Anda di halaman 1dari 35

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume IX, No. 3, Desember 2010, halaman 335 - 369

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi kasus pada konsumen Yamaha Mio
PT Harpindo Jaya Semarang)

Muhammad Rhendria Dinawan, SE


Fakultas Ekonomi, Magister manajemen -Universitas Diponegoro Semarang

Abstraksi

Penelitian mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sepeda motor cukup
banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepeda motor Mio.
Faktor-faktor yang digunakan adalah Kualitas produk, Harga kompetitif, dan Citra merek yang
dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Mio. Metode analisis
yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas produk, harga kompetitif, citra
merek terhadap keputusan pembelian adalah dengan mengguanakan analisis regresi berganda
dengan bantuan program statistik SPSS for window versi 14 dan uji hipotesis yang berpedoman
pada apabila P value < 0,05 maka kesimpulannya Ha diterima dan apabila P value > 0,05 maka
Ha ditolak.Hasil penelitian mendapatkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y:
0,303 X1 + 0,255 X2 + 0,334 X3 .
Secara simultan variabel kualitas produk (X1), harga kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat
mempengaruhi keputusan pembelian karena nilai koefisien uj F hitung sebesar 34,339, sedangkan
secara parsial tidak dapat tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas
produk, harga kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat mempengaruhi
keputusan pembelian. Saran penelitian yang diperoleh adalah perlunya pemasar untuk
meningkatkan image Yamaha Mio untuk memberikan kesan bahwa Yamaha Mio bukan motor
murahan, sehingga dapat disimpulkan adanya kesesuaian harga dengan kualitas produk. Di sisi
lain juga diperlukannya saling kerja sama untuk dapat saling menyediakan produk dengan Kualitas
produk yang tinggi, Harga yang kompetitif, dan Citra merek yang baik.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga Kompetitif, Citra Merek, Keputusan Pembelian

335 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

PENDAHULUAN umum yang semakin tinggi. Di sisi lain, pihak

P
lembaga keuangan pun tidak segan untuk
erkembangan dunia usaha yang mengucurkan kredit penjualan sepeda motor.
semakin pesat dewasa ini menye- Untuk dapat memiliki sepeda motor,
babkan perusahaan harus meng- konsumen tidak perlu mengeluarkan dana
hadapi persaingan yang ketat. Dalam era besar, cukup membayar DP kira-kira di
perkembangan zaman yang semakin cepat bawah Rp. 1.000.000,00 dan cicilan kira-kira
dan batas yang semakin tipis membuat Rp. 400.000,00 maka dalam waktu tiga tahun
manusia menuntut untuk diperhatikan lebih sepeda motor sudah menjadi milik sendiri.
customized (Cespedes, 1995). Terlebih lagi Persaingan pasar sepeda motor
dalam hal pemenuhan terhadap kebutuhan, otomatik semakin ramai. Dan saat ini pasar
konsumen sekarang ini cenderung lebih sepeda motor otomatik diramaikan oleh tiga
individualis dan menuntut sesuatu hal yang merek yaitu Yamaha Mio, Honda Vario dan
lebih bersifat pribadi atau personal. Untuk Suzuki Spin. Pertumbuhan sepeda motor
memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan jenis skuter otomatik (matik) terus meningkat
dituntut mampu memahami keinginan dan di dalam negeri, bahkan pertumbuhan dalam
kebutuhan konsumen agar tetap survive. empat tahun terakhir mencapai sekitar 680
Diterima tidaknya produk yang dijual sangat %, sehingga banyak produsen sepeda motor
tergantung pada persepsi konsumen atas mulai melirik pasar tersebut (http://
produk tersebut. Jika konsumen merasa paketsukses.com/blog/index). Mulai copywrite
produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan “ Mio Sporty, Otomatis Duluan “ Yamaha
dan keinginannya pasti konsumen akan berusaha keras menancapkan persepsi
membeli produk tersebut. sebagai merek pertama di kategori motor
Seperti sekarang ini persaingan di matik meski sebetulnya Kymco lah yang lebih
dunia otomotif semakin ketat, khususnya dahulu masuk ke pasar motor matik
persaingan sepeda motor. Fakta memper- Indonesia pada tahun 2000.
lihatkan penjualan sepeda motor terus Sekarang ini Yamaha Mio dihadang
meningkat. Kondisi ini membuat produsen oleh dua kompetitor utama seperti Honda
semakin meningkatkan inovasi dengan Vario dan Suzuki Spin. Honda Vario tidak
meluncurkan produk-produk baru untuk masuk dalam kategori bebek seperti Mio tetapi
meningkatkan penguasaan pasar. Sepeda masuk dalam bentuk Scooter seperti Kymco.
motor adalah sarana transportasi roda dua Namun sebagai motor matik, Honda Vario
yang menjadi primadona para pengguna tetap merupakan kompetitor yang meng-
jalan khususnya di kota Semarang. Hal ini ancam Yamaha Mio. Dengan kehadiran kom-
bukan karena sepeda motor irit bahan bakar, petitor seperti Honda Vario dan Suzuki Spin,
tetapi juga cocok untuk kondisi jalanan yang bagi Yamaha tidak menjadi masalah karena
relatif tidak bertambah. Dengan sepeda Yamaha adalah pemain pertama di Indonesia
motor, mobilitas masyarakatpun tinggi. yang khusus membidik pangsa pasar
Mereka bisa pergi ke mana saja tanpa Yamaha Mio dan Yamaha Nouvo untuk
khawatir terjebak kemacetan dan tanpa perlu segmen wanita yang saat ini belum digarap
mengeluarkan uang untuk tarif angkutan pasar sepeda motor.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 336


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Dyonisius Beti, Vice President Director hemat BBM, berteknologi automatic,


PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mengedepankan teknologi hemat energi dan
mengatakan bahwa klaim sebagai pioneer atau gas buang ramah lingkungan sesuai uji emisi
leader di kategori matik dapat menunjukkan EURO 2 yang dipadukan dengan perfor-
kepada konsumen bahwa Mio memang sudah mance handal dan style yang dinamis, desain
terbukti keandalannya, Mio sudah teruji oleh lensa nuansa biru (ICE BLUE HEAD LAMP),
360.000 customer selama tiga tahun dan teruji sehingga bias cahaya yang dihasilkan lebih
kualitasnya bagus serta terbukti value-nya tinggi terang untuk keamanan berkendara, pijakan
(MIX, Edisi 11/III/23 November-20 Desember kaki penumpang dibuat terpisah untuk
2006, hlm. 41). Hermawan Kartajaya dalam kenyamanan berkendara (FOOT STEP),
(MIX, Edisi 11/III/23 November-20 Desember lampu belakang tampil makin gaya dan
2006, hlm. 40) mengatakan “ It’s better to be first mempesona (STYLISH BACK LAMP),
than it is to be better “, yang artinya adalah lebih mudah dan murah perawatannya, garansi
baik menjadi yang pertama daripada menjadi mesin tiga tahun, harga terjangkau, ada
yang lebih baik. Mendapat klaim menjadi yang bagasi dan gantungan helm, cocok untuk tua
pertama penting karena secara psikologis dan muda, parkir mudah sehingga wanita
banyak konsekuensi yang menguntungkan si akan lebih mudah saat mendorong dan
pioneer. Al Ries mengatakan “Ketika anda menggunakan standar tengah karena berat
berhasil membangun merek anda sebagai kendaraan 5 Kg lebih ringan (http://
merek pertama di satu kategori, anda akan www.cahyamotor.com/index).
dipersepsikan sebagai yang terbaik karena
produk anda original atau otentik “ (MIX, Edisi 11/
III/23 November-20 Desember 2006, hlm. 40). TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBA-
Posisi Yamaha Mio dalam benak NGAN MODEL PENELITIAN
konsumen memang sangat kuat, karena
Yamaha Mio adalah produk yang lebih dulu Keputusan Pembelian
hadir, pasti akan lebih dulu dipertimbangkan Sebelum merencanakan pemasaran,
oleh calon konsumen. Ketika konsumen suatu perusahaan perlu mengidentifikasi
membeli, pasti mereka mempertimbangkan konsumen, sasarannya dan proses
Yamaha Mio terlebih dahulu bukan Honda atau keputusan mereka. Walaupun banyak
Suzuki. Selain berhasil mengedukasi pasar keputusan pembelian melibatkan hanya satu
matik Indonesia, Yamaha juga sukses karena pengambilan keputusan, keputusan yang lain
desain produknya yaitu, Yamaha Mio masuk mungkin melibatkan beberapa pesarta yang
dalam bentuk motor bebek yang lebih memerankan peran, pencetus ide, pemberi
ramping, tampil makin gaya dengan warna pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan
dan stripping baru modern yang attractive, pemakai. Di sini tugas pemasar adalah
Yamaha Mio juga mempunyai roda yang lebih mengidentifikasi peserta pembelian lain,
besar sehingga dipersepsi konsumen dapat kriteria pembelian mereka dan pengaruh
menghindari polisi tidur. mereka terhadap pembeli. Program
Di sisi lain Yamaha Mio juga memiliki pemasaran harus dirancang untuk menarik
keunggulan-keunggulan yang lain seperti dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya

337 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

pembeli. modal, dan jumlah yang akan dibeli, (b)


Keinginan untuk membeli timbul tempat dan saat pembelian, (c) harga dan
setelah konsumen merasa tertarik dan ingin cara pembayaran.
memakai produk yang dilihatnya, menurut Setelah konsumen memperoleh
Howard dan Shay (dalam Basu Swastha informasi tentang suatu produk mereka
Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying menggunakan informasi tersebut untuk
intention) akan melalui lima tahapan, yaitu : mengevaluasi sumber-sumber pada ciri-ciri
1. Pemenuhan kebutuhan (need) seperti karakteristik barang dagangan yang
2. Pemahaman kebutuhan (recognition) dijual, pelayanan yang diberikan, harga,
3. proses mencari barang (search) kenyamanan, personil dan fisik (Boyd et al,
4. Proses evaluasi (evaluation) 2000 : 129). Konsumen biasanya memilih
5. Pengambilan keputusan pembelian sumber yang mereka anggap memperlihat-
(decision) kan ciri yang paling penting bagi mereka.
Informasi mengenai produk men- Suatu pembalian tidak langsung
dasari proses membeli sehingga akhirnya terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui,
muncul suatu kebutuhan, di sini konsumen mengenal dan kemudian memiliki produk
akan mempertimbangkan dan memahami tersebut (Koeswara, 1995 : 75), dalam
kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada Theofillus Kusuma Adhi (2006). Menurut
produk sudah jelas maka konsumen akan Koeswara, tahap-tahap proses pembelian ini
mencari produk yang dimaksud, yang dapat dibagi atas lima langkah, yaitu :
kemudian akan berlanjut pada evaluasi produk - Mengetahui masalahnya (Recognation of
dan akhirnya konsumen akan mengambil problem)
keputusan untuk membeli atau memutuskan - Mencari informasi (Search for infor-
untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak mation)
sesuai dan mempertimbangkan atau menunda - Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation
pembelian pada masa yang akan datang. of alternatif)
Menurut Swastha (1990 : 98), untuk - Memilih salah satu alternatif (Choice)
memahami perilaku konsumen dalam - Menentukan hasil pilihan (Outcome)
memenuhi kebutuhannya, dapat dikemuka-
kan dua model proses pembelian yang Kualitas Produk
dilakukan oleh konsumen, yaitu : Produk didefinisikan sebagai sesuatu
1. Model phenomenologis, model perilaku yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
konsumen ini berusaha mereprodusir diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi
perasaan-perasaan mental dan emosi- sehingga dapat memuaskan keinginan atau
onal yang dialami konsumen dalam kebutuhan (Kotler, 1992).
memecahkan masalah pembelian yang Konsumen akan menyukai produk
sesungguhnya. yang menawarkan kualitas, kinerja, dan
2. Model logis, model perilaku konsumen pelengkap inovatif yang terbaik (Hadi, 2002).
yang berusaha menggambarkan struktur Produk yang berkualitas adalah produk yang
dan tahap-tahap keputusan yang diambil mampu memberikan hasil yang lebih dari
konsumen mengenai (a) jenis, bentuk, yang diharapkan.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 338


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut David Garvin, untuk menen- biasanya konsumen memiliki informasi


tukan dimensi kualitas produk, dapat melalui tentang produk secara tidak langsung.
delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002 Kualitas sebagai mutu dari atribut atau
: Lupiyoadi, 2001) : sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan dari
dalam produk dan jasa yang bersangkutan.
1. Performance, hal ini berkaitan dengan
Kualitas biasanya berhubungan dengan
aspek fungsional suatu barang dan
manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu
merupakan karakteristik utama yang
produk. Kualitas merupakan faktor yang
dipertimbangkan pelanggan dalam
terdapat dalam suatu produk yang menyebab-
membeli barang tersebut.
kan produk tersebut bernilai sesuai dengan
2. Features, yaitu aspek performansi yang maksud untuk apa produk itu diproduksi.
berguna untuk menambah fungsi dasar, Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk atau fungsinya, termasuk di dalamnya daya
dan pengembangannya. tahan, ketergantungan pada produk atau
3. Reliability, hal yang berkaitan dengan komponen lain, eksklusive, kenyamanan, wujud
probabilitas atau kemungkinan suatu luar (warna, bentuk, pembungkus dan
barang berhasil menjalankan fungsinya sebagainya).
setiap kali digunakan dalam periode waktu Kualitas mempunyai peranan penting
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. baik dipandang dari sudut konsumen yang
bebas memililh tingkat mutu atau dari sudut
4. Conformance, hal ini berkaitan dengan produsen yang mulai memperhatikan
tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi pengendalian mutu guna mempertahankan
yang telah ditetapkan sebelumnya dan memperluas jangkauan pemasaran.
berdasarkan keinginan pelanggan. Kualitas diukur menurut pandangan pembeli
5. Durability, yaitu suatu refleksi umur tentang mutu dan kualitas produk tersebut.
ekonomis berupa ukuran daya tahan atau Peningkatan kualitas produk dirasa-
masa pakai barang. kan sangat perlu dengan demikian produk
perusahaan semakin lama semakin tinggi
6. Serviceability, yaitu karakteristik yang
kualitasnya. Jika hal itu dapat dilaksanakan
berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut
kemudahan, dan akurasi dalam memberi-
akan dapat tetap memuaskan para konsumen
kan layanan untuk perbaikan barang.
dan dapat menambah jumlah konsumen.
7. Asthetics, merupakan karakteristik yang Dalam perkembangan suatu perusahaan,
bersifat subyektif mengenai nilai-nilai persoalan kualitas produk akan ikut
estetika yang berkaitan dengan menentukan pesat tidaknya perkembangan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi
preferensi individual. pemasaran yang semakin ketat persaingan-
8. Perceived quality, konsumen tidak selalu nya, peranan kualitas produk akan semakin
memiliki informasi yang lengkap mengenai besar dalam perkembangan perusahaan.
atribut-atribut produk. Namun demikian, Kualitas produk (product quality)
merupakan kemampuan produk untuk

339 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

menunjukkan berbagai fungsi termasuk di d. Manufacturing-based (quality as confor-


dalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan mance to specification)
kemudahan dalam penggunaan (Kotler dan Produk yang dibuat sesuai dengan
Armstrong, 1996). spesifikasi desain merupakan produk
John C. Mowen dan Michael Minor yang berkualitas tinggi.
(1994) memberikan beberapa dimensi dari e. Value-based (quality as value for the
kualitas produk. Adapun dimensi kualitas price)
produk adalah : Kualitas suatu barang diindikasikan oleh
- Kinerja kerelaan pengguna untuk membeli barang
Yang dimaksud kinerja di sini adalah tersebut (willingness to pay).
kinerja utama dari karakteristik peng- Dengan demikian, dapat ditarik suatu
operasian. hipotesis sebagai berikut :
- Reliabilitas atau Keandalan H1 : Kualitas produk berpengaruh positif
Reliabilitas adalah konsistensi kinerja dan terhadap keputusan konsumen
produk. Bebas dari kerusakan atau tidak dalam membeli sepeda motor
berfungsi. Yamaha Mio.
- Daya Tahan
Rentang kehidupan produk / umur Harga Kompetitif
pemakaian produk. Valerie Zeithaml (1998) mengatakan
- Keamanan (Safety) bahwa menurut sudut pandang konsumen,
Produk yang tidak aman merupakan harga adalah sesuatu diberikan atau
produk yang mempunyai kualitas yang dikorbankan untuk memperoleh suatu produk.
kurang / rendah. Menurut Agusty Ferdinand (2000),
Untuk mendefinisikan kualitas harga merupakan salah satu variabel penting
(quality), digunakan beberapa macam dalam pemasaran, di mana harga dapat
pendekatan (Garving dalam Gaspersz, 2001) mempengaruhi konsumen dalam mengambil
dalam Budi Sudaryanto (2006), yaitu: keputusan untuk membeli suatu produk,
a. Trancendent (quality as excellence) karena berbagai alasan. Alasan ekonomis
Pendekatan ini lebih bersifat subyektif akan menunjukkan bahwa harga yang rendah
dalam membedakan antara kualitas baik atau harga yang selalu berkompetisi
dan buruk. Unsur kesempurnaan (excel- merupakan salah satu pemicu penting untuk
lency) suatu benda dijadikan parameter meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi
kualitas benda tersebut. alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa
b. Product-based harga justru merupakan indikator kualitas dan
Kualitas benda diindikasikan oleh karena itu dirancang sebagai salah satu
kehadiran tampilan-tampilan spesifik instrumen penjualan sekaligus sebagai
(specific feature ) atau sifat (attribute) instrumen kompetisi yang menentukan.
pada benda tersebut. Menurut penelitian Akhsay R. Rao dan
c. User-based (fitness for use) Kent B. Monroe (1989) dalam (Suwendra
Kualitas diukur dari apakah benda yang di- Kumar, 2005), menyatakan bahwa konsumen
gunakan dapat memuaskan pemakainya. mempunyai anggapan adanya hubungan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 340


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

yang positif antara harga dan kualitas suatu pada berbagai jenis barang dan jasa.
produk, maka mereka akan membandingkan Pembeli membandingkan harga dari
antara produk yang satu dengan yang lainnya beberapa alternatif yang tersedia,
dan barulah konsumen mengambil keputusan kemudian memutuskan alokasi dana
untuk membeli suatu produk. yang dikehendaki.
Menurut William J. Stanton (1994), 2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi
harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan harga dalam mendidik konsumen
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau mengenai faktor-faktor produk, seperti
menggunakan produk atau jasa yang lainnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu dalam situasi di mana pembeli mengalami
harga yang sama terhadap semua pembeli. kesulitan untuk menilai faktor produk atau
Sedangkan definisi harga oleh Stanton seperti manfaatnya secara obyektif.
yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan Harga (price) dari sudut pandang
(1990) adalah sejumlah uang (ditambah pemasaran merupakan satuan moneter atau
beberapa produk kalau mungkin) yang ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
dibutuhkan untuk mendapat-kan sejumlah lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh
kombinasi dari produk dan pelayanan. hak kepemilikan atau penggunaan suatu
Monroe (1990), dalam Lilik Wahyudi barang dan jasa. Dari sudut pandang
(2004) menjadikan harga sebagai indikator konsumen, harga seringkali digunakan
berapa besar pengorbanan (sacrifice) sebagai indikator value bilamana harga
yang diperlukan untuk membeli suatu tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
p r o du k se k a l ig us d ij ad i k a n se ba g a i dirasakan atas suatu barang dan jasa. Value
indikator level of quality. dapat didefinisikan antara manfaat yang
Harga juga merupakan salah satu dirasakan terhadap harga (Dodds et al, 1991;
elemen bauran pemasaran yang paling Grewal et al, 1998a; Grewal et al, 1998b;
fleksibel; harga dapat diubah dengan cepat, Agarwal dan Teas, 2001; Verma dan Gupta,
tidak seperti fitur produk dan perjanjian 2004) dalam (Lilik Wahyudi, 2004).
distribusi (Zeithaml, 1988), dalam (Lilik Kesan konsumen terhadap harga baik
Wahyudi, 2004) itu mahal, murah ataupun standar akan
Lebih lanjut, Fandy Tjiptono menga- berpengaruh terhadap aktivitas pembelian
takan bahwa, harga memiliki dua peranan selanjutnya dan kepuasan konsumen setelah
utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Kesan ini akan menciptakan nilai
beli, yaitu : persepsian konsumen terhadap suatu
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi barang. Manakala konsumen kecewa setelah
harga dalam membantu para pembeli membeli suatu barang ternyata terlalu mahal
untuk memutuskan cara memperoleh menurut dia, maka kemungkinan selanjutnya
manfaat atau utilitas tertinggi yang dia akan enggan untuk membeli barang itu
diharapkan berdasarkan daya belinya. lagi dan bisa jadi beralih ke barang lain. Kesan
Dengan demikian, adanya harga dapat konsumen terhadap harga dipengaruhi oleh
membantu para pembeli untuk memutus- harga barang lain yang dijadikan referensi
kan cara mengalokasikan daya belinya (reference price). Reference price menurut

