Pandemi Covid-19 atau virus Corona telah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh
Presiden Joko Widodo. Pandemi ini pun berdampak cukup signifikan terhadap berbagai
sektor kehidupan, tak terkecuali terhadap perekonomian Indonesia yang turut terkena
imbasnya. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam situasi yang
sangat berat nantinya akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan.Di tengah pandemi
Covid-19 seperti saat ini, banyak sekali masyarakat yang sedang mengalami masa-masa sulit.
Pandemi ini perlahan-lahan membuat banyak orang harus berusaha keras untuk tetap
bertahan hidup. Dengan menyebarnya pandemi Covid-19 dan diterapkannya Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak golongan masyarakat yang mengalami penurunan
pendapatan, bahkan harus kehilangan mata pencahariannya. Kondisi ini diperkirakan
berpotensi menambah jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Bagi sebagian orang, tidaklah mudah untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi
Covid-19 yang merebak. Kelaparan sudah pasti menjadi momok bagi kehidupan mereka.
Bahkan beberapa waktu terakhir ini dihebohkan dan dikejutkan dengan kisah-kisah pilu yang
menyayat hati dan begitu miris untuk disaksikan. Kondisi ini tentunya sangat
memperihatinkan dan mengundang rasa iba bagi kita yang menyaksikan banyaknya potret
kemiskinan yang terus bertambah dari hari ke hari.Ketahanan pangan selama masa pandemi
Covid-19 menjadi salah satu isu krusial. Sebab, keterjangkauan akses pangan yang menjadi
bagian dari ketahanan pangan mesti dipastikan pemerintah seiring penerapan pembatasan
sosial di berbagai daerah. Tanpa ada jaminan akses pangan yang mudah, maka semakin
banyak masyarakat yang akan mengalami kelaparan yang akan menyebabkan jumlah
penduduk miskin yang selama ini ditekan oleh pemerintah bisa semakin bertambah.
Pangkal persoalan saat ini bermula dari banyaknya masyarakat yang kehilangan
pekerjaan. Terlebih mereka yang masuk dalam kategori miskin maupun rentan miskin.
Padahal sekitar 65 persen pengeluaran kelompok masyarakat miskin digunakan untuk
kebutuhan makanan. Adapun pengeluaran untuk makanan dari kelompok masyarakat rentan
miskin sekitar 62 persen. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjamin dua kelompok itu
untuk mendapatkan akses pangan dengan mudah.Pemerintah perlu mengantisipasi potensi
peningkatan kemiskinan yang disebabkan akses pangan, khususnya akibat dari kehilangan
pekerjaan. Jika tidak, maka angka kemiskinan akan terus bertambah di tengah mewabahnya
Covid-19 ini. Terlebih lagi banyaknya pemberitaan, baik di media cetak maupun media
elektronik yang menggambarkan betapa sulitnya kehidupan masyarakat yang berada di
bawah garis kemiskinan, penuh dengan keterbasan dan pastinya dengan tingkat
perekonomian yang rendah.
Akhir-akhir ini begitu banyak potret kemiskinan yang terjadi akibat dampak dari
badai Covid-19 yang terus menerjang kehidupan kita semua. Hampir seluruh wilayah di
Indonesia mengalami masalah ini tak terkecuali Kota Pekanbaru, khususnya di daerah saya
saat ini yaitu daerah kubang jaya. Banyak tetangga di daerah saya yang kehilangan mata
pencarian karena pengurangan tenaga kerja yang dilakukan di tempat meraka bekerja. Hal ini
tentunya membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bahkan hanya
untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan. Bahkan salah satu tetangga saya tidak dapat
merasakan nikmatnya daging pada saat lebaran karena ketikdakmampuan mereka untuk
membelinya. Hal initentunya membuat semakin luasnya kesenjagan sosial dan kemiskinan
semakin merajalela.
Solusi
Untuk menangani masalah ini kita dapat melakukan sedekah, membantu mereka yang
sedang membutuhkan pertolangn kita dengan memberikan sebagian harta yang kita miliki
kepada mereka. Dengan sedekah kita juga dapat menghilangkan pemandangan kesenjagan
sosial yang terjadi saat ini.
Allah berfirman dalam Surat An-Nisa Ayat 114, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat
kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan
maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat
besar."
Jika kita melakukan sedekah, hal tersebut tidak akan mengurangi harta atau rezeki
kita. Justru Allah akan menggantinya dengan rezeki yang sebaik-baiknya.Seperti dalam
firman Allah pada Alquran surat Saba ayat 39 yang berbunyi:
Qul inna rabbii yabsutur-rizqa limay yasyaa'u min 'ibaadihii wa yaqdiru lah, wa maa anfaqtum min
syai'in fa huwa yukhlifuh, wa huwa khairur raaziqiin
Artinya:
Rasulullah SAW telah bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan
yang di bawah. Tangan diatas adalah yg memberi dan tangan di bawah adalah yang
menerima.” (HR. Muslim)
Umar Bin Khathtab pernah berkata: “Sesungguhnya amalan-amalan itu saling
membanggakan diri satu sama lain, maka sedekahpun berkata (kepada amalan- amalan
lainnya),’Akulah yang paling utama diantara kalian.”
Rasulullah SAW pernah bersabda seperti dibawah ini: “Obatilah orang sakit diantara
kalian dengan sedekah.”
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan: “Sesungguhnya sedekah bisa
memberikan pengaruh yg menakjubkan utk menolak berbagai macam bencana sekalipun
pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT
akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantara sedekah tersebut…”
Rasulullah SAW juga bersabda : “Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yg
berasal dari mata pencaharian yg baik—dan Allah tidak akan menerima kecuali yg baik—
maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dg tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara
untuk pemiliknya, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda, sehingga
sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung”
Rasul SAW bersabda: “Bersedekahlah kalian, meski hanya dg sebiji kurma. Sebab,
sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan,
sebagaimana air memadamkan api.”
Beliau juga menasehatkan kepada para pedagang: “Wahai sekalian
pedagang,sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian, maka sertailah jual beli
kalian dengan sedekah.”
اس َواَل ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم ُ ِص َدقَاتِ ُك ْم بِ ْال َمنِّ َواأْل َ َذ ٰى َكالَّ ِذي يُ ْنف
ِ َّق َمالَهُ ِرئَا َء الن َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ْب ِطلُوا
ُ َش ْي ٍء ِم َّما َك َسبُوا ۗ َوهَّللا ص ْلدًا ۖ اَل يَ ْق ِدرُونَ َعلَ ٰى َ ُصابَهُ َوابِ ٌل فَتَ َر َكه َ َ ص ْف َوا ٍن َعلَ ْي ِه تُ َرابٌ فَأَ اآْل ِخ ِر ۖ فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل
َاَل يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang kafir. (Qs.Al-Baqarah, 2 :264)
IMPLEMENTASI