Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem adalah keseluruhan himpunan yang komplek atau perpaduan hal-hal atau bagian-
bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau utuh,sistem
juga bisa diartikan sebagai kerjasam dalam satu kelompok yang saling berkaitan secara
utuh.Dengan kata lain apabila ada satu bagian yang terganggu maka bagian yang lain akan
merasakan kendalanya,namun apabila terjalin kerjasama yang baik maka akan tercipta
hubungan yang sinergis yang kuat.
Politik adalah hubungan khusus antara manusia yang hidup bersama dalam hubungan itu
timbul aturan,kewenangan untuk tujuan kekuasaan.Tetapi politik juga dapoat dikatakan
sebagai keijaksanaan,kekuataan dan kekuasaan pemerintah istilah politik dalam
ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan,dasar-dasar pemerintahan ataupun
dalam hal kekuasaan negara.
Sistem politik menurut Drs.Sukarno adalah sekumpulan pendapat prinsip yang membentuk
suatu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengantar pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok satu sama lain atau dengan negara dan hubungan negara dengan negara.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa perbedaan sistem politik jepang dengan sistem politik korea selatan ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Politik Jepang


Pada umumnya struktur ketatanegaraan meliputi dua suasana tata kehidupan politik, yaitu
suasana kehidupan politik pemerintah (Suprastruktur politik/the government political
sphere). Suasana tata kehidupan politik tersebut terjadi di negara-negara yang menganut
sistem politik tidak absolut otoriter, yaitu pada negara-negara yang menganut faham
demokrasi.

Membicarakan sistem politik suatu negara, berarti membicarakan interaksi aktif yang erat,
selaras, saling mengisi, saling memberi pengertian, antara komponen supra struktur politik,
sehingga terdapat suasana kehidupan kenegaraan yang harmonis dalam menentukan
kebijakan umum dan menetapkan keputusan politik. Dalam hal ini, masyarakat yang
tercermin dalam komponen –komponen infra struktur politik berfungsi sebagai masukan
(input) yang berwujud pernyataan kehendak dan tuntutan masyarakat (social demand);
sedangkan supra struktur politik (pemerintah dalam arti luas) berfungsi sebagai output dalam
hal menentukan kebijakan umum (public policy) yang berwujud keputusan-keputusan
politik(political decision). Suasana kehidupan politik tersebut dapat dilihat dalam
UUD/Konstitusi masing-masing negara (bila negara itu mempunyai UUD/Konstitusi).

Jepang (sebagai salah satu negara demokrasi) juga mempunyai struktur ketatanegaraan
sebagaimana tersebut di muka, yang meliputi supra struktur politik dan infra struktur politik.
Hal ini dapat dilihat dalam Konstitusi 1947. Supra struktur politik, meliputi lembaga-lembaga
kenegaraan atau Lembaga-lembaga Neagra atau alat –alat Perlengkap Negara. Dengan
demikian, supra struktur politik Negara Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi :

A. Lembaga Legislatif (legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional)


B. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri.
C. Lembaga Judisiil (Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung).
Sedangkan Infra struktur politik meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan lembaga –lembaga kemasyarakatan, yang dalam aktivitasnya mempengaruhi (baik
secara langsung maupun tidak langsung) lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan
fungsi serta kekuasaannya masing-masig. Infrastruktur ini terdiri dari lima 5
komponen/unsur, yaitu :

1. Partai politik (political party)


2. Golongan kepentingan (interest group), terdiri dari :
a. Interest group asosiasi
b. Interest group institusional
c. Interest group non asosiasi
d. Interest group yang anomik
3. Golongan penekan (pressure group)
4. Alat komunikasi politik (media political communication)
5. Tokoh politik (political figure)
Jepang sebagai suatu negara yang menganut sistem politik demokrasi, tidak dapat
meniadakan hidup dan berkembangnya partai politik, dengan kata lain adanya partai politik
merupakan salah satu ciri bahwa Jepang merupakan negara demokrasi. Sampai saat ini,
Jepang menganut sistem politik multi party (banyak partai), yaitu ada enam (6) partai besar :

1. .Liberal Democratic Partay (jiyu Minshuto or Jiminto)


2. The Japan Socialist Party (nippon S Hakaito)
3. The Komneito (Clean Goverment Party)
4. The Democatic Socialist Party (Minshato)
5. The Japan Communist Party (Nihon Kyosanto)
6. The United Social Democratic Party (Shakai Minshu Rengo of Shminren)

Sejak pasca Perang Dunia Kedua samapai sekarang ini, Partai Demokrasi Liberal (LDP)
secara mayoritas berkuasa di Jepang. Perdana Menteri Jepang saat ini juga berasal dari Partai
LDP, di samping itu banyak para anggota LDP yang duduk di Cabinet dan National Diet.

Kehidupan partai politik Jepang sangat dipengaruhi oleh apa yang dinamakan hubatsu
atau faksi. Hubatshu atau faksi merupakan bagian (sub-bagian) dari partai politik di
Jepang. Misalnya lima (5) faksi yang ada dalam tubuh LDP, yang kalau diurutkan
menurut kekuatannnya meliputi Faksi Takhesita, Faksi Matzuzuka, Faksi Komoto.
Faksi-faksi yang merupakan bagian (sub bagian) dari partai politik ini sangat berperan
dalam pemilihan ketua partai (LDP). Dan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa
ketua partai akan ditunjuk oleh DIET sebagai Perdana Menteri, yang kemudian
diangkat/dilantik oeh Kaisar.

Golongan kepentingan (interest group) di Jepang, antara lain ialah kelompok perusahaan-
perusahaan besar Jepang atau kelompok Big Business, Ada empat (4) asosiasi bisnis
(business associations) khusus yang terutama / penting di Jepang, yaitu Keidanren
(Federation of Economic Organizations), Nisho (Japan Chamber of Commerce and
Industry), Keizai Doyukai (japan Committee for Economic Development), dan Nikkeiren
(Federation of Employeres Organization). Di samping itu terdapat pula organisasi
perusahaan swasta (yang bersifat prifat), yaitu Keiretsuka (semacam perusahaan yang
mempunyai anak-anak perusahaan pembuat komponen) Organisasi/asosiasi –asosiasi tersebut
dapat dimasukkan sebagai interest asosiasi, yang mempunyai pengaruh dalam pembuatan
kebijaksanaan di bidang bisnis dan industri Jepang. Karena situasi dan kondisi politik di
Jepang (tempat interest group tersebut hidup dan berkembang ), maka interset group bisa
berubah menjadi pressure group (golongan penekan), yaitu golongan yang bisa memaksakan
kehendaknya kepada pihak penguasa. Sehingga kelompok Big Bussines tersebut dapat
disebut sebagai golongan penekan. Satu komponen Infra Struktur politik, yang sangat penting
sekali dalam sistem politik Jepang ialah Media Komunikasi Politik (media Political
Communication). Media ini meliputi media cetak (yang berupa majalah-majalah dan koran)
dan media siaran (yang berupa radio dan televisi).

Media cetak merupakan media yang mempunyai peran penting dalam pembuatan
kebijakan Jepang, dibandingkan dengan media cetak inilah dapat dikomunikasikan
pendapat para pakar, para tokoh politik, dan pendapat para anggota masyarakat
lainnya, yang pendapatnya/gagasannya tidak bisa/belum tersalurkan lewat faksi
maupun partai. Di samping itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan untuk
mengkomunikasikan kejelekan-kejelekan para tokoh politik, dan pendapat para pakar,
para tokoh politik, dan pendapat para anggota masyarakat lainnya, yang
pendapatnya/gagasannya tidak bisa/belum tersalurkan lewat faksi maupun partai. Di
samping itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan untuk mengkomunikasikan
kejelekan-kejelekan para tokoh politik lantaran suatu skandal sex/korupsi/suap.
Melalui media cetak ini pulalah, program partai/faksi/pemerintah/organisasi
masyarakat dan kejadian-kejadian dalam negeri maupun luar negeri dikomunikasikan
kepada masyarakat (dimasyarakatkan). Informasi-informasi yang berasal dari media –
media tersebut merupakan input/masukan yang penting dalam pembuatan kebijakan
Jepang.
Peran Tenno dan Rakyat dalam Jepang Kontemporer
1. Peran Tenno Didalam Konstitusi 1946 Kedudukan kaisar Jepang adalah sebagai
simbol negara dan pemersatu rakyat dalam menjalankan peran yang murni seremonial
tanpa kedaulatan yang sesungguhnya. Jadi walaupun Kasiar adalah kepala negara
namun fungsinya sebagai seremonial belaka. Sehingga Kaisar Jepang hanya bertindak
sebagai kepala negara yang mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan
diplomatik.
2. Peran Rakyat, Peran rakyat di era Konstitusi Meiji, Hanyalah memilih anggota
Shūgi-in (Majelis Rendah) dan sedangkan anggota Kizoku-in diangkat dari keluarga
kekaisaran, bangsawan, dan orang-orang yang ditunjuk oleh kaisar.2 Sedangkan
konstitusi sekarang menetapkan rakyat untuk memilih Majelis Rendah Jepang
( shūgi'in) dan Majelis Tinggi Jepang ( sangi'in). Kedua majelis dipilih secara
langsung melalui sistem pemilihan paralel.3 Serta secara nasional bisa melakukan
review terhadap hakim MA.
3 Kepartaian di Jepang Sejak diberlakukannya konstitusi baru pada tahun 1947,
terdapat tiga partai besar yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan
umum, yaitu Partai Liberal (Jiyuto), Partai Sosialis (Shakaito) dan Partai Demokrat
(Minshuto). Pada umumnya terdapat 2 (dua) prinsip pokok sistem pemilihan umum
yaitu Singlemember Constituency (Sistem Distrik) dan Multi-member Constituency
(Proportional Representation/Sistem Perwakilan Berimbang sedang gabungan antara
keduaanya disebut sistem campuran.4 Pada tahun 1955, dua partai berhaluan
konservatif kanan, Jiyuto dan Minshuto, melebur menjadi satu partai yang dominatif
hingga tahun 1993, Partai Demokrat Liberal (Jiyu Minshuto, Jiminto, Liberal
Democratic Party atau LDP). Sejak periode ini, dikenal istilah Sistem (gojugonen
taisei) 1955.

Anda mungkin juga menyukai