Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

KESELAMATAN PASIEN DAN K3

Dosen Pengampu : JUNITA S.Pd., M.Kes

NAMA : ADE SINTIA

NIM : PO71201190013

PRODI : DIV Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


 Identifikasi KTD dlm pelayanan rawat inap di RS/Puskesmas
menggunakan studi kasus (bisa di cari di internet atau media cetak)
 Apa penyebab KTD tsb?
 Apa peran Perawat dlm KTD tsb
 Bagaimana upaya yg harus dilakukan Perawat agar KTD tidak terulang?

Untuk mahasiswa dengan no absen ganjil melakukan identifikasi di RS

Untuk mahasiswa dengan no absen genap melakukan identifikasi di Puskesmas

KASUS BAYI DARI IBU M


Pada bulan Desember 2013 di Aceh, ibu M membawa bayi L yang baru
berusia 34 hari ke salah satu RSUD atas rujukan seorang dokter. Bayi mengalami
diare dan dokter menyarankan untuk di infus namun seorang perawat yang masih
praktek lapangan  di Rumah Sakit tersebut melakukan kesalahan dengan
memberikan obat ranitidin dan norages kepada bayi tersebut yang seharusnya
diberikan kepada bayi lain yang sama dirawat di RSUD tersebut.

Akibatnya bayi dari ibu M mengalami muntah – muntah dan lemas serta
perut kembung semua tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk keselamatan
pasien baik itu dokter yang meresepkan dan mendiagnosa, apoteker yang
menyiapkan dan memberikan obat serta perawat yang memberikan kepada pasien
maka perlu dilakukan kerja sama dari semua tenaga kesehatan agar tidak terjadi
lagi hal seperti kasus tersebut.

PENYEBAB KESALAHAN PEMBERIAN OBAT


a. Kurang menginterpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan.
Perawat juga sering tidak bertanggung jawab untuk melakukan interpretasi
yang tepat terhadap orde obat yang diberikan. Saat orde obat yang
dituliskan tidak dapat dibaca,maka dapat terjadi kesalahan interpretasi
terhadap order obat yang akan diberikan.
b. Kurang tepat dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan.
c. Dosis merupakan faktor penting, baik kekurangan atau kelebihan obat
dapat menyebabkan dan bisa membehayakan,sehingga perhitungan dosis
yang kurang tepat dapat membayakan klien.
d. Kurang tepat mengetahui dan memahami prinsip enam benar.
e. Dalam memberikan pengobatan,kita sebagai perawat sering melakukan
kesalahan yang fatal,hal tersebut bisa terjadi apabila kita kurang
mengetahui dan memahami prinsip enam benar yang tepat.
a. Tepat Obat : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien
sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui
reaksi obat, mengetahui efek samping obat,hanya memberikan obat yang
di siapkan diri sendiri.
b. Tepat dosis : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek
hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos
obat.
c. Tepat waktu : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek
tanggal kadaluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30 menit.
d. Tepat pasien : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas
pasien pada papan/kardeks ditempat tidur pasien
e. Tepat cara pemberian : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat.
f. Tepat dokumentasi : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
(Kozier,2000).
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien,
maka pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling
penting.Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat
kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan
danmemastikan bahwa obat itu benar diminum.Bila ada bobat yang diberikan
kepada pasien, hal ini harusmenjadi bagian inegral dari rencana keperawatan.
Perawat yang paling tahutentang kebutuhan dan respons pasien terhadap
pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat
minum obat tertentu(bentuk kapsul), pasien ini harus diperhatikan. Faktor
gangguan visual, pendengaran, intelektual, atau motorik, yang mungkin membuat
pasiensukar makan obat, harus dipertimbangkan.Rencana perawatan harus
mencakup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian,
pengetahuan tentang kerja dan interaksiobat, efek samping, lama kerja, dan
program dokter. Harus diperhatikan, prinsip lima benar:

1. Pasien yang benar 


2. Obat yang benar 
3. Dosis yang benar 
4. Cara/rute pemberuian yang benar 
5. Waktu yang benar 

Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:

a. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai


mengenai obat.
b. Mendukung keefektivitasan obat.
c. Mengobservasi efek samping dan alergi obat
d. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
e. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
f. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan
tanggung jawab besar bagi perawat.

UPAYA YG HARUS DILAKUKAN PERAWAT


AGAR KTD TIDAK TERULANG

a. Baca label obat dengan teliti. Banyak produk tersedia dalam kotak,warna
dan bentuk yang sama.
b. Pertanyakan  pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal.
Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial
dosis tunggal. Interprestasi yang salah terhadap program obat dapat
mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang berlebihan.
c. Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar
sama(misalnya digoxin dan digitoxin).
d. Cermati angka belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang
merupakan perkalian satu sama lain(contoh:tablet cumadin dalam tablet
2,5 dan 25mg).
e. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan. Kebanyakan
dosis di programkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek
teraupetik dan responnya.
f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di
programkan,konsultasikan kepada sumbernya. Jika dokter tidak lazim
dengan obat tersebut maka resiko pemberian dosis yang tidak akurat
menjadi lebih besar.
g. Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan
yang tidak resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau
singkatan tidak resmi untuk obat yang sering di programkan.Apabila
perawat atau ahli farmasi tidak mengenal singkatan tersebut obat yang
diberikan atau dikeluarkan bisa salah.
h. Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat di
baca.Apabila ragu tanya ke dokter kesempatan terjadinya interprestasi
kecuali,perawat mempertanyakan program obat yang sulit di baca.
i. Kenali klien yang memiliki nama sama juga minta klien,menyebutkan
nama lengkapnya,cermati nama yang tertera pada tanda pengenalan.
j. Sering kali satu atau dua klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip
label khusus pada buku,obat dapat memberi peringatan tentang peringatan
masalah yang potensial.
k. Cermati ekuivalen.Saat tergesa-gesa salah baca ekuivalen mudah
terjadi.Contoh:di baca milligram padahal mililiter. 

Anda mungkin juga menyukai