Anda di halaman 1dari 15

STATUTA

LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN


PESPARANI KATOLIK NASIONAL (LP3KN)

PEMBUKAAN
Bahwa Gereja Katolik merupakan Lembaga Agama yang diakui secara resmi oleh Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari aslinya memiliki kebebasan dalam mengembangkan
kehidupan keagamaan masyarakat Katolik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia, dan sejalan dengan itu diberi kesempatan untuk menyelenggarakan
pembinaan dan pengembangan aktivitas kehidupan beragama melalui Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional.
Aktivitas kehidupan beragama itu sangat kaya dan menjadi bagian dari interaksi sosial
kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia demi memupuk
kebersamaan dan kerukunan hidup beragama dalam kemajemukan bangsa. Aktivitas itu terdiri
dari tradisi, kebiasaan dan ekspresi kehidupan beragama Katolik, antara lain musik dan nyanyian
liturgi yang dalam lingkungan Gereja Katolik telah berkembang berabad-abad, berakar dari
budaya bangsa-bangsa yang dirumuskan dalam bentuk sajak, mazmur, nyanyian rohani, dan
kidung pujian1. Perkembangan musik dan nyanyian Liturgi mencapai puncaknya ketika didukung
Paus dan para Uskup serta komponis-komponis besar dalam sejarah, dan diakui mewarnai
perkembangan seni musik universal.
Tradisi musik dan nyanyian liturgi dimaksud merupakan kekayaan Gereja Katolik
Universal yang tinggi nilainya, terutama karena nyanyian-nyanyian kudus dapat
mengungkapkan doa dan pujian secara lebih semarak, memupuk kesatuan umat, dan
memperkaya upacara kudus dengan kemeriahan yang lebih agung, sehingga merupakan
bagian mutlak dan integral dari perayaan Liturgi Suci.
Gereja Katolik mengakui, memelihara dan berusaha mengembangkan semua bentuk
kesenian sejati dan memasukkannya ke dalam Ibadat Ilahi2 dan mengajak para seniman agar
hendaknya diresapi semangat Kristiani dan merasa diri terpanggil untuk mengolah musik suci
dan menambah perbendaharaannya, serta lagu-lagu yang benar-benar menampilkan ciri musik
suci untuk dinyanyikan oleh paduan suara dalam perayaan-perayaan Liturgi3.
Pelestarian dan pengembangan musik dan nyanyian liturgi perlu diarahkan bagi
pembinaan iman umat untuk menjadikan kehidupan bersama sungguh-sungguh sebagai
perwujudan Liturgi yang hidup dalam kesemarakannya didasari penghayatan nilai-nilai
Kristiani dan panggilan kerasulan secara luas, agar Warta Ilahi tentang keselamatan dan cinta
kasih dikenal dan diterima serta semakin menjangkau semua orang dari segala zaman di seluruh
dunia dengan cara yang menggembirakan4.

1
Lih. I Raj,4:32; Kel,15:2; I Taw,16:9; Yes,12:5; Mzm,7:18; 47:7; 95:2; 98:4; bdk.Kis,16:25; Kol,3:16;
Mat,11:17; Mrk,14:26.
2
Lih. Konsitusi tentang Liturgi Suci, Artikel 112-114.
3
Lih. Konstitusi tentang Liturgi Suci, Artikel 116, 118, 119, 121.
4
Bdk. Dekrit tentang Kerasulan Suci, Artikel 2-3; KHK.204,208-214,228.
Musik dan nyanyian liturgi Gereja perlu dilestarikan dan dikembangkan pula dalam
semangat inkulturatif sesuai kekayaan khasanah budaya lokal dengan melibatkan dan
memberdayakan secara luas dan terorganisir segenap potensi umat dalam keberagamaannya,
sehingga menjadikannya sebagai perwujudan iman secara lebih nyata.
Sejalan dengan pengembangan liturgi perlu ditingkatkan pula kecintaan kepada Kitab
Suci seperti ditunjukkan oleh tradisi luhur ritus Timur maupun Barat, sebab dari Kitab Suci-
lah dikutip bacaan-bacaan serta mazmur-mazmur yang dinyanyikan dan karena ilham dan
jiwa Kitab Suci-lah dilambungkan permohanan, doa-doa dan madah-madah Liturgi5.
Harapan untuk mengembangkan musik dan nyanyian liturgi yang didukung dengan
kecintaan kepada Kitab Suci, perlu diwujudkan melalui program PESPARANI dan kegiatan
utama lainnya yang tanggungjawab pengelolaannya diemban oleh Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN), sebagai wadah yang melembaga
dan berasal dari masyarakat Katolik dalam kerjasama dengan Pemerintah (dalam hal ini
Kementerian Agama Republik Indonesia), Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Keuskupan-Keuskupan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kehadiran lembaga ini dipandang perlu untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Gereja Katolik Indonesia.

BAB I
NAMA, AZAS, PRINSIP DAN SIFAT

Pasal 1
Nama
Nama lembaga ini adalah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani (PESPARANI) Katolik Nasional, disingkat LP3KN.

Pasal 2
Azas
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional berazas pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
dijiwai oleh Iman Katolik.

Pasal 3
Prinsip
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional berpegang pada:
(1) Prinsip Misioner yaitu prinsip yang menekankan tentang pewartaan, karya kerasulan, dan
tugas perutusan serta pelayanan iman demi pengembangan kehidupan beragama
masyarakat Katolik;

5
Lih. Konstitusi Tentang Liturgi Suci, Artikel 24.
(2) Prinsip Partisipatif yaitu prinsip yang menekankan keterlibatan, peran aktif dan
kerjasama yang baik di antara seluruh komponen umat maupun dengan pimpinan Gereja,
Pemerintah serta masyarakat;
(3) Prinsip Inkulturatif yaitu prinsip yang menekankan pengembangan khasana kekayaan
seni-budaya daerah dalam liturgi Gereja;
(4) Prinsip Pemberdayaan yaitu prinsip yang menekankan penggalian dan penguatan potensi
diri umat untuk terlibat secara proaktif dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat;
(5) Prinsip Subsidiaritas yaitu prinsip yang menekankan penghargaan tiap subyek sesuai
tingkatan dan potensi masing-masing dalam mengelola secara mandiri berbagai aktivitas,
demi menjamin pengembangan tatanan kehidupan bersama secara sehat dan wajar;
(6) Prinsip Efisiensi yaitu prinsip yang menekankan pemanfaatan biaya, waktu dan tenaga
yang seminimun mungkin tetapi yang memberi hasil atau output yang semaksimal
mungkin;
(7) Prinsip Efektivitas yaitu prinsip yang menekankan pencapaian tujuan yang ditetapkan,
baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun sasaran jangka pendek
sesuai visi, misi, kebijakan dan program yang ditetapkan;
(8) Prinsip Demokratis yaitu prinsip yang menekankan penghargaan terhadap hak dan
keterlibatan segenap perwakilan, elemen atau individu untuk bersuara dan terlibat dalam
pengambilan keputusan sejak tahap perumusan, implementasi hingga evaluasi;
(9) Prinsip Transparansi yaitu prinsip yang menekankan adanya keterbukaan informasi
dalam penentuan kebijakan, pengelolaan kegiatan, khususnya keuangan, serta terbukanya
peluang adanya audit oleh lembaga yang independen;
(10) Prinsip Akuntabilitas yaitu prinsip yang menekankan bahwa segala kebijakan dan
aktivitas harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional kepada segenap
pemangku kepentingan (stake holders) terkait maupun kepada publik.

Pasal 4
Sifat
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional bersifat kegerejaan.

BAB II
VISI, MISI, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 5
Visi:
Terwujudnya Seni Budaya Gerejani Yang Hidup
Dalam Kehidupan Menggereja, Bermasyarakat dan Bernegara

