Anda di halaman 1dari 3

Annita Rachmi

20180510102
Politik Global Amerika Serikat
Assignment 2

Kerjasama Amerika Serikat dan India dalam Pemanfaatan Nuklir

Pada akhir September 2001, perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
mengenai Nuklir mengalami perubahan yang signifikan dengan dikeluarkannya kebijakan
Presiden Bush mencabut sanksi yang dikenakan berdasarkan ketentuan The 1994 Nuclear
Prevention Act terkalit tes nuklir India pada Mei 1998. Kebijakan pemerintah Amerika
Serikat memiliki momentum bersejarah pada 18 Juli 2005 ketika Presiden George W. Bush
melakukan kesepakatan kerjasama nuklir bilateral dengan Perdana Menteri India, Dr.
Manmohan Singh atau lebih dikenal dengan 123 agreement. Traktat nuklir seniali 27 miliar
USD tersebut berisikan bahwa Amerika akan membangun 18 sampai 20 reaktor nuklir di
India hingga tahun 2020. Tim pengawas internasional berhak untuk memeriksa instalasi
nuklir sipil India, sedangkan instalasi militer India tetap tertutup bagi tim pengawas
internasional. Kemudian, India akan mendapatkan akses terhadap bahan bakar nuklir dari
Amerika dan pemasok lainnya yakni dari Nuclear Suppliers Group.
Kesepakatan kerjasama pemanfaatan nuklir India dan Amerika Serikat mendapatkan
banyak pendapat baik yang pro maupun kontra. Kontradiksi dalam kesepakatan kerjasama ini
merujuk pada standar ganda kebijakan luar negeri. Sebenarnya, proliferasi nuklir merupakan
kepentingan nasional utama Amerika Serikat. Dalam undang undang Amerika, terdapat
Atomic Energy Act dan Hyde Act yang mengatur permasala han berkaitan proliferasi nuklir.
Section 129 Atomic Energy Act dan Section 104 Hyde Act menjelaskan bahwa apabila
India melakukan uji coba nuklir, Amerika diharuskan menghe ntikan seluruh ekspor
nuklirnya. Mengacu pada tes nuklir India pada tahun 1974 dan 1998, seharusnya Amerika
diharuskan untuk tidak melakukan ekspor nuklir. Kesepakatan kerjasama pemanfaatan
energi nuklir AS-India semakin diperjelas dengan diratifikasinya kesepakatan tersebut oleh
Kongres Amerika pada 2008. Kebijakan luar negeri Amerika ini tentunya memiliki
pertimbangan pihak eksekutif dan legislative Amerika sehingga serta merta melakukan
sebuah kesepakatan kerjasama pemanfaatan energi nuklir yang dinilai telah menyalahi aturan
yang ada. Pemaparan mengenai fluktuasi hubungan AS-India di atas menunjukkan adanya
kontradiksi. Di awal kemunculannya, Amerika menentang pengadaan nuklir India, namun,
setelah melalui perjalanan waktu yang telah dipaparkan, Amerika justru melakukan
kerjasama dengan India.
Transformasi hubungan bilateral AS-India diawali dengan AS-India meluncurkan
Next Steps in Strategic Partnershi[. Kerjasama ini mencakup tiga area spesifik yaitu aktifitas
nuklir perdamaian, program angkasa perdamaian, dan perdagangan teknologi tinggi. Presiden
Bush menekankan bahwa pertimbangan ekonomi, lingkunga, upaya pencapaian perdamaian
dan kemakmuran global, mitra dalam war on terrorism, control terhadap proliferasi senjata
pemusnah masal menjadi konsiderasi pemerintah Amerika untuk mempererat hubungan
bilateral dengan India.
Undang-Undang AS Atomic Energy Act diubah menjadi Henry J. Hyde Act (Hyde
Act) pada desember 2006. Hal ini memungkinkan Amerika Serikat menyimpulkan 123
Agreement dengan India untuk memulai perdagangan nuklir untuk yang pertama kalinya
dalam 30 tahun. 123 Agreement menyediakan basis operasional dan dasar hukum lainnya
sehingga perusahaan-perusahaan AS dapat memulai perdagangan nuklir dengan India. Hyde
Act ini telah memebrikan jalan bagi Idnia untuk dapat membeli reactor dan bahan bakar
nuklir untuk penggunaan perdamaian. Pada juli 2007, Amerika dan India kembali mencapai
tonggak bersejarah dalam kemitraan strategis dengan menyelesaikan negosiasi pada
perjanjian bilateral 123 Agreement. Dewan Gubernur IAEA di Wina menyetujui India
Safeguard Agreement pada tanggal 1 Agustus 2008.
Dunia internasional mengalami perdebatan mengenai pro dan kontra terhadap
kesepakatan kerjasama pemanfaatan energy nuklir ini. Beberapa pihak yang pro terhadap
kebijakan ini sebagai alat strategis Amerika untuk memperkuat hubungan dengan India, yang
merupakan rising superpower dan penekanan pada pendekatan realistis dalam pendekatan isu
nuklir. Dan beberapa pihak yang menolak dengan mengacu pada ancaman terhadap rezim
NPT (Non Proliferation Treaty). Pada 10 September 2008, presiden menyampaikan 123
Agreement telah disetujui oleh Kongres Amerika, kesepakatan penamfaatan nuklir ini akan
menjadi kerangka hukum bagi Amerika untuk terlibat dalam kesepakatan kerjasama
pemanfaatan energy nuklir dengan mitra strategis, dalam hal ini India. Akan tetapi, bebrapa
anggota Kongres Amerika menyatakan keprihatinan bahwa dengan adanya kesepakatan ini
akan memungkinakan negara itu untuk memajukan proyek-proyek militer nuklir dan dapat
merusak upaya Amerika Serikat dalam pencapaian nonproliferasi nuklir. Namun, sebelumnya
Presiden Bush telah menegaskan bahwa kerjasama tersebut akan berlangsung hanya dalam
batas-batas yang ditetepkan oleh rezim nonproliferasi multilateral.
Pada September 2008, tepatnya tanggal 27, setelah memalui perdebatan yang cukup
panjang terkait dengan penangguhan peraturan normal prosedur untuk penerimaan resolusi
kesepakatan ini, House of Representative AS mengeluarkan hasil voting terhadap
kesepakatan kerjasama nuklir tersebut yang hasilnya sebnayak 298 suara setuju menerima
kesepakatan nuklir ini dan 117 suara menolak. Keuntungan Amerika dalam kesepakatan
kerjasama nuklir ini yaitu :
1. Peningkatan Pencapaian Non-Proliferasi Nuklir Global, keuntungan ini menjelaskan
adanya pemenuhan keuntungan dengan pencapaian kepentingan nasional Amerika Serikat
pada elemen power, yakni kekuatan untuk memengaruhi dan mengarhakan perilaku
negara India untuk melakukan hal yang diinginkan Amerika. Dengan kesepakatan
kerjasama ini Amerika dapat merangkul India masuk ke dalam rezim non proliferasi
sesuai keinginan AS.
2. Penciptaan Lapangan Pekerjaan , jika India membnagun sepuluh pembangkit tenaga
nuklir kuran yang cukup besar dalam 15 tahun, makan idnia akan mengimpor teknologi
dan perangkat keras dari AS. Proyek besar akan ditempatkan di perusahaan-perushaan
besar di Amerika seber USD 20 miliar. Penciptaan lapnagn pekerjaan bagi Amerika
berkerelasi dengan keuntungan secara ekonomi. Keuntungan ini merupakan pemenuhan
kepentingan nasional Amerika terkait prosperity.
3. Menguntungkan lingkungan merupakan bentuk pencapaian kepentingan nasional
Amerika pada elemen Principles dan Power karena dapat memengaruhi India untuk
mengikuti nilai-nilai perlindungan lingkungan sebagaimana niali yang dianut Amerika
Serikat. Dan juga peningkatan rezim internasional dalam nonproliferasi nuklir juga
merupakan bentuk pencapaian principles karena AS akan lebih mudah mengarahkan
India untuk masuk dalam rezim tersebut.
4. Peningkatan kemanan di bidang energi dan dan juga meningkatkan kerjsama
untuk mempererat hubungan antara Amerika dan India merupakan bentuk
pemenuhan kepentingan nasional Amerika serikat pada tujuan atau elemen peace.

Anda mungkin juga menyukai