Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang sampai saat ini
masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid dan masalah-masalah kesehatan yang
berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid dikenal dengan banyak istilah. Kata hemoroid sendiri
berasal dari bahasa Yunani yaitu haem: darah, dan rhoos: mengalir, jadi semua perdarahan yang
ada di anus di sebut hemoroid. Sedangakan di Amerika dan Inggris memakai istilah piles yang
berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia sendiri istilah yang paling sering di gunakan
adalah wasir yang pada orang aawam mempunyai arti berak darah.
Hemoroid sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih termasuk salah satu
penyakit yang umum ditemukan dimana-mana. Di Amereika Serikat, hemoroid ditemukan dengan
jumlah kaus meliputi 4,4% dari seluruh penduduk 1,2,3. Namun sayangnya frekuensi pasti dari
hemoroid sulit diketahui.
Seseorang yang menderita hemoroid cenderung malu mengutarakan penyakitnya dan takut
membayangkan tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter. Di samping itu, hemoroid
memang bukanlah penyakit yang mematikan. Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian
besar kasus gejala hemoroid sudah lenyap dalam beberapa hari saja. Menurut anatomi atau
letaknya, hemoroid dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hemoroid interna dan hemoroid
eksterna.
Batas antara interna dan eksterna dalah suatu garis pada anus yang disebut linea dentata atau
pectinate line. Linea denata adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisi dalam dan
permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea denata, maka hemoroidnya
termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea denata,
hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna. Gejala hemoroid sangat mirip dengan gejala
karsinoma kolorektal. Oleh karena itu pasien yang datang dengan keluhan hemoroid harus
mendapat pemeriksaan yang adekuat untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma
kolorektal.
Selain itu pemeriksaan yang adekuat juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan
klarifikasi serta derjat hemoroid sehingga penanganan yang tepat dapat di berikan. Pengobatan
hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama, yaitu modifikasi gaya hidup, obat-obatan
(farmakologis), tindakan (nonfarmakologis).

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi Hemoroid?
2. Apa yang menjadi etiologi dari Hemoroid ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari Hemoroid ?
4. Bagaimana patofisiologi/pathway dari Hemoroid ?
5. Apa saja komplikasi dari Hemoroid ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Hemoroid ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Hemoroid ?
8. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hemoroid (Hemoroidektomi) ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Diharapkan pembaca dapat memahami isi dari makalah yang kami buat serta dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca tentang penyait hemoroid dengan adanya makalah ini
pembaca mampu menguasai materi tentang hemoroid.
2. Tujuan Khusus
1. Memahami tentang definisi dari Hemoroid
2. Memahami tentang etiologi dari Hemoroid
3. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hemoroid
4. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari Hemoroid
5. Memahami komplikasi dari Hemoroid
6. Memahami tentang pemeriksaan penunjang dari Hemoroid
7. Memahami tentang penatalaksanaan dari Hemoroid
8. Memahami Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hemoroid (Hemoroidektomi)
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat memahami materi yang diberikan serta dapat memberikan pengetahuan kepada
pembaca.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan dalam materi penyakit hemoroid
dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Hemoroid/wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus dimana bibir anus mengalami
bengkak yang kadang disertai pendarahan.
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada
dibawah kulit (subkutan) dibawah atau di luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran
vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) diatas atau didalam dentate. (Nurarif, Amin
Huda, dkk 2015)
2.2 Etiologi
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang di
sebabkan oleh faktor-faktor resiko/pencetus, seperti:
1. Mengedan pada buang air besar yang sulit
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk terlalu lama
duduk dijamban sambil baca, merokok)
3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)
4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks peranal
9. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
10. Kurang olahraga/mobilisasi
Hemoroid/wasir secara anoskopi dibagi menjadi dua yaitu antara lain:
1. Hemoroid Dalam/Interna
Pada wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang
basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti wasir luar. Gejala
wasir dalam adalah suka ada darah yang keluar dari anus saat BAB/Buang Air Besar. Jika
sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus
diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
a. Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat
dilihat dengan anorektoskop
b. Derajat 2 : pembesaran hemoroid yang prolpas dan menghilang atau masuk sendiri ke
dalam anus secara spontan

3
c. Derajt 3 : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan
bantuan dorongan jari
d. Derjat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cendrung untuk mengalami
thrombosis dan infark
2. Hemoroid Luar/Eksterna
Wasir luar merupakan varises di bawah otot yang umumnya berhubungan dengan kulit.
Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan
gatal.
2.3 Manifestasi Klinis
1. Timbul rasa gatal dan nyeri
2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi
3. Pembengkakan pada area anus
4. Nekrosis pada area sekitar anus
5. Perdarahan/prolaps
2.4 Patofisiologis

Mengedan selama buang air besar dapat meningkatkan tekanan intra abdominal dan vena
hemoroidal, menimbulkan distensi pada vena hemoroidal. Bila ujung rektum penuh oleh kotoran
obstruksi vena mungkin bisa terjadi. Sebagai salah satu akibat dari pengulangan dan
perpanjangan meningkatkan tekanan dan obstruksi, sehingga dilatasi permanen pada vena
hemoroidal dapat terjadi. Distensi juga dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dan
perdarahan. (Lukman’s, 1997 ; 1085)
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran darah balik
dari vena hemoroidalis. (Price, 2006 ; 467) Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam
hemoroid. (Smeltzer, 2002 ; 1138)
2.5 Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
1) Perdarahan.
2) Trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.

4
3) Hemoroidal strangulasi.
Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi
oleh sfingterani.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan colok dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada haemoroid interna
tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak
nyeri
2. Anoskop
Diperlukan untuk melihat haemoroid interna yang tidak menonjol keluar
3. Progtosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi
2.7 Penatalaksanaan
1. Farmakologis
1) Menggunakan obat untuk melunakkan feses/psillium akan mengurangi sembelit dan
terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.
2) Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit, gatal, dan
kerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk
supositoria untuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim/salep untuk hemoroid
eksterna.
3) Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran diosmin
(90%) dan hesperidin (10%)
2. Nonfarmakologis
1) Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang
tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus
agar lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat
melunakkan feses. Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam.
Menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi,
dan minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
2) Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. Jika
terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit
pembuluh darah.
3) Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara
merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. Selain itu penderita
disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.

5
3. Tindakan minimal invasif
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak berhasil, tindakan yang
dapat dilakukan diantaranya adalah:
1) Skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat langsung kepada
benjolan/prolaps hemoroidnya.
2) Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. Prolaps akan menjadi layu
dan putus tanpa rasa sakit.
a. Penyinaran sinar laser.
b. Disinari sinar infra red.
c. Dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)
d. Hemoroideolysis
4. Pembedahan
Apabila hemoroid internal derjat 1 yang tidak membaik dengan penatalaksanaan konsertiv
maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. HIST (Hemorroid Institute of South Texas)
Menetapkan indiksi tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain:
1. Hemoroid internal derajat II berulang
2. Hemoroid derajat III dan IV dengan sengaja
3. Mukosa rektum menonjol keluar anus
4. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta fisura
5. Kegagalan penatalaksanaan konservatif
6. Permintaan pasien
Pembedahan yang sering dilakukan yaitu:
1. Skleroterapi
2. Rubber band ligation
3. Infrared thermocoagulation
4. Bipolar Diathermy
5. Laser haemorrhoidectomy
6. Doppler Ultrasound guided haemorrhoid artery ligation
7. Cryotherapy
8. Stappled hemorrhoidopexy
Selain operasi pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan
alami diantaranya:
1) Cuka apel
Salah satu cara mengobati hemoroid yang banyak di temui. Caranya cukup dengan
merendam kapas pada sari cuka apel, lalu oleskan perlahan ke daerah
hemoroid/wasir. Ulangi proses ini sampai peradangan menghilang dan rasa sakit

