Proposal Penelitian
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
Fabhironia Lucy Da Costa Latu Rego Fernandes
22164911A
Kepada
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Febrianasari (2018), salah satu bakteri penyebab infeksi adalah Staphylococcus
aureus. Bakteri ini merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia.
Staphyloccocus aureus merupakan bakteri Gram positif yang hidup sebagai flora normal di
dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus
(Nurwahdaniati 2014). Bakteri Staphyloccocus aureus dapat menyebabkan beberapa penyakit,
yaitu penyakit kulit seperti impetigo, paronikia, abses, selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan
sendi dapat menyebabkan osteomyelitis dan arthritis septik , menyebabkan pneumonia pada
organ pernapasan, dan menyebabkan endocarditis infektif pada organ kardiovaskular (Locket et
al 2012).
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat merupakan cara alternatif untuk mencegah dan
mengobati penyakit karena dianggap tidak menimbulkan banyak efek samping, selain itu dapat
mengurangi tingkat resistensi terhadap antibiotik. Peningkatan resistensi bakteri terhadap
antibiotik memberi peluang besar untuk mendapatkan senyawa antibakteri dengan
memanfaatkan senyawa bioaktif sebagai hasil metabolisme sekunder dari kekayaan
keanekaragaman hayati (Savitri et al 2018).
Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah tanaman kelor (Moringa oleifera L).
Tanaman kelor telah digunakan untuk mengatasi malnutrisi terutama untuk balita dan ibu
menyusui. Daun tanaman kelor dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak, atau disimpan
dalam bentuk tepung selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tanpa terjadi kehilangan nilai
gizi. Proses pengolahan daun kelor menjadi tepung akan dapat meningkatkan nilai kalori,
kandungan protein, kalsium, zat besi dan vitamin A. Hal ini disebabkan karena pada saat proses
pengolahan daun kelor menjadi tepung akan terjadi pengurangan kadar air yang terdapat dalam
daun kelor (Dewi et al 2016). Tanaman kelor mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid,
saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Busani et al 2012).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Savitri et al (2018), ekstrak etanol daun kelor
memiliki diameter zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi
80% sebesar 14,02 mm, 60% sebesar 12,03 mm, 40% sebesar 9,00 mm, 20% sebesar 7,98 mm.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksinasi dari daun kelor (Moringa oleifera L) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi dan dilusi.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah dalam upaya pengembangan obat
tradisional, khususnya di bidang farmasi, dapat memanfaatkan daun kelor (Moringa oleiferaL)
untuk pengobatan terutama penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus.