Anda di halaman 1dari 5

Nurul Izza Humaera Almsiri

Hubungan Internasional -2
30800118045

READING REPORT

Why Compare Countries?

Sebagai manusia, membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain adalah suatu hal
yang biasa dilakukan, baik dari segi kualitas maupun jumlah. Tidak jarang kita temui orang yang
langsung membandingkan soal mana yang lebih cantik, berambut panjang atau pendek, berkulit
putih atau cokelat, tinggi atau pendek. Dapat dikatakan membandingkan merupakan sifat alami
yang dimiliki oleh manusia.

Diluar dari perbandingan dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkup yang lebih besar,
membandingkan suatu masyarakat atau suatu negara dapat membantu kita dalam memahami
politik lebih dalam dan dalam skala yang lebih besar. Pembahasan lebih lanjut tentang
perbandingan politik akan dibahas dalam 4 bagian.

Bagian pertama membahas tentang empat alasan utama dalam membandingkan, bagian
kedua menjelaskan tentang bagaimana ilmu politik dan sub-bidang politik komparatif dapat
bersifat ilmiah serta menjelaskan secara singkat persamaan dan perbedaan antara ilmu politik dan
ilmu alam. Adapun bagian ketiga mengklarifikasi istilah dan konsep yang digunakan dalam
diskusi sebelumnya dan menentukan lebih lanjut istilah dan konsep yang dibutuhkan untuk ilmu
politik. Dan bagian keempat merangkum alasan-alasan, pembenaran, dan istilah untuk ilmu
politik komparatif.

Alasan Membandingkan

Kegiatan membandingkan negara memiliki empat tujuan utama yang saling berkaitan satu
dengan yang lain dan saling memperkuat dalam setiap studi komparatif sistematis, tetapi ada
beberapa poin di antaranya lebih ditekankan, tergantung pada aspirasi sarjana. Empat tujuan
yang dimaksud yaitu: deskripsi kontekstual, klasifikasi, pengujian hipotesis, dan prediksi.

1. Deskripsi Kontekstual
Tujuan pertama politik komparatif ini adalah proses menggambarkan fenomena
politik dan peristiwa suatu negara tertentu, atau sekelompok negara. Deskripsi
kontekstual memungkinkan para ilmuwan politik untuk mengetahui seperti apa negara-
negara lain.
2. Klasifikasi
Dalam membandingkan negara dibutuhkan pengklasifikasian negara ke dalam
kategori yang berbeda dengan karakteristik yang dapat diidentifikasi dan dibagi. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan perbandingan sistematis. Namun
dengan adanya metode pengklasifikasian ini menyebabkan kurangnya kompleksitas dunia
karena mencari dan menyamakan sifat-sifat suatu negara dengan negara lain.
3. Pengujian hipotesis
Tujuan membandingkan negara yang selanjutnya adalah pengujian hipotesis.
Setelah menjelaskan hal-hal mengenai suatu negara dan mengklasifikasikannya,
selanjutnya ialah mencari faktor-faktor yang dapat menguatkan apa yang telah dijelaskan
dan diklasifikasikan.
4. Prediksi
Tujuan akhir dan paling sulit dari perbandingan politik negara adalah
perpanjangan logis dari pengujian hipotesis, yaitu membuat prediksi tentang hasil di
negara lain berdasarkan generalisasi dari perbandingan awal, atau untuk membuat klaim
tentang hasil politik masa depan.

Ilmu dalam Ilmu Politik

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan empat tujuan utama perbandingan dalam ilmu
politik melalui referensi ke penjelasan, membangun teori, dan prediks. Selanjutnya bab iniakan
menjelaskan bagaimana perbandingan dapat dianggap sebagai ilmu. Gabiel Almond (1996)
mengamati bahwa "objek ilmu politik ... adalah penciptaan pengetahuan, didefinisikan sebagai
kesimpulan atau generalisasi tentang politik yang diambil dari bukti"; dan Mayer (1989: 56)
mengklaim bahwa ‘analisis perbandingan ... [adalah] metode yang memainkan peran sentral
dalam misi penjelas ilmu politik itu sendiri. Dengan demikian, politik komparatif berupaya
mencapai tujuan inferensi tentang politik melalui negara-negara pembanding.
Istilah dan Konsep Ilmiah

Istilah-istilah yang digunakan sejauh ini termasuk teori dan metode di antaranya ontologi,
epistemologi, dan metodologi; kasus (atau negara), unit analisis, variabel, dan pengamatan;
tingkat analisis; dan metode kuantitatif dan kualitatif.

 Teori dan Metode


Ada dua jenis dasar teori dalam ilmu politik, normatif dan empiris. Teori normatif
atau bersifat norma (aturan dasar dalam masyarakat) yakni menentukan bagaimana hal-
hal dalam masyarakat seharusnya. Sedangkan, teori empiris berusaha membangun
hubungan sebab akibat antara dua atau lebih konsep dalam upaya untuk menjelaskan
terjadinya fenomena politik yang diamati.
 Ontologi, epistemologi, and metodologi
Ontologi, epistemologi, dan metodologi adalah istilah yang muncul dalam
pembahasan filsafat sains dan perbedaan di antara mereka sering menjadi tidak jelas
dalam literatur komparatif. Secara harfiah, ontologi adalah studi tentang keberadaan, atau
metafisik pada esensi hal-hal, termasuk sifat, konstitusi, dan struktur objek penyelidikan
komparatif (Lawson 1997: 15).
Epistemologi adalah studi tentang sifat pengetahuan, atau bagaimana para
cendekiawan mengenal dunia, baik melalui cara pengamatan, kesan indera, dan
pengalaman.
 Kasus, unit analisis, variabel, dan pengamatan

Keempat istilah ini adalah aspek penting dari penelitian sistematis dalam politik
komparatif. Kasus adalah negara-negara yang dimunculkan dalam analisis komparatif.
Variable adalah konsep-konsep yang nilainya berubah dari sekumpulan unit tertentu.
Pengamatan adalah nilai-nilai variabel untuk setiap unit, yang dapat berupa angka, verbal,
atau bahkan visual.

 Tingkat analisis

Tingkat analisis dalam ilmu politik dibagi antara tingkat mikro atau individu, dan
tingkat makro atau system. Analisis mikro-politik meneliti aktivitas politik individu,
seperti responden dalam survei massal, anggota elit politik atau pemerintahan, atau aktifis
dalam gerakan protes.
Analisis makro-politik meneliti aktivitas kelompok-kelompok individu, struktur
kekuasaan, kelas sosial, proses ekonomi, dan lain-lain.

 Metode Kualitatif dan Kuantitatif

Data kuantitatif dapat berupa data agregat resmi yang diterbitkan oleh pemerintah
tentang tingkat pertumbuhan, pendapatan dan pengeluaran, tingkat produksi pertanian
dan produksi pertanian dan industru, tingkat kejahatan dan populasi penjara, atau jumlah
hektar lahan yang dikhususkan untuk reformasi agraria. Metode kualitatif berupaya
mengidentifikasi dan memahami atribut, karakteristik, dan sifat-sifat objek penelitian.

How to Compare Countries?

Ada beberapa strategi penelitian komparatif dalam ilmu politik, yaitu membandingkan
banyak Negara, membandingkan beberapa Negara, dan studi satu Negara. Bab ini menjelaskan
masing-masing startegi penelitian tersebut. Namun ketiga dari strategi dari penelitian komparatif
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, tidak ada metode yang lebih
baik diantara ketiganya.

Dalam membandingkan politik suatu Negara dibutuhkan metode yang tepat berdasarkan
pada pertanyaan penelitian tertentu, waktu dan sumber daya peneliti, metode yang membuat
peneliti yang merasa nyaman serta posisi epistemologi yang dia adopsi.

 Membandingkan banyak Negara. Metode ini sangat cocok untuk analisis kuantitatif
melalui pengukuran dan analisa data agregat yang dikumpulkan di banyak Negara.
Metode dengan analisis kuantitatif ini membantu para peneliti perbandingan Negara
membangun teori-teori politik umum. Metode perbandingan ini membutuhkan tingkat
abstraksi yang lebih tinggi dalam spesifikasi konsepnya untuk memasukkan Negara
sebanyak mungkin.
 Membandingkan beberapa Negara. Metode ini lebih khusus dan hanya meneliti beberapa
Negara yang memiliki nuansa khusus dari masing-masing Negara.

 Studi satu Negara. Metode ini dilakukan untuk menggali lebih dalam atau studi
mendalam tentang negara-negara tunggal.

Choosing Countries and Problem of Comparison

Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang tujuan membandingkan Negara, teori dan
metode dalam membandingkan Negara. Selanjutnya, bab ini membahas tentang masalah-
masalah yang mungkin muncul pada saat membandingkan Negara. Dalam buku ini disebutkan 6
masalah mendasar dalam penelitian komparatif yang terkait dengan pilihan Negara, cara
membandingkan, desain struktur penelitian, serta sifat bukti.

 Masalah pertama yaitu terlalu banyak variable namun tidak cukup Negara. Masalah ini
timbul ketika faktor penjelas untuk hasil yang diamati lebih banyak dari jumlah Negara.
Masalah ini lebih memungkinkan timbul pada studi kasus Negara tunggal dan
membandingkan beberapa Negara.

 Masalah kedua yaitu kesulitan membangun kesetaraan yang baik antara konsep teoritis
yang digunakan dan indikator operasional dari konsep-konsep teoritis tersebut.

 Masalah ketiga yaitu seleksi bias muncul dari pilihan negara yang disengaja.

 Masalah keempat keanehan atau kejanggalan, yaitu kelalaian variabel kunci yang dapat
menjelaskan hasil dan faktor penjelas lainnya.

 Masalah kelima, kesalahan ekologis dan individualis. Masalah ini muncul ketika sebuah
penelitian berupaya untuk membuat kesimpulan tentang satu tingkat analisis dengan
menggunakan bukti dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai