NIM : 031081978
Wacana
Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat lekat dengan masyarakat Indonesia, baik yang
tinggal di kota maupun di desa. Penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi di kota-kota besar
disebabkan oleh berbagai faktor seperti padatnya lalu lintas di jalan raya, ketersediaan transportasi
umum yang belum memadai, biaya oprasional sepeda motor yang murah, serta praktis dan mudah
dalam pengoperasiannya. Tidak berbeda dengan masyarakat di kota kecil maupun di desa yang
menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi, di samping juga sebagai alat angkut hasil panen.
Maraknya industri sepeda motor di Indonesia juga tidak terlepas dari mudahnya bagi masyarakat untuk
memiliki atau membeli sepeda motor. Dengan mengeluarkan uang Rp 500.000,- sebagai down payment,
masyarakat sudah bisa membawa pulang sepeda motor. Penjualan secara kredit ini juga telah
menyuburkan sektor keuangan, baik dunia perbankan maupun leasing. Negara pun mendapatkan tidak
sedikit pemasukan dalam bentuk pajak dari penjualan dan kepemilikan sepeda motor oleh masyarakat.
Industri sepeda motor di Indonesia termasuk salah satu yang terbesar di dunia, tepatnya nomor tiga
setelah Tiongkok dan India. Dilihat dari produsennya, industri sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh
empat produsen raksasa dari Jepang, yaitu Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Suzuki. Sementara pabrikan
lain dari luar Jepang hanya memiliki pangsa pasar sangat kecil, seperti TVS dari India
Dalam beberapa tahun ke depan, posisi Honda sebagai penguasa pasar industri sepeda motor di
Indonesia masih relatif kuat. Produsen lain tentu harus bekerja keras untuk dapat mengikis sedikit demi
sedikit pangsa pasar Honda. Namun Honda juga tidak akan tinggal diam dan terus berupaya melakukan
inovasi untuk mempertahankan pangsa pasarnya
1. Untuk dapat memenangkan persaingan, setiap perusahaan sudah pasti harus memiliki strategi.
Demikian halnya dalam persaingan pada industri sepeda motor yang demikian tinggi di
Indonesia.
a. Berdasarkan pengamatan Saudara, jelaskan strategi yang digunakan oleh penguasa pasar
(Honda) dalam mempertahankan pangsa pasarnya.
b. Tepatkah jika Kawasaki, Suzuki, atau produsen sepeda motor dengan pangsa pasar yang
relatif kecil menggunakan strategi stabilitas? Jelaskan alasannya.
2. PT. Adi Rubber Utama merupakan produsen ban motor dan memasok hasil produksinya ke
beberapa produsen motor. Dalam kegiatan produksinya, PT. Adi Rubber Utama membutuhkan
bahan baku karet mentah dalam setahun sebanyak 25 ton, dengan harga beli Rp 9.000,- per kg.
Biaya pesan untuk setiap kali pesan bahan baku sebesar Rp 250.000,- dan biaya penyimpanan
bahan baku selama berada di gudang ditetapkan Rp 1.100,- per kg/tahun. Berdasarkan data
tersebut:
a. Hitunglah jumlah bahan baku yang harus dipesan untuk setiap kali pesan (EOQ).
b. Hitunglah Reorder Point-nya, jika diketahui lead time adalah 8 hari dan safety stock
ditetapkan sebesar 2 ton. (satu tahun = 360 hari).
c. Jelaskan yang dimaksud dengan Reorder Point, lead time dan safety stock.
Jawaban Anda mohon diketik dalam format Ms Word, dan diupload pada forum Tugas ini. Hindari
plagiasi, jika mengutip pendapat seseorang, mohon dicantumkan sumbernya.
Salam: Tutor
1. Untuk dapat memenangkan persaingan, setiap perusahaan sudah pasti harus memiliki
strategi. Demikian halnya dalam persaingan pada industri sepeda motor yang demikian tinggi
di Indonesia.
a. Berdasarkan pengamatan Saudara, jelaskan strategi yang digunakan oleh penguasa pasar
(Honda) dalam mempertahankan pangsa pasarnya.
1. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dan menjadi prioritas program pemasaran sepeda
motor Honda dalam rangka mempertahankan pasar dari gempuran pesaingnya
diantaranya adalah :
Memacu kinerja dan efisiensi agar dapat menekan biaya produksi dan distribusi
sehingga menekan harga jual sepeda motorHonda.
Memperbaiki kualitas produk
Dukungan layanan Purna jual yang baik
Mengisi relung pasar yang masih tersedia
Memperkuat solidaritas dan intensitas komunikasi dengan komunitasnya.
Lebih agresif dalam inovasi produk, promosi dan pentrasi pasar.
Menjaga Brand Image tetap kuat.
Menjalin hubungan yang lebih baik dengan lembaga pembiayaan.
4. Strategi pertahanan yang dilakukan oleh Honda selaku pemimpin pasar adalah :
Pertahanan posisi, dengan membangun benteng yang kuat dan sulit direbut di sekitar
daerah kekuasaan Hal ini dilakukan honda dengan memproduksi berbagai tipe dan model
baru dengan inovasi baru.meski tetap mempertahankan ciri Honda yang dikenal irit bahan
bakar.Bahkan Honda memperkuat manajemen dengan memasukkan orang dalam
kelompok roda empat.
Pertahanan Samping, Honda gencar membangun pos-pos pertahanan di luar daerah
kekuasaannya untuk melindungi front yang lemah atau sebagai pangkalan penyerangan
dalam serangan balik, diantaranya adalah dengan mendirikan banyakgerai dan jaringan
penjualan, pada tahun 2003Honda telahmemiliki jaringan penjualan sebanyak 1.001
gerai. Untukpelayanan service AHM memiliki jaringan di 1.977 gerai dan 3.313outlet
khusus penjualan suku cadang.
Pertahanan Aktif mendahului, Hal ini dilakukan oleh Honda dengan cara memperluas
kapasitas produksi hingga melampaui permintaan pasar, sehingga lawan tidak berani
memperluas kapasitasnya karena khawatir akan terjadi kondisi penawaran berlimpah.
Pada saat sekarang kapasitas terpasang Honda mencapai 3 juta unit per tahun. Salah satu
program Honda untuk membanjiri pasar dan menggenjot penjualan adalah
denganprogram kredit kepemilikan sepeda motor untuk PNS.
Pertahanan serangan balik, Strategi serangan balik yang dilakukan oleh ATPM Honda di
Indonesia untuk menghalau semakin meringseknya sepeda motor China adalah dengan
memproduksi sepeda motor dengan harga jual lebih rendah namun tetap berkulitas baik.
Adalah Honda Legenda yang saat itu di banderol di harga 9 jutaan kemudian dilanjutkan
dengan supra Fit yang dibandrol di angka 10 jutaan.
b. Tepatkah jika Kawasaki, Suzuki, atau produsen sepeda motor dengan pangsa pasar yang
relatif kecil menggunakan strategi stabilitas? Jelaskan alasannya.
2. PT. Adi Rubber Utama merupakan produsen ban motor dan memasok hasil produksinya ke
beberapa produsen motor. Dalam kegiatan produksinya, PT. Adi Rubber Utama membutuhkan
bahan baku karet mentah dalam setahun sebanyak 25 ton, dengan harga beli Rp 9.000,- per kg.
Biaya pesan untuk setiap kali pesan bahan baku sebesar Rp 250.000,- dan biaya penyimpanan
bahan baku selama berada di gudang ditetapkan Rp 1.100,- per kg/tahun. Berdasarkan data
tersebut:
a. Hitunglah jumlah bahan baku yang harus dipesan untuk setiap kali pesan (EOQ).
b. Hitunglah Reorder Point-nya, jika diketahui lead time adalah 8 hari dan safety stock ditetapkan
sebesar 2 ton. (satu tahun = 360 hari).
c. Jelaskan yang dimaksud dengan Reorder Point, lead time dan safety stock.
Reorder point adalah titik atau kondisi dimana bahan baku harus dipesan kembali. Perhitungan
reorder point menggunakan jumlah minimal angka tertentu sebagai batas untuk segera
melakukan pemesanan kembali.Jadi, pengertian sebenarnya dari reorder point adalah suatu titik
yang mana suatu barang di dalam gudang harus ditambah lagi persediaannya sebelum mengalami
kehabisan persediaan. Namun, pertanyaannya adalah kapan waktu terbaik untuk melakukan
pemesanan barang tersebut?
Kebanyakan pebisnis retail pemula hanya mengandalkan insting nya untuk menambah
persediaan produknya. Ketika mereka melihat ada permintaan produk yang meningkat, maka
mereka akan segera menambah jumlah produk barang nya di gudang.
Sebaliknya, ketika ada permintaan yang sedikit, maka mereka tidak akan melakukan reorder
karena memang persediaannya di gudang masih sangat banyak. Untuk mereka yang sudah
memiliki jam terbang tinggi, mereka akan melakukan penumpukan barang digudang guna
mengantisipasi adanya high season atau musim tertentu, seperti lebaran, musim dingin, musim
hujan, ataupun tahun baru.
Prinsipnya sederhana, habis atau tidaknya produk barang bukanlah masalah, karena yang penting
mereka sudah memenuhi kuota penjualan.
Sebenarnya, masih ada cara yang tepat untuk menghitung jumlah barang yang harus dipesan dari
pihak pemasok, lengkap dengan kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan reorder,
caranya adalah dengan menggunakan rumus reorder point.
Setidaknya ada tiga hal yang dijadikan sebagai parameter khusus dalam menghitung reorder
point, yaitu lead time demand, safety stock, dan reorder point itu sendiri.
Lead time adalah suatu jeda waktu yang terjadi antara waktu pemesanan hingga barang tersebut
masuk ke gudang Anda. Lead time ini berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan
lamanya.
Tingkat waktu lead time akan sangat tergantung pada kesulitan barang yang dipesan, jumlah,
hingga jarak tempuh pengiriman barang. Bila pemasok berada di luar negeri dan barang yang
dipesan berjumlah ribuan, maka bersiaplah untuk menerima barang tersebut hingga beberapa
bulan lamanya.
Agar lebih mudah dimengerti, mari kita menggunakan contoh kasus ini.
Anggaplah Anda adalah seorang penjual tas kulit impor dari China. Katakanlah pemasok Anda
tidak pernah mengalami masalah terkait stok barang dan sangat siap untuk mengirimkan barang
kapan saja. Tapi, untuk pengambilan dan juga packing barang dibutuhkan waktu dua hari.
Setelah itu, pesanan Anda akan dimasukkan dalam truk besar dan memerlukan waktu perjalanan
selama lima hari agar bisa mencapai pelabuhan. Dari pelabuhan sendiri, pesanan Anda akan
mengarungi Samudra Pasifik dari China ke Indonesia yang memerlukan waktu paling cepat 30
hari.
Sesampainya di Indonesia, barang tersebut pun harus diperiksa lagi oleh bea cukai yang
memerlukan waktu selama satu minggu. Kemudian, barang tersebut baru bisa Anda terima di
toko melalui jalur darat selama 5 hari.
Berdasarkan contoh kasus diatas, maka total lead time Anda adalah lead time = 2 + 5 + 30 + 7 +
5 = 49 HARI
Data diatas menjelaskan bahwa Anda harus mempunyai stok tas kulit untuk bisa dijual sampai
pengiriman yang selanjutnya tiba. Anda juga bisa melakukan antisipasi demand dari pelanggan
pada barang tersebut. Hindari kehabisan persediaan sebelum barang yang Anda pesan dari
pemasok tiba.
namun, masih ada cara lain untuk menghitung demand ini, yaitu dengan mengalikan angka lead
time dengan nilai rata-rata penjualan harian Anda. katakanlah Anda bisa menjual 10 tas kulit
perhari, maka lead time usaha Anda adalah Lead Time Demand = Lead Time X Rata-Rata
Penjualan Per-Hari, jadi 49 X 10 = 490.
Itu artinya, Anda harus bisa menyediakan 490 tas kulit guna mengantisipasi pesanan pelanggan
Anda hingga barang yang dikirim oleh pemasok Anda tiba. Walaupun memang terdengar mudah,
namun perhitungan seperti ini hanya bisa dilakukan bila ada hal lain yang diluar dugaan tidak
terjadi.
Di dalam manajemen persediaan, Anda harus bisa melakukan antisipasi pada setiap
kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dan berpeluang mengganggu persediaan barang Anda.
Sebagai contoh ada artis yang tiba-tiba tertarik dan menggunakan tas kulit Anda, lalu Anda
mengalami kebanjiran pesanan. Atau ada musibah lain seperti angin topan yang bertiup kencang
dari Samudra Pasifik yang secara otomatis mengganggu pengiriman barang.
Berbagai faktor tak terduga ini harus bisa Anda perhitungkan sebelumnya dengan menerapkan
safety stock, atau yang lebih dikenal dengan persediaan tambahan. Namun masalahnya, berapa
banyakkah jumlah persediaan yang harus Anda persiapkan. Untuk mengetahuinya, Anda bisa
menggunakan rumus berikut:
Safety Stock = (Penjualan Harian Tertinggi X Lead Time Terlama) – (Rata-Rata Penjualan
Harian X Rata-Rata Lead Time)
Untuk lebih paham, mari kita tetap gunakan asumsi bisnis tas kulit di atas. Dari data sebelumnya,
kita sudah mengetahui bersama bahwa Anda berhasil menjual tas kulit sebanyak rata-rata 10 unit
per hari, tapi di hari sabtu dan minggu penjualan tas kulit Anda meningkat hingga 20 unit per
hari.
Untuk lead time, umumnya pengiriman tas kulit dari Cina memerlukan waktu 49 hari. Tapi
karena truk pengantar barang pesanan barang Anda ke pelabuhan China mengalami kendala
mesin truk dan mogok, maka pengiriman menjadi lebih lama sampai 54 hari.
Lantas, jika kita menggunakan rumus di atas, maka safety stock Anda adalah (20 X 54) – (49 X
10) = 590
Dengan adanya dua hasil perhitungan ini, maka kita bisa memperoleh nilai reorder point dengan
cara menjumlahkan lead time demand dan juga safety stock. Hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
490 (Lead Time Demand) + 590 (Safety Stock) = 1080 (Reorder Point)
Hal tersebut menunjukkan bahwa Anda harus membuat pesanan pada pihak pemasok bila sisa tas
kulit yang ada di gudang berjumlah total 1080 unit.
Dengan begitu, Anda bisa memastikan persediaan tas kulit Anda cukup hingga pesanan
berikutnya telah tiba. Namun jika terjadi musibah atau hal lainnya yang di luar perkiraan, Anda
masih mempunyai persediaan yang cukup untuk bisa melayani pelanggan tanpa perlu khawatir.
Lead Time mengacu pada waktu yang dibutuhkan atau direncanakan – antara awal dan
penyelesaian operasi atau proyek. Istilah ini biasanya digunakan dalam manajemen rantai
pasokan, manajemen proyek, dan bidang manufaktur.
Waktu yang lebih lama sering kali mengakibatkan inefisiensi dan pemborosan sumber daya, dan
perusahaan harus meninjau waktu pemrosesan mereka terhadap tolok ukur untuk
mengidentifikasi cara meningkatkan waktu tunggu mereka.