Pasal 6
Misi
(1) Menggali, mengembangkan, dan melestarikan kekayaan seni budaya gerejani beserta
kandungan nilai-nilai spiritualitasnya dalam perpaduan dengan kekayaan seni budaya
lokal, sebagai bagian dari kekayaan iman yang perlu terus diwarisi dan dikembangkan
Gereja.
(2) Menggiatkan partisipasi umat dalam menyemarakkan seni budaya dan liturgi Gereja
yang bertumpu pada warisan tradisi budaya gerejani dan musik Liturgi dan
pengembangan Liturgi yang bersifat inkulturatif.
(3) Menggiatkan kecintaan Umat terhadap Kitab Suci dan Tradisi Gereja dalam rangka
meningkatkan pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran resmi sebagai penuntun
hidup.
(4) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan Umat dalam kehidupan menggereja dan
bermasyarakat dengan kesadaran baru akan pentingnya mewujudkan kehidupan bersama
yang sungguh-sungguh sebagai bentuk liturgi yang hidup bagi kemuliaan Allah dan
sebagai pemenuhan tanggung jawab kerasulan Gereja dalam kehidupan bermasyarakat.

Pasal 7
Maksud
(1) Mengorganisir penyelenggaraan PESPARANI Katolik Nasional sebagai wujud
kerjasama antar Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, KWI dan Keuskupan-Keuskupan di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka pembinaan iman
masyarakat Katolik.
(2) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi umat dalam
rangka penguatan kehidupan menggereja dan perwujudan panggilan kerasulan dalam
kehidupan bermasyarakat dan menegara.
(3) Menggali kekayaan seni budaya lokal bagi pengembangan seni budaya dan liturgi yang
inkulturatif Gereja Katolik Indonesia.

Pasal 8
Tujuan
(1) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni budaya daerah pada khususnya dan seni
budaya bangsa Indonesia pada umumnya sebagai unsur inkulturasi dalam liturgi Gereja
Katolik maupun sebagai sarana pengembangan dan pelestarian seni budaya lokal maupun
nasional.
(2) Memupuk kecintaan terhadap Kitab Suci dikalangan umat, khususnya kaum muda dalam
memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam Liturgi dan panggilan hidup sebagai umat
beriman dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi masyarakat Katolik dalam
mengungkapkan, mewartakan, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai iman dan
keagamaan serta seni dan budaya yang dimiliki, dialami, diketahui dan dihayati untuk
menyemarakkan upacara-upacara liturgi dengan menggiatkan para penyanyi, penari serta
pewarta, baik secara perorangan maupun kelompok.
(4) Meningkatkan kualitas komunitas gerejani, terutama dalam hal persaudaraan,
keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerjasama, solidaritas dan semangat pengorbanan
dari masyarakat Katolik, agar dapat mewujudkan diri dan perannya dengan baik dalam
kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
(5) Meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya liturgi Gereja Katolik Universal
sebagai bagian dari kebanggaan iman dan warisan luhur yang perlu dilestarikan dalam
menyemarakkan kehidupan menggereja dan mendukung pengembangan nilai-nilai
peradaban dalam hidup bermasyarakat.

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 9
Kedudukan
(1) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
(2) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional tidak mensubordinasi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
melainkan dalam hubungan koordinatif.

Pasal 10
Tugas dan Fungsi
(1) LP3KN mempunyai tugas menyelenggarakan PESPARANI Nasional dan membina
LP3K Daerah;
(2) LP3KN menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan visi, misi dan ketentuan pelaksanaan pengembangan serta peningkatan
kualitas musik gerejani dan paduan suara gerejani;
b. Pelayanan dan bimbingan kepada LP3K Daerah di bidang musik gerejani, lomba
cipta lagu gerejani, kursus/penataran, pembinaan musisi liturgis, dirigen dan paduan
suara gerejani;
c. Penerapan musik dan lagu-lagu gerejani sebagai sarana untuk memuji Tuhan dan
memupuk rasa persaudaraan sebagai ungkapan kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
d. Pengoordinasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan
program;
e. Pelaksanaan hubungan dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, lembaga gereja dan
instansi lainnya;
f. Penyelenggaraan administrasi dan informasi;
g. Mengorganisir segenap kegiatan kelembagaan dengan berpedoman pada Statuta,
Keputusan Musyawarah dan Rapat Kerja LP3KN;
h. Mengorganisir penyelenggarakan PESPARANI Katolik Nasional dengan menjalin
komunikasi dan kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, KWI,
Keuskupan-Keuskupan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan;
i. Menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan dalam mendukung pemberdayaan dan
peningkatan partisipasi umat di bidang seni budaya gerejani dan peningkatan
pemahanan mengenai Kitab Suci;
j. Mendorong upaya pengembangan kekayaan seni budaya dalam rangka memperkaya
khasanah seni budaya gerejani;
k. Menyelenggarakan Musyawarah dan Rapat Kerja dalam rangka mengevaluasi dan
memantapkan pelaksanaan kegiatan kelembagaan LP3KN; dan
l. Menjalin komunikasi dan kerjasama yang sinergis dengan berbagai lembaga terkait
dalam rangka pelaksanaan segenap kegiatan LP3KN.

