Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2008, Hal. 107 - 127 Vol. 15, No.

2 107
ISSN: 1412-3126

ANALISIS PERILAKU BRAND SWITCHING KONSUMEN


DALAM PEMBELIAN PRODUK SEPEDA MOTOR
( Studi Pada Konsumen Sepeda Motor di Kotamadya Salatiga )

Oleh : Suzy Widyasari


Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

ABSTRACT

This research tries to test brand switching behavior model toward the automotive
products. This model emphasized on the form of consideration set-size and its influence
directly or indirectly on the brand switching behavior which was motivated by the
retailer search activities.
The result shows that the replicated research model can be accepted fit. It means
that there is no significant differences between observed data and the tested model.
There are eleven tested hypothesis in this research, seven among them are accepted,
whereas the four of them are rejected. This condition shows that there are three
variables have positive influence on the brand switching behavior in buying motorcycle
products in Salatiga, namely : satisfaction, consideration set- size, and Retailer search.
Other interesting result is that Satisfaction variable has positive influence, not only on
Media Search and Consideration set-size, but also Brand switching behavior.

Key words : prior experience, product knowledge, media search, satisfaction,


consideration set-size, Retailer search, and brand switching behavior.

PENDAHULUAN. Sampai akhir tahun 2000 tercatat 60%


pembelian sepeda motor yang dilakukan
Bisnis produk sepeda motor saat ini dengan memanfaatkan fasilitas kredit yang
menunjukkan suatu fenomena yang cukup ditawarkan oleh lembaga-lembaga
menarik. Pada saat ekonomi terpuruk, pembiayaan. Data tahun 2003
industri sepeda motor justru tumbuh menunjukkan bahwa pada tahun tersebut,
dengan pesat. Data penjualan dari para lembaga-lembaga pembiayaan
produsen yang tergabung dalam AISI mengucurkan dana sekitar Rp. 21, 18
(Asosiasi Industri Sepeda Motor triliun untuk pembelian sepeda motor,
Indonesia) menunjukkan bahwa pada tahun sedangkan total penjualan sepeda motor
2004 angka penjualan sepeda motor pada saat itu mencapai Rp. 35,3 triliun.
mencapai 3,9 juta unit. Satu tahun Kondisi inilah yang menyebabkan populasi
kemudian, meskipun pemerintah sepeda motor di jalan-jalan di Indonesia
menaikkan harga BBM rata-rata 125% terus meningkat. Jika pada awal krisis
pada tanggal 1 oktober, penjualan sepeda populasi sepeda motor baru mencapai 12,6
motor masih mampu mencapai angka 5,07 juta, namun pada tahun 2004 sudah
juta unit. Hal ini berarti bahwa penjualan mencapai 28,96 juta.
sepeda motor masih tumbuh 30% dari Dibandingkan dengan beberapa
tahun sebelumnya. dekade yang lalu, maka pasar sepeda
Faktor lain yang menunjang terhadap motor sekarang tampil lebih memikat
perkembangan bisnis sepeda motor di dengan diluncurkannya berbagai variasi
Indonesia adalah semakin banyaknya merek, jenis, dan kapasitas mesin sepeda
lembaga-lembaga keuangan non bank yang motor. Dalam hal ini kita dapat melihat
menawarkan sejumlah kemudahan bagi masuknya produk-produk sepeda motor
konsumen untuk memiliki sepeda motor. yang berasal dari Cina, Korea Selatan dan
108 Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Italia. Merek-merek baru mulai pertimbangan. Dukungan empiris yang


bermunculan seperti Beijing Motorcycle, tersedia dalam model ini menunjukkan
Jialing, Jincheng, Kanzen, KTM Motor, bahwa himpunan pertimbangan
Kimco, Sanex, Starway dan sebagainya. (consideration set) dibentuk oleh adanya
Merek-merek ini masuk mendampingi hasil dari pengalaman sebelumnya (prior
merek-merek sepeda motor yang selama experience), pengetahuan tentang produk
ini ada seperti Honda, Kawasaki, Suzuki, (product knowledge), kepuasan
Yamaha, dan Piaggio. (satisfaction) dan pencarian media (media
Masuknya para pemasok sepeda search ) yang memainkan peranan penting
motor dari asosiasi lain menyebabkan dalam keputusan konsumen untuk
persaingan di pasar sepeda motor berpindah merek atau membeli kembali
Indonesia tampak semakin ketat. Disisi merek yang sama seperti pada pembelian
lain, kondisi persaingan seperti ini justru sebelumnya (Sambandam dan Lord, 1995).
membawa keuntungan bagi konsumen. Model ini juga menunjukkan bahwa
Masuknya merek-merek baru sepeda motor himpunan pertimbangan (consideration
ini akan semakin memperbanyak jumlah set) akan berpengaruh terhadap keputusan
alternatif pilihan bagi konsumen untuk beralih merek baik secara langsung
memutuskan merek sepeda motor mana maupun tidak langsung yang dimotivasi
yang akan dibelinya. Dalam hal ini oleh kegiatan-kegiatan pencarian pengecer
konsumen dapat dengan mudah atau dealer.
membandingkan berbagai produk sepeda
motor yang tersedia dalam berbagai Perilaku Konsumen.
alternatif pilihan merek, jenis, dan harga. Perilaku konsumen diartikan
Dibandingkan dengan populasi sebagai perilaku seseorang konsumen,
kendaraan bermotor lainnya, maka kelompok konsumen atau masyarakat luas
prosentase populasi sepeda motor di yang selalu berubah dan bergerak
Salatiga tahun 1996 – 2006 juga terus sepanjang waktu. Menurut Peter dan Olson
mengalami peningkatan. Pada tahun 1996 (1999 : 6), Perilaku Konsumen adalah
– 2001, prosentase populasi sepeda motor interaksi dinamis antara pengaruh dan
hanya berkisar 76,46% - 79%. kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar
Perkembangan selanjutnya, mulai tahun kita, di mana manusia melakukan aspek
2002 - tahun 2006 prosentase populasi pertukaran dalam hidup mereka.
sepeda motor telah mencapai lebih dari 80 Sedangkan menurut Engel (1992), Perilaku
%. Keadaan ini menunjukkan bahwa Konsumen adalah tindakan yang terlibat
sepeda motor merupakan sarana dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
transportasi yang paling banyak di menghabiskan produk dan jasa termasuk
gunakan masyarakat Salatiga. Dengan proses keputusan yang mendahului dan
demikian, Salatiga merupakan pasar yang menyusul tindakan ini. Kedua definisi ini
cukup potensial bagi bisnis produk sepeda memberikan gambaran bahwa perilaku
motor. konsumen merupakan interaksi dinamis
Studi ini merupakan replikasi dari antara pikiran, pengaruh, perilaku, dan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rajan kejadian di sekitar manusia, termasuk juga
Sambandam dan Kenneth R. Lord (1995) proses yang kompleks yang mendasari
yang meneliti mengenai perilaku brand terjadinya perilaku tersebut.
switching konsumen pada pasar Seorang konsumen dalam bertindak
automobile. Model penelitian yang diuji akan dipengaruhi oleh persepsi mereka
dalam penelitian ini lebih menitikberatkan atas situasi tertentu. Persepsi ini tidak
pada pembentukan himpunan hanya bergantung pada rangsang fisik,
Vol. 15, No. 2, September 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 109