6
mereda. Kita juga bias mencampurkan air dengan cuka apel saat membilas bagian
anus ketika anda mandi.
2) Lidah buaya
Merupakan tanaman yang mengandung zat sifat anti inflamasi. Dengan rasa gel
yang sejuk, lidah buaya juga dapat menjadi obat hemoroid/wasir alami yang
menenangkan dan melemaskan pembuluh darah meradang sekaligus mengurangi
ukuran ambeien atau wasir tersebut.
3) Bawang putih
Bawang putih atau allium sativum, ternyata bisa menjadi obat alami untuk
mengobati hemoroid/wasir. Bawang putih sangat kaya belerang, antara lain
mengandung asam amino, mineral dan enzim seperti allinase, peroksidase dan
myrosinase. Tumbuhan ini juga memiliki zat anti inflamasi, anti bakteri, zat dan
detoksifikasi. Fungsi bawang putih untuk mengobati wasir atau hemoroid dapat
meningkatkan sirkulasi darah, menghancurkan berbagai bakteri usus, dan
melindungi pembuluh darah. Untuk mengobati hemoroid/wasir, bawang putih bias
dioleskan langsung ke derah yang terkena wasir atau juga dapat dimakan secara
mentah.
4) Kulit pohon Ek putih
Jenis ini dapat ditemui di toko herbal, obat hemoroid yang satu ini berasal dari kulit
kayu ek yang berwarna putih dan dikenal dengan quercus alba. Tanaman ini
memiliki kandungan zat alami yang bias di andalkan sebagai obat hemoroid internal
dan eksternal. Kulit kayu ek putih memiliki sifat anti septik, tonik, dan hemostatic
yang mampu menyembuhkan hemoroid tersebut pada tingkat parah hingga
mengeluarkan darah. Ekstrak kulit kayu ek putih memiliki efek pembersih pada
permukaan mukosa yang bengkak dan sakit, sehingga efektif untuk menghilangkan
gatal dan iritasi yang disebabkan oleh hemoroid/wasir. Kulit pohon ek putih
biasanya direbus atau dikukus untuk menghasilkan cairan yang dapat dioleskan pada
daerah anus yang terdapat wasir/hemoroid atau dijadikan teh herbal untuk
menyembuhkan wasir.
5) Akar Batu
Dikenal dengan nama Collinsonia Canadensis. Racikan minuman tanaman akar
batu dapat bermanfaatuntuk mengurangi hemoroid/wasir dan mengurangi tekanan
yang terlalu besar pada pembuluh darah dan mengurangi wasir. Efek ini mengurangi
peradangan wasir dan bias mencegah farises. Tanaman ini juga dikenal dengan sifat
zat diuretic, antioksidan, antispasmodic, astringent, tonik dan sifat sedative. Zat ini
berguna untuk melindungi dan memperkuat lapisan usus serta pembuluh darah pada

7
dinding anus. Cara pemakaiannya, esktrak air akar batu yang telah direbus dioleskan
langsung pada anus yang hemoroid.
2.8 Asuhan Keperawatan pada pasien Hemoroidektomi
A. Asuhan Keperawatan Pra Operasi di Kamar Bedah
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. L
b. Usia : 26 tahun
c. No Registrasi : 156818
d. Ruang : ZH
e. Diagnosa Medis : Hemoroid Grade III
f. Tindakan Operasi : Hemoroidectomy
g. Kamar/Tanggal Operasi : II/Jum’at, 3 April 2009
2. Status Kesehatan
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. TTV
1) TD : 110/70 mmHg
2) N : 80 x/mnt
3) T : 36oC
4) RR : 20 x/mnt
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien belum pernah di operasi
Riwayat Kesehatan Saat ini : Muncul benjolan di anus, sakit ± 3 bulan yang lalu,
nyeri dan berdarah
d. Nutrisi
1) BB : 43 k
2) TB : 152 cm
e. Cairan Parenteral
Infuse sudah terpasang dengan cairan RL
f. Kebersihan Colon Lambung
Klien sudah melakukan puasa selama 6 jam, tanpa di huknah dan tanpa pemasangan
NGT
g. Pencukuran area operasi : sudah dilakukan

h. Personal Hygiene (mandi) : sudah


i. Pengosongan kandung kemih
DC : sudah terpasang
j. Baju Operasi : sudah terpakai

8
3. Persiapan Penunjang
Laboratorium : darah lengkap : sudah, antara lain :

No Parameter Hasil
1 CT 6
2 BT 3
3 Golongan Darah AB
4 Hb 9,7
5 AL 9800
6 AT 472.000
7 Gula Sewaktu 85

4. Informed Consent : Sudah disetujui dengan Tn. S


5. Definisi
a. Definisi
Hemoroid/Wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus
mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan.
a. Status Psikososial
1) Subjektif :
a) Klien mengatakan belum pernah operasi
b) Klien mengatakan nyeri sekali untuk duduk dengan skla 8, keluar darah
sejak ± 3 bulan yang lalu
2) Objektif
a) Ada benjolan di anus
b) BAB darah
c) Skala nyeri : 8
d) Meringis kesakitan
6. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses penyakit (hemoroid grade III)
dimanifestasikan dengan skala nyeri : 8

7. Rencana Keperawatan
a. Tujuan : menurunkan tingkat nyeri dengan meningkatkan kenyamanan
Kriteria Hasil : dalam waktu 15 menit, klien mengatakan:
1) Tingkat nyeri menurun
2) Latihan nafas dalam
b. Rencana Tindakan Keperawatan
1) Kaji tingkat nyeri / ketidaknyamanan pada skala 0-10
2) Ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri

9
3) Atur posisi yang nyaman : posisi klien miring
c. Implementasi

N Implementasi Respon Pasien


o
1 mengkaji tingkat nyeri / ketidaknyamanan Skala 8
pada skala 0-10

2 Mengkaji aktivitas sehari-hari sebelumnya Pasien kooperatif


3 Mengatur posisi yang nyaman : posisi Klien kooperatif ( klien
klien miring miring kiri)
4 Ajarkan teknik nafas dalam untuk Klien kooperatif dalam
mengurangi nyeri latihan nafas dalam

B. Perawatan Intra Operasi


1. Persiapan pasien
Posisi pasien : litothomy
TTV :
a. TD : 110/70 mmHg
b. T : 36oC
c. RR : 21 x/mnt
d. N : 88 x/mnt
2. Persiapan Alat
a. Chromic atraumatik 0 (2)
b. Cromatik 1 (1)
c. Saturasi O2
d. Cairan RL
e. Tensi
f. Perlak
g. Duk Besar (3)

h. Duk kecil (2)


i. Calamicityne
j. Kasa (10)
k. Plester
l. Jarum (besar, sedang, kecil)
m. Jas Operasi (4)
n. Handschoen
o. Scapel (2)

10
p. Pinset anatomis (2)
q. Pinset sirurgis (2)
r. Klem arteri (10)
s. Cocker (4)
t. Duk klem (6)
u. Nail Holder (2)
v. Bengkok (2)
w. Kom (2)
x. Gunting (2)
y. Bisturi (1)
3. Pelaksanaan Asisten/Instrumen

No Tindakan Alat yang disiapkan


1 Atur posisi pasien Litothomy
2 Mempersempit area operasi Duk klem, duk besar, duk
sedang
3 Antiseptic area operasi Kasa, betadin, alcohol, klem
arteri
4 Klem posisi jam 12, 3, 6, 9 Siap klem
5 Sayat benjolan siap bisturi, dan kasa
6 Adanya perdarahan Siap klem, kasa
7 Klem posisi jam 12-3 dan pemotongan Benang dan Nail holder
kulit dan mukosa
8 Posisi sama dengan arah jarum jam Gunting, kasa

a. 3 – 6

b. 6 – 9

c. 9 – 12
9 Mengulangi jahitan memutar sesuai arah Siapkan benang atraumatik no.
jam 1
10 Cek perdarahan kasa
11 Gunakan tampon Kasa tampon kenicer
12 Operasi selesai, klien dibersihkan -
13 Pasang DC Siapkan DC

C. Asuhan Keperawatan Post Operasi di Kamar Bedah


1. Pengkajian post operasi
a. Primer
A: tidak ada secret, RR: 20 x /mnt
B: tidak ada gangguan jalan nafas

11
C: TD : 100/60 mmHg, N : 88 x/mnt, tidak simetris, kemerah-merahan di area
operasi
a. Pengkajian Sekunder
1) TTV :
a) TD : 100/60 mmHg
b) N : 88 x/mnt
c) RR : 20 x/mnt
d) T : 36,5oC
Jenis Anastesi : Spinal Anastesi
Nilai Bromage score

N Kriteria Standar Masuk Keluar


o
1. Gerakan penuh di tungkai 0 0 0
2. Tidak mampu ekstensi tungkai 1 0 0
3. Tidak mampu fleksi lutut 2 1 1
4. Tidak mampu fleksi 3 1 0
pergelangan kaki

b. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kesadaran pasien yang belum optimal
c. Rencana Keperawatan
1) Tujuan
Resiko cedera menurun (perilaku keamanan : pencegahan jatuh)
Kriteria Hasil : dalam waktu 15 menit, klien dapat:
a) Mencegah terjadinya jatuh
b) Kesadaran optimal
c) Mengembangkan strategi pengendalian resiko cedera.
2) Rencana Tindakan Keperawatan
a. Indentifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan, misal :
defisit motorik/sensorik, perubahan status fisik, tingkat kesadaran klien
b. Identifikasi faktor lngkungan yang memungkinkan resiko jatuh (posisi
pasien senyaman mungkin)
c. Pantau tingkat kesadaran pasien dan lakukan RPS yaitu dengan
Bromage score
d. Anjurkan untuk makan dan minum langsung setelah operasi
e. Anjurkan Bed rest selama 24 jam
3) Implementasi

12
No Implementasi Respon Pasien
1 Memantau tingkat kesadaran pasien Klien Kooperatif

2 Memasang penghalang tempat tidur Klien Kooperatif


3 Mengajak klien berbincang-bincang Klien Kooperatif
(menanyakan nama dan alamat)
4 Menganjurkan makan dan minum Klien Kooperatif
langsung setelah operasi dengan penyajian
yang masih hangat.

4) Evaluasi Sumatif

No SOAP TTD
1 S: klien mengatakan masih sakit

O:

a. TTV:

 TD:100/60 mmHg

 N : 88 x/mnt

 RR : 20 x/mnt

 T : 36,5oC

b. Kesadaran : Bromage Score: 1, tidak


mampu fleksi lutut

c. Bngun bila dipanggil

d. Gringsang

e. Terpasang plang bed.

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan RTL

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada
dibawah kulit (subkutan) dibawah atau di luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran
vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) diatas atau didalam dentate. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur dan penilaian anoskop. Manifestasi
klinis hemoroid yaitu perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak tercampur
dengan feses. Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis
jaringan, dan terapi operatif. Prognosis hemoroid baik bila diberikan terapi yang sesuai.

14
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup
yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui
seluk beluk dari penyakit Hemoroid atau wasir yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction Jogja.
Ansoni, Mouriska. 2011. Askep Hemoroid, https://www.academia.edu /36768763/
Makalah_hemoroid _lengkap, diakses pada 2 Maret 2020 pukul 13.00 WIB.
Cahya, Wulan. 9 Juli 2015. Askep Hemoroid, https://www.slideshare.net/wulancahyaekananda/Makal
ah-askep-hemoroid, diakses pada 2 Maret 2020 pukul 13.05 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai