Anda di halaman 1dari 3

TUGAS REFLEKTIF JURNAL

METODE PENELITIAN II

Oleh :

SUFANDI A.K UNO


4517091091/A

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR
2020

REFLEKTIF JURNAL

Hari ini adalah hari dimana saya dan teman-teman kelompok memiliki giliran untuk
mempresentasikan materi. Materi yang kami sajikan tentang PARADIGMA METODE
PENELITIAN KUALITATIF, dua hari sebelum kelompok saya memaparkan materi via slide
PPT (Power Point), ada pemberitahuan teknis dari dosen mata kuliah Metodologi Penelitian II
Kualitatif yakni Ibunda Sulasmi Sudirman bahwasannya 24 sebelum jadwal mata kuliah
dimulai, kelompok penyaji harus mengirimkan kompleks materi dengan format PPT yang
dilengkapi dengan VN (voice note).

Sebelum kelompok saya mengirimkan materi, saya dan teman-teman saling membangun
kordinasi untuk mengisi karakter suara di VN sesuai dengan jobdesk yang ada di tiap sub
pembahasan materi. Saya melaksanakan tugas sesuai dengan jobdesk pembahasan yang
diberikan, yakni membahas tentang Paradigma Postmodernism, sehingga membuat saya
harus membaca beberapa rasionalisasi literatur terkait postmodernism untuk mengkongkritkan
pemahaman terkait materi-nya.

Ketika membaca literatur terkait postmodernism, saya mulai mengkoherenkan dengan


realitas sosial yang terjadi pada dewasa ini, yakni dimana para Sapiens (Manusia)
mengeratkan prinsip “Tontonan Sosial” sebagai acuan berperi kehidupan untuk memperoleh
kebutuhan “penghargaan diri” yang sebelumnya telah disinggung oleh A. Masslow dalam teori
Hirarki Kebutuhan. Sehingga ketika lebih jauh saya telaah, ternyata luaran dari paradigma
tersebut termanifestasi oleh motif perilaku manusia yang sebenarnya tidak mengetahui
maknawiah apa yang telah ia lakukan, analoginya seperti pendidikan misalnya dimana para
siswa/mahasiswa mengintrepretasikan Pendidikan sebagai ladang menimba kesuksesan yang
bersifat materil kemudian memarjinalkan esensi kemanusiaan yang menarik mereka ke dalam
sumur unhumanis (Arogan, apatis dll).

Saat mata kuliah sedang berlangsung, beberapa pertanyaan dilayangkan kepada


kelompok kami seputar materi pembahasan. Saya pun menjawab pertanyaan dari saudari
Frida Syahrunissa tentang Paradigma Interpretif bahwasannya kenapa ia tidak terikat
dengan hukum eksternal, karena menurut saya pemaknaan masalah dalam penelitian dengan
menggunakan pendekatan ini seharusnya bersifat subjektif atau dengan kata lain masalah
harusnya digali berdasarkan pandangan individu bukan berdasarkan faktor eksternal seperti
motif perilaku yang nantinya berdampak bias pada saat mencari titik temu dari suatu
perumusan masalah.

Jawaban saya tutup dengam mengucapkan terima kasih, kemudian ditambahkan oleh
teman kelompok saya karena ada sanggahan dari si penanya.

Anda mungkin juga menyukai