tetapi juga rangsangan yang berhubungan menyebabkan konsumen merasa tertarik


dengan lingkungan sekitar dan keadaan untuk mencari merek lain diluar
individu yang bersangkutan. Rangsangan kebiasaannya.
pemasaran terdiri dari produk, harga, Dengan kerangka analisis yang sama,
tempat, dan promosi. Sedangkan loyalitas berkembang mengikuti tiga tahap,
rangsangan lainnya dapat berupa kekuatan yaitu tahap kognitif, afektif, dan konatif
atau peristiwa yang terjadi dalam (Oskamp, dalam Dharmmesta, 1999 : 77 ).
lingkungan pembeli, ekonomi, teknologi, Tinjauan ini memperkirakan bahwa
politik, dan budaya. Semua rangsangan ini konsumen menjadi loyal lebih dulu pada
masuk melalui kotak hitam pembeli dan aspek kognitifnya, kemudian pada aspek
akan menghasilkan serangkaian tanggapan afektif dan akhirnya pada aspek konatif.
pembeli. Dengan demikian, dalam Dalam perkembangannya, aspek konatif
meluncurkan sebuah produk ke pasar, ini telah dikonversi menjadi perilaku atau
produsen harus mampu memahami tindakan (loyalitas tindakan) yang
perilaku dari konsumen yang akan menjadi berhubungan dengan keputusan pembelian
target mereka serta proses yang dilakukan dan bukan hanya sekedar melakukan
dalam pengambilan keputusan pembelian ulang.
pembeliannya. Setiap tahapan loyalitas, mulai dari
loyalitas kognitif sampai dengan loyalitas
Merek dan Loyalitas Merek. konatif mempunyai dua alternatif
American Marketing Association kemungkinan kejadian, yaitu konsumen
(AMA) mendefinisikan merek sebagai yang memiliki keteguhan pada merek yang
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, dipilihnya (loyalitas merek) dan
atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang kerentanan konsumen untuk berpindah ke
dimaksudkan untuk mengidentifiksikan merek lain (brand switching). Kedua hal
barang atau jasa dari seseorang atau tersebut akan tergantung pada seberapa
sekelompok penjual dan untuk besar tingkat integrasi (kondisi dimana
membedakannya dari produk pesaing ketiga tahap kognitif, afektif, dan konatif
(Dharmmesta, 1984 : 135). Sedangkan telah terealisasikan dan membentuk suatu
Kotler (2002: 460) mendefinisikan merek kesatuan yang selaras) yang ada pada diri
sebagai janji dari penjual untuk secara konsumen.
konsisten memberikan feature, manfaat
dan jasa tertentu kepada pembeli sehingga Perilaku Berpindah Merek (Brand
merek yang baik akan memberikan Switching Behavior ).
jaminan kualitas dan bukan hanya simbol. Brand Switching Behavior adalah
Kedua definisi tersebut menjelaskan bahwa perilaku perpindahan merek yang
pemberian merek merupakan keputusan dilakukan oleh konsumen karena alasan-
yang penting bagi perusahaan. alasan tertentu atau dapat diartikan juga
Menurut Beatty, Kahle, dan Homer sebagai kerentanan konsumen untuk
(1998) dalam Dharmmesta (1999) berpindah ke merek lain (Dharmmesta,
komitmen atas suatu merek (loyalitas 1999: 83). Perilaku perpindahan merek
merek) dapat didefinisikan sebagai merupakan fenomena yang kompleks,
kesertaan emosional/psikologis pada yang dapat terjadi karena adanya perilaku
sebuah merek dalam suatu kategori mencari keberagaman (variety seeking),
produk. Komitmen ini lebih terfokus pada terdapatnya penawaran produk lain atau
komponen emosional/perasaan. dapat juga terjadi karena adanya masalah
Ketidakpuasan emosional konsumen atas yang ditemukan atas produk yang sudah
pengalamannya dengan produk akan dapat dibeli. Selain itu , perilaku perpindahan
110 Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi

merek juga dipengaruhi oleh factor-faktor


seperti perilaku, persaingan dan waktu Model Penelitian
(Srinivasan, 1991). Sedangkan Assael Model penelitian yang digunakan
(1995) menyatakan bahwa perpindahan dalam studi ini adalah model pembentukan
merek terjadi pada produk-produk dengan ukuran himpunan pertimbangan
karakteristik keterlibatan yang rendah (low (Consideration set- size model) seperti yang
involvement ). terlihat pada Gambar 1. Model ini dibentuk
Sebuah penelitian menunjukkan dari alternatif – alternatif pilihan merek yang
bahwa pada jenis produk yang lain yaitu merupakan subset dari keseluruhan
jasa, perpindahan dapat terjadi karena kemungkinan merek yang sungguh–sungguh
adanya alasan–alasan yang berhubungan dievaluasi oleh konsumen pada waktu
dengan kepuasan dan kualitas jasa (Bitner, membuat keputusan pembelian, termasuk
1990; Boulding, dkk. 1993). Sebagai merek-merek yang sudah dikenal yang
contoh, konsumen berpindah jasa karena muncul di dalam evoked set konsumen
adanya alasan yang berhubungan dengan maupun merek-merek yang belum pernah
kualitas dalam industri perbankan (Rust diketahui sebelumnya (Peter dan Olson,
dan Zahorik, 1993), ketidakpuasan yang 1990 dalam Sambandam dan Lord, 1995)
menyeluruh dalam industri asuransi dan
karena kegagalan pelayanan di toko-toko
eceran.
Vol. 15, No. 2, September 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 111

Model di atas terdiri dari dua Hipotesis.


tahapan, yaitu tahap Pertimbangan Terdapat sebelas hipotesis yang
(Consideration Set Size) dan tahap akan diuji dalam studi ini. Kesebelas
Evaluasi (Evaluation). Tahap hipotesis tersebut adalah :
Pertimbangan merupakan tahap H1 : Prior experience berpengaruh positif
pembentukan himpunan pertimbangan terhadap Product knowledge.
yang disebabkan oleh berbagai macam H2 : Product knowledge berpengaruh
faktor. Selanjutnya konsumen akan sampai positif terhadap Satisfaction.
pada tahap evaluasi pada sejumlah merek- H3 : Prior experience berpengaruh positif
merek tertentu yang sungguh-sungguh terhadap Satisfaction.
dinilai berdasarkan atribut-atribut merek H4 : Product knowledge berpengaruh
tersebut serta berakhir dengan keputusan positif terhadap banyaknya Media
pembelian. Peter dan Olson (1992) search.
menggambarkan bahwa himpunan H5 : Satisfaction berpengaruh negatif
pertimbangan mencakup (1) himpunan terhadap banyaknya Media search.
merek yang sudah sering dikenal yang H6: Banyaknya Media search berpengaruh
berasal dari memori konsumen, (2) merek- positif terhadap Consideration - set
merek yang ditemukan melalui pencarian size.
secara sengaja, dan (3) merek-merek yang H7 : Satisfaction berpengaruh negatif
ditemukan secara tidak sengaja. terhadap Consideration - set size.
Pemilihan variable-variabel H8 : Consideration set – size berpengaruh
antesenden dalam model yang diajukan positif terhadap Retailer search.
pernah dilakukan oleh Peter dan Olson H9 : Retailer search berpengaruh positif
(1990 ), Srinivansan dan Ractford (1991) terhadap Brand switching behavior.
serta Nedungadi dan Kanetkar (1992). H10 : Consideration - set size berpengaruh
Nedungadi dan Kanetkar (1992) positif terhadap Brand switching
beragumentasi bahwa Himpunan behavior.
Pertimbangan (Consideration Sets) H11 : Satisfaction berpengaruh negatif
dipengaruhi oleh kemampuan diterimanya terhadap Brand switching behavior.

merek (brand acceptability) serta


kemampuan diaksesnya merek (brand METODE PENELITIAN
accessibility). Penentu utama dari
kemampuan diterimanya merek dalam Sampel Penelitian.
keputusan untuk beralih merek adalah Jumlah sampel yang diambil
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen untuk diteliti ditetapkan jumlahnya sebesar
dalam pembelian sebelumnya. Oleh karena 145 orang responden. Penentuan jumlah
itu, Pengalaman sebelumnya, Pengetahuan sampel ini didasarkan pada ketentuan yang
produk, dan Kepuasan yang memasukkan terdapat pada analisis data dengan
juga Pencarian media., akan menjadi menggunakan permodelan SEM, dimana
model awal yang diharapkan dapat dipersyaratkan tentang jumlah sampel
berpengaruh pada pembentukan Himpunan minimal sebesar 100 dan selanjutnya
pertimbangan. menggunakan perbandingan 5 observasi
untuk setiap parameter yang diestimasi
(Ferdinand, 2005). Jumlah parameter yang
diobservasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 29 buah sehingga jumlah sampel
112 Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi

di atas dapat dikatakan cukup representatif kuesioner dalam penelitian ini adalah
untuk mewakili populasi yang diteliti. sebesar 93.75 %. Sebanyak 164 kuesioner
Tehnik pengambilan sampel dalam tersebut kemudian diperiksa dan terdapat
penelitian ini menggunakan Purposive 145 kuesioner yang layak untuk dianalisis
Sampling, yaitu tehnik pengambilan lebih lanjut, sedangkan sisanya gugur.
sampel yang dilakukan dengan
berdasarkan pada pertimbangan- Variabel dan Instrumen Penelitian.
pertimbangan untuk penyesuaian diri Terdapat tujuh variabel yang akan
dengan beberapa kriteria peneliti agar dianalisis dalam penelitian ini, yaitu :
dapat meningkatkan ketepatan sampel Prior experience, Product knowledge,
(Cooper dan Emory, 2001). Adapun Satisfaction, Media search, Consideration
kriteria responden yang akan dipilih - set size, Retailer search dan Brand
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah switching behavior. Masing – masing
para pemakai sepeda motor (user) yang variabel akan dikembangkan ke dalam
juga berperan sebagai pembeli (buyer) dan beberapa item pertanyaan dengan disertai 5
telah melakukan pembelian ulang produk alternatif jawaban yang akan diukur
sepeda motor minimal sebanyak dua kali dengan menggunakan skala LIKERT
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. dengan bobot nilai sebesar 1 untuk
Penyebaran kuesioner dilakukan pada jawaban “ Sangat tidak setuju “ sampai
sejumlah tempat parkir yang berada di tiga dengan 5 untuk jawaban “ Sangat setuju “.
pusat perbelanjaan strategis di Salatiga, Pengembangan ketujuh variabel
yaitu di kompleks pertokoan di jalan penelitian ke dalam item – item pertanyaan
Jendral Sudirman, kompleks pertokoan adalah sebagai berikut :
Pandawa di jalan A.Yani dan kompleks
pertokoan di jalan Hasanudin. 1. Product Knowledge (PKT), terdiri dari
5 item pertanyaan, yaitu PKT1, PKT2,
Teknik Pengumpulan Data. PKT3, PKT4, PKT5.
Jenis data dalam penelitian ini 2. Kepuasan (SNT), terdiri dari 4 item
adalah data primer dan data sekunder. pertanyaan yaitu SNT1, SNT2, SNT3,
Dalam hal ini data sekunder akan SNT4.
dikumpulkan melalui studi kepustakaan
dan penelitian terdahulu, sedangkan data 3. Pencarian Media (MST), terdiri dari 6
primer akan dikumpulkan dengan item pertanyaan, yaitu MST1, MST2,
menggunakan kuesioner yang diberikan MST3, MST4, MST5 dan MST6.
secara langsung kepada responden sesuai 4. Consideration Set-Size, terdiri dari 5
dengan karakteristik sampel yang telah item yaitu CST1, CST2, CST3, CST4
ditentukan. dan CST5.
Sebanyak 175 lembar kuesioner 5. Retailer Search (RST) terdiri dari 4
disebarkan dalam penelitian ini. Dari 175 item pertanyaan yaitu RST1, RST2,
calon responden yang dihubungi, sebanyak RST3 dan RST4.
164 orang telah memberikan tanggapannya 6. Brand Switching (BS) terdiri sdari 1
atau tingkat pengembalian (respon rate) item pertanyaan.
akuratnya pengukuran atas apa yang
Pengujian Validitas dan Reliabilitas seharusnya diukur (Ferdinand, 2005).
Data. Pengujian validitas atas instrumen –
Validitas berhubungan dengan instrumen pertanyaan yang digunakan
tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah dalam penelitian ini dilakukan dengan
indikator dalam menilai sesuatu atau menggunakan Product Moment Pearson.
Vol. 15, No. 2, September 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 113

Tehnik pengujian dilakukan dengan Homburg,1996). Nilai RMSEA


menghitung korelasi secara parsial antara menunjukkan nilai Goodness of fit
skor masing-masing item pertanyaan yang dapat diharapkan bila model
dengan skor total dengan menggunakan diestimasi dalam populasi (Hair,
alat bantu program SPSS 11.5 for Window. et.al, 1995). Nilai RMSEA yang kecil
Reliabilitas adalah suatu indeks atau sama dengan 0,08 merupakan
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat indeks untuk dapat diterimanya
pengukur (dalam penelitian ini adalah model yang menunjukkan sebuah
kuesioner) dapat dipercaya atau diandalkan close fit dari model tersebut
(Singarimbun, 1995).Tehnik yang berdasarkan degrees (Browne &
digunakan untuk menghitung indeks Cudeck, 1993 ).
reliabilitas dalam penelitian ini adalah 3. Goodnees Of fit Index.
Cronbach Alpha yang dihitung dengan Merupakan ukuran non statistik yang
menggunakan alat bantu program SPSS mempunyai rentang nilai antara 0
11.5 for Window dengan menggunakan (poor fit) sampai dengan 1 ( perfect
model alpha. fit ). Nilai yang tinggi dalam indeks
ini akan menunjukkan sebuah “better
Pengujian Data. fit “.
Analisis data dalam peneltian ini 4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit
menggunakan Structural Equation Index).
Modelling (SEM ). Menurut Augusty Adalah tingkat penerimaan model
Ferdinand (2002 : 51), terdapat beberapa yang direkomendasikan bila nilai
persyaratan / asumís-asumsi yang harus AGFI mempunyai nilai sama dengan
dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan atau lebih besar dari 0,90 ( Hair, et al,
pengolahan data yang dianalisis dengan 1998 ).
permodelan SEM. Persyaratan- persyaratan 5. CMIN/DF.
tersebut diantaranya adalah persyaratan Adalah The minimum sample
mengenai ukuran besarnya sampel, asumsi discrepancy function yang dibagi
normalitas dan linearitas, outliers, dengan degree of freedomnya.
multicolinearity dan singularity. CMIN/DF merupakan statistic Chi-
2
Selanjutnya perlu dilakukan Square (X / DF) sehingga sering
pengujian apakah model dapat diterima 2
juga disebut sebagai X ~ relatif.
atau ditolak dengan menggunakan 2
Nilai X ~ relatif kurang dari 2,0
beberapa kriteria evaluasi pengukuran
atau 3,0 merupakan indikasi
Goodness of fit model sebagai berikut
acceptable fit antara model dan data
(Ferdinand, 2002):
2 (Arbucle, 1997 ).
1. X Chi Square statistic. 6. TLI ( Tucker Lewis Index ).
2
Semakin kecil nilai X semakin baik Merupakan incremental index yang
suatu model dan dapat diterima membandingkan sebuah model yang
berdasarkan probabilitas dengan cut- dibagi terhadap sebuah baseline
off value sebesar P > 0,05 atau P > model, dimana nilai yang
0,10 ( Hulland, et.al, 1996). direkomendasikan sebagai acuan
2. RMSEA (The Root Mean Square diterimanya sebuah model adalah
Error Of Approximation). lebih besar atau sama dengan 0,95
Adalah sebuah indeks yang dapat (Hair, et al, 1995) dan nilai yang
digunakan untuk mengkompensasi mendekati 1 menunjukkan very good
chi-square statistic dalam sampel fit (Arbuckle, 1997).
yang besar (Baumgarther & 7. CLI ( Comparative Fit Index).
114 Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Merupakan ukuran yang Berdasarkan tingkat pendapatan