BAB IV
KEORGANISASIAN

Pasal 11
Pembentukan
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI)
Katolik Nasional dibentuk oleh masyarakat Katolik dan disahkan oleh Menteri Agama.

Pasal 12
Struktur
(1) Struktur Kelembagaan LP3KN didasarkan pada Peraturan Menteri Agama Nomor 35
Tahun 2016 terdiri dari:
a. Pengarah;
b. Penasehat;
c. Ketua Umum;
d. Ketua I;
e. Ketua II;
f. Ketua III;
g. Sekretaris Umum;
h. Sekretaris I;
i. Sekretaris II;
j. Sekretaris III;
k. Bendahara Umum;
l. Bendahara I;
m. Bendahara II; dan
n. Bidang-bidang terdiri dari:
1) Bidang Penyelenggara;
2) Bidang Lomba Cipta Lagu-Lagu Gerejani;
3) Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan lagu Gerejani;
4) Bidang Pendanaan;
5) Bidang Verivikasi dan Pengawasan;
6) Bidang Penelitian dan Pengembangan; dan
7) Bidang Hubungan Masyarakat.
(2) Pengarah terdiri dari Menteri Agama RI dan Ketua KWI yang dipandang dapat
memberikan arahan terhadap organisasi LP3KN dan seluruh pengurus LP3KN demi
tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KN. Pengarah bertugas
memberikan arahan terhadap organisasi LP3KN dan seluruh pengurus LP3KN demi
tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KN.
(3) Penasehat terdiri dari tokoh umat katolik dan atau tokoh lintas agama yang dipandang
dapat memberi nasehat/pertimbangan dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Penasehat bertugas memberi petunjuk dan nasehat bagi pengurus untuk pencapaian
tujuan dan kinerja organisasi, baik diminta atau tidak diminta.
(4) Ketua Umum yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam mengemban kerjasama antara pemerintah dan Gereja serta
berbagai pihak lain dan mampu mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Umum mempunyai tugas memimpin
organisasi LP3KN; mengusulkan pembentukan kepanitiaan; dan menggerakkan semua
potensi organisasi dan lembaga keagamaan Katolik serta masyarakat Katolik untuk
terselenggaranya PESPARANI.
(5) Ketua I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua I mempunyai
tugas membantu Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Penyelenggaraan; mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Lomba Cipta Lagu-Lagu
Gerejani; dan menjalin hubungan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
(6) Ketua II yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua II mempunyai
tugas membantu Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Pendanaan; mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Verifikasi dan Pengawasan;
dan menjalin hubungan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan
tugasnya.
(7) Ketua III yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan
terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai penugasan dan bidang koordinasi
masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua III mempunyai
tugas membantu Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Penelitian dan Pengembangan; mengoordinasikan pelaksanaan tugas bidang
pendidikan/kursus/pelatihan bidang musik dan lagu gerejani; dan menjalin hubungan
kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan tugasnya.
(8) Sekretaris Umum yaitu warga Gereja Katolik, berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggungjawab konseptual/administratif
dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris Umum mempunyai tugas
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugas; memimpin sekretariat LP3KN;
mengoordinasikan bidang-bidang ketatausahaan; melaksanakan pengawasan di bidang
administrasi; dan menjalin hubungan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
(9) Sekretaris I yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris I
mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas;
melaksanakan ketatausahaan (surat-menyurat) dan kearsipan; mempersiapkan rapat serta
notulen/resume rapat; menyelenggarakan tugas kesekretariatan; mendukung
fasilitas/administratif Bidang Penyelenggara; mendukung fasilitas/administratif Bidang
Lomba Cipta Lagu; mendukung fasilitas/administratif Bidang
Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani; dan menjalin hubungan
kerjasama dengan instansi/lembaga terkait.
(10) Sekretaris II yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris II
mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas; mendukung
fasilitas/administratif Bidang Pendanaan; mendukung fasilitas/administratif Bidang
Verifikasi dan Pengawasan; dan menjalin hubungan kerjasama dengan instansi/lembaga
terkait.
(11) Sekretaris III yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai pembagian tugas dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris III
mempunyai tugas membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas; mendukung
fasilitas/administratif Bidang Penelitiandan Pengembangan; mendukung
fasilitas/administratif Bidang Hubungan Masyarakat; dan menjalin hubungan kerjasama
dengan instansi/lembaga terkait.
(12) Bendahara Umum yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai
mampu dan terpercaya dalam mengelolah keuangan secara bertanggungjawab dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Bendahara Umum mempunyai tugas
bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran dana; melakukan pembayaran atas
pengeluaran dana; dan menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran dana.
(13) Bendahara I yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam membantu Bendahara Umum sesuai pembagian tugas dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Bendahara I mempunyai tugas membantu bendahara umum dalam hal melakukan
pencatatan dan pembukuan seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan
dengan operasional organisasi LP3KN; dan melakukan pencatatan dan pembukuan
seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan dengan kegiatan penelitian,
kursus, dan pelatihan.
(14) Bendahara II yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu
dan terpercaya dalam membantu Bendahara Umum sesuai pembagian tugas dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Bendahara II mempunyai tugas membantu Bendahara Umum dalam melaksanakan tugas;
dan melakukan pencatatan dan pembukuan seluruh penerimaan dan pengeluaran dana
yang berkaitan dengan pelaksanaan lomba cipta lagu dan PESPARANI.
(15) Ketua Bidang Penyelenggara yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai
bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang
Penyelenggara mempunyai tugas:
a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan PESPARANI;
b. melaksanakan sertifikasi/kriteria juri dalam kerjasama dengan lembaga musik
gerejani;
c. menentukan dan menetapkan dewan juri;
d. menyelenggarakan festival PESPARANI;
e. bekerjasama dengan panitia penyelenggaraan;
f. menyusun program kerja penyelenggaraan;
g. merencanakan jenis dan bentuk kegiatan PESPARANI baik persiapan maupun
penyelenggaraan;
h. mendokumentasikan lagu-lagu gerejani sesuai dengan kaidah-kaidah liturgi Gereja
Katolik untuk berbagai keperluan Gereja;
i. mengusulkan instansi Pemerintah/swasta dan perorangan untuk menerima
penghargaan atas partisipasinya bagi kemajuan PESPARANI;
j. mempersiapkan dan melaksanakan musyawarah nasional;
k. menghadiri dan memantau pelaksanaan musyawarah daerah; dan
l. melayani permintaan LP3K Daerah yang membutuhkan pembinaan dan juri pada
PESPARANI Daerah.
(16) Ketua Bidang Lomba Cipta Lagu-lagu Gerejani yaitu warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Ketua Bidang Lomba Cipta Lagu-lagu Gerejani mempunyai tugas:
a. memotivasi umat dan komponis Katolik untuk menciptakan lagu-lagu liturgi
gerejani untuk berbagai jenis nuansa musik gerajani (klasik, lokal/daerah dan lain-
lain);
b. menentukan dan menetapkan lagu wajib dan lagu pilihan setiap penyelenggaraan
PESPARANI;
c. mengembangkan kerja sama dengan paduan-paduan suara Gereja, dirigen, musisi
dan komponis Katolik; dan
d. menetapkan dewan penilai sayembara/lomba cipta lagu-lagu gerejani.
(17) Ketua Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani yaitu warga Gereja
Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban
tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi
LP3KN. Ketua Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani
mempunyai tugas:
a. mempersiapkan dan melaksanakan pendidikan/kursus/pelatihan musik dan lagu
gerejani dalam kerjasama dengan lembaga musik gerejani;
b. membantu pembinaan paduan suara dan pemazmur gereja;
c. menata jadwal dan penyelenggaraan pembinaan paduan suara, musisi dan dirigen;
dan
d. menyediakan literatur musik dan sarana yang dibutuhkan.
(18) Ketua Bidang Pendanaan yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai
bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Pendanaan
mempunyai tugas:
a. bertanggungjawab atas tersedianya dana dalam rangka pelaksanaan program
LP3KN, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
b. menyusun langkah strategis pencarian dana;
c. mengusulkan pembentukan satuan tugas atau tim pengumpul dana; dan
d. menggerakkan berbagai pihak yang dapat diharapkan dalam mendukung pendanaan
LP3KN.
(19) Ketua Bidang Verifikasi dan Pengawasan yaitu warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Ketua Bidang Verifikasi dan Pengawasan mempunyai tugas:
a. memberikan petunjuk tentang tata cara pencatatan dan pembukuan keuangan
LP3KN;
b. mengadakan pemeriksaan dan audit dana yang masuk dan keluar dengan bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan; dan
c. menyusun laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan keuangan.
(20) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan yaitu warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas:
a. menyusun proposal penelitian dalam rangka pengembangan PESPARANI;
b. menyusun instrumen, metodologi dan bahan-bahan penelitian;
c. melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan
PESPARANI;
d. mendokumentasikan dan mensosialisasikan/mempublikasikan hasil penelitian; dan
e. mempersiapkan dan melaksanakan seminar dan lokakarya PESPARANI.
(21) Ketua Bidang Hubungan Masyarakat yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian
baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab
sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang
Hubungan Masyarakat mempunyai tugas:
a. menyelenggarakan dan membina hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta;
b. mempersiapkan bahan-bahan press-release, expose, brosur, booklet, leaflet dalam
rangka sosialisasi LP3KN;
c. mempersiapkan publikasi melalui media cetak dan elektronik;
d. menggalang pengerahan massa dalam setiap kegiatan LP3KN;
e. menggalang kerjasama dan partisipasi Gereja dan masyarakat Katolik untuk
mensukseskan kegiatan-kegiatan LP3KN; dan
f. melakukan advokasi terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut LP3KN dengan
pihak pemerintah dan swasta.
Pasal 13
Kepengurusan
(1) Kepengurusan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Nasional disusun oleh Konferensi Waligereja Indonesia dan
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik untuk ditetapkan oleh Menteri
Agama dalam masa bakti lima (5) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan
berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-
turut pada jabatan yang sama.
(2) Apabila dalam periode kepengurusan ada pengurus yang mengundurkan diri, meninggal
dunia atau berhalangan tetap, dapat diangkat pengganti antar waktu.

BAB V
MUSYAWARAH NASIONAL DAN RAPAT

Pasal 14
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional adalah forum tertinggi organisasi yang memiliki tugas dan
wewenang untuk:
a. Menetapkan/mengubah Statuta LP3KN.
b. Mengevaluasi penyelenggaraan PESPARANI tingkat nasional.
c. Menetapkan Rencana Kerja LP3KN.
d. Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan PESPARANI Nasional.
e. Mengusulkan tempat dan waktu penyelenggaraan PESPARANI tingkat nasional.
f. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.
(2) Musyawarah Nasional dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan PESPARANI Nasional
setiap 3 (tiga) tahun dilaksanakan oleh LP3KN dengan membentuk kepanitiaan.
(3) Musyawarah Nasional dihadiri oleh:
a. Peserta:
1) Utusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
2) Utusan KWI;
3) Utusan LP3KD Provinsi;
4) Utusan Keuskupan;
5) Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat Katolik;
6) Utusan Pengurus LP3KN;
b. Peninjau (terdiri dari penasehat dan mereka yang diundang).
(4) Pimpinan Musyawarah Nasional adalah Ketua Umum LP3KN.
(5) Hasil Musyawarah Nasional dirumuskan menjadi ketetapan Musyawarah Nasional yang
bersifat mengikat dan berlaku tetap sampai dengan Musyawarah Nasional berikutnya.
(6) Peserta Musyawarah Nasional memiliki hak bicara dan hak suara sedangkan Peninjau
hanya memiliki hak bicara.
Pasal 15
Rapat Kerja
(1) Rapat Kerja adalah forum pengambil keputusan di bawah Musyawarah.
(2) Rapat Kerja bertugas dan berwewenang untuk:
a. Menetapkan kebijakan dalam rangka penjabaran berbagai keputusan Musyawarah.
b. Mengevaluasi dan menetapkan Program Kerja Tahunan.
c. Menetapkan langkah-langkah persiapan penyelenggaraan PESPARANI Nasional.
d. Menetapkan keputusan lain.
(3) Rapat Kerja dilaksanakan setiap tahun.
(4) Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Umum LP3KN.
(5) Rapat Kerja dihadiri oleh:
a. Peserta terdiri dari:
1) Utusan Pengurus LP3KN
2) Utusan LP3KD Provinsi
3) Utusan Direktorat Jenderal Bimas Katolik
4) Utusan KWI
b. Peninjau: yaitu mereka yang diundang oleh LP3KN jika dipandang perlu.
(6) Peserta Rapat kerja memiliki hak bicara dan hak suara sedangkan Peninjau hanya
memiliki hak bicara.

Pasal 16
Rapat Pengurus
(1) Rapat Pengurus adalah forum pengambil keputusan LP3KN di bawah Musyawarah
Nasional dan Rapat Kerja sesuai tingkatannya.
(2) Rapat Pengurus bertugas dan berwenang untuk:
a. Menetapkan berbagai kebijakan berkaitan dengan penyelenggaraan tugas dan
wewenang pengurus.
b. Mengkoordinir dan mengevaluasi secara berkala pelaksanaan program kerja
LP3KN.
c. Mengevaluasi kinerja pengurus sesuai prinsip demokratis, transparansi dan
akuntabilitas.
d. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.
(3) Rapat Pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
(4) Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum atau salah satu dari Ketua yang ditunjuk
oleh Ketua Umum didampingi Sekretaris Umum dan dari Sekretaris I s.d. III.

BAB VI
KEUANGAN DAN ASET/KEKAYAAN

Keuangan
Pasal 17
(1) Biaya kegiatan LP3KN dapat bersumber dari APBN dan/atau usaha lainnya dan/atau
sumbangan lainnya yang tidak mengikat.
(2) Pembiayaan dan seluruh aktivitas keuangan dilaporkan sesuai dengan sistem pelaporan
standar keuangan kepada semua pihak sumber pendanaan pada tahun anggaran
bersangkutan.
(3) Laporan akhir keuangan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani (PESPARANI) Katolik Nasional (LP3KN) sesuai dengan masa bakti
kepengurusan.
(4) Minimal 2 (dua) bulan sesudah laporan akhir, pengurus wajib memberikan
pertanggungjawaban perbendaharaan kepada anggota melalui rapat pengurus.

Pasal 18
(1) Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dilakukan sesuai prinsip efisiensi,
efektivitas, demokratis, transparansi dan akuntabilitas.
(2) Standar pengelolaan dan pertanggungan-jawaban keuangan diatur lebih lanjut dalam
ketentuan khusus yang disahkan dalam Musyawarah dengan memperhatikan ketentuan
yang disyaratakan pihak pemberi dana.

Pasal 19
Aset/Kekayaan
(1) Segala aset/kekayaan yang diperoleh didapatkan oleh dan dari pihak manapun atas nama
dan dalam rangka kegiatan LP3KN merupakan milik dan berada dalam kuasa penuh
LP3KN di bawah pengawasan Direktur Jenderal Bimas Katolik. (catatan: perlu diatur
lebih rigid dalam petunjuk teknis)
(2) Aset/kekayaan dimaksud pada ayat (1) Pasal 19 dikelola dalam tanggung jawab LP3KN,
dan dapat dialihkan kepemilikannya hanya atas persetujuan tertulis Direktur Jenderal
Bimas Katolik.
(3) Standar pengelolaan dan pertanggungan-jawaban aset/kekayaan diatur lebih lanjut dalam
ketentuan khusus yang disahkan dalam rapat kerja dengan memperhatikan peraturan
pengelolaan lembaga keagamaan.

BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 20
(1) LP3KN wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja kelembagaan dan
pelaksaaan program kerja secara rutin/berkala dalam rangka pengendalian kegiatan dan
pertanggungjawaban kelembagaan secara menyeluruh.
(2) Standar pelaksanaan monitoring dan evaluasi diatur lebih lanjut dalam ketentuan khusus
yang disahkan dalam rapat kerja.
BAB VIII
PENYELENGGARAAN PESPARANI

Pasal 21
Pengertian
(1) Pesta Paduan Suara Gerejani yang selanjutnya disingkat PESPARANI adalah suatu
aktivitas seni budaya masyarakat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik
liturgi dan nyanyian dengan tujuan mengembangkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi gerejani.
(2) PESPARANI adalah salah satu bentuk kegiatan kerohanian untuk pengembangan iman
yang sekaligus memperhatikan, menghargai dan mendorong pengembangan seni budaya
bernafaskan keagamaan, sebagaimana dalam Gereja Katolik.
(3) PESPARANI merupakan Pesta Iman dalam bentuk ibadah syukur dan puji-pujian kepada
Allah.
(4) PESPARANI bukanlah ajang kompetisi dimana para peserta saling menjatuhkan,
melainkan terutama mengandung unsur perbandingan mutu menyanyi lagu-lagu,
menyanyi mazmur, membaca Kitab Suci, penguasaan dan pewartaan isi Kitab Suci serta
tradisi dan ajaran Iman Katolik.

Pasal 22
Maksud
(1) Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran beragama, kehidupan iman dan takwa
umat katolik kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan Iman Katolik serta Pancasila
dan UUD 1945 demi suksesnya pembangunan Gereja dan bangsa Indonesia.
(2) Sebagai sarana pembinaan dan peningkatan kesatuan dan persatuan serta kerjasama
intern umat Katolik dan antar umat Katolik dan masyarakat.
(3) Sebagai sarana ibadah bersama, baik dalam arti menyanyikan lagu-lagu rohani dan
mazmur maupun membacakan Kitab Suci, membawakan khotbah, serta menampilkan
tari-tarian yang liturgis.

Pasal 23
Tujuan
(1) Memuliakan Tuhan dengan menyanyikan mazmur dan madah pujian.
(2) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni dan budaya daerah sebagai unsur
inkulturasi dalam musik liturgi.
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi umat di seluruh wilayah dalam
menyemarakkan upacara-upacara liturgi.
(4) Meningkatkan persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerja sama,
solidaritas dan semangat pengorbanan dari umat Katolik.
(5) Meningkatkan pengalaman, pengetahuan dan penghayatan iman katolik dan taqwa
kepada Tuhan.
(6) Memperkuat upaya katekese umat.
(7) Melestarikan dan mengembangkan musik liturgi Gereja Katolik Universal.
Pasal 24
Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
(1) PESPARANI diselenggarakan secara berkala setiap 3 tahun.
(2) Waktu dan tempat penyelenggaraan PESPARANI Nasional ditentukan oleh Musyawarah
Nasional dan ditetapkan oleh Menteri Agama.

Pasal 25
Kepanitiaan
(1) Panitia Pelaksana PESPARANI Nasional dibentuk oleh LP3KN dan disahkan oleh
Menteri Agama.
(2) Pengajuan pengesahan kepanitiaan dilakukan selambat-lambatnya 18 (delapan belas)
bulan sebelum penyelenggaraan PESPARANI Nasional.
(3) Panitia melaksanakan PESPARANI Nasional sesuai dengan pedoman pelaksanaan
PESPARANI.
(4) Panitia wajib mempertanggungjawabkan hasil penyelenggaraan PESPARANI Nasional
paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah pelaksanaan.

BAB IX
PENUTUP

Pasal 26
(1) Hal-hal yang sudah ditetapkan dan tidak bertentangan dengan Statuta ini tetap berlaku
hingga diadakan penyesuaian sesuai ketentuan dalam Statuta ini.
(2) Statuta ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : ………………
Pada tanggal : ………………
Pukul : ………………

MUSYAWARAH NASIONAL
LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN
SUARA GEREJANI (PESPARANI) KATOLIK NASIONAL (LP3KN)

Pimpinan,

Ketua, Sekretaris,

RD. Guido Suprapto ………………………

Anda mungkin juga menyukai