Anda di halaman 1dari 4

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI n- HEKSAN,

ETIL ASETAT, SERTA AIR DARI DAUN KELOR (Moringa oleifera L)


TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Proposal Penelitian
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:
Fabhironia Lucy Da Costa Latu Rego Fernandes
22164911A

Kepada
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi merupakan keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh,


kemudian berkembangbiak dan menimbulkan penyakit (Dima et al 2016). Infeksi merupakan
salah satu masalah klasik dalam bidang kesehatan di Indonesia. Infeksi dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa (Mengkido et al 2019).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2013), angka kejadian rata-rata infeksi di indonesia sebesar
3,5%.

Menurut Febrianasari (2018), salah satu bakteri penyebab infeksi adalah Staphylococcus
aureus. Bakteri ini merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia.
Staphyloccocus aureus merupakan bakteri Gram positif yang hidup sebagai flora normal di
dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus
(Nurwahdaniati 2014). Bakteri Staphyloccocus aureus dapat menyebabkan beberapa penyakit,
yaitu penyakit kulit seperti impetigo, paronikia, abses, selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan
sendi dapat menyebabkan osteomyelitis dan arthritis septik , menyebabkan pneumonia pada
organ pernapasan, dan menyebabkan endocarditis infektif pada organ kardiovaskular (Locket et
al 2012).

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat merupakan cara alternatif untuk mencegah dan
mengobati penyakit karena dianggap tidak menimbulkan banyak efek samping, selain itu dapat
mengurangi tingkat resistensi terhadap antibiotik. Peningkatan resistensi bakteri terhadap
antibiotik memberi peluang besar untuk mendapatkan senyawa antibakteri dengan
memanfaatkan senyawa bioaktif sebagai hasil metabolisme sekunder dari kekayaan
keanekaragaman hayati (Savitri et al 2018).

Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah tanaman kelor (Moringa oleifera L).
Tanaman kelor telah digunakan untuk mengatasi malnutrisi terutama untuk balita dan ibu
menyusui. Daun tanaman kelor dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak, atau disimpan
dalam bentuk tepung selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tanpa terjadi kehilangan nilai
gizi. Proses pengolahan daun kelor menjadi tepung akan dapat meningkatkan nilai kalori,
kandungan protein, kalsium, zat besi dan vitamin A. Hal ini disebabkan karena pada saat proses
pengolahan daun kelor menjadi tepung akan terjadi pengurangan kadar air yang terdapat dalam
daun kelor (Dewi et al 2016). Tanaman kelor mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid,
saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Busani et al 2012).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Savitri et al (2018), ekstrak etanol daun kelor
memiliki diameter zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi
80% sebesar 14,02 mm, 60% sebesar 12,03 mm, 40% sebesar 9,00 mm, 20% sebesar 7,98 mm.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksinasi dari daun kelor (Moringa oleifera L) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi dan dilusi.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah :


Pertama, apakah ekstrak etanol, fraksi n-heksan, etil asetat dan air dari daun kelor
(Moringa oleifera L) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus?
Kedua, berapakah Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh
Minimum (KBM) ekstrak etanol dan fraksi n-heksan, etilasetat dan air dari daun kelor (Moringa
oleifera L) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus?
Ketiga, manakah dari ekstrak etanol dan fraksi n-heksan, etil asetat dan air dari daun
kelor (Moringa oleifera L) yang paling aktif terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang
dilihat dari masing-masing Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)?

C. Tujuan Penelitian

Pertama, untuk mengetahui aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus


aureus dari ekstrak etanol dan fraksi n-heksan, etil asetat dan air dari daun kelor (Moringa
oleifera L).
Kedua, untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol dan fraksi n-heksan, etil asetat dan air dari daun kelor
(Moringaoleifera L) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Ketiga, untuk mengetahui fraksi manakah yang paling aktif dari daun kelor (Moringa
oleifera L)terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah dalam upaya pengembangan obat
tradisional, khususnya di bidang farmasi, dapat memanfaatkan daun kelor (Moringa oleiferaL)
untuk pengobatan terutama penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus.

Anda mungkin juga menyukai