menghubungkan GFI model dengan responden, maka terdapat 81 orang atau
jumlah koefisien estimasi yang sebesar 55.9 % responden yang memiliki
diperlukan untuk mencapai pendapatan berkisar antara Rp 1.000.000 –
kecocokan. Besaran nilai index ini Rp. 3.000.000. Sebanyak 57 orang
adalah 0 – 1 dimana semakin responden (39.3 %) memiliki pendapatan
mendekati nilai 1 akan kurang dari Rp 1.000.000 dan hanya
mengindikasikan tingkat fit yang terdapat 7 orang responden (4.8 %) yang
paling tinggi (Arbuckle, 1997). memiliki pendapatan di atas Rp.
Indeks ini memiliki keunggulan, 3.000.000. Kondisi ini menggambarkan
yaitu besarannya tidak dipengaruhi bahwa sepeda motor merupakan sarana
oleh ukuran sampel karenanya transportasi yang paling banyak diminati
ukuran ini sangat baik untuk dan dimiliki oleh masyarakat Salatiga,
mengukur tingkat penerimaan sebuah terutama bagi mereka yang pendapatannya
model. Secara keseluruhan, kriteria tergolong menengah ke bawah.
uji goodness of fit index di atas dapat Beberapa merek sepeda motor yang
disajikan dalam tabel berikut ini : dipakai oleh responden dalam penelitian
ini adalah: Honda, Yamaha, Suzuki,
Tabel 1 Kawasaki, Tossa, Vespa, dan Sanex.
Indeks Pengujian Kelayakan Model Honda merupakan peringkat merek
(oodness Of Fit Index ) pertama yang digunakan oleh sebagian
besar responden, yaitu sebanyak 113 orang
Goodness of Cutt – off atau 54.4 % dari keseluruhan responden.
fit index Value Yamaha merupakan merek peringkat
X2 – Chi Diharapk
Square an kecil
kedua dengan jumlah responden sebanyak
Signifika ≥ 0,05 54 orang (26 %). Suzuki merupakan merek
nsi ≤ 0,08 peringkat ketiga dengan jumlah responden
Probability ≥ 0,90 sebanyak 28 orang atau sebesar 13.5 % ,
RMSEA ≥ 0,90 sedangkan 13 responden lainnya
GFI ≤ 2,00
AGFI ≥ 0,95
menggunakan merek sepeda motor seperti
CMIN/D ≥ 0,95 Kawasaki, Tossa, Vespa, dan Sanex
F dengan prosentase masing-masing merek
TLI kurang dari 4 % dari seluruh jumlah
CFI responden yang diteliti.
Ditinjau dari frekuensi pergantian
merek sepeda motor, maka sebanyak 42
ANALISIS DATA DAN orang responden atau sebesar 29.0 %
PEMBAHASAN. menyatakan tidak pernah berganti merek
sepeda motor, sedangkan sisanya sebanyak
Karakteristik Responden. 103 orang responden atau sebesar 71.0 %
Sebanyak 145 orang responden menyatakan bahwa dalam periode waktu
menjadi sumber data dalam penelitian ini. 10 tahun terahir ini mereka pernah
Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 orang melakukan perpindahan merek sepeda
responden atau sebesar 68.3 % adalah motor.
pria, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 46 Informasi selanjutnya terkait dengan
orang responden atau sebesar 31.7 % alasan – alasan responden dalam
adalah wanita. Responden ini berusia melakukan pergantian merek sepeda
antara 18 tahun sampai dengan 55 tahun.
Vol. 15, No. 2, September 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 115

motor. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 2


sebagai berikut : Alasan Perpindahan Merek Sepeda
Motor

Keterangan Frekuensi
Nilai purna jual tinggi 63
Hemat BBM / bensin 50
Tahun pembuatan lebih muda 45
Perawatan mudah 41
Mencoba sepeda motor merek 39
lain
Harga terjangkau 35
Sparepart murah dan mudah 30
dicari
Mengikuti trend / mode 24
Bosan 15
Mesin bandel dan kuat 5
Sumber : Data primer yang diolah.
116 Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi

UJI VALIDITAS. dengan menggunakan Product Moment


Pengujian validitas untuk Pearson. Hasil pengujiannya tampak pada
masing – masing item pertanyaan yang tabel berikut ini :
digunakan dalam penelitian ini dilakukan
Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas

VARIABEL ITEM INDEKS VARIABEL ITEM INDEKS


PERTANYAAN KORELASI PERTANYAAN KORELASI

Prior PE1 .884 Media MS1 .850


Experience PE2 .790 Search MS2 .816
(PET ) PE3 .801 ( MS ) MS3 .772
PE4 .902 MS4 .808
MS5 .702
MS6 .862

Product PK1 .863 Conside- CS1 .864


Knowledge PK2 .830 ration Set – CS2 .815
( PK ) PK3 .721 Size CS3 .816
PK4 .884 ( CS ) CS4 .806
PK5 .776 CS5 .852

Satisfaction SN1 .878 Retailer RS1 .910


( SN ) SN2 .842 Search RS2 .800
SN3 .811 ( RS ) RS3 .837
SN4 .877 RS4 .907
Sumber : Data primer yang diolah
.
Uji Reliabilitas.
Output pengujian validitas Pengujian reliabilitas dalam
sebagaimana tampak pada tabel 4.2 penelitian ini adalah Alpha Cronbach yang
menunjukkan bahwa nilai koefisien dihitung dengan menggunakan alat bantu
korelasi dari setiap item pertanyaan dalam program SPSS 11.5 for Window dengan
kuesioner penelitian ini signifikan pada menggunakan model alpha. Hasil
alpha 0.01. Dengan demikian setiap item perhitungan alpha untuk masing-masing
pertanyaan dalam kuesioner ini valid untuk variabel dapat dilihat pada tabel 5 berikut
ini:
digunakan sebagai instrumen pengumpul
data.

Tabel 4
Hasil Pengujian Reliablitas
VARIABEL CRONBACH RULE OF KETERANGAN
ALPHA THUMB
Vol. 15, No. 2, September 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 117

Prior Experience ( PET) 0.8664 0.6 Reliabel


Product Knowledge ( PKT) 0.8732 0.6 Reliabel
Satisfaction ( SNT ) 0.8726 0.6 Reliabel
Media Search ( MST ) 0.8886 0.6 Reliabel
Consideration Set – size (CST ) 0.8877 0.6 Reliabel
Retailer Search ( RS ) 0.8870 0.6 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah.


of spherecity pada Chi-squares =
Tabel di atas menunjukkan bahwa 2528.233 dan signifikan pada 0.000. Hal
nilai Alpha Cronbach untuk masing- ini menunjukkan bahwa analisis faktor
masing variabel yang diteliti berkisar dapat dilanjutkan.
antara 0.8664 (variabel PET) sampai Metode Extraction dengan Principal
dengan 0.8886 (variabel MST ). Menurut Component Analysis, berdasarkan nilai
Uma Sekaran (1994) dan Hair (1998), Eigenvalue > 1 menghasilkan 6 kelompok
suatu instrumen penelitian dikatakan faktor. Faktor 1 mampu menjelakan variasi
reliabel jika memiliki alpha lebih dari 0,7. sebesar 26.643 ; faktor 2 mampu
Dengan demikian dapat disimpulkan menjelaskan variasi sebesar 12.537 ; faktor
bahwa kuesioner penelitian ini reliabel 3 mampu menjelaskan 11.465 % ; faktor 4
untuk digunakan sebagai alat pengumpul mampu menjelaskan 8.969 % ; faktor 5
data. Indeks reliabilitas ini mampu menjelaskan 7.419 % serta faktor 6
mengindikasikan bahwa item-item mampu menjelaskan 4.178 %. Secara
pertanyaan yang diajukan kepada keseluruhan, keenam faktor tersebut
responden sudah homogen dan dapat mampu menjelaskan variasi hubungan di
mencerminkan konstruk yang akan diteliti. antara item-item sebesar 71.211 % dari
seluruh item yang ada.
Uji Analisis Factor Confirmatory. Metode rotasi dengan varimax
Setelah pengujian validitas rotation sebanyak 6 kali iterasi
dan reliabilitas dilakukan, langkah selanjutnya menghasilkan
berikutnya adalah membentuk semua item pengelompokkan item-item pertanyaan ke
yang ada ke dalam 6 kelompok faktor dalam 6 kelompok faktor berdasarkan nilai
sesuai model Sambandam dan Lord. Untuk faktor loading > 0.4 Output yang
itu analisis faktor confirmatory digunakan dihasilkan adalah sebagai berikut : Faktor
untuk menguji apakah indikator-indikator 1 terdiri dari : MS1, MS2, MS3, MS4 , dan
yang digunakan dapat mengkonfirmasi MS5, MS6. Faktor 2 terdiri dari : CS1,
sebuah konstruk/variabel yang diteliti. CS2, CS3, CS4, dan CS5. Faktor 3 terdiri
Analisis ini akan mengelompokkan dari : PK1 , PK2, PK3, PK4, dan PK5.
masing-masing indikator ke dalam Faktor 4 terdiri dari : PE1, PE2, PE3, dan
beberapa faktor. PE4. faktor 5 terdiri dari RS1, RS2, RS3,
Jumlah indikator yang diidentifikasi dan RS4. Sedangkan faktor 6 terdiri dari
dalam penelitian ini adalah 29 indikator SN1,SN2, SN3, dan SN 4. Dengan
yang merupakan jumlah item-item demikian masing-masing item yang
diajukan bersifat unik dan memiliki
pertanyaan yang diajukan kepada unidimensionalitas untuk mengukur setiap
responden. Hasil tampilan output uji variabel yang diteliti.
analisis faktor menunjukkan nilai Kayser-
Meyer-Olkin Measure of sampling EVALUASI ATAS ASUMSI – ASUMSI
Adequacy (KMO MSA ) = 0.824 ( lebih SEM ( Structural Equation Modelling ).
besar dari 0.50 ) dengan nilai Bartlett test
Vol. 15, No. 2, September 2008
117 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Setelah indikator-indikator pada skewness yang lebih besar dari +


yang diteliti mampu mengelompok ke 2.58. Hal ini mengindikasikan bahwa
dalam 6 kelompok faktor sesuai dengan tidak ada bukti bahwa data yang
model Sambandam dan Lord, maka tahap dianalisis berdistribusi tidak normal.
berikutnya adalah mengolah data tersebut Evaluasi atas asumsi
dengan menggunakan perangkat lunak normalitas juga dapat dilihat pada nilai
program AMOS 5.0. Menurut Augusty koefisien kurtosis multivariate Mardia.
Ferdinand ( 2002 : 51 ), terdapat beberapa Dengan mengasumsikan bahwa
persyaratan / asumsi – asumsi yang harus distribusi data berbentuk normal, maka
dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan koefisien ini mempunyai nilai kritis +
pengolahan data yang dianalisis dengan 2.58. Hasil perhitungan koefisien
permodelan SEM. kurtosis multivariate dengan
menggunakan AMOS 5.0
a. Evaluasi atas dipenuhinya jumlah / menunjukkan angka – 1.540. Angka ini
besaran sampel. sangat jauh dari nilai batas + 2.58,
Ferdinand (2002 : 52) menyatakan sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa jumlah sampel minimum yang data yang dianalisis berdistribusi
harus dipenuhi dalam permodelan SEM normal.
minimal adalah 100 dan selanjutnya
menggunakan perbandingan 5 observasi c. Evaluasi atas Outliers.
untuk setiap estimasi parameter. Jumlah Outliers adalah observasi atau
parameter yang diestimasi dalam data yang memiliki karakteristik unik
penelitian ini adalah sebanyak 29 yang terlihat sangat berbeda jauh dari
indikator dengan jumlah sampel observasi-observasi lainnya dan uncul
sebanyak 145 orang responden. Dengan dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk
demikian, jumlah sampel yang sebuah variabel tunggal atau variabel
digunakan telah memenuhi syarat kombinasi (Hair, 1998). Dalam analisis
kecukupan sampel. ini outlier dapat dievaluasi dengan dua
cara, yaitu analisis tehadap univariate
outliers dan analisis terhadap
b. Evaluasi atas dipenuhinya asumsi multivariate outliers.
normalitas. Deteksi terhadap univariate
Uji normalitas dalam perlu outlier dapat dilakukan dengan
dilakukan baik pada data tunggal menentukan nilai ambang batas yang
maupun normalitas multivariate, akan dikategorikan sebagai outliers
dimana beberapa variabel akan dengan cara mengkonversi data
digunakan sekaligus dalam analisis penelitian ke dalam standard score
akhir. Pengujian normalitas dapat atau yang biasa disebut z-score, yang
dilakukan dengan melihat nilai kritis mempunyai nilai rata-rata nol dengan
(critical ratio) pada skewness, yaitu standar deviasi sebesar 1. Untuk
sebesar + 2.58 pada tingkat signifikansi sampel besar (> 80 observasi), nilai
= 0.01 atau sebesar + 1.96 pada tingkat ambang batas dari z- score berada pada
signifikansi = 0.05. rentang 3 sampai dengan 4 (Hair,
Output assessment of 1998). Karena itu, observasi yang
normality yang dihasilkan dari memiliki nilai z-score ≥ 3.0 akan
pengolahan data dengan menggunakan dikategorikan sebagai outliers. Jumlah
program AMOS 5.0 menunjukkan observasi yang dianalisis dalam
bahwa tidak ada nilai critical ratio penelitian ini adalah 145 observasi
Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi 118

dengan nilai z-score tertinggi sebesar (accepted fit), yang berarti bahwa tidak
1.43936 (yaitu lebih kecil dari 3.0). terdapat perbedaan yang signifikan antara
Dengan demikian, tidak terdapat bukti data observasi dengan model penelitian
adanya univariate outliers pada data yang diajukan oleh peneliti. Beberapa
yang dianalisis. persyaratan tersebut adalah: Nonsignificant
2
Uji terhadap multivariate outliers X , yaitu besarnya nilai probability P >
dilakukan dengan menggunakan 0.05 dan akan lebih baik jika nilai tersebut
kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat berkisar antara 0.10 – 0.20; Incremental fit,
P < 0.001. Jarak Mahalanobis ini yang ditunjukkan dengan nilai NFI (Norm
dievaluasi dengan menggunakan X2 Fit Index) dan TLI (Tucker Lewis Index) >
pada derajat bebas sebesar jumlah 0.90 serta nilai RMSEA (Root Mean
variabel yang digunakan dalam Square Error Approximation) yang rendah,
penelitian. Penelitian ini menggunakan dimana rule of thumb = 0.08.
7 variabel. Oleh karena itu semua Berdasarkan output yang dihasilkan
observasi yang mempunyai nilai dari analisis SEM dengan menggunakan
Mahalanobis distance > X2 (7, 0.001) software AMOS 5.0, maka dapat
= 24.32 adalah outliers. Pada output disimpulkan bahwa model dapat diterima
Mahalanobis distance jarak terendah berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks
adalah 5.223 dan jarak tertinggi adalah goodness of fit, yaitu Chi-Square = 15.705;
15.470. Dengan demikian dapat Probability = 0.108; CMIN / DF = 1.571;
disimpulkan bahwa tidak terdapat GFI = 0.971; AGFI = 0.919; TLI = 0.928;
multivariate outliers pada data yang CFI = 0.966; RMSEA = 0.063. Hasil
dianalisis. pengujian goodness of fit model tersebut
tampak dalam gambar 1 sebagai berikut :
d. Evaluasi atas Multicolinearity dan
Singularity.
Evaluasi terhadap
Multicolinearity dan Singularity dapat
dilakukan dengan mengamati nilai
determinan matriks kovarians. Data
yang benar-benar kecil
mengindikasikan adanya
multikolinearitas atau singularitas,
sehingga data tidak dapat digunakan
untuk analisis yang sedang dilakukan.
Hasil pengolahan data dengan AMOS
5.0 menunjukkan nilai Determinant of
sample covariance matrix =
28541516.346. Angka ini sangat besar
dan jauh dari nol, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
multicolinearitas atau singularitas
pada data yang dianalisis.

UJI KESESUAIAN MODEL


Menurut Hair et al (1998) ada
beberapa kriteria/syarat yang menunjukkan
bahwa model yang diajukan dapat diterima
Vol. 15, No. 2, September 2008
119 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Gambar 1
SEM Hasil Penelitian

Structural Equation Modelling Model Penelitian


Standardized estimates

e2 e6
.41
.20 PET SNT BS
.55
.02

.30
.20 .30 .31 .26
.28 . PKT MST CST RST
.09 .09
.11 .12
-.02 .07
.35
e1 e3 e4 e5

UJI HIPOTESIS
Chi-Square = 15.705
Probability = 0.108
CMIN / DF = 1.571
GFI = 0.971
AGFI = 0.919
TLI = 0.928
CFI = 0.966
RMSEA = 0.063
Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi 120

Secara lebih jelas, indeks pengujian model tampak pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5
Uji Goodness of Fit Model

Goodness Cutt – Off Value Hasil Evaluasi


Of Fit Analisis Model

Chi - Square Kecil 15.705 Marginal


( X2 tabel pada
. df 10; Prob. 0.10
= 15.987 ).
Probability ≥ 0.050 0.108 Baik
CMIN / DF ≤ 2.000 1.571 Baik
GFI ≥ 0.900 0.971 Baik
AGFI ≥ 0.900 0.919 Baik
TLI ≥ 0.950 0.928 Marginal
CFI ≥ 0.950 0.966 Baik
RMSEA ≤ 0.080 0.063 Baik
Sumber : Data primer yang diolah.
dengan menggunakan signifikansi dari
Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing hubungan yang tergambar
secara umum model penelitian mempunyai di dalam model peneltian (coefficient
goodness of fit yang baik meskipun nilai path). Pengujian tingkat signifikansi akan
Chi–Square dan Tucker Lewis Index (TLI) didasarkan pada besarnya nilai beta (β)
dinyatakan marginal karena hasil atau nilai estimasi dari Critical Ratio (CR)
estimasinya kurang memenuhi cutt – off yang dihasilkan dari output AMOS.
value yang dipersyaratkan. Dengan Signifikansi nilai critical ratio dapat
demikian model yang diajukan dapat diterima apabila nilai CR berada di atas
diterima / telah fit dengan data. nilai t tabel pada tingkat alpha tertentu
(Ferdinand, 2002 : 132 ).
PENGUJIAN HIPOTESIS. Berikut ini adalah tabel yang
Setelah hasil pengujian model menampilkan uji statistik secara individu
dinyatakan “ good fit “ maka selanjutnya dari masing-masing hipotesis :
dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis pada penelitian ini dilakukan
Vol. 15, No. 2, September 2008
121 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Tabel 6
Pengujian Hipotesis : Standardized Regression Weight

Hipotesis Path Standardized Critical Signifikansi Keterangan


Alternatif Estimate Ratio H0
( Beta ) ( Cr )
H1 PKT <--- PET .301 3.787 Signifikan pada α 0.005 Ditolak
H2 SNT <--- PKT .197 2.946 Signifikan pada α 0.010 Ditolak
H3 SNT <--- PET .554 8.270 Signifikan pada α 0.005 Ditolak
H4 MST <--- PKT -.024 -.281 Tidak Signifikan Diterima
H5 MST <--- SNT .303 3.548 Tidak Signifikan Diterima
H6 CST <--- MST .066 .884 Signifikan pada α 0.20 Ditolak
H7 CST <--- SNT .312 3.804 Tidak Signifikan Diterima
H8 RST <--- CST .347 4.444 Signifikan pada α 0.005 Ditolak
H9 BS <--- RST .279 3.509 Signifikan pada α 0.005 Ditolak
H10 BS <--- CST .265 3.201 Signifikan pada α 0.005 Ditolak
H11 BS <--- SNT .020 .249 Tidak Signifikan Diterima

Uji Dua Arah, DF = 10

α 0.005 ( 0.5 % ) ; t tabel = 3.17 α 0.05 ( 5 % ) ; t tabel = 1.81


α 0.010 ( 1 % ) ; t tabel = 2.76 α 0.10 ( 10 % ) ; t tabel = 1.37
α 0.025 ( 2.5 % ); t tabel = 2.23 α 0.20 ( 20 % ) ; t tabel = 0.879

Sumber : Data primer yang diolah dengan AMOS 5.0

Tabel di atas menampilkan uji konsumen akan meningkatkan jumlah


statistik secara individual dari masing- pengetahuan produk konsumen.
masing hipotesis. Dari tabel tersebut Product Knowledge adalah
terlihat bahwa dari 11 hipotesis yang pengetahuan konsumen tentang produk
diajukan dalam penelitian ini terdapat 7 yang merupakan seluruh informasi akurat
hipotesis yang estimasi parameternya yang disimpan dalam memori konsumen
signifikan pada tingkat alpha tertentu, yang akan sama baiknya dengan persepsi
sedangkan 4 hipotesis lainnya tidak konsumen atas suatu produk. Semakin
signifikan pada tingkat alpha tertentu. tinggi pengetahuan produk yang dimiliki
konsumen akan meningkatkan
Hasil pengujian hipotesis 1 kemampuannya untuk membuat pilihan
menunjukkan bahwa. hipotesis yang yang lebih memuaskan (Sambandam &
diajukan diterima, yang berarti bahwa Lord, 1995 : 62).
Prior experience berpengaruh positif Hasil pengujian hipotesis 2 diterima,
terhadap Product knowledge. Temuan ini yang berarti bahwa Product knowledge
mendukung hasil penelitian sebelumnya berpengaruh positif terhadap Satisfaction.
yang dilakukan oleh Sambandam & Lord Temuan ini selaras dengan hasil penelitian
(1995); Purwani & Dharmmestha (2002) Sambandan & Lord (1995); Purwani &
yang berarti bahwa bertambahnya Dharmmesta (2002) yang menyatakan
pengalaman sebelumnya yang dimiliki bahwa semakin meningkatnya
pengetahuan konsumen tentang suatu
Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi 122

produk akan lebih mempertinggi tingkat Sambandam & Lord (1995) dan Purwani
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. & Dharmmesta (2002 ).
Pengetahuan produk berpengaruh Produk sepeda motor yang diteliti
secara positif terhadap kepuasan yang dalam penelitian ini memiliki karakteristik
dirasakan oleh konsumen karena yang berbeda dengan produk otomotif
pengetahuan produk merupakan harapan yang menjadi obyek pada dua penelitian
yang lebih nyata terhadap suatu produk. sebelumnya. Pembelian konsumen atas
Dengan demikian, semakin lengkap produk sepeda motor dan otomotif
informasi yang dimiliki oleh konsumen merupakan suatu proses keputusan
tentang produk sepeda motor, maka pembelian yang kompleks, tetapi
kepuasan konsumen konsumen akan keputusan pembelian untuk sepeda motor
semakin tinggi pula. tidaklah serumit keputusan pembelian
Hasil pengujian hipotesis 3 diterima, produk otomotif. Kondisi ini ternyata
yang berarti bahwa Prior experience memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
berpengaruh positif terhadap Satisfaction. upaya pencarian informasi yang dilakukan
Temuan ini mendukung penemuan konsumen. Dalam penelitian ini,
sebelumnya yang dilakukan oleh meningkatnya pengetahuan produk yang
Sambandam & Lord (1995); Purwani dan dimiliki konsumen tampaknya telah cukup
Dharmmesta (2002) yang menyatakan memberikan informasi sebagai dasar
bahwa apabila konsumen memiliki pertimbangan dalam keputusan pembelian
pengalaman yang menyenangkan atas produk sepeda motor sehingga keadaan ini
produk yang dimilikinya, maka tingkat akan melemahkan pencarian informasi
kepuasannya akan meningkat. Dengan yang dilakukan konsumen.
demikian, semakin meningkatnya Hasil pengujian hipotesis 5 tidak
pengalaman konsumen dalam pembelian diterima, yang menunjukkan adanya pola
suatu produk akan dapat memperkuat hubungan yang berlawanan dengan
konsumen untuk membuat pilihan yang rumusan hipotesis yang diajukan. Dengan
lebih memuaskan. demikan, hipotesis ini tidak didukung,
Hasil penelitian ini menegaskan yang berarti bahwa Satisfaction tidak
kembali apa yang dikatakan oleh Philip berpengaruh negatif terhadap Media
Kotler (2006) yang menyatakan bahwa Search, atau dapat dikatakan bahwa tingkat
kepuasan konsumen merupakan prioritas kepuasan responden yang tinggi atas
utama yang harus dicapai oleh pemasar. sepeda motor yang dipakainya justru akan
Hal ini penting karena kepuasan meningkatkan upaya pencarian informasi
merupakan salah faktor yang melalui media.
dipertimbangkan konsumen dalam Temuan ini berlawanan dengan
keputusan untuk melakukan pembelian temuan dari Sambandam & Lord (1995)
ulang. serta Purwani & Dharmmesta (2002) yang
Hasil pengujian hipotesis 4 tidak menyatakan bahwa jika konsumen merasa
diterima, yang berarti bahwa Product puas dengan produk yang dibelinya, maka
knowledge tidak berpengaruh positif pencarian informasi yang dilakukan
terhadap Media Search, atau dengan kata melalui media akan berkurang karena
lain bertambahnya pengetahuan produk adanya kecenderungan bahwa konsumen
yang dimiliki oleh responden justru dengan sengaja akan melakukan pembelian
melemahkan upaya responden untuk ulang atas merek produk yang sama.
melakukan pencarian informasi. Temuan Hasil pengujian hipotesis 6 yang
ini berlawanan dengan dengan temuan diajukan diterima, yang berarti bahwa
bertambahnya pencarian informasi yang
Vol. 15, No. 2, September 2008
123 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

dilakukan konsumen akan semakin tetap akan membentuk himpunan


menambah jumlah merek-merek yang pertimbangan atas merek-merek lainnya.
dipertimbangkan konsumen dalam Hasil pengujian hipotesis 8 diterima,
pembentukan himpunan pertimbangan. yang berarti bahwa semakin banyak
Temuan ini mendukung temuan dari responden membentuk himpunan
Sambandam & Lord (1995) serta Purwani pertimbangan dalam keputusan pembelian
& Dharmmesta (2002) yang menyatakan sepeda motor, konsumen juga akan
bahwa pencarian media (media search) semakin termotivasi untuk melakukan
akan berpengaruh positif terhadap pencarian informasi melalui retailer/
pembentukan himpunan pertimbangan dealer.
(consideration-set size). Hal ini dapat Hasil temuan ini mendukung
dipahami karena pencarian informasi penemuan Sambandan & Lord (1995) ;
melalui media akan menambah Purwani & Dharmmesta (2002) yang
pertimbangan konsumen sebelum mereka menyatakan bahwa pada tahap evaluasi
memutuskan untuk membeli suatu produk. pembentukan seperangkat himpunan
Informasi tersebut antara lain informasi pertimbangan, konsumen akan
tentang atribut produk yang dapat memulainya dengan mencari informasi
membedakannya dengan merek-merek melalui dealer, penjual sepeda motor atau
lainnya (seperti desain,model, daya tahan) dengan bertanya kepada tenaga penjual
serta informasi lainnya seperti harga, pada showroom. Tindakan ini dilakukan
kemudahan pembiayaan, dan pelayanan untuk lebih memperkuat keputusan
purna jual. external search information yang
Hasil pengujian hipotesis 7 tidak dibutuhkan (Ratchford dan Srinivasan,
diterima, yang berarti bahwa kepuasan 1991).
konsumen atas sepeda motor yang dipakai Dengan demikian, semakin banyak
responden justru akan menambah alternatif merek yang dipertimbangkan,
pembentukan himpunan pertimbangan. konsumen akan semakin meningkatkan
Temuan ini mendukung temuan Purwani & pencarian informasi melalui dealer ataupun
Dharmmesta (2002) tetapi tidak penjual sepeda motor agar mereka dapat
mendukung temuan Sambandan & Lord membuat keputusan pembelian dengan
(1995). tepat.
Kepuasan konsumen merupakan Hasil pengujian hipotesis 9 diterima,
kondisi psikologis yang akan terjadi bila yang berarti bahwa semakin banyak
kinerja suatu produk sama atau melebihi responden melakukan pencarian informasi
kinerja produk yang dipersepsikan atau dengan mengunjungi dealer sepeda motor,
diharapkan konsumen. Dalam penelitian semakin besar mereka akan melakukan
ini, kepuasan konsumen justru akan perpindahan merek.
meningkatkan pembentukan himpunan Hasil temuan ini tidak mendukung
pertimbangan sebelum responden temuan penelitian Purwani & Dharmmesta
memutuskan untuk membeli sepeda motor. (2002) tetapi mendukung temuan
Hal ini dapat dipahami karena kepuasan penelitian Sambandam & Lord (1995)
adalah sesuatu yang tidak terbatas. yang menyatakan bahwa pencarian
Konsumen yang cermat akan lebih selektif informasi yang dilakukan konsumen
di dalam membandingkan merek-merek melalui sumber eksternal agaknya akan
sepeda motor yang ada. Dengan demikian, memperkuat perilaku konsumen untuk
konsumen yang telah merasa puas dengan berpindah merek. Pencarian informasi
merek sepeda motor sebelumnya masih yang dilakukan secara langsung dengan
mengunjungi berbagai dealer sepeda motor
Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi 124

akan berdampak kuat terhadap perilaku merek ke merek yang lain. Namun
konsumen untuk berpindah merek. demikian, hasil temuan ini mendukung
Tindakan ini tidak hanya menambah penemuan Purwani dan Dharmmesta
akurasi informasi sepeda motor yang (2002) yang menunjukkan bahwa
pernah diterima konsumen sebelumnya, kepuasan berpengaruh positif terhadap
tetapi juga akan lebih memudahkan perilaku perpindahan merek.
konsumen untuk membandingkan baik Hasil pengujian hipotesis
desain, model, dan kualitas dari merek- kesebelas ini didukung oleh hasil
merek sepeda motor lainnya sebagai dasar pengujian hipotesis kelima dan ketujuh
pertimbangan dalam pengambilan tentang pengaruh satisfaction terhadap
keputusan untuk berpindah merek. Media Search dan Consideration – set
Hasil pengujian hipotesis 10 yang size. Dengan demikian kepuasan
diajukan diterima, yang berarti bahwa berpengaruh secara positif baik
semakin banyak responden membentuk terhadap media search, consideration –
himpunan pertimbangan, maka semakin set size maupun brand switching
besar kemungkinan mereka akan behavior. Seperti telah dijelaskan pada
melakukan perpindahan merek. pengujian hipotesis sebelumnya, bahwa
Temuan ini tidak mendukung konsumen yang telah merasa puas
penemuan Purwani & Dharmmesta tetapi dengan pemakaian produk sepeda
mendukung penemuan Sambandan & motor sebelumnya, masih akan tetap
Lord (1995) yang menyatakan bahwa melakukan pencarian informasi melalui
pembentukan himpunan pertimbangan berbagai media. Keadaan ini akan
akan berpengaruh langsung pada perilaku semakin menambah pembentukan
perpindahan merek. Dalam hal ini himpunan pertimbangan dalam
banyaknya pembentukan himpunan keputusan pembelian sepeda motor
pertimbangan oleh konsumen justru akan sehingga keputusan untuk berpindah
menguntungkan merek-merek sepeda merek sepeda motor akan semakin
motor lainnya yang akan masuk dalam set besar pula.
yang dipertimbangkan dalam rangka
berpindah merek. Kondisi ini akan KESIMPULAN.
berpengaruh langsung secara positif
terhadap perilaku perpindahan merek. Secara teoritis, hasil penelitian ini
merupakan pengujian atau verifikasi teori
2. Pengujian Hipotesis Kesebelas : dari faktor-faktor yang mempengaruhi
Satisfaction akan berpengaruh perilaku konsumen dalam perpindahan
negatif terhadap Brand switching merek pada produk dengan keterlibatan
behavior. tinggi (high involment) dalam proses
Hasil pengujian hipotesis 11 tidak pengambilan keputusan yang kompleks.
diterima, yang berarti bahwa Hasil pengujian dengan menggunakan
Satisfaction tidak berpengaruh negatif analisis Structural Equation Modelling
terhadap Brand switching behavior. (SEM) dengan bantuan program aplikasi
Hasil temuan ini tidak AMOS 5 menunjukkan bahwa model
mendukung temuan sebelumnya yang penelitian yang diajukan dapat diterima
dilakukan oleh Sambandam & Lord (acceptable fit) sesuai dengan data yang
(1995) yang menyatakan bahwa diobservasi. Hal ini ditunjukkan dengan
semakin tinggi kepuasan yang nilai chi–square yang marginal, yaitu
dirasakan oleh konsumen, akan sebesar 15.705, derajat kebebasan (degree
mengurangi tindakan untuk berpindah of freedom) = 10, tingkat probabilitas
Vol. 15, No. 2, September 2008
125 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

(probablility level ) = 0.108; CMIN /DF = dan berlaku pada kajian produk sepeda
1.571, GFI = 0.971, AGFI = 0.919; TLI motor dan tidak dapat diterapkan pada
yang marginal sebesar = 0.928; CFI = produk lain.
0.966; dan RMSEA = 0.063. Dari sudut pandang metodologi,
Hasil pengujian hipotesis masih terdapat keterbatasan dalam hal
menunjukkan bahwa dari 11 hipotesis yang tehnik sampel yang digunakan. Sampel
diajukan, 8 hipotesis diantaranya didukung penelitian ini diambil dari beberapa tempat
sementara 4 hipotesis lainnya tidak lokasi parkir yang terdapat di tiga
didukung. Keempat hipotesis yang tidak pertokoan strategis di Salatiga. Dalam
didukung adalah : H4, H5, H7 dan H11. kenyataannya, konsumen dalam penelitian
Terkait dengan permasalahan penelitian , ini cukup beragam dan memiliki
maka hubungan antar variabel yang diteliti heterogenitas yang tidak dapat dikontrol
dapat disimpulkan sebagai berikut : dalam penelitian ini.
1. Prior experience berpengaruh
positif terhadap Product Implikasi Untuk Riset Mendatang
knowledge. Berdasarkan temuan yang diperoleh
2. Prior experience dan Product dalam penelitian ini, maka satu hal yang
knowledge berpengaruh positif menarik untuk diteliti lebih lanjut
terhadap Satisfaction. berkaitan dengan model penelitian ini
3. Product knowledge berpengaruh adalah dimasukkannya variabel lain yang
negatif terhadap Media search , dapat mewakili alasan-alasan konsumen
sedangkan Satisfaction dalam berpindah merek sepeda motor,
berpengaruh positif terhadap seperti keinginan konsumen untuk mencari
Media search. keberagaman (variety seeking), kebosanan
4. Satisfaction dan Media search menggunakan produk sepeda motor lama,
berpengaruh positif terhadap dan keinginan untuk mencoba merek-
Consideration – set size. merek baru di luar kebiasaan. Di samping
5. Consideration – set size itu, produk yang diteliti dalam penelitian
berpengaruh positif terhadap ini adalah produk sepeda motor, baik baru
Retailer Search. maupun bekas, sehingga riset mendatang
6. Satisfaction, Consideration – set dapat mencoba menguji model penelitian
size dan Retailer Search ini khusus pada produk sepeda motor baru,
berpengaruh positif terhadap dimana respondennya adalah konsumen
Brand switching behavior. yang melakukan pembelian sepeda motor
melalui dealer. Dengan demikian,
Keterbatasan Penelitian. konsumen yang akan terpilih sebagai
Penelitian ini di lakukan pada responden dalam penelitian ini akan lebih
konsumen sepeda motor yang berada di terarah dan teridentifikasi sehingga proses
wilayah kotamadya Salatiga , dengan perpindahan merek yang sesungguhnya
metode pengambilan sampel yang dapat diketahui.
Purposive. Dengan demikian, hasil
penelitian ini tidak dapat digeneralisasi REFERENSI
untuk kasus di luar obyek penelitian.
Keterbatasan lainnya terkait dengan jenis
Aaker, David, A, and Kumar V, 1997,
produk yang diteliti dalam penelitian ini, Marketing Research, 6 th Edition,
yaitu sepeda motor baik baru maupun
New York, John Willey and Son,
bekas. Dengan demikian, kesimpulan Inc.
terhadap hasil penelitian ini hanya terbatas
Suzy Widyasari Jurnal Bisnis dan Ekonomi 126

Alhusin, Syahri, 2002, Aplikasi Statistik Merek “, Jurnal Manajemen


Praktis Dengan Menggunakan Indonesia, Vol. 1, No. 2.
SPSS 10 For Windows, Junaidi, Shellyana, dan Basu Swastha
Yogyakarta, J & J Learning.
Dharmmesta, 2002, “ Pengaruh
Assael, Henry, 1995, Consumer Behavior Ketidakpuasan Konsumen,
and Marketing Action, Boston : Karakteristik Kategori Produk dan
Kent Publishing Co. Kebutuhan Mencari Variasi
Bitner, Mary Jo,1990, “ Evaluating Terhadap Keputusan Perpindahan
Merek “, Jurnal Ekonomi dan
Service Encounters : The Effects
Bisnis Indonesia, Vol. 17, No.1.
of Physical Surroundings and
Employee Responses “, Journal of Kotler, Philip, 2000, Marketing
Marketing, Vol. 54. Management, The Millenium
Edition, New Jersey : Prentice Hall
Boulding, W; A.Klra; R.Staelin; and
V.A.Zeithaml, 1993, “ A Dynamic International , Inc.
Process Model of Service Quality Kotler, Philip, 2006, Manajemen
“, Journal of Marketing Research Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid
“,Vol. 30. 1, Terjemahan : Benjamin Molan,
Jakarta, Prenhallindo.
Cooper, Donald R, and Pamela S.
Schindler, 2001, Business Malhotra, Naresh K, and Mark Petterson,
th
Research Methods, 7 Edition, 2006, Basic Marketing Research :
nd
Homewood : Mc. Graw – Hill. A Decision Making Approach, 2
Edition, New Jersey : Pearson
Dharmmesta, Basu, S., 1984, Azas – Azas
Marketing , Yogyakarta, Penerbit Education – Prentice Hall.
Liberty. Miniard, Paul, W, Roger D. Blackwell dan
Dharmmesta, Basu, S., 1999, “ Loyalitas James F. Engel, 1994, Perilaku
Konsumen Jilid 1, Jakarta,
Pelanggan : Sebuah Kajian
Binarupa Aksara.
Konseptual Sebagai Panduan
Bagi Peneli“, Jurnal Ekonomi dan Mowen, C. John. and Michael Minor,
th
Bisnis Indonesia, Vol. 14, No.3. 1998, Consumer Behavior, 5 Ed,
Ferdinand, Augusty, 2005, Structural Upper Saddle River, NJ : Prentice
Equation Modelling Dalam Hall, Inc.
Penelitian Manajemen, Edisi 2, Muafi, 2001, “ Studi Empirik Pengaruh
Semarang, Bagian Penerbitan Merek Perintis Pada Proses
UNDIP. Pemilihan Merek dan Alasan
Hair, Joseph F., Anderson, R.E., Tatham, Berperilaku Beli Terhadap Merek
R.L and Black, W.C, 1998, Pilihan “, Wahana, Vol. 4, No.2,
Multivariate Data Analysis, 5
th Agustus.
Edition, Upper Saddle River, NJ : Nedungadi, Prakash, 1992, “ Recall and
Prentice Hall International, Inc. Consumer Consideration Sets :
Halim, Rizal Eddy, 2002, “ Dampak Influencing Choice Without
Altering Brand Evaluation “,
Hubungan Kepercayaan Merek
Journal Of Consumer Research,
Terhadap Kinerja Merek : Suatu
Vol. 17.
Analisis Dari Perspektif Kesetiaan
Vol. 15, No. 2, September 2008
127 Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson, 2002, Consideration - Sets Model “,


Consumer Behavior and Journal of The Academy of
Marketing Strategy, 6th. Ed, Mc. Marketing Science, Vol. 23, No. 1.
Graw – Hill, Irwin, New York.
Santosa, Eric, 2005, “ Dampak Beberapa
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson, 1999, Merek Baru Pada Himpunan
Consumer Behavior : Perilaku Konsiderasi “, Jurnal Ekonomi dan
Konsumen dan Strategi Bisnis, Vol. XI, No. 2.
Pemasaran, Edisi 4, Terjemahan : Santosa, Singgih, 2003, Buku Latihan
Damos Sihombing, Jakarta,
SPSS Statistik Multivariat, Jakarta,
Penerbit Erlangga. Penerbit Elex Media Komputindo.
Pratikno, Andre Nugroho, 2003, “ Studi Sekaran, Uma , 1994, Research Methods
Mengenai Proses Pemilihan
For Business, A Skill Building
Merek “, Jurnal Sains Pemasaran nd
Approach, 2
Indonesia, Vol. II, No. 1, Mei.
Purwani, Kusniyah, dan Basu Swastha Ed., Singapore, John Wiley &
Dharmmesta, 2002, “ Perilaku Sons, Inc.
Beralih Merek Konsumen Dalam Singarimbun, Masri, 1995, Metode
Pembelian Produk Otomotif “, Penelitian Survei, Edisi 2, Jakarta,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis LP3ES.
Indonesia, Vol. 17, No. 3, Juli.
Srinivasan, Narasimhan, and Ratcford,
Rust, Roland. T,and Anthony J. Zahorik, Brian T, 1991, “ An Empirical Test
1993, “ Customer Satisfaction, of a Model of External Search for
Customer Retention and Market Automobiles “, Journal of
Share “, Journal of Retailing, Vol. Consumer Research, Vol. 18,
69. September.
Sambandam, Rajan, and Lord Kenneth R, Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen dan
1995, “ Switching Behavior In Komunikasi Pemasaran, Bandung,
Automobile Markets : A PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai