Anda di halaman 1dari 2

4.

Celah Dalam Kerjasama Indonesia - Afrika

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2019 ada di level 5,05% secara tahunan atau
Year on Year. Data telah dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2019.
Angka pertumbuhan tersebut jauh melambat jika kita bandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya (kuartal II-2018) yang sebesar 5,27% YoY. Bahkan ini merupakan laju
pertumbuhan ekonomi yang paling kecil sejak kuartal II-2017. Melihat data dari BPS, sudah
sejak kuartal II-2018, perekonomian Indonesia Mengalami perlambatan.

hanya bangunan saja yang tercatat mengalami kenaikan pertumbuhan, dari 5,02% YoY
(kuartal II-2018) menjadi 5,46% YoY (kuartal II-2019). Hal ini sangat wajar terjadi mengingat
maraknya proyek pembangunan infrastruktur di beberapa daerah. Sisanya melambat atau
terkontraksi. Kontraksi paling dalam terjadi pada barang modal jenis Peralatan Lainnya, yaitu
sebesar 0,65% YoY. Padahal pada kuartal II-2018, komponen ini masih bisa tumbuh hingga
7,21%.1

Masih sulit untuk menilai kekurangan dari kerjasama Indonesia – Afrika untuk sekarang.
Karena banyaknya rancangan dan rencana kerjasama Indonesia dengan Afrika yang baru
dimulai, yang mana tentu saja belum dapat kita lihat hasilnya. Namun ada beberapa kendala yang
perlu lebih diperhatikan lagi dengan kerjasama Indonesia – Afrika. Diantaranya adalah kondisi
keamanan dan stabilitas politik di beberapa Negara Afrika yang bisa menjadi pengganjal
kerjasama tersebut. Pandangan yang kurang positif terhadap Afrika juga harus diubah karena
nantinya akan menghambat perusahaan perusahaan Indonesia untuk turut andil.2

Kerjasama Indonesia dengan Afrika juga rasanya tidak sanggup untuk mendorong
presentase pertumbuhan barang modal Indonesia yang jauh merosot dibandingkan kuartal II
tahun 2018 sebesar 7,21%. Yang mana barang modal sendiri adalah barang tahan lama untuk
membantu kegiatan produksi barang dan jasa. Contohnya adalah mesin, alat dan peralatan.
Barang yang tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya namun keberadaannya bisa membantu

1
Anthony Kevin, “Ekonomi RI Cukup Berat, Bahkan Berat Sekali!”,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190813184207-4-91813/ekonomi-ri-cukup-berat-bahkan-berat-sekali,
diakes pada 13 Oktober 2019, pukul 15.00 WIB.
2
Sekarwati Suci, “Pengembangan Ekonomi Indonesia-Afrika Terganjal Dua Hal”,
https://dunia.tempo.co/read/1072379/pengembangan-ekonomi-indonesia-afrika-terganjal-dua-hal/full&view=ok,
diakses pada 13 Oktober 2019, pukul 15.15 WIB.
kegiatan produksi barang dan jasa. 3Indonesia seharusnya menjalin kersama dengan negara -
negara yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang industri dan kerjasama dengan Negara –
negara di Afrika bukan pilihan yang tepat. Dengan terpenuhinya barang modal, maka proses
produksi bisa lebih efektif yang nantinya hasil produksi tersebut bisa memperkuat kemampuan
ekspor Indonesia dan akan berpengaruh terhadap presentase perkembangan ekonomi Indonesia
secara keseluruhan, yang mana target yang dibidik pasangan Jokowi dan JK pada 2014 lalu
adalah 7%.4 Hal yang harus dibenahi mengenai lemahnya perekonomian adalah Political will
pemerintahan Joko Widodo agar membuat kebijakan yang berpihak. Salah satunya adalah
kebijakan untuk memperkuat daya saing produk Indonesia5

3
Dosenekonomi, “4 Contoh Barang Modal Dalam Ekonomi Terlengkap”, https://dosenekonomi.com/ilmu-
ekonomi/contoh-barang-modal, diakses pada 13 Oktober 2019, pukul 16.30 WIB.
4
Kevin Anthony, “Bukan Nyinyir, Ini Sederet Fakta & Data Ekonomi RI Itu Suram!”,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191010203112-4-106085/bukan-nyinyir-ini-sederet-fakta-data-ekonomi-
ri-itu-suram/2, diakses pada 13 Oktober 2019, pukul 16.50 WIB.
5
Olivia Mariane, “Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintah Joko Widodo Melalui Penguatan Diplomasi
Ekonomi”, Jurnal Dinamika Global Vol. 5 No. 2, 2017, Hal 169.

Anda mungkin juga menyukai