Anda di halaman 1dari 3

BAB I

(Deskripsi Wilayah)

Wilayah Amerika Latin merupakan bagian dari benua Amerika yang sangat luas
dengan variasi iklim dan keadaan fisis-geografis yang beraneka ragam, demikian pula kultur
masyarakatnya. Para ahli mengidentifikasikan lebih dari 30 bahasa suku asli Amerika dengan
lebih dari 2000 dialek. Menurut teori ilmiah, sewaktu jaman es (kira-kira 100.000 s.d. 10.000
tahun yang lalu), daratan Amerika dan Asia masih menyatu di bagian yang kini dikenal
sebagai Selat Bering. Benua Amerika adalah sebuah benua di dunia yang merujuk kepada
wilayah daratan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Benua Amerika adalah
benua terbesar ke 2 di dunia setelah Benua Asia. Luas wilayahnya ± 42.292.000 Km². Benua
ini umumnya dibagi menjadi 3 yaitu Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Istilah ini juga merujuk kepada wilayah Karibia, pulau-pulau sekitar Laut Karibia, dan
Greenland (namun bukan Islandia).Wilayah Amerika Tengah merupakan daratan sempit
memanjang yang menghubungkan antara Amerika Utara dan Amerika Selatan. Bukti-bukti
sejarah menunjukkan bahwa manusia di Amerika berasal dari Asia (keturunan ras
Mongoloid) yang bermigrasi mengikuti jejak binatang buruannya dari wilayah Asia ke
Amerika. Diperkirakan tanah Amerika telah dihuni manusia sejak 70.000 tahun yang lalu dan
ditemukan bukti bahwa sudah ada manusia yang sampai ke Tanjung Horn di ujung selatan
benua Amerika. Sekitar 6.000 tahun yang lalu, bangsa asli Amerika mulai menanam gandum
yang tadinya tumbuh liar di wilayah lembah kering di bagian selatan Mexico. Dalam
beberapa ribu tahun teknik bercocok-tanam itu menyebar ke bagian lain benua Amerika.
Sebagaimana di lembah-lembah sungai di Afrika, Timur Tengah, dan Asia, desa-desa
pertanian bertumbuhan di Amerika, misalnya budaya Chavin di wilayah pegunungan Andes
(Peru). Masyarakat agrikultur seperti itulah yang kemudian mendasari berkembangnya
peradaban tinggi.

Peradaban Olmec (1200 SM s.d. 300 M), Zapotech (500 SM s.d. 700 M), Teotihuacan
(50 SM s.d. 650 M), Maya (300 SM s.d. 900 M), Aztec (1200-an s.d. 1521 M) dan Inca
(1400-an s.d. 1533 M) telah membuktikan hal tersebut yakni dengan berdirinya kota-kota
besar di jaman itu serta pemerintahan yang kompleks, sekalipun masing-masing
mengembangkan pola-pola kehidupannya sendiri. Perlu dicatat bahwa dengan runtuhnya
peradaban mereka bukan berarti lenyap pula budaya mereka. Bahkan hingga kini pun di
berbagai masyarakat di Amerika Latin, tradisi yang berakar pada – atau terpengaruh oleh –
peradaban orang Eropa kemudian mengembangkan kompas, yakni alat temuan bangsa Cina
yang awalnya dikembangkan oleh bangsa Arab dan diperkenalkan di Eropa sejak tahun 1200-
an, dengannya para pelaut mampu menentukan lokasi mereka, sekalipun ketika berlayar
daratan tidak terlihat lagi. Kemudian para pembuat kapal merancang kapal-kapal layar yang
layak untuk pelayaran samudera. Sebagai contoh, orang Portugis membuat kapal tiga tiang
yang mampu mengembangkan lebih banyak layar dan memberi ruang cukup bagi muatan
(cargo) dan suplai bahan-bahan makanan.

file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/261-530-1-SM.pdf

BAB IV
(North and South Perspective)

Selama ini, kawasan Amerika baik itu Amerika Utara, Tengah dan Selatan lebih
dikenal sebagai kawasan dengan populasi penduduk yang beragama Kristen. Jika Amerika
Utara dihuni mayoritas Kristen Protestan, maka Amerika Tengah dan Amerika Selatan lebih
didominasi oleh penduduk yang beragama Katolik. Kondisi ini disebabkan oleh latar
belakang sejarah Amerika sendiri yang dijajah oleh Portugis, Spanyol, Inggris dan Prancis.
Jika agama Kristen menjadi mayoritas di Amerika, maka penduduk Amerika yang beragama
Islam adalah minoritas. Muslim di Amerika yang minoritas jarang diberitakan, sehingga
seringkali terdapat anggapan bahwa Islam tidak cukup eksis di Amerika. Hal yang mungkin
membuat Islam mulai diekspos adalah masuk Islamnya petinju Muhammad Ali. Namun
selain hal tersebut, pemberitaan mengenai Muslim di Amerika relatif sedikit. Perubahan besar
justru terjadi di awal Abad 21. Hal ini disebabkan peristiwa 9/11 di Amerika Serikat oleh
kelompok Muslim garis keras Al Qaeda. Akibat peristiwa tersebut popularitas Islam dan
Muslim di Amerika melonjak drastis. Namun, lonjakan popularitas dan pemberitaaan tentang
Islam dan Muslim bukanlah dari sisi positif. Aksi terorisme Al Qaeda telah membuat citra
Islam dan Muslim di Amerika jatuh ke level yang paling rendah. Islam kemudian lebih
dipandang sebagai ideologi teror dan penganutnya berpotensi besar menjadi teroris.

file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/132-447-1-PB.pdf

BAB V
(Migration and Human Connection)

Penyumbang populasi imigran illegal terbanyak di AS berasal dari Amerika Latin,


dimana 60% diantara imigran illegal dari Amerika Latin berasal dari Meksiko, 20% berasal
dari negara-negara lain Amerika Latin (yang terbanyak setelah Meksiko berturut-turut adalah
El Salvador, Guatemala, dan Honduras. Lebih dari 1 juta imigran illegal juga berasal dari
Asia, ratusan hingga ribuan berasal dari Eropa dan Canada. Meksiko tercatat dalam sejarah
telah menjadi negara utama penyumbang populasi imigran illegal di AS. Berdasarkan
estimasi populasi imigran illegal AS oleh DHS, terdapat 6.7 juta jiwa imigran illegal dari
Meksiko menetap di AS di awal 2012, mewakili 59% dari total populasi imigran illegal saat
itu. Berdasarkan estimasi PRC untuk awal tahun 2012, terdapat 6 juta jiwa imigran illegal
dari Meksiko menetap di AS, jumlah yang mewakili 52% dari total populasi imigran illegal
yang menetap di AS. Banyaknya populasi imigan illegal yang masuk dan menetap menambah
daftar panjang pekerja illegal karena motif utama yang berorientasi ekonomi. Setiap satu dari
dua pekerja illegal yang menetap di AS berasal dari Meksiko, diikuti oleh El Salvador,
Guatemala, Canada, Haiti, Filipina, dan Honduras. Berdasarkan data statistik yang
dikeluarkan INS, mayoritas pekerja illegal masuk secara legal dengan menggunakan visa
turis/pelajar/kerja yang kemudian dilanggar dengan menetap melewati masa visa yang
ditentukan. Pada umumnya, pekerjaan yang dicari oleh imigran illegal adalah pekerjaan kelas
bawah seperti buruh dan pekerja rumah tangga. Sebagian besar pekerja illegal di AS memiliki
kualifikasi pendidikan yang rendah dan bekerja di sektor yang membutuhkan tenaga kerja
kasar seperti perusahaan yang bergerak di agrikultural, pegawai rendahan, dan rumah tangga
yang membutuhkan pelayan atau penjaga anak dengan biaya rendah. Stereotip ini didukung
oleh pemberitaan di media massa terkait pekerja tidak terampil dari Meksiko yang secara
illegal masuk melalui wilayah perbatasan selatan AS setiap tahun.

Di sisi lain, Meksiko yang merupakan negara kedua terbesar penerima ekspor AS
memegang peranan penting untuk ekonomi AS, dan merupakan destinasi utama ekspor dari
sedikitnya 22 negara bagian di AS.10 Lebih dari 60 juta warga negara AS menetap di kota-
kota dan negara bagian di perbatasan AS dengan perekonomian yang bergantung pada
Meksiko. Integrasi ekonomi di wilayah perbatasan ini dapat dilihat sebagai peluang untuk
membuat kerjasama- kerjasama yang lebih fokus antara kedua negara, tetapi juga rentan
terhadap krisis ekonomi di wilayah ini dan berpotensi mempengaruhi negara bagian lainnya.
AS dan Meksiko memiliki peluang untuk mengembangkan bingkai kerjasama ekonomi yang
lebih terintegrasi yang dapat mendongkrak perekonomian keduanya. Dengan mengambil
keuntungan dari sifat kedua negara, AS dan Meksiko semestinya dapat saling mengisi
kebutuhan dengan penataan aturan yang lebih baik dari keduanya. Pentingnya hubungan
bilateral antara kedua negara ini menciptakan peluang sekaligus tantangan. Penegakan
kebijakan imigrasi Meksiko memiliki peranan penting dalam penegakan kebijakan imigrasi
AS dan pengamanan perbatasan; kedua negara saling bertukar informasi mengenai aktivitas
yang dinilai sebagai ancaman transnasional, dan usaha-usaha lainnya untuk mengembalikan
para imigran illegal kembali ke Meksiko. AS dan Meksiko saling bergantung satu sama lain
dalam usaha penanggulangan arus imigran illegal ini. Kesamaan kepentingan diantara
keduanya memberikan ide untuk menyelesaikan masalah imigrasi dengan kerangka
kerjasama, seperti yang dilakukan keduanya dalam Bracero Program sebelumnya. Di saat
yang sama, imigrasi telah menjadi sumber ketegangan bagi hubungan bilateral keduanya.
Meskipun kedua negara sama-sama menekankan pentingnya penegakan kebijakan imigrasi
dan mengakui wewenang AS atas kebijakan imigrasi yang diambilnya, Meksiko juga masih
mencari dukungan untuk perlindungan baik bagi imigran maupun imigran illegal Meksiko di
AS.

https://core.ac.uk/download/pdf/77626636.pdf

Anda mungkin juga menyukai