Mengurangi lead time meningkatkan produktivitas secara keseluruhan, menghasilkan pendapatan
dan keuntungan yang lebih tinggi.
Ada beberapa jenis Lead Time, tetapi ada empat jenis Lead Time utama untuk tujuan kita di
lingkungan manufaktur atau perakitan.
Customer Lead Time – jumlah waktu yang dibutuhkan antara konfirmasi pesanan dan
pemenuhan pesanan (baik pengambilan atau pengiriman tergantung kesepakatan dengan
pelanggan).
Material Lead Time – jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan
dengan pemasok dan menerimanya, mulai dari pesanan yang dikonfirmasi hingga
tersedia.
Factory/Production Lead Time – jumlah waktu yang diperlukan untuk membangun dan
mengirimkan produk jika semua bahan tersedia.
Cumulative Lead Time – jumlah total waktu yang diperlukan dari pesanan yang
dikonfirmasi hingga pengiriman produk jika Anda harus memesan semua bahan (jika
tidak ada yang tersedia). Ini adalah penjumlahan Material Lead Time dan
Factory/Production Lead Time.
Safety Stock adalah suatu persediaan yang dipersiapkan oleh perusahaan guna mencegah adanya
kekurangan persediaan ketika kondisi permintaan pasar sedang tidak pasti. Faktor yang
berdampak besar pada persediaan ini memerlukan jangka waktu tertentu sebelum barang yang
dipesan tiba.Safety stock atau stok pengaman ini memiliki peran yang sangat penting di dalam
supply chain management. Sistem ini dibuat untuk bisa memaksimalkan keuntungan,
mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan pasar dan lebih memudahkan jadwal produksi
barang.
Seperti yang kita tahu bahwa hukum persediaan dan juga permintaan selalu dipengaruhi dengan
kondisi pasar, jika kondisi pasar selalu bergerak dinamis, maka perusahaan harus menerapkan
safety stock agar bisa mengantisipasi perubahan permintaan dan bisa mengambil keuntungan
yang lebih banyak.
Safety stock juga diperlukan untuk menentukan tingkat persediaan secara tepat. Jika persediaan
terlalu banyak, maka perputaran uang pun akan berhenti dalam modal dagang perusahaan.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit persediaan, maka perusahaan akan mengalami stock out.
Beberapa faktor yang membuat perusahaan mengalami stock out adalah fluktuasi demand,
penerapan forecast yang tidak akurat, serta lead time yang sangat beragam. Untuk itu safety
stock bisa digunakan untuk menekan stock out dengan cara perbandingan jumlah service level
yang berbanding lurus dengan stock out.
alam penghitungan service level, Anda bisa menggunakan rumus SS yang bisa dilihat
berdasarkan data actual demand. Selanjutnya, dilakukan perhitungan standar deviasi lalu
dikalikan dengan safety factor. Berikut ini adalah rumus lengkapnya.
Safety Stock = safety factor × standar deviasi atau, Safety Stock = Z×√((PC/T)×σD)
Keterangan:
Berdasarkan rumus diatas, maka diketahui bahwa Z adalah safety factor, PC adalah performance
cycle, σD adalah standar deviasi dan T adalah siklus periode demand
Safety Stock = (Penjualan maksimal harian × Waktu tunggu maksimal) – (Penjualan rata-
rata harian × Waktu tunggu rata-rata)
Perhitungan pada rumus ini diangkat dengan menggunakan reorder point, dan hanya digunakan
saat perubahan pasat terjadi dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari 2 tahun. Perhitungan
reorder point ini masih bisa diperbaiki bersamaan dengan penyusunan laporan laba rugi setiap 3
bulan sekali.
Sumber Referensi :
http://dendyraharjo.blogspot.com/2010/10/strategi-honda-sebagai-market-leader.html
https://accurate.id/marketing-manajemen/reorder-point/
https://accurate.id/marketing-manajemen/apa-itu-lead-time/
https://accurate.id/marketing-manajemen/safety-stock-adalah/