341 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Shiffman dan Kanuk (2000), dalam (Lilik Dikemukakan bahwa citra merek akan
Wahyudi, 2004) diterjemahkan sebagai berpengaruh langsung terhadap tingginya
apapun bentuk harga yang dijadikan minat beli terhadap suatu perkembangan
konsumen sebagai dasar perbandingan untuk produk. Hal tersebut didukung oleh pendapat
menilai harga barang lain. Gaeff (1996) yang menyatakan bahwa
Beberapa penelitian menunjukkan perkembangan pasar yang demikian pesat
bahwa konsumen akan menjadi loyal pada mendorong konsumen untuk lebih
merek-merek berkualitas tinggi jika produk- memperhatikan citra merek dibandingkan
produk ditawarkan dengan harga yang wajar karakteristik fisik suatu produk dalam
(Dharmmestha, 1999). Dalam hal ini dapat memutuskan pembelian.
diambil kesimpulan bahwa konsumen akan “Brand equity is a set of assets (and
tetap loyal pada merek-merek yang Liabilities) linked to a brand’s name and
berkualitas, bergengsi dan eksklusif apabila symbol that adds to (or substract from ) the
ditawarkan dengan harga yang wajar. Selain value provide by a product or service to a firm
itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada and that firm customers. The major asset
produk dengan harga yang murah. Namun categories are : brand awareness ; perceived
setelah ada merek lain dengan harga yang quality ; brand associations ;and brand
lebih murah ia akan melakukan perpindahan loyality” (Aaker 1991 :51 ). Ekuitas merek
ke merek tersebut. berhubungan dengan nama merek yang
Menurut William J. Stanton (1994) ada dikenal, kesan kualitas, asosiasi merek yang
tiga ukuran yang menentukan harga, yaitu : kuat, dan asset-aset lainnya seperti paten,
1. Harga yang sesuai dengan kualitas suatu dan merek dagang. Jika pelanggan tidak
produk tertarik pada satu merek dan membeli karena
2. Harga yang sesuai dengan manfaat suatu karakteristik produk, harga, kenyamanan, dan
produk dengan sedikit memperdulikan merek,
3. Perbandingan harga dengan produk lain kemungkinan ekuitas merek rendah.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu Sedangkan jika para pelanggan cenderung
hipotesis sebagai berikut : membeli suatu merek walaupun dihadapkan
H2 : Harga Kompetitif berpengaruh positif dengan pesaing yang menawarkan produk
terhadap keputusan konsumen dalam yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga
membeli sepeda motor Yamaha Mio. dan kepraktisan, maka merek tersebut
memiliki nilai ekuitas yang tinggi.
Citra Merek Menurut Aaker (1996 : 10) brand
Merek merupakan atribut yang awareness adalah kekuatan keberadaan
memberikan manfaat non materiil, yaitu sebuah merek dalam pikiran pelanggan.
kepuasan emosional, terdiri dari variabel : Kekuatan tersebut ditunjukan oleh kemam-
mempertimbangkan merek sebelum puan pelanggan mengenal dan mengingat
membeli motor, memilih merk motor tertentu, sebuah merek. Kesadaran merek dapat
memilih merk motor yang terkenal. membantu mengkaitkan merek dengan
Kaitan antara citra merek dengan asosiasi yang diharapkan oleh perusahaan,
minat beli dikemukakan Habul (1991). menciptakan Familiarity pelanggan pada

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 342


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

merek, dan menunjukan komitmen pada berhubungan langsung terhadap produk


pelanggannya. Tingkat kesadaran merek (non product related atributes) yang
berkisar dari tingkat regonize the brand yaitu meliputi price, user imagry, usage
pelanggan dapat mengenal suatu merek, imagery, feelings, experiences, dan brand
sampai pada tingkat dimana merek menjadi personality.
dominant brand recalled, merek menjadi satu- b. Manfaat (benefits), adalah asosiasi suatu
atunya yang diingat dan menjadi identitas merek dikaitkan dengan manfaat dari
kategori produk. merek tersebut, baik itu manfaat secara
Saat pengambilan keputusan fungsional (functional benefit), manfaat
pembelian konsumen dilakukan, kesadaran secara simbolik dari pemakaianya
merek memgang peran penting. Merek (symbolic benetif), dan pengalaman yang
menjadi bagian sehingga memungkinkan dirasakan dari penggunanya (experential
preferensi pelanggan untuk memilih merek benefit).
tersebut. Pelanggan cenderung membeli c. Perilaku (Attitudes), adalah asosiasi yang
merek yang sudah dikenal karena mereka dikaitkan dengan motifasi diri sendiri yang
merasa aman dengan sesuatu yang dikenal merupakan bentuk perilaku yang
dan beranggapan merek yang sudah dikenal berumber dari bentuk-bentuk punishment,
kemungkinan bisa dihandalkan, dan kualitas reward, learning dan knowledge.
yang bisa dipertanggungjawabkan. H 3 : Citra Merek berpengaruh positif
Asosiasi merek adalah apapun yang terhadap keputusan konsumen dalam
terkait dalam ingatan (memory) pelanggan membeli sepeda motor Yamaha Mio.
pada suatu merek. Asosiasi spesifik suatu
merek di pikirkan pelanggan di dasarkan pada
beberapa tipe asosiasi yaitu a) atribut
berwujud, merupakan karakteristik produk, b)
atribut-atribut tidak berwujud, c) manfaat bagi
pelanggan, yaitu manfaat rasional dan
manfaat psikologi, d) harga relatif, e)
penggunaan atau aplikasi, f) karakteristik
pengguna atau pelanggan, g) Orang terkenal
(selebriti), h) gaya hidup atau kepribadian, i)
kelas produk, j) pesaing, k) negara atau
wilayah geografis asal produk. Sedangkan
menurut Keller (dalam Palupi, 2002), asosiasi
memiliki beberapa type, yaitu :
a. Atribut (atributes), adalah asosiasi yang
dikaitkan dengan atribut-atribut dari merek
ersebut baik yang berhubungan langsung
terhadap produknya (product related
atributes), ataupun yang tidak

343 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

METODE PENELITIAN persamaan karakteristik (Cooper, Emory,


1999: 214). Untuk penelitian ini populasi yang
Pendahuluan digunakan ialah orang yang sudah membeli
Dalam tesis penelitian yang akan Motor Yamaha Mio Di Harpindo Jaya
dilakukan adalah dalam jenis expalanatory. Semarang. jumlah populasi pengguna atau
Menurut Masri Singarimbun (1995:5) pembeli sepeda motor Yamaha Mio di Dealer
penelitian explanatory adalah menjelaskan Resmi Harpindo Jaya Semarang adalah
hubungan kausal dan pengujian hipotesis. sebesar 2934 orang. Untuk menentukan
Selanjutnya akan digambarkan ukuran sampel penelitian dari populasi
lapangan penelitian yang diarahkan untuk tersebut dapat digunakan rumus Slovin
menganalisa sebuah model keterkaitan (Sevilla et. al, 1993), yaitu :
antara Kualitas Produk, Harga Kompetitif,
Citra Merek. Sebuah kerangka teoritis dan
model telah dikembangkan pada bab
sebelumnya yang akan dipakai sebagai
landasan teori untuk penelitian. di mana :
n : Ukuran Sampel
JENIS DAN SUMBER DATA N : Ukuran populasi
e : Nilai kritis (batas ketelitian) yang
Data Primer diinginkan (persen kelonggaran ketidak
Menurut Indrianto dan Supono (2002) telitian karena kesalahan pengambilan
data primer adalah data yang berasal sampel populasi), yaitu 10%
langsung dari sumber data yang dikumpulkan
Jika tingkat kesalahan yang diinginkan
secara khusus dan hubungan langsung
(e) adalah 10% ; N = 2934, maka jumlah
dengan permasalahan yang diteliti. Data
sampel yang diteliti adalah sebanyak :
primer dalam penenitian ini adalah tanggapan
responden yang berisi tentang pendapat atau
penilaian mereka akan 1) Kualitas Produk,
2)Harga Kompetitif, 3) Citra Merek.
Responden dalam penelitian ini ialah orang Dari perhitungan di atas, maka dapat
yang berada di dealer / bengkel Harpindo Jaya diketahui bahwa jumlah sampel yang
Semarang. digunakan dalam penelitian ini sebanyak 97
orang. Penentuan sampel dalam penelitian
Populasi Dan Sampel ini bersifat tidak acak (non-probability
Populasi adalah kumpulan individu sampling), di mana anggota populasi tidak
atau proyek penelitian yang memiliki kualitas- diberi peluang yang dapat dihitung untuk dipilih
kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. menjadi anggota sampel (Warsito, 1995.
Berdasarkan ciri tersebut, populasi dapat Dalam penelitian ini, metode pengambilan
dipahami sebagai sekelompok individu atau sampel dengan menggunakan metode
objek pengamatan yang minimal memiliki satu Purposive Sampling, yaitu pengambilan
sampel yang berdasarkan pertimbangan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 344


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

tertentu dan harus representative/mewakili Metode Pengumpulan Data


populasi yang akan diteliti. Adapun Agar suatu data yang dikumpulkan
pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan
dalam mengambil sampel yang akan diteliti, dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat
antara lain : dijadikan dasar pengambilan keputusan.
1. Responden yang diteliti adalah yang Tujuan metode analisis data adalah untuk
membeli sepeda motor Yamaha Mio di menginteprestasikan dan menarik kesim-
dealer resmi Yamaha Harpindo Jaya pulan dari sejumlah data yang terkumpul.
Semarang. Pengolahan data dalam penelitian ini dengan
2. Responden membeli sepeda motor menggunakan program SPSS for Windows
Yamaha Mio dengan bulan pembelian versi 13.0. Adapun metode analisis data yang
Januari-Desember 2008 baik kredit digunakan adalah sebagai berikut :
maupun tunai.
Obyek penelitian dalam penelitian ini A. Analisis Data Kualitatif
adalah dealer resmi Harpindo Jaya Semarang, Analisis data kualitatif adalah bentuk
di mana dealer tersebut bergerak dalam analisa yang berdasarkan dari data yang
bidang penjualan, pemeliharaan/bengkel, dan dinyatakan dalam bentuk uraian. Data
suku cadang. kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat
diukur secara langsung (Hadi, 1984 : 66).
Metode Pengumpulan Data Proses analisis kualitatif ini dilakukan
Dalam suatu penelitian ilmiah, dalam tahapan sebagai berikut :
metode pengumpulan data dimaksudkan
1. Pengeditan (Editing)
untuk memperoleh bahan-bahan yang
Pengeditan (Editing) adalah memilih
relevan, akurat, dan terpercaya (Supranto,
atau mengambil data yang perlu dan
1996).
membuang data yang dianggap tidak
Teknik pengumpulan data yang
perlu, untuk memudahkan perhitungan
digunakan dalam penelitian ini adalah :
dalam pengujian hipotesa.
a. Kuesioner
Metode pengumpulan data yang 2. Pemberian Kode (Coding)
dilakukan dengan cara memberikan Proses pemberian kode tertentu
pertanyaan-pertanyaan kepada respon- terhadap macam dari kuesioner untuk
den dengan panduan kuesioner. Dalam kelompok ke dalam kategori yang sama.
penelitian ini kuesioner menggunakan 3. Pemberian Skor (Scoring)
pertanyaan tertutup dan terbuka. Mengubah data yang bersifat kualitatif
b. Studi Pustaka ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam
Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini urutan pemberian skor
dengan membaca buku-buku literatur, menggunakan skala Likert. Tingkatan
jurnal-jurnal, internet, majalah dan skala Likert yang digunakan dalam
penelitian terdahulu yang berkaitan penelitian ini adalah sebagai berikut :
dengan penelitian yang sedang dilakukan.

345 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5 Suatu konstruk atau variabel dikatakan
Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4 reliable jika memberikan nilai Cronbach
Netral (N) = Diberi bobot / skor 3 Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005 : 41-42).
Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot 2. Uji Validitas
/ skor 1 Uji Validitas digunakan untuk
mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu
4. Tabulating kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
Pengelompokan data atas jawaban valid jika pertanyaan pada kuesioner
dengan benar dan teliti, kemudian dihitung mampu untuk mengungkap sesuatu yang
dan dijumlahkan sampai berwujud dalam akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil Validitas dihitung dengan membandingkan
tabel tersebut akan disepakati untuk nilai r hitung (correlated item-total
membuat data tabel agar mendapatkan correlation) dengan nilai r tabel. Jika r
hubungan atau pengaruh antara variabel- hitung > r tabel dan nilai positif maka butir
variabel yang ada. atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Ghozali, 2005 : 45)
B. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bentuk 3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
analisa yang menggunakan angka-angka dan a. Uji Multikolinieritas
perhitungan dengan metode statistik, maka Uji Multikolinieritas bertujuan
data tersebut harus diklasifikasikan dalam untuk menguji apakah dalam model
kategori tertentu dengan menggunakan tabel- regresi ditemukan adanya korelasi
tabel tertentu untuk mempermudah dalam antar variabel bebas. Dalam model
menganalisis dengan menggunakan program regresi yang baik seharusnya tidak
SPSS for Windows versi 13.0 terjadi korelasi di antara variabel
Adapun alat analisis yang digunakan, bebas. Jika variabel bebas saling
antara lain : berkorelasi, maka variabel-variabel ini
1. Uji Reliabilitas tidak orthogonal. Variabel orthogonal
Uji Reliabilitas adalah data untuk adalah variabel bebas yang nilai
mengukur suatu kuesioner yang korelasi antar sesamanya sama
merupakan indikator dari variabel atau dengan nol (Ghozali, 2005 : 91).
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan Multikolinieritas dapat dilihat
reliabel atau handal jika jawaban dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu
seseorang terhadap pernyataan adalah Variance Inflation Factor (VIF).
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tolerance mengukur variabilitas
Kehandalan yang menyangkut kekonsis- variabel bebas terpilih yang tidak
tenan jawaban jika diujikan berulang pada dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
sampel yang berbeda. SPSS memberi- Jadi, nilai tolerance yang rendah sama
kan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF
dengan uji statistik Cronbach Alpha (). = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 346


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

dipakai untuk menjelas-kan adanya - Jika tidak ada pola yang jelas, serta
multikolinieritas adalah nilai tolerance titik-titik yang menyebar di atas dan
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > di bawah angka 0 pada sumbu Y,
10 (Ghozali, 2005 : 92). maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005 : 105).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ber- c. Uji Normalitas
tujuan untuk menguji apakah dalam Uji Normalitas bertujuan untuk
model regresi terjadi ketidaksamaan menguji apakah dalam model regresi,
variance dari residual satu variabel pengganggu atau residual
pengamatan ke pengamatan yang memiliki distribusi normal. Seperti
lain. Jika variance dari residual satu diketahui bahwa uji t dan uji F meng-
pengamatan ke pengamatan yang asumsikan bahwa nilai residual meng-
lain tutup, maka disebut homo- ikuti distribusi normal. Kalau asumsi
skedastisitas dan jika berbeda, maka ini dilanggar maka uji statistik menjadi
disebut heteroskedastisitas. Model tidak valid (Ghozali, 2005 : 110).
regresi yang baik adalah yang Cara untuk mengetahui nor-
terdapat homoskedastisitas atau malitas adalah dengan melihat
tidak terjadi heteroskedastisitas normal probability plot yang mem-
(Ghozali, 2005 : 105). bandingkan distribusi kumulatif dari
Cara untuk mengetahui ada distribusi normal. Distribusi normal
atau tidaknya heteroskedastisitas akan membentuk suatu garis lurus
adalah dengan melihat grafik plot diagonal, dan plotting data akan
antara nilai prediksi variabel terikat dibandingkan dengan garis diagonal.
(ZPRED) dan residulanya (SRESID). Jika distribusi data residual adalah
Deteksi terhadap heteroskedastisitas normal, maka garis yang meng-
dapat dilakukan dengan melihat ada gambarkan data sesungguhnya akan
tidaknya pola tertentu pada grafik mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,
Scatterplot antara SRESID dan 2005 : 110).
ZPRED di mana sumbu Y adalah X
yang telah diprediksi, sumbu X adalah 4. Analisis Regresi Linier Berganda
residual (Y prediksi – Y sesungguh- Dalam analisis ini dapat dilihat
nya) yang telah di- studentized. Dasar bagaimana variabel bebas, yaitu Kualitas
analisis : Produk (X1), Harga Kompetitif (X2), dan
- Jika ada pola tertentu, seperti titik- Citra Merek (X3), mempengaruhi (secara
titik yang ada membentuk pola positif atau negatif ) variabel terikat, yaitu
tertentu yang teratur (bergelombang, keputusan pembelian sepeda motor
melebar kemudian menyempit), maka Yamaha Mio (Y). Bentuk matematisnya
mengindikasikan telah terjadi heteros- secara umum adalah sebagai berikut
kedastisitas. (Supranto,2001 : 236) :

347 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ( 2 ) Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,


di mana : 2005 : 85) :
Y = Keputusan Pembelian 1. Dengan membandingkan nilai t
a = Konstanta dari persamaan regresi hitungnya dengan t tabel.
b1 = Koefisien regresi dari variabel X1 ( Apabila t tabel > t hitung, maka H0
kualitas produk ) diterima dan H1 ditolak
b2 = Koefisien regresi dari variabel X2 ( Apabila t tabel < t hitung, maka H0
harga kompetitif ) ditolak dan H1 diterima
b3 = Koefisien regresi dari variabel X3 ( citra Dengan tingkat signifikansi 95% (á =
merek ) 5%) dengan nilai df (degree of
X1 = Kualitas Produk freedom), n-k-1 (97-3-1) = 93, maka
X2 = Harga Kompetitif dapat diketahui nilai t tabel sebesar
X3 = Citra Merek 1,6614.
e = Variabel pengganggu 2. Dengan menggunakan angka proba-
bilitas signifikansi.
5. Pengujian Hipotesis Apabila angka probabilitas signifikansi
a. Uji Signifikansi Parameter Individual > 0,05, maka H 0 diterima dan H 1
(Uji t) ditolak.
Uji t pada dasarnya menunjukkan Apabila angka probabilitas signifikansi
seberapa jauh pengaruh satu variabel < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1
penjelas/bebas secara individual dalam diterima.
menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2005 : 84). Pengujian ini b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
bertujuan untuk menguji pengaruh Uji F pada dasarnya menunjukkan
variabel bebas (kualitas produk, harga apakah semua variabel bebas yang
kompetitif, dan citra merek) terhadap dimasukkan dalam model mempunyai
variabel terikat (keputusan pembelian) pengaruh secara bersama-sama terhadap
secara terpisah atau parsial. variabel terikat (Ghozali, 2005 : 84). Dalam
Hipotesa yang akan digunakan dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara
pengujian ini adalah : simultan dimaksudkan untuk mengukur
H0 : 0 = 0, Variabel-variabel bebas besarnya pengaruh kualitas produk, harga
(kualitas produk, harga kompetitif, citra kompetitif, dan citra merek secara
merek) tidak mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel
yang signifikan terhadap variabel terikat terikatnya, yaitu keputusan pembelian.
(keputusan pembelian). Hipotesis yang akan digunakan dalam
H1 : 1  0, Variabel-variabel bebas penelitian ini adalah :
(kualitas produk, harga kompetitif, H0 : 1 = 2 = 3 = 0, Variabel-veriabel
citra merek) mempunyai pengaruh bebas (kualitas produk, harga kompetitif,
yang signifikan terhadap variabel dan citra merek) tidak mempunyai penga-
terikat (keputusan pembelian). ruh yang signifikan secara bersama-sama

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 348


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

terhadap variabel terikatnya (keputusan responden, yaitu konsumen I-Cos coffee


pembelian). shop Semarang yang pernah berkunjung dan
H1 : 1 = 2 = 3  0, Variabel-variabel melakukan pembelian pada coffee shop
bebas (kualitas produk, harga kompetitif, tersebut. Data deskriptif obyek penelititan ini
dan citra merek) mempunyai pengaruh memberikan beberapa informasi secara
yang signifikan secara bersama-sama sederhana dari obyek penelitian yang terkait
terhadap variabel terikatnya (keputusan dengan model penelitian yang dikembangkan,
pembelian). yang berjumlah 162 responden.
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, Data diperoleh melalui metode
2005 : 84) : wawancara dan pembagian langsung
1. Dengan membandingkan nilai F kuesioner kepada responden, yaitu manajer
hitung dengan F tabel pada masing – masing industri. Kuesioner
Apabila F tabel > F hitung, maka H0 yang telah diisi oleh responden kemudian
diterima dan H1 ditolak. dikompilasi dan diolah menjadi data
Apabila F tabel < F hitung, maka H0 penelitian.
ditolak dan H1 diterima.
2. Dengan menggunakan angka Responden Menurut Jenis Kelamin
probabilitas signifikansi Karakteristik responden berdasarkan
Apabila probabilitas signifikansi > jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1
0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. berikut:
Apabila probabilitas signifikansi <
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

6. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat
(Kuncoro, 2001 : 84). Nilai koefisien deter-
minasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan
amat terbatas bahwa dari 162 responden yang tertinggi
adalah responden yang berjenis kelamin pria
yaitu sebesar 58,02 persen sedangkan jenis
ANALISIS DATA kelamin wanita adalah 41,97 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen yang
Deskripsi Responden berkunjung di I-Cos coffee shop Semarang,
Data deskriptif menggambarkan antara jenis kelamin pria dibandingkan dengan
beberapa kondisi obyek penelitian secara wanita adalah lebih banyak yang berjenis
ringkas yang diperoleh dari hasil pengum- kelamin pria. Karena pada umumnya lebih
pulan dan jawaban kuesioner oleh banyak pria yang menyukai kopi dari pada

349 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

wanita dan juga yang berkunjung hingga larut Setelah diuji validitas, langkah
malam pada I-cos Coffee shop adalah pria. selanjutnya adalah uji reliabilitas yaitu
berhubungan dengan masalah ketepatan dari
Responden Menurut Usia suatu data, sedangkan untuk pengujian
Karakteristik responden berdasarkan reliabilitas melalui nilai koefisien alpha dengan
usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : dibandingkan nilai 0,60. Konstruk atau variabel
dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai
alpha di atas 0,60 dan sebaliknya (Imam
Ghozali, 2005). Berdasarkan hasil per-
hitungan dengan program SPSS dapat
disajikan pengujian validitas dan reliabilitas
pada Tabel 4.3.
Berdasarkan pada Tabel 4.3 dapat
ditunjukkan bahwa semua indikator (observed)
adalah valid, hal ini ditandai dengan nilai
Corrected Item - Total Correlation > r tabel
(0,159). Pembuktian ini menunjukkan bahwa
semua indikator (observed) layak digunakan
sebagai indikator dari konstruk (laten variabel).
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan Koefisien alpha (cronbach alpha) memiliki nilai
bahwa dari 162 responden yang tertinggi di atas 0,60 sehingga dapat dijelaskan bahwa
adalah responden yang berusia antara 21 variabel – variabel penelitian (konstruk) yang
sampai dengan 25 tahun yaitu sebesar 34,56 berupa keputusan pembelian, minat beli, sikap
persen sedangkan yang terendah adalah konsumen, pengalaman membeli, kualitas
berusia 36 sampai dengan 40 tahun yaitu hubungan, dan reputasi toko adalah reliabel
sebanyak 5,55 persen. Hal ini dikarenakan atau memiliki reliabilitas yang tinggi, sehingga
konsep dan target marketnya dari coffee shop mempunyai ketepatan yang tinggi untuk
tersebut ditujukan pada kaum muda yaitu dijadikan variabel (konstruk) pada suatu
mahasiswa pada umumnya. penelitian.

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Statistik Deskriptif


Uji validitas digunakan untuk Pada bab IV ini akan menampilkan
mengetahui layak dan tidaknya pertanyaan. hasil penelitian yang berupa gambaran umum
Kriteria keputusannya adalah dengan obyek penelitian dan data deskriptif serta
membandingkan nilai Corrected Item - Total menyajikan hasil komputasi (hasil evaluasi)
Correlation dibandingkan dengan nilai r tabel dengan mempergunakan Amos 16.0 yang
dengan tingkat () 0,05 yaitu sebesar 0,159. meliputi analisis konfirmatori (Confirmatory
Apabila nilai Corrected Item - Total Correlation Factor Analysis) dan analisis model penuh
lebih besar dari r tabel maka indikator layak dari Structural Equation Modeling (Full Model
dan sebaliknya (Imam Ghozali, 2005). of Structural Equation Modeling) yang

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 350


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

menjadi kesatuan langkah dalam pengujian Proses Analisis Data dan Pengujian Model
hipotesis. Responden dalam penelitian ini Penelitian
adalah adalah konsumen I-Cos coffee shop Proses analisis data dan pengujian
Semarang yang berjumlah 162 responden. model penelitian akan menjelaskan tentang
langkah-langkah analisis yang digunakan
dalam penelitian ini. Langkah-langkah

351 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

tersebut mengacu pada proses analisis SEM bahwa dalam menguji hubungan kausalitas
sebagaimana dikemukakan oleh Ferdinand maka matriks kovarianlah yang diambil
(2005). Adapun urutan langkah-langkah sebagai input untuk operasi SEM.
analisis tersebut meliputi: Langkah selanjutnya setelah
menyusun sampel kovarian sebagaimana
Pengembangan Model Berdasarkan Teori
tampak pada Tabel 4.16 adalah menentukan
Pengembangan model dalam
teknik estimasi. Setelah mengkonversi data
penelitian ini didasarkan atas telaah pustaka
menjadi matrik kovarian maka langkah
dan kerangka pemikiran sebagai mana telah
selanjutnya yang dilakukan adalah
dijelaskan dalam Bab II. Secara umum model
menentukan teknik estimasi. Teknik estimasi
tersebut terdiri atas 3 variabel independen
yang akan digunakan adalah maximum
(Eksogen) dan 3 variabel dependen
likehood estimation method karena jumlah
(Endogen). Tiga variabel independen adalah
sampel yang digunakan berkisar antara 100
pengalaman membeli, kualitas hubungan, dan
- 200. Teknik ini dilakukan secara bertahap
reputasi toko. Sedangkan variabel dependen
yakni estimasi measurement model dengan
terdiri dari sikap konsumen, minat beli, dan
teknik confirmatory factor analysis dan
keputusan pembelian.
structural equation model, yang dimaksudkan
untuk melihat kesesuaian model dan
Menyusun Diagram Alur (Path Diagram)
hubungan kausalitas yang dibangun.
Setelah pengembangan model
berbasis teori dilakukan maka langkah
Analisis Structural Equation Model
selanjutnya adalah menyusun model tersebut
Analisis selanjutnya adalah analisis
dalam bentuk diagram. Langkah ini telah
Structural Equation Model (SEM) secara Full
dilakukan dan penggambarannya dapat dilihat
Model yang dimaksudkan untuk menguji
pada Bab III.
model dan hipotesis yang dikembangkan
dalam penelitian ini. Pengujian model dalam
Konversi Diagram Alur Ke Dalam
Structural Equation Model dilakukan dengan
Persamaan
dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model
Model yang telah dinyatakan dalam
dan uji signifikansi kausalitas melalui uji
diagram alur tersebut, selanjutnya dinyatakan
koefisien regresi. Hasil pengolahan data
ke dalam persamaan struktural. Persamaan
untuk analisis SEM terlihat pada Gambar 4.6,
struktural ini juga telah dijelaskan pada Bab
Tabel 4.27 dan Tabel 4.28
III sebelumnya.

Memilih Matriks Input dan Teknik


Estimasi
Matriks input yang digunakan sebagai
input adalah matriks kovarians. Hair et.al.
(1995; dalam Ferdinand, 2005) menyatakan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 352


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

353 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Berdasarkan pada Gambar 4.6 dan tersebut secara signifikan merupakan


Tabel 4.28 bahwa setiap indikator pembentuk indikator dari faktor-faktor laten yang dibentuk.
variabel laten menunjukkan hasil yang Dengan demikian, model yang dipakai dalam
memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 penelitian ini dapat diterima.
dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai
lambda atau loading factor yang lebih besar Evaluasi Multivariate Outlier
dari 0,5. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Outliers merupakan observasi atau
indikator-indikator pembentuk variabel laten data yang memiliki karakteristik unik yang

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 354


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- terdapat Outlier pada pengolahan data ini.
observasi yang lain dan muncul dalam Data mahalanobis distance dapat dilihat
bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah dalam Tabel 4.29.
variabel tunggal maupun variabel-variabel Terjadinya atau munculnya outlier data
kombinasi (Hair et.al., 1995). Adapun outliers tidak perlu dihilangkan dari analisis karena
dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu data tersebut menggambarkan keadaan yang
analisis terhadap univariate outliers dan sesungguhnya dan tidak ada alasan khusus
analisis terhadap multivariate outliers (Hair dari profil responden yang menyebabkan
et.al., 1995). harus dikeluarkan dari analisis tersebut
Outlier pada tingkat multivariate dapat (Ferdinand, 2005).
dilihat dari jarak Mahalanobis (Mahalanobis
Distance). Perhitungan jarak mahalanobis Uji Normalitas Data
bisa dilakukan dengan menggunakan Pengujian data selanjutnya adalah
program Komputer AMOS 16. Berdasarkan dengan menganalisis tingkat normalitas data
hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa yang digunakan dalam penelitian ini. Asumsi
jarak mahalanobis minimal adalah 19,211 dan normalitas data harus dipenuhi agar data
maksimal adalah 38,730. Berdasarkan nilai dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan
chi-square dengan derajat bebas 21 (jumlah SEM. Normalitas univariate dan multivariate
indikator variabel) pada tingkat signifikansi data yang digunakan dalam analisis ini dapat
0,001 yaitu 46,797 maka nilai mahalanobis diuji normalitasnya, seperti yang disajikan
yang melebihi 46,797 pada Tabel mahalanobis dalam Tabel 4.29.
(Ferdinand, 2005) terdapat Outlier. Sehingga Pengujian normalitas secara univa-
dapat disimpulkan bahwa model tidak riate ini adalah dengan mengamati nilai

355 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

skewness data yang digunakan, apabila nilai terdapat nilai CR yang berada diluar + 2,58.
CR pada skewness data berada diantara jadi dapat disimpulkan secara univariate
rentang antara + 2,58 pada tingkat signifikansi sudah baik.
0.01, maka data penelitian yang digunakan Uji normalitas dilakukan dengan
dapat dikatakan normal. Hasil pengujian menggunakan kriteria critical ratio sebesar ±
normalitas data ditampilkan pada Tabel 4.30. 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%)
Pengujian normalitas dilakukan dengan (Ghozali, 2004, p.105), sehingga dapat
mengamati nilai skewness data yang disimpulkan bahwa tidak ada data yang
digunakan apakah terdapat nilai CR yang menyimpang. Uji normalitas data untuk setiap
melebihi + 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01. indikator terbukti normal.
Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat bahwa tidak

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 356


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Uji Reliability dan Variance Extract Variance Extract


Variane extract menunjukkan jumlah
Uji Reliability varians dari indikator yang diekstraksi oleh
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh variabel laten yang dikembangkan. Nilai
mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil variance extract minimum dari dimensi
yang relatif sama apabila dilakukan pembentuk variabel laten yang dapat diterima
pengukuran kembali pada obyek yang sama. adalah sebesar adalah 0,50 (Hair et.al, 1995,
Nilai reliabilitas minimum dari dimensi p.642)
pembentuk variabel laten yang dapat diterima Keseluruhan hasil uji reliabilitas dan
adalah lebih besar atau sama dengan 0,8 variance extract tersaji pada Tabel 4.31.
(Hair et.al, 1995, p.642)

357 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Berdasarkan pengamatan pada Tabel Uji Hipotesis I


4.31 tampak bahwa tidak terdapat nilai Hipotesis I pada penelitian ini minat
reliabilitas yang lebih kecil dari 0,70. Begitu beli mempunyai pengaruh positif terhadap
pula pada uji variance extract juga tidak keputusan pembelian, yang artinya semakin
ditemukan nilai yang berada di bawah 0,50. tinggi minat beli, maka semakin tinggi
Hasil pengujian ini menunjukkan semua keputusan pembelian. Berdasarkan hasil
indikator–indikator (observed) pada konstruk dari pengolahan data diketahui bahwa nilai
( orientasi pasar, inovasi, orientasi Critical Ratio (CR) pengaruh antara variabel
kewirausahaan, inovasi, dan keunggulan mina beli terhadap keputusan pembelian
bersaing ) yang dipakai sebagai observed adalah sebesar 4,283 dengan nilai
variable bagi konstruk atau variabel latennya Probability (P) sebesar 0.000. Hasil dari
mampu menjelaskan konstruk atau variabel kedua nilai ini memberikan informasi bahwa
laten yang dibentuknya. pengaruh variabel minat beli terhadap
keputusan pembelian dapat diterima, karena
Pengujian Hipotesis Penelitian memenuhi syarat di atas 1,96 untuk Critical
Tahap pengujian hipotesis ini adalah Ratio (CR) dan dibawah 0.05 untuk nilai
untuk menguji hipotesis penelitian diajukan Probability (P), dengan demikian dapat
pada Bab II. Pengujian hipotesis ini dikatakan bahwa hipotesis I penelitian ini
didasarkan atas pengolahan data penelitian dapat diterima.
dengan menggunakan analisis SEM, dengan
cara menganalisis nilai regresi yang Uji Hipotesis II
ditampilkan pada Tabel 4.27 (Regression Hipotesis 2 pada penelitian ini sikap
Weights Analisis Structural Equation konsumen mempunyai pengaruh positif
Modeling). terhadap minat beli, yang artinya semakin
Pengujian hipotesis ini adalah dengan tinggi sikap konsumen, maka semakin tinggi
menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai minat beli. Berdasarkan hasil dari pengolahan
Probability (P) hasil olah data, dibandingkan data diketahui bahwa nilai Critical Ratio (CR)
dengan batasan statistik yang disyaratkan, pengaruh antara variabel sikap konsumen
yaitu di atas 1,96 untuk nilai CR dan dibawah terhadap minat beli adalah sebesar 8,562
0,05 untuk nilai P. Apabila hasil olah data dengan nilai Probability (P) sebesar 0.000.
menunjukkan nilai yang memenuhi syarat Hasil dari kedua nilai ini memberikan
tersebut, maka hipotesis penelitian yang informasi bahwa pengaruh variabel sikap
diajukan dapat diterima. Secara rinci konsumen terhadap minat beli dapat diterima,
pengujian hipotesis penelitian akan dibahas karena memenuhi syarat di atas 1,96 untuk
secara bertahap sesuai dengan hipotesis Critical Ratio (CR) dan dibawah 0.05 untuk
yang telah diajukan. Pada penelitian ini nilai Probability (P), dengan demikian dapat
diajukan empat hipotesis yang selanjutnya dikatakan bahwa hipotesis 2 penelitian ini
pembahasannya dilakukan dibagian berikut. dapat diterima.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 358


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Uji Hipotesis III Uji Hipotesis V


Hipotesis 3 pada penelitian ini Hipotesis 4 pada penelitian ini kualitas
pengalaman membeli mempunyai pengaruh hubungan mempunyai pengaruh positif
positif terhadap keputusan pembelian, yang terhadap sikap konsumen, yang artinya
artinya semakin tinggi pengalaman membeli, semakin tinggi kualitas hubungan, maka
maka semakin tinggi keputusan pembelian. semakin tinggi sikap konsumen. Berdasarkan
Berdasarkan hasil dari pengolahan data hasil dari pengolahan data diketahui bahwa
diketahui bahwa nilai Critical Ratio (CR) nilai Critical Ratio (CR) pengaruh antara
pengaruh antara variabel pengalaman variabel kualitas hubungan terhadap sikap
membeli terhadap keputusan pembelian konsumen adalah sebesar 4,069 dengan nilai
adalah sebesar 2,014 dengan nilai Probability Probability (P) sebesar 0.000. Hasil dari
(P) sebesar 0.044. Hasil dari kedua nilai ini kedua nilai ini memberikan informasi bahwa
memberikan informasi bahwa pengaruh pengaruh variabel kualitas hubungan
variabel pengalaman membeli terhadap terhadap sikap konsumen dapat diterima,
keputusan pembelian dapat diterima, karena karena memenuhi syarat di atas 1,96 untuk
memenuhi syarat di atas 1,96 untuk Critical Critical Ratio (CR) dan dibawah 0.05 untuk
Ratio (CR) dan dibawah 0.05 untuk nilai nilai Probability (P), dengan demikian dapat
Probability (P), dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 4 penelitian ini
dikatakan bahwa hipotesis 3 penelitian ini dapat diterima.
dapat diterima.
Uji Hipotesis VI
Uji Hipotesis IV Hipotesis 4 pada penelitian ini reputasi
Hipotesis 4 pada penelitian ini mempunyai pengaruh positif terhadap sikap
pengalaman membeli mempunyai pengaruh konsumen, yang artinya semakin tinggi
positif terhadap sikap konsumen, yang reputasi, maka semakin tinggi sikap
artinya semakin tinggi pengalaman membeli, konsumen. Berdasarkan hasil dari pengo-
maka semakin tinggi sikap konsumen. lahan data diketahui bahwa nilai Critical Ratio
Berdasarkan hasil dari pengolahan data (CR) pengaruh antara variabel reputasi
diketahui bahwa nilai Critical Ratio (CR) terhadap sikap konsumen adalah sebesar
pengaruh antara variabel pengalaman 2,994 dengan nilai Probability (P) sebesar
membeli terhadap sikap konsumen adalah 0.003. Hasil dari kedua nilai ini memberikan
sebesar 2,737 dengan nilai Probability (P) informasi bahwa pengaruh variabel reputasi
sebesar 0.006. Hasil dari kedua nilai ini terhadap sikap konsumen dapat diterima,
memberikan informasi bahwa pengaruh karena memenuhi syarat di atas 1,96 untuk
variabel pengalaman membeli terhadap sikap Critical Ratio (CR) dan dibawah 0.05 untuk
konsumen dapat diterima, karena memenuhi nilai Probability (P), dengan demikian dapat
syarat di atas 1,96 untuk Critical Ratio (CR) dikatakan bahwa hipotesis 4 penelitian ini
dan dibawah 0.05 untuk nilai Probability (P), dapat diterima.
dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hipotesis 4 penelitian ini dapat diterima.

359 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Uji Hipotesis VII Dari tabel 4.34 dapat diketahui, bahwa


Hipotesis 4 pada penelitian ini reputasi - Terdapat pengaruh langsung dari variable
mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli terhadap keputusan pembelian
keputusan pembelian, yang artinya semakin sebesar 0,408 dan pengaruh total
tinggi reputasi, maka semakin tinggi sebesar 0,408.
keputusan pembelian. Berdasarkan hasil dari - Terdapat pengaruh tidak langsung dari
pengolahan data diketahui bahwa nilai Critical variabel sikap konsumen terhadap
Ratio (CR) pengaruh antara variabel reputasi keputusan pembelian sebesar 0,352 dan
terhadap keputusan pembelian adalah pengaruh total sebesar 0,352.
sebesar 2,759 dengan nilai Probability (P) - Terdapat pengaruh langsung dari variabel
sebesar 0.006. Hasil dari kedua nilai ini pengalaman membeli terhadap
memberikan informasi bahwa pengaruh keputusan pembelian sebesar 0,230,
variabel reputasi terhadap keputusan pengaruh tidak langsung sebesar 0,117
pembelian dapat diterima, karena memenuhi dan pengaruh total sebesar 0,347.
syarat di atas 1,96 untuk Critical Ratio (CR) - Terdapat pengaruh tidak langsung dari
dan dibawah 0.05 untuk nilai Probability (P), variable kualitas hubungan terhadap
dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian sebesar 0,123 dan
hipotesis 4 penelitian ini dapat diterima. pengaruh total sebesar 0,123.
Selanjutnya hasil uji dari tiap-tiap - Terdapat pengaruh langsung dari variabel
hipotesis di atas akan disajikan secara reputasi toko terhadap keputusan
ringkas pada Tabel 4.33 tentang kesimpulan pembelian sebesar 0,320, tidak langsung
hipotesis.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 360


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

sebesar 0,116 dan pengaruh total - Terdapat pengaruh langsung dari variabel
sebesar 0,463. kualiatas hubungan terhadap sikap
- Terdapat pengaruh langsung dari variabel konsumen sebesar 0,350 dan pengaruh
sikap konsumen terhadap minat beli total sebesar 0,350.
sebesar 0,863 dan pengaruh total - Terdapat pengaruh tidak langsung dari
sebesar 0,863. variabel reputasi took sikap konsumen
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari sebesar 0,330 dan pengaruh total
variabel pengalaman membeli terhadap sebesar 0,330.
minat beli sebesar 0,287 dan pengaruh
total sebesar 0,287 KESIMPULAN
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari
variabel kualitas hubungan terhadap Seperti yang telah diuraikan dalam Bab
minat beli sebesar 0,302 dan pengaruh 1 bahwa permasalahan yang akan dikaji dalam
total sebesar 0,302. penelitian ini adalah bagaimana sikap
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari konsumen terhadap toko untuk dapat
variabel reputasi toko terhadap minat beli meningkatkan minat beli dan melakukan
sebesar 0,285 dan pengaruh total keputusan pembelian. Hasil penelitian ini
sebesar 0,285. berhasil menemukan bahwa ada tiga faktor yang
- Terdapat pengaruh langsung dari variabel dapat mempengaruhi secara signifikan sikap
pengalaman membeli terhadap sikap konsumen yaitu pengalaman membeli, kualitas
konsumen sebesar 0,322 dan pengaruh hubungan, dan reputasi toko. Dari ketiga faktor
total sebesar 0,322.

361 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

tersebut, faktor reputasi toko ternyata memilki beli dan diakhiri dengan keputusan pembelian
pengaruh paling kuat terhadap sikap konsumen yang dilakukan konsumen.
dibandingkan dengan pengalaman membeli Selain itu penelitian ini juga
dan kualitas hubungan. menemukan adanya hubungan antara sikap
Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen terhadap minat beli dan keputusan
bisnis yang bergerak dalam bisnis kedai kopi pembelian. Hasil penelitian membuktikan
atau coffee shop sebaiknya memberikan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
perhatian lebih pada pemberian jaminan mutu keputusan pembelian terhadap minat beli dan
produk dan peningkatan kualitas pelayanan keputusan pembelian. Hal ini berarti bisnis
yang baik dan profesional sesuai dengan coffee shop jadi perlu menggali, mengenali,
keinginan konsumen, memberikan fasilitas dan mampu menentukan dengan tepat apa
pendukung yang memberi kenyamanan lebih yang sebenarnya menjadi sumber keunggulan
bagi pengunjung serta menjalin komunikasi mereka dibanding coffee shop lain dalam
yang baik terhadap pelanggan pada coffee menarik konsumen. Dengan terus menjaga
shop agar mereka dapat merasa betah dan dan mengembangkan kualitas pelayanan serta
memberikan kesan yang baik terhadap mutu produk yang dimiliki coffee shop terhadap
pelanggan. Pelanggan ternyata lebih konsumen maka kelangsungan bisnis coffee
menyukai coffee shop yang bergaya modern, shop akan tetap terjaga.
pelayanan profesional dan dengan desain Hasil pengujian terhadap masalah
konsep penataan coffee shop yang penelitian seperti apa yang telah dilakukan pada
minimalis, konsumen juga lebih menyukai Bab IV membuktikan dan memberi kesimpulan
coffee shop yang rame dikunjungi orang dan untuk menjawab soal tersebut secara singkat
menjadi tempat gaul anak muda. Kemudian menghasilkan beberapa proses dasar untuk
mereka kurang berminat untuk datang ke meningkatkan keputusan pembelian.
coffee shop kecuali ada event-event tertentu, Pertama, faktor yang diduga
serta banyaknya pesaing baik coffee shop mempengaruhi sikap konsumen adalah
local maupun coffee shop asing sehingga pengalaman membeli. Hasil penelitian ini
konsumen bisa lebih memilih dimanapun membuktikan bahwa sikap konsumen
mereka hendak minum kopi atau dipengaruhi oleh pengalaman membeli
menghabiskan waktu berbincang dengan merupakan sebuah tahapan penting dalam
teman. Namun demikian ketiga faktor tersebut mempengaruhi minat beli untuk meningkatkan
tetap menjadi faktor penting untuk keputusan pembelian. Proses peningkatan
menciptakan sikap konsumen terhadap minat keputusan pembelian tersaji dalam gambar 5.1.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 362


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Faktor terbesar (dominan) yang paling dominan pada variabel kualitas


mempengaruhi sikap konsumen adalah hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman membeli. Dari hasil pengujian kualitas hubungan yang diukur dari menjalin
melalui alat analisis SEM dapat diketahui komunikasi akan mampu meningkatkan sikap
bahwa indikator feel (X12) merupakan indikator konsumen. Ini dapat diartikan menjalin
yang paling dominan pada variabel komunikasi secara tidak langsung
pengalaman membeli. Hal ini menunjukkan berpengaruh terhadap minat beli dan pada
bahwa feel mampu meningkatkan sikap akhirnya tercapainya keputusan pembelian.
konsumen. Ini dapat diartikan feel secara tidak Ketiga, peningkatan reputasi toko
langsung berpengaruh terhadap keputusan merupakan proses terwujudnya sikap
pembelian. konsumen. Hasil dari penelitian ini
Kedua, peningkatan kualitas membuktikan bahwa sikap konsumen yang
hubungan merupakan proses terwujudnya dibangun berbasis reputasi toko mengarah-
sikap konsumen. Hasil dari penelitian ini kan dan pada akhirnya akan mendorong
membuktikan bahwa sikap konsumen yang terbentuknya minat beli dan akhirnya tercapai
dibangun berbasis kualitas hubungan mampu keputusan pembelian.
mengarahkan dan pada akhirnya akan Proses pencapaian keputusan
mendorong terbentuknya minat beli dan pembelian tersaji dalam gambar 5.3.
akhirnya tercapainya keputusan pembelian. Hasil penelitian ini menyimpulkan
Proses pencapaian keputusan sebuah jawaban atas rumusan masalah
pembelian tersaji dalam gambar 5.2 penelitian bahwa kualitas pesan iklan

Hasil penelitian ini menyimpulkan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi


sebuah jawaban atas rumusan masalah sikap konsumen. Dari hasil pengujian melalui
penelitian bahwa kualitas hubungan alat analisis SEM dapat diketahui bahwa
merupakan factor terbesar kedua yang indikator mudah dikenali (X 19) merupakan
mempengaruhi sikap konsumen. Dari hasil indikator yang paling dominan pada variabel
pengujian melalui alat analisis SEM dapat reputasi toko. Hal ini menunjukkan bahwa
diketahui bahwa indikator menjalin reputasi toko yang diukur dari mudah dikenali
komunikasi (X18) merupakan indikator yang akan mampu meningkatkan sikap konsumen.

363 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Ini dapat diartikan mudah dikenali secara tidak pula keputusan pembelian. Artinya pengaruh
langsung berpengaruh terhadap minat beli pengalaman membeli terhadap keputusan
dan pada akhirnya tercapainya keputusan pembelian adalah positif dan signifikan.
pembelian. Kelima, hasil dari terwujudnya
Keempat, feel adalah faktor dominan reputasi toko adalah meningkatkan keputusan
dalam mencerminkan pengalaman membeli. pembelian. Berikut ini tersaji proses kelima
Berikut tersaji proses keempat dalam dalam meningkatkan keputusan pembelian.

mewujudkan keputusan pembelian. Hasil penelitian ini membuktikan


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa meningkatkan reputasi toko
bahwa meningkatkan pengalaman membeli merupakan faktor yang mempengaruhi
merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Semakin tinggi
keputusan pembelian. Semakin tinggi reputasi toko maka semakin tinggi pula
pengalaman membeli maka semakin tinggi keputusan pembelian. Artinya pengaruh

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 364


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

preputasi toko terhadap keputusan pembelian 3. Dalam menjawab permasalahan


adalah positif dan signifikan. mengenai bagaimana menciptakan sikap
Berdasarkan proses yang dikembang- konsumen untuk meningkatkan minat beli
kan dalam penelitian ini maka masalah yang berakhir pada keputusan pembelian,
penelitian yang diajukan dan telah mendapat peneliti hanya memfokuskan pada tiga
justifikasi melalui pengujian dengan Structural faktor saja yaitu pengalaman membeli,
Equation Model (SEM) dapat disimpulkan kualitas hubungan, dan reputasi toko.
bahwa rumusan masalah yang diajukan Bukan tidak mungkin bahwa sebenarnya
dalam penelitian ini yaitu bagaimana masih ada faktor – faktor lain yang mungkin
membentuk sikap konsumen melalui mempengaruhi sikap konsumen.
pengalaman membeli, kualitas hubungan dan
reputasi toko yang akhirnya menuju pada
minat beli dan akhirnya peningkatan AGENDA PENELITIAN MENDATANG
keputusan pembelian dapat dicapai paling
sedikit dapat diwujudkan melalui lima proses 1. Penelitian mendatang sebaiknya
disarankan untuk mereplikasi penelitian ini
KETERBATASAN PENELITIAN dengan menggunakan sample lebih besar
dan luas secara geografis , demografis,
Meskipun penelitian ini memberi maupun cakupannya. Hal tersebut
sumbangan terhadap hasil – hasil yang telah dimaksudkan agar tercapai perkembangan
dicapai dalam penelitian terdahulu, akan tetapi pemahaman mengenai hubungan antara
masih ada beberapa keterbatasan yang pengalamn membeli, kualitas hubungan,
seharusnya menjadi perhatian para peneliti reputasi toko terhadap sikap konsumen
mendatang. Beberapa keterbatasan tersebut: dan minat beli terhadap keputusan
1. Penelitian ini mengambil objek penelitian pembelian.
pada coffee shop, I-Cos coffee shop 2. Pada penelitian dimasa yang akan
Semarang. Dengan demikian, kesimpulan datang, mungkin pula dikembangkan
yang diperoleh dalam penelitian ini tentunya indikator – indikator lain secara lebih detail
belum memungkinkan untuk dijadikan dalam mengukur variabel – variabel
kesimpulan yang berlaku umum jika penelitian. Seperti pada contoh variabel
diterapkan pada objek lain di luar objek keputusan pembelian, menurut (Howard
penelitian ini. dan Shay, 1988).
2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada 3. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya
I-cos coffee shop. keterbatasan yang menggunakan beberapa contoh coffee
dimilki peneliti menjadi penyebab shop, baik coffee shop local maupun
terbatasnya lingkup objek penelitian yang coffee shop asing sehingga dapat dilihat
diambil dalam penelitian ini. Dengan perbandingan antar bisnis coffee shop
demikian ada kemungkinan jika penelitian tersebut dengan jelas dan dapat
dilakukan pada skala besar maupun pada digeneralisir.
coffee shop lainnya.

365 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

DAFTAR PUSTAKA Chan. S, 2003, Relationship Marketing,


Inovasi pemasaran yang membuat
pelanggan bertekuk lutut, Jakarta, PT.
Adhi Hendra Baskara, 2004, Tahap yang Gramedia
dilalui pelanggan pada Experential
Marketing, Faculty Member Prasetya Cronin, J. J. dan Taylor, S. A. (1992). Mea-
Mulya Business School suring Service Quality: A Reexami-
nation an Extension. Chicago: Jour-
Assael, Henry, 1995, Consumer Behaviour nal of Marketing. Vol. 56 No. 3 (Juli)
and Marketing Action. Cincinati, OH:
pp. 55-68.
South Western Publishing
Crosby, L.A., Kenneth, E.R. and Cowles, D.
Assael, Henry, 1998. Consumer Behavior
(1997), “Relationship quality in ser-
and Marketing Action. Singapura, vices selling: an interpersonal influ-
Thomson Learning ence perspective”, Journal of Market-
Asubonteng, P. Mccleary, K.J & Swan, J.E, ing, Vol. 54, July, pp. 68-81.
1996, “SERVQUAL revisited, a criti-
Dick, Chakravarti and Biehal (1990), “Memory
cal review of service quality”, The
Based Inferences During Consumer
Journal of Service marketing 10 (6) Choice.” Journal of Consumer Re-
62-81
search, 17, 1, June, 82-93
Arikunto, S., 1996. Prosedur Penelitian: Suatu
Dwyer, R.F., Schurr, P.H. and Oh, S. 1987,
Pendekatan Praktek. Edisi ketiga. PT. Developing buyer-seller relationships,
Rineka Cipta, Jakarta. Journal of Marketing, Vol. 51, April, pp.
Bellenger, Danny N. and Moschis, George P. 11-27.
1982. “A Socialization Model of Retail Engel, James F, Blackwell Roger D, Miniard,
Patronage.” Advances in Consumer Paul W, 1994, Perilaku Konsumen,
Research, Vol. 9, pp. 373-378. Alih Bahasa F.X. Budiyanto, Penerbit
Budiyono, 2004, Studi mengenai pengetahuan Binarupa Aksara, Jakarta.
Strategi Produk (Studi Kasus Minat
Engel, James F., Roger D. Blackwell, & Paul
Beli Produk Baru TELKOM FLEXI), W.Miniard, (1992), Consumer
Jurnal Sains pemasaran Indonesia,
Behavior,6th ed., The Dryden Press:
Vol.3, No.2
Orlando.
Brown, S. (1995), “The moderating effects of Fatik Rahayu, 2004, Membangun Trust :
insupplier/ outsupplier status on orga- Kunci Sukses dalam Relationship
nizational buyer attitudes”,Journal of
Marketing, Jurnal EKOBIS, Vol.5,
the Academy of Marketing Science, No.1a, P. 111-118
Vol. 23 No. 3, pp. 170-82.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 366


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen Granbois, Donald, 1981. “An Integrated View
Pemasaran: Sebuah Pendekatan of the Store Choice/Patronage Pro-
Strategik, Research Paper Series, cess.” Advances in Consumer Re-
BP. UNDIP search, Vol. 8, pp. 693-695

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equa- Hair, J. F., Anderson, R. E. Tatham, R. L., &
tion Modeling Dalam Penelitian Mana- Black, W. C. (1998) Multivariate Data
jemen Aplikasi Model-modelRumit Analysis (Fifth ed.). New Jersey:
Dalam Penelitian Untuk Tesis Magis- Pretince Hall
ter dan Desertasi Doktor, BP UNDI
Hair, J., Anderson, R., Tatham, R., Black, W.
Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equa- (2006), Multivariate Data Analysis,
tion Modeling Dalam Penelitian 6th ed., Prentice-Hall, Englewood
Manajemen Aplikasi Model- Cliffs, New Jersey. Prentice Hall.
modelRumit Dalam Penelitian Untuk
Hatane Semuel, 2007, Perilaku dan
Tesis Magister dan Desertasi Doktor,
BP UNDIP keputusan pembelian konsumen
restoran melalui stimulus 50% Dis-
Fransisca Andreani, 2007, Experential Mar- count di Surabaya, Jurnal Manajemen
keting (Sebuah Pendekatan Pemasaran, Vol.2, No.
Pemasaran) Jurnal Manajemen
Pemasaran, Vol. 2, No. 1 Hawkins, D., Roger J. Best, & Keneth A. Co-
ney, (1980), Consumer Behavior:
Ganesan, S. (1994), “Determinants of long- Building Marketing Strategy, 7th ed.,
term orientation in buyer-seller rela- Mc-Graw Hill Company.
tionships”, Journal of Marketing, Vol.
58, April, pp. 1-19 Herbig, P., J. Milewicz and J. Golden (1994).
A model of reputation building and
Garbarino dan Johnson, 1999, The Different destruction. Journal of Business Re-
roles of satisfaction, trust and Commit- search, 31(1), 23-31.
ment in Costumer Relationship, Jour-
nal of Marketing, Vol.63,P. 70-87 Hennig-Thurau,Thorsten and Klee, Alexander,
1997, “The Impact of Customer Sat-
Ghozali, Imam, 2005, “Aplikasi Analisis Mul- isfaction and Relationship Quality on
tivariate dengan Program SPSS”, Customer Retention: A Critical Reas-
Badan Penerbit Universitas Dipo- sessment and Model Development”,
negoro, Semaran Psychology & Marketing Vol.
14(8):737–764
Ghozali, Imam, 2005, “Aplikasi dengan Pro-
gram AMOS 16.0”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang

367 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Muhammad Rhendria Dinawan, SE

Howard, J.A. and Shay, R.P. (1988) Measur- M Yani Syafei, 2000, Pengaruh Citra Merek
ing The effect of Marketing Informa- dan Penyampaian Jasa Bengkel
tion on Buying Intention. The Journal Resmi terhadap Nilai Pelanggan
of Service Marketing, Vol.2, No.4 Fall, serta dampaknya pada keputusan
P.27-36. Pembelian Pelanggan, Bandung, Pro-
gram Doktor, universitas Padjajaran
Javenpaa, 1999, consumer trust in an
internet store acroos cultural valida- Mar’at, 1982, Sikap manusia perubahan
tion, Journal of computer mediate serta pengukurannya, Jakarta,
communication Ghalia, Indonesia
Jung-Chae Suh and Youjae Yi, 2006, When McKenna, 1995, Relationship Marketing ;
Brand Attitudes Affect the Customer Succsesfull Strategies for the age of
Satisfaction-Loyalty Relation The costumer (6th edition) Addison, Wesley
Moderating Role of Product Involve- publishing Company
ment Journal Of Consumer Psychol-
Morgan, R.M. and Hunt, S.D. (1994), The
ogy, 16(2), 145–155
commitment trust theory of relation-
Kamus Marketing, 1995, Jakarta, Bumi ship marketing, Journal of Marketing,
Aksara Vol. 58, July, pp. 20-38.
Kinnear dan Taylor, 1995, Riset Pemasaran, Mowen et. al., 1990 in Pan, Yue, and Zinkhan,
Alih Bahasa Yohanes Lamaseto, George M., 2006. “Determinants of
Penerbit Erlangga, Cetakan ke 3. Retail Patronage: a Meta-Analytical
Perspective.” Journal of Retailing, 82,
Kotler, Philip, 1998, Manajemen Pemasaran,
pp. 229-243
Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol, Edisi Kesembilan (Edisi Oliver, Richard L, 1997, Satisfaction: A. Be-
Indonesia), Alih Bahasa Hendra Teguh havioral Perspective on The Con-
dan Ronny A. Rusli, Penerbit sumer, McGraw-Hill: New York
Prenhalindo, Jakarta
Rizal Edy halim, 2007, The Financial Impact
Kotler. P (2001), Marketing, Planning, Imple- and Shareholder Wealth Effect of
menting and Analizing, Milennium The Role Relationship Bounding Tac-
tics, Relationship Quality, and Cos-
Edition, Prentice Hall.
tumer Asset Management : a Re-
Loudon, David L. and Dela Bitta, Albert J, search Agenda, Departemen of Man-
1993, Consumer Behavior, Concepts agement, Facultas of Economics,
and Aplications, 4th ed. McGraw-Hill, University of Indonesia
Inc: New York
Remiasa Marcus, 2007, Analisis Persepsi
Pelanggan Terhadap Kualitas
Layanan Coffee Shop Asing Dan Cof-
fee Shop Lokal, Jurnal Manajemen
Perhotelan, Vol.3, No.2,

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 368


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Ronald L. Hess, 2008, The impact of firm Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Andi
reputation and failure severity on cus- Offset. Yogyakarta.
tomers’ responses to service failures,
Yoestini dan Rahma, Eva. S, 2007. “Analisis
Journal of Services Marketing 22/5
Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra
385–398
Merek terhadap Minat Beli dan
Schmitt (1999), Experential Marketing : How Dampaknya pada Keputusan
to get Costumer to Sense, Feel, think, Pembelian”. Jurnal Sains Pemasaran
Act, Relate to your Company Brand, Indonesia: 261-276
The Free Press, New York
Wan Zawiyah Wan Halim dan Abu Bakar
Selnes, Fred (1993), “An Examination of the Ahmed (2005) Consumer Purchase
Effect of Product Performance on Intention at Traditional Restaurant and
Brand Reputation, Satisfaction and Fast Food Restaurant, ANZMAC Con-
Loyalty,” European Journal of Market- ference: Consumer Behaviour
ing, 27 (9), 19-35.
Whidya Utami, 2003, “Analisis efektivitas sa-
Shani D., Chalasani S., 1992. Exploiting fari layanan informasi UKSWMS
Niches Using Relationship Marketing, dengan menggunakan consumer de-
Journal of Consumer Marketing, May cision model, jurnal W idya
Vol. 9, No. 3, pp. 33-42 Manajemen Vol.3 No.1 1-18
Shwu-Ing Wu and Chen-Lien Lo, 2008, The Widjaja Maya, 2007, Analisis Penilaian
influence of core-brand attitude and Konsumen Terhadap Ekuitas Merek
consumer perception on purchase Coffee Shops di Surabaya, Jurnal
intention towards extended product Manajemen Perhotelan, Vol.3, No.2
Asia Pacific Journal of Marketing and
Zeithaml, V. A., & Bitner, M. J. (2000). Ser-
Logistics Vol. 21 No. 1, pp. 174-194
vices marketing integrating customer
Singh, Jagdip, and Deepak Sirdeshmukh. 2000. focus across the firm. New York:
Agency and Trust Mecanism in con- McGraw-Hill Companies
sumer satisfaction and loyalty Judge-
Zeithaml, V. A., Berry, L. L., & Parasuraman,
ment.Journal of the Academy of Mar-
A. (1996). The behavioral conse-
keting Science. Vol 28No.1. pp150-167
quences of service quality.Journal of
Soeratno dan Arsyad, 1999, Metodologi Marketing Research,60, 31–46.
Penelitian untuk ekonomi dan bisnis,
Zeithaml V.A., (1988), Consumer Perception
Yogyakarta, UPP AMP YKPN
of Price, Quality and Value : A Means-
Sugiyono, 1999, Statistik untuk Penelitian, End Model and Synthesis of Evi-
Alfabeta, Bandung dence, Journal of Marketing, vol. 52.
Tjiptono, Fandy, 1998, Strategi Pemasaran,
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. 2000,
Prinsip dan Dinamika Pemasaran, J
& J Learning, Yogyakarta.

369 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai