Anda di halaman 1dari 4

BAB II

EKOLOGI KAWASAN AMERIKA SELATAN

Amerika latin merupakan salah satu kawasan pemilik keanekaragaman hayati terbesar
di dunia. Dan menariknya, kawasan ini sekarang berada di garis depan perjuangan
menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim. Amerika latin memimpin berbagai
upaya untuk melindungi alam, dan sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa
kesejahteraan ekologi dan pembangunan tidak harus saling menegasikan.
Pemerintah dan organisasi sosial di kawasan ini sudah sampai pada kesimpulan,
bahwa kapitalisme dan eksploitasi sumber daya alam yang buas bukanlah cara yang hidup
berkelanjutan. Seperti yang dicontohkan oleh lima negara Amerika latin ini yang berhasil
membuktikan bahwa perjuangan mensejahterakan manusia tidak harus merusak alam.

Ekuador: Konstitusinya mengakui Hak Alam


Ekuador berhasil membuat langkah maju dalam perlindungan terhadap alam dengan
memasukkan hak ekosistem untuk tetap lestari dan berkembang. Dalam hal ini, Ekuador
belajar banyak dari Bolivia. Hak tersebut diakui dan disahkan dalam Konstitusi Ekuador pada
tahun 2008. Esensinya, ekosistem/alam dijamin haknya untuk tetap ada, bertahan, terjaga,
dan berkembang biak secara alami. Ditegaskan juga bahwa alam bukanlah barang/properti
yang boleh dieksploitasi oleh manusia.
Hak ini juga memandatkan kepada pemerintah untuk mencegah atau membatasi
tindakan-tindakan yang bisa menyebabkan kepunahan spesies, perusakan ekosistem dan
perubahan siklus alami yang permanen. Majelis Konstituante Ekuador menulis dan
mengesahkan pasal ini setelah melalui plebisit yang melibatkan seluruh rakyat Ekuador,
termasuk kelompok masyarakat adat. Pasal-pasal tentang perlindungan ini terangkum dalam
Bab sendiri, yang disebut “Hak Alam”.
Hak Alam ini menjadi bagian dari konsep “Hidup Baik”, atau “Sumac Kawsay”
dalam bahasa masyarakat adat setempat, yang diadopsi oleh pemerintahan Rafael Correa di
Ekuador. Ini konsep tentang keseimbangan manusia dan alam.

Kosta Rika: menggunakan energi terbarukan


Mulai dua tahun lalu, Kosta Rika menggunakan energi bersih dan menjadi contoh
banyak negara lain. Institut Kelistrikan Kosta Rica mencatat, pada tahun 2016, sekitar 98
persen sumber energi listrik negeri itu berasal dari energi hijau. Angka yang sama juga
tercatat di tahun 2015. Warga juga menggunakan energi yang sebagian dihasilkan oleh
pembangkit hydropower, yang berasal dari sungai dan air hujan musiman. Juga penggunaan
energi panas bumi (geothermal) dan energi surya.
Negeri juga berkomitmen untuk mendorong elektrifikasi bebas karbon. Meskipun itu
masih uji coba: 250 hari di tahun lalu dan 110 hari pada Juni hingga Oktober tahun ini.
Hydroelectric dan energi geothermal menyumbang 89,9 persen dari kebutuhan listrik negeri
Amerika tengah itu. Sementara sisanya dari energi angin sebesar 10 persen dan energi surya
0.01 persen. Pemerintah Kosta Rika berharap, energi terbarukan bisa terus dikembangkan di
negaranya. Beberapa lembaga lingkungan internasional mengapresiasi upaya ini.
Kuba: pertanian yang berkelanjutan
Menurut World Wildlife Fund (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah
Internasional di bidang lingkungan, menyebut Kuba sebagai negara paling berkelanjutan di
bumi ini. Penyebabnya, negara komunis di Kepulauan Karibia ini berhasil menerapkan sistim
pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam laporan WWF tahun 2016
disebutkan, indeks jejak ekologis (ecological footprint)—indeks yang mengukur seberapa
banyak ruang, baik di darat maupun di air, yang diperlukan manusia untuk menghasilkan
sumberdaya yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang mereka hasilkan—Kuba
termasuk terbaik di dunia.
Awalnya, Kuba dikenal sebagai produsen gula dunia. Itu dicapai melalui pertanian
monokultur. Belakangan, Kuba beralih dari pertanian monokultur ke diversifikasi: tembakau,
sayur-sayuran dan buah-buahan. Blokade AS selama seabad lebih, ditambah runtunya Uni
Soviet selaku mitra sekaligus penyuplai teknologi dan pestisida untuk Kuba, membuat Kuba
harus berdikari. Siapa sangka, Kuba justru berhasil mengembangkan model pertanian organik
dan pertanian kota—sering disebut “organoponicos”.
Pertanian Kuba juga mengembangkan teknologi pertanian yang benar-benar ramah
lingkungan. Tidak hanya itu, setelah reforma agraria yang dilakukan pasca revolusi 1959,
hampir semua pertanian Kuba dijalankan dengan model koperasi-koperasi tani.

El Salvador: tidak ada lagi pertambangan logam


Sejak 1 April 2017, El Salvador resmi melarang pertambangan logam di negerinya.
Dengan demikian, El Salvador merupakan negara pertama di dunia yang terbebas dari
pertambangan logam. Keputusan diambil setelah Kongres El Salvador, dari hampir semua
partai, dengan 70 dari 84 anggota Kongres, menyetujui penghapusan pertambangan logam.
Jajak pendapat menyebutkan, sekitar 77 persen rakyat El Salvador mendukung kebijakan ini.
Aturan ini melarang segala bentuk eksplorasi, ekstraksi dan pengolahan logam, baik
di lubang terbuka maupun di bawah tanah, termasuk melarang penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti sianida dan merkuri. Menurut Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya
Alam El Salvador, hampir 90 persen air tanah di negeri ini tercemar, akibat kebijakan
deregulasi sektor pertambangan.
Aktivis lingkungan dan gerakan HAM, juga organisasi Katolik, berjasa besar dalam
mendorong regulasi ini. Masyarakat sipil berhasil mengumpulkan 30.000 tandatangan untuk
menyerukan pelarangan ini. Sebelumnya, El Salvador juga memenangi gugatan atas
perusahaan tambang asal Australia, Oceanagold, pada tahun 2007. Saat itu, negara menolak
izin baru perusahaan ini menambang emas, demi menegakkan kedaulatan negeri dan menjaga
kelestarian sumber air.

Bolivia: memimpin perjuangan untuk keadilan iklim


Sejak di bawah pemerintahan Evo Morales, Bolivia berada di garis depan untuk
memperjuangkan keadilan iklim. Gerakan ini melibatkan gerakan akar rumput dan
masyarakat adat. Di Konferensi Perubahan Iklim PBB, Bolivia selalu paling nyaring
menawarkan rencana aksi yang radikal untuk mengatasi perubahan iklim global.
Di forum itu, delegasi-delegasi paling lantang meminta tanggung jawab negara-negara
kapitalis maju untuk mengadopsi energi bersih, transfer teknologi ramah lingkungan,
membuang energi fosil, dan membiayai aksi perbaikan lingkungan di negara-negara miskin.
Tidak hanya itu, Kuba juga menggalang Konferensi Perubahan Iklim yang melibatkan
gerakan sosial dan masyarakat akar rumput, termasuk organisasi masyarakat adat, dari
berbagai belahan dunia. Pertemuan ini dinamai Konferensi Rakyat Dunia tentang Perubahan
Iklim. Pertemuan ini untuk memberikan suara kepada rakyat untuk berbicara soal perubahan
iklim.

http://www.berdikarionline.com/lima-negara-amerika-latin-ini-paling-maju-secara-ekologis/

BAB III
ENERGI DAN INDUSTRI KAWASAN
Di kawasan Amerika Latin terdapat beberapa negara yang cukup dominan dalam
memengaruhi perekonomian kawasan tersebut sehingga terdapat peluang cukup baik yang
dapat digarap bersama negara-negara tersebut. Brasil lebih maju dalam teknologi pangan dan
peternakan, sementara Peru dan Chile lebih maju dalam hal perikanan dan pertambangan.
Dari segi komoditas unggulan, Kolombia dikenal sebagai salah satu penghasil kopi kualitas
terbaik dunia.
Keunggulan masing-masing negara tersebut bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan industri. Amerika latin juga tergabung dalam organisasi pengekspor gas dan
minyak(GECF & OPEC). Brazil mulai mengolah tebu menjadi etanol menjadi sebuah sumber
energi sebagai jalan keluar dari krisis minyak dunia pada tahun 1973 dengan program the
Brasil Alcohol National Program (Proalcool). Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri Proalcool juga memiliki tujuan jangka panjang, yakni untuk mengatasi emisi yang
terjadi akibat bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. Maka terciptalah energi baru yang
lebih ramah lingkungan juga dapat diperbaharui. Jenis energi ini bisa menjadi energi masa
depan yang menyediakan sistem pemasok energi yang berkesinambungan.
Kepentingan atas energi yang semakin hari semakin besar ini, maka menjadikan
sebuah landasan diciptanya energi alternatif yang dapat diperbaharui dan memperkecil
kerusakan yang ditimbulkan akibat polusi. Polusi ini bisa berupa gas-gas berbahaya seperti
karbon monoksida (CO2), partikel debu halus (PM10), hidrokarbon (HC) dan unsur
berbahaya lainnya. Namun polusi CO2 merupakan yang menjadi dampak pada pemanasan
global (Global Worming), karena kesadaran atas ancaman yang serius ini menjadikan alasan
dilakukannya riset-riset ilmiah yang bertujuan untuk menghasilkan sumber-sumber energi
baru yang lebih ramah lingkungan.
Bioetanol adalah salah satu energi yang ramah lingkungan. Bioetanol dapat dipakai
secara murni, maupun dengan menggunakan campuran, dimulai dengan campuran hydrous
ethanol (dengan komposisi 94-95% etanol dan 5-6% air). Akibat penciptaan energi etanol ini,
terbukti pada tahun 2005, produksi etanol dunia sebesar 12.150 juta gallon meningkat
dibandingkan dengan tahun 2004. Biaya produksi bioetanol di Brazil sangat rendah dan
bahan bakar bioetanol bersaing dengan bensin. Brazil menjadi negara produsen utama bahan
baku bioetanol yaitu tebu.
https://media.neliti.com/media/publications/31389-ID-motivasi-brazil-melakukan-kerjasama-
pengembangan-bioetanol-dengan-indonesia-tahu.pdf
http://kemlu.go.id Peluang dan tantangan kerjasama perdagangan di kawasan Amerika Latin,
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Badan
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri (2017)

Anda mungkin juga menyukai