Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PURNA ISWARA

Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

ANALISIS CITRA MEREK DAN PENGETAHUAN MEREK TERHADAP


MINAT BELI KONSUMEN YAMAHA MIO M3
DI DEALER KENCANA SARI SURABAYA

Siti Nur Soleha1, Dewi Yustiana2, Rossitya Dwi Setyawardani3, Thusy Tiara
Saraswati4, Moh. Saiful Hakiki5
1
nursoleha@abi.ac.id, 2 dewiyustiana@abi.ac.id, 3 rossitya@abi.ac.id,
4
thusytiara@abi.ac.id

1,2,3,4
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Artha Bodhi Iswara” Surabaya
5
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Artha Bodhi Iswara” Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Merek dan Pengetahuan
Merek terhadap minat beli konsumen Yamaha Mio di Dealer Kencana Sari
Surabaya.Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada 65 responden dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Teknik
analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square [PLS] untuk mengetahui
kausalitas antar variabel yang dianalisis.Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat
diperoleh kesimpulan bahwa faktor Citra Merek berpengaruh positif terhadap faktor
minat beli dapat diterima atau signifikan (positif), faktor Pengetahuan Merek
berpengaruh positif terhadap faktor minat beli dapat diterima atau signifikan (positif).
Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori hampir
sepenuhnya didukung oleh fakta.

Kata Kunci : Citra Merek, Pengetahuan Merek, Minat Beli

PENDAHULUAN
Sepeda motor menjadi moda transportasi yang paling favorit digunakan
oleh masyarakat dewasa ini. Terpilihnya sepeda motor sebagai sarana transportasi
yang paling favorit disebabkan karena keunggulan sepeda motor itu sendiri dalam
hal biaya perawatan, biaya bahan bakar, efektivitas waktu perjalanan,
kenyamanan serta kemampuannya untuk menerobos kemacetan yang terjadi di
jalan raya. Buruknya pelayanan transportasi umum pun ikut mempengaruhi
tingginya minat masyarakat untuk memilih sepeda motor sebagai sarana
transportasi mereka yang utama. Pasar bebas yang diterapkan oleh sistem
perdagangan negara juga ikut berpengaruh terhadap meningkatnya minat memilih
sepeda motor. Masyarakat pun dibuat semakin mudah untuk membeli sepeda
motor dengan menggunakan sistem angsuran atau kredit dengan uang muka yang
ringan.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap sepeda motor ternyata tak
disiasiakan oleh pihak produsen sepeda motor untuk memproduksi semakin
banyak model untuk ditawarkan kepada masyarakat. Produsen sepeda motor
berlomba untuk memproduksi sepeda motor tipe terbaru dengan teknologi terbaru
dan keunggulan-keunggulan lainnya agar menarik minat masyarakat. Salah satu
produk terbaru dari produsen sepeda motor adalah scooter, yakni sepeda motor
dengan teknologi matic. Matic merupakan kepanjangan dari istilah automatic
135
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

yang mengacu pada sistem pengoperasian gigi persneling sepeda motor tersebut
yang secara otomatis diatur oleh mesin kendaraan itu sendiri. Menurut data AISI
(Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) sampai dengan tahun 2019 kemarin
sepeda motor matic menjadi primadona di masyarakat dengan market share
67.33% jauh meninggalkan tipe bebek dan tipe sport.

136
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

Sepeda motor tipe matic menjadi primadona baru dalam industri sepeda
motor di Indonesia dengan market share yang sangat mengejutkan. Pasar yang
dulu dikuasai oleh tipe bebek (underbone) dan tipe sport kini diambil alih oleh
motor tipe matic. Fenomena diatas menunjukan bahwa minat beli masyarakat
terhadap sepeda motor jenis matic sedang mengalami peningkatan. Hal tersebut
menjadi tantangan para produsen sepeda motor matic agar mampu menarik calon
konsumen untuk memilih produk yang diproduksinya.
Salah satu produsen yang telah meluncurkan jenis sepeda motor matic
adalah merek Yamaha Mio. Sebelum Mio hadir, pasar matic di Indonesia relatif
tidak berkembang. Produsen sepeda motor Yamaha menciptakan kategori baru,
yaitu motor matic untuk perempuan, segmen yang sebelumnya tidak pernah secara
khusus dilirik oleh para pemain di industri sepeda motor. Setelah berhasil
membidik segmen ini, Yamaha kemudian memperluas pasar Mio ke segmen laki-
laki dengan meluncurkan Mio Sporty. Pasar sepeda motor matic di Indonesia
sebelumnya tidak berkembang karena ada persepsi bahwa sepeda motor matic
mahal karena teknologinya memang mahal. Untuk mematahkan persepsi itu,
Yamaha berani menanam investasi yang cukup besar investasi ini untuk
menyamakan harga Mio dengan motor manual. Startegi tersebut berhasil
dijalankan sehingga kemudian Yamaha berhasil melakukan penjualan sepeda
motor Mio sebanyak 25.000 per bulan. Pada tahun 2019, Yamaha mampu meraih
penjualan sekitar 360.000 unit Mio atau rata-rata 30.000 unit per bulan. Namun
seiring dengan munculnya produsen-produsen kompetitor yaitu dengan lahirnya
produk-produk sepeda motor matic sejenis yang dihasilkan oleh Honda dan
Suzuki. Honda dan Suzuki yang sebelumnya berkonsentrasi pada sepeda motor
bebek, akhirnya menambah lini produknya (new product line) dengan
memproduksi jenis sepeda motor matic dengan merek Vario, Beat, Scoopy dan
Suzuki dengan merek Spin. Sehingga pada tiga tahun terakhir market share
Yamaha terus mengalami penurunan.
Market share penjualan sepeda motor Yamaha tertinggal jauh oleh produk
pesaingnya yaitu Honda. Honda yang dalam tiga tahun terakhir terus mengalami
peningkatan persentase market share berbanding terbalik dengan persentase
market share Yamaha, Yamaha selama tiga tahun terakhir menunjuakan data yang
stagnan dan cenderung menurun yaitu pada tahun 2017 sebesar 31.64%, tahun
2018 sebanyak 31.24% dan pada tahun 2019 menurun kembali menjadi 31.02%.
Hal ini mengindikasikan sedang terjadi penurunan minat beli terhadap produk
matic Yamaha dan banyak konsumen yang lebih memilih produk matic yang
dikeluarkan oleh Honda. Indikasi lain yang menunjukan terjadinya penurunan
minat beli konsumen terhadap produk matic Yamaha
Terjadi penurunan top brand index mulai tahun 2017 hingga awal tahun
2019 ini, yaitu pada tahun 2017 sebesar 53%, tahun 2018 turun menjadi sebesar
44.2% dan menurun kembali hingga awal tahun 2019 menjadi 36.6%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kekuatan merek Yamaha Mio mengalami penurunan
dimata para konsumen. Adanya penurunan tersebut menunjukan adanya
kejenuhan dan penurunan minat beli terhadap Yamaha Mio dan bermunculan
produk baru yang lebih menarik dipasaran yang menawarkan banyak pilihan.
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan hal ini diindikasikan karena
keunggulan produk yang disampaikan dalam iklan Merek tidak sesuai dengan
kondisi produk yang sebenarnya, sehingga bagi konsumen yang sering mengalami

137
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

hal seperti ini akan meragukan kebenaran isi pesan yang disampaikan dalam iklan
tersebut, selain itu kurangnya upaya perusahaan dalam mengedukasi calon
konsumen tentang produk yang akan dibelinya menjadai salah satu faktor yang
dapat menurunkan minat konsumen untuk membeli produknya dan cenderung
lebih memilih produk lain yang sudah dia ketahui keunggulan dan fitur-fitur yang
terdapat dalam produk. Menurut Wang dan Hwang (2015) dalam Lin dan Lin
(2014) menyimpulkan bahwa konsumen dengan pengetahuan produk yang tinggi
akan mengevaluasi produk berdasarkan kualitas karena mereka percaya diri
dengan pengetahuan produk mereka. Dengan demikian, mereka cenderung
menjadi sadar akan nilai produk dan akibatnya mengembangkan niat pembelian.
Selain pengetahuan produk dalam memutuskan untuk membeli suatu produk
sepeda motor konsumen tidak jarang memilih brand atau merek sebagai dasar
pengambilan keputusannya. Menurut Aaker dalam Vranesevic (2016) bahwa
penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam orientasi pemasaran
modern yaitu lewat pemberian perhatian yang lebih serta penciptaan merek yang
kuat sehingga Implikasi dari hal tersebut bahwa merek suatu produk dapat
menciptakan Image atau Citra untuk produk itu sendiri, sehingga mampu
menanamkan informasi dibenak pikiran konsumen atau menjadikan motivasi
dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk.
Sebelum memutuskan membeli suatu produk konsumen biasanya
melakukan banyak pertimbangan, karena konsumen ingin mendapatkan produk
yang sesuai dengan kebutuhannya. Minat beli konsumen adalah tahap dimana
konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung
dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian
pada suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen
untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2015).

Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli


Bearden, Ingram, dan LaForge (2014)berpendapat pemasar harus benar-
benar yakinterhadap ide-ide yang dituangkan terhadapmerek, apa manfaat
produknya dan bagaimanapandangan konsumen terhadap merek mereka.Jika
suatu produk sudah memiliki image yangbaik, maka konsumen akan lebih tertarik
untukmembeli produk tersebut tanpa menimbulkankecemasan akan kualitas
produk dan segalapemikiran negatif tentang produk tersebut.
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi minat seseorang
malakukanpembelian adalah citra merek yaitu suatu kesan dan persepsi
yangdirasakan seseorang akan sebuah merek, maka dari itu apa yang dipahami
akandijadikan sebagai penentu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu
merek(Simamora,2014:63). Citra merek yang baik akan sangat
mempengaruhikelangsungan suatu perusahaan begitu juga produknya agar dapat
tetap bertahandan dicintai dipasar yang nantinya akan menentukan sikap
selanjutnya yangdilakukan oleh konsumen.Penelitian Tommy Setiawan Ruslim
dan Richard Andrew (2012) dengan judulPengaruhpenelitianCitraMerekdan ”
Pengetahuan Merek terhadap Purchase Intention (Kasus : Kosmetik Merk “X

138
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

menyatakan bahwaterdapatpengaruh yang signifikan Citra Merekterhadap


purchase intention pada konsumenkosmetik. merek “X”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
semakinbaikcitra suatu merek maka minat beli konsumen akan semakin
meningkat.

Pengaruh Pengetahuan Merek terhadap Minat Beli


Menurut Wang dan Hwang (2015) yang dikutipdari Lin dan Lin (2014),
menyimpulkan bahwakonsumen dengan Pengetahuan Merek yangtinggi akan
mengevaluasi produk berdasarkankualitasnya karena mereka percaya diri
denganpengetahuan produk mereka. Dengan demikian,mereka akan menjadi sadar
akan nilai produkdan akibatnya mengembangkan purchase intention.
Lin dan Lin (2014) juga mengatakantingkat Pengetahuan Merek juga
mempengaruhipurchase intention konsumen. Secara umum,konsumen dengan pengetahuan
produk yanglebih tinggi memiliki memori lebih baik, pengakuan,analisis dan kemampuan logika
dibandingkandengan pengetahuan produk yanglebih rendah. Akibatnya, mereka yang
berpikirbahwa mereka memiliki pengetahuan produkyang lebih tinggi cenderung
mengandalkanisyarat intrinsik bukan stereotip untuk membuatpenilaian terhadap kualitas produk
karena merekamenyadari pentingnya informasi produk. Penelitian Tommy Setiawan Ruslim dan
Richard Andrew (2012) dengan judulPengaruhpenelitianCitra Merek dan Pengetahuan Merek
terhadap Purchase Intention (Kasus : Kosmetik Merk “X”)”menyatakan bahwa terdapatpengaruh
yang signifikan Pengetahuan

Merekterhadap purchase intention pada konsumenkosmetik. mere


Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat pengetahuan produk maka minat beli konsumen akan semakin
meningkat.

Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan atau dugaan sementara atas


permasalahan berdasarkan kerangka pemikiran yang dilandasi oleh teori. Adapun
hipotesis untuk penelitian ini adalah :
1. Diduga faktor Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli konsumenYamaha Mio di Surabaya Selatan.
2. Diduga faktor Pengetahuan Merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli konsumenYamaha Mio di Surabaya Selatan.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan atauspesifikasi dari
varibel-variabel penelitian yang secara kongkrit berhubungandengan realisasi
yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yangakan diamati dalam
penelitian (Hadi, 2014).

Teknik Pengambilan
Sampel a. Populasi

139
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau


karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek / obyek
yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian
(Sumarsono, 2014: 44). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung
yang datang ke Dealer Yamaha Kencana Sari Surabaya.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan katekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik nonprobability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling
(penarikan sampel berdasarkan kriteria).Kriteria yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Mengetahui produk Yamaha Mio, alasannya agar dapat memberikan jawaban
yang objektif untuk dianalisis.
2. Berusia 17 tahun ke atas, alasannya calon konsumen sudah memenuhi syarat
sebagai pengemudi produk sepeda motor matic Yamaha Mio
3. Berdomisili di Surabaya Selatan, alasannya penelitian ini merupakan studi
kasus di Kota Surabaya Selatan

Lebih lanjut, karena jumlah populasi tidak diketahui jumlahnya secarapasti,


sehingga teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan
pedoman pengukuran sampel menurut (Ghozali,2011), antara lain : Sepuluh kali
skala terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang
didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan). Jumlah parameter yang
dipergunakan dalampenelitianini adalah 5 parameter oleh sebabitu
makajumlahsampel yang dipergunakan 13 x 5 = 65, sehingga sampel yang
digunakan adalah minimal sebesar 65 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Inner weight


Standard Standard
Koefisien Sample T Statistics
Deviation Error
Path Mean (M) (|O/STERR|)
(STDEV) (STERR)
CITRA MEREK (X1) ->
0.567588 0.571602 0.026559 0.026559 21.370476
MINAT BELI (Y)
PENGETAHUAN MEREK
0.486965 0.481515 0.021690 0.021690 22.451580
(X2) -> MINAT BELI (Y)
Sumber : data diolah (lampiran)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
1. Citra Merek(X1)berpengaruh terhadap Minat Beli (Y)dengan koefisien path
sebesar 0,567588 dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 21,3704 lebih
besar dari nilai Z αSignifikan=0,10(Positif) (10%) = 1
2. Pengetahuan Merek(X2)berpengaruh terhadap Minat Beli(Y)dengan
koefisien path sebesar 0,486965 dapat diterima dimana nilai T-Statistic =
22,4515 lebih besar dari nilai SignifikanZα = 0,10
(Positif)

140
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk
menguji pengaruh beberapa variabel terhadap minat beli konsumen Yamaha Mio
di Dealer Yamaha Kencana Sari Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

Citra Merek (Citra Merek) yang baik dapat meningkatkan minat beli
konsumen . Ini berarti semakin baik citra merek produk produk Yamaha Mio
yang ada di benak konsumen maka dapat menyebabkan meningkatnya minat
beli konsumen terhadap produk tersebut.

Pengetahuan produk (Pengetahuan Merek) yang tinggi dapat meningkatkan
minat beli konsumen. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan produk yang
dimiliki calon konsumen maka dapat mendorong minat beli konsumen
terhadap produk tersebut.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel yang
paling dominan mempengaruhi minat beli konsumen yaitu variabel citra
merek karena memiliki nilai besaran pengaruh (koefisien path) paling besar
dibandingkan dengan variabel pengetahuan produk.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian N, Bayu (2013). Persepsi terhadap Store Atmosphere dengan minat beli
konsumen di Hypermarket. Jurnal Online Psikologi Vol. 1 No. 2.
Universitas Muhammadiyah Malang
Assael, Henry. 2015. Consumer Behavior 6th Edition. New York: Thomson
Learning.
Baniader M, Yoseph (2013). Effect of Pengetahuan Merek and Citra Merek to
Purhase Intention with HP Laptop Brand Price Discounts as Variabels
Moderated in Surabaya. JUMMA Vol. 1 No. 4. Universitas Katolik WIdya
Mandala Surabaya
Bilson, Simamora, 2014. Riset Pemasaran, Gramedia Utama, Jakarta.
Ghozali. I (2011). Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan
Partial Least Square PLS Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Ghozali, I. (2014). Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 16.0. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2016). Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan PLS
(Kedua ed.). Semarang, Jawa Tengah, Indonesia: BP Undip.
Kotler, Philip, 2014. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta, Prehallindo
Kotler, Philip dan Amstrong, Garry (2014). Prinsip-Prinsip Marketing, Edisi
Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller (2012). Marketing Management Edisi 14, Global
Edition.Pearson Prentice Hall.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2014. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga
belas. Jilid 2.Jakarta: Erlangga

141
JURNAL PURNA ISWARA
Volume 2 nomor 2 Agustus 2020

Lin, Nan-hong dan Bih-Shya Lin. 2014. The Effect of Citra Merek and
Pengetahuan Merek on Purchase Intention moderated by Price discount.
(Online). Journal international management studies 121-132
Peter, J.Paul; Olson, Jerry.C. (2014). Consumer Behavior : Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama Edisi Bahasa Indonesia.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Schiffman & Kanuk, (2014), Perilaku Konsumen, dialihbahasakan oleh Zulkifli
Kasip, Edisi Ketujuh, Penerbit PT. Indexs.
Setiawan R, Tommy dan Andrew, Richard (2012). Pengaruh Citra Merek dan
Pengetahuan Merek terhadap Purchase Intention (Kasus : Kosmetik Merk
“X”)Jurnal. Media Bisnis. Universitas Tarumanegara
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi. Edisi kesebelas. CV. Alfabeta,
Bandung.
Syamsu, Aditya dan Sanaji (2014). Pengaruh Pengetahuan Produk dan Promosi
Penjualan terhadap Niat Beli Pelanggan Telepon Rumah pada Layanan
Speddy Wired. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 2 No. 4. Universitas Negeri
Surabaya
Tjiptono, F. (2014). Strategi Pemasaran. Edisi 3 . Andi, Yogyakarta.
Vranesevic, Tihomir. 2016. “The effect of the brand on products”,BritishFoodJournal, Vol.105,
No.11, p.811-825
Wahyuni, Ni-Luh Gede dan Suparna, Gede (2014). Pengaruh Citra Merek dan
Pengetahuan Merek terhadap Purchase Intention Produk Tas Tiruan di
Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Vol 3 No. 4. Universitas Udayana
Denpasar

142

Anda mungkin juga menyukai