(2) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni dan budaya
daerah sebagai unsur inkulturasi dalam Musik Liturgi;
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi umat di
seluruh wilayah dalam menyemarakkan upacara liturgi;
(4) Meningkatkan persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan
kesatuan, kerja sama, solidaritas dan semangat pengorbanan dari
umat Katolik;
(5) Meningkatkan pengalaman, pengetahuan dan penghayatan iman
Katolik dan takwa kepada Tuhan;
(6) Memperkuat upaya katekese umat;
(7) Melestarikan dan mengembangkan Musik Liturgi Gereja Katolik
Universal.

Pasal 27
Waktu dan Tempat Penyelenggaraan

(1) Waktu dan tempat penyelenggaraan Pesparani Daerah ditentukan


oleh musyawarah daerah dan ditetapkan oleh Menteri Agama
setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan oleh otoritas
gereja Katolik;

(2) PESPARANI Daerah diselenggarakan secara berkala setiap tiga


tahun.

16
Pasal 28
Kepanitiaan

(1) Panitia Pelaksana PESPARANI Katolik Daerah dibentuk oleh LP3KD;


(2) Panitia melaksanakan PESPARANI Katolik Daerah sesuai
dengan pedoman pelaksanaan PESPARANI Katolik;
(3) Panitia wajib mempertanggungjawabkan hasil
penyelenggaraan PESPARANI Katolik Daerah paling lambat 60 (enam
puluh) hari setelah pelaksanaan.

BAB IX
Amandemen
Pasal 29
Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Musyawarah Daerah yang
diajukan secara sah dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah anggota yang memiliki hak suara.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 30

(1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan, keputusan rapat
anggota dan atau rapat pengurus yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.

(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Curup
Tanggal 29 Agustus 2023

Pastur Paroki St. Ketua DPP Ketua Umum LP3KD


Stephanus Martir Curup

Anselmus Ola Soni, PR A. Sri Joko Purnomo Roberto Sihombing, S.Kom

17
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 1
Dasar

Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan pasal 30 ayat 1 dari


Anggaran Dasar Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan
Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten Rejang Lebong.

Pasal 2
Rapat Pleno
(1) Diselenggarakan oleh Pengurus LP3KD Kab. Rejang Lebong dan
dihadiri oleh seluruh Pengurus LP3KD Kab. Rejang Lebong
(2) Diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan sekali
(3) Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan
kegiatan organisasi

Pasal 3
Amandemen
Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah oleh Musyawarah
melalui pengajuan mosi secara sah dan disetujui oleh lebih dari
setengah jumlah suara yang masuk.

Pasal 4
Penutup
(1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini
akan diatur dalam Peraturan-peraturan, dan keputusan rapat
pengurus.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Curup
Tanggal 29 Agustus 2023

Pastur Paroki St. Ketua DPP Ketua Umum LP3KD


Stephanus Martir Curup

Anselmus Ola Soni, PR A. Sri Joko Purnomo Roberto Sihombing, S.Kom

18

Anda mungkin juga